PENJELASAN SINGKAT TERKAIT PROSES PENGAJ

PENJELASAN SINGKAT TERKAIT
PROSES PENGAJUAN DAN PENERBITAN SERTIFIKAT LAYAK FUNGSI
(SLF)
DALAM PENYELENGGARAAN RUMAH SUSUN
Catatan Oleh
Muhammad Akram
(Praktisi Hukum Properti)

SERTIFIKAT LAIK FUNGSI (SLF)
I.

JENIS PERIZINAN BANGUNAN.
Perizinan bangunan yang harus dimiliki pemilik bangunan, sesuai ketentuan dalam
Peraturan Daerah (Perda) No.7 Tahun 2010, terdiri dari:
1. Izin Mendirikan Bangunan (IMB),
2. Sertifikat Laik Fungsi (SLF)

II.

PENGERTIAN :
1. Sertifikat Laik Fungsi (SLF) adalah Sertifikat yang diterbitkan oleh Pemda DKI

Jakarta terhadap bangunan gedung yang telah selesai dibangun dan telah
memenuhi persyaratan kelaikan fungsi berdasar hasil pemeriksaan
kelaikan
fungsi bangunan gedung sebagai syarat dapat dimanfaatkan.
2. SLF harus dimiliki bangunan gedung, sebelum bangunan gedung tersebut
dimanfaatkan/ digunakan. SLF diterbitkan dengan masa berlaku 5 Tahun untuk
bangunan umum dan 10 Tahun untuk bangunan rumah tinggal.
3. Sebelum masa berlaku SLF habis, maka harus diajukan kembali permohonan
perpanjangan SLF, dengan dilengkapi laporan hasil pengkajian bangunan
gedung (yang harus dibuat oleh pengkaji yang memiliki Izin Pelaku Teknis
Bangunan/ IPTB)

III.

KELENGKAPAN PERSYARATAN SLF setelah Bangunan Gedung selesai dilaksanakan.

1. Berita acara telah selesainya pelaksanaan bangunan dan sesuai IMB.
a. Laporan Direksi Pengawas lengkap (1 set) yang terdiri dari:
1. Fotokopi Surat Penunjukan Pemborong dan Direksi Pengawas berikut
Koordinator Direksi Pengawasnya;

2. Fotokopi TDR/SIUJK Pemborong dan surat izin bekerja/SIPTB Direksi
Pengawas;
3. Laporan lengkap Direksi Pengawas sesuai tahapan kegiatan;
4. Surat Pernyataan dari Koordinator Direksi Pengawas bahwa bangunan
telah selesai dilaksanakan dan sesuai IMB.
b. Fotocopy IMB (1 set) yang terdiri dari:
1. Surat Keputusan IMB;
2. Keterangan dan Peta Rencana Kota lampiran IMB;

3.
4.

IV.

Gambar arsitektur lampiran IMB.
Untuk bangunan tinggi, selain dilengkapi persyaratan sebagaimana
dimaksud dalam angka 1 s/d 3, harus dilengkapi juga dengan
Rekomendasi dan Berita Acara dari Instansi terkait tentang hasil uji coba
instalasi dan perlengkapan bangunan, yang meliputi :
4.1. Instalasi Listrik Arus Kuat dan Pembangkit Listrik Cadangan/ Genset,

4.2. Instalasi Kebakaran (system alarm, instalasi pemadaman api,
hydran, dsb.)
4.3. Instalasi Transportasi Dalam Gedung (Lift), Instalasi Tata Udara
dalam
Gedung (AC)
4.4. Instalasi Air Bersih (+Sumur Dalam) dan Buangan Air Kotor.
5. Foto bangunan,
6. Foto perkuatan utk keamanan bangunan parkir (Penahan ban mobil,
railing dan atau parapet.
7. Foto Sumur Resapan Air Hujan yang telah dilaksanakan disertai gambar
SRAH, ukuran dan perhitungan kebutuhan dan pelaksanaannya.

TATACARA / PROSES SLF untuk Bangunan Gedung Non Rumah Tinggal s/d
8 lantai.
1. Pengajuan SLF dapat dilakukan setelah pelaksanaan bangunan gedung selesai
keseluruhan dengan dilengkapi data-data kelengkapan persyaratan sebagaimana
tersebut butir III diatas.
2. Berkas yang telah lengkap diajukan ke Suku Dinas Perizinan Bangunan wilayah
Kota Administrasi setempat.
3. Setelah dinilai berkas lengkap, maka Suku Dinas akan mengirmkan berkas ke Suku

dinas Pengawasan dan Penertiban Bangunan untuk pemeriksaan lapangan dan
membuat laporan serta rekomendasi kepada Suku Dinas Perizinan Bangunan untuk
penerbitan SLF.
4. Selanjutnya berkas diproses lanjut untuk penerbitan SLF.
5. SLF yang sudah diterbitkan akan dikirim pemberitahuan kepada Pemilik untuk
pengambilan SLF
6. Pemilik atau kuasanya (dengan mkenunjukkan Surat Kuasa dari Pemilik) dapat
mengambil SLF di Loket Pelayanan Suku Dinas Perizinan Kota Administrasi
setempat.

Note:
Untuk Bangunan Gedung Non Rumah Tinggal dengan ketinggian lebih dari 8 Lantai,
maka Pengajuan Permohonan dan proses Penerbitan SLF adalah di Dinas Pengawasan
dan Penertiban Bangunan Provinsi DKI Jakarta.

__________________oOo_________________________