Sejarah Peradaban Islam Bangsa Arab Hist

Sejarah Peradaban Islam Bangsa Arab
(History of Islamic Civilization of Arab Nation)
Mellya Zaizafuun Arasti
Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknologi Industri, Universitas Islam Indonesia,
Yogyakarta
Email : [email protected]
1. Pendahuluan
Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW
dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Letak geografis yang
yang cukup strategis membuat Islam yang diturunkan di makkah menjadi cepat
disebarluaskan ke berbagai wilayah disamping juga didorong oleh faktor cepatnya laju
perluasan wilayah yang dilakukan umat Islam (Mubarok, 2004).
Bangsa Arab adalah ras semit yang tinggal di sekitar jazirah Arabia. Bangsa
Arab purbakala

adalah masyarakat

riwayatnya. Sedangkan

bangsa


arab

terpencil
termasuk

sehingga
dalam

sulit

keturunan

dilacak

ras

bangsa

Caucasoid[ CITATION Muf97 \l 14345 ].
Pada perkembangannya bangsa Arab terbagi ke dalam 2 kelompok, yaitu :

a) Arab Ba’idah
Arab Ba’idah adalah kelompok bangsa Arab yang sudah punah seperti bangsa
kaum Tsamud, Ad, Thasem, Madyan, dan Jadis.
b) Arab Baqiyah
Arab Baqiyah adalah kelompok yang msih ada hingga saat ini, di dalamnya
termasuk kelompok Arab Aribah dan Musta’ribah. Menurut para sejarawan, Arab
Aribah adalah orang-orang Yaman keturunan Qathan dan Adnan, dari keturunan
Adnan inilah nantinya akan lahir Nabi Muhamad SAW[ CITATION Rah13 \l
14345 ].
Sebelum Islam datang, keadaan bangsa Arab sangat tidak beraturan. Minimnya tata
krama antar kelompok manusia menyebabkan kekacauan terjadi dimana-mana. Sehingga,
1 | Page

pada masa ini disebut jahiliyah, yang berarti kebodohan. Periode ini dianggap sebagai
suatu kemunduran moral beragama.
Pada masa ini, bangsa arab dikelilingi oleh kebodohan, meliputi : menyekutukan
Allah, syariat agama yang sesat, berbangga-bangga dengan nasab, kesombongan dan
penyimpangan lainnya. Kebiasaan-kebiasaan buruk lainnya adalah meminum minuman
keras, berjudi dan menyembah berhala (Paganisme). Mayoritas agama bangsa Arab pada
masa ini adalah paganisme, yahudi, dan Kristen. Paganisme merupakan kepercayaan

masyarakat terhadap berhala. Agama pagan ini sudah ada sejak zaman sebelum Nabi
Ibrahim AS. Berhala yang pertama mereka sembah bernama Hubal. Kemudian, mereka
membuat patung-patung lain yang bernama : Lata, Uzza, Manata, dll. Intinya, Jahiliyah
adalah sesuatu yang bertentangan dengan ajaran Islam yang ajarannya tidak bersumber
dari ilmu tetapi dari kebodohan.
Berhala, ini merupakan agama yang paling banyak dianut oleh bangsa arab jahiliyyah
penyembahan berhala ini adalah akibat kebiasaan dari kabilah bangsa arab yang
berkunjung ke ka’bah untuk menunaikan ibadah haji, setiap mereka akan kembali mereka
mengambil beberapa buah batu yang ada disekitar ka’bah sebagai tanda penghormatan
kepada ka’bah tersebut kemudian batu itu mereka letakkan di lokasi dimana mereka
menetap dan ini dianggap sebagai pengganti ka’bah lalu mereka tawaf.[ CITATION
Mat89 \l 14345 ]
2. Bangsa Arab pada Zaman Jahiliyah
Bangsa Arab pada zaman ini dipenuhi dengan kebiasaan-kebiasaan mereka yang
buruk. Secara keseluruhan, bangsa Arab benar-benar berada dalam kehidupan yang tidak
benar dan bodoh. Mereka tidak memiliki sifat-sifat perikemanusiaan, dan akhlak mereka
sangatlah rendah.
Orang-orang Arab sebelum Islam tidaklah bodoh melainkan cerdas. Kata
jahiliyah yang melekat pada Arab Jahiliyah berasal dari kata jahl tetapi yang dimaksud
disini bukan jahl lawan dari ‘ilm yaitu tidak berilmu, melainkan lawan dari hilm yaitu

Safah, Ghadad, anfah (sedai, berang, tolol). Jadi pengertian Arab Jahiliyah yang
sebenarnya adalah orang-orang Arab sebelum Islam yang membangkang kepada
kebenaran, terus melawan kebenaran, sekalipun telah diketahui olehnya kebenaran itu.
(Hasjmy, 1995)
2.1
Keadaan Sosial

2 | Page

Bangsa Arab pada masa pra-islam telah mengenal sistem perbudakan.
Derajat perempuan pun sangat direndahkan pada zaman ini. Jika memiliki
seorang anak perempuan, dianggap sebagai sebuah hal yang memalukan atau aib.
Sehingga, anak perempuan pun dikubur hidup-hidup saat ia lahir. Perbudakan di
zaman ini juga sangat merajalela. Para majikannya sering menyiksa dan
memperlakukan budak seperti binatang. Pada saat itu, seorang majikan
memperlakukan budak sesuai dengan keininginannya, bahkan hingga membunuh.
Wanita dan laki-laki sangat bebas bergaul dan tidak ada batasan.
Memasang tanda atau bendera merah di pintu rumah seorang wanita menandakan
bahwa wanita itu adalah seorang pelacur. Laki-laki dapat melakukan poligami
tanpa ada batas maksimal, bahkan mereka bisa menikahi janda bapak

kandungnya. Hak perceraian pun dipegang oleh laki-laki tanpa ada batasnya.
Banyak juga wanita yang memiliki laki-laki lebih dari lima orang. Perzinahan
terjadi dimana-mana karena tidak dianggap sebuah aib. Banyak hubungan antara
wanita dan laki-laki yang diluar kewajaran, seperti :
a) Pernikahan Istibdha’, seorang laki-laki menyuruh istrinya bercampur kepada
laki-laki lain hingga mendapat kejelasan bahwa istrinya hamil. Lalu sang
suami mengambil istrinya kembali jika menghendaki, karena sang suami
menghendaki kelahiran seorang anak yang pintar dan baik.
b) Para lelaki mendatangi wanita pelacur
c) Laki-laki mendapatkan perempuan dari hasil peperangan. Maksudnya, pihak
yang menang, bisa menawan wanita dari pihak yang kalah dan wanita tersebut
harus menuruti semua permintaan laki-laki tersebut.
Perjudian menjadi hal yang lumrah di kalangan bangsa Arab. Ini merupakan
kebiasaan penduduk di daerah perkotaan di Jazirah Arab, seperti Makkah, Thaif,
Shan’a, Hijr, Yatsrib, dan Daumat Al- Jandal. Minum arak (khamr) dan berfoya
menjadi tradisi di kalangan saudagar, orang-orang kaya, para pembesar, penyair,
dan sastrawan di daerah perkotaan. Pada masa ini bangsa Arab sering berperang
antar suku, merampas dan menjarah harta benda dari kaum lainnya. Kabilah yang
kuat akan menguasai kabilah yang lemah untuk merampas harta benda mereka.
Orang-orang yang merdeka lebih memilih berdagang, menunggang kuda,


3 | Page

berperang, bersyair, serta saling menyombongkan keturunan dan harta benda.
(Aizid, 2015)
2.2

Keadaan Ekonomi
Karena keadaan geografis yang tandus dan kering, pada umumnya profesi
bangsa Arab pra-islam berasal dari kegiatan perdagangan. Kota yang menjadi
pusat perdagangan adalah Mekkah, Madinah, Yaman, dan lain-lainnya.
Masyarakat yang tinggal di kota umumnya bekerja sebagai pedagang dan bagi
masyarakat yang tinggal di pedesaan bekerja sebagai peternak untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya. Hewan yang diternak seperti kambing, biri-biri, dan unta.
Jumlah hewan-hewan ini sangat terbatas di wilayah Jazirah Arab. Oleh karenanya,
tempat tinggal peternak selalu berpindah-pindah sesuai dengan lahan mereka.
Perselisihan dan peperangan antar suku tidak dapat dihindari akibat perebutan
lahan ternak. Mereka memperebutkan lahan yang memiliki padang rumput segar,
dan air untuk menghidupi diri mereka dan hewan ternak[ CITATION Yat08 \l
14345 ].

Perdagangan merupakan unsur penting dalam perekonomian masyarakat
Arab pra Islam. Mereka telah lama mengenal perdagangan bukan saja dengan
orang Arab, tetapi juga dengan non-Arab. Kemajuan perdagangan bangsa Arab
pra Islam dimungkinkan antara lain karena pertanian yang telah maju. Kemajuan
ini ditandai dengan adanya kegiatan ekspor-impor yang mereka lakukan. Para
pedagang Arab selatan dan Yaman pada 200 tahun menjelang Islam lahir telah
mengadakan transaksi dengan Hindia, Afrika, dan Persia. Komoditas ekspor Arab
selatan dan Yaman adalah dupa, kemenyan, kayu gaharu, minyak wangi, kulit
binatang, buah kismis, dan anggur. Sedangkan yang mereka impor dari Afrika
adalah kayu, logam, budak; dari Hindia adalah gading, sutra, pakaian dan pedang;
dari Persia adalah intan (Syafiq, 2002).
Dikota Mekkah terdapat pusat perdagangan yaitu pasar Ukaz yang dibuka
pada bulan-bulan tertentu, seperti Zulqo’dah, Zulhijjah, dan Muharram. (Anonim,
2008) Faktor yang menjadikan Makkah memiliki peranan dalam perdagangan
adalah ketika negeri Yaman di Selatan berpindah ke Makkah karena negerinya
dijajah oleh bangsa Habsyi dan Persia sehingga perniagaan laut dikuasai oleh
penjajah. Perpindahan bangsa Yaman ke Makkah sangat menguntungkan
4 | Page

penduduk Makkah, karena bangsa Yaman sangat piawai dan berpengalaman luas

dalam bidang perdagangan. Bangsa Arab yang yang nomaden umumnya
bekerja sebagai penggembala. Mereka ini juga kadangkala menjadi pengawal
para

kafilah

dagang

yang

perkotaan. Sementara Arab bagian
umumnya mereka

umumnya
selatan,

dari

penduduk


pesisir atau perkotaan

lebih banyak bergerak di bidang

perdagangan. Perdagangan ini mereka lakukan sampai ke negeri India, Indonesia
2.3

dan Cina[ CITATION Sha07 \l 14345 ].
Keadaan Politik
Bangsa Arab mempunyai rasa solidaritas yang tinggi. Bangsa Arab juga
terkenal dengan banyaknya kabilah yang terikat karena adanya kepentingan yang
sama atau keturunan, sehingga kabilah yang melindungi rakyat yang meminta
perlindungan kepadanya. Hal ini terjadi karena bangsa Arab tidak memiliki
pemerintahan resmi.
Bangsa arab zaman Jahiliyah tidak mempunyai bentuk pemerintahan
terkenal yang besar. Mereka hanya memiliki kabilah-kabilah yang mana tugas
pemimpin hanya mengurus hal-hal dalam keadaan perang dan damai. Perang
sering terjadi antara kabilah dan suku, ganti berganti, terjadinya selama bulan
haram, dalam masa mana berlangsung “pasar Ukaz”. Peperangan terjadi biasanya
disebabkan oleh hal yang sepele dan remeh (Hasjmy, 1995).

Model organisasi politik bangsa Arab lebih didominasi kesukuan (model
kabilah). Kepala sukunya disebut Shaikh, yakni seorang pemimpin yang dipilih
antara sesama anggota. Shaikh dipilih dari suku yang lebih tua, biasanya dari
anggota yang masih memiliki hubungan famili. Fungsi pemerintahan Shaikh ini
lebih

banyak

bersifat

penengah

(arbitrasi)

dari

pada

memberi


komando. Shaikh tidak berwenang memaksa, serta tidak dapat membebankan
tugas-tugas atau mengenakan hukuman-hukuman. Hak dan kewajiban hanya
melekat pada warga suku secara individual, serta tidak mengikat pada warga suku
lain (Lewis, 1994).
2.4

Keadaan Budaya
Secara geografis, Jazirah Arab terbagi menjadi dua wilayah, yaitu bagian
tengah dan bagian pesisir. Bagian tengah terdiri dari gurun dan bukit pasir serta
5 | Page

beberapa pegunungan yang tidak begitu tinggi hingga hujan tidak banyak turun.
Akibatnya penduduk hidup berpindah-pindah (nomaden) dari tempat satu ke
tempat yang lain mengikuti turunnya hujan dan mencari tanah yang subur guna
menghidupi binatang gembalaan mereka kambing dan unta. Dengan tipologi
seperti ini orang Arab merupakan suatu kelompok yang susah untuk
mengembangkan kebudayaanya (Syaefudin et al, 2013). Tempat tumbuh
kebudayaan Arab sebelum Islam datang terletak di negeri Yaman. Bangsa Arab
memiliki jiwa seni yang tinggi. Mereka gemar berkumpul dan mendengarkan
penyair-penyair untuk mendengarkan syair.
Bagian pesisir merupakan bagian maritim, karena itu penduduknya tidak
nomaden sehingga mereka bisa mengembangkan kebudayaannya jauh lebih
memungkinkan dibandingkan dengan masyarakat Badui yang nomaden, misalnya
mereka

dapat

mengembangkan

kebudayaan,

mendirikan

kota-kota

bahkan kerajaan-kerajaan, seperti kerajaan Himyar, Saba’, Hirrah dan Ghassan
(Syaefudin et al, 2013).
Akibat peperangan secara terus menerus kebudayaan arab tidak
berkembang. Karena itu, artefak sejarah arab pra islam sangat langka didapatkan
di dunia Arab dan yang dalam bentuk bahasa arab. Sejarah mereka hanya dapat
diketahui dari masa kira-kira 150 tahun menjelang lahirnya islam. [ CITATION
Yat08 \l 14345 ]. Salah satu kelaziman dalam masyarakat Arab Jahiliyyah adalah
mengadakan majelis atau nadwah sebagai sarana untuk mendeklamasikansajak,
bertanding pidato, tukar menukar berita dan lain sebagainya. Seperti Nadi
Quraisy dan Darun

Nadwah yang

berdiri

di

samping

Ka’bah

sebagian

dari nadwah mereka (Syaefudin et al, 2013).
Dalam kehidupan seni dan budaya orang-orang arab sebelum islam sangat
maju. Bahasa mereka sangat indah dan kaya. Syair-syair berjumlah banyak. Di
kalangan mereka seorang penyair dan ahli berpidato (khitabah) sangat dihormati.
Tiap tahun di “Pasar Ukaz” diadakan deklamasi sajak yang sangat luas. Hal lain
yang sangat dipentingkan oleh orang arab Jahiliyah adalah catatan keturunan
(nasab), nasab digunakan untuk bermegah-megahan dan ajang pamer dengan
lawannya (Hasjmy, 1995).
3. Islam Masuk ke Bangsa Arab

6 | Page

Sejarah mencatat bahwa Islam lahir sekitar abad ketujuh masehi. sejak itu terjadi
perubahan-perubahan yang besar terhadap mereka baik dari segi watak, budaya dan
kepercayaan. Dari segi watak, perubahan yang terjadi yaitu bangsa Arab yang semula
sangat bangga dengan kabila, darah dan turunannya masing-masing maka ketika Islam
telah menjadi agama yang mereka anut mereka dipersatukan di atas suatu bendera dengan
satu nama yaitu Islam (Misrawi, t tahun).
4. Bangsa Arab Setelah Datangnya Islam
4.1 Keadaan Sosial
Sehingga bangsa Arab saat itu saling menghormati satu sama lain dan
karena itu pula perselisihan-perselisihan antar kabilah yang sering terjadi pada
masa jahiliyah dapat dihindarkan. Islam juga mengajarkan untuk saling
menyayangi satu sama lain ,menyambung tali silaturahim dan bertetangga dengan
baik (Gulen, 2002).
Satu pengaruh yang menonjol dari Islam terhadap mental bangsa Arab
ialah timbulnya kesadaran akan arti dan pentingnya disiplin dan ketaatan. Dalam
mengatur masyarakat, Islam mengharamkan menumpahkan darah dan dilarangnya
orang menuntut bela dengan cara menjadi hakim sendiri-sendiri seperti zaman
Jahiliyah, tetapi Islam menyerahkan penuntutan bela itu kepada pemerintah. Islam
pula banyak meletakkan dasar-dasar umum masyarakat yang mengatur hubungan
antara individu dengan individu, antara individu dengan masyarakatnya, antara
suatu kelompok masyarakat dengan kelompok lainnya, hukum keluarga sampai
kepada soal bernegara. Islam yang pertama mengangkat derajat wanita,
memberikan hak-hak wanita juga menegakkan ajaran persamaan antara manusia
dan memberantas perbudakan.
4.2 Keadaan Ekonomi
Banyak upaya yang dilakukan Nabi Muhammad Saw dalam melakukan
reformasi ekonomi, baik di bidang moneter, fiskal, mekanisme pasar (harga),
peranan negara dalam menciptakan pasar yang adil (hisbah), membangun etos
entrepreneurship, penegakan etika bisnis, pemberantasan kemiskinan, pencatatan
transaksi (akuntansi), pendirian Baitul Mal, dan sebagainya. Beliau juga banyak
mereformasi akad-akad bisnis dan berbagai praktek bisnis yang fasid (rusak),
seperti gharar, ihtikar, talaqqi rukban, ba’i najasy, ba’i al-‘inah, bai’ munabazah,
mulamasah dan berbagai bentuk bisnis maysir atau spekulasi lainnya. dsb. Dari
7 | Page

berbagai reformasi yang dilakukan Nabi Muhammad Saw, praktek riba mendapat
sorotan dan tekanan cukup tajam. Banyak ayat dan hadits yang mengecam riba
dan menyebutnya sebagai perbuatan terkutuk dan dosa besar yang membuat
pelakunya kekal didalam neraka. Paradigma pemikiran masyarakat yang telah
terbiasa dengan system riba (bunga) digesernya menjadi paradigma syariah secara
bertahap. Menurut para ahli tafsir, proses perubahan tersebut memakan waktu 22
tahunan. Pada awalnya hampir semua orang beranggapan bahwa system riba
(bunga) akan menumbuhkan perekonomian, tetapi justru menurut Islam, riba
malah merusak perekonomian (Mawardi, 2011).
4.3 Keadaan Politik
Sesudah bangsa Arab memeluk Islam kekabilahan mulai ditinggalkan, dan
mulai timbul kesatuan persaudaraan dan kesatuan agama, yaitu kesatuan umat
manusia di bawah satu naungan panji kalimat syahadat. Dasar pertalian darah
diganti dengan dasar pertalian agama. Bangsa Arab yang tadinya hidup bercerai
berai, berkelompok-kelompok, berkat agama Islam mereka menjadi satu kesatuan
bangsa, kesatuan umat, yang mempunyai pemerintahan pusat, dan mereka tunduk
kepada satu hukum yaitu hukum Allah dan Rasul-Nya (Tamhid, 1999).
4.4 Keadaan Budaya
Dilihat dari segi budaya, perubahan yang terjadi setelah islam datang ialah:
 Bangsa Arab yang semula sangat gemar melantunkan dan mendengarkan
syair-syair para penyair di pasar Ukaz pada zaman Islam, mereka asik


membaca Qur'an siang dan malam.
Kebiasaan meratap yang sering dilakukan pada masa jahiliah mereka



tinggalkan. Karena agama Islam telah melarang perbuatan meratap.
Pada zaman Islam, bangsa Arab juga telah merubah kebiasaan mereka



yang suka membunuh anak perempuan yang baru lahir.
Terhapusnya sistem perbudakan karena dalam Islam semua orang



memiliki hak yang sama.
Adanya pengaturan terhadap pernikahan. Sehingga kebiasaan mengawini
janda bekas ayah yang dilakukan oleh masyarakat jahiliah dilarang.

Perubahan-perubahan yang dibawa Islam dalam sistem kepercayaan bangsa
Arab sangat jelas terlihat. Bangsa Arab tidak lagi menyembah berhala,

8 | Page

matahari dan bulan. Mereka mengamalkan ajaran-ajaran islam seperti : salat,
puasa, membayar zakat, dan berhaji (Gulen, 2002).
Para ilmuwan muslim juga telah melahirkan sistem berfikir atau metode
berijtihad dalam disiplin ilmu tertentu yang dikenal dengan mazhab. Diantara
para ilmuwan tersebut adalam Imam Hanafi, Imam Malik, Imam Safi’i dan
Imam Hambali dalam disiplin ilmu Fikih. Perkembangan pemikiran Islam di
bidang Fikih kemudian diiringi dengan perkembangan pemikiran-pemikiran
di bidang keilmuwan yang lain yang banyak melahirkan ilmuan muslim,
seperti Umar Khayyam, Ibnu Sina, Al-Gazhali, Al-Kindi, Al-Khawarizmi, AlFarabi dan lain-lain. Selain budaya intelektual pada masyarakat Arab juga
terdapat hasil kebudayaan dalam bentuk bangunan (arsitektur), yakni masjid
sebagai pusat kebudayaan Islam. Aktivitas pertama Rasulullah ketika tiba di
Madinah adalah membangun Masjid karena masjid merupakan tempat yang
dapat menghimpun berbagai jenis kaum muslimin. Di dalam masjid, seluruh
muslim

dapat

membahas

dan

memecahkan

persoalan

hidup,

bermusyawarah untuk mewujudkan berbagai tujuan, menjauhkan diri dari
kerusakkan, serta mengahadang berbagai penyelewengan akidah. Bahkan
masjid pun dapat menjadi tempat mereka berhubungan dengan Penciptanya
dalam rangka memohon ketentraman dan pertolongan Allah (Rafiq, 1999).
5. Kesimpulan
Kesimpulan pada penjelasan diatas adalah:
a. Bangsa Arab terbagi menjadi 2 kelompok, yaitu Arab ba’idah dan Arab baqiyah
b. Sebelum islam datang, keadaan bangsa arab sangat tidak beraturan, tata karma
antar kelompok manusia sangat minim, juga keadaan wanita yang sangat
direndahkan pada masa itu. Mayoritas kepercayaan yang dianut adalah
paganisme. Model politik bangsa Arab lebih didominasi kesukuan atau kabilah.
c. Islam lahir sekitar abad ketujuh masehi. Setelah islam dating, keadaan bangsa
arab berubah, terutama dari keadaan sosial. Mulai timbul keasadaran pentingnya
disiplin dan ketaatan, wanita dihargai dan diberikan hak-haknya. Pada praktek
jual-beli (ekonomi) system riba telah berganti menjadi paradigm Syariah.
Kemudian, bangsa Arab yang tadinya hidup bercerai berai mulai timbul kesatuan
persaudaraan dan sistem kekabilahan ditinggalkan.
9 | Page

DAFTAR PUSTAKA

Matdawam, M. N. (1989). In Lintasan Sejarah Kebudayaan Islam (pp. 32-33). Yogyakarta:
Yayasan Bina Karier.
Mufrodi, A. (1997). In Islam di Kawasan Kebudayaan Arab (p. 5). Tangerang: Logos Wacana
Ilmu.
Rahman, A., Latif, A., & Mizan, A. K. (2013). Arab Sebagai Sebuah Bangsa : Aribah dan
Baidah.
Shalaby, A. (2007). In Sejarah dan Kebudayaan Islam (p. 53). Jakarta: Pustaka Al Husna Baru.
Yatim, D. (2008). In Sejarah Peradaban Islam (p. 11). Jakarta: PT. Raja Grafindo.
10 | P a g e

Yatim, D. B. (2008). In Sejarah Peradaban Islam (p. 10). Jakarta: PT. Raja Grafindo.
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), 23.
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), 24-25.
Bernard Lewis, Bangsa Arab dalam Lintasan Sejarah dari Segi Geografi, Sosial, Budaya dan
Peranan Islam, terj. Said Jamhuri (Jakarta: Ilmu Jaya, 1994), 10.
Syafiq A. Mughni, “Masyarakat Arab Pra Islam”, dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, I
(Jakarta: Ichtiar Baru Van Hoeve, 2002), 15.
Machfud Syaefudin,dkk., Dinamika Peradaban Islam Perspektif Historis,(Yogyakarta: Pustaka
Ilmu, 2013), 3.
A. Hasjmy, Sejarah Kebudayaan Islam (Jakarta: Bulan Bintang, 1995), 20-21.
Machfud Syaefudin,dkk. Dinamika Peradaban Islam Perspektif Historis.( Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013 ).hlm.3
Musyawarah Guru PAI, Sejarah Kebudayaan Islam Kelas XI MA/SMTR Ganjil, (Sragen:
CV.Akik Pusaka,2008), 4.
Machfud Syaefudin,dkk. Dinamika Peradaban Islam Perspektif Historis.( Yogyakarta: Pustaka
Ilmu Yogyakarta, 2013 ). 8-9.
Jaih Mubarok, Sejarah Peradaban Islam , Bandung : Pustaka Bani Quraisy, 2004. 13
Rizem Aizid. Sejarah Peradaban Islam Terlengkap.( Yogyakarta: Diva Press, 2015 ). 113-114.
M. Fethullan Gulen, Versi terdalam : Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW, (Jakarta : Murai
Kencana, 2002), hlm 65
Zuhairi Misrawi, op, cit., hlm 120
Mawardi,

Ahmad.

2011.

Kehidupan

Ekonomi

Bangsa

Arab.

http://ahmadmawardibinghazali.blogspot.co.id/2011/11/kehidupan-ekonomi-bangsa-aram.html.
Diakses 22 Desember 2017

11 | P a g e

M. Fethullan Gulen, Versi terdalam : Kehidupan Rasul Allah Muhammad SAW, (Jakarta : Murai
Kencana, 2002), hlm 69
Aunur Rafiq Shaleh Tamhid, Sirah Nabawiyah: Analisis Ilmiah Manhajiah Sejarah Pergerakan
Islam di Masa Rasulullah SAW. Terjemahan, (Jakarta: Robbani Press, 1999), hlm. 45-46
Al Buthy, Muhammad Sa’id Ramadhan. 1977. Sirah Nabawiyah: Analisis Ilmiah Manhajiah
Sejarah Pergerakan Islam di Masa Rasulullah SAW. Terjemahan Aunur Rafiq Shaleh Tamhid,
Lc. 1999. Jakarta: Robbani Press

12 | P a g e