BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Perilaku Konsumen - Pengaruh Kelompok Referensi, Pekerjaan Dan Keadaan Ekonomi, Serta Gaya Hidup Dan Nilai Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Warung Internet Di Kawasan Jl. Dr. Masyur Padang Bulan, Medan (

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 URAIAN TEORITIS

2.1.1 Perilaku Konsumen

  Menurut Suryani (2008:5), perilaku konsumen adalah perilaku langsung yang dibutuhkan konsumen dalam mendapatkan, menghabiskan produk, termasuk keputusan yang mendahului atau mengikuti keputusan tersebut. Menurut Kotler dan Keller (2008:66), perilaku konsumen adalah studi tentang bagaimana individu, kelompok, dan organisasi memilih, membeli, menggunakan, dan bagaimana barang, jasa, ide, atau pengalaman untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka. Menurut Presetijo dan Ilhalaw (2005:10), dari definisi perilaku kosumen tersebut dapat diungkapkan bahwa perilaku konsumen adalah suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap.

  a.

  Tahap perolehan (acquisition): mencari (searching) dan membeli (purchasing).

  b. Tahap konsumsi (consumption): menggunakan (using) dan mengevaluasi (evaluting).

  c. Tahap tindakan pascabeli (disposition): apa yang dilakukan oleh konsumen setelah produk itu digunakan atau dikonsumsi.

2.1.2 Jasa

  Tjiptono (2005:16) mendefinisikan jasa sebagai setiap tindakan atau perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada dasarnya bersifat intangible (tidak berwujud fisik) dan tidak menghasilkan kepemilikan sesuatu.

  Menurut Tjiptono (2005:18), jasa memiliki karakteristik unik yang membedakannya dari barang dan berdampak pada cara memasarkannya. Secara garis besar karakteristik itu terdiri dari:

  1. Intangibility (tidak berwujud) Jasa berbeda dengan barang. Bila barang merupakan suatu objek, alat, atau benda maka jasa adalah suatu perbuatan, tindakan, pengalaman, proses, kinerja (performance), atau usaha. Oleh sebab itu jasa tidak dapat dilihat, dirasa, dicium, didengar, atau diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

  2. Inseparability (tidak terpisahkan) Barang biasanya diproduksi, dijual dan kemudian dikonsumsi. Sedangkan jasa dijual terlebih dahulu, kemudian diproduksi dan dikonsumsi pada waktu dan tempat yang sama. Ini berarti bahwa jasa tidak dapat dipisahkan dari penyedianya.

  3. Variability (keanekaragaman) Jasa bersifat sangat variabel karena merupakan non-standardized output,

4. Perishability (tidak tahan lama) Jasa merupakan komoditas yang tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

  Dengan demikian bila suatu jasa tidak digunakan, maka jasa tersebut akan berlalu begitu saja.

  5. Lack of Ownership Lack of Ownership merupakan perbedaan dasar antara barang dengan jasa.

  Pada pembelian barang, pembeli mempunyai hak penuh atas penggunaan dan manfaat produk yang dibelinya. Mereka bisa mengkonsumsi, menyimpan, atau menjualnya.

2.1.2.1 Klasifikasi Jasa Jasa bisa diklasifikasikan berdasarkan beragan kriteria.

  1. Berdasarkan sifat tindakan jasa Jasa dikelompokan ke dalam sebuah matriks yang terdiri dari atas dua sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukan sifat tindakan jasa (tangible actions dan intangible actions), sedangkan sumbu horizontalnya merupakan penerima jasa (manusia dan benda).

  2. Berdasarakan hubungan dengan pelanggan Jasa dikelompokan kedalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukan tipe hubungan antara perusahaan jasa dan pelangganya (status keanggotaan dan hubungan temporer).

  Sedangkan, sumbu horizontalnya sifat penyampaian jasa (penyampaian secara berkesinambungan/kontinu dan penyampain diskrit).

  3. Berdasarkan tingkat customization dan kemampuan mempertahankan standar konstan dalam penyampaian jasa Jasa diklasifikasikan berdasarkan dua sumbu utama, yaitu tingkat

  customization karakteristik jasa sesuai dengan kebutuhan pelanggan

  individual (tinggi dan rendah) dan tingkat kemampuan penyedia jasa dalam mempertahankan standar yang konstan (tinggi dan rendah).

  4. Berdasarkan sifat permintaan dan penawaran jasa Jasa diklasifikasikan ke dalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukan sejauh mana penawaran jasa menghadapi masalah sehubungan dengan terjadinya permintaan puncak (permintaan puncak dapat dipenuhi tanpa penundaan berarti dan permintaan puncak biasanya melampaui penawaran). Sedangkan, sumbu horizontalnya adalah tingkat fluktuasi permintaan sepanjang waktu (tinggi dan rendah).

  5. Berdasarkan metode penyampain jasa Jasa dikelompokan kedalam sebuah matriks yang terdiri atas dua sumbu, dimana sumbu vertikalnya menunjukan sifat interaksi antara pelanggan dan perusahaan jasa (pelanggan mendatangi perusahaan jasa; perusahaan melakukan transaksi melalui surat atau media elektronik). Sedangkan, sumbu horizontalnya adalah ketersediaan outlet jasa.

2.1.3 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen

  Menurut Kotler dan Keller (2008:166), faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah budaya, faktor sosial, pribadi, dan psikologis. Faktor-faktor tersebut harus diperhitungkan untuk mengetahui seberapa jauh dapat mempengaruhi pembelian konsumen.

2.1.3.1 Faktor Budaya

  Kelas budaya, subbudaya, dan sosial sangat mempengaruhi perilaku pembelian konsumen.

  a) Budaya Budaya adalah determinan dasar keinginan dan perilaku seseorang.

  Melalui keluarga, dan institusi utama lainya, seorang anak tumbuh di Amerika Serikat terpapar oleh nilai-nilai berikut: pencapaian dan keberhasilan, aktivitas, efisiensi dan kepraktisan, proses kenyamanan materi, individualisme, kebebasan, keyamanan eksternal, humanitarisme, dan jiwa muda. Seorang anak yang tumbuh di negara lain mungkin mempunyai pandangan yang berbeda tentang diri sendiri, hubungan dengan orang lain, dan ritual. b) Subbudaya

  Setiap budaya terdiri dari beberapa Subbudaya (subculture)yang lebih kecil yang memberikan identifikasi dan sosialisasi yang lebih spesifik untuk anggota mereka. Subbudaya meliputi kebangsaan, agama, kelompok ras, dan wilayah geografis.

  c) Kelas sosial

  Kelas sosial adalah divisi yang relatif homogen dan bertahan lama dalam sebuah masyarakat, tersusun secara hierarki dan mempunyai anggota yang berbagi nilai, minat, dan perilaku yang sama.

  Menurut Setiadi (2003:41), pada dasarnya semua masyarakat memiliki srata sosial. Srata tersebut kadang-kadang berbentuk sistem kasta dimana anggota kasta yang berbeda dibesarkan dengan peran tertentu dan tidak dapat mengubah keanggotaan kasta mereka. Stratifikasi lebih sering ditemukan dalam bentuk kasta sosial. Kelas adaah pembagian masyarakat yang relatif homogen dan permanen, yang tersusun secara hierarki dan memilki anggota dengan nilai-nilai, minat, dan perilaku yang serupa. Kelas sosial tidak hanya mencerminkan penghasilan, tetapi juga indikator lain seperti pekerjaan, pendidikan, dan tempat tinggal. Kelas sosial berbeda dalam hal busana, cara berbicara, preferensi rekreasi, dan banyak ciri-ciri lain.

2.1.3.2 Faktor Sosial

  Selain faktor budaya, faktor sosial seperti kelompok referensi, keluarga, serta peran sosial dan status mempengaruhi perilaku pembelian.

  1. Kelompok Referensi (reference group) Kelompok referensi adalah seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

  2. Keluarga Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting dalam masyarakat, dan anggota keluarga yang mempresentasikan kelompok referensi utama yang palin berpengaruh.

  3. Peran dan status Orang berpatisipasi dalam banyak kelompok- keluarga, klub, dan organisasi. Kelompok sering menjadi sumber informasi penting dalam membantu mendefinisikan norma perilaku.

3.1.3.3 Faktor Pribadi

  Keputusan pembeli juga dipengaruhi oleh karakteristik pribadi meliputi usia dan tahap siklus hidup pembeli, pekejaan dan keadaan ekonomi, kepribadian dan konsep diri, serta gaya hidup dan nilai.

  Selera kita dalam makanan, pakaian, perabot, dan rekreasi, sering berhubungan dengan usia kita. Konsumsi juga dibentuk oleh siklus hidup keluarga dan jumlah, usia, serta jenis kelamin orang dalam rumah tangga pada satu waktu tertentu.

  2) Pekerjaan dan keadaan ekonomi Pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka dan bahkan menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan tertentu.

  Pilihan produk juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi: penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan. 3) Kepribadian dan konsep diri

  Setiap orang mempunyai karakteristik pribadi yang mempengaruhi perilaku pembelianya. Yang dimaksud dengan kepribadian (personality), adalah sifat psikologis manusia yang menyebabkan respons yang relatif konsisten dan tahan lama terhadap ransangan lingkungan. 4) Gaya hidup dan nilai

  Orang-orang dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama

3.1.3.4 Faktor Psikologis

  Rangsangan pemasaran dan lingkungan yang memasuki kesadaran konsumen, dan sekelompok proses psikologis digabungkan dengan karakteristik konsumen tertentu menghasilkan pengambilan keputusan dan keputusan kahir pembelian. Empat proses psikologis kunci yaitu: motivasi, persepsi, pembelajaran, dan memori mempengaruhi respons konsumen seacara fundamental.

  1) Motivasi Kita semua mempunyai banyak kebutuhan pada waktu tertentu.

  Beberapa kebutuhan bersifat biogenic, yaitu kebutuhan itu timbul dari tekanan psikologis seperti rasa lapar, rasa haus, atau rasa tidak nyaman. Kebutuhan lain bersifat psikogenik, yaitu kebutuhan yang timbul dari keadaan tekanan psikologis seperti kebutuhan akan pengakuan, penghargaan atau rasa memiliki. Kebutuhan menjadi motif (motive) ketika kebutuhan itu meningkat sampai tingkat intensitas yang cukup mendorong kita untuk bertindak.

  2) Persepsi

  Orang yang termotivasi siap bertindak. Bagaimana ia bertindak dipengaruhi oeh pandanganya tentang situasi. Dalam pemasaran, persepsi lebih penting daripada realitas, karena persepsi konsumen mempengaruhi perilaku aktual konsumen. Persepsi (perception) adalah mempunyai persepsi berbeda tentang obyek yang sama karena tiga proses pemahaman, yaitu: a)

  Atensi Selektif Atensi/perhatian adalah pemprosesan kapasitas terhadap beberapa rangsangan. Atensi sukarela adalah sesuatu yang bermakna, tak sukarela disebabkan oleh seseorang atau sesuatu.

  b) Distorsi selektif

  Distorsi selektif adalah kecendrungan untuk menerjemahkan informasi dengan cara yang sesuai dengan konsepsi awal kita.

  c) Retensi Selektif

  Karena retensi selektif kita akan mengingat poin bagus tentang sebuah produk yang kita sukai dan melupakan poin bagus tentang produk pesaing. 3)

  Pengetahuan Menurut Prasetijo dan Ilhalaw (2005:87), pembelajaran adalah perubahan yang relatif bersifat tetap, yang terjadi sebagai akibat dari pengalaman. Dari definisi ini didapat pengertian bahwa pembelajaran konsumen adalah suatu proses, jadi pembelajaran ini secara terus menerus berlangsung dan berubah sebagai akibat dari pengetahuan manusia adalah hasil dari belajar. Dalam mengkonsumsi produk konsumen akan mempertimbangkan mamfaat yang bisa diperolehnya.

  Oleh karena itu, kualitas produk sangat menentukan apakah konsumen akan memberikan respon positif atau negatif. Respon positif akan terjadi ketika konsumen merasa puas, akibatnya probabilitas konsumen melakukan pembelian ulang semakin tinggi. Sementara itu konsumen akan memberikan respon negatif jika respon atas tindakannya itu tidak memuaskan.

  Menurut Kotler dan Keller (2008:181), pembelajaran mendorong perubahan dalam perilaku kita yang timbul dari penngalaman. Sebagian besar perilaku manusia dipelajari, meskipun sebagian besar pembelajaran itu tidak disengaja.

  4) Memori

  Semua informasi dan pengalaman yang kita hadapi ketika kita menjalani hidup dapat berakhir di memori jangka panjang kita.

2.1.4 Keputusan Pembelian

  Menurut Setiadi (2005:16), proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kejadian berikut: pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian. Tugas pemasar adalah memahami perilaku pembeli pada tiap-tiap tahap dan pengaruh apa yang bekerja dalam tahap-tahap itu. Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

  Pengenalan Pencarian Evaluasi Keputusan Perilaku

kebutuhan informasi alternatif pembelian pascapembelian

Sumber: Setiadi (2005)

Gambar 2.1 Proses Keputusan Pembelian

  Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengenalan masalah

  Proses membeli diawali saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan kondisi yang diinginkanya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal.

2. Pencarian informasi

  Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi lebih banyak. Salah satu faktor kunci bagi pemasar adalah sumber-sumber informasi utama yang dipertimbangkan oleh konsumen dan pengaruh relatif dari masing-masing sumber terhadap keputusan-keputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen dapat dikelompokan menjadi empat kelompok: a. b.

  Sumber komersil: iklan, tenaga penjualan, penyalur, kemasan dan pameran c.

  Sumber umum: media massa, dan organisasi konsumen d. Sumber pengalaman: pernah menangani, menguji, dan menggunakan produk

  3. Evaluasi Alternatif Ada beberapa proses evaluasi keputusan. Kebanyakan model dari proses evaluasi konsumen sekarang bersifat kognitif, yaitu mereka memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian tehadap produk terutama berdasarkan pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

  4. Keputusan Pembelian Ada 2 (dua) faktor dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli yaitu sebagai berikut: a. Intensitas sikap negatif orang lain tersebut terhadap alternatif pilihan konsumen b. Motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain tersebut

  5. Perilaku Pasca Pembelian Sesudah pembelian terhadap suatu produk yang dilakukan konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen tidak akan berakhir pada saat suatu produk dibeli, tetapi akan terus berlangsung hingga periode sesudah pembelian. Kepuasan pembelian merupakan fungsi dari seberapa dekat harapan pembeli atas produk tersebut dengan daya guna yang dirasakan dari produk tersebut. Jika daya guna produk tersebut dibawah harapan pelanggan, pelanggan tersebut akan merasa dikecewakan. Tetapi, jika memenuhi memenuhi harapan, pelanggan tersebut akan merasa puas, dan jika melebihi harapan, maka pelanggan tersebut akan merasa sangat puas.

2.1.4.1 Langkah-langkah Keputusan Pembelian Konsumen

  Menurut sumarwan (2002:294), keputusan membeli atau mengkonsumsi suatu produk dengan merek tertentu akan diawali oleh langkah-langkah sebagai berikut: a.

  Pengenalan kebutuhan Pengenalan kebutuhan muncul ketika konsumen menghadapi suatu masalah, yaitu suatu keadaan dimana terdapat perbedaan antara keadaan yang diinginkan dan keadaan yang sebenarnya terjadi.

  b.

  Waktu Berlalunya waktu akan menyebabkan teraktifkannya kebutuhan psikologi seseorang. Waktu juga akan mendorong pengenalan kebutuhan lain yang diinginkan oleh seseorang konsumen. Usia aspirasi dan nilai yang berbeda. Konsumen yang lebih tua mungkin akan lebih memperhatikan kesehatannya, sehingga ia banyak membutuhkan makanan yang sangat selektif agar terhindar dari berbagai penyakit.

  c.

  Perubahan situasi Perubahan situasi akan mengaktifkan kebutuhan. Konsumen yang masih bujangan mungkin akan lebih banyak menghabiskan pengeluaranya untuk hiburan. Jika konsumen tersebut menikah maka ia akan mengenali banyak kebutuhan yang lain.

  d.

  Pemilikan produk Memiliki sebuah produk seringkali mengaktifkan kebutuhan yang lain. Seseorang konsumen yang membeli sebuah mobil baru, maka ia akan menyadari perlunya produk lain. Ia memerlukan sampo mobil,lap kanebo, peralatan membersihkan mobil, dan sebagainya.

  e.

  Konsumsi produk Jika buah-buahan yang tersedia dikulkas sudah habis, maka konsumen akan membeli lagi buah-buahan untuk kebutuhan konsumsinya. Habisnya persediaan makanan yang ada dirumah seringkali mendorong konsumen menyadari kebutuhanya untuk segera membeli makanan lagi sehingga bisa tersedia untuk g.

  Pengaruh pemasaran Produk baru muncul hamper setiap hari, dan diiklankan atau di komunikasikan melalui berbagai media oleh perusahan pembuatnya. Program pemasaran tersebut akan mempengaruhi konsumen untuk menyadari akan kebutuhanya. Produk yang dikomunikasikan dengan menarik akan memicu seseorang konsumen untuk menyadari akan kebutuhanya dan merasakan bahwa produk tersebutlah yang bisa memenuhi kebutuhanya tersebut.

  h.

  Pencarian informasi Pencarian informasi mulai dilakukan ketika konsumen memandang bahwa kebutuhan tersebut bisa dipenuhi dengan membeli dan mengkonsumsi suatu produk. Konsumen akan mencari informasi yang tersimpan didalam ingatanya (pencarian internal) dan mencari informasi dari luar (pencarian eksternal).

2.2 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu

  Peneliti Judul Variabel Metode analisis Hasil

Damanik Analisis faktor Proses keputusan Analisis deskriptif, Hasil penelitina

(2007) pribadi dan faktor konsumen, faktor analisis regeresi linear menunjukan bahwa psikologis pribadi, faktor berganda, uji validitas faktor prinadi da terhadap proses psikologis dan reabilitas kusioner, faktor psikologis keputusan uji f, uji t, koefisien secara bersama-sama 2

konsumen pada determinasi (R ) berpengaruh

  Gamestation Jl. terhadap proses Jamin Ginting keputusan konsumen

  Padang Bulan, pada Gamestation Medan Jl. Jamin Ginting Padang Bulan, Medan. Hasil ini dapat dilihat pada analisis regresi bergandadengan koefisien determinasi 2 (R ) sebesar 34.7 % yang berarti bahwa pengaruh faktor pribadi dan ffaktor psikologis terhadap keputusan konsumen sebesar 34.7 % sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainya yang tidak dimasukan dalam penelitian ini.

  Lanjutan Peneliti Judul Variabel Metode Analisis Hasil Ardhika Analisis Faktor Faktor pribadi, Analisis deskriptif, Hasil penelitian ini (2010) Pribadi dan Faktor faktor psikologis Analisis Regresi menunjukkan variabel

  Psikologis dan keputusan Linier Berganda, faktor pribadi dan Terhadap Uji validitas dan faktor konsumen Keputusan reabilitas kuisioner, psikologis bepengaruh

  Konsumen Pada uji f, uji t, koefisien terhadap keputusan 2 DNA Gamestation determinasi ( R ) konsumen pada DNA

Jl. Halat Medan Gamestation Jl.

  Halat Medan. Hal ini dapat dilihat dari hasil uji F dengan nilai signifikan 0,000 < 0,05. Berdasarkan uji t dari kedua variabel bebas bahwa variabel faktor psikologis yang paling dominan mempengaruhi keputusan konsumen pada DNA Gamestation Jl. Halat Medan. Analisis koefisien determinan (R2) dilihat dari Adjusted R2 sebesar 42,20% yang berarti variabel terikat yaitu keputusan konsumen dapat dijelaskan dengan menggunakan variabel bebas yaitu faktor pribadi dan faktor psikologis .

  Ichsan Faktor-faktor Faktor-faktor Analisis deskriptif, Hasil Penelitian yaitu (2010) pribadi yang pribadi, konsumen analisis kuantitatif faktor- faktor pribadi mempengaruhi datang ke bengkel berpengaruh positif konsumen datang dan signifikan ke bengkel 21 terhadap minat

  Service Station di konsumen datang ke Medan bengkel 21 service station

  Lanjutan Peneliti Judul Variabel Metode analisis Hasil Hasibuan Analisis Faktor Faktor pribadi, Uji validitas, reliabilitas, Memiliki hasil (2010) Pribadi dan Faktor faktor psikologi, regresi linear berganda, bahwa faktor pribadi psikologi dan keputusan uji f, dan uji t dan faktor psikologis Terhadap konsumen secara bersama-sama Keputusan berpengaruh Konsumen pada terhadap keputusan Vavo konsumen pada Gamestation Jl. Vayo Gamestation Dr Mansyur Jl. Dr Mansyur

  Padang Bulan Padang Bulan Medan. Hasil ini dapat dilihat pada analisis Regresi Berganda dengan koefisien determinasi (R2) sebesar 17.5% yang berarti bahwa pengaruh faktor pribadi dan faktor psikologis terhadap proses keputusan konsumen sebesar 17.5% sedangkan sisanya dipengaruhi oleh faktor lainnya yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

  Darban & Li The Impact of Online social, Reliablity, Validity The authors found (2012) online Social Networks, out that online social

Networks on Facebook, networks

Consumer’s Purchasing impact every step of

Purchasing Decision Process, consumers’

Decision food Retailer, purchasing decision

  Supermarket process to different extent regarding food retailer shops.

  The reasons are mainly because Facebook’s features bring convenience to people, consumers spend more time on it, and Facebook’s features

  Lanjutan Peneliti Judul Variabel Metode analisis Hasil Altaf (2010)

  Impact of social media on Consumer’s Buying Decision

  Social Media; Consumer Behavior; Marketing; Buying Decisions The findings indicated that individuals pursue an active role in information search on social media comparing to mass media. To satisfy the research data has been collected from both the primary and the secondary sources. Secondary sources of data have been collected through use of internet, consulting past studies on the subject and also books have been used, primary data has been collected from 100 respondents through questionnaire by direct survey method. The findings of the study can be used by marketers and media planners for effective marketing results

2.3 Kerangka Konseptual

  Menurut Sugiyono (2012:88), kerangka konseptual merupakan sintesa tentang hubungan antar variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan. Berdasarkan teori-teori yang telah dideskripsikan tersebut, selanjutnya dianalisis secara kritis dan sistematis, sehungga mengahasilkan sintesa

  Menurut Kotler dan Keller (2008:170) kelompok referensi adalah seseorang adalah semua kelompok yang mempunyai pengaruh langsung (tatap muka) atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku orang tersebut.

  Pekerjaan dan keadaan ekonomi adalah dimana pekerjaan juga mempengaruhi pola konsumsi. Pemasar berusaha mengidentifikasi kelompok pekerjaan yang mempunyai minat diatas rata-rata terhadap produk dan jasa mereka dan bahkan menghantarkan produk khusus untuk kelompok pekerjaan tertentu. Pilihan produk juga sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi: penghasilan yang dapat dibelanjakan, tabungan dan aset, utang, kekuatan pinjaman, dan sikap terhadap pengeluaran dan tabungan.

  Gaya hidup dan nilai adalah orang-orang dari subbudaya, kelas sosial, dan pekerjaan yang sama mungkin mempunyai gaya hidup yang cukup berbeda.

  Keputusan pembelian konsumen adalah keputusan pembeli tentang merek yang paling disukai.

  Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan, maka kerangka konseptual dalam penelitian yaitu dapat dijelaskan variabel kelompok referensi, pekerjaan dan keadaan ekonomi serta haya hidup dan nilai secara langsung mempengaruhi keputusan pembelian yang dapat ditunjukan pada gambar 2.2 sebagai berikut:

  Kelompok referensi (X 1 ) Pekerjaan dan Keadaan ekonomi Keputusan Pembelian (X ) 2

  (Y) Gaya hidup dan nilai (X ) 3 Sumber: Kotler & Keller (2008:166) diolah penulis

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

2.4 Hipotesis

  Menurut Sugiyono (2012:93), hipotesis merupakan pernyataan atau jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian. Berdasarkan perumusan masalah dan kerangka konseptual maka peneliti menetapkan hipotesis di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut “Kelompok referensi, pekerjaan dan keadaan ekonomi, serta gaya hidup dan nilai berpengaruh terhadap Keputusan penggunaan jasa warung internet di Kawasan Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan, Medan.”

Dokumen yang terkait

Pengaruh Kelompok Referensi, Pekerjaan Dan Keadaan Ekonomi, Serta Gaya Hidup Dan Nilai Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Warung Internet Di Kawasan Jl. Dr. Masyur Padang Bulan, Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

0 36 115

Pengaruh Kelompok Referensi, Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Penggunaan Jasa Warung Internet di Kawasan Jl. Dr. Mansyur Padang Bulan, Medan (Studi Kasus Pada Mahasiswa Universitas Sumatera Utara)

1 39 102

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Diferensiasi - Pengaruh Diferensiasi Produk Dan Kepercayaan Merekterhadap Keputusan Pembelian Mobil Avanza Di Pt.Astrainternasionaltbk-Toyota Auto 2000 Medan

0 0 18

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku konsumen - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Dasar Konsep Pemasaran Dan Jasa 2.1.1 Definisi Pemasaran - Pengaruh Emosi terhadap Perilaku Komplain Konsumen pada PT. Bank XXX di Medan

0 0 14

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Prilaku Konsumen 2.1.1.1 Definisi Perilaku Konsumen - Pengaruh Kepercayaan Dan Gaya Hidup Terhadap Keputusan Membeli Produk Secara Online Berbasis Gender Pada Masyarakat Di Kecamatanmedan Baru Kota Medan

1 4 25

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku konsumen - Pengaruh Gaya Hidup, Harga, Dan Kelompok Referensi Terhadap Keputusan Pembelian Samsung Smartphone Pada Mahasiswa/I Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

0 0 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Perilaku Konsumen - Analisis Pengaruh Atribut Produk, Harga, dan Brand Image Terhadap Keputusan Pembelian i-Phone pada Konsumen di Apple Store Sun Plaza Medan

0 3 34

7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 TINJAUAN TEORITIS 2.1.1 Pendapatan Asli Daerah

0 1 26

BAB II TINAJAUAN PUSTAKA 2.1 URAIAN TEORITIS 2.1.1 Pemasaran - Pengaruh Implementasi Pemasaran Relasional Terhadap Loyalitas Nasabah Pada Pt. Bank Xxx Di Medan

1 1 25