Chapter II Hubungan Kelelahan Kerja Dengan Produktivitas Kerja Pada Pekerja Bagian Produksi Tulangan Beton Di Pt Wijaya Karya Beton Medan Tahun 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kelelahan Kerja
2.1.1
Pengertian Kelelahan Kerja
Kata lelah (fatique) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang
berbeda, tetapi semuanya berakibat pada penurunan daya kerja dan berkurangnya
ketahanan tubuh untuk bekerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme tubuh
(Suma’mur, 2009). Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh
agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan
setelah istirahat.
Kelelahan adalah ungkapan perasaan yang tidak enak secara umum, suatu
perasaan yang kurang menyenangkan, perasaan resah dan capai yang menguras
seluruh minat dan tenaga (Anoraga, 2009). Istilah kelelahan biasanya
menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya
bermuara kepada hilangnya efesiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh (Tarwaka, 2004).
Kelelahan adalah suatu perasaan yang kurang menyenangkan hingga
berpengaruh pada menurunnya kekuatan bergerak dan akhirnya berpengaruh
kepada menurunnya prestasi yang dicapai oleh individu yang mengalami
kelelahan (Ryna Parlyna dan Arif Marsal, 2013).
Dari banyak defenisi kelelahan diatas, secara garis besar dapat dikatakan
bahwa kelelahan kerja merupakan suatu pola yang timbul dari suatu keadaan,
yang secara umum terjadi pada setiap individu yang sudah tidak sanggup lagi
melakukan aktivitasnya (Sutalaksana, 2005).
8
9
2.1.2
Jenis Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja dapat dibedakan berdasarkan:
1) Proses dalam otot yang terdiri dari :
a) Kelelahan otot, adalah suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja
akibat kontraksi yang berulang. Kontraksi otot yang berlangsung lama
mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Otot
yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya
waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot
menjadi gemetar.
b) Kelelahan umum, adalah perasaan yang menyebar yang disertai adanya
penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas. Kelelahan
umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja
yang disebabkan oleh monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik,
keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan
keadaan gizi (Tarwaka, 2004).
2) Penyebab Terjadinya Kelelahan yang terdiri dari:
a) Kelelahan Fisiologis, adalah kelelahan yang timbul karena adanya
perubahan-perubahan faal dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh
manusia dapat dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan
bakar dan memberikan output yang berupa tenaga yang berguna untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari.
b) Kelelahan psikologis, adalah kelelahan yang dapat dikatakan kelelahan
palsu yang timbul dalam perasaan pekerja. Kelelahan ini dapat dilihat
10
dari perubahan tingkah laku atau pendapat-pendapatnya yang sudah
tidak konsisten lagi, serta labilnya jiwa dengan adanya perubahan pada
kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya. Beberapa sebab kelelahan
ini diantaranya: kurangnya minat dalam pekerjaan, berbagai penyakit,
monotoni, keadaan lingkungan, adanya hukum atau nilai moral yang
mengikat yang dirasakan tidak cocok baginya, serta sebab-sebab
fisikologis lain seperti tanggung jawab, kekhawatiran, dan konflikkonflik. Pengaruh-pengaruh ini seakan-akan terkumpul didalam tubuh
(benak) dan menimbulkan rasa lelah.
3) Waktu terjadinya kelelahan kerja yang tediri dari:
a) Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau
seluruh tubuh secara berlebihan.
b) Kelelahan kronis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah
faktor yang berlangsung secara terus-menerus dan terakumulasi untuk
jangka waktu yang panjang. Gejala-gejala yang tampak jelas akibat
lelah kronis ini dapat dicirikan seperti :
1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi
kurang toleran terhadap orang lain.
2. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.
3. Depresi yang berat, dan lain-lain (Wignjosoebroto, 2000).
11
2.1.3
Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan
Grandjean (1991) menjelaskan bahwa faktor penyebab terjadinya
kelelahan
di
industri
sangat
bervariasi,
dan
untuk
memelihara
atau
mempertahankan kesehatan dan efesiensi, proses penyegaran harus dilakukan
diluar tekanan (cancel out the stres). Penyegaran terjadi terutama sewaktur tidur
malam, tetapi periode istirahat dan waktu-waktu berhenti kerja juga dapat
memberikan penyegaran. Faktor-faktor penyebab kelelahan antara lain: intensitas
lamanya kerja fisik dan mental, lingkungan (iklim, penerangan, kebisingan,
getaran dll), circadian rhythm, problem psikis (tanggung jawab, kekhawatiran,
konflik dll), kenyerian dan kondisi kesehatan, dan nutrisi (Tarwaka, 2004).
Menurut Siswanto yang dikutip dari Ambar (2006), faktor penyebab
kelelahan kerja berkaitan dengan:
a) Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi, variasi
kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan pekerjaan,
b) Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggungjawab dan khawatir yang
berlebihan, serta konflik yang kronis/ menahun.
c) Lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta tidak
menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja.
d) Status kesehatan (penyakit) dan status gizi.
e) Monoton(pekerjaan/ lingkungan kerja yang membosankan).
Kelelahan yang disebabkan oleh kerja statis berbeda dengan kerja dinamis.
Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan maksimum
otot hanya dapat bekerja dalam satu menit, sedangkan pada pengerahan tenaga
12
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Kelelahan Kerja
2.1.1
Pengertian Kelelahan Kerja
Kata lelah (fatique) menunjukkan keadaan tubuh fisik dan mental yang
berbeda, tetapi semuanya berakibat pada penurunan daya kerja dan berkurangnya
ketahanan tubuh untuk bekerja. Kelelahan merupakan suatu mekanisme tubuh
(Suma’mur, 2009). Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh
agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan
setelah istirahat.
Kelelahan adalah ungkapan perasaan yang tidak enak secara umum, suatu
perasaan yang kurang menyenangkan, perasaan resah dan capai yang menguras
seluruh minat dan tenaga (Anoraga, 2009). Istilah kelelahan biasanya
menunjukkan kondisi yang berbeda-beda dari setiap individu, tetapi semuanya
bermuara kepada hilangnya efesiensi dan penurunan kapasitas kerja serta
ketahanan tubuh (Tarwaka, 2004).
Kelelahan adalah suatu perasaan yang kurang menyenangkan hingga
berpengaruh pada menurunnya kekuatan bergerak dan akhirnya berpengaruh
kepada menurunnya prestasi yang dicapai oleh individu yang mengalami
kelelahan (Ryna Parlyna dan Arif Marsal, 2013).
Dari banyak defenisi kelelahan diatas, secara garis besar dapat dikatakan
bahwa kelelahan kerja merupakan suatu pola yang timbul dari suatu keadaan,
yang secara umum terjadi pada setiap individu yang sudah tidak sanggup lagi
melakukan aktivitasnya (Sutalaksana, 2005).
8
9
2.1.2
Jenis Kelelahan Kerja
Kelelahan kerja dapat dibedakan berdasarkan:
1) Proses dalam otot yang terdiri dari :
a) Kelelahan otot, adalah suatu penurunan kapasitas otot dalam bekerja
akibat kontraksi yang berulang. Kontraksi otot yang berlangsung lama
mengakibatkan keadaan yang dikenal sebagai kelelahan otot. Otot
yang lelah akan menunjukkan kurangnya kekuatan, bertambahnya
waktu kontraksi dan relaksasi, berkurangnya koordinasi serta otot
menjadi gemetar.
b) Kelelahan umum, adalah perasaan yang menyebar yang disertai adanya
penurunan kesiagaan dan kelambanan pada setiap aktivitas. Kelelahan
umum biasanya ditandai dengan berkurangnya kemauan untuk bekerja
yang disebabkan oleh monotoni, intensitas dan lamanya kerja fisik,
keadaan lingkungan, sebab-sebab mental, status kesehatan dan
keadaan gizi (Tarwaka, 2004).
2) Penyebab Terjadinya Kelelahan yang terdiri dari:
a) Kelelahan Fisiologis, adalah kelelahan yang timbul karena adanya
perubahan-perubahan faal dalam tubuh. Dari segi fisiologis, tubuh
manusia dapat dianggap sebagai mesin yang mengkonsumsi bahan
bakar dan memberikan output yang berupa tenaga yang berguna untuk
melaksanakan aktivitas sehari-hari.
b) Kelelahan psikologis, adalah kelelahan yang dapat dikatakan kelelahan
palsu yang timbul dalam perasaan pekerja. Kelelahan ini dapat dilihat
10
dari perubahan tingkah laku atau pendapat-pendapatnya yang sudah
tidak konsisten lagi, serta labilnya jiwa dengan adanya perubahan pada
kondisi lingkungan atau kondisi tubuhnya. Beberapa sebab kelelahan
ini diantaranya: kurangnya minat dalam pekerjaan, berbagai penyakit,
monotoni, keadaan lingkungan, adanya hukum atau nilai moral yang
mengikat yang dirasakan tidak cocok baginya, serta sebab-sebab
fisikologis lain seperti tanggung jawab, kekhawatiran, dan konflikkonflik. Pengaruh-pengaruh ini seakan-akan terkumpul didalam tubuh
(benak) dan menimbulkan rasa lelah.
3) Waktu terjadinya kelelahan kerja yang tediri dari:
a) Kelelahan akut, terutama disebabkan oleh kerja suatu organ atau
seluruh tubuh secara berlebihan.
b) Kelelahan kronis, yaitu kelelahan yang disebabkan oleh sejumlah
faktor yang berlangsung secara terus-menerus dan terakumulasi untuk
jangka waktu yang panjang. Gejala-gejala yang tampak jelas akibat
lelah kronis ini dapat dicirikan seperti :
1. Meningkatnya emosi dan rasa jengkel sehingga orang menjadi
kurang toleran terhadap orang lain.
2. Munculnya sikap apatis terhadap pekerjaan.
3. Depresi yang berat, dan lain-lain (Wignjosoebroto, 2000).
11
2.1.3
Faktor Penyebab Terjadinya Kelelahan
Grandjean (1991) menjelaskan bahwa faktor penyebab terjadinya
kelelahan
di
industri
sangat
bervariasi,
dan
untuk
memelihara
atau
mempertahankan kesehatan dan efesiensi, proses penyegaran harus dilakukan
diluar tekanan (cancel out the stres). Penyegaran terjadi terutama sewaktur tidur
malam, tetapi periode istirahat dan waktu-waktu berhenti kerja juga dapat
memberikan penyegaran. Faktor-faktor penyebab kelelahan antara lain: intensitas
lamanya kerja fisik dan mental, lingkungan (iklim, penerangan, kebisingan,
getaran dll), circadian rhythm, problem psikis (tanggung jawab, kekhawatiran,
konflik dll), kenyerian dan kondisi kesehatan, dan nutrisi (Tarwaka, 2004).
Menurut Siswanto yang dikutip dari Ambar (2006), faktor penyebab
kelelahan kerja berkaitan dengan:
a) Pengorganisasian kerja yang tidak menjamin istirahat dan rekreasi, variasi
kerja dan intensitas pembebanan fisik yang tidak serasi dengan pekerjaan,
b) Faktor Psikologis, misalnya rasa tanggungjawab dan khawatir yang
berlebihan, serta konflik yang kronis/ menahun.
c) Lingkungan kerja yang tidak menjamin kenyamanan kerja serta tidak
menimbulkan pengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja.
d) Status kesehatan (penyakit) dan status gizi.
e) Monoton(pekerjaan/ lingkungan kerja yang membosankan).
Kelelahan yang disebabkan oleh kerja statis berbeda dengan kerja dinamis.
Pada kerja otot statis, dengan pengerahan tenaga 50% dari kekuatan maksimum
otot hanya dapat bekerja dalam satu menit, sedangkan pada pengerahan tenaga
12