Pengaruh Teknologi Memancing Modern Terh

WAWASAN SOSIAL BUDAYA MARITIM

NAMA

: NUR FADHILAH BUDIANTO

NIM

: J011171532

PRODI

: KEDOKTERAN GIGI

TOPIK

: TEKNOLOGI

JUDUL

:PENGARUH

TEKNOLOGI
MEMANCING
MODERN
TERHADAP
PRODUKSI
DAN
PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR

A. PENGANTAR
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya
laut dan biota laut yang melimpah. Indonesia terletak di kawasan khatulistiwa dengan
iklim tropis pada persilangan rute-rute pelayaran internasional antara samudera
Hindia dan samudera Pasifik juga antara Benua Asia dan Benua Australia, sehingga
menjadikan Indonesia sebagai salah satu negara di dunia yang memiliki potensi
sumber daya alam kelautan terbesar di sektor perikanan. Indonesia merupakan negara
kepulauan yang memiliki lebih dari 17 ribu pulau dengan panjang garis pantai 81 ribu
kilometer.1 Hal ini memungkinkan perkembangan corak mata pencaharian masyarakat
setempat dalam usaha yang berkaitan dengan sektor kelautan, sehingga mata
pencaharian sebagai nelayan banyak dilakukan oleh masyarakat yang bertempat
tinggal di sepanjang daerah- daerah pantai atau daerah pesisir pantai.

Sebagai negara maritim yang kaya akan sumber daya kelautan tentunya
pendapatan masyarakat dalam bidang penangkapan ikan laut akan sangat besar. Dan
besar harapan kita akan pedapatan dari sektor kelautan dan perikanan. Tercatat di
Indonesia terdapat 42 kota dan 181 kabupaten yang terletak di kawasan pesisir dan
diperkirakan luas wilayah maritim Indonesia mencapai 5,8 juta Km2 yang dapat

1

Denis HS. Pengaruh Peralatan Penangkapan Ikan yang DIgunakan Terhadap Pendapatan Kepala Keluarga
Nelayan di Kelurahan Kangkung Kecamatan Telukbetung Selatan Kota Bandar Lampung Tahun 2009 (Skripsi,
Bandar Lampung: Universitas Lampung, 2010)

1

menjadi potensi sumber daya kelautan sebagai salah satu tumpuan perekonomian di
masa depan.2
Pada kenyataannya keadaan ini tidak sesuai dengan kondisi yang ada. Banyak
usaha di bidang penangkapan ikan bagi masyarakat kepesisiran ternyata tidak dapat
mencukupi kebutuhan pokok bagi keluarga nelayan sehari- hari. Dengan
membandingkan masyarakat desa pesisir dengan masyarakat lain, nelayan merupakan

lapisan yang paling miskin, dibanding dengan komunitas di luar pesisir karerena
pendapat nelayan bersifat harian dan tidak bisa ditentukan. Salah satu faktor yang
mempengarui ialah sumberdaya baik itu sumberdaya dalam laut maupun sumberdaya
dari nelayan itu sendiri, salah satunya peralatan yang digunakan.
Masuknya modal dan teknologi yang lebih canggih telah mempercepat proses
penipisan dan kelangkaan sumberdaya perikanan yang ada. 3 Sejalan dengan itu,
perbedaan kapasitas teknologi serta modal, dan akses antarpengguna sumber daya
perikanan berpotensi menimbulkan konflik pengelola sumber daya. Konflik social
kemudian terjadi karena kecemburuan sosial yang di picu oleh kenyataan bahwa salah
satu pihak dapat memperoleh bagian yang terbesar dari eksploitasi sumber daya
perikanan dengan teknologi, sedangkan pihak yang lain sebaliknya. Konflik sosial
yang muncul adalah manifestasi dari kesenjangan ekonomi atau kesenjangan
pendapatan di antara kelompok-kelompok masyarakat nelayan. 4
Unit penangkapan dan jenis alat tangkap memegang peranan yang penting
dalam analisis kelas di kalangan kaum nelayan. 5 Nelayan yang memiliki peralatan
yang lebih modern, anggaplah kaum nelayan semi-modern, yang memiliki kapasitas
telkonoli perikanan yang lebih memadai dapat meningkatkan produksi penangkapan
dan luas jangkauan berlayar mereka.
Dari pembahasan di atas, telah diketahui bersama mengenai perbedaan secara
garis besar kondisi nelayan dengan peralatan atau teknologi memancing modern dan

nelayan yang menggunakan peralatan sederhana seadanya, terutama dalam produksi
atau hasil penangkapan yang dapat berdampak pada pendapatan nelayan itu sendiri.
Kemudian, bagaimana pengaruh yang lebih spesifik dari penggunaan alat modern
Awaluddin Hamzah, Nurmala K. Pandjaitan dan Nuraini W. Prasodjo, “Respon KOmunitas Nelayan terhadap
Modernisasi Perikanan”, Sodality: Jurnal Transdisipin Sosiologi, Komunikasi, dan Ekologi Manusi , 2:2 (Bogor,
Agustus 2008), 192.
3
Raden Istawan Maulana, Konflik Kelas Nelayan Tradisional Kampung Benteng Kecamatan Moro dan Nelayan
Semi Modern, (Naskah publikasi, Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja Ali Haji, 2016) hlm. 1
4
Ibid.
5
Ibid.

2

2

dalam kehidupan dari nelayan pesisir? terutama nelayan yang jauh dari pusat
perekonomian.

Artikel ini ditulis guna memberikan informasi serta gambaran bagaimana
dampak dari penggunaan alat – alat modern, khususnya alat memancing atau
menangkap ikan yang digunakan nelayan di daerah pesisir, terhadap hasil tangkapan
dan perekonomian mereka. Juga, melalui artikel ini, diharapkan akan ada solusi
nantinya yang akan menyelesaikan permasalahan tersebut.
B. METODE PENULISAN
Metode penulisan yang digunakan penulis dalam penyusunan artikel ini adalah
metode deskriptif yang menggambarkan situasi atau kejadian dari masalah yang
dibahas. Data yang digunakan bersifat sekunder yang diambil dari beberapa referensi
berupa jurnal dan buku bacaan serta skripsi yang berkaitan dengan pembahasan.
Jurnal dan skripsi

yang digunakan adalah yang berkaitan dengan pembahasan,

khususnya mengenai pengaruh alat menangkap ikan modern terhadap nelayan pesisir.
Pengambilan judul dan bahasan dari artikel ini dikarenakan perkembangan dan
penemuan alat-alat penangkapan ikan yang semakin canggih dan melihat kondisi
kehidupan nelayan di daerah pesisir.
C. PEMBAHASAN
Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumberdaya, terutama

sumberdaya maritim. Sektor perikanan, dalam hal ini penangkapan ikan menjadi salah
satu sektor yang diharapkan dapat memberikan kontribusi besar dalam kesejahteraan
rakyat.
Perikanan adalah kegiatan ekonomi dalam bidang penangkapan atau budidaya
ikan atau binatang air lainnya serta tanaman air. Kemudian, penangkapan adalah
kegiatan penangkapan atau mengumpulkan ikan atau binatang air lainya serta tanaman
air yang hidup dilaut atau perairan umum secara bebas dan bukan milik perorangan.
Pada umumnya penangkapan ditujukan kepada ikan atau binatang air lainnya serta
tanaman air yang masih hidup. Pengumpulan kerang dan lain-lain juga termasuk
sebagai penangkapan. 6
6

Ermayanti, Nursyirwan Effendi, dan Muhammad Hidayat, Teknologi Penangkapan Ikan pada Masyarakat
Nelayan di Nagari Pasar Lama Air Haji, Kecamatan Linggosari Baganti, Kabupaten Pesisir Selatan (Universitas
Andalas) hlm. 27

3

Penangkapan ikan yang dilakukan nelayan secara kuantitas tergantung pada
perahu, peralatan tangkap yang digunakan maupun faktor lain seperti musim dan air

pasang. Dengan perahu dan peralatan tangkap yang sesuai dan layak dioperasikan
maka hasil tangkapan menjadi lebih baik dan dapat memberikan jaminan hidup bagi
rumah tangganya.
Dalam lingkungan masyarakat kepesisiran, nelayan dikelompokan menjadi
beberapa macam kriteria sesuai dengan jenis pemberdayaannya. Dalam pemberdayaan
masyarakat kepesisiran tidaklah seperti memberdayakan kelompok-kelompok
masyarakat lainnya, karena didalam habitat kepesisiran terdapat banyak kelompok
kehidupan masayarakat diantaranya masyarakat nelayan, masyarakat nelayan
pengumpul/bakul, masyarakat nelayan buruh, dan masyarakat nelayan tambak. 7
Pengelompokan nelayan di daerah juga sering dibagi atas alat tangkap yang
mereka gunakan. Namun tidak menutup kemungkinan anggota nelayan ini berpindah
kelompok sesuai dengan pergantian alat tangkap yang digunakan. Akan tetapi, untuk
pindah kelompok, nelayan yang pindah harus membeli alat tangkap yang harganya
rata- rata sangat mahal. Beberapa alasan yang mempengaruhi nelayan untuk
berpindah dari kelompok adalah karena musim tangkapan ikan, alat tangkap mereka
sudah sangat rusak dan tidak mampu membeli alat tangkap yang serupa sehingga
mereka membeli alat tangkap baru yang lebih murah.
Jika melihat besarnya potensi sumber daya laut khususnya pada sektor
perikanan, maka pandangan yang ada pada masyarakat terhadap kehidupan nelayan,
bahwa seharusnya kehidupan nelayan berada dalam kondisi hidup yang sejahtera

yaitu terpenuhinya kebutuhan pokoknya.
Namun pada kenyataannya, kehidupan yang dijalani oleh nelayan secara
umum ternyata terjebak dalam kemiskinan dengan kondisi bangunan rumah yang
tidak layak, lingkungan yang umuh serta kurang tersedianya sarana air bersih.
Nelayan yang hidup di bawah garis kemiskinan tersebut masih banyak yang tinggal di
rumah sangat sederhana bahkan jauh dari layak. Sebagian besar para nelayan masih
tinggal di rumah-rumah dengan material dari kayu atau papan, beratap nipah dan
sebagian kecil seng serta berlantai papan.

7

Deni HS, Loc.cit

4

Pendapatan yang tergolong kecil mengakibatkan kesejahtraan hidup keluarga
nelayan rendah. Hal ini tercermin dari kondisi kehidupan nelayan yang masih jauh
dibawah dari kesejahteraan.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi rendahnya pendapatan nelayan
seperti tingkat pendidikan nelayan yang rendah, modernisasi dibidang teknologi

penangkapan dan perkapalan terlambat sehingga berpengaruh terhadap jumlah hasil
tangkapan, tempat tinggal nelayan yang tidak mencerminkan perumahan yang sehat
ini terlihat dari kondisi bangunan rumah yang tidak layak dan lingkungan yang
kumuh, selain itu faktor alam juga ikut mempengaruhi jumlah pendapatan yang
diterima oleh nelayan seperti pada terang bulan dimana para nelayan sulit
mendapatkan ikan karena aktivitas ikan pada terang bulan tidak berkelompok selain
itu ikan dapat melihat apabila ada kapal nelayan di permukaan laut yang
menyebabkan ikan-ikan menjauh dari kapal nelayan.
Dari beberapa hasil penelitian yang dilakukan di daerah pesisir di Lampung,
jenis alat tangkap sangat berperan terhadap pendapatan kepala keluarga nelayan. Hal
ini terbukti bahwa berdasarkan penelitian tersebut, nelayan yang menggunakan alat
tangkap jaring yang lebih besar daya tampungnya cenderung memiliki pendapatan
lebih besar dibandingkan dengan dengan responden yang menggunakan jaring
rampus dan jaring bubu yang merupakan jaring dengan daya tampung kecil. 8
Dari segi penggunaan perahu, didapatkan bahwa sekitar 80% nelayan yang
menggunakan perahu bermotor mendapatkan penghasilan sebesar kurang lebih
1.000.000.9 Hal ini tmembuktikan bahwa responden yang menggunakan jenis perahu
bermotor cenderung memiliki pendapatan lebih besar dibandingkan dengan responden
yang menggunakan jenis perahu tanpa motor.
Dari data yang diperoleh diatas, terbukti bahwa alat penangkap ikan sangat

berperan terhadap banyaknya jumlah hasil perolehan ikan yang ditangkap sehingga
kepala keluarga nelayan yang menggunakan jenis alat tangkap ikan dengan daya
tangkap yang besar seperti jaring payang cenderung pendapatannya lebih tinggi
dibandingkan dengan kepala keluarga nelayan yang menggunakan jenis alat tangkap
ikan dengan daya tangkap yang lebih kecil. Selain itu, menggunakan jenis perahu
bermotor sebagai sarana transportasi cenderung meningkatkan pendapatan kepala

8
9

Ibid.
Ibid.

5

keluarga nelayan menjadi lebih tinggi dibandingkan dengan kepala keluarga nelayan
yang hanya menggunakan jenis perahu tanpa motor.
Selain, factor seperi alat penangkapan dan transportasi yang digunakan,
peningkatan jumlah hasil tangkapan dan pendaoatan nelayan juga tidak terlepas dari
kondisi geografis dan jaungkauan daerah tangkapan, yaitu jauh atau dekatnya nelayan

berlayar menuju daerah tangkapan.

D. PENUTUP
Dari hasil pemaparan sebelumya, dapat dilihat bahwa saat ini sudah banyak
fasilitas atau alat – alat yang bias digunakan oleh nelayan pesisir dalam mencari hasil
tangkapan. Namun, keadaan ekonomi dari sebagian besar nelayan, sehingga nelayan
tidak mampu untuk menggunakan alat tangkap yang lebih modern dan lebih memilih
alat tangkapan yang murah. Tetapi, jika dilihat lagi, alat tangkapan yang lebih modern
dan besar serta transportasi bermotor dapat mempengaruhi dan meningkatkan jumlah
hasil tangkapan serta pendapatan dari nelayan itu sendiri.
Oleh karenanya, pemerintah harus lebih memberdayakan sumberdaya yang
ada di daerah pesisir, dalam hal ini sektor perikanan dan kelautan guna meningkatkan
kesejahteraan kaum nelayan.

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Situmorang, DH., Pengaruh Peralatan Penangkapan Ikan yang Digunakan Terhadap
Pendapatan Kepala Keluarga Nelayan di Kelurahan Kangkung Kecamatan Telukbetung
Selatan Kota Bandar Lampung Tahun 2009 (Skripsi, Bandar Lampung: Universitas
Lampung, 2010)

2. Hamzah, A., Pandjaitan, NK., Prasodjo, NW. “Respon KOmunitas Nelayan terhadap
Modernisasi Perikanan”, Sodality: Jurnal Transdisipin Sosiologi, Komunikasi, dan
Ekologi Manusi, 2:2 (Bogor, Agustus 2008).

3. Maulana, RI., Konflik Kelas Nelayan Tradisional Kampung Benteng Kecamatan Moro
dan Nelayan Semi Modern, (Naskah publikasi, Tanjungpinang: Universitas Maritim Raja
Ali Haji, 2016)

6

4. Ermayanti, Effendi, N., Hidayat, M., Teknologi Penangkapan Ikan pada Masyarakat
Nelayan di Nagari Pasar Lama Air Haji, Kecamatan Linggosari Baganti, Kabupaten
Pesisir Selatan (Universitas Andalas)

7