Negara kesatuan republik Indonesia merup (1)
Problematika pembiyaan bank syariah disektor maritim diiindonesia
Pendahuluan
Negara kesatuan republik Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic
state) terluas nomor 3 di dunia dengan hambaran bibr pantai yang luas dengan potensi
kekayaanml uar biasa besar yang terkandung di dalamnya. Kondisi ini membuat
Indonesia disebut sebagai negara maritim dengan potensi kekayaan di dalamnya. Potensi
tersebut terdiri atas sumberdaya alami yang bisa diperbaharui (renewable resources)
seperti perikanan, ekosisten mangrove, ekosistem terumbu karang, maupun potensi
sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) seperti migas,
mineral atau bahan tambang lainnya serta sumberdaya jasa-jasa lingkungan
(environmental services) seperti pariwisata bahari, industri maritime dan jasa
transportasi.Sayangnya, sumber daya kelautan yang sangat besar itu belum dieksplorasi
secara optimal. Sumbangan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia terhadap produk
domestik bruto (PDB) misalnya masih sangat kecil, hanya 3,34 persen sampai kwartal
ketiga pada tahun 2011. Pada tahun 2014 sudah lumayan sedikit meningkat menjadi
sekitar 6,75 persen atau sekitar Rp. 65 triliun (kelautan dan perikanan dalam angka 2011).
Angka ini dinilai masih belum optimal dibanding dengan potensi besar dunia kelautan
dan perikanan indonesia yang sangat melimpah. Sehingga, keinginan kuat pemerintahan
kabinet kerja untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.lembaga
keuangan memilki peran dalam pendanaan kegiatan dimaritim untuk meyumbang PDB
yang besar melalaui insftatruktur,asurasnsi,pengadaan kapal,
Pembiyaan lembaga keuangan syariah
Kendala-kendala
Peluangan dan tantangan
Pendahuluan
Negara kesatuan republik Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic
state) terluas nomor 3 di dunia dengan hambaran bibr pantai yang luas dengan potensi
kekayaanml uar biasa besar yang terkandung di dalamnya. Kondisi ini membuat
Indonesia disebut sebagai negara maritim dengan potensi kekayaan di dalamnya. Potensi
tersebut terdiri atas sumberdaya alami yang bisa diperbaharui (renewable resources)
seperti perikanan, ekosisten mangrove, ekosistem terumbu karang, maupun potensi
sumberdaya alam tidak dapat diperbaharui (non renewable resources) seperti migas,
mineral atau bahan tambang lainnya serta sumberdaya jasa-jasa lingkungan
(environmental services) seperti pariwisata bahari, industri maritime dan jasa
transportasi.Sayangnya, sumber daya kelautan yang sangat besar itu belum dieksplorasi
secara optimal. Sumbangan sektor kelautan dan perikanan di Indonesia terhadap produk
domestik bruto (PDB) misalnya masih sangat kecil, hanya 3,34 persen sampai kwartal
ketiga pada tahun 2011. Pada tahun 2014 sudah lumayan sedikit meningkat menjadi
sekitar 6,75 persen atau sekitar Rp. 65 triliun (kelautan dan perikanan dalam angka 2011).
Angka ini dinilai masih belum optimal dibanding dengan potensi besar dunia kelautan
dan perikanan indonesia yang sangat melimpah. Sehingga, keinginan kuat pemerintahan
kabinet kerja untuk mewujudkan Indonesia sebagai Poros Maritim Dunia.lembaga
keuangan memilki peran dalam pendanaan kegiatan dimaritim untuk meyumbang PDB
yang besar melalaui insftatruktur,asurasnsi,pengadaan kapal,
Pembiyaan lembaga keuangan syariah
Kendala-kendala
Peluangan dan tantangan