Penerapan Metode Hydrostatic Head Menggu

1

Penerapan Metode Hydrostatic Head Menggunakan Differential Pressure
Transmitter untuk Mengukur Ketinggian Level Liquid pada Boiler
Steam Drum di PT. PJB UP Muara Karang Jakarta
Mecha Garynda Adetama Gunawan Ir. Mochammad Ilyas, HS.
1)

2)

1) Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology
ITS Surabaya Indonesia 60111, email: gggarynda07@gmail.com
2) Department of Engineering Physics, Faculty of Industrial Technology
ITS Surabaya Indonesia 60111, email: -

Abstrak— Steam Drum merupakan komponen vital
dari sebuah Boiler. Pengukuran dan pengontrolan level liquid
dan volume dari steam yang ada di dalam steam drum perlu
dilakukan karena apabila dari steam dan liquid tersebut jika
volume nya idak seimbang maka akan terjadi kondisi trip. Dapat
diketahui berapa tekanan yang ada dalam tanki dengan

menggunakan Differential Pressure Transmitter. Dari tekanan
yang sudah diketahui, kemudian masukkan dalam rumusan
tekanan hidrostatik. Maka akan bisa diketahui berapa
ketinggian level fluida dalam tanki tersebut. Oleh karena itu
dalam pelaksanaan kerja praktek ini, dilakukan perhitungan
untuk mengukur ketinggian level pada Steam Drum pada saat
daya yang dihasilkan High (maksimal) dan Low (minimal)
menggunakan Metode Hydrostatic Head menggunakan
Differential Pressure Transmitter. Dengan metode Hydrostatic
Head diperoleh nilai salah satu nilai keluaran DP Transmitter
-17.317 (Daya High) dan -24.260 (Daya Low) dan dengan
perhitungan manual maka ketinggian levelnya adalah 31.96 inchi
(Daya High) dan 21.09 (Daya Low) inchi . Dari hasil tersebut
menunjukkan nilai perhitungan berbanding lurus dengan nilai
keluaran Differential Pressure Transmitter nya.
.
Index Terms— Steam Drum, Hydrostatic Head, Differential
Pressure Transmitter

I. PENDAHULUAN

PT. Pembangkit Jawa Bali (PJB) adalah sebuah anak
perusahaan PLN BUMN produsen listrik yang menyuplai
kebutuhan listrik di Jawa Timur dan Bali. Saat ini PT PJB
mengelola 6 Pembangkit Tenaga Listrik di Pulau Jawa, dengan
kapasitas total 6.511 Mega Watt. PT PJB juga mengelola
sejumlah unit bisnis, termasuk unit pengelolaan, teknologi
informasi, dan pengembangan. Kantor pusat PT PJB berada
di Surabaya.[1]
Pada dasarnya, ketinggian level liquid yang ada
didalam Boiler Steam Drum harus dikontrol agar volume atau
ketinggian level liquid pada Boiler Steam Drum tidak over
atau kurang dari standard nya. Metode ini digunakan untuk
mengukur katinggian level fluida pada sebuah tanki, terutama
pada Boiler Steam Drum yang ketinggian levelnya harus
diatur dan harus seimbang agar sistem tidak akan mengalami
kondisi trip, yaitu kondisi dimana sistem berhenti beroperasi
hingga diperlukan waktu untuk restart untuk memulai proses
dan bisa membahayakan safety dari sistemnya. Kebanyakan
pengaturan level ini langsung menggunakan Controller,
apabila terjadi kerusakan pada controller untuk ketinggian

level fluida tanki dapat juga ketinggian level tersebut
dikendalikan dengan menggunakan tekanan yang ada pada
tanki tersebut. Dapat diketahui berapa tekanan yang ada dalam

tanki dengan menggunakan Differential Pressure Transmitter.
Dari tekanan yang sudah diketahui, kemudian masukkan
dalam rumusan tekanan hidrostatik. Maka akan bisa diketahui
berapa ketinggian level fluida dalam tanki tersebut.
Pada sebuah bejana air bertekanan tinggi contohnya
Boiler Steam Drum, tingkat pengukuran level dalam tanki
tersebut biasanya dilakukan dengan pengukuran menggunakan
sistem pengukuran hidrostatik, ini juga bisa sekaligus
mengontrol level dan tekanan pada tanki tersebut agar tetap
dalam standar nya. Seperti yang dijelaskan pada paper yang
ditulis oleh R. Hampel, A. Traichel, S. Fleischer, dan R.
Kastner.[2] Dalam paper tersebut juga dijelaskan bahwa,
pengukuran level dalam tanki atau bejana contohnya boiler
juga diperlukan untuk menjaga agar turbin tidak mngalami
kerusakan. Karena apabila level fluida dalam boiler khususnya
pada steam drum tidak seimbang, maka bisa mengakibatkan

kerusakan pada turbin.
II. MANAJERIAL PERUSAHAAN
Sejarah PT pembangkitan jawa-bali (PT PJB) berawal
ketika perusahaan listrik dan gas dibentuk pada tahun 1945,
setelah Indonesia merdeka. Di tahun 1965, perusahaan listrik
Negara dipisah dari perusahaan gas Negara. Pada tahun 1972,
PLN menjadi badan usaha milik negaran dengan status
perusahaan umum. Sepuluh tahun kemudian, tahun 1982
restrukturisasi dimulai jawa-bali dengan pemisahan unit sesuai
fungsinya, unit PLN distribusi dan unit PLN pembangkitan
dan penyaluran. Pada tahun 1994, status PLN diubah menjadi
persero. Setahun kemudian, dilakukan restrukturisasi di dalam
PT PLN (persero) dengan membentuk dua anak perusahaan
dibidang pembangkitan. Seiring dengan pengembangan
strategi usaha, pada 1 september 2000, PJB yang saat itu
bernama PT PLN pembangkitan jawa-bali II berganti nama
menjadi PT PLN pembangkitan tenaga listrik jawa-bali . Dan
satu tahun kemudian berganti nama lagi menjadi PT
pembangkitan jawa-bali (PT PJB).[4]
Safety merupakan hal yang diutamakan dalam kerja,

oleh karena itu PT. PJB UP Muara Karang memiliki SPO
untuk pencegahan dan penanganan kebakaran di Plan. Pihakpihak yang terlibat dalam penanganan kebakaran di hanggar
antara lain, tim K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)
Perusahaan, Regu Setempat Penanggulangan Keadaan
Darurat.
Untuk mengantisipasi terjadinya kebakaran, PT. PJB
UP Muara Karang telah melakukan beberapa langkah
preventif antara lain dengan memasang heat detector, smoke
detector, dan alarm kebakaran pada semua ruangan yang ada
di PT. PJB UP Muara Karang, APAR, Sprinkler, dan Hydrant

2
yang terdapat di tiap ruangan dan unit gedung. Latihan
tanggap darurat kebakaran juga diberikan dan berisikan
tentang cara evakuasi sesuai dengan prosedur, untuk
memastikan bahwa semua yang terlibat benar-benar mampu
bertindak dalam keadaan darurat. Tujuan dari latihan
kebakaran adalah menciptakan kesiapsiagaan anggota tim di
dalam menghadapi kebakaran agar mampu bekerja untuk
menanggulangi kebakaran sevara efektif dan efisien.

pembentukan
Jika terjadi kebakaran di Plan PT. PJB UP Muara
Karang maka hal pertama yang dilakukan adalah Mencari
bantuan untuk mengatasi sumber api (jika api biasa dan tidak
membahayakan gunakan APAR yang sesuai dengan jenis
benda/barang
yang
terbakar).
Beritahu
Supervisor
Produksi/Supervisor
Senior
Produksi
yang
sedang
bertugas/pengarah lantai atau gedung tentang kejadian tersebut
dan langkah yang sudah dilaksanakan. Tekan tombol “Alarm”
bila api mulai membesar.
Jika kebakaran berskala besar dan tim pemadam PT.
PJB UP Muara Karang tidak dapat mengatasi maka PT. PJB

UP Muara Karang akan meminta bantuan kepada tim
pemadam dari tim pemadam kebakaran Pemkot Jakarta.

Ventilasi udara atau Ayam udara tertutup ketika pembangkit
mulai menghasilkan uap.
Steam Drum adalah bagian dari boiler yang berfungsi untuk :
1. Menampung air yang akan dipanaskan pada pipa-pipa
penguap (wall tube),dan menampung uap air dari pipapipa penguap sebelum dialirkan ke superheater.
2. Memisahkan uap dan air yang telah dipisahkan di ruang
bakar ( furnace ).
3. Mengatur kualitas air boiler, dengan membuang kotorankotoran terlarut di dalam boiler melalui continuous
blowdown.
4. Mengatur permukaan air sehingga tidak terjadi
kekurangan saat boiler beroperasi yang dapat
menyebabkan overheating pada pipa boiler.

III. PROGRAM KERJA PRAKTEK
A. Gambaran Umum Differential Pressure Transmitter
Differential Pressure Transmitter adalah salah satu
peralatan pengukur aliran fluida maupun uap yang

dipergunakan untuk mengukur besarnya jumlah fluida yang
mengalir dalam pipa, dan Differential Pressure Transmitter
juga berfungsi sebagai alat untuk penghasil keluaran dari
pengukuran dan perantara penghubung antara yang ada
dilapangan dengan ruang kontrol. Differential Pressure
Transmitter ini berfungsi untuk mengirimkan data yang diukur
dilapangan ke unit penerima pada ruang kontrol (Control
Room). Transmitter ini menggunakan sistem dua kabel
transmisi, dimana kabel tersebut berfungsi sebagai pengiriman
sinyal dan sebagai sumber tenaga, Differential Pressure
Transmitter ini mengukur sinyal proses (input) yang dikirim
dari lapangan kemudian diubah menjadi sinyal instrument
dengan range 4mA s/d 20mA, dengan indikasi sebanding
dengan 0% s/d 100%.
B. Struktur Boiler Steam Drum di PT. PJB UP Muara Karang
Gambar 1 menunjukkan struktur Boiler Steam Drum
PT. PJB UP Muara Karang. Steam Drum terletak di bagian
atas boiler untuk memberikan reservoir atas untuk air yang
meliputi tube bank menghasilkan. Prinsip kerja dari steam
drum adalah Air didistribusikan dari steam drum ke drum yang

lebih rendah dan header dengan pipa yang disebut
downcomers. Uap yang dihasilkan juga dikumpulkan dan
dipisahkan dari uap air dalam drum. Boiler juga dilengkapi
dengan katup pengaman untuk mengurangi tekanan yang
berlebihan. Katup terletak di uap drum dan outlet superheater.
Mereka dirancang untuk mengurangi tekanan yang cukup
untuk aman ketel uap pada 120% dengan katup berhenti ketel
uap tertutup. Udara ventilasi atau ayam udara dipasang di atas
uap drum untuk mengusir udara dari dalam steam drum
selama lampu boiler off dingin-atau ketika mengisi boiler.

Gbr 1. Struktur Boiler Steam Drum

Steam drum terdiri atas Drum atas dan drum bawah yaitu
sebagai berikut :
 DRUM ATAS
Drum atas berfungsi sebagai tempat pembentukan
uap yang dilengkapi dengan sekat-sekat penahan
butir-butir air untuk memperkecil kemungkinan air
terbawa uap.

 DRUM BAWAH
Drum bawah berfungsi sebagai tempat pemanasan
air ketel yang di dalamnya di pasang plat-plat
pengumpul endapan lumpur untuk memudahkan
pembuangan keluar (Blow Down)
Level air dari drum harus selalu dijaga agar selalu tetap
setengah dari tinggi drum. Sehingga banyaknya air pengisi
yang masuk ke steam drum harus sebanding dengan
banyaknya uap yang meninggalkan drum, supaya level air
tetap konstan. Batas maksimum dan minimum level air dalam
steam drum adalah -250 mm s/d 250 mm dari titik 0 ( setengah
tinggi drum ).
Pengaturan level air dilakukan dengan mengatur Flow
Control Valve. Jika level air di dalam drum terlalu rendah,
akan menyebabkan terjadinya overheating pada pipa boiler,
sedangkan bila level air dalam drum terlalu tinggi,
kemungkinan butir-butir air terbawa ke turbine dan akan
mengakibatkan kerusakan pada turbine.
Uap dan air dalam steam drum dipisahkan dengan tiga
tahap,primary , secondary dan drying . Tahap primary dan


3
secondary dilakukan oleh turbo separator dan plat yang
berombak – ombak melakukan tahap drying.Fungsi utama dari
alat pemisah ini adalah untuk memindahkan uap dari air boiler
dan untuk mengurangi campuran yang terdapat dalam uap
sebelum meninggalkan steam drum.

C. Pengambilan Data pada Steam Drum
Pada dasarnya Steam Drum adalah sebuah bejana
tertutup. Dalam sistem pengontrolan level, fluida yang
terdapat di dalam sebuah bejana tertutup atau steam drum
adalah fluida uap dan fluida air tersebut haruslah seimbang.
Sehingga banyaknya air pengisi yang masuk ke steam drum
harus sebanding dengan banyaknya uap yang meninggalkan
drum, supaya level air tetap konstan. Pengontrolan level pada
steam drum di boiler power plant termasuk hal yang cukup
sulit dilakukan, mengingat karakteristik termodinamika
prosesnya (pressure, temperature dan density) yang sangat
fluktuatif. Akurasi pengukuran levelnya pun harus sangat
diperhatikan, karena level air yang rendah akan
membahayakan boiler tubes (downcomers), sebaliknya level
air yang terlalu tinggi dapat menyebabkan water carry over
menuju steam tubes yang juga membahayakan operasional
boiler.
Beberapa parameter fisis yang harus diperhatikan dalam
pengukuran level steam drum dengan menggunakan
differential pressure transmitter antara lain:
1. Steam drum terdiri dari dua fase campuran antara air
dan saturated steam.
2. Rasio densitas air berbanding steam bervariasi
tergantung dari pressure dan
temperature. Dimana semakin tinggi pressure dan
temperature, rasionya akan semakin rendah. Hal ini
dapat di lihat pada saturated steam table.
Differential pressure pada steam drum kemudian dihitung
dengan menggunakan persamaan dasar tekanan statis, seperti
yang sudah dijelaskan pada sub bab cara mengukur ketinggian
level diatas.
P=ρxgxH
(1)
atau
P=γxH
(2)
Secara sederhana, prosesnya saya gambarkan seperti dibawah
ini.

Dimana dari gambar diatas :
Ph : Static Pressure pada sisi High Transmitter
Pl : Static Pressure pada sisi low Transmitter
Ps : Static Pressure drum pada bagian atas High taping point
H1 : Jarak vertical high dengan low tapping point
H2 : Jarak vertical antar low taping point dengan transmitter
h : Drum water level
ρ Steam : Berat jenis Uap
ρ Water : Berat jenis air
ρ Leg
: Berat jenis pada wet leg reference
Dari penurunan tekanan hidrostatik, maka differential pressure
dapat dihitung sebagai berikut :

Ph=Ps+ ( H 1−h ) ρsteam + h ρwater + H 2 ρleg
Pl=Ps+ H 1 ρleg + H 2 ρleg

(3)
(4)

∆ P=Ph+ Pl
(5)

∆ P=H 1 ( ρ steam− ρleg ) +h ( ρwater −ρ steam ) (6)
Jadi yang perlu dilakukan pengambilan data untuk
mengukur ketinggian level air didalam steam drum (h) adalah
mengambil data ∆P, H1, ρsteam, ρleg, dan ρwater. Pengambilan
data dilakukan dalam rentang waktu 2 minggu, data yang
diambil adalah data ketika daya yang dikeluarkan adalah daya
maksimal dari satu unit yaitu 200 MW dan daya minimal dari
satu unit dalam sehari. Data yang diambil adalah data dari
control room, dan dari steam drumnya langsung. Suhu T
Ambient didapat dari menembakkan thermometer laser ke
bagian pipa “wet reference leg”. Data yang didapatkan adalah
sebagai berikut :
TABEL I.
Minggu I
Daya
Hari KePo (psig)
DP
T

Trans
Out
(inH2O)
High

Low

I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
V

-17.317
-18.100
-18.153
-18.098
-17.148
-24.260
-23.200
-23.199
-21.267
-25.261

Ambie
nt (oF)
1981
1981
1981
1981
1981
1323
1323
1323
1323
1323

442
442
442
442
442
383
383
383
383
383

Po (psig)

T
Ambie
nt (oF)

TABEL II

Minggu II
Daya
Gbr 2. Proses untuk Mengukur Ketinggian Level Steam Drum

Hari Ke-

DP
Trans
Out
(inH2O)

4

High

Low

I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
V

-17.317
-18.100
-18.153
-18.098
-17.148
-24.260
-23.200
-23.199
-21.267
-23.261

1981
1981
1981
1981
1981
1323
1323
1323
1323
1323

442
442
442
442
442
383
383
383
383
383

D. Penerapan Metode Hydrostatic Head untuk Pengukuran
Ketinggian Level pada Steam Drum
Metode Hydrostatic Head merupakan metode yang
digunakan untuk mengukur ketinggian level pada sebuah
bejana atau tanki. Seperti yang sudah dijelaskan pada subbab
yang sebelumnya, untuk mengukur sebuah bejana terbuka dan
bejana tertutup berbeda rumus dan perhitungan. Steam drum
adalah sebuah bejana tertutup, sehingga harus menggunakan
penurunan dari rumus hydrostatic head. Bisa dilihat pada
persaman yang ada pada subbab sebelumnya. Bahwa tekanan
yang ada dibawah dipengaruhi oleh tekanan yang di atas
(tekanan steam). Setelah persamaan hidrostatik dasar
diturunkan maka didapatkan persamaan sebagai berikut :

Hasil Percobaan Hari Ke-I Minggu Ke-I pada saat daya
Low (Salah satu data saja yang dihitung, pada prinsipnya
perhitungannya sama semua):
- Generator MW : 135 MW
- Output DP Transmitter : -19.260 inH2O
- Po : 1323 psig
- Tamb : 383 oF
- H (Ketinggian Tangki) : 1080 mm = 42.52 in

H ( ρ uap−ρLeg ) + h( ρ air−ρ uap)
ρLeg
(∆ P × ρLeg)−H ( ρ uap−ρ leg)
h=
(ρ air −ρ uap)
(−19.260× 54.342 )−42.52(3.091−54.342)
h=
(43.904−3.091)
h=27.75∈¿
∆ P=

TABEL III
Minggu I
Daya

Hari
Ke-

∆ P=H 1 ( ρ uap−ρLeg ) + h( ρ air−ρ uap) (7)
Hasil Percobaan Hari Ke-I Minggu Ke-I pada saat daya
High (Salah satu data saja yang dihitung, pada prinsipnya
perhitungannya sama semua):
- Generator MW
: 200 MW
- Output DP Transmitter
: -17.317 inH2O
- Po
: 1981 psig
- Tamb
: 442 oF
- H (Ketinggian Tangki)
: 1080 mm = 42.52 in
Untuk mencari massa jenis dari air, uap, dan massa
jenis pada wet reference leg kita dapat mencari nya
menggunakan tabel specific volume of saturated. Dengan
diketahui tekanan (Po) untuk mencari saturated steam dan
water nya. Sedangkan Temperature Ambient nya untuk
mencari massa jenis pada wet reference leg. Pada tabel
specific volume of saturated terdapat satuan volume yaitu
ft3/lb, untuk mengkonversikannya ke satuan massa jenis kita
tinggal membalik satuannya yaitu menjadi lb/ft3.

∆ P=

High

Low

I
II
III
IV
V
I
II
III
IV
V

(∆ P × ρLeg)−H 1( ρ uap−ρ leg)
(ρ air−ρ uap)
5.239−51.867
¿
(−17.317 × 51.867 )−42.52¿
h=¿
h=32.40∈¿

-17.317
-18.100
-18.153
-18.098
-17.148
-24.260
-23.200
-23.199
-21.267
-25.261

Po
(psig)

1981
1981
1981
1981
1981
1323
1323
1323
1323
1323

T
Am
bien
t
(oF)

h
Manual
(in)

h
Level
Glass
(in)

442
442
442
442
442
383
383
383
383
383

31.96
30.76
30.68
30.77
32.25
21.09
22.50
22.50
25.08
19.76

33
33
32.8
31
34
23
24.8
24
28
22

T
Am
bie
nt
(oF)

h
(Manual
)

h
(Leve
l
Glass
)

442
442
442
442
442
383
383
383
383

31.98
31.79
30.71
30.79
32.25
21.09
22.50
22.51
25.08

32
33
32.3
31
34
23.3
24.2
23
25.5

TABEL IV
Minggu II
Daya

Hari
Ke-

H ( ρ uap−ρLeg ) + h(ρ air−ρ uap)
ρLeg
h=

DP
Trans
Out
(inH2
O)

Hig
h

Low

I
II
III
IV
V
I
II
III
IV

DP
Trans
Out
(inH2
O)
-17.317
-18.100
-18.153
-18.098
-17.148
-24.260
-23.200
-23.199
-21.267

Po
(psig)

1981
1981
1981
1981
1981
1323
1323
1323
1323

5
-23.261

-16.6
31.98
-16.8
-17
-17.2
-17.4
-17.6
-17.8
-18
-18.2
-18.4

1323

31.79

30.71

383

22.42

30.79

24

32.25

Gbr 6.

∆P (inH2O)

22.5

22.5

25.08

19.76

h (inchi)

Grafik Hasil Perbandingan ∆P dan h(Low) Minggu Ke I

∆P (inH2O)

Gbr 4.

-16.6
31.98
-16.8
-17
-17.2
-17.4
-17.6
-17.8
-18
-18.2
-18.4

31.79

30.71

30.79

32.25

h (inchi)

Gbr 5.

22.5

22.51

25.08

22.42

-21
-22
-23
-24
h (inchi)

Grafik Hasil Perbandingan ∆P dan h(High) Minggu Ke
I
-19
21.09
-20
-21
-22
-23
-24
-25
-26

-19
21.09
-20

-25

h (inchi)

Gbr 3.

∆P (inH2O)

∆P (inH2O)

V

Grafik Hasil Perbandingan ∆P dan h(High) Minggu Ke
II

Grafik Hasil Perbandingan ∆P dan h(Low) Minggu Ke I

Dalam sebuah boiler steam drum pengukuran atau
pengontrolan level fluida di dalam nya sangat diperlukan
supaya boiler ini bekerja secara aman dan efisien, dan
menghasilkan laju uap yang terus menerus, maka kita haris
menjaga supaya Steam drum levelnya tidak terlalu rendah
ataupun terlalu tinggi. Jika tidak ada air yang cukup dalam
steam drum maka “Water Tube” akan kering dan terbakar
karena panas dari api, dan jika terlalu banyak air maka uap
yang dihasilkan tidak akan kering sehingga akan bermasalah
pada hilirnya. Maka dari perlu dilakukan perhitungan manual
untuk mengetahui ketinggian sebenarnya. Kemudian hasil
perhitungan tersebut dibandingkan dengan alat ukur yang
diletakkan pada steam drum itu sendiri yaitu level glass. Level
glass sendiri adalah alat ukur yang sangat akurat dan valid,
karena prinsip pengukuran menggunakan level glass adalah
menggunakan pengukuran menggunakan bejana berhubungan
atau pipa-U.
Dari hasil perhitungan manual menggunakan metode
Hydrostatic Head menggunakan dasar perhitungan dengan
Metode Hydrostatic Head bejana tertutup. Sehingga dari
perhitungan data yang diambil per hari selama dua minggu
hari kerja (5 hari) didapatkan bahwa semakin tinggi level
liquid didalam steam drum, maka semakin tinggi juga ∆P nya.
∆P sendiri adalah output an yang dihasilkan oleh Differential
Pressure Transmitter. Pada data yang diambil diatas, bahwa
terjadi error antara pengukuran menngunakan Hydrostatic
Head yang menggunakan perhitungan manual dengan
pengukuran menggunakan level glass. Ini terjadi karena
kemungkinan besar adalah level glass trsebut jarang
digunakan dan sudah lama tidak terkalibrasi. Selain itu
keakuratan dari pengambilan data suhu pada wet reference leg
dan tekanan pada steam drum tersebut. Jadi perlu dilakukan
kalibrasi terhadap level glass dan alat ukur yang digunakan
untuk pengambilan data. Namun dilihat dari table hasil
perbandingan antara ∆P, ketinggian pada level glass dengan
perhitungan manual sangat berbanding lurus. Jadi setiap
ketinggian level dari tanki tersebut naik (besar) maka nilai
yang ditunjukkan pada Differential Pressure Transmitter (∆P)
semakin besar juga. Begitu juga pada level glass, semakin
besar nilai pada level glass maka, semakin besar pula nilai
yang tertera pada Differential Pressure Transmitternya. Untuk
pengukuran lebih valid lagi maka level glass terebut harus
dilakukan kalibrasi.

6

IV. KESIMPULAN
Adapun kesimpulan yang didapat dalam laporan kerja
praktek ini adalah sebagai berikut ;
1. Dengan menggunakan metode Hydrostatic Head
dapat menentukan ketinggian level liquid yang
terdapat pada boiler steam drum. Ketinggian level
pada steam drum ini perlu dikontrol karena apabila
ketinggian liquid tersebut tidak seimbang dengan
volume uap yang ada didalam maka sistem yang ada
di steam drum tidak stabil.
2. Dari data yang peroleh serta data yang perhitungan
menggunakan metode Hydrosatic head, semakin
tinggi atau besar nilai level yang dihasilkan maka
semakin besar pula nilai dari output an Differential
Pressure Transmitter (∆P). Sehingga nilai
∆P
berbanding lurus dengan nilai ketinggian level liquid
(h).

V. DAFTAR PUSTAKA
[1] http://www.ptpjb.com/
[2] Hampel, R., A. Traichel, S. Fleischer, R. Kastner. Water
Level In Boiling Water Reactors – Measurement,
Modelling, Diagnostic. Elsevier Ltd. 2003.
[3] Bentley, John. 2005. Principles of Meansurement Systems.
Pearson Edication Limited:Malaysia.
[3] Moran, Michael J. and Shapiro, Howard N. 2006.
Fundamentals of Engineering Thermodynamics, John
Wiley & Sons Ltd.:England.
[4] Khairi, Boy Hazri. 2008. Prinsip Kerja Differential
Pressure Transmitter Pada Pengukuran Aliran Steam.
Program Diploma-IV Teknologi Instrumentasi Pabrik,
Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara, Medan