Model Suasana Kerja Harmonis pada Karyawan Perkebunan Kelapa Sawit di Sumatera Utara: Pendekatan Kualitas Kehidupan Kerja (Qwl)

  

RINGKASAN

Sektor perkebunan menjadi salah satu primadona penyumbang devisa bagi negara.

  Peningkatan produk sektor perkebunan, tidak hanyak dilihat secara teknis untuk mengahsilkan CPO dan olahan lainnya saja. Kualitas kehidupan bekerja dari para karyawan sangat mempengaruhi produktivitas perusahaan untuk menghasilkan CPO yang baik pula. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara produktivitas dan kualitas kehidupan bekerja karyawan yang ada di perusahaan perkebunan baik itu BUMN, milik swasta nasional, dan swasta asing.

  Penelitian ini dilakukan di perusahaan perkebunan milik negara yang ada di Provinsi Sumatera Utara yaitu PTPN. IV. Unit Kebun Dolok Ilir Serbelawan, Kab. Simalungun. Sampel berjumlah 97 orang dengan pembagian sampel padabeberapa bidang pekerjaan yaitu di bidang administrasi, teknik pengolahan, dan afdeling. Teknik pengambilan sampel dilakukan secaraproportional random sampling. Adapun kriteria untuk dijadikan sampel adalah pekerja yang sudah bekerja selama 5 tahun keatas. Alasan ini dipilih karena responden sudah mampu mendeskripsikan kondisi kualitas kehidupan bekerjanya selama di tempat bekerja. Uji Korelasi juga akan digunakan untuk mengetahui bagaimana criteria QWL dalam melihat produktivitas para pekerja. Uji T dan Anova juga digunakan untuk melihat criteria mana dari QWL yang paling berperan dalam meningkatkan produktivitas para pekerja.

  

DAFTAR ISI

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

  

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

  Di dalam menjalankan roda bisnis perusahaan, karyawan menjadi elemen penting di dalamnya. Keberadaan karyawan menjadi sangat penting ketika mereka bekerja secara maksimal. Maksimalnya kinerja yang diberikan oleh para karyawan sangat bergantung kepada kondisi lingkungan baik internal maupun eksternal perusahaan. Diasumsikan bahwa para pekerja yang bekerja di organisasi manapun akan bekerja secara maksimal ketika kondisi lingkungan kerja yang dirasa nyaman. Kenyamanan yang ditimbulkan akan berdampak positif bagi perusahaan, misalnya produktivitas semakin meningkat, integrasi antar pekerja semakin erat, konflik antar pekerja semakin diminimalisir, hingga hubungan antara karyawan biasa dengan petinggi perusahaan tidak terdikotomi secara jelas.

  Dalam konsep Manajemen Kualitas Menyeluruh (Total Quality Management + TQM), organisasi perlu peka terhadap perubahan yang berlaku. Perubahan itu dapat disebabkan oleh kehendak konsumen yang senantiasa berubah, atau keinginan pekerja yang juga turut berubah. Pekerja tidak lagi dianggap sebagai orang suruhan semata-mata, tetapi sebaliknya pekerja diberikan peluang sebaik mungkin untuk memberikan pandangan dan teguran. Setiap pekerja, baik di level bawah maupun level atas haruslah bertanggung jawab memberikan sumbangan mereka yang tersendiri kepada majikan atau perusahaan. Pekerja tidak semestinya puas pada upah ata gaji yang diperolehnya tetapi mereka harus turut merasakan seperti kepuasan emosi, rohani, moral, dan juga sejauh mana pekerja tersebut merasa puas untuk bekerja dalam suatu organisasi. Mereka akan merasa puas seandainya pandangan, pendapat dan pemikiran mereka diperhatikan dan dipertimbangkan dalam membangun organisasi tersebut. Para pekerja perlu didorong untuk menghadiri kursus-kursus intensif, seminar, motivasi, latihan kemahiran dan lain-lain. Interaksi luaran dengan konsumen juga sangat diperlukan agar pihak konsumen senantiasa puas dengan apa yang akan mereka peroleh.

  Manajemen Kualitas menyeluruh mempunyai cirri berdasarkan keperluan dan kehendak konsumen (Crosby, 1994). Dalam artian, konsumen adalah konsumen dalaman dan konsumen luaran sekaligus. Untuk memperoleh hasil pengeluaran dan pelayanan jasa yang berkualitas, pekerja juga perlu diberi lingkungan yang berkualitas. Dalam hal ini, lingkungan yang dimaksudkan sebagai tempat, peralatan dan ganjaran (upah). Seseorang itu ditawarkan pekerjaan karena organisasi mengharapkan kemampuannya untuk menyumbangkan tenaga dan pikirannya seoptimum mungkin untuk memajukan organisasi tersebut, disamping untuk meningkatkan kariernya. Kualitas juga tidak diharapkan datang secara kebetulan. Ia perlu diusahakan untuk meningkatkannya. Dalam usaha persaingan yang sehat, harapan konsumen dan juga majikan terhadap pekerjanya sangatlah tinggi. Pekerja yang tidak mampu menjalankan tugas secara wajar dan berketerampilan akan menghambat prestasi produksi ataupun pelayanan yang diharapkan. Akibatnya, orang lain akan menyaingi barang ataupun jasa yang dihasilkan.

  Menurut Kementerian Pertanian, selama tahun 2013 sektor perkebunan di Indonesia menyumbang devisa dari perolehan ekspor senilai 21,4 milliar dollar AS dengan volume sebanyak 23,3 juta ton. Perolehan devisa hasil ekspor dari sektor perkebunan terdiri dari komoditi sawit sebesar 11,5 milliar AS, karet 5,27 milliar dollar AS, kopi 920 juta dollar dan kakao 780 juta dollar AS (AntaraNews.com). Adapun yang akan menjadi rencana target capaian sebagai berikut :

  Tabel 1. Rencana Target Capaian Indikator Capaian No Jenis Luaran 1) TS TS+1

  Publikasi Ilmiah Internasional

1 Draft Published

  2 Pemakalah Dalam Temu Ilmiah Internasional Tidak Ada Draft Internasional Tidak Ada Tidak Ada

  Keynote Speaker dalam

  3 pertemuan ilmiah Nasional Tidak Ada Draft

  4 Visiting Lecturer Internasional Tidak Ada Tidak Ada Paten Tidak Ada Tidak Ada

  Hak Kekayaan Intelektual

  5 Paten Sederhana Tidak Ada Tidak Ada (HKI)

  Hak Cipta Tidak Ada Tidak Ada

  Merek Dagang Tidak Ada Tidak Ada Rahasia Dagang Tidak Ada Tidak Ada Desain Produk Industri Tidak Ada Tidak Ada Indikasi Geografis Tidak Ada Tidak Ada Perlindungan Varietas Tanaman

  Tidak Ada Tidak Ada Perlindungan Topografi Sirkuit Terpadu

  Tidak Ada Tidak Ada

  6 Teknologi Tepat Guna Tidak Ada Tidak Ada

  7 Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/Rekayasa Sosial Draft Penerapan

  8 Buku Ajar (ISBN) Tidak Ada Tidak Ada

1.2 Perumusan Masalah

  Dari penjelasan di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah: 1.

  Bagaimana kualitas kehidupan bekerja (Quality Of Working Life) karyawan perkebunan pada perkebunan milik negara ?

  2. Apakah ada hubungan yang signifikan diantara kriteria kualitas kehidupan bekerja terhadap produktivitas perusahaan ?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendekatan Walton

  Walton (1975) telah menggariskan delapan kriteria untuk mendefenisiskan kualitas kehidupan bekerja yang meliputi: penghasilan yang cukup dan adil, lingkungan kerja yang sehat dan selamat, perkembangan kemampuan manusia, perkembangan dan keselamatan kerja, integrasi sosial dalam organisasi kerja, hak-hak pekerja dalam organisasi kerja, ruang kehidupan menyeluruh dan keterkaitan sosial dalam kehidupan bekerja. Batasan dari kriteria tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Penghasilan Yang Cukup dan Adil

  Merujuk kepada gaji, bonus serta penghargaan lainnya yang diterima adalah memuaskan untuk memenuhi keperluan-keperluan hidup asasi, keselamatan serta kepauasan dan secara relatifnya adalah bersifat sama rata dengan jumlah, kualitas dan jenis kerja yang dilakukan.

  2. Lingkungan Kerja Yang Menjamin Kesehatan dan Keselamatan kerja

  Merujuk kepada keadaan lingkungan kerja termasuklah tempat kerja yang selamat dan terhindar daripada bahaya yang membawa kemalangan kepada pekerja. Aspek-aspek keadaan kerja yang harus diperhatikan adalah waktu bekerja yang sepantasnya, keadaan fisik kerja yang tidak menganggu tahap kesehatan pelerja dan yang dapat meminimumkan kemalangan sewaktu kerja. Selain juga harus memperhatikan suasana kerja yang nyaman dan harmonis, bebas dari pencemaran dan mempunyai kelengkapan dan prasarana yang mencukupi dan berfungsi dalam melaksanakan tugas.

  3. Peluang untuk Menggunakan dan Mengembangkan Kemampuan Diri

  Merujuk kepada peluang untuk menggunakan keahlian, pengetahuan dan kemampuan di samping dapat mengembangkan dan meningkatkannya serta kepuasan diri terhadap hasil dari tugas yang sukses dilaksanakan dan meningkatkan penghormatan diri serta sanggup mengahadapi tantangan. Antara kualitas kerja yang diperlukan dalam mengembangkan kemampuan diri ialah otonomi, kemahiran interdisiplin, perencanaan tugas. Ini member arti, bahwa tugas yang dilakukan adalah penuh tantangan, menarik dan tidak berupa pengulangan dan dapat menggunakan berbagai kemahiran dan kemampuannya dalam menata, mendesain dan terlibat langsung terhadap tugas yang dilakukannya.

  

4. Peluang untuk Berkembang dan Jaminan untuk Mendapatkan keselamatan

Berterusan

  Merujuk kepada peluang-peluang yang wujud pada masa depan seperti menfdapatkan keahlian dan pengetahuan yang baru, peluang memajukan diri dan tidak ada halangan untuk memperoleh kesempatan belajar, kenaikan pangkat dan jaminan bahwa tidak ada pembuangan kerja (meja kosong) atau pemecatan kerja pada masa depan.

  5. Integrasi Sosial Dalam Organsasi Kerja

  Merujuk kepada hubungan kerjasama dan perasaan saling mempercayai di semua tingkatan, baik pada tingkat manajer, pekerja bawahan ataupun rekan sekerja dan bebas daripada prasangka dan SARA. Program-program kekeluargaan dan rekreasi dilakukan untuk mewujudkan sikap bersosialisasi diantara pekerja.

  6. Hak-Hak Pekerja Dalam Organisasi Kerja

  Merujuk kepada hak-hak beribadat, hak-hak asasi dan kebebasan menyuarakan tanpa hambatan disebabkan rasa takut terhadap hukuman, layanan yang seksama, dan demokrasi di tempat kerja, sikap terbuka pihak atasan dan perasaan saling hormat antara pekerja-atasan.

  7. Ruang Kehidupan Menyeluruh

  Merujuk kepada hubungan yang serasi dan seimbang diantara waktu kerja dan waktu luang yaitu masa di luar waktu kerjanya. Maksudnya, waktu yang digunakan untuk melaksankanan pekerjaan tidak member pengaruh yang negative terhadap masa santai pekerja tersebut, sehingga pekerja mempunyai waktu untuk menyalurkan hobinya, berolahraga ataupun mempunyai waktu yang cukup untuk bersama keluarga.

8. Keterkaitan Sosial Kehidupan Bekerja

  Merujuk kepada tanggung jawab sosial yang dilakukan oleh organisasi kepada masyarakat disekelilingnya. Tindakan organisasi tersebut mewujudkan rasa bangga kepada pekerjanya karena dapat bersama-sama menjadi keluarga organisasi tersebut. Sebaliknya tidak timbul rasa bangga terhadap organisasi yang penuh kepada penyelewengan dalam kehidupan sosial pekerjanya seperti keterlibatan dengan narkoba, pelacuran, korupsi, dan sebagainya.

2.2 MATRIKS ROAD MAP PENELITIAN

  

Kegiatan Informan/Responden Data Pengumpulan Hasil

Sekunder Data

  Eksplorasi Humas Perkebunan -. Data Wawancara Peta masalah permasalahan pada tertulis Mendalan kualitas perkebunan PTPN perusahaan kehidupan

  IV Unit Bah Jambi bekerja

  • . Jurnal karyawan

  Uji Realibilitas dan -. Karyawan di bidang Jurnal Kuesioner Instrumen Uji Validitas administrasi penelitan realibel instrument dan valid

  • . Karyawan teknik penelitian pengolahan perkebunan BUMN
  • . Karyawan lapangan
  • . Karyawan support Menganalisis dan -. Karyawan di bidang Jurnal Kuesioner Pola hubungan menguji hubungan administrasi

  antara kriteria antara kriteria QWL QWL terhadap

  • . Karyawan teknik terhadap

  produktivitas pengolahan produktivitas perusahaan

  • . Karyawan lapangan perusahaan di perkebunan BUMN
  • . Karyawan support Menganalisis dan menguji hubungan dari setiap komponen kriteria QWL terhadap produktivitas perusahaan di perkebunan BUMN
  • . Karyawan di bidang administrasi
  • . Karyawan teknik pengolahan
  • . Karyawan lapangan
  • . Karyawan support

  Jurnal -. Kuesioner Pola hubungan dari setiap komponen kriteria QWL terhadap produktivitas perusahaan

  Menganalisis dan menguji setiap unsur-unsur kriteria QWL di perkebunan BUMN

  • . Karyawan di bidang administrasi
  • . Karyawan teknik pengolahan
  • . Karyawan lapangan
  • . Karyawan support

  Jurnal -. Kuesioner Pola kualitas keluarga dari setiap unsur- unsur kriteria QWL

  Penyusunan laporan akhir penelitian

  • - - - Laporan

  penelitian

BAB III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

3.1 Tujuan Penelitian

  Tujuan utama yang ingin dilihat dari penelitian ini adalah mencoba memahami dan mendeskripsikan kualitas kehidupan bekerja seorang karyawan. Selain itu, menguji dan mengaanalisis hubungan yang signikan antara karakteristik responden dan kualitas bekerja. Untuk memperjelas tujuan penelitian ini dapat dilihat sebagai berikut : 1.

  Menguji dan menganalisis hubungan yang signifikan diantara karakteristik responden pekerja perkebunan dengan komponen Quality Of Working Life.

2. Menguji dan menganalisis hubungan yang signifikan bagi setiap komponen pada Quality

  Of Working Life yang ada di perkebunan 3.

  Menguji dan menganalisis tingkat Quality Of Working Life diantara masing-masing perkebunan.

  4. Menguji dan menganalisis pada setiap item dari unsur-unsur Quality Of Working Life sehingga dapat diketahui unsur mana yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari masing- masing perkebunan

3.2 Manfaat Penelitian

  Adapun manfaat dari penelitian ini adalah: 1. Mampu memetakan kondisi kualitas bekerja dari pekerja perkebunan khususnya di kebun dolok ilir.

  2. Mengetahui formula yang tepat untuk menciptakan suasana yang harmonis untuk para pekerja yang ada di perusahaan perkebunan.

  3. Dapat mengetahui apakah ada hubungan suasana kerja yang harmonis terhadap produktivitas perusahaan.

BAB IV. METODE PENELITIAN

  4.1 Rancangan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan untuk menguji dan menganalisa kualitas kehidupan bekerja (Quality of Working Life)dari pekerja perkebunan dengan menggunakan delapan kriteria dari Walton (1975). Rancangan penelitian ini adalah studi kausal, sebab tujuan penelitian berusaha menjelaskan hubungan sebab akibat dalam bentuk pengaruh antar variable melalui pengujian hipotesis.

  4.2. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel Populasi pada penelitian ini adalah para pekerja/karyawan di perusahaan perkebunan.

  Perkebunan yang dijadikan sebagai lokasi penelitian adalah perkebuna milik negara yaitu PTPN

  III di Sumatera Utara. Jumlah sampel sebanyak 200 responden. Responden terdiri dari karyawan pimpinan dan karyawan pelaksana di unit kebun kebun. Mereka mencakup bidang pekerjaan di bidang administrasi, teknik pengolahan, lapangan, dan support. Teknik pengambilan sampel dilakukan secaraproportional random sampling. Adapun kriteria untuk dijadikan sampel adalah pekerja yang sudah bekerja selama 5 tahun ke atas. Alasan ini dipilih karena responden sudah mampu mendeskripsikan kondisi kualitas kehidupan bekerjanya selama di tempat bekerja.

  4.3. Variabel Penelitian

  Variabel penelitian dalam melihat kualitas kehidupan bekerja dari pekerja perkebunan terdiri dari karakteristik responden dan dimensi kualitas kehidupan bekerja.

  Quality of Working Life PRODUKTIVITAS

  Adequate And Fair Compensation Kemampuan memotivasi diri

  Membangun rasa percaya diri

  Safe And Healthy Working

  Bertanggung jawab dalam pekerjaan

  Immediately Opportunity For Continued Growth And Security

  Menyenangi pekerjaan

  Opportunity To Use And Develop Mampu mengatasi persoalan Human Capacities

  Memberi kontribusi yang positif

  Social Integration In The Work

  Memiliki potensi dalam pekerjaan

  Organization Contitusionalism In The Work

  Organization Work And Total Life Space

  Social Relevance Of Work Life

4.4. Metode dan Teknik Analisa Penelitian

  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatifyang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan atau perbedaan setiap dimensi kualitas kehidupan bekerja. Metode kualitatif digunakan hanya untuk metode pengumpulan data hingga analisis data. Tujuannya untuk menambah kevalidan data sehingga analisis yang dihasilkan semakin tajam.

  Teknik analisa data untuk menjawab masalah penelitian dan menguji hipotesis penelitian menggunakan bentuk statistik deskriptif dan tabel frekuensi, analisa korelasi, analisa t-test dan analisa Anova. Bentuk statistik deskriptif dan tabel frekwensi seperti: persentase, min dan standard deviasi digunakan untuk menerangkan tentang asa atau ciri responden karyawan perkebunan. Analisa korelasi/inferensia merupakan suatu teknik yang digunakan untuk menerangkan hubungan antara dua variabel. Apakah hubungan ini berbentuk linear atau sebaliknya. Jika terdapat hubungan diantara dua variabel, maka kedua-duanya dikatakan berkorelasi apakah positif ataupun negatif.

  Analisa t-test dengan prosedur satu sampel digunakan untuk membandingkan nilai min bagi suatu variabel dengan satu nilai tertentu yang telah ditetapkan. Analisa Anova digunakan untuk menghasilkan analisa varians satu arah untuk satu variable terikat berdasarkan satu variabel bebas yang dinamakan sebagai faktor. Teknik yang digunakan dalam prosedur Anova searah (one way Anova) adalah merupakan perluasan bagi prosedur sampel bebas t-test. Dengan teknik ini dapat dibenarkan bahwa pengujian terhadap perbedaan min pada variabel terikat untuk dua kelompok atau lebih dapat dilakukan secara bersamaan.

4.5 Diagram Fishbone

  Opportunity To Use And Safe And Develop Human

  Healthy Working Capacities Immediately Opportunity For

  Continued Growth Adequate And And Security Fair

  Compensation PRODUKTIVITAS BEKERJA

  Social Relevance Of Work Life Contitusionalism In The Work Organization

  Work And Social Integration In Total Life The Work Space Organization

V. HASIL DAN LUARAN YANG DICAPAI

5.1. Sejarah Perusahaan

  1. Tahun 1915 s/d 1957 HVA

  2. Tahun 1958 s/d 1961 PPN

  Pada awalnya Kebun Dolok Ilir dibuka oleh Maskapai bangsa Belanda yang diberi nama Hendle Vereninging Amsterdam (HVA) pada tahun 1915 dengan ditanami komoditi Serat Nenas (Agape Sisalana) & Serat Pisang (Manila Henep). Semasa Pengembalian Irian Barat ke Indonesia tahun 1958 Kebun Dolok Ilir di Nasionalisasikan oleh pemerintah Indonesia dan mulai dikelola oleh bangsa Indonesia.

  Kebun Dolok Ilir berada di Kabupaten Simalungun Kecamatan Dolok Batu Nanggar & Kabupaten Serdang Bedagai Kecamatan Dolok Merawan dengan luas Konsesi 7.348,80 Ha.

  Adapun Periodeisasi pengelolaannya adalah :

  • – BARU
  • – SUMUT III

  4. Tahun 1964 s/d 1965 ANTAN III

  5. Tahun 1965 s/d 1968 PPN

  • – SERAT

  6. Tahun 1968 s/d 1985 PNP

  • – VII

  7. Tahun 1985 s/d 1996 PTP

  • – VII

  8. Tahun 1996 s/d sekarang PTP. Nusantara IV (Persero) Berdasarkan PP. Rep. Indonesia No. 9 Tahun 1996

  Sejak tahun 1958 tanaman serat dialihkan menjadi tanaman Kelapa sawit. Konversi ini dilakukan secara bertahap dan selesai tahun 1974. Secara Geografis Kebun Dolok Ilir berada :

  1. Sebelah TIMUR Kebun Laras dan Kebun Bandar Betsy

  3. Tahun 1961 s/d 1964 PPN

  2. Sebelah BARAT Dolok Merawan

  3. Sebelah SELATAN Sinaksak

  • – Pematang Siantar

  4. Sebelah UTARA Kebun Sibulan, Pabatu dan Laut Tador

  5.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

  PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang pengolahan Tandan Buah Segar (TBS) menjadi Minyak Sawit (CrudePalm Oil) dan Inti Sawit (Palm Kernel) yang telah dilakukan proses pengeringansehingga diperoleh minyak yang diinginkan. Untuk hasil sampingan pengolahan (ampas) digunakan sebagai bahan bakar boiler dalam memproduksi uap. Hasil dari produksi PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir akan dijual kepada perusahaan yang membutuhkannya sebagai bahan yang akan diolah selanjutnya.

  5.3. Organisasi dan Manajemen

  Organisasi dan Manajemen adalah dua hal yang sulit untuk dipisahkan, tetapi keduanya hanya bisa dibedakan. Organisa si berasal dari istilah Yunani “Organum” yang dapat berarti alat, bagian, anggota atau badan. Organisasi adalah sekelompok orang yang bekerjasama untuk mencapai tujuan yang sama juga. Dan manajemen adalah ilmu tentang perencanaan, pengorganisasian, penyusunan, pengarahan dan pengawasan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang sudah ditetapkan.

  5.3.1. Struktur Organisasi

  Struktur organisasi dan manajemen yang baik adalah struktur organisasi yang fleksibel dimana struktur organisasi tersebut harus berkembang, hidup dan bergerak sesuai dengan kondisi yang dialami perusahaan.

  Berdasarkan pembagian tugas dan tanggung jawab maka struktur organisasi pada PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir adalah merupakan organisasi dengan bentuk Garis dan Staf yang dipimpin oleh seorang Manajer Unit. Struktur organisasi pada PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir dapat dilihat pada Gambar 2.1.

  5.3.2. Uraian Tugas dan Tanggung Jawab

  Adapun uraian tugas dan tanggung jawab setiap jabatan pada PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir dapat dilihat dibawah ini : 1.

  Salah satu sarana agar organisasi dapat berjalan dengan baik, sehat dan efisien haruslah melaksanakan azas-azas organisasi yaitu seperti pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab yang jelas.

  Manajer Unit

  • Menyusun dan melaksanakan Policy Umum sesuai dengan pedoman dan instruksi kerja dari Direksi • Mengkoordinir Penyusunan anggaran belanja tahunan
  • Memimpin rapat kerja Asisten Kebun yang dilaksanakan secara periodik
  • Bertanggung Jawab Kepada Manajer Grup & Direksi • Mengatur Hubungan bidang Measyarakatan 2.

  Kepala Dinas Tanaman • Merupakan wakil Manajer Unit memimpin operasi dibidang tanaman.

  • Mengkoordinir pelaksanan tugas asisten afdeling masing-masing
  • Bertanggung jawab kepada Manajer Unit • Dalam keadaan tertentu dapat menjabat sebagai Manajer Unit 3.

  Kepala Dinas Teknik

  • Merupakan wakil manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang Teknik • Mengkoordinir tugas-tugas Asisten di bagian Teknik • Bertanggung Jawab kepada Manajer Unit 4.

  Kepala Dinas Pengolahan

  • Merupakan wakil manajer Unit memimpin kegiatan-kegiatan di bidang Pengolahan • Mengkoordinir tugas-tugas harian Asisten Harian Pengolahan & Asisten jaga Pabrik.
  • Mengawasi jalannya kegiatan pabrik
  • Bertanggung Jawab kepada Manajer Unit 5.

  Kepala Dinas Tata Usaha

  • Merupakan wakil Manajer Unit memimpin pelaksanaan tugas-tugas dibidang administrasi, pembukuan termasuk keuangan, upah, pergudangan dan laporan-laporan bulanan sesuai dengan pedoman kerja.
  • Mengkoordinir tugas-tugas administrasi di Sentral Gudang • Bertanggung Jawab Kepada Manajer Unit 6.

  Asisten Sdm & Umum

  • Administrasi Pekerja/penduduk di Lingkungan Kebun • Administrasi Penerimaan Karyawan Baru & Pemberhentian Karyawan • Perumahan karyawan di Emplasmen • Mengelola pendidikan sekolah taman kanak-kanak, sekolah madrasah dan Pramuka Dolok Ilir dengan Gudep 015 –016.
  • Mengawasi Kegiatan Pos Yandu (KB, Penimbangan Balita)
  • Melayani kegiatan masyarakat untuk beragama dan berolah raga
  • Membuat Laporan Peristiwa Masalah Umum (LPMU) bulanan dan Triwulan ke Kantor Direksi PTPN-IV di Medan.
  • Mengajukan usulan jatah pakaian dinas karyawan dan mengusulkan karyawan yang berdinas 25, 30 & 35 tahun untuk menerima penghargaan/jubilaris.
  • Surat menyurat kepada Instansi Pemerintah, Sipil. TNI/Polri, dan melayani pihak- pihak yang berurusasn dengan perusahaan.
  • Mengelola Administrasi JAMSOSTEK.
  • Mengelola Administrasi DAPENBUN
  • Urusan sosial dan lain-lain
  • Mengawasi Agraria tingkan kebun • Bertanggung Jawab langsung kepada Manajer Unit.

7. Perwira Pengamanan (Pa.Pam)

  • Memimpin tugas pengamanan dalam lingkungan kebun terutama objek-objek vital yang rawan terhadap gangguan.
  • Bertanggung jawab kepada Manajer Unit 8.

  Asisten Transport

  • Mengkoordinir kegiatan dibidang tugas pengangkutan yang meliputi sepeda motor, kenderaan truck terutama untuk pengangkutan produksi TBS. Kepala Sawit dari Afdeling Tanaman ke Tempat Pengolahan secara tepat waktu.
  • Bertanggung jawab kepada manajer Unit

9. Tugas Asisten

  • Mengkoordinir pelaksanaan tugas-tugas mandor dan krani bawahannya masing- masing.
  • Mengawasi kelancaran tugas-tugas pembaharuan sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing.

5.3.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

  JUMLAH (Orang)

  40

Tabel 2.1. Susunan dan Jumlah Tenaga Kerja PTPN IV PKS Dolok Ilir No KETERANGAN

  17 Sumber : Data Personalia Bagian Kepegawaian PTPN IV PKS Kebun Dolok Ilir Jam kerja karyawan pada bagian produksi pabrik PTP Nujantara IV PKS Dolok Ilir di bagi atas dua shift, dapat dilihat pada Tabel 2.2.

  12 Karyawan Administrasi

  15

  11 Karyawan Dinas Sipil

  35

  10 Karyawan Bengkel

  33

  9 Karyawan Laboratorium/Sortasi

  40

  8 Karyawan Pengolahan Shift II

  7 Karyawan Pengolahan Shift I

  1 Manager

  Untuk mendukung kelancaran proses pengoperasian pabrik PTPN IV PKS Dolok Ilir memiliki tenaga kerja sebanyak 220 karyawan dan pimpinan. Susunan dan jumlah tenaga kerja dapat dilihat pada Tabel 2.1.

  6 Asisten Laboratorium

  2

  5 Asisten Pengelolaan

  2

  4 Asisten Teknik

  1

  3 Asisten Tata Usaha

  1

  2 Maskep

  1

  1

Tabel 2.2. Jam Kerja Bagian Produksi

  Shift I Jam Kerja

  07.00

  • – 19.00 Wib Senin s/d Sabtu Jam Istirahat

  10.00

  • – 11.00 Wib dan

  15.00

  • – 16.00 Wib Shift II Jam Kerja

  19.00

  • – 07.00 Wib Senin s/d Sabtu Jam Istirahat

  21.00

  • – 22.00 Wib dan

  02.00

  • – 03.00 Wib

  Sumber : Data Personalia Bagian Kepegawaian PTPN IV PKS Kebun Dolok Ilir

  Sedangkan untuk jam kerja karyawan pada bagian Administrasi dapat dilihat pada Tabel 2.3.

Tabel 2.3. Jam Kerja Bagian Administrasi

  Jam Kerja

  • – 16.00 Wib Jam Istirahat 12.00 - 14.00 Wib Sabtu Jam Kerja

  07.00 Senin s/d Jum‟at

  07.00

  • – 16.00 Wib Jam Istirahat

  09.30

  • – 10.00 Wib

  Sumber : Data Personalia Bagian Kepegawaian PTPN IV PKS Kebun Dolok Ilir

5.3.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

  Sistem pengupahan pada perusahaan ditentukan berdasarkan menurut tingkat golongannya. Pekerja merupakan kegiatan yang dilakukan oleh karyawan dalam hubungan kerja dengan mendapat gaji pokok. Banyak cara atau sistem pembayaran gaji yang dilakukan perusahaan, setiap perusahaan memakai sistem yang berbeda-beda. Dengan dasar tersebut akan membawa keuntungan bagi perusahaan tanpa merugikan karyawan.

  Fasilitas yang disediakan oleh PTP. Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir, diantaranya : 1. Perumahan untuk karyawan 2. Tunjangan keselamatan kerja, duka cita dan hari raya 3. Sarana pendidikan 4. Fasilitas untuk beribadah 5. Rumah sakit 6. Listrik dan air 7. Sarana olah raga

5.4 Proses Produksi

  Proses produksi merupakan kegiatan kebudayaan manusia menambah kegunaan nilai barang dan jasa yang berlangsung dipabrik mulai dari bahan baku menjadi suatu produk jadi. PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Dolok Ilir adalah salah satu perusahaan yang bergerak dibidang pengolahan minyak sawit (Crude Palm Oil) dan inti sawit (Palm Kernel).

5.4.1. Bahan

  Bahan yang digunakan dalam pengolahan minyak sawit dapat dibagi menjadi tiga yaitu bahan baku, bahan tambahan dan bahan penolong.

1. Bahan Baku

  Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk, ikut dalam proses produksi dan memiliki persentase terbesar dibandingkan bahan-bahan lainnya. Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah buah ke lapa sawit yang disebut “Tandan Buah Segar” (TBS) yang terdiri dari Varietas,Pisipera, Dura dan Tenera. Perbandingan ketiga jenis varietas buah kelapa sawit inidapat dijelaskan sebagai berikut :

  a.

   Dura Spesifikasi : Bentuk buah agak bulat Tebal pericarp 2-6 mm Tebal cangkang 2-

  5 mm

  Percent pericarp terhadap buah, 70 % Percent inti terhadap buah, 10 %

  b.

   Pesifera

  Spesifikasi : Ukuran buah lebih kecil Tebal pericarp, sangat tebal Tebal cangkang, 0-0,1 mm

  Percent pericarp terhadap buah, 95 % Percent inti terhadap buah, 5 % c.

  Tenera Spesifikasi : Buah agak lonjong Tebal pericarp, 4- 10 mm Tebal cangkang, 1-25 mm

  Percent intip terhadap buah, 5 %

2. Bahan Tambahan

  Bahan tambahan adalah bahan yang dibutuhkan guna menyelesaikan suatu produk/menyempurnakan hasil produk tapi keberadaannya tidak mengurangi nilai produk tersebut. Bahan tambahan yang digunakan adalah Steam uap dan air panas. Uap dihasilkan dari panas air pada boiler (ketel uap) yang digunakan memutar turbin, untuk menghasilkan tenaga listrik dan uap bekas ditampung pada BPV. Air panas diperoleh dari hasil pemanasan air bersih oleh uap bekas pada suatu tangki yang disebut hot water tank. Dari tangki ini air panas disalurkan pada proses yang memerlukan.

3. Bahan Penolong

  Bahan penolong adalah bahan yang digunakan dalam proses produksi, yang ditambahkan ke dalam proses pembuatan produk sehingga dapat meningkatkan mutu produk. Pada proses produksi ini tidak ditemukan adanya bahan penolong yang digunakan.

5.4.2. Spesifikasi Produk

  Sebagai hasil produk yang dihasilkan di PTP. Nusantara IV Kebun Dolok Ilir adalah minyak sawit mentah (CPO) dan inti sawit. Adapun spesifikasi produk yang dihasilkan adalah sebagai berikut :

  • Minyak sawit (Crude Palm Oil), dengan spesifikasi sebagai berikut :

  Kadar Air < 0,15 % Kadar Kotoran < 0,015 % Kadar Asam Lemak < 0,5 %

  Inti Sawit ( Kernel ), dengan spesifikasi sebagai berikut :

  • Kadar Air < 8,0 % Kadar Kotoran < 6,0 %

  Kadar Asam Lemak Bebas < 1,0 % Inti Pecah < 15 %

  Inti Berwarna < 60%

5.5. Uraian Proses

  Secara ringkas proses pengolahan kelapa sawit di pabrik pengolahan PTPN IV Kebun Dolok Ilir terdiri dari dua bagian, yaitu :

1. Pengolahan Minyak Kelapa Sawit

  Pengolahan minyak kelapa sawit dimaksudkan untuk memperoleh minyak kelapa sawit yang berasal dari daging buah, sedangkan inti sawit untuk memperoleh inti dari biji (Nut). Proses pengolahan minyak kelapa sawit terdiri dari beberapa proses antara lain :

  1. Stasiun Penerimaan Buah ( Fruit Station) Penerimaan Tandan Buah Sawit (TBS) yang diangkut dari kebun sebelum diterima, ditimbang terlebih dahulu dengan cara sebagai berikut :

  Truk berisi TBS ditimbang dan dinyatakan sebagai bruto.

  • Setelah ditimbang TBS dibongkar di Loading Ramp dan truk kosong ditimbang kembali
  • dan dinyatakan sebagai tara.
  • pabrik.

  Selisih antara bruto dan tara adalah netto dan merupakan berat TBS yang diterima di

  TBS yang diterima dimasukan ke dalam Loading Ramp yang sebelumnya diadakan peyortiran terhadap mutu dan buah kelapa sawit yang dilakukan sesuai criteria panen yang diterapkan. Setelah itu buah dimasukkan ke dalam lori-lori yang telah disediakan untuk di bawa ke perebusan. Kapasitas I lori adalah 30 Ton.

  Guna dari penimbangan dilakukan adalah

  • Untuk mengetahui Jumlah TBS yang diterima untuk diolah
  • Menghitung rendamen minyak & inti 2.

  Stasiun Rebusan (Sterilizing Station) Rebusan merupakan suatu bejana besar terbuat dari besi yang memiliki pintu masuk lori. Dibagian atas terdapat pipa keluar uap untuk merebus TBS. Dibagian bawah terdapat pipa pembuangan air kondensat dan dibagian belakang terdapat pipa pembuangan udara. Untuk

  2

  merebus buah digunakan uap air dengan tekanan 2,6 -3,0 Kg/cm . Lama waktu proses perebusan berkisar 1,0

  • – 1,50 jam.
Tujuan Perebusan TBS. :

  • Menghentikan aktifitas enzim pembentuk ALB. Enzim pada umumnya tidak aktif lagi pada suhu 50 C, karena itu suhu 140 – 150 C menghentikan kegiatan enzim.
  • Melunakkan buah agar brondolan mudah terlepas dari tandannya
  • Menurunkan kadar air dalam buah
  • Memudahkan proses pemisahan minyak dari serabut
  • Mengurangi kadar air dalam inti Sistem perebusan yang dipakai pada PKS Kebun Dolok Ilir memakai sistem 3 puncak (Triple Peak System) atau dikenal dengan sistem tiga kali membuang angin/uap.

  3. Stasiun Bantingan (Threshing Station) Pada proses ini dilakukan pelepasan buah dari tandan setelah perebusan yang dilakukan mesin perontok buah. Mesin ini berupa bejana silinder berbentik drui dari baja berkisi berjarak

  40 mm. Untuk meloloskan buah yang terlepas. Tandan akan terbantung kedinding, pada suatu ketinggian tertentu sehingga buah menjadi terlepas dari tandan. Tandan dimasukkan dari atas dan karena letaknya miring maka tandan akan kembali terpental keatas dan terjatuh lagi kebawah. Tandan sudah sempurna kosong diambil dan yang belum kosong dipisahkan dan dibawa kembali melalui conveyer untuk direbus ulang. Tandan kosong melalui confeyor dibawa ketempat penampungan sementara untuk dibawa ke lapangan sebagai mulsa/pupuk. Setelah dari Thresher

  

station buah selanjutnya dimasukkan ke dalam Digester yaitu tabung/ketel yang berdiri tegak

dan mempunyai putaran yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk/perombak.

  Di dalam tabung pengadukan, buah diremas oleh pisau-pisau pengaduk yang berputar, sehingga daging buah dirombak menjadi lumat dan lepas dari bijinya, lama waktu perombakan adalah 20-30 menit. Tujuan dari perombakan daging buah adalah untuk memudahkan pengembalian dan pengepressan minyak dari masa adukan.

  4. Pengadukan (Digester)

  Buah yang membrondol dari Thresher dimasukkan ke dalam Digester yaitu tabung/ketel yang berdiri tegak dan mempunyai putaran yang dilengkapi dengan pisau-pisau pengaduk/perombak.

  Di dalam tabung pengadukan, buah diremas oleh pisau-pisau pengaduk yang berputar, sehingga daging buah dirombak menjadi lumat dan lepas dari bijinya, lama waktu perombakan adalah 20-30 menit. Tujuan dari perombakan daging buah adalah untuk memudahkan pengembalian dan pengepressan minyak dari masa adukkan.

  5. Stasiun Presan (Pressing Station) Disini buah akan dilumatkan untuk melepaskan daging buah dari biji melalui proses pemanasan. Digester berupa bejana yang dilengkapi pisau pengaduk, Buah yang lepas dari tandan pada proses terdahulu daging buahnya akam dilumatkan guna memecahkan jaringan sel minyaknya. Untuk pemanasannya dipakai uap panas, untuk mencapai temperatur tersebut diperlukan 30 menit. Umpan yang masuk dijaga agar seimbang dengan yang keluar. Massa minyak yang terbentuk bubur diperoleh dari tanki adukan kemudian dikempa atau dipress agar minyak terpisah dari ampasnya, alat yang dipakai adalah Srew Press yang menghasilkan tekanan oleh kerja 2 uliran yang berputar berlawanan arah. Tekanan sangat menentukan keberhasilan proses ini. Tekanan yang sesuai harus dapat menghasilkan atau memisahkan minyak yang tinggi dari ampas dan sedikit mungkin bijimpecah. Waktu pengempaan 6

  • – 10 menit dan suhu 85 – 90

  C. Minyak kasar yang keluar ditampung pada bak tertentu melalui saringan getar untuk memisahkan serabut biji.

  6. Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station) Minyak dari pengadukan dan pengempaan dialirkan ke Crude Oil Tank melalui Sand

  

Trap Tank yang berfungsi menangkap pasir yang terikut dengan minyak dan Vibrating Screen

  yang berfungsi memisahkan kotoran berupa sabut dan kotoran lainnya yang tidak dapat lolos dari saringan/ayakan.

  Kemudian minyak dari Crude Oil Tank dipompakan ke stasiun klarifikasi yang terdiri dari : a. Continuous Settling Tank

  Continuous Settling Tank adalah bejana pengendap. Minyak dalam tangki inimasih

  bercampur dengan sludge ( Lumpur, air dan kotoran lainnya ). Pemisahan minyak dari sludge berdasarkan perbedaan berat jenis antar minyak dengan sludge melalui proses pengendapan. Agar pemisahan minyak dan sludge dapat berlangsung terus menerus dan sempurna, maka temperature di dalam tangkiperlu dijaga 95 C dengan mengalirkan uap melalui pipa pemanas (coil). Minyak dialirkan ke Pure OilTank Sludge dan dialirkan ke Sludge Tank.

  b. Pure Tank

  Pure Tank adalah bejana penampang minyak sebelum diolah denganmenggunakan Oil Purifier. Temperatur minyak tetap 90 -95 C agar minyak tetap cair sehingga mudah diproses.

  c. Oil Purifier Oil Purifier adalah suatu mesin yang berfungsi memisahkan minyak darikotoran dan air.

  Pemisahan minyak dari kotoran/sludge adalah berdasarkan dengan berat jenis dengan cara memberikan gaya Centrifugal. Putaran alat ini 7500 permenit, kemudian minyak yang dihasilkan dipompakan ke Vacum Drier untuk dikeringkan, sedangkan sludge dialirkan ke fat-fit.

  d. Vacuum Drier

  Vacuum Drier berfungsi mengeringkan minyak. Proses pengeringan adalahdengan cara

  mengabutkan minyak di dalam vacum. Air akan menguap meninggalkan minyak kemudian minyak yang sudah bebas air ini dipompakan kedalam tangki timbun.

  e. Sludge Tank

  Sludge Tank adalah bejana penampung sludge sebelum diolah menggunakan sludge

separator . Temperatur sludge tetap dijaga 90 C agar tetap mencair,sehingga mudah

  • – 95 diproses.

  f. Sludge Separator .

  Sludge Sparator adalah suatu mesin yang berfungsi memisahkan minyak darikotoran

  kasar dan air. Pemisahan minyak dari kotoran/sludge adalah berdasarkan perbedaan berat jenis dengan cara memberikan gaya centrifugal. Minyak yang dihasilkan dipompakan ke Continuous

  Settling Tank sedangkan sludgenya dialirkan ke fat

  • –fit. Seluruhnya sludge dari pabrik dialirkan

  ke fat-fit untuk mengutip minyak yang masih ada, sisanya berupa limbah yang dialirkan ke sistem penanganan limbah. 7. Stasiun Pengolahan Biji (Nut Cracking Station) Ampas kempaan merupakan campuran serat dan biji dibawa dengan CakeBreaker

  

Conveyer ke Depericarter. CBC. Dilapisi jaket pemanas uap selamaperjalannya akan menghisap

  air sehingga sampai ke Depericarter kadar air sudah lebih rendah. Kipas penghisap serat dan sampah halus pada Depericarter akan memisahkan biji. Serat dan sampah dikeluarkan melalui

  

Fibre Cyclon dan seterusnya dipakai sebagai bahan bakar ketel uap. Biji dari Depericarter

  dikeluarkan melalui Polishing Drum yang memisahkan serat yang melekat pada biji. Biji yang telah dipolish selanjutnya diamgkut dengan Nut Elevator ke Silo Biji untuk dipanasi. Agar inti mudah terlepas dari cangkang maka biji dipanasi. Kadar air sebelumnya kesilo adalah 21 % dan setelah pemanasan 12 %.

  Pada proses pemecahan biji dipakai Nut Grading Scren dan Crakcer. Biji fraksi kecil yang lolos akan memasuki karakter khusus dan fraksi besar akan dibawa ke Krake Biji besar. Biji kecil membutuhkan lemparan yang lebih kuat sehingga memerlukan putaran 1000

  • – 11000 rpm. Atau lebih sedang biji besar cukup putaran 850
  • – 900 rpm. Inti dipisah dari cangkang dengan hindrisiklon yaitu tabung vertikal yang dapat berputar. Pecahan biji bersama air berputar apad tabung, inti yang berat jenisnya lebih kecil atau berkumpul ditengah sedang cangkang dibagian tepi. Pada proses ini kraksel sebelum dimasukkan pada bak air, dipompakan ketabung ketabung vertikal, Inti dari Hidrosiklon dikeringkan pada silo inti dengan pemanasan secarabertingkat dengan pemanas Heater mulai dari atas
  • – 50 C, ditengah 50 – 60 C dan dibawah 60
  • – 70 C. Sebelum inti kering dimasukkan ke goni perlu dibersihkan dari serat yang terbawa dengan Winnoring.

2. Pengolahan Inti Sawit Proses pengolahan inti sawit terdiri dari beberapa tahap proses, yaitu : a.

  Pemisahan Sabuk dari Biji

  Pengepresan masa adukan menghasilkan 2 bagian besar, yaitu minyak dan press cake (bungkil). Press Cake adalah terdiri dari sabut (Fiber) dan inti (Nut).Bungkil yang sudah terurai ke Separating Columb, oleh fan diisap dan masuk ke Conveyor bahan bakar ketel uap melalui

  

Fibre Cyclone , sedangkan biji jatuh dan masuk ke Polishing Drum, proses pemisahan sabut

disebut Depericarper.

  b. Pemisahan Inti dan Cangkang Selama biji berada di dalam Nut Silo diberi panas untuk menurunkan kadar air biji dengan tujuan agar inti lepas dari cangkangnya. Setelah keluar biji dari NutSilo, dipecahkan melalui mesin pemecah biji (Nut Craker), misalnya Sludge Grading Nut Craker, Ripple Mill dan sejenisnya. Pecahan biji (Cracker Mixer) diteruskan ke pneumatic system menggunakan conveyor dan elevator. Pneumatic sistem berfungsiuntuk memisahkan inti (Kernel) dari Craker Mixer . Alat pemisah inti ini ada juga yang menggunakan Hydrocyclone.

  c. Pengeringan Inti Sawit Inti sawit yang sudah terpisah, oleh conveyor dan elevator dibawa dan dimasukkan ke dalam Kernel Silo, cangkang dan kotoran lainnya diisap oleh fan dan masuk ke konveyor bahan bakar ketel uap melalui Shell Cyclone dan Shell TransportFan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar boiler, sedangkan janjangan yangdibuang dengan truck dapat dimanfaatkan sebagai pupuk tanaman Kelapa Sawit.

5.6. Mesin Dan Peralatan