Peran Strategis Pemerintah Dalam Menggae

Ditulis oleh :
Rachmat Gunawan (4213100058)
Balqis Shintarahayu (4213100104)
JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN
FAKULTAS TEKNOLOGI KELAUTAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER, SURABAYA.
Peran Strategis Pemerintah Dalam Menggaet Investor Asing guna Mempercepat
Pembangunan Program Tol Laut”
… Usahakanlah agar kita menjadi bangsa pelaut kembali. Ya.., bangsa pelaut dalam arti
yang seluas-luasnya. Bukan sekedar menjadi jongos-jongos di kapal, Bukan! Tetapi bangsa
laut dalam arti cakrawati samudera. Bangsa pelaut yang mempunyai armada niaga,
bangsa pelaut yang mempunyai armada militer, bangsa pelaut yang kesibukannya di laut
menandingi irama gelombang lautan itu sendiri.” – Soekarno, 1953
“Kalau suatu negara seperti Amerika mau menguasai samudera dan dunia, dia mesti rebut
Indonesia terlebih dahulu untuk sendi kekuasaan”. – Tan Malaka
Diatas adalah kutipan perkataan dari para tokoh-tokoh Indonesia terdahulu, dari hal
tersebut dapat diketahui betapa pentingnya arti laut bagi bangsa Indonesia. Didukung
dengan fakta-fakta tentang laut di Indonesia sebagai berikut:
1. 90% ekspor-impor Indonesia melalui jalur laut.
2. 75% cadangan migas Indonesia berada di laut.
3. Panjang garis laut Indonesia adalah 95.181 km atau hampir 25% dari total panjang

garis laut dunia dan luas laut 5,8 juta km2 atau sekitar 2/3 dari luas wilayah
Indonesia.
4. Wilayah perairan Indonesia terdiri dari Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) 2,7 juta km 2
dan wilayah laut teritorial 3,1 juta km2.
5. Demikian luasnya laut Indonesia, ternyata mampu menyerap sekitar 44% dari
seluruh jumlah karbon dioksida (CO2) di atmosfer.
6. Potensi sumberdaya perikanan tangkap 6,4 juta ton per tahun.
Dan masih banyak lagi fakta-fakta lain tentang kekayaan dan potensi
maritim Indonesia yang belum kami cantumkan diatas. Terlepas dari hal itu
sangatlah cukup potensi kemaritiman yang kita miliki untuk menjadikan Indonesia
sebagai negara yang berdikari, sejahtera, dan makmur rakyatnya.

Sementara pertanyaannya adalah sudahkah pemerintah kita membangun
sarana dan fasilitas yang mumpuni untuk dapat memanfaatkan potensi kemaritiman
yang ada dalam rangka mencapai tujuan rakyat yang makmur dan sejahtera?
Dalam pemerintahan yang dipimpin Jokowi-JK pada periode 2014-2019 ini
telah kita ketahui bahwa yang menjadi prioritas adalah bidang kemaritimannya dan
salah satu cara untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan dibangunnya
program “tol laut”.
Tol laut sendiri adalah konsep pengangkutan logistik kelautan yang

dicetuskan oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo. Program ini bertujuan
untuk menghubungkan pelabuhan-pelabuhan besar yang ada di nusantara. Dengan
adanya hubungan antara pelabuhan-pelabuhan laut ini, maka dapat diciptakan
kelancaran distribusi barang hingga ke daerah pelosok.
Untuk mewujudkan hal itu tentunya dibutuhkan 2 komponen penting yaitu kapal
sebagai alat transpotasi yang mengangkut dan mendistribusikan barang-barang
logistik dan pelabuhan sebagai tempat berlabuhnya kapal kapal tersebut.
1. Kapal
Dalam hal ini kapal merupakan salah satu bagian yang cukup penting. Jika
barang diangkut dengan kapal antar pulau yang bobotnya 1000 ton, biayanya
akan menjadi beberapa kali lipat lebih mahal, jika dibandingkan dengan
diangkut kapal yang bobotnya 50.000 DWT yang mampu mengangkut lebih dari
3.000-4.000 kontainer sekaligus.
Maka diperlukan kapal-kapal besar untuk menekan biaya pendistribusian
barang-barang logistik ke seluruh pelosok negeri ini. Untuk pelayaran luar
negeri, Indonesia juga masih mengandalkan kapal asing untuk angkutan barang
jarak jauh hingga ke Eropa. Guna mengarungi samudera untuk mengangkut
barang dalam jumlah yang sangat besar, dibutuhkan kapal dengan bobot mati
minimal 100.000 DWT. Sedangkan kemampuan Indonesia, baru memproduksi
dan memiliki kapal-kapal dengan bobot tak lebih dari 50.000 DWT. Kapal

berbobot 50.000 DWT pun baru dalam tahap produksi oleh PT PAL.
Dengan demikian, kapal-kapal Indonesia belumlah hilir mudik mengangkut
produk-produk nasional hingga jauh ke mancanegara. Kebanyakan ekspor dan
impor Indonesia harus melalui kapal-kapal besar yang bersandar di Singapura
yang mampu menerima kapal berbobot 100.000 DWT sedangkan pelabuhan di
Indonesia masih belum mampu karena sebagian besar masih memiliki kolam

yang cukup dangkal sehingga kapal-kapal besar tidak mampu merapat untuk
melakukan bongkar muat karena semakin besar kapal maka semakin besar sarat
kapal itu.
2. Pelabuhan
Dengan infrastruktur pelabuhan dan penyeberangan yang memadai dan
terkelola dengan manjemen yang efisien, maka nantinya arus barang dan jasa,
akan lebih baik. Langkah-langkah yang akan ditempuh untuk mewujudkan
gagasan tersebut mulai disampaikan dan publik mulai terbuka pemahamannya.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas telah
mendesain konsep tol laut yang dicetuskan Presiden Joko Widodo (Jokowi)
dengan 24 pelabuhan. Pelabuhan sebanyak itu terbagi atas pelabuhan yang
menjadi hubungan internasional, pelabuhan utama dan pelabuhan pengumpul.
Sebanyak 24 pelabuhan itu, antara lain, Pelabuhan Banda Aceh, Belawan,

Kuala Tanjung, Dumai, Batam, Padang, Panjang dan Pangkal Pinang.
Selanjutnya, Pelabuhan Tanjung Priok, Cilacap, Tanjung Perak, Lombok,
Kupang, Pontianak, Palangkaraya, Banjarmasin, Maloy, Makassar, Bitung,
Halmahera, Ambon, Sorong, Merauke, dan Jayapura. Dalam hal ini hanya
Pelabuhan Kuala Tanjung, Bitung, dan Sorong yang baru akan dibangun.
Sedangkan sisanya hanya perluasan atau pengembangan.
Dari 24 pelabuhan itu terbagi dua hubungan internasional, yaitu Kuala
Tanjung dan Bitung yang akan menjadi ruang tamu bagi kapal-kapal asing dari
berbagai negara. Selanjutnya pemerintah menyiapkan 6 pelabuhan utama yang
dapat dilalui kapal-kapal besar berbobot 3.000 hingga 10.000 TeUS. Enam
pelabuhan itu adalah Pelabuhan Belawan, Tanjung Priok, Tanjung Perak,
Makassar, dan Sorong.
Nantinya, pelabuhan utama akan menjadi jalur utama atau tol laut.
Sedangkan 24 pelabuhan dari Belawan sampai Jayapura disebut pelabuhan
pengumpul. Sebanyak 24 pelabuhan tersebut merupakan bagian dari 110
pelabuhan milik PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) yang dikelola oleh Satuan
Kerja Perhubungan, Provinsi dan lainnya.. Sementara total pelabuhan di tanah
air sekitar 1.230 pelabuhan.
Dalam hal ini diperlukan dana yang sangat besar untuk mewujudkan program tol
laut. Tol laut merupakan mega proyek raksasa yang membutuhkan dana yang sangat besar.


Dalam RPJMN 2015-2019 pembangunan proyek tol laut dan segala prasarananya ini
membutuhkan dana hingga 900 T. Adapun rincian alokasi dananya adalah sebagai berikut:
APBN Rp 498 triliun, BUMN Rp 238,2 triliun dan swasta sebesar Rp 163,8 triliun yang
didalamnya sudah termasuk pengadaan kapal untuk tol laut tersebut sektar Rp 100 triliun
sampai Rp 150 triliun

Sumber : http://bem.its.ac.id/sebuah-sudut-pandang-apa-kabar-tol-laut/
Publik masih menanti implementasi dari rencana-rencana itu karena diakui atau
tidak belum banyak yang bisa diperbuat pemerintah saat ini mengingat baru sekitar setahun
bekerja. Apalagi untuk mengimplementasikan sebuah gagasan atau program, harus
dihadapkan pada koordinasi antar-kementerian dan pemahaman, komitmen serta
konsistensi para pemegang kebijakan. Di sisi lain, anggaran merupakan salah satu
komponen terpenting dalam pembangunan infrasruktur.
Dengan dana yang begitu besar tersebut diperlukan upaya pemerintah yang sangat
serius untuk menggaet investor asing agar mereka bersedia menanamkan modal di
Indonesia. Kemudian, dengan banyaknya investor yang menanamkan modal di Indonesia
maka pendapatan dan cadangan devisa kita akan semakin besar pula yang nantinya
berdampak pada bertambah tingginya APBN sehingga upaya untuk mewujudkan program


tol laut semakin mudah. Pemerintah seharusnya memperhatikan beberapa hal untuk
mendorong minat investor asing untuk menanamkan modal di Indonesia seperti:
1. Meningkatkan Infrastuktur
Telah kita ketahui bersama bahwa infrastuktur di Indonesia sangatlah buruk. Kita
ambil contoh Jakarta sebagai jantung bisnis Indonesia yang masih akrab dengan
kemacetan dan banjir serta beberapa masalah lainnya, hal ini akan menyebabkan
para investor asing untuk berpikir dua kali karena hal-hal tersebut akan
menyebabkan terganggunya mobilitas mereka dan kurang efisiennya kerja mereka.
Hal ini pula yang menyebabkan daya saing dan daya tarik investasi di Indonesia
masih rendah. Disamping itu masih ada masalah moda trasnportasi di Indonesia
yang belum cukup memadai, seperti halnya sulitnya akses untuk mencapai daerah
pelosok di Indonesia. Semakin meratanya pembangunan infrastuktur di Indonesia
maka semakin merata pula peluang penanaman modal oleh investor asing di
berbagai daerah di Indonesia.
2. Pemberdayaan masyarakat lokal
Apresiasi pemerintah terhadap hasil/karya masyarakat masih memang masih jauh
dari kata pantas. Dengan cara meberdayakan masyarakat dengan industri komoditi
dibidang pertanian dan perkebunan dengan cara penyuluhan cara bertanam yang
baik untuk memperoleh bibit unggul dibidang-bidang tersebut, kemudian negara
menghargai masyrakat tadi dengan pemberian insentif ataupun upah terhadap

pekerjaannnya. Hal ini akan menyebabkan penanam modal yaitu pihak investor
asing akan berlomba-lomba menanamkan modalnya terhadap hasil pertanian,
perkebunan dan perdagangan di Indonesia karena terdapat iklim bisnis positif di
masyarakat Indonesia.
3. Membangun kebijakan investasi yang lebih ramah
Pemerintah Indonesia telah terkenal dengan kebijakan administrasi yang membuat
orang asing sulit berinvestasi di Indonesia. Seperti beberapa tahun kemarin
pemerintah mengularkan peraturan daftar investasi negative, yaitu sebuah peraturan
yang menjelaskan apa yang bisa dan tidak bisa dimiliki orang asing di Indonesia.
Didalam peraturan itu pemerintah melarang orang asing untuk berinvestasi dalam
toko retail yang menjual elektronik, sepatu, tekstil, mainan, dan makanan. Hal ini
akan menyulitkan perusahaan asing seperti IKEA yang berencana melakukan
ekspansi di Indonesia.
Diakui atau tidak mahalnya barang-barang kebutuhan pokok di daerah pelosok
Indonesia adalah karena mahalnya biaya distribusi barang-barang kebutuhan pokok dan
pastinya hal ini akan berdampak langsung dengan kondisi ekonomi di daerah pelosok-

pelosok tersebut. Dari penjelasan singkat diatas diketahui bahwa program tol laut sangatlah
penting guna peningkatan perekonomian Indonesia.