BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang - Hubungan Tekanan Darah, Kadar Hemoglobin Dan Kadar Trombosit Dengan Nyeri Kepala Primer

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Nyeri kepala merupakan salah satu gejala yang paling sering ditemui

  pada kejadian umum dan kejadian klinis neurologi (Peatfield, 2008). Saat ini nyeri kepala juga berada pada gangguan sistem saraf yang paling sering terjadi, menyebabkan gangguan yang cukup besar dalam populasi di dunia (Gardella dkk, 2006). Sebagian besar orang pernah mengalami nyeri kepala pada sepanjang hidupnya, terbukti dari hasil penelitian population base di Singapore dari Ho dkk didapati prevalensi life time nyeri kepala penduduk Singapura adalah pria 80%, wanita 85% (p= 0.0002) (Sjahrir, 2004). Hal ini juga didukung oleh D.W. Lewis dkk (2011), yang menyatakan bahwa nyeri kepala sering terjadi pada masa kanak- kanak dan akan semakin meningkat pada masa remaja.

  Berdasarkan hasil penelitian multisenter berbasis rumah sakit pada 5 rumah sakit di Indonesia didapatkan prevalensi penderita nyeri kepala sebagai berikut : migren tanpa aura 10%, migren dengan aura 1,8%,

  

Episodik Tension Type Headache 31%, Chronic Tension Type Headache

  24%, Cluster Headache 0,5%, Mixed Headache 14% (Sjahrir, 2004)

  Hubungan antara tekanan darah dan migren telah lama dicurigai, tetapi hubungan itu masih dianggap kontroversial. Bertahun – tahun yang lalu, diasumsikan bahwa hipertensi dapat menyebabkan nyeri kepala (Tronvik dkk, 2011). Hubungan antara hipertensi dan nyeri kepala pertama kali diperkenalkan oleh Janeway pada tahun 1913. Banyak studi yang telah dilakukan sebelumnya, dan hasil yang bertentangan muncul dari investigasi terhadap hubungan antara nyeri kepala dan tekanan darah arterial (Bensenor dkk, 2003). Kebanyakan pasien dan dokter masih meyakini bahwa nyeri kepala menjadi gejala yang paling umum dari hipertensi. Secara patofosiologi, nyeri kepala meningkat ketika serabut

  

afferent primer menginervasi meningeal atau pembuluh darah serebral

  menjadi aktif; kebanyakkan dari serat nociceptive dilokasikan di dalam bagian pertama dari ganglion trigeminal atau ganglia servikal atas ( Yeung, 2006).

  Hemoglobin adalah sejenis protein dengan berat molekul 64.500 dalton, terdiri daripada 4 rantai polipeptida. Setiap satunya mengandung satu pigmen non-protein berbentuk seperti cincin yang disebut sebagai kelompok heme aktif (Hillman, dkk, 2005). Pada bagian tengah dari cincin

  

2+

  heme ini terdapat satu ion ferous, Fe yang boleh mengikat satu molekul oksigen, lalu membolehkan satu molekul hemoglobin berikatan dengan empat molekul oksigen (Tortora dkk, 2006). Anemia merupakan kondisi tidak sehat yang diindikasikan oleh tingkat hemoglobin yang rendah, dan akhirnya dapat dihasilkan oleh iron, kekurangan folat, insufisiensi renal, inflamasi kronis, pendarahan kronis atau akut, dan berbagai penyebab lainnya. Menurut WHO, tingkat hemoglobin yang normal berada diantara 12 dan 16 g/dL dan diketahui bahwa anemia memiliki kadar konsentrasi hemoglobin dibawah 13 g/dL pada pria dan dibawah 12 g/dL pada wanita (Fomovska dkk, 2008). Pasien dengan anemia menunjukkan berbagai gejala, seperti nyeri kepala, wajah pucat, orthostatic hypotension, atau edema yang dihasilkan dari penurunan sel darah merah, kelelahan, tidak enak badan, vertigo, syncope, tinnitus, atau nyeri dada yang disebabkan oleh kekurangan suplai oksigen, jantung berdebar atau bernafas dengan mekanisme kompensatori (Ohta, 2009).

  Aamodt dkk, (2004) melakukan penelitian yang berdasarkan klinis hubungan antara kadar hemoglobin dan nyeri kepala. Didapati hasil pada analisa statistik, dengan menyesuaikan umur dan pendidikan ditemukan prevalensi yang menurun nyeri kepala (p = 0,02) dan migren (p = 0,01) dengan penurunan kadar hemoglobin.

  Bener (2006) melakukan penelitian di Qatar mengenai frekwensi nyeri kepala dan migren, didapati hubungan yang sangat kuat antara level hemoglobin dengan nyeri kepala dan tingkat keparahannya. Prevalensi nyeri kepala dan migren di Qatar merupakan yang tertinggi dibandingkan Negara barat dan Negara afrika.

  Irwansyah dkk (2008) melakukan penelitian mengenai hubungan nyeri kepala dan hemoglobin dan kadar feritin. Dengan subjek 40 orang, 15 laki-laki (37,5%) dan 25 perempuan (62,5%) dan dengan kadar minimum hemoglobin 11,5 % dan maksimum 15,3% sementara kadar feritin minimum 28,03 ng/ml dan maksimum 460,38 ng/ml. Didapati pasien dengan migren without aura 3 orang (7,5%), infrequent ETTH 7 orang (17,5%), frequent ETTH 9 orang (22,5%) dan 21 orang (52,5%). Hubungan kadar hemoglobin dangan jenis kelamin p = 0,84, hubungan kadar hemoglobin dengan umur (p=0,898). Hubungan kadar hemoglobin dengan RAS (p=0,596) kadar hemoglobin dengan pendidikan (p=0,670). Hubungan tipe nyeri kepala dengan kadar hemoglobin (p=0,710). Dari kesimpulan penelitian Irwansyah dkk (2008) menyatakan bahwa tidak ada hubungan antara kadar hemoglobin dengan prevalensi nyeri kepala.

  Trombosit adalah sel darah tak berinti yang berasal dari sitoplasma

  3

  3

  megakariosit. Jumlah trombosit antara 150-400 x 10 mm , sedangkan umur trombosit berkisar antara 7-10 hari. Sel ini memegang peranan penting pada hemostasis karena trombosit membentuk sumbatan hemostatik untuk menutup luka. Fungsi utama trombosit adalah pembentukan sumbatan mekanik selama respons hemostasis normal terhadap cedera vaskular. Tanpa trombosit dapat terjadi kebocoran darah spontan melalui pembuluh darah kecil. Reaksi trombosit berupa adhesi, sekresi, agregasi, dan fusi serta aktivitas prokoagulannya sangat penting untuk fungsinya.

  Nyeri kepala adalah merupakan salah satu gejala neurologis yang paling umum dilaporkan pada pasien Thrombotic Thrombocytopeni

  

Purpura (TTP). Nyeri kepala pada TTP memiliki fitur yang sama pada

Migrane dan Tension-Type Headache. Meskipun patofisiologi nyeri kepala

  pada TTP tidak jelas, ada kemungkinan aktivasi dan aggregasi platelet memegang peranan (Bezov dkk, 2010) Andrea dkk (2003), melakukan suatu studi yang menunjukkan gangguan agregasi platelet pada cluster headache, didapati hipoagregasi sebagai respon rendahnya colagen dan adenosine disphosphate dan

  hyperagregasi dimana platelet distimulasi oleh platelet – activating factor.

  Pada studi ini menyatakan bahwa penurunan agregasi platelet dengan kolagen dan adenosine difosfat dapat menunjukkan kekacauan fungsi

  nitric oxide, sedangkan hipersensitivitas pada platelet

  • – activating factor disebabkan fluktuasi kadar plasma.

  Pada pasien dengan essential thrombocythaemia memiliki simptom neurologi termasuk nyeri kepala dan rasa kebas. Nyeri kepala dihubungkan dengan disfungsi platelet yaitu hipersensitif reseptor seretonin atau peningkatan level serotonin. Nyeri kepala juga dihubungkan dengan peningkatan platelet adenosine disphosphate dan

  neuropeptide calcitonin gene

  • – related peptide. (Frewin dkk 2012)

I.2 Perumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang penelitian

  • –penelitian terdahulu seperti yang telah diuraikan di atas dirumuskanlah masalah sebagai berikut :

  Bagaimanakah hubungan antara tekanan darah, kadar hemoglobin dan kadar trombosit dengan nyeri kepala primer pada pasien penderita nyeri kepala yang berobat di Poli Rawat Jalan Neurologi RSUP Haji Adam Malik.

  I.3. Tujuan Penelitian

  Penelitian ini bertujuan :

  I.3.1. Tujuan Umum

  Tujuan Umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara tekanan darah, kadar hemoglobin dan trombosit dengan nyeri kepala primer

  I.3.2. Tujuan Khusus

  1. Untuk mengetahui hubungan tekanan darah dengan penderita nyeri kepala primer yang berobat di poliklinik Neurologi RSUP H.

  Adam Malik Medan.

  2. Untuk mengetahui hubungan kadar hemoglobin dengan penderita nyeri kepala primer yang berobat di poliklinik Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan.

  3. Untuk mengetahui hubungan kadar trombosit dengan penderita nyeri kepala primer yang berobat di poliklinik Neurologi RSUP H.

  Adam Malik Medan.

  4. Untuk mengetahui besarnya kekuatan hubungan tekanan darah dengan penderita nyeri kepala primer yang berobat di poliklinik Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan.

  5. Untuk mengetahui besarnya kekuatan hubungan kadar hemoglobin dengan penderita nyeri kepala primer yang berobat di poliklinik Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan.

  6. Untuk mengetahui besarnya kekuatan hubungan kadar trombosit dengan penderita nyeri kepala primer yang berobat di poliklinik Neurologi RSUP H. Adam Malik Medan.

  7. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat gambaran karakteristik demografi, tekanan darah, kadar hemoglobin dan kadar trombosit pada penderita nyeri kepala primer.

  I.4. Hipotesis

  Ada hubungan antara tekanan darah, kadar hemoglobin dan kadar trombosit dengan nyeri kepala primer pada pasien penderita nyeri kepala yang berobat di Poli Rawat Jalan Neurologi RSUP Haji Adam Malik

  I.5. Manfaat Penelitian

1.5.1. Manfaat penelitian untuk ilmu pengetahuan

  Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi secara keilmuan tentang hubungan antara tekanan darah, kadar hemoglobin dan trombosit dengan nyeri kepala primer.

  1.5.2. Manfaat penelitian untuk penelitian

  Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang hubungan antara tekanan darah, kadar hemoglobin dan trombosit dengan nyeri kepala primer.

  1.5.3. Manfaat penelitian untuk masyarakat

  Dengan mengetahui hubungan tekanan darah, kadar hemoglobin dan kadar trombosit dengan nyeri kepala dapat dijadikan sebagai salah satu upaya pencegahan nyeri kepala primer.