BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian - Hubungan Perawatan Payudara Masa Antenatal dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara di Klinik Adinda Karang Sari Medan

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep Penelitian Kerangka konsep dalam penelitian ini menjelaskan dugaan adanya hubungan antara

  perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara. Sesuai dengan tujuan penelitian, maka hubungan antara variabel-variabel yang akan diteliti dapat digambarkan sebagai berikut :

  Variabel Independen Variabel Dependen PERAWATAN PAYUDARA KECEPATAN SEKRESI ASI MASA ANTENATAL POST PARTUM

B. Hipotesa

   Hipotesa adalah suatu kesimpulan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah atau pertanyaan penelitian yang harus diuji validitasnya (Aziz, 2007. hlm. 45).

  Adapun hipotesa yang digunakan dalam penelitian ini adalah hipotesa kerja atau hipotesa alternatif yang disingkat dengan Ha, dimana menyatakan adanya hubungan yang signifikan antara perawatan payudara masa antenatal dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

C. Defenisi Operasional

  

NO Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur Skala

Operasional Perawatan payudara

  1. Perawatan Kuisioner Melihat jawaban

  1. Ordinal Perawatan

  yang dilakukan oleh

  payudara dengan Responden payudara

  ibu hamil selama

  masa jumlah 20 dilakukan kehamilan. antenatal. pernyataan dengan baik dengan dengan skor pilihan 11-20. jawaban 2.

  Perawatan Ya= 1 payudara Tidak = 0 dilakukan dengan cukup dengan skor 0-10

  2. Kecepatan Kecepatan Kuisioner Melihat jawaban Rentang waktu Nominal sekresi ASI pengeluaran ASI dengan responden melahirkan postpartum. sesudah melahirkan jumlah 1 sampai dengan pada ibu pernyataan keluarnya ASI postpartum. dengan pertama dalam pilihan hitungan jam, jawaban yaitu: Ya = 1

  1.Cepat<24 jam Tidak = 0

  2.Lambat>24 jam

BAB IV METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Desain penelitian ini adalah deskriftif korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk

  mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua variabel atau beberapa variabel (Arikunto, 2007, hlm. 247). Jadi, tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubungan antara perawatan payudara masa antenatal dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

B. Populasi dan Sampel Penelitian

  1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian (Ircham, 2010). Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu postpartum yang ada di Klinik Adinda Karang Sari

  Medan periode bulan oktober s/d desember 2012 dengan jumlah 47 orang ibu postpartum.

  2. Sampel Sampel adalah bagian populasi yang diteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Ircham, 2010). Pengambilan sampel yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan cara Total Sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan seluruh jumlah populasi. Adapun kriteria sampel pada penelitian ini adalah :

  1. Ibu postpartum primipara.

  2. Ibu yang melahirkan dengan usia kehamilan 37-42 minggu dengan berat badan anak lebih dari 2500 gr.

  C. Tempat Penelitian

  Penelitian ini dilaksanakan di Klinik Adinda Karang Sari Medan dengan alasan bahwa di Klinik Adinda banyak ibu postpartum primipara. Namun, keluarnya ASI dari semua ibu postpartum bervariasi ada yang lebih dari 24 jam dan ada juga yang kurang dari 24 jam.

  D. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari 2013 sampai Mei 2013.

  E. Etika Penelitian

  Segala penelitian yang menggunakan manusia sebagai subjek, harus disertai dengan pernyataan yang disetujui oleh komisi etika setempat (Hidayat. 2007) Adapun masalah etika yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut : 1. Informed Consent, merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan.

2. Anonimity (tanpa nama) 3.

  Kerahasiaan (Confedentiality) (Hidayat. 2007).

  Sebelum melakukan penelitian ini terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan izin penelitian kepada pembimbing, mengajukan permohonan izin penelitian kepada Bidan Klinik Adinda Karang Sari Medan. Sedangkan kepada ibu postpartum sebagai calon responden, peneliti menjelaskan manfaat dan tujuan serta memberitahukan bahwa tidak ada pengaruh negatif yang akan terjadi selam dan sesudah pengumpulan data. Untuk menjaga kerahasiaan, peneliti tidak akan mencantumkan nama responden pada lembar kuisioner. Data-data yang diperoleh semta-mata digunakan demi perkembangan ilmu pengetahuan serta tidak akan dipublikasikan pada pihak lain. Setelah responden memahami maksud dan tujuan penelitian, maka responden secara sukarela menandatangani lembar persetujuan dan dilanjutkan dengan pengisian kuisioner.

F. Instrumen Penelitian

  Instrumen pengumpulan data adalah alat bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah olehnya (Arikunto. 2010). Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah :

1. Kuisioner Penelitian

  Kuisioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang ia ketahui (Arikunto. 2010). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan alat pengumpul data berupa formulir data demografi dan kuisioner perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

  a. Data Demografi

  Data karakteristik yang harus dilengkapai oleh responden meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan suku.

  b. Kuisioner Perawatan payudara

  Instrumen yang kedua ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi perawatan payudara dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tertutup dengan menggunakan skala gutman dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Bila jawaban benar diberi 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Jika pertanyaan dijawab dengan benar dengan jumlah skor 11-20 maka perawatan payudara dilakukan dengan baik, dan jika pertanyaan dijawab dengan skor 0-10 maka perawatan payudara dilakukan dengan cukup.

c. Kuisioner Kecepatan sekresi ASI Postpartum

  Instrumen yang ketiga ini dibuat sendiri oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka untuk mengidentifikasi kecepatan sekresi ASI postpartum dengan menggunakan kuisioner yang berisi pertanyaan tertutup dengan pilihan jawaban ya atau tidak. Bila jawaban benar diberi nilai 1 dan 0 untuk jawaban yang salah. Jika pertanyaan dijawab dengan skor 1 maka sekresi ASI postpartum cepat, dan jika pertanyaan dijawab dengan skor 0 maka sekresi ASI lambat yang mana sebelumnya sudah diberitahukan kepada ibu sebelum bersalin untuk melakukan pemijatan areola pada payudara apakah ASI keluar atau tidak sebelum dan sesudah 24 jam.

  2. Validitas

  Uji validitas dilakukan dengan menggunakan content validity yaitu dengan mengkonsulkan kuisioner kepada pembimbing atau kepada pakar. Dalam hal ini content validity dikonsulkan kepada ibu Diah Lestari, SST, M.Keb dengan menggunakan format content validity. Nilai yang diperoleh yaitu 0,7. Dengan demikian instrumen penelitian dinyatakan valid.

  3. Reliabilitas

  Suatu instrumen pengukuran dikatakan reliabel bila memberikan hasil skor yang konsisiten pada setiap pengukuran. Suatu pengukuran mungkin reliabel tapi tidak valid, tetapi suatu pengukuran tidak bisa dikatakan valid bila tidak reliabel. Stiap item dari masing-masing varibel dikatakan reliabel apabila r > r dan r < r dikatakan

  alpha tabel alpha tabel

  tidak reliabel dengan taraf signifikan ∝ = 5% (Arikunto. 2010). Uji reliabilitas dilakukan pada 20 orang ibu postpartum primipara di Klinik Adinda Karang Sari pada bulan januari sampai bulan februari 2013 yang mempunyai kriteria sama dengan sampel, lalu diolah menggunakan SPSS dengan mencari koefisien reliabilitas, untuk perawatan payudara didapatkan nilai Alpha Cronbach = 0,884 dan untuk kecepatan sekresi ASI postpartum primipara didapatkan Alpha Cronbach = 0,873 ini berarti instrumen sudah dinyatakan reliabel.

G. Prosedur Pengumpulan Data

  Pengumpulan data dilakukan sendiri oleh peneliti dengan menggunakan kuisioner yang dibagikan kepada responden mengenai perawatan payudara masa antenatal dan kecepatan sekresi ASI postpartum. Selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tentang tujuan dan manfaat penelitian. Kemudian meminta persetujuan dari calon responden untuk menjadi responden dengan menandatangani informed concent, kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi lembar kuesioner. Peneliti mendampingi responden dalam pengisian kuesioner dan menjelaskan apabila ada pertanyaan yang kurang jelas dalam pengisian kuesioner, data yang telah terkumpul dianalisis. Setelah diberi penjelasan tentang cara pengisian kuisioner, kuisioner diisi langsung oleh responden saat itu juga dan setelah kuisioner selesai diisi lalu dikumpulkan kembali dan bila terdapat kerusakan dan kekurangan data dilakukan pendataan ulang dengan cara memperbaiki dan melengkapi.

  I. Analisa Data Agar analisis penelitian menghasilkan informasi yang benar, paling tidak ada 4 tahapan dalam pengolahan data yang harus dilalui, yaitu :

  1) Editing

  Merupakan kegiatan untuk melakukan pengecekan pengisian formulir atau kuisioner diamana harus lengkap, jelas, frelevan dan konsisten.

  2) Koding

  Koding merupakan kegiatan merubah data berbentuk hurup menjadi data berbentuk angka/bilangan. Kegunaan dari koding adalah untuk mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada entry data.

  3) Processing

  Setelah semua isian kuisioner terisi penuh dan benar, dan juga sudah melewati pengkodingan, maka langkah selanjutnya adalah memproses data agar dapat dianalisis.

  Pemrosesan yang dilakukan peneliti adalah dengan sistem komputerisasi.

  4) Cleaning

  Cleaning (pembersihan data) merupakan kegiatan pengecekan kembali data yang sudah di-entry apakah ada kesalahan atau tidak (Hidayat, 2007).

  Analisa data hasil penelitian disesuaikan dengan tujuan penelitian. Analisa data dilakukan denga dua cara yaitu : a. Analisa data univariat

  Yaitu dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi karakteristik ibu postpartum yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan suku.

  b.

  Analisa data bivariat Yaitu untuk melihat hubungan antara dua variabel dengan menggunakan sistem komputerisasi. Uji hipotesa dilakukan dengan menggunakan chi square dengan taraf signifikan 0,05, untuk mengetahui hubungan perawatan payudara masa antenatal dengan kecepatan sekresi ASI postpartum.

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian

  1. Karakteristik Responden Karakteristik responden pada penelitian ini meliputi umur, pendidikan, pekerjaan dan suku. Secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1 Distribusi Responden Berdasarkan Karakteristik Responden

  

di Klinik Ananda Karang Sari Medan

Tahun 2013

  No Karakteristik Responden Jumlah Persentase (f) (%)

  1. Umur

  18-22 tahun 11 23,4 23-27 tahun 28 59,6 >27 tahun 8 17,0

  2. Pendidikan

  SD 2 17,0

  SMP 9 19,1 SMA 28 59,6 Perguruan tinggi 8 17,0

  3. Pekerjaan

  Wiraswasta 15 31,9

  IRT 27 57,4 PNS 5 10,6

  4. Suku

  Jawa 28 59,6 Batak 16 34,0 Karo 3 6,4

  Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa karakteristik responden di Klinik Ananda Karang Sari Medan mayoritas dengan umur 23-27 tahun sebanyak 28 orang (59,6%), berpendidikan terakhir SMA sebanyak 28 orang (59,6%), memiliki pekerjaan IRT sebanyak 27 orang (57,4%), memiliki suku Jawa sebanyak 28 orang (59,6%).

  2. Perawatan Payudara Perawatan payudara pada penelitian ini dikategorikan menjadi baik, cukup dan kurang. Secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.2 Distribusi Responden Berdasarkan Perawatan Payudara di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013

  Perawatan Payudara F % 1. 19 40,4 Baik 2. 28 59,6 Cukup

  Jumlah 47 100,0 Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan perawatan payudara mayoritas dengan kategori cukup sebanyak 28 orang (59,6%), sedangkan minoritas ibu melakukan perawatan payudara dengan baik sebanyak 19 orang (40,4%).

3. Kecepatan Sekresi ASI Postpartum

  Kecepatan sekresi ASI pada penelitian ini dikategorikan menjadi cepat dan lambat. Secara rinci dapat diihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 5.3 Distribusi Responden Berdasarkan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum di Klinik

  

Ananda Karang Sari Medan

Tahun 2013

  No Kecepatan Sekresi F % ASI

  1 Cepat 23 48,9

  2 Lambat 24 51,1 Jumlah 47 100,0 Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa distribusi responden berdasarkan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun

  2013 hampir sama yaitu lambat sebanyak 24 orang (51,1%). dan kecepatan sekresi ASI postpartum cepat sebanyak 23 orang (48,9%).

4. Hubungan Perawatan payudara dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara.

Tabel 5.4 Distribusi Responden Berdasarkan Hubunngan Perawatan Payudara dengan

  21 15,8

  24 47 100

  23

  0.000 Jumlah

  28 40,4 59,6

  19

  75

  3

  

Kecepatan Sekresi ASI Postpartum di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun

2013

  Hubungan Perawatan payudara dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara pada penelitian yang telah dilakukan di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013 secara rinci dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

  16

  Baik 2. Cukup

  N % N % N % Perawatan Payudara 1.

  Jumlah Nilai p Cepat Lambat

  Variabel Kecepatan Sekresi ASI

  7 84,2 33,3 Berdasarkan tabel 5.4 terlihat bahwa diperoleh ibu yang melakukan perawatan payudara yang memiliki kategori baik dengan kecepatan sekresi ASI yang cepat sebanyak 16 orang, ibu hamil yang melakukan perawatan payudara yang memiliki kategori baik dengan kecepatan sekresi ASI dengan lambat sebanyak 3 orang, ibu hamil yang melakukan perawatan payudara yang memiliki kategori cukup dengan kecepatan sekresi ASI dengan cepat sebanyak 7 orang, serta ibu hamil yang melakukan perawatan payudara yang memiliki kategori cukup dengan kecepatan sekresi ASI dengan lambat sebanyak 21 orang.

  Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi-Square pada tingkat kepercayaan 95% dan df = 1 diperoleh adanya hubungan yang signifikan antara perawatan payudara dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara dengan menunjukkan nilai p = 0.000.

B. Pembahasan

  1. Perawatan payudara Dari hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Adinda Karang Sari Medan pada tabel

  5.2 diperoleh pahwa mayoritas responden melakukan perawatan payudara dengan kategori cukup sebanyak 28 orang.

  Dari segi pendidikan masih tergolong rendah, hal demikian mempengaruhi pengetahuan responden terhadap perawatan payudara yang mungkin mengakibatkan masih belum baik pelaksanaan perawatan payudara pada ibu hamil tersebut.

  Menurut Pramitasari dan Saryono (2008), pada negara berkembang, khususnya di daerah yang penduduknya berpendidikan rendah, pengetahuan rendah dan tingkat ekonomi rendah, pengetahuan ibu mengenai perawatan payudara masih kurang. Umumnya pengetahuan tentang perawatan payudara diperoleh dari keluarga ataupun teman. Untuk menghindari kebiasaan yang salah, diperlukan bantuan dari petugas kesehatan yang dapat memberikan pendidikan kesehatan yang benar tentang perawatan payudara).

  Pada penelitian ini yang dijadikan responden adalah ibu postpartum primipara, hal ini pengalaman mungkin mempengaruhi pelaksanaan perawatan payudara pada ibu. Dengan demikian responden belum mempunyai pengalaman melakukan perawatan payudara sehingga responden belum baik dalam melakukan perawatan payudara. Usia responden pada penelitian ini juga mempengaruhi pelaksanaan ibu melakukan perawatan payudara selama hamil, karena dari hasil penelitian diperoleh yang berumur 23-27 sebanyak 28 orang.

  Menurut Notoadtmodjo (2002), menyebutkan faktor yang mempengaruhi pengetahuan

adalah pendidikan, usia, pengalaman, dan informasi. Tingkat pendidikan menentukan

mudah atau tidaknya sesorang untuk memahami serta menyerap pengetahuan yang

diperoleh dari bangku pendidikannya. Pada umumnya, semakin tinggi pendidikannya

semakin tinggi pula pengetahuan yang dimiliki. Usia juga merupakan faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang.

  M enurut Wiknyosastro (1991) dijelaskan bahwa perawatan yang dilakukan pada

  payudara bertujuan untuk melancarkan sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu, sehingga setelah melahirkan ibu dapat sesegera mungkin memberikan ASI kepada bayinya.

  Perawatan payudara yang dilakukan selama hamil atau pada masa antenatal menurut Soetjiningsih (1997) mempunyai banyak manfaat, antara lain menjaga kebersihan payudara terutama kebersihan punting susu, melenturkan dan menguatkan punting susu sehingga memudah-kan bayi untuk menyusui, merangsang kelenjar-kelenjar air susu sehingga produksi banyak dan lancar, dapat mendeteksi kelainan-kelaianan payudara secara dini dan melakukan upaya untuk mengatasinya, mempersiapkan mental (psikis) ibu untuk menyusui.

2. Kecepatan Sekresi ASI Postpartum

  Dari hasil penelitian yang dilakukan di Klinik Adinda Karang Sari Medan pada tabel 5.4 diperoleh bahwa kecepatan sekresi ASI postpartum primipara responden hamper sama yaitu lambat sebanyak 24 orang dan cepat 23 orang, yang artinya bahwa kecepatan sekresi ASI postpartum primipara masih belum baik dalam pengeluaran ASI yang sangat berpengaruh terhadap bayi.

  Salah satu faktor kecepatan sekresi ASI adalah perawatan payudara yang dilakukan selama hamil namun faktor lain juga mempengaruhi seperti psikologis, kondisi puting susu dan kondisi saluran susu. Pada hasil penelitian terlihat bahwa responden mayoritas masih memiliki kategori cukup dalam melakukan perawatan payudara sehingga mempengaruhi pengeluaran ASI menjadi lambat.

  Menurut Nichols (2000), pengeluaran (sekresi) ASI diduga juga dapat disebabkan oleh faktor lainnya selain perawatan payudara, karena meskipun ibu telah melakukan perawatan payudara, namun ternyata ada juga yang sekresi ASI nya masih belum keluar ketika sebelum melahirkan dan bahkan ada 20% yang belum juga keluar saat setelah melahirkan. Jika dikaitkan dengan perawatan ketika masa antenatal, maka hal itu diduga dapat disebabkan oleh faktor rendahnya kerutinan dalam melakukan perawatan payudara, atau kurang optimalnya dalam melakukan perawatan payudara yang dapat disebabkan oleh kurangnya pengetahuan mereka tentang bagaimana cara melakukan perawatan payudara secara benar, dan sebagainya. Selain itu juga dapat dipengaruhi oleh faktor lain selain perawatan payudara masa antenatal, terutama dari faktor ibu yang meliputi kondisi puting susu, kondisi saluran susu dan kondisi psikis ibu untuk meningkatkan kecepatan sekresi ASI nya pada saat setelah melahirkan.

  3. Hubungan Perawatan Payudara dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara

  Dari hasil uji statistik diperoleh adanya hubungan yang bermakna antara perawatan payudara ibu post partum dengan kecepatan sekresi ASI di Klinik adinda karang sari Medan. Hal ini menunjukkan bahwa perawatan payudara secara rutin pada masa antenatal sangat berpengaruh terhadap kelancaran sekresi atau keluarnya ASI lebih cepat setelah ibu melahirkan atau perawatan payudara yang dilakukan dengan baik selama masa hamil atau pada masa antenatal akan dapat mempercepat sekresi (pengeluaran) ASI ibu ketika sudah melahirkan

  Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase sebanyak 28 responden yang melakukan perawatan payudara dengan kategori cukup, sebanyak 21 responden sekresi ASI-nya lambat dan hanya 7 responden sekresi ASI-nya cepat, Menurut Nichols (2000), apabila ibu tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain dapat menyebabkan payudara menjadi bengkak, puting susu lecet/luka ketika menyusui bayi, puting susu datar atau mendalam sehingga ibu akan kesulitan dalam memberikan ASI setelah melahirkan, dapat menyebabkan radang payudara (mastitis), atau saluran susu tersumbat sehingga air susu menjadi tersumbat dan tidak dapat keluar dengan lancar terutama setelah melahirkan.

  Pada penelitian penelitian oleh Astari dan Djuminah di RSU Dr. Saiful Anwar Malang dilaporkan bahwa 80% dari kelompok ibu postpartum primipara yang melakukan perawatan payudara masa antenatal ASI sudah keluar setelah melahirkan sedangkan kelompok ibu postpartum primipara yang tidak melakukan perawatan payudara masa antenatal hanya 26,7% ibu yang ASI nya keluar setelah melahirkan.

  Pada penelitian ini juga diperoleh dari 19 responden yang melakukan perawatan payudara baik, sebanyak 3 responden kecepatan sekresi ASI nya lambat dan sebanyak 16 responden kecepatan sekresi ASInya cepat, jadi dapat disimpulkan bahwa ibu post partum yang melakukan perawatan payudara baik kecepatan sekresi ASI-nya lebih cepat dibandingkan kecepatan sekresi ASI-nya lambat.

  Pada penelitian oleh Astari dan Djuminah di RSU Dr. Saiful Anwar Malang tentang perawatan payudara pada masa antenatal pada pasien ibu primipara post partum di RSU Dr Saiful Anwar Malang diketahui bahwa 87,6% kelompok ibu primipara post partum yang melakukan perawatan payudara secara rutin melakukan perawatan payudara pada masa antenatal 2 kali sehari, namun hanya 1 orang (6,6%) yang ASI nya sudah keluar pada masa antenatal. Sedangkan pada kelompok ibu yang tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal, seluruhnya memang tidak melakukan pearwatan secara rutin 2 kali sehari, sehingga seluruh ibu tersebut ASI nya belum keluar pada masa antenatal. Salah satu faktor penyebab tidak cepatnya sekresi ASI post partum diduga disebabkan oleh kurang adekuatnya perawatan payudara semasa hamil yang bertujuan untuk memperlancar sirkulasi darah dan mencegah tersumbatnya saluran susu sehingga mempercepat sekresi ASI.

  Apabila ibu tidak melakukan perawatan payudara pada masa antenatal dengan baik, maka dapat menimbulkan berbagai masalah antara lain dapat menyebabkan payudara menjadi bengkak, puting susu lecet/luka ketika menyusui bayi, puting susu datar atau mendalam sehingga ibu akan kesulitan dalam memberikan ASI setelah melahirkan, dapat menyebabkan radang payudara (mastitis), atau saluran susu tersumbat sehingga air susu menjadi tersumbat dan tidak dapat keluar dengan lancar terutama setelah melahirkan (Nichols, 2000).

  Oleh karena itu para ibu hamil ketika masa antenatal atau sebelum melahirkan memerlukan manajemen laktasi, karena pada penerapannya lebih menganjurkan dalam persiapan fisik payudara untuk laktasi, yaitu melakukan pengurutan payudara dengan tangan. Selain itu, manajemen laktasi juga bertujuan untuk membuang sekresi pertama kolostrum dan sisa sel dari sistem duktus untuk memungkinkan aliran yang cukup, juga dimaksudkan untuk menghilangkan sumbatan air susu. Serta peradangan yang menyertainya dan mencegah timbulnya mastitis (Lokakarya Manajemen Lactasi, Perinasi- Path Edisi pertama 1991). Dengan demikian, agar ibu postpartum dapat berhasil menyusui, maka diperlukan perawatan payudara sejak dini secara teratur, karena perawatan selama kehamilan bertujuan agar selama masa menyusui kelak produksi ASI cukup, tidak terjadi kelainan pada payudara dan agar bentuk payudara tetap baik setalah menyusui. Namun, para ibu post partum harus tetap memperhatikan kebersihan/hygiene payudara, papila harus disiapkan agar menjadi lentur, kuat dan tidak ada sumbatan, sehingga sekresi ASI akan lancar dan dapat diberikan kepada bayi setelah melahirkan.

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN Berdasarkan kesimpulan dan hasil pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penelitian

  yang dilakukan terhadap 47 responden di Klinik Ananda Karang Sari Medan Tahun 2013 sebagai berikut :

  1. Mayoritas responden berdasarkan perawatan payudara dengan kategori cukup sebanyak 28 orang (59,6%).

  2. Responden berdasarkan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara hampir sama yaitu lambat sebanyak 24 orang (51,1%) dan cepat sebanyak 23 orang (48,9%).

  3. Perawatan payudara masa antenatal berhubungan dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara dengan menunjukkan nilai p = 0.000.

B. SARAN

  Adapun saran pada penelitian ini yaitu : 1.

  Bagi Pendidikan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan payudara masa antenatal dapat mempengaruhi kecepatan seksresi ASI postpartum primipara, maka penting mengintegrasikan materi ini dalam pendidikan kebidanan terutama dalam materi pembelajaran asuhan kebidanan pada ibu hamil mengenai perawatan payudara masa antenatal.

  2. Bagi Tenaga Kesehatan Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perawatan payudara masa antenatal dapat mempengaruhi kecepatan seksresi ASI postpartum primipara. Oleh karena itu, penting untuk diinformasikan kepada ibu hamil dan diterapkan bahwa perawatan payudara mempunyai manfaat yang banyak khusunya untuk kecepatan sekresi ASI postpartum primipara.

  3. Bagi Peneliti selanjutnya Diharapkan dapat meneliti dengan cara melihat dari sisi korelasi, agar dapat dilihat apakah ada hubungan antara perawatan payudara selama kehamilan terhadap kecepatan sekresi ASI postpartum primipara dan faktor-faktor lain yang belum diteliti oleh peneliti berkaitan dengan kecepatan sekresi ASI postpartum primipara seperti makanan dan gizi ibu saat hamil dan kondisi psikis sehingga dapat lebih terbukti serta perlu diadakan penelitian di tempat yang berbeda dengan judul yang sama.

Dokumen yang terkait

Dukungan Suami Terhadap Antenatal Care Di Klinik Adinda Kecamatan Medan Polonia Tahun 2013

1 46 64

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan Tahun 2013

0 71 76

Hubungan Perawatan Payudara Masa Antenatal dengan Kecepatan Sekresi ASI Postpartum Primipara di Klinik Adinda Karang Sari Medan

6 52 63

Pengaruh Perawatan Rooming-in terhadap produksi ASI pada Ibu Postpartum di RSUP Haji Adam Malik Medan

20 131 79

BAB III KERANGKA KONSEP A. Kerangka Konsep - Kepatuhan Ibu Menyusui Dalam Memberikan Asi Eksklusif Pada Bayi Baru Lahir Di Desa Sidodadi Kecamatan Delitua Kabupaten Deli Serdang

0 0 8

BAB 3 KERANGKA KONSEP 3.1. Kerangka Konsep Penelitian - Gambaran Pengetahuan dan Faktor Risiko Pada Pasien Osteoartritis Yang Berobat Jalan di RSU Dr. Pirngadi Medan Tahun 2014

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Hubungan Kepuasan Ibu Hamil Pada Pelayanan Antenatal dengan Motivasi Melakukan Antenatal dI Klinik Merah Medan Tahun 2012

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi Ibu Bersalin dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Adinda Karang Sari Medan Tahun 2013

0 0 15

BAB III KERANGKA KONSEP KONSEPTUAL A. Kerangka Konsep - Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Rendahnya Minat Ibu Akseptor KB Menggunakan Kontrasepsi AKDR di Lingkungan IV Kelurahan Asam Kumbang Kecamatan Medan Selayang Tahun 2013

0 1 22

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 3.1. Kerangka Konsep Penelitian - Penggunaan Obat-Obatan di Kalangan Rumahtangga Lingkungan (III) Kecamatan Medan Baru Pringgan Pada Tahun 2013

0 0 20