Pengaruh Digital Publishing E Publishing

PENGARUH DIGITAL PUBLISHING/E-PUBLISHING
DALAM PENELUSURAN SUMBER INFORMASI
Irhamni *
Abstract
The advancement in computer-information technology nowadays has come to a revolutionary development
which affects the current information sources. One of the latest forms of information source is the
digital publishing/e-publishing which can be accessed from computer network. A number of changes
have happened which leads to a demand that librarians as information providers have to be able
to create a system which is user-friendly. This can be done by creating information architecture,
database integration and Human Computer Interaction systems or good user interface so that users
are able to retrieve the desired information easily. The current changes of digital publishing have
demanded users to be able to adapt with the existing system. In addition, users also have to know
about the online Information Retrieval System and have a good searching strategy. Towards these
challenges, both librarians and users are expected to make innovations in order to create a system
which is compatible with digital publishing/e-publishing and usable for them as well.
Keyword: Digital publishing, e-publishing; information retrieval

PENDAHULUAN
Perkembangan teknologi informasikomputer saat ini sudah mencapai pada
t a h a p di mana ukurannya semakin
kecil, kecepatannya semakin tinggi, namun

harganya semakin murah dibandingkan
dengan kemampuan kerjanya. Kondisi ini
mendorong masyarakat berlomba-lomba
memanfaatkan komputer sebagai alat bantu
pengolahan data dengan cara membangun
system pengolahan data terkomputerisasi
untuk penyajian informasi, baik untuk
keperluan pribadi maupun organisasinya.
Perpustakaan sebagai organisasi yang
melakukan pengolahan data dan informasi untuk penggunanya telah melakukan
langkah revolusioner dalam melakukan pelayanan melalui system online yang lebih
eisien dalam pelayanan, diseminasi, penggunaan dan pelestarian data, informasi dan
pengetahuan.

* Mahasiswa pascasarjana Magister Profesional
Teknologi Informasi untuk Perpustakaan
Institut Pertanian Bogor

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012


Sumber informasi Online saat ini dianggap sebagai informasi dalam bentuk
baru dari sumber informasi yang sudah ada.
Sumber informasi Online adalah kumpulan
informasi yang tertata sedemikian rupa,
Sumber informasi Online disimpan dalam
format digital dan dapat diakses melalui
jaringan komputer. Pada tahun terakhir ini
telah terjadi peledakan pertumbuhan ketertarikan dalam perkembangan dan
pemakaian Sumber informasi Online. Beberapa faktor penunjangnya adalah:
a) Telah tersedianya teknologi komputasi
dan komunikasi yang memungkinkan
dilakukannya penciptaan, pengumpulan
dan manipulasi informasi.
b) Infrastruktur jaringan internasional
untuk mendukung sambungan dan kemampuan pengoperasian bagi pengguna.
c) Informasi online mulai berkembang.
d) Kerangka akses internet umum telah
muncul.
Berkembangnya sumber terbitan online merupakan dampak dari revolusi dunia
penerbitan, dunia Penerbitan merupakan


31

industri informasi paling tua di dunia,
b a h k a n seumur dengan peradaban
m a n u s i a . Perubahan zaman membuat
industri penerbitan semakin variatif dalam
menerbitkan terbitan dalam berbagai macam
bentuk, seperti pada saat ini perkembangan
teknologi informasi melahirkan varian baru
dalam dunia terbitan yaitu digital publishing
atau electronic publishing.
Digital publishing atau elektronik
publishing merupakan metode baru dalam
penyampaian informasi saat ini, tentunya
hal ini berkaitan erat dengan perpustakaan
sebagai pusat informasi, perpustakaan harus
mampu mengadopsi metode atau cara yang
digunakan digital publishing/e-publishing
dalam segala aspek khususnya dalam penelusuran informasi digital agar informasi

tersebut dapat ditemukan dan digunakan pemustaka. Hal ini tentu mempengaruhi cara
bagaimana perpustakaan mengorganisasi
dalam bentuk digital yang dimilikinya agar
mudah ditelusur serta mempengaruhi pula
bagaimana pemustaka menelusur informasi
dalam bentuk digital publishing/epublishing di perpustakaan.
DIGITAL PUBLISHING/E-PUBLISHING
A. Perkembangan digital publishing/epublishing.
Digital
Publising
merupakan
pengembangan dari desktop publishing
yang berkembang pada era 80 dan 90-an
digital publishing/e-publishing merupakan
metode penerbitan dengan menggunakan
teknologi informasi dan komunikasi, atau
secara sederhana digital publishing itu
bisa diartikan sebagai mencetak media
dalam bentuk digital tidak mencetak ke
bentuk kertas (koran,majalah,dll), atau

dapat dikatakan edisi cetak yang di online-kan secara digital.
Proses penerbitan elektronik mengikuti
proses penerbitan tradisional tetapi berbeda
dari penerbitan tradisional dalam dua cara:
1) tidak termasuk menggunakan cetak offset
untuk mencetak produk akhir dan 2) meng-

32

hindari distribusi produk isik. Karena konten
elektronik dapat di distribusikan melalui
Internet dan melalui toko buku elektronik.
Konsumen dapat membaca konten
diterbitkan di situs web, aplikasi pada
perangkat tablet, atau komputer. Dalam
beberapa kasus pembaca dapat mencetak
konten menggunakan printer atau melalui
mencetak pada permintaan sistem.
Manfaat dari penerbitan elektronik
yang menggunakan tiga atribut teknologi

digital: Tag XML untuk menentukan konten,
style sheet untuk menentukan tampilan
konten, dan metadata untuk menggambarkan konten untuk mesin pencari. Dengan
menggunakan tag, style sheet dan metadata,
hal ini memungkinkan konten relowable
yang menyesuaikan dengan berbagai membaca perangkat atau metode penyampaian.
Karena penerbitan elektronik sering memerlukan teks mark-up untuk mengembangkan metode online pengiriman, peran-peran
tradisional typesetters dan desainer telah
berubah.
Desainer harus tahu lebih banyak
tentang mark-up bahasa, berbagai membaca perangkat tersedia, dan cara-cara di
mana konsumen membaca terbitan tersebut.
Namun, seiring perkembangan teknologi
informasi saat ini sejumlah perangkat
lunak desain yang muncul saat ini telah
terintegrasi dengan bahasa pemprograman
seperti HTML, XML dan lain sebagainya
sehingga desainer dapat mempublikasikan
konten sesuai standar tanpa perlu tahu
pemrograman, seperti Adobe Systems’

Digital penerbitan Suite dan Apple iBooks .
Format file yang paling umum dig u n a k a n dalam digital publishing/epublishing adalah .epub, format ini
digunakan dalam berbagai format e-book,
yang adalah gratis dan terbuka standar
yang tersedia di banyak program penerbitan.
Format umum yang lain adal a h f o lio,
yang digunakan oleh Adobe Suite penerbitan

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

D i g i t a l u n t u k m e n c i p t a k a n konten
u n t u k iPad Apple Tablet dan aplikasi.
D i g i t a l publishing/e-publishing dalam
dunia publikasi ilmiah juga mengalami
perkembangan yang sangat pesat dahulu
Setelah artikel diserahkan kepada jurnal
untuk pertimbangan, ada penundaan yang
mulai dari beberapa bulan bahkan kadang
lebih dari dua tahun sebelum diterbitkan
dalam jurnal, render jurnal yang kurang

format yang ideal untuk menyebarkan
penelitian saat ini.
Di beberapa bidang seperti astronomi
dan beberapa bagian dari fisika, peran
jurnal di menyebarkan penelitian terbaru
telah sebagian besar digantikan oleh preprint repositori seperti arXiv.org. Namun,
jurnal ilmiah masih memainkan peran
penting dalam kontrol kualitas dan membangun kredit ilmiah. Dalam banyak kasus,
bahan-bahan elektronik yang di-upload ke
preprint repositori masih dimaksudkan
untuk akhirnya diterbitkan dalam jurnal.
Jenis digital publishing
Seiring perkembangan teknologi
Digital publishing / e-publishing dibagi
menjadi dua jenis antara lain :
a. Digital publishing/e-publishing versi
tradisional media; Digital publishing/epublishing jenis ini merupakan media
tradisional seperti buku, majalah, Koran
dan lain sebagainya yang dikonversi ke
dalam Digital publishing/e-publishing,

seperti ;
• CD-ROM
• E-book
• Electronic journal
• Online magazine
• Online newspaper
• Portable Digital Format (.PDF)
b. Digital publishing/e-publishing New
Media : Digital publishing/e-publishing
jenis ini merupakan media baru yang
sedang berkembang saat ini, yang termasuk Digital publishing/e-publishing
jenis ini adalah :
• Blog

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012








Collaborative software
Digital publication app
File sharing
Mobile apps
Podcast

PENGARUH DIGITAL PUBLISHING
PA D A
PENYEDIA
SUMBER
INFORMASI
Perkembangan Digital publishing/epublishing membawa banyak pengaruh
terhadap penelusuran informasi khususnya
bagi para penyedia informasi seperti perpustakaan, saat ini hampir semua perpustakaan menyediakan informasi dalam
bentuk digital. Untuk itu perpustakaan
perlu melakukan sejumlah inovasi dalam
layanannya agar terbitan digitalnya
d a p a t diakses oleh pemustaka. Dalam hal

ini setidaknya ada tiga hal yang menjadi
sangat penting bagi perpustakaan dalam
mendesain portal terbitan digitalnya agar
mudah ditelusur pemustaka, antara lain :
A. Aspek Arsitektur Informasi
Arsitektur Informasi (Information
Architecture). Mereka yang melakukan
praktek Arsitektur Informasi sering disebut
Arsitek Informasi (Information Architect).
Sebagian orang menggunakan istilah lain
seperti: Findability Engineer dan Structural
Designer. Istilah Information Architecture
muncul sejak tahun 1996 yang dipopulerkan
oleh Richard Saul Wurman dalam bukunya
Information Architects.
Hanya saja ia menemukan
m o m e n t u m n y a ketika web semakin
populer, dan mulai timbul masalah dalam
temu kembali informasi (information
retrieval) di web. Ada 4 komponen utama
arsitektur informasi:





Organisasi Informasi
(organizing information);
Pelabelan Informasi
(labelling Information);
Sistem Navigasi (navigation systems);
Sistem Pencarian (searching systems);

33

Organisasi Informasi dapat didefinisikan s e b a g a i i l m u d a n s e n i tentang
bagaimana menyusun (structuring), mengklasiikasi (classifysing) informasi, pelabelan informasi (information labelling)
merupakan pemberikan istilah yang dianggap representasi suatu atau sekelompok
informasi/konsep. tahapan dalam
a r s i t e k t u r informasi agar orang mudah
mengatur dan menemukannya. Menyusun
termasuk didalamnya menentukan level
kedalaman informasi (granularity) dan menentukan hubungan satu dengan lainnya
dan mengatur informasi dalam kategorikategori dan keterhubungannya (semantik).
Sebagai sebuah disiplin ilmu,
Arsitektur Informasi pun mempunyai
beragam metode ilmiah (science), akan
tetapi praktek Arsitektur Informasi terus
b e r k e m b a n g dan terdapat banyak
ambiguitas dan kompleksitas sehingga
seorang Arsitek Informasi pun perlu
mengandalkan pengalaman, intuisi, dan
kreatiitas (art).
Sistem Navigasi membahas bagaimana
membimbing pemakai web berpindahpindah dari informasi yang satu ke yang
lain tanpa kehilangan orientasi. Jenis sistem
navigasi yang paling umum ada 3: navigasi
global, navigasi lokal, dan navigasi
kontekstual. Selain itu ada sistem navigasi
tambahan lainnya, seperti: peta situs (sitemaps), Indeks situs (site indexes), daftar isi
(table of contents) dan Panduan (guides,
wizards). Dengan makin berkembangnya kebutuhan pengguna web, maka mulai muncul
pendekatan baru dalam navigasi. Seperti:
personalisasi, kustomisasi, visualisasi, dan
navigasi sosial.
Sistem Pencarian membahas pencarian melalui mesin pencari. Yang
dipelajari antara lain: antarmuka pencarian, query language, algoritma temu
kembali (retrieval algorithms) Sistem
Pencarian juga membicarakan masalahmasalah dalam temu kembali informasi

34

(inform a tion retrieval) seperti: relevansi (relevansi dokumen yang ditemukan)
dan presisi (ketepatan dokumen yang
ditemukan), dan perangkingan hasil pencarian (ranking).
B. Integrasi Data
Perpustakaan sangat bergantung pada
sistem pengolahan informasi untuk mendukung operasional nya dan pada tahap
tersebut perpustakaan melakukan sistem
proses data dan / atau pengetahuan yang direpresentasikan dalam bentuk database,
database adalah dasar dari transaksi berbasis sistem. Hal ini juga berlaku bagi
terbitan digital publishing/e-publishing
karena ia adalah objek pengelolaan
informasi maka ia juga direpresentasikan
dalam bentuk database, untuk itu diperlukan suatu sistem yang terintegrasi antar
database perpustakaan pengelola digital
publishing/e-publishing agar redundansi
informasi dapat direduksi, tak ada lagi
database yang terpisah dan terisolasi
sehingga pengumpulan informasi yang
relevan tidak memakan waktu yang lama.
Alhawary (2011) integrasi database
perpustakaan penting dilakukan karena
seringkali pemustaka memiliki keterbatasan waktu dalam pencarian informasi
yang tersebar di berbagai perpustakaan
dalam bentuk digital publishing/epublishing. Namun kendala yang sering
terjadi adalah penyimpanan format metadata data yang sering tidak seragam dan
tidak terstandardisasi menyulitkan dalam
mengakses informasi dalam database
tersebut. Untuk itu integrasi database perlu
memikirkan suatu cara sistem database terintegrasi yang memungkinkan pemustaka
dapat mengakses informasi secara cepat
walaupun berbeda format metadata.
Menurut Ratanasawetwad dan Yu
(2009) terdapat tiga hal penting yang harus
dianalisa dalam melakukan integrasi
datab a s e yang baik. Tahap pertama
yaitu menganalisis berbagai teknik yang

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

digunakan dalam penyimpanan database;
format apa saja yang digunakan dalam
berbagai database. Tahap kedua yaitu
menganalisis kebutuhan software yang
digunakan. Dalam penelitian tersebut
terdapat tiga software yang dikembangkan yaitu Loadflow Analysis untuk keseimbangan sistem transmisi, Loadflow
A n a l y s i s p r o g r a m untuk ketidakseimbangan sistem distribusi, dan Short
Circuit Analysis Program.
Teknik orientasi kepada objek diterapkan
untuk software dan implementasi database.
Tahap ketiga yaitu implementasi interface
yang akan digunakan oleh pengguna untuk
mengakses database melalui software
aplikasi. Ketiga tahapan tersebut digunakan untuk menganalisis kendala-kendala
dalam integrasi database.
C. Human Computer Interaction (HCI)
Human Computer Interaction (HCI)
merupakan studi tentang interaksi
antara manusia, komputer kajian HCI
adalah bagaimana manusia dan
komputer secara interaktif melaksanakan dan m e n y e l e s a i k a n tugas/ task dan
bagaimana sistem yang interaktif itu dibuat
antara user dan Tampilan antarmuka (interface) digital publishing/e-publishing.
Semua interaksi pengguna dimulai dari
interface dan teknik informasi seringkali
mengembangkan dan merancang tampilan
interfacenya tanpa memperhatikan kebutuhan pengguna. Akibatnya, seringkali
perpustakaan digital tidak dapat memberikan
manfaat lebih terhadap pengguna. Tampilan
antarmuka merupakan gerbang awal dari sebuah digital publishing/e-publishing, untuk
itu sebuah digital publishing/e-publishing
harus mempertimbangkan Aspek - aspek
sebagai berikut:
1.
2.
3.
4.

Tampilan harus bagus dan menarik
Mudah dioperasikan
Mudah di pelajari
User Harus Nyaman menggunakan nya.

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

Untuk
itu
perpustakaan
harus
mengembangkan satu mekanisme pembuatan interface yang mampu memahami
kebutuhan pengguna. Tampilan tersebut
harus berorientasi pada manusia/pemustaka
atau human friendly intellegent interface.
H u m a n friendly intellegent interface
merupakan tampilan antarmuka yang
memungkinkan peningkatan produktivitas
intelek dalam bentuk fasilitas yang memungkinkan berbagai pengguna melakukan
berbagai cara pencarian dan pengaitan
dokumen.
Analisis desain human friendly
intellegent interface yang sesuai dengan
karakteristik pemustaka harus dilakukan,
karena setiap pengguna perpustakaan digital
memiliki karakteristik yang berbeda-beda.
Perilaku seseorang dalam mencari informasi dipengaruhi oleh gaya kognitif orang
tersebut.
PENGARUH DIGITAL PUBLISHING
PA D A P E N E L U S U R
SUMBER
INFORMASI
Pemustaka saat ini adalah pemustaka
yang cerdas dan kritis mereka biasanya
tidak i n g i n h a n y a s a t u a r t i k e l d a r i
s a t u s u m b e r, mereka mencari literatur
akan topik tert e n t u untuk menemukan
literatur sejumlah alat yang digunakan,
termasuk database seperti jurnal, buku dan
terbitan elektronik lainnya. Kuhlthau
(1991) mengidentifikasi, menganalisis
dan menggambarkan enam fase dalam
penelusuran informasi yaitu inisiasi,
seleksi, eksplorasi, perumusan, pengumpulan
dan presentasi.
Yang pertama adalah proses inisiasi,
ditandai dengan perasaan seperti ketidakpastian dan ketakutan, yang paling umum
pikiran adalah mencari sesuatu yang samar
dan umum. Dengan demikian, pemustaka
harus mengenali kebutuhan informasinya
untuk itu pemustaka harus berkomunikasi
dengan pemustaka lain untuk mencari
pengalaman serupa. Pada tahap kedua,

35

proses seleksi, yaitu mengidentiikasi topik
umum dari suatu informasi, pada tahap ini
perasaan seperti optimisme setelah proses
ini selesai akan muncul.
Setelah topik umum dipilih, pemustaka
masuk ke tahap ketiga dari proses pencarian informasi adalah eksplorasi, dimana
kebingungan dan keraguan tentang
keakuratan informasi terjadi, karena pada
proses ini pemustaka menyelidiki tentang
topik umum dan mencari informasi baru
dan relevan. Tahap keempat adalah perumusan, pada proses ini pemustaka sudah
mulai bisa merumuskan perspektif dan berfokus pada informasi yang dibutuhkan.
Oleh karena itu, perasaan ketidakpastian dan keraguan berubah menjadi
keyakinan dan kejelasan. Kuhlthau menganggap tahap ini sebagai titik kritis dari
proses pencarian informasi. Pada tahap
kelima, koleksi, sebuah arah baru mulai
muncul, serta minat peneliti untuk subjek.
Tindakan yang paling umum mencari informasi yang berhubungan atau terfokus
dalam sumber-sumber yang lebih tepat,
seperti perpustakaan. Tahap keenam yaitu
presentasi, adalah proses menyelesaikan
pencarian dan produksi dan untuk
menyajikan informasi.
Perkembangan teknologi informasi
khususnya komputer telah membawa
kemudahan tersendiri dalam proses
pen e l u s u r a n informasi. Pemustaka
mempunyai kesempatan lebih untuk mendapatkan informasi baik berupa informasi
tercetak maupun digital, adanya internet,
pemustaka dimanjakan untuk meraih lebih
besar lagi informasi yang dibutuhkan dari
berbagai unit informasi/perpustakaan di
seluruh dunia.
Pada penelusuran online pemustaka pemustaka di ajak menembus batasan-batasan
yang semula ada pada teknik penelusuran
informasi secara manual/konvensional.
Melalui OPAC, Search Engine, Database

36

Online dan fasilitas lainnya pemustaka akan
lebih mudah mendapatkan informasi yang
dikehendaki, dengan jenis dan macam yang
cakupannya lebih luas lagi karenanya
diperlukan strategi khusus untuk mencari
informasi.
Selain faktor di atas pemustaka saat
ini harus mengenali konsep dasar Sistem
Temu Balik Informasi (STBI), STBI
adalah proses untuk mengidentiikasi kecocokan (match) di antara permintaan
(query) dengan representasi atau indeks
dokumen, kemudian mengambil (retrieve)
dokumen dari suatu simpanan (file) sebagai jawaban atas pemintaan tersebut.
STBI pada prinsipnya bekerja berdasarkan
ukuran antara istilah query dengan istilah
yang menjadi representasi dokumen.
Pengertian lain menyatakan bahwa
STBI adalah proses yang berhubungan
dengan representasi, penyimpanan, pencarian, dan pemanggilan informasi yang
relevan dengan kebutuhan informasi yang
diinginkan pengguna. Pendapat ini
m e n u n j u k k a n bahwa pada STBI terkandung sejumlah kegiatan yang meliputi
p r o s e s penyimpanan, penyediaan representas i , i d e n t i f i k a s i , s e r t a p e n c a r i a n
atau penelusuran dokumen yang relevan
pada suatu database, dalam rangka memenuhi kebutuhan informasi dari pemustaka.
Pada prinsipnya penelusuran informasi
pada digital publishing/e-publishing hampir
sama dengan penelusuran informasi pada
secara manual/konvensional hanya saja
batasan sudah hampir tidak ada sehingga
pemustaka harus bisa melakukan proses
pengidentifikasian, pencarian, dan
menganalisa informasi tersebut apakah
sesuai kebutuhannya. Untuk itu pemustaka dituntut tahu banyak cara atau teknik
untuk mencari informasi pada elektronik
publishing, serta memahami standar atau
aturan baku dalam penelusuran informasi
melalui elektronik publishing. Keberhasilan

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

sebuah penelusuran informasi pada
elektronik publishing dalam oleh pemustaka ditentukan oleh beberapa hal:
1. Kejelasan dalam identiikasi kebutuhan
informasi.
2. Ketepatan dalam menggunakan berbagai alat/sumber penelusuran.
3. Ketepatan dan kecermatan dalam
melaksanakan dan menggunakan
prosedur penelusuran online.
4. Ketekunan dalam menggunakan berbagai cara dan teknik penelusuran.
5 . Pengetahuan pemustaka mengenai
arsitektur sebuah sistem digital
publishing/e-publishing
KESIMPULAN
Sudah tidak diragukan lagi bahwa
penerbitan elektronik telah merubah penelusuran informasi. Saat ini, ada kecenderungan untuk pengembangan menjadikan digital publishing/e-publishing
media komunikasi utama dalam penyediaan
dan penyebaran informasi. Hal ini karena
digital publishing/e-publishing mampu
mengurangi hambatan ruang, waktu dan
biaya bagi perpustakaan sebagai penyedia
informasi dan pemustaka sebagai pengguna
informasi dalam penelusuran informasi.

perpustakaan sebagai penyedia informasi
dan pemustaka sebagai penelusur informasi
mempunyai pola ikir yang berbeda, perpustakaan kadang membuat suatu sistem digital
publishing/e-publishing yang kurang memadai bagi pemustaka untuk penelusuran
informasi, sementara pemustaka terkadang
kurang memahami prosedur dalam pencarian informasi secara mendalam.
Sejumlah tantangan ke depan bagi
pemustaka adalah pemustaka diharuskan
mengerti benar mengenai tehnik-tehnik
penelusuran mutakhir dalam penelusuran
melalui digital publishing/e-publishing
dengan tehnik boolean operator, sementara
itu tantangan bagi perpustakaan adalah
bagaimana menciptakan suatu sistem digital
publishing/e-publishing yang terintegrasi
dengan sejumlah database lain dan mampu
melengkapi informasi bagi pemustaka.
Selain itu industri digital publishing/epublishing melakukan inovasi produk dan
isi dengan sistem penerbitan manajemen
digital yang sempurna, menyediakan
platform dukungan produksi digital
publishing/e-publishing
yang
mendukung sistem yang dipakai pemustaka,
seperti teks HTML, PDF, multimedia.

Namun timbul Pertanyaan apakah
digital publishing/e-publishing saat ini
sudah sesuai dengan kebutuhan
p e n y e d i a i n f o r m a s i dan penelusur
informasi? Masalah saat ini timbul karena

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012

37

DAFTAR PUSTAKA
Alhawary, Faleh A. 2011.
Building a knowledge repository:
Linking Jordanian Universities elibrary in an integrated database
system. International Journal of
Business and Management, 2011, 6
(4): 129-135.
Barber, D. (April, 1 2001).
Electronic Publishing: A Guide To
Electronic Journal Archives. Online Journal of Issues in Nursing.
Vol. 6 No.2. Available: www.nursingworld.org//MainMenuCategories/
ANAMarketplace/ANAPeriodicals/
OJIN/TableofContents/Volume62001/
No2May01/ArticlePreviousTopic/
GuideToArchives.aspx [akses tanggal
15 Mei 2012].
Hasugian, Jonner. (Juni 2006) Penelusuran
Informasi Ilmiah Secara Online: Perlakuan terhadap Seorang Pencari
Informasi sebagai Real User. Pustaka: Jurnal Studi Perpustakaan dan
Informasi, Vol.2, No.1. http://www.
ehow.com/about_5101062_deinitiondigital-publishing.html [akses tanggal
15 Mei 2012]
Kaula, Rajeev. 2000.
Integration of rule-based systems and
database. The Journal of Computer
Information Systems Vol.40. No.3 P :
38-43.

38

Kuhlthau, C. 1991.
Inside the search process: information
seeking from the user’s perspective”.
Journal of the American Society for
Information Science, Vol. 42 No. 5,
pp. 361-71.
Minnichsoffer, Tony. 1996.
Print technologies of the future:
Digital age printing technologies open
new realms to publishing. Agriculture,
Business And Economics--Marketing
And Purchasing. Volume 34 Issue 9
Pages I22-I24.
Ratanasawetwad, Sompob; Yu, David C.
1999. An integrated power system
tool for open database environment.
ProQuest Dissertations & Theses: The
Sciences and Engineering Collection.
Available : http://search.proquest.com/
docview/304537246/134A7468EE930
8AF0C6/2 [17 Juni 2012]
Ferreira, Sueli Mara;
Denise Nunes Pithan.2005.Usability
of digital l i b r a r i e s : A study based
on the areas of information science
and human - computer - interaction.
OCLC Systems and Services Vol.21
No. 4 P: 311-323.

VISI PUSTAKA Vol. 14, No. 2, Agustus 2012