Hubungan Komunikasi Antara Warga Asing Dan Warga Setempat (Studi Deskriptif Mengenai Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika Dan Warga Medan Setempat Yang Tergabung Dalam Sebuah Lembaga Language And Cultural Exchange Medan)

  BAB I PENDAHULUAN

  1.1 Konteks Masalah Berkomunikasi disetiap situasi adalah hal yang sering kita lakukan dan pasti kita lakukan. Karena manusia sebagai mahluk sosial tak luput dari komunikasi. Suatu proses penyampaian pesan dari sumber terhadap penerima pesan yang dapat dilakukan melalui perantara atau media dengan adanya efek- efek atau timbal balik. Komunikasi adalah proses penyesuaian yang terjadi hanya apabila komunikator menggunakan sistem isyarat yang sama. Dengan itu, bagaimana kita untuk selalu mampu menyesuaikan agar terciptanya kesamaan makna. Manusia selalu berkomunikasi dan komunikasi yang paling sering dilakukan adalah komunikasi antarpribadi maka, komunikasi sebagai perwujudan kesamaan akan makna perlu dipelajari sebagaimana salah satu karakteristik dari komunikasi antarpribadi itu sendiri adalah komunikasi antarpribadi sesuatu yang dipelajari. Karena semua orang pasti berkomunikasi namun, tidak semua orang memiliki kemampuan dalam berkomunikasi.

  Bungin (2008 : 5-8), menyatakan bahwa komunikasi adalah proses sosial dimana individu-individu menggunakan simbol untuk menciptakan dan menginterpretasikan makna dalam lingkungan mereka. Terdapat lima (5) istilah kunci dalam perspektif komunikasi : sosial, proses, simbol, makna, dan lingkungan. Pertama, telah diyakini bahwa komunikasi adalah suatu proses sosial, dimana melibatkan manusia serta interaksi. Artinya, komunikasi melibatkan dua orang atau lebih, pengirim dan penerima dimana semuanya memainkan peran yang penting dalam proses komunikasi. Kemudian proses komunikasi yang bersifat dinamis dan unik. Bahkan proses komunikasi digambarkan seperti sebuah spiral dan proses dapat berubah seiring perubahan waktu diantara orang-orang yang berinteraksi. Istilah ketiga yaitu simbol yang merupakan sebuah representasi dari fenomena. Selain ketiga itu, makna juga memegang peranan penting dalam definisi komunikasi. Makna adalah yang diambil seseorang dari suatu pesan. Tentu saja semua makna tidak dapat tersampaikan sesuai dengan keinginan. Seseorang perlu menjelaskan, mengulang, dan mengklarifikasi dengan jelas atas makna yang dimaksudkan. Istilah kunci yang terakhir adalah lingkungan. Yang merupakan situasi atau konteks dimana komunikasi tersebut terjadi.

  Hubungan seseorang dengan yang lain berbeda tingkat keeratan dan rasa keterikatannya. Diantara orang-orang lain itu, ada yang sekedar menjadi orang lain bagi kita. Mereka menjadi orang asing yang tidak kita kenal. Ada menjadi kenalan, dimana kita mengetahui nama dan bahkan alamat mereka, tetapi tidak lebih. Ada pula yang menjadi teman. Mereka kita kenal lebih dalam daripada kenalan. Kecuali data biografis, kita saling mengenal pendidikan, kemampuan dan kecakapan mereka. Naik setingkat lagi, dengan orang lain kita dapat bersahabat. Sahabat adalah orang yang kita beri tempat khusus dalam hati kita. Kita percaya kepadanya. Hubungan kita dengannya sejajar, timbal balik, dan bersifat saling mengembangkan. Dengan kenalan, teman, maupun sahabat kita saling berhubungan melalui komunikasi antar pribadi. Komunikasi antarpribadi adalah suatu proses komunikasi antara pribadi ataupun antar perorangan dan bersifat pribadi baik yang terjadi secara langsung (tanpa medium) maupun tidak langsung (melalui medium). Kegiatan-kegiatan seperti percakapan tatap muka (face to face

  

communication), percakapan melalui telepon, surat menyurat pribadi, merupakan

contoh-contoh komunikasi antar pribadi.

  Devito (2008 : 129), komunikasi antarpribadi adalah proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan antara dua orang atau diantara sekelompok kecil orang-orang dengan beberapa efek dan beberapa umpan balik seketika. Teori-teori komunikasi antar pribadi umunya memfokuskan pengamatannya pada bentuk- bentuk dan sifat hubungan (relationships), percakapan (discourse), dan interaksi. Menurut Richard L. Weaver II (Budyatna & Leila, 2011: 15-20), komunikasi antar pribadi mempunyai beberapa karakteristik, diantaranya: melibatkan paling sedikit dua orang; adanya umpan balik atau feedback; tidak harus bertatap muka; tidak harus bertujuan; menghasilkan beberapa pengaruh atau effect; tidak harus melibatkan atau menggunakan kata-kata (dapat terjadi berupa verbal maupun nonverbal); dipengaruhi oleh konteks yang meliputi jasmaniah, sosial, historis, psikologis, dan keadaan kultural atau budaya; serta dipengaruhi oleh gangguan atau hambatan.

  Hubungan komunikasi antarpribadi tentunya dapat kita lihat juga dalam sebuah lembaga di Kota Medan, yaitu lembaga Language and Cultural Exchange (LCE) dimana terjadi suatu hubungan komunikasi satu sama lain antara warga asing dengan warga Medan setempat yang merupakan anggota dari Lembaga

  

Language and Cultural Exchange tersebut. Warga asing merupakan orang yang

  mendapat izin tinggal sementara untuk suatu urusan tertentu. Dimana dalam

  

Language and Cultural Exchange , warga asing tersebut sebagian besar adalah

orang-orang yang berasal dari daratan Amerika.

  Lembaga Language and Cultural Exchange merupakan sebuah lembaga yang memiliki visi dan misi untuk dapat menjalin dan membina sebuah hubungan yang baik kepada warga Medan setempat, kemudian membantu menambah wawasan serta memperbaiki kemampuan berbahasa Inggis warga Medan, dan tempat terjadinya interaksi dan pertukaran budaya. Dengan banyaknya lembaga pendidikan formal maupun non formal khususnya di kota Medan, Lembaga

  Language and Cultural Exchange ingin menjadi salah satu pilihan untuk warga

  Medan dapat menambah wawasannya dan memperbaiki kemampuan berbahasa Inggrisnya disertai dengan penambahan wawasan kebudayaan mengenai negara lain, khususnya Amerika dengan biaya yang sangat terjangkau.Tentunya visi dan misi lembaga LCE itu dapat berjalan dengan baik jika penggerak lembaga yaitu warga asing yang merupakan warga Amerika yang adalah tim pengajar disana memiliki kecakapan atau kemampuan antarpribadi yang baik pula terhadap warga Medan yang merupakan anggota atau sasaran dari Lembaga LCE tersebut.

  Kemampuan atau kecakapan antarpribadi dapat membantu seseorang dalam memulai, membangun, dan memelihara hubungan yang sehat dengan orang lain. Hubungan merupakan sejumlah harapan yang dua orang atau lebih miliki bagi perilaku mereka didasarkan pada pola interaksi antara mereka.

  Hubungan yang baik ialah dimana interaksi-interaksi sifatnya memuaskan dan sehat bagi mereka yang terlibat interaksi tersebut. Hubungan yang baik tidak terjadi begitu saja dan juga tidak tumbuh dan terpelihara secara otomatis. Hubungan memerlukan beberapa usaha. Hubungan pribadi sendiri memiliki definisi dimana seseorang mengungkapkan informasi terhadap satu sama lain dan berusaha memenuhi kebutuhan pribadi satu sama lain. Bentuk-bentuk hubungan juga dapat digolongkan yaitu sebagai kenalan, teman, dan sahabat kental atau teman akrab. (Budyatna & Laila, 2011 : 36)

  Lembaga Language and Cultural Exchange Medan dalam mengembankan visinya tentu sangat memerlukan sebuah proses komunikasi antar pribadi yang baik antara anggotanya satu sama lain. Terutama dalam melewati tahap proses pengembangan hubungan. Pada tingkat yang umum pengembangan hubungan komunikasi termasuk hubungan antara dua orang atau lebih dalam ruang, waktu, dan konteks informasi. Tiga dimensi ini sangat berhubungan dan bertindak sebagai faktor penentu yang sangat kuat mengenai hubungan komunikasi, ketiganya memberikan fondasi dasar. Namun fondasi dasar saja tidaklah cukup, ketiganya meninggalkan banyak pasangan hubungan yang tidak dapat dijelaskan. Pengembangan hubungan juga menjelaskan sebuah aspek mengenai proses pengembangan atau kemajuan suatu hubungan secara kesinambungan, dimana pada waktu-waktu tertentu hubungan itu melangkah atau melompat ke depan. Lompatan yang berturut-turut dapat terjadi yang satu menyusul yang lain atau menyebar dari waktu ke waktu. Sebuah lompatan dapat terjadi pada permulaan suatu hubungan, bergantung pada sudut pandang orang- orang yang bertransaksi.

  Alman dan Taylor (Richard, W., & Turner, L.H, 2008 :198), mengemukakan suatu model perkembangan hubungan dengan pengungkapan diri sebagai media utamanya. Proses untuk mencapai keakraban hubungan antar pribadi disebut dengan istilah penetrasi sosial. Menurut artinya, teori penetrasi sosial adalah sebuah teori yang merupakan suatu model perkembangan hubungan yaitu dimana orang saling mengenal satu dengan yang lainnya. Penetrasi sosial merupakan proses yang bertahap, dimulai dari komunikasi basa-basi yang tidak akrab menjadi sangat akrab tergantung bagaimana proses pendekatan antara salah seorang dengan yang lainnya. Namun sebelum akhirnya warga Medan bersedia untuk menerima dengan baik maksud dan tujuan dari para warga Amerika yang datang dan kemudian mengajar mereka, tentu warga Medan tersebut perlu melewati proses untuk dapat lebih mudah menerima pembukaan diri, suatu proses mengungkapkan reaksi atau tanggapan kita terhadap situasi yang sedang kita hadapi serta memberikan informasi guna untuk memahami tanggapan terhadap orang lain dan sebaliknya. Membuka diri berarti membagikan kepada orang lain perasaan kita terhadap sesuatu yang telah dikatakan atau dilakukannya, atau perasaan kita terhadap suatu kejadian-kejadian yang baru saja kita saksikan, informasi pribadi kita kepada orang lain atau sebaliknya disebut dengan self

  disclosure (Rakhmat,2007).

  Menurut penjelasan tersebut, penulis sangat ingin mengetahui proses hubungan yang terjadi di dalam Lembaga Language and Cultural Exchange antara warga Amerika dengan warga Medan setempat. Tentunya dari penelitian nantinya akan akan ditemukan bagaimana proses perkembangan hubungan antar pribadi yang terjadi diantara mereka. Tentu saja teori self disclosure serta penetrasi sosial sangat relevan dalam penelitian dalam mengetahui proses pengembangan dalam hubungan komunikasi antarpribadi di Lembaga Language

  

and Cultural Exchange tersebut. Bagaimana warga Amerika mengupas satu

  persatu bagian-bagian terluar dari warga Medan sebagai cara pendekatan dalam mengemban visi dan misi mereka dalam membagi pengetahuan serta bertukar kebudayaan. Dalam kegiatan komunikasi, khususnya bidang komunikasi antarpribadi tidak terlepas dari komunikasi antarbudaya pula. Hal ini dikarenakan hubungan komunikasi antar dua orang atau lebih tersebut tentu dilatarbelakangi kebudayaan yang berbeda pula.

  Pernyataan diatas dapat dilihat di dalam kegiatan LCE Medan. Dimana lembaga Language and Cultural Exchange terdapat warga Asing yang merupakan alat bantu untuk melancarkan visi dan misi Language and Cultural Exchange Medan yang berasal dari daratan Amerika tentunya memiliki latar kebudayaan yang amat sangat berbeda dengan warga Medan yang berlatar belakangkan budaya timur dalam kesehariannya. Kemudian mereka datang ke kota Medan dan melakukan suatu tujuan dan melakukan bentuk hubungan komunikasi terhadap warga Medan yang tidak dapat disangkal bahwa mereka memiliki dan berasal dari kultur yang berbeda, yang tentu akan mengalami hambatan dalam proses kegiatan komunikasi diantara mereka.

  Berdasarkan uraian diatas, dapat terlihat bahwa peneliti juga akan melakukan penelitian mengenai hambatan-hambatan apa saja yang dialami oleh para warga Amerika dan warga Medan setempat yang saling tergabung dalam Lembaga LCE. Dan apakah proses pengembangan hubungan diantara mereka akan tetap berujung baik-baik saja sesuai dengan visi misi dari lembaga tersebut atau bahkan mengalami hal yang sebaliknya. Teori yang menjadi kajian pada pembahasan dalam penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan serta wawasan yang lebih memberikan referensi serta pengetahuan dalam berkomunikasi yang lebih baik dan lebih jauh lagi dalam perkembangan positif.

  1.2 Fokus Masalah Berdasarkan konteks masalah , maka penulis merumuskan fokus masalah yang akan diangkat dalam penelitian ini. Adapun fokus masalah diantaranya adalah : “Untuk mengetahui karakteristik warga Amerika yang menjadi tim pengajar dan mengetahui bagaimana proses hubungan komunikasi antarpribadi dan hambatan apa saja yang dialami oleh warga Amerika dan warga Medan setempat dalam Lembaga Language and Cultural Exchange di kota Medan?”

  1.3 Tujuan Penelitian Setiap penelitian yang dilakukan sudah pasti mempunyai tujuan yang akan dicapai. Adapun tujuan penelitian ini adalah :

  1. Mengetahui karakteristik warga asing yaitu warga Amerika yang merupakan tim pengajar di lembaga Language and Cultural Exchange tersebut.

  2. Mengetahui proses hubungan komunikasi antarpribadi yang terjadi antara warga Amerika dengan warga Medan yang tergabung dalam Lembaga

  Language and Cultural Exchange .

  3. Mengetahui hambatan apa saja yang terjadi dalam menjalin dan membina hubungan komunikasi antarpribadi antara warga Amerika dan warga Medan setempat yang tergabung dalam Lembaga Language and Cultural Exchange .

  1.4 Manfaat Penelitian Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperluas dan memperkaya khasanah penelitian kualitatif dan sumber bacaan di

  Lingkungan FISIP USU, khususnya di Departemen Ilmu Komunikasi.

  2. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat melengkapi dan memperkaya khasanah penelitian tentang komunikasi antar pribadi sebagai bagian dari ilmu komunikasi.

  3. Secara praktis, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bersama dan dapat membantu peneliti guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

Dokumen yang terkait

Hubungan Komunikasi Antara Warga Asing Dan Warga Setempat (Studi Deskriptif Mengenai Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika Dan Warga Medan Setempat Yang Tergabung Dalam Sebuah Lembaga Language And Cultural Exchange Medan

26 312 107

Analisis Hubungan Kecemasan Dan Ketidakpastian Terhadap Kompetensi Komunikasi Antarbudaya Warga Jepang Di Indonesia

8 87 179

Proses Komunikasi Antarpribadi Antara Warga Bina Sosial Dan Pegawai

4 58 207

Hak Warga Binaan Lembaga Pemasyarakatan Dan Hubungannya Dengan Hak Asasi Manusia (Studi Di Lembaga Pemasyarakatan Klas II Anak Medan)

0 69 100

Peran Imigrasi Dalam Penanganan Pengungsi Warga Negara Asing Di Kota Medan

8 83 120

Komunikasi Antarbudaya Terhadap Dinamika Komunikasi Warga Negara Asing Dan Warga Kota Medan (Studi Kualitatif Tentang Sikap dan Perilaku Antara Wisatawan Mancanegara dengan Masyarakat Kota Medan)

9 74 101

Warga Miskin Tetap Banyak

0 4 1

Pola Komunikasi Etnis Thionghoa Dengan Warga Sunda (Studi Deskriptif Mengenai Pola Komunikasi Etnis Thionghoa Dengan Warga Sunda di Jalan Cibadak Kota Bandung)

0 4 88

Hubungan Komunikasi Antara Warga Asing Dan Warga Setempat (Studi Deskriptif Mengenai Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika Dan Warga Medan Setempat Yang Tergabung Dalam Sebuah Lembaga Language And Cultural Exchange Medan)

0 0 22

Hubungan Komunikasi Antara Warga Asing Dan Warga Setempat (Studi Deskriptif Mengenai Hubungan Komunikasi Antar Pribadi Antara Warga Amerika Dan Warga Medan Setempat Yang Tergabung Dalam Sebuah Lembaga Language And Cultural Exchange Medan)

0 0 17