PERCIK. Media Informasi Air Minum dan Pe (16)

Reportase

Penanggung Jawab: Direktur Permukiman dan Perumahan,

SMU 34 Jakarta, Juara UKS Tingkat Nasional

BAPPENAS Direktur Penyehatan Air dan Sanitasi,

9 DEPKES

Sekolah Sehat, Tak Semata Ada UKS

Pelayanan Air Minum di Kota Ho Chi Minh

7 Direktur Pengembangan Penyehatan

Direktur Pengembangan Air Minum, Dep. Pekerjaan Umum

Memperhatikan Provider Kecil

Teropong

Lingkungan Permukiman, Dep. Pekerjaan Umum

11 Direktur Bina Sumber Daya Alam dan

Pokja AMPL Propinsi Banten Berbekal Semangat dan Komitmen

Kisah

Teknologi Tepat Guna, DEPDAGRI Direktur Penataan Ruang dan

13 Lingkungan Hidup, DEPDAGRI

Sumber Air Hilang, Kocoran Jarang

Wawancara

Pemimpin Redaksi: Direktur Pendanaan Luar Negeri Multilateral Bappenas, Oswar Mungkasa

15 Dewan Redaksi:

Delthy S.Simatupang, SH : Persiapan Proyek Jadi Penentu

18 Ismail, Johan Susmono,

Seputar AMPL

Indar Parawansa, Bambang Purwanto

Seputar WASPOLA

Abstrak

Redaktur Pelaksana: Maraita Listyasari, Rewang Budiyana,

24 Rheidda Pramudhy, Joko Wartono, Essy Asiah, Mujiyanto

Pemberdayaan Masyarakat dalam Penyediaan Air Bersih di Pedesaan

Inovasi

26 Desain/Ilustrasi:

Instalasi Penjernih Air (IPA) Air Mandiri

Rudi Kosasih

Wawasan

27 Produksi:

Air Untuk Penduduk Miskin Jakarta

30 Sirkulasi/Distribusi:

Machrudin Kebijakan Infrastruktur Air Bersih dan Kemiskinan

33 Agus Syuhada

Makna Kelembagaan AMPL Bagi Keberlanjutan Sarana

36 Alamat Redaksi:

Menjadikan PDAM Lebih Mandiri, Transparan dan Profesional

46 Jl. Cianjur No. 4 Menteng, Jakarta Pusat.

Info Buku

47 Telp./Faks.: (021) 31904113 http://www.ampl.or.id

Info CD

47 e-mail: redaksipercik@yahoo.com

Info Situs

50 redaksi@ampl.or.id

Klinik IATPI

oswar@bappenas.go.id

Agenda

Pustaka AMPL

Redaksi menerima kiriman

tulisan/artikel dari luar. Isi berkaitan dengan air minum dan penyehatan lingkungan dan belum pernah dipublikasikan. Panjang naskah tak dibatasi. Sertakan identitas diri. Redaksi berhak mengeditnya.

„ Majalah Percik dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id „ „ Majalah Percik dapat diakses di situs AMPL: http://www.ampl.or.id „

embaca, selamat berjumpa lagi FOTO:POKJA AMPL dengan Percik edisi pertama di

kembali, pembaca setia di seantero nusantara. Kami akan selalu hadir di ruang baca Anda, kendati dengan jad- wal yang agak maju mundur. Bagai- mana situasi air minum dan penyehatan lingkungan di lingkungan Anda? Lebih baik atau tambah buruk dibandingkan tahun lalu?

Secara umum, kita masih menghadapi persoalan layanan. Belum semua ma- syarakat terlayani secara memadai. Ini pekerjaan rumah yang hingga kini belum terselesaikan. Di sisi lain, pihak yang kita harapkan mampu memenuhi tuntutan itu masih menghadapi banyak persoalan. Walhasil, semuanya seolah berlangsung sesuai dengan hukum pasar.

Pameran: Sekretariat Pokja AMPL dan WASPOLA mengikuti Pameran ICE-FTUI Maret lalu

Masyarakat harus memenuhi kebu- tuhan air dari sumber alternatif. Satu di antara sumber alternatif itu yaitu pe-

memuat peraturan yang baru diterbit- nyedia air skala kecil. Kendati dengan

membayar biaya penyambungan di mu-

kan oleh pemerintah. Kami berharap ini harga lebih mahal dari PDAM dan mutu

ka. Makanya perlu ada terobosan kebi-

sebagai sosialisasi. Sedangkan rubrik yang tak terkontrol, masyarakat tetap

jakan dan pemikiran bagaimana bisa

abstrak memuat abstraksi hasil diserta- saja membeli air dari mereka. Air ada-

memberikan layanan air yang murah

si, tesis, atau penelitian lainnya. Kami lah kebutuhan dasar yang tidak bisa ter-

bagi mereka. Penyedia air skala kecil bi-

berharap sajian ini mampu mencerah- gantikan.

sa menjadi jembatan. Namun mereka

kan dan menambah pengetahuan Anda. Secara ekonomi, proses yang ber-

perlu pembinaan. Kerja sama dengan

Pada rubrik Reportase, Anda bisa langsung itu wajar. Ada permintaan

penyedia air skala besar masih me-

melihat bagaimana SMU 34 Jakarta (demand), ada pemenuhan (supply).

mungkinkan. Inilah yang kami coba

mampu meraih Juara Usaha Kesehatan Hanya saja, bila dilihat dari karakter

angkat dalam laporan utama edisi ini.

Sekolah (UKS) Tingkat Nasional tahun pembeli air dari penyedia air skala kecil

Pembaca, masih berkaitan dengan

2005. Bayangkan kalau setiap sekolah yang kebanyakan golongan miskin, ten-

penyelenggaraan air minum dan penye-

melaksanakan program tersebut, dam- tu ini kurang menguntungkan dalam

hatan lingkungan, kami mencoba me-

paknya pasti luar biasa. Sedang di ru- proses pengentasan kemiskinan. Kaum

ngetengahkan wawancara dengan Di-

brik Kisah, kami mengetengahkan nasib miskin harus membayar lebih mahal.

rektur Pembiayaan Luar Negeri Mul-

proyek WSLIC 2 yang rusak akibat ter- Kapan mereka bisa meningkatkan kese-

tilateral. Ini penting untuk memberikan

kena bencana. Ini bisa menjadi pelajar- jahteraannya kalau penghasilannya di-

gambaran di mana posisi kita me-

an dan pemikiran, bagaimana mena- belanjakan untuk kebutuhan dasar yang

nyangkut utang luar negeri dan sejauh

ngani kasus sarana yang telah diserah- seharusnya bisa didapat dengan harga

mana kita harus pandai-pandai menge-

kan kepada masyarakat tapi mengha- murah?

lola keuangan yang didapat dari utang

tersebut. Jangan sampai kita malah

dapi masalah.

Akhirnya, kami berharap Percik te- dihadapi untuk menjangkau kalangan

Di sisi lain, banyak persoalan yang

membebani rakyat dengan tambahan

tap menjadi referensi Anda di bidang air ini. Pihak perusahaan BUMD atau swas-

utang sementara hasilnya tidak ada atau

minum dan penyehatan lingkungan. ta ada keengganan melayaninya karena

tidak optimal.

Kami selalu menunggu umpan balik da- beberapa alasan misalnya mereka ting-

Pada edisi ini, kami juga menam-

ri Anda berupa tulisan atau lainnya. gal di daerah ilegal dan tidak mampu

pilkan rubrik-rubrik baru yakni per-

aturan dan abstrak. Rubrik peraturan

Wassalam. „

Percik „ April 2006 „

WSLIC 2 vs CLTS

Kalau kita melihat dua program ter- sebut memang keduanya berbeda. Tapi coba kita lihat apa yang melatarbela- kangi program itu sehingga adanya per- bedaan itu bisa menjadi suatu yang sa- ling berguna.

WSLIC 2 merupakan program sara- na air bersih dan sanitasi untuk masya- rakat yang berpenghasilan rendah khu- susnya di daerah perdesaan. Program ini dijalankan dengan pola pendekatan pemberdayaan masyarakat secara aktif dalam pengambilan keputusan, peren- canaan, pelaksanaan kegiatan, peng- operasian dan pemeliharaan. Semuanya dilaksanakan oleh masyarakat. Empat komponen pokoknya yaitu peningkatan kapasitas kelembagaan dan masyara- kat; peningkatan program kesehatan dan sanitasi; pengembangan sarana air bersih dan penyehatan lingkungan per- mukiman; dan komponen manajemen proyek. Program ini dibiayai dana hibah Bank Dunia, AusAID, pemerintah Indo- nesia, dan masyarakat penerima proyek melalui kontribusi incash dan inkind.

CLTS (sanitasi total atas prakarsa masyarakat) merupakan program sani- tasi yang menitikberatkan pada penya- daran masyarakat akan pentingnya jamban/kakus dalam aspek kesehatan pribadi dan penyehatan lingkungan. Pe- laksanaannya memperhatikan pemeta- an, transect, alur kontaminasi, dan si- mulasi. Program ini disampaikan kepa-

da masyarakat dengan mengacu kepada pemahaman dan bahasa mereka. Peran perempuan di sini penting karena mere- ka lebih punya rasa malu.

Kalau kita mau mencermati kedua program tersebut, sebetulnya tidak perlu ada pertentangan. Justru kedu- anya bisa dikombinasikan dalam satu paket yang menguntungkan karena kedua program tersebut sama-sama

menggunakan pendekatan tanggap kebutuhan. Sebagai contoh, dalam penyusunan struktur Tim Kerja Masyarakat (TKM) dalam WSLIC 2, selain ada ketua dan wakil ketua, ben- dahara, sekretaris, tim teknis, tim kese- hatan, perlu kiranya ada orang khusus yang menangani CLTS. Bisa saja dia menjadi bagian dari tim kesehatan yang kita beri nama 'Koordinator Sanitasi'. Tugasnya mendata yang BAB sem- barangan/di tempat terbuka dan men- catat hasil perubahan perilaku tanpa subsidi maupun bantuan dana apapun. Tentu dalam hal ini kepada masyarakat dijelaskan bahwa pembangunan jam- ban/kakus tidak identik dengan tangki septik.

Itu sudah dan sedang kami lakukan di Ponorogo untuk WSLIC 2 tahun 2006. Kendati belum mendapat pelatih- an CLTS dan hanya belajar dari pandu- an, ternyata program ini pun bisa dilakukan dan masyarakat menyambut dengan tangan terbuka.

Bambang Apriyanto, ST

PMC Kabupaten Ponorogo

Percik Tak Sampai

Saya mewakili Subdin Teknik Pe- nyehatan Lingkungan Dinas Ciptakarya Kabupaten Cianjur, memberitahukan bahwa selama ini pengiriman majalah Percik tidak pernah sampai ke subdin yang berkaitan langsung dengan penye- diaan air bersih (minum) dan penye- hatan lingkungan. Karena itu untuk menghindari kesalahan disposisi dan mengingat pentingnya majalah tersebut sebagai sarana komunikasi dan media informasi menyangkut bidang peker- jaan kami, maka kami mohon untuk pengiriman majalah Percik ke Kepala Dinas Kimpraswil Kab. Cianjur diala- matkan sebagai berikut:

Dinas Cipta Karya Kab. Cianjur cq. Subdin Teknik Penyehatan Ling- kungan Jl. Prof. Moch. Yamin No. 131 CIANJUR 43213

Titih Titisari

(danelaini@yahoo.com) Setiap kali terbit, kami mengi-

rimkan satu eksemplar untuk dinas terkait. Menurut catatan kami, dinas Anda sudah masuk dalam daftar. Namun kalau Anda membutuhkan, kami akan kirimkan sesuai alamat di atas. Terima kasih.

Info SANIMAS

Saya dan teman-teman tertarik de- ngan program SANIMAS yang saat ini dikembangkan. Kami pun berencana membuat semacam Community Sewe- rage Course. Kami berpikir apa yang kami rencanakan ini juga sejalan de- ngan program SANIMAS. Mungkin se- kiranya Bapak/Ibu bisa memberikan in- fo dan konsep teknis tentang Pelaksana- an SANIMAS dan sekiranya bisa mem- berikan soft copy dan juga Prosiding Seminar Nasional SANIMAS di Bali 2004. Selain itu, bagaimana caranya menjalin kerja sama dengan WASPOLA. Terima kasih atas bantuannnya.

Nurul Ichsan

Teknik Lingkungan UNDIP Untuk informasi pelaksanaan SANI-

MAS secara lengkap, termasuk prosiding seminar, Anda bisa menghubungi BORDA, Jl. Kaliurang Km. 6, Yogyakarta 55283 Telp. 0274 888273. Sedangkan un- tuk kerja sama dengan WASPOLA, sila- kan hubungi Jl. Cianjur No. 4, Menteng, Jakarta Pusat. Telp. 021 3142046.

Percik „ April 2006 2 „

Penyedia Air Skala Kecil

S ETETES A IR DI P ADANG G ERSANG

FOTO: MUJIYANTO

tak bisa dipisahkan. Memperlakukan A

ir tak bisa dipandang

Lebih dari 100 juta orang Indonesia belum memiliki

sebagai benda sosial semata. Air pun me-

akses air minum dan penyehatan lingkungan.

miliki nilai ekonomi. Kedua nilai tersebut

Sesuai dengan Millennium Development Goals,

tahun 2015 nanti Indonesia harus mampu air hanya sebagai benda ekonomi

akan mengakibatkan hilangnya fung-

mengurangi setengah dari angka tersebut.

si sosial dari air dan mengabaikan kebutuhan penduduk miskin. Dalam

Mampukah itu diwujudkan?

kaitan ini pemerintah dituntut untuk meningkatkan jangkauan pelayanan

Dengan apa target itu bisa dikejar?

dan kualitas air minum ke seluruh

Adakah alternatif pelayanan yang lain? lapisan masyarakat karena air adalah

hak dasar. Ini tantangan yang belum

Percik „ April 2006 „ Percik „ April 2006 „

Pengalaman di beberapa negara me- nunjukkan bahwa pengelolaan oleh pe- merintah cenderung menerapkan harga rendah sehingga tidak mampu mem- pertahankan kualitas layanan jaringan yang ada, apalagi meningkatkan jang- kauan pelayanan. Meskipun harga ren- dah dikatakan bermanfaat bagi pen- duduk miskin tapi kenyataannya tidak semua penduduk miskin terlayani. Mereka tetap saja harus mencari sum- ber alternatif dengan harga air yang jauh lebih mahal.

Kondisi ini kemudian memunculkan gagasan keterlibatan swasta dalam pe- nyediaan air minum. Di sisi lain me- mang air telah menjadi 'emas biru' yang sangat menggiurkan bagi kalangan swasta untuk mengeruk keuntungan. Investasi swasta masuk ke sektor ini dalam skala besar. Akhirnya ada dua model pengelolaan air skala besar ini. Ada yang oleh perusahaan negara dan swasta.

Pengelolaan oleh perusahaan ini berlangsung beberapa dekade. Sayang hasilnya belum memuaskan. Banyak anggota masyarakat yang belum ter- layani, terutama kalangan miskin. Ada kendala struktur tarif dan bentuk pengelolaan. Beberapa alasan masya- rakat tidak terjangkau layanan air mi- num dari perusahaan yaitu (i) biaya sambungan terlalu tinggi dan pemba- yaran sekaligus di depan menghalangi penduduk miskin untuk berlangganan; (ii) air yang tersedia tidak selamanya mencukupi kebutuhan dan prioritas utama yang tidak mendapat layanan adalah penduduk miskin; (iii) struktur tarif dan rendahnya konsumsi air pen- duduk miskin mengakibatkan perusa- haan air minum tidak tertarik melayani penduduk miskin; (iv) jika penduduk bertempat tinggal di permukiman liar maka mereka tidak akan mendapat layanan publik.

Di sisi lain, perusahaan air minum sering minim pengetahuan terhadap penduduk miskin sehingga (i) tingkat layanan sering tidak sesuai kebutuhan, dan lebih mengutamakan standar teknis yang sering tidak terjangkau; (ii) sistem pembayaran tepat waktu tidak sesuai dengan bentuk penerimaan penduduk miskin yang tidak teratur; (iii) tidak ter- jadi komunikasi yang baik antara perusahaan air minum dan penduduk miskin.

Dalam kondisi seperti ini muncullah kemudian penyedia air minum skala kecil (Small Scale Water Provider). Me- reka hadir memenuhi kebutuhan pen- duduk miskin terutama di perkotaan yang belum terjangkau jaringan perusa- haan air skala besar atau sudah ter- jangkau tapi aliran airnya tidak kon- tinyu. Usaha ini berpotensi melayani penduduk miskin dengan biaya inves- tasi yang relatif rendah.

Berdasar tinjauan terhadap bebera- pa studi empiris, maka penyedia air minum skala kecil dapat dikelom- pokkan dalam beberapa kategori yaitu:

Penyedia yang mempunyai hubungan permanen dengan perusahaan air mi- num, yang mendistribusikan air me- lalui kios atau hidran. Beberapa con- toh adalah kios air di Nairobi (Kenya), Lilongwe (Malawi), Batam (Indone- sia); hidran umum dikelola oleh ko-

munitas di Dakar (Senegal), Mopti (Mali), Dhaka (Bangladesh); dan hidran umum dikelola oleh asosiasi komunitas skala kecil di Segou (Mali). Masyarakat yang menjual air perpipa- an ke komunitas yang belum terlayani air perpipaan. Beberapa contoh ada- lah sistem air minum dibangun ma- syarakat Buenos Aires (Argentina); sistem air minum dibangun oleh wi- ra usaha di Guatemala City (Guate- mala) dan pusat penjualan air minum hasil pemurnian air sungai menggu- nakan sinar matahari di Manila (Phi- lipina); truk tangki air, gerobak air yang diambil dari air perpipaan pada waktu dan tempat di mana perusa- haan air minum tidak dapat melayani. Contohnya di Dakar (senegal), Port- au-Prince (Haiti), Jakarta (Indone- sia). Sistem air minum skala komunitas di Dhulikel (Nepal) (Snell, 1998 dan McIntosch, 2003).

Usaha skala kecil ini memiliki ka- rakteristik khas yakni inisiatif individu, fleksibel, mudah mengadaptasi pasar dalam konteks pengaturan keuangan, dan pilihan teknis. Selain itu, usaha ter- sebut memiliki efisiensi operasi dalam hal (i) pemulihan biaya, (ii) tidak terda- pat kebocoran air; (iii) tidak mem- butuhkan subsidi publik, dan pinjaman.

Berdasar studi "Small Scale Water Providers" yang didanai ADB, dite- mukan bahwa pelayanan air minum skala komunitas mempunyai beberapa karakteristik yaitu (i) Strategi teknis dan manajemen yang fleksibel. Ham- batan investasi dan biaya operasi dita- ngani dengan memilih jenis teknologi yang sesuai dengan kondisi masyarakat. Masyarakat yang dilayani sebagian be- sar merupakan pekerja harian sehingga penagihan dilakukan tidak sebulan se- kali tetapi lebih sering sesuai dengan kemampuan masyarakat; (ii) Perusaha- an air minum menjadi patokan pela- yanan. Pelayanan skala kecil mengang- gap perusahaan air minum sebagai pe-

Percik „ April 2006 4 „

FOTO: MUJIYANTO

saing sehingga kualitas pelayanan di- usahakan setingkat; (iii) Kurang dihar- gai oleh pemerintah daerah dan perusa- haan air minum. Kebutuhan investasi sulit terpenuhi karena dianggap usaha ilegal, tidak menguntungkan, dan aset- nya tidak dapat dinilai. Akibatnya akses kredit terbatas dan berbunga tinggi se- hingga resiko investasi menjadi tinggi; (iv) Keterkaitan erat antara keabsahan dan tingkat pelayanan

Bentuk pelayanan usaha ini berma- cam-macam. Ada yang menggunakan ge- robak dorong, saluran pipa ke rumah (ter- minal air), truk tangki air, kios air, dan sebagainya. Khusus kios air minum, ada alasan mengapa usaha ini marak terutama di kota, yakni (i) memungkinkan penggu- na membeli dalam jumlah dan waktu yang sesuai kemampuan mereka; (ii) memung- kinkan biaya modal rendah per rumah tangga yang terlayani; (iii) memung- kinkan tingkat pemulihan biaya (cost recovery) perusahaan air minum lebih baik karena penyedia air minum skala kecil membayar sesuai dengan yang diper- gunakannya.

Lebih dari itu penyedia air skala kecil dapat berkembang sesuai dengan situasi yang ada. Beberapa kasus menunjukkan usaha dengan gerobak dorong bisa menja- di truk tangki air bahkan menjadi sam- bungan pipa bawah tanah ke rumah. Namun di Indonesia belum ada penyedia air skala kecil yang berubah menjadi perusahaan besar.

Oleh karena itu, keberadaan penye- dia air skala kecil ini mampu men- dorong pencapaian MDGs tahun 2015. Mereka layak dimasukkan dalam strate- gi investasi air minum karena usahanya mampu mempercepat peningkatan ca- kupan layanan. Hanya saja perlu ada perhatian khusus kepada mereka ter- utama dalam hal kendala tarif yang re- latif mahal dan kurangnya dana inves- tasi serta aspek legalitas.

Kondisi Indonesia

Penyedia air skala kecil bisa dijum- pai di kota-kota di Indonesia. Namun

hingga saat ini belum ada data yang lengkap tentang usaha tersebut baik dari sisi jumlah maupun tingkat cakup- an layanannya. Ini bisa dipahami kare- na usaha tersebut umumnya tidak ter- catat alias illegal dari sisi hukum.

Gambaran umum usaha kecil ini bisa dilihat dari hasil survai yang dilak- sanakan oleh Puslitbang Permukiman Dep. PU dan Hydroconsell, di lima kota (Bandung, Subang, Jakarta, Palembang, Makassar). Usaha ini mampu mem- berikan kontribusi sekitar 2 persen ter- hadap cakupan pelayanan.

a. Sistem Distribusi dan Tipe La- yanan

Sistem distribusi penyedia air skala

kecil memiliki ciri khas tersendiri. Ada yang menggunakan sistem distribusi bertingkat, tapi ada yang langsung ke konsumen.

Pengelola pelayanan air minum skala kecil ini hampir semuanya swasta dengan pola mandiri. Mereka ada yang berasal dari yayasan, kelom- pok swadaya masyarakat, atau indi- vidual. Pola mandiri ini terlihat dari sistem manajemennya yang tak ter- gantung pihak manapun. Semuanya diurus sendiri. Untung dan rugi di- tanggung sendiri. Sedangkan hubung- an dengan distributor-seperti peda- gang keliling-hanya sebatas penyedia. (Lihat Tabel)

Percik „ April 2006 „

J ENIS L AYANAN

Sambungan rumah tangga

Jaringan pipa dan armada (pangkalan) air

Truk tangki air

Gerobak dorong

Air minum isi ulang

T IPE P ELAYANAN

pelayanan kontinyu/giliran suplai air mencukupi kebu- tuhan sehari-hari sumber air permukaan/sumur bor

melayani pembelian air dengan menggunakan mobil tangki yang datang ke lokasi pangkalan

pelayanan berdasarkan peme- sanan pelayanan minimum 4 meter kubik jangkauan pelayanan dalam dan luar kota

pelayanan berdasar pesanan atau dari pintu ke pintu pelayanan untuk penjual ecer- an jangkauan pelayanan perko- taan kurang lebih 1 RT jerigen yang dipakai kapasitas

20 liter pengolahan air baku sampai

kualitas air minum pembelian berdasarkan pesanan atau beli di tempat

T IPE A REA P ELAYANAN

perumahan padat perumahan dengan status sosial ekonomi menengah dalam jangkauan perpipaan 40 KK penyambungan berdasarkan perhi- tungan skala ekonomi

Truk tangki

perumahan yang punya reservoir bawah tanah dengan jalan lebih dari 6 m industri perkantoran niaga depo-depo air isi ulang

perumahan dengan kualitas air sumur tidak dapat bisa diminum perumahan yang relatif datar dan mudah ditempuh dengan gerobak dorong masyarakat membeli air hanya untuk keperluan minum dan masak

penjualan berdasarkan pesanan jangkauan layanan 1-2 km (perhi- tungan jarak tempuh, pengantaran dengan motor, pengambilan sendiri jarak 200 meter)

Tipe Layanan dan Daerah Layanan Air Minum Swasta

Memang, keberadaan penyedia air Sesuai karakternya, penyedia air

b. Harga/Tarif Air

administratif. Dari pasal-pasal yang ada di

skala kecil bisa saja dimasukkan dalam minum skala kecil memiliki cara ma-

dalamnya, tidak ada yang terkait langsung

golongan swasta atau kelompok ma- sing-masing dalam menentukan har-

dengan penyedia air skala kecil.

syarakat. Hanya saja itu menyangkut ga/tarif air yang dijualnya. Ini tergan-

Pada pasal 10 PP tersebut misalnya,

kelembagaannya. Tapi aktivitasnya se- tung pada sumber air baku dari mana

tertulis ''Unit distribusi wajib mem-

cara umum tak ada payungnya. mereka mengambilnya, jarak jangkau

berikan kepastian kuantitas, kualitas,

Oleh karena itu, ada pemikiran agar ke pelanggan, dan fasilitas yang digu-

dan kontinuitas pengaliran'' (ayat 2),

penyedia air skala kecil ini memperoleh nakan. Secara umum, penyedia air

dan pada ayat berikutnya ''Jaminan

tempat dalam sistem penyediaan air minum skala kecil menetapkan har-

pengaliran 24 jam''. Selain itu pada

minum. Aspek perizinan/kontrak perlu ga/tarif jauh lebih mahal dibandingkan

pasal 6 ada ketentuan air minum yang

dipikirkan oleh pemerintah daerah harga air penyedia jasa formal dalam

dihasilkan SPAM harus memenuhi

sebagai regulator sehingga penyedia air hal ini PDAM. Perbandingan harga air

syarat kualitas (ayat 1), dan air minum

skala kecil ini memperoleh kesempatan bisa dilihat dalam tabel berikut:

yang tidak memenuhi syarat kualitas

dilarang didistribusikan ke masyarakat.

yang setara. Pengalaman internasional

Jelas kedua pasal ini akan sulit diterap-

menunjukkan bahwa penyedia air skala

N O P ENJUAL A IR J UAL /M 3

kan bagi penyedia air skala kecil.

kecil yang beroperasi secara legal dapat

(R P )

Perlu diakui, bahwa pasal-pasal

memberikan pelayanan yang kontinyu

dengan kualitas setara dengan penyedia 1. PDAM

dalam peraturan itu baru mengatur

jasa formal dan tarif yang lebih rendah 2. Terminal

penyelenggara SPAM skala besar. Pasal

dibandingkan dengan penyedia air skala Air Kecil

17.500-15.000

1 (9) menyebutkan yang disebut penye-

kecil yang beroperasi secara ilegal. 3. Terminal

lenggara adalah badan usaha milik

Yang pasti, keberadaan penyedia air Air Curah

10.000-15.000

negara/badan usaha milik daerah, ko-

skala kecil saat ini mampu menutup 4. Sumur

perasi, badan swasta, dan/atau kelom-

celah yang belum ditutup oleh perusa- Pompa

20.000/bulan

pok masyarakat yang melakukan pe-

haan air minum skala besar. Aktivitas Listrik

ngembangan sistem penyediaan air mi-

mereka ibarat 'setetes air di padang ger- 5. Air Mineral

KK)=2.222/m3

num. Aturan itu tak menyinggung sama

sekali penyedia air skala kecil.

sang'. „ (MJ)

Isi Ulang 6. Air Mineral

Sistem Distribusi Pelayanan Air Minum Usaha Kecil

Masyarakat tak bisa berkutik meng- hadapi harga tersebut. Ini terjadi karena air adalah kebutuhan dasar sehingga

GEROBAK

Terminal Kecil

Pedagang air gerobak

Rumah Tangga

harus dipenuhi meskipun dengan harga

DORONG

yang mencekik. Kata 'terpaksa' menjadi jawaban satu-satunya, karena tidak ada Depot isi ulang Air mineral

Rumah Tangga

alternatif lainnya.

Pengolahan air

Terminal Curah

c. Legalitas

Komplek Perkantoran

Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah No. 16 Tahun 2005 tentang Pengembangan Sistem Penye-

diaan Air Minum. Secara umum ketentuan Pompa PEMIPAAN

Sumur Dalam

Rumah Tangga

itu mengatur sistem penyediaan air minum (SPAM), perlindungan air baku, penyelenggaraan, wewenang dan tang-

Gerobak dorong

gung jawab, badan pendukung pengem-

Truk Tangkik

bangan SPAM, pembiayaan dan tarif, pem-

Pemipaan

binaan dan pengawasan, dan sanksi

6 Percik „ April 2006 „

Pelayanan Air Minum di Kota Ho Chi Minh

Memperhatikan Provider Kecil

H noi yang merupakan ibukota negara. masuk penyedia layanan air minum- (Hiep An Co. Ltd), untuk kemudian di-

o Chi Minh City adalah kota

(lembaga eksekutif) pada bulan Agustus terbesar di Republik Sosialis

Minh memutuskan untuk mengem-

2003. Diawali dengan uji coba dengan Vietnam, lebih besar dari Ha-

bangkan kerangka kebijakan dalam

rangka meningkatkan peran swasta ter-

salah satu penyedia jasa lokal skala kecil

Pada tahun 2004 penduduk Ho Chi

terapkan secara luas. Minh City berjumlah 6,1 juta orang de-

skala kecil (small scale water provi-

Selain untuk menciptakan iklim ngan luas area 2.094 km2, sedangkan

ders) sebagai mitra perusahaan air mi-

yang menarik bagi perusahaan swasta Hanoi berpenduduk 2.9 juta dengan lu-

num kota (SAWACO) untuk mengejar

agar mereka mau berinvestasi di sektor as area 921 km2. Seperti umumnya ma-

target yang telah ditetapkan.

air minum, peraturan mengenai pro- salah kota-kota besar di negara berkem-

gram investasi ini (socialization pro- bang, Ho Chi Minh City menghadapi

Socialization Program

gram) juga dikembangkan untuk (i) kesulitan dalam menyediakan infrstruk-

Kemauan politik pemerintah kota

meningkatkan produksi air minum, (ii) tur dasar bagi masyarakatnya termasuk

Ho Chi Minh untuk memberikan akses

meningkatkan kualitas dan cakupan penyediaan air minum.

air minum kepada seluruh masyarakat-

layanan terutama di area yang belum Dalam sektor air minum kesulitan

nya dituangkan ke dalam sebuah ke-

terlayani oleh perusahaan air minum yang dihadapi adalah: (i) kekurangan

rangka kebijakan yang lebih dikenal se-

kota, dan (iii) menurunkan angka kebo- air karena kebutuhan domestik dan

bagai "Socialization Program", pro-

coran melalui perbaikan jaringan dis- industri naik dengan cepat sejalan de-

gram untuk meningkatkan keterlibatan

tribusi terutama di area dengan tingkat ngan pertumbuhan ekonomi, (ii) tinggi-

perusahaan swasta lokal untuk berin-

kebocoran tinggi. Untuk mencapai nya angka kehilangan air (non-revenue

vestasi dalam sektor air minum. Pro-

tujuan tersebut peraturan ini mena- water), dan (iii) terbatasnya dana pe-

gram ini dituangkan dalam kerangka

warkan enam skema kerjasama, yaitu: merintah untuk meningkatkan pelayan-

peraturan yang dikembangkan oleh

Skema 1: Investasi sistem lengkap, an air minum sesuai dengan permin-

pemerintah kota Ho Chi Minh dengan

investor menginvestasikan dananya un- taan dan kebutuhan masyarakat. Fak-

perusahaan air minum kota (SAWACO)

tuk membangun sistem lengkap dari tor-faktor tersebut membuat pelayanan

di tahun 2002. Peraturan itu sendiri

mulai unit produksi hingga ke jaringan publik di sektor air minum yang dila-

telah disahkan dan dicanangkan oleh

distribusi dan sambungan rumah. In- kukan oleh perusahaan pemerintah ber-

People's Committee of Ho Chi Minh City

FOTO: LINA DAMAYANTI

nama Saigon Water Supply Corpora- tion (SAWACO, sebelumnya bernama Ho Chi Minh City Water Company) ma- sih di bawah target yang ingin dicapai.

Dalam rencana induk (master plan) 2001-2005 pemerintah kota Ho Chi Minh menargetkan 90 persen pendu- duk akan mempunyai akses air minum, namun sampai akhir tahun 2001 cakup- an layanan SAWACO baru sekitar 50 persen dengan tingkat kebocoran ham- pir mencapai 40 persen. Kondisi ini membuat pemerintah kota Ho Chi Minh menyadari bahwa dengan hanya meng- andalkan SAWACO akan sulit bagi mereka untuk bisa mencapai target tersebut. Oleh karena itu pada De-

Penyedia jasa skala kecil (the Hiep An Co. Ltd) yang menjadi mitra SAWACO

sember 2001 pemerintah kota Ho Chi

dan area yang dilayaninya.

Percik „ April 2006 „ Percik „ April 2006 „

Skema 2: Investasi unit produksi, investor menginvestasikan dananya un- tuk membangun unit produksi. Produk- si air minumnya dijual seluruhnya ke perusahaan air minum kota. Investasi ini dilakukan di area yang telah terdapat jaringan distribusi SAWACO namun selalu kekurangan air dan tekanannya rendah.

Skema 3: Investasi perbaikan ja- ringan, investor menggunakan dananya untuk memperbaiki dan meningkatkan kondisi seluruh sistem jaringan dis- tribusi di area tertentu. Investasi ini di- lakukan di area yang telah terdapat ja- ringan distribusi SAWACO yang memi- liki angka kebocoran tinggi.

Skema 4: Investasi pengangkutan air minum, investor menggunakan da- nanya untuk menyediakan layanan di area terpencil dengan mendatangkan sejumlah air dari perusahaan air minum kota. Biaya pengangkutan/transportasi sebagian disubsidi oleh SAWACO.

Skema 5: Investasi peningkatan ki- nerja unit produksi, investor menggu- nakan dananya untuk memperbaiki dan meningkatkan kinerja unit produksi. Keuntungan dari penjualan produksi air minum yang berhasil ditingkatkan diba- gi bersama antara perusahaan air mi- num kota dan investor.

Skema 6: Investasi jaringan distri- busi, investor menggunakan dananya untuk membangun jaringan distribusi baru dan mendistribusikan air dari me- ter induk milik SAWACO.

Sampai saat ini hampir semua skema kerja sama tersebut telah dimi- nati oleh investor kecuali skema 6, ada yang telah berjalan dan beberapa masih dalam proses negosiasi atau kontrak. Selain skema kerja sama peraturan tersebut juga memuat hal-hal lain seperti prosedur kerja sama/berinves- tasi, hak dan kewajiban investor, dan mekanisme serah terima di akhir peri- ode kontrak atau pada saat area pe-

layanan telah disentuh oleh jaringan perusahaan air minum kota. Hal lain yang menarik buat investor untuk berinvestasi adalah insentif yang ditawarkan, mulai dari kemudahan untuk mendapatkan hak guna lahan, pengurangan pajak baik untuk tanah maupun pendapatan (tax exemption), bahkan untuk barang atau peralatan yang diimpor investor tidak dikenakan pajak bea masuk. Namun penyedia layanan air minum skala kecil juga diharuskan untuk memenuhi standar pelayanan perusahaan air minum kota, baik standar teknis maupun kualitas air, untuk itu pemerintah kota Ho Chi Minh mewajibkan SAWACO untuk mem- berikan dampingan teknis bagi para penyedia jasa skala kecil tersebut.

Manfaat dari upaya inovatif tersebut tidak hanya dirasakan oleh para penye- dia jasa layanan air minum skala kecil dan masyarakat yang dilayani, namun juga oleh pemerintah kota Ho Chi Minh dan perusahaan air minum kota. Selain membantu meningkatkan akses air

minum bagi masyarakat, program ini juga memacu SAWACO untuk mening- katkan kinerja dalam memberikan pe- layanaan publik. Saat ini cakupan layan- an mereka mulai bergerak naik, menu- rut SAWACO saat ini masyarakat yang telah terlayani oleh sistem perpipaan mencapai 74 persen. Dan sejak tahun 2005 SAWACO telah berhasil menda- patkan keuntungan.

Pelayanan terhadap Masyarakat Miskin

Pada umumnya penyedia jasa skala kecil memberikan pelayanan di area yang belum terjangkau oleh penyedia jasa formal, dan biasanya sebagian besar adalah masyarakat miskin. Di Ho Chi Minh City pelayanan kepada masya- rakat miskin tidak hanya dilakukan oleh penyedia layanan air minum skala kecil tetapi juga penyedia jasa publik seperti SAWACO, termasuk bagi masyarakat miskin yang tinggal di area ilegal atau ti- dak memiliki hak guna lahan (illegal settlement). Kebijakan ini baru diambil oleh pemerintah kota Ho Chi Minh, sebelumnya penyedia jasa publik tidak dibenarkan untuk melayani masyarakat yang tinggal di area ilegal.

Kebijakan ini diambil dengan per- timbangan bahwa air minum meru- pakan kebutuhan dasar bagi semua orang termasuk masyarakat miskin dan tidak memiliki hak guna lahan. Namun menurut Deputi Direktur Kantor Transportasi Kota & Pekerjaan Umum penyediaan kebutuhan dasar ini tidak berarti melegalkan penggunaan lahan, jika pemerintah kota berencana meng- gunakan lahan tersebut masyarakat yang tidak mempunyai hak guna lahan tetap harus pindah dari area tersebut. Agar pelayanan air minum terjangkau oleh masyarakat berpenghasilan rendah penyedia jasa publik memberlakukan blok tarif atau tarif progresif, blok pemakaian terendah dikenakan tarif di bawah biaya produksi. „ (lina damayanti)

Laporan dari kunjungan ke Vietnam

Percik „ April 2006 8 „

P eople's Committee adalah lembaga eksekutif yang memegang peranan sen- tral di Republik Sosialis Vietnam. Lembaga

ini terdapat di semua tingkat pemerintah- an dari mulai pemerintah pusat sampai de- ngan pemerintahan terendah atau ward (setara dengan desa/kelurahan di Indo- nesia).

People's Committee dipilih oleh People's Council (lembaga legislatif), sedangkan People's Council dipilih langsung oleh masyarakat melalui pemilihan. Struktur People's Committee di Ho Chi Minh City ter- diri dari 1 ketua, 4 wakil ketua, dan 7 ang- gota yang merupakan representasi dari lem- baga-lembaga pemerintah kota seperti ke- polisian, militer, dan seluruh departemen yang ada di tingkat kota (setara dengan dinas). Biasanya yang duduk dalam ke- anggotaan People's Committee adalah pim- pinan dari lembaga-lembaga tersebut. „

Ho Chi Minh City People's Committee

SMU 34 Jakarta, Juara UKS Tingkat Nasional

Sekolah Sehat, Tak Semata Ada UKS

A ayunkan daunnya. Tepat di pintu ger-

ngin semilir menyambut tamu FOTO:MUJIYANTO yang datang ke sekolah itu. Se-

buah pohon besar mengayun-

bang sekolah, sebuah taman air ber- tingkat menyembulkan suara gemericik. Tanaman nan hijau menghiasi setiap sudut. Nuansa itu semakin serasi de- ngan warna cat tembok sekolah yang berwarna hijau muda. Demikian pula lapangan olah raga pun berwarna sama.

Di sudut-sudut sekolah terpampang peringatan untuk senantiasa menjaga kebersihan. Ada peringatan untuk tidak mencoba narkoba, larangan merokok di lingkungan sekolah, serta waspada ter- hadap nyamuk demam berdarah. Tempat sampah terpasang di depan

Asri: Suasana sekolah selalu asri dan bersih.

ruang kelas. Ada untuk sampah organik dan sampah anorganik. Di dinding luar

seriusan. Tahun 2000 lalu, sekolah ini tergantung pot bunga. Tanaman itu

Umum (SMU) Negeri 34 Jakarta. Seko-

selesai direnovasi. Semangat kepala se- menjulurkan dahannya ke bawah.

lah yang berdiri sejak 13 September

kolah dan para guru mewujudkan visi Setiap ruang kelas dilengkapi dengan

1978 tersebut memang memiliki misi

dan misinya tergolong luar biasa. Jadi- air conditioner (AC). Wastafel ter-

meningkatkan partisipasi siswanya da-

lah sekolah ini salah satu dari sekolah pasang di dalam ruang tersebut. Khusus

lam program sekolah berwawasan ling-

terbaik di Jakarta. di ruang kelas percontohan, wastafel

kungan. Tujuan menjadi sekolah yang

Imbas dari semua itu, UKS yang bagi ada dua.

berwawasan lingkungan tampaknya te-

sebagian sekolah dirasa kurang penting Di sekolah yang memiliki luas tanah

lah menjadi kenyataan.

atau malah ada yang tidak peduli sama 8.747 meter persegi itu, tak ada ruang

Kondisi itu semakin mantap dengan

sekali, mendapat perhatian yang sangat yang telantar. Di belakang bangunan

keberhasilan sekolah tersebut sebagai

memadai. ''Dulu UKS menyatu dengan sekolah bertingkat tiga ini, siswa

juara Program Usaha Kesehatan Se-

palang merah remaja (PMR) dengan menanam tanaman obat keluarga

kolah (UKS) tingkat nasional tahun

memanfaatkan sebuah ruang kecil,'' kata (Toga). Di sudut yang lain, siswa meme-

2005. Tak heran bila kini sekolah terse-

Septina Wibarini, SPd, guru sekaligus lihara burung dalam sangkar raksasa.

but menjadi referensi sekolah lain di In-

koordinator UKS SMU 34. Ada juga rumah daur ulang sampah, un-

donesia dalam program UKS dan pro-

Namun seiring kebutuhan, UKS tuk memproses bahan-bahan yang bisa

gram lingkungan.

akhirnya harus diwujudkan secara man- didaur ulang menjadi sesuatu yang ber-

diri. ''Kalau upacara selalu ada yang manfaat.

Tak Sekejap

pingsan. Makanya kita berpikir menga- Itulah kondisi Sekolah Menengah

Mewujudkan sekolah yang sehat ti-

daklah gampang. Butuh waktu dan ke-

pa kita tidak menyediakan ruang khu-

Percik „ April 2006 „ Percik „ April 2006 „

katanya sambil tersenyum. dengan memanfaatkan ruang di pojok

UKS buka setiap

Keberadaan UKS mau tidak mau men- sekolah.

hari kerja. Setiap jam

dorong insan akademika sekolah turut Pada tahap awal, ruang ini hanya di-

menyukseskan program tersebut. ''Ham- isi satu set meja dan satu tempat tidur.

istirahat ada siswa yang

pir setiap mata pelajaran diharuskan me- Itu pun dengan kondisi sederhana. De-

piket. Mereka ini adalah

ngaitkannya dengan kesehatan,'' jelas ngan dorongan dan modal pihak se-

anggota Kader Kesehatan

guru yang sejak awal merintis UKS seko- kolah bekerja sama dengan instansi ter-

Remaja (KKR).

lah itu. Sementara anggota KKR menjadi kait seperti dinas kesehatan, dinas pen-

agen perubahan bagi rekan-rekannya didikan nasional, dan puskesmas seko-

sesama siswa untuk hidup sehat. lah berhasil mengembangkan UKS ini.

kan instansi terkait dan lembaga swada-

Prasarana dan sarana sekolah pun Instansi terkait ini membantu obat-

ya masyarakat. Sewaktu-waktu anggota

dikondisikan mendukung program ter- obatan, lemari, dan tempat tidur. Jadi-

KKR ini ikut terlibat dalam program pe-

sebut. Saat ini ada 36 MCK khusus sis- lah UKS ini memiliki fasilitas yang lu-

nyuluhan di puskesmas. ''Mereka ini

wa di sekolah yang terdiri atas 24 ruang mayan lengkap. Saat ini ada empat tem-

adalah kader inti kesehatan sekolah,''

kelas itu. Belum lagi ada MCK khusus pat tidur tetap dan satu tempat tidur da-

tandas Septina.

guru, di masjid, dan di ruang serba gu- rurat serta satu kursi pasien gigi. Ada

Mengenai keberadaan dokter, guru

na. Perawatan saluran air juga menjadi juga lemari obat dan perangkat penyu-

biologi ini menjelaskan, mereka berasal

perhatian, termasuk pengelolaan sam- luhan kesehatan lainnya. UKS SMU ini

dari orang tua siswa. ''Mereka secara su-

pah sekolah. ''Jadi kesehatan sekolah ti- menempati ruangan 6 x 8 meter perse-

karela berpraktek di sini. Khusus dokter

dak semata-mata UKS,'' tandas Septina. gi. ''UKS yang baik memiliki minimal

gigi, prakteknya sesuai perjanjian,'' kata-

nya sambil menjelaskan dokter ini digaet

empat tempat tidur pasien untuk seribu

ketika ada rapat orang tua siswa bila ada

Tantangan

siswa, ada dokter, dan ada klinik gigi,''

Mempertahankan lebih sulit daripa- jelas Septina.

penerimaan murid baru. Sedangkan me-

ngenai obat-obatan beresep, sekolah me-

da meraih. Ungkapan ini pun berlaku

lalui komite sekolah telah menganggar-

bagi UKS SMU 34. Kaderisasi anggota

Aktivitas

KKR menjadi masalah. Bukan pada per- UKS ini buka setiap hari kerja. Seti-

kan khusus setiap tahun.

soalan mendapatkan sukarelawan yang ap jam istirahat ada siswa yang piket.

Setiap hari Jumat UKS dan kader-

sudi menangani UKS tapi bagaimana Mereka ini adalah anggota Kader Ke-

nya memelopori program pemberantas-

menumbuhkan semangat seperti ketika sehatan Remaja (KKR). Mereka bertu-

an sarang nyamuk (PSN) di sekolah. Ke-

sekolah tersebut meraih juara tahun la- gas melayani siswa kalau ada yang ingin

giatan ini melibatkan seluruh siswa se-

lu. ''Semangat mereka berbeda dengan berobat atau membantu dokter yang ke-

lama setengah jam. Kader UKS menjadi

pendahulunya. Barangkali karena ku- betulan sedang praktek. Memang setiap

tim kesehatan jika siswa SMU 34 meng-

rang ditempa ya,'' kata Septina seraya Senin hingga Kamis, ada dokter yang

adakan kegiatan di luar seperti pertan-

mengungkapkan anak didiknya yang praktek yakni dokter gigi dan dokter

dingan olah raga dan lainnya.

menjadi generasi awal UKS berkiprah umum secara bergantian. ''Anggota

memiliki semangat yang luar biasa. KKR ini bisa langsung memberikan obat

Pengaruh

Di samping mempertahankan kon- ringan kepada teman-temannya yang

Septina menjelaskan keberadaan

disi UKS yang cukup baik tersebut, ke- membutuhkan. Kalau ada dokter, mere-

UKS membantu meningkatkan pema-

lompok kerja UKS sekolah itu masih ka bertugas sebagai layaknya perawat

haman siswa terhadap kesehatan dan

memiliki obsesi yang belum tercapai. yang membantu dokter,'' kata Septina.

yang terkait dengan bidang tersebut. Se-

Mereka ingin membangun klinik untuk Setiap tahun kelompok kerja UKS

bagai contoh soal AIDS. Program-pro-

umum. Klinik ini nantinya khususnya sekolah ini merekrut kader baru. Rata-

gram yang dirancang UKS menyebab-

bagi kalangan keluarga miskin dengan rata setiap tahun atau per angkatan ada

kan siswa tak lagi buta soal penyakit

biaya murah. Obsesi ini sebagai wujud sekitar 30 siswa yang menjadi anggota

berbahaya tersebut. Selain itu, siswa ju-

kepedulian sekolah terhadap masyara- KKR. Mereka dibina khusus mengenai

ga bisa berkonseling langsung dengan

kat sekitar. ''Itu yang kita impikan,'' kata penanggulangan kecelakaan ringan, pe-

dokter di sekolah bila mengidap suatu

Septina sembari tak bisa memastikan ngetahuan umum tentang seks, narko-

penyakit. ''Yang pasti mereka lebih care

terhadap hidup sehat. Dan tak kalah

kapan impian itu terwujud. Semoga ber-

ba, dan AIDS. Pembinaan ini melibat-

pentingnya, mereka gampang nyari

hasil. „ (MJ)

10 Percik „ April 2006 „

Pokja AMPL Propinsi Banten Berbekal Semangat dan Komitmen

T Indonesia. Seolah-olah uang yang men- kepentingan. Seluruh kegiatan pokja anggaran meningkat menjadi Rp. 215 juta

ak ada anggaran, program tak

anggaran operasional tersendiri. Tahun jalan. Ini mitos yang umum

rutin bulanan. Biasanya di awal bulan.

2005, anggaran diletakkan di BPM sebe- dihadapi kalangan birokrasi di

Kadang-kadang ada penambahan rapat

dalam sebulan, tergantung situasi dan

sar Rp. 127.500.000. Tahun 2006,

yang diletakkan di BPM, Bapeda, dan dilawan dan hilangkan? Jawabnya: bisa.

jadi penentu. Tak bisakah mitos ini

baik berupa rapat maupun kegiatan di

luar, pendanaannya dibebankan kepada

Dinkes.

Kelompok Kerja (Pokja) Air Minum

instansi-instansi yang terlibat di dalam-

dan Penyehatan Lingkungan (AMPL)

nya secara bergilir. Dengan kata lain,

Sosialisasi

Propinsi Banten menjadi salah satu

Proses sosialisasi memegang pe- yang bisa membuktikan hal itu. Tahun

instansi terkait menyubsidi Pokja.

ranan penting dalam keberhasilan pro- 2003, Pokja ini dibentuk. Tak ada dana.

Keberlangsungan pokja tanpa SK itu

gram, tak terkecuali sektor AMPL. Sosi- Tak ada surat keputusan (SK) pemben-

tak lepas dari kepedulian Ketua Pokja,

alisasi diarahkan kepada seluruh stake- tukan. Namun pokja itu bisa berjalan

yang juga menjabat sebagai Kepala

holder termasuk kalangan wakil rakyat. hingga ada SK Gubernur dua tahun

Bapeda, saat itu Ir. H. Hilman Nitia-

Selama ini, proses tersebut telah dilak- kemudian (2005).

midjaya. Dia-satu-satunya eselon satu--

sanakan kendati masih bersifat indivi- Kelahiran Pokja AMPL Banten

terlibat secara aktif. Selain itu faktor

dual. Kendati begitu hasilnya sudah dipicu oleh kegiatan Pokja Nasional dan

Gubernur, dan Sekretaris Daerah Pro-

lumayan. Ketua Pokja AMPL Prop. WASPOLA di Yogyakarta tahun 2003.

pinsi Banten tak bisa dikesampingkan.

Banten yang baru Ir. Harmin Lanjumin Peserta dari Banten kemudian mem-

Ketiga pejabat ini tak segan bertindak

menyatakan dukungan DPRD cukup bentuk Pokja Propinsi. Di sisi lain,

sebagai pengundang dalam berbagai

besar. Menurutnya, Dewan menyatakan komitmen pemerintah daerah sendiri

kegiatan Pokja. Walhasil semangat dan

bersedia menganggarkan anggaran bagi mendukung upaya itu karena cakupan

komitmen para pejabat ini menular

sektor ini dengan syarat ada kegiatan pelayanan air minum dan penyehatan

kepada para anggota Pokja.

riil di lapangan yang langsung menyen- lingkungan di propinsi baru ini tergo-

Aktivitas Pokja AMPL Banten ini

tuh masyarakat bawah. long masih rendah. Cakupan air bersih

sangat menonjol dibandingkan yang

Di kalangan birokrasi, LSM, dan 64,35 persen dan sanitasi dasar 53,64

lain. Dari 20-an Pokja yang ada di sana,

perguruan tinggi, keberadaan Pokja pun dari penduduk yang berjumlah

mungkin hanya Pokja AMPL yang

cukup dikenal. Ini bisa terjadi karena 8.939.946 jiwa. Pemicu lainnya yakni

memiliki paling banyak kegiatan de-

mereka sering dilibatkan dalam kegiat- intensitas kunjungan yang dilakukan

ngan frekuensi yang rutin dan terus me-

an Pokja AMPL. Pemerintah kabupa- oleh anggota Pokja Nasional.

nerus. Apa yang dilakukan oleh Pokja

ten/kota di wilayah propinsi tersebut Makanya meski tanpa dana, kegiat-

ini akhirnya menjadi 'trade mark' yang

juga cukup mengenal pokja ini. Bahkan an berjalan. Ketiadaan anggaran khusus

bisa memicu sektor lain dan juga kabu-

kini tiga pemda tingkat II dari enam bagi Pokja itu akibat persoalan adminis-

paten kota yang ada di Propinsi Banten

yang ada telah menerima kebijakan trasi pemerintahan. Ada persyaratan

untuk melakukan hal serupa.

nasional AMPL berbasis masyarakat. bahwa anggaran harus jelas perun-

Tahun 2005, Pokja mendapat legalitas

Ketiga pemda tingkat II itu yaitu Ka- tukannya dan harus memiliki nomor

dengan keluarnya SK Gubernur Banten

bupaten Lebak, Pandeglang, dan Kota rekening tersendiri. Padahal, ini belum

No. 618/Kep.173-Huk/2005 tanggal 2 Mei

Tangerang. Sedangkan Kabupaten Se- bisa dipenuhi karena SK pembentukan-

2005 tentang pembentukan Pokja AMPL

rang, Tangerang, dan Kota Cilegon nya pun belum turun.

Banten. Pokja ini beranggotakan 20 peja-

ditargetkan akan menyusul tahun ini. Sejak dibentuk, pokja yang berang-

bat yang terdiri atas 10 orang eselon IV,

tujuh orang eselon III, dua orang eselon II,

gotakan perwakilan dari Bapeda, BPM,

dan satu orang eselon I. Instansi yang ter-

Hambatan

Bapedal, Dinas Kesehatan, Dinas Pen-

Sebagai Pokja yang baru dengan didikan, dan Dinas Pekerjaan Umum

libat yakni Bapeda, Bapedal, BPM, Dinas

model pendekatan yang baru, wajar bila tersebut melaksanakan rapat koordinasi

Kesehatan, Dinas Pendidikan, dan Dinas

PU. Semenjak itu, Pokja memiliki

Pokja tersebut menghadapi kenda-

Percik „ April 2006 „ Percik „ April 2006 „

Ketersediaan data cakupan air mi- num dan sanitasi yang masih belum valid dan perlu penyempurnaan Perhatian pemerintah terhadap pembangunan sektor AMPL belum menjadi prioritas sehingga berimpli- kasi terhadap ketersediaan dana yang terbatas Pemahaman masyarakat terhadap arti pentingnya perilaku hidup ber- sih dan sehat (PHBS) masih perlu ditingkatkan Aktivitas yang dilakukan oleh dae- rah melalui konsultan pendamping dari WASPOLA masih pada tataran kebijakan belum menyentuh pada implementasi Belum ada kerja sama yang konkret antara pemerintah daerah, LSM, dan masyarakat dalam pembangunan AMPL

Saat ini, khususnya wakil rakyat di propinsi tersebut, sangat menunggu implementasi kebijakan yang ada. Mereka menilai waktu untuk diseminasi dan sosialisasi terlalu lama. Mereka berharap segera ada proyek nyata di tengah-tengah masyarakat. Dengan demikian, dewan nantinya bisa memu- tuskan anggaran bagi sektor tersebut.

Kegiatan Pokja

Selama tahun 2005, Pokja AMPL Banten berhasil memfasilitasi pemben- tukan Pokja AMPL Kabupaten Lebak, Pandeglang, dan Kota Tangerang. Seluruh rencana kerja 2005 terlaksana kecuali satu kegiatan yakni Dialog Publik, yang baru akan dilaksanakan awal tahun ini. Pokja juga mengadakan pelatihan dan pembinaan CLTS di tiga desa yakni Desa Parigi, Kertasana, dan Rahayu di Kabupaten Pandeglang. Selain itu Pokja memfasilitasi sosialisasi

program Pamsimas dan SANIMAS. Tahun ini Pokja AMPL Banten akan melaksanakan 15 kegiatan, antara lain road show ke kabupaten/kota yang belum mengikuti program sekali- gus sosialisasi kebijakan AMPL ke dae- rah tersebut; dialog publik dengan ka- bupaten/kota; finalisasi draft renstra AMPL agar definitif dan dapat diter- bitkan SK Gubernur; rapat koordinasi rutin tingkat propinsi, kabupaten, dan pusat; audiensi dengan Pokja Nasional, WASPOLA, dan lembaga negara donor; mengikuti pelatihan yang diadakan Pokjanas; menye- lenggarakan lokakarya tingkat nasio- nal, propinsi, dan kabupaten; me- nyempurnakan data AMPL; pendam- pingan dan kunjungan kerja ke kabupaten/kota; sinkronisasi pro- gram/kegiatan Pokja AMPL tahun 2007; serta monitoring dan evaluasi kegiatan AMPL. „

Percik „ April 2006 12 „

Ir. Harmin Lanjumin, Ketua Pokja AMPL Prop. Banten

P okja AMPL Banten telah dua tahun lebih. Sekarang yang diharapkan implementasinya seperti apa? Kita sudah menganggarkan di Dinkes, BPM, tinggal kita menge-

masnya sehingga jadi apa. Dari sisi kesiapan, Pokja Propinsi sebenarnya sudah siap, tinggal sekarang Pokja Kab/kota harus lebih siap lagi karena mereka yang lang- sung berhubungan dengan masyarakat.

Dukungan terhadap sektor ini sudah ada dari dewan. Hanya saja dewan sebenarnya menunggu implementasinya. Jangan sampai anggaran hanya digu- nakan untuk rapat-rapat saja. Jadi tidak banyak menunggu waktu dengan mengedepankan pemberdayaan saja. Kan AMPL ini sudah 2 tahun, mereka mau lihat hasilnya di lapangan. Mereka tidak melihat renstranya. Kalau hasil- nya jelas, mereka akan menambah anggaran. Itu komitmen mereka. Jangan terlalu lama proses sosialisasinya. Saya kira dampak pembangunan sektor AMPL sangat luar biasa dalam masyarakat, terutama di bidang kesehatan.

Ir. H. Nuryanto, MM, anggota Pokja AMPL Banten

A walnya dulu sempat pusing, bagaimana membentuk pokja tapi tidak ada dana. Tapi setelah dipicu, pikiran itu tak muncul. Kita langsung action kendati tanpa dana

dan SK. Makanya cara yang sama saya gunakan memicu kabupaten/kota. Saya selalu katakan, ''Jangan terlalu pu- sing mikir uang.'' Ternyata kita bisa bergerak meskipun

tanpa anggaran. Kini Pokja AMPL dijadikan model oleh instansi dan Pokja lain- nya. Malah beberapa utusan negara donor berkunjung ke Pokja AMPL Banten untuk melihat keberadaan kita yang dinilainya berhasil.

Keberadaan Pokja mampu menghilangkan ego sektoral karena Pokja ikut terlibat dalam kegiatan. Artinya Pokja ikut mengontrol. Bahkan sekarang instansi terkait malah minta dikontrol oleh Pokja. Instansi terkait tak tersing- gung kalau kita berikan masukan.

Kita berharap ke depan Pokja akan semakin maju karena mantan Ketua Pokja, Pak Ir. H. Nitiamidjaya, MM kini menjadi sekretaris daerah. Semoga perhatian terhadap sektor AMPL juga semakin meningkat. Menurut saya, masyarakat Banten ini tidak akan maju kalau setiap hari mereka minum air yang tidak layak.

Saprudin, anggota Pokja dari BPM