Sistem nilai budaya petani Indonesia

Sistem nilai budaya petani Indonesia
Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai berikut:
1. Para petani di Indonesia terutama di pulau jawa pada dasarnya menganggap bahwa
hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan. Tetapi itu tidak
berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan menghindarkan diri dengan
bersembunnyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa, bahkan sebaliknya wajib menyadari
keburukan hidup itu dengan jelas berlaku prihatin dan kemudian sebaik-baiknya dengan
penuh usaha atau ikhtiar.
2. Mereka beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadnag untuk
mencapai kedudukannya.
3. Mereka berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan, mereka
kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau mengenang
kekayaan masa lampau menanti datangnya kembali sang ratu adil yang membawa kekayaan
bagi mereka).
4. Mereka menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain itu
hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar peristiwa-peristiwa
macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup saja menyesuaikan diri dengan alam,
kurang adanya usaha untuk menguasainya.
5. Dan unutk menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar
bahwa dalam hidup itu tergantung kepada sesamanya.
6. UNSUR-UNSUR DESA


Sistem nilai budaya petani di Indonesia dari Aceh hingga Papua memiliki berbagai variasi. Sistem nilai
budaya petani di Indonesia dapat menggunakan kerangka Kluckhon yaitu sebagai berikut:
1. Petani di Indonesia, terutama di Jawa, pada dasarnya menganggap hidupnya itu sebagai sesuatu
hal yang buruk. Namun hal itu tidak berarti bahwa petani harus menghindari hidup yang nyata.
Petani harus menghadapi keburukan hidup itu dengan berlaku prihatin dan ikhtiar.
2. Petani di Indonesia bekerja untuk hidup, untuk meningkatkan derajat. Petani suka mengingat
kejayaan masa lampau. Pada umumnya alam tidak mengerikan baginya. Jika bencana melanda,
mereka menerima apa adanya. Asalkan petani bisa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, maka
semua dapat diatasi. Mereka menerapkan sikap gotong royong dan saling menjaga satu sama
lain. Petani juga memiliki hubungan yang baik dengan sesamanya karena petani meyakini bahwa
interaksi social dapat mempermudah segalanya.

Pengaruh Kebudayaan Terhadap Pengembangan Usaha Tani di Pedesaan

Usaha tani (farming) adalah bagian inti dari pertanian karena menyangkut sekumpulan kegiatan yang
dilakukan dalam budidaya. Petani adalah sebutan bagi mereka yang menyelenggarakan usaha tani,
sebagai contoh "petani tembakau" atau "petani ikan". Pelaku budidaya hewan ternak (livestock)
secara khusus disebut sebagai peternak.
Sosial Budaya dalam pertanianBerdasarkan wujudnya, kebudayaan dapat digolongkan atas

duakomponen utama:
1.Kebudayaan Material
Kebudayaan material mengacu pada semua ciptaan masyarakat yangnyata, konkret. Termasuk dalam
kebudayaan material ini adalah temuan-temuan yang dihasilkan dari suatu penggalian arkeologi:
mangkuk tanahliat, perhisalan, senjata, dan seterusnya. Kebudayaan mencakup barang-barang,
seperti televisi, pesawat terbang, stadionolahraga, pakaian, gedung pencakar langit, dan mesin cuci.
2. Kebudayaan Nonmaterial
Kebudayaan nonmaterial adalah ciptaan-ciptaan abstrak yangdiwariskan dari generasi ke generasi.
Kebudayaan masyarakat memiliki 7unsur, yaitu peralatan dan perlengkapan hidup, mata
mencaharian dansystem ekonomi, sistem kemasyarakatan, bahasa, kesenian, sistem pengetahuan,
dan sistem kepercayaan.Komponen-komponen pola budaya dominan meliputi wordview,activity
orientation, time orientation, human nature orientation, humannature orientation dan perception of
self.Adapun penjelasannya dari komponen-komponen pola budayatersebut adalah antara lain
sebagai berikut.
a.Worldview
Pandangan terhadap dunia mengenai pertanian terhadap alam semesta:
1) Hubungan masyarakat pertanian dengan alam semesta
a)Subjugation: alam dikendalikan, dan exploitasiPembukaan hutan untuk kepentingan pertanian
seperti kegiatan bercocok tanam . Akibat pembuakaan lahan itu wilayah hutan menjadisempit dan
ahirnya menyebabkan kerusakan ekosistem . dengankeadaan tersbut alas an ynag pertama untuk

lahan pertanian ternyatasecara tidak langsung mengekploitasi hutan .
b) Cooperative: alam adalah sahabat, sakral, tidak boleh dirusakBudaya masyarakat pertanian selalu
ingin membuka lahan dengancepat dan biaya murah maka budaya membakar hutan menjadi
pilihanutama masyarakat pertanian.Dengan adanya perundang undangan tentang di tindak
kerasnya perambahan hutan (illegal logging) hendaknya merubah budaya perusaakn hutan .

2)Science & technology
Perbedaan cara pandang terhadap teknologi dan cara
memperoleh pengetahuan misalnya Budaya Barat
teknologi berperan penting, solusi permasalahan, meningkatkan kenyamanan dan kesenangan hidu
diperoleh secara empiris, berdasarkan pengamatan, percobaan.

Contoh pemanenan gandum yang selalu menggunakan alat berat ,pola piker budaya barat yang
meminimalisir pengeluaran dan efisiensi waktu.Budaya Non-Barat teknologi sering
bertentangan dengan struktursosial dan nilai tradisional. Budaya masyarakat pertanian Indonesia
yangselalu terpaku pada adat istiadat dan kedaan ekonominya yang belumtertata dengan baik,
sehingga penggunaan teknologi masih minim.Sebagai contoh penggnaan tenaga manusia dalam
pemanenan tebu diindo lampung perkasa .
3) MaterialismKepemilikan merupakan hal yang penting dalam pertanian
– Menunjukkan kelas sosial

– Uang sangat penting untuk dapat memiliki sesuatu
b. Activity Orientation
Perbedaan orientasi kegiatan akan mempengaruhi perbedaan pola pikir dan tingkah laku dalam
budaya pertanian
O Aktivitas dan Pekerjaan mendapatkan uang;
O Efficiency & Practicality
Pertanian modern ini akan akan membedakan pola pikir ,
jika pertaniaan modern itu dalam pengolahan pengolahan tanah hanyamembutuhkan waktu lima
jam \ hektar sedangkan pertanian tradisionalyang tidak memiliki modal dan budaya yang susah
hilang harusmenggunakan cangkul untuk mengolah tanahnya berhari hari.
O Progress dan change: Kemajuan dan Perubahan adalah hal yang bagus

c.Time Orientation



Konsep waktu: lampau, sekarang dan masa yang akan datang
Tepat waktu Budaya masyarakat petani selalu terlambat dalam penanganan hama dan
penyakit.


d.Human Nature Orientation




Goodness of Human nature: evil & good
Rationality of Human nature: manusia bertindak berdasar alasan tertentu à rational, free
choice, responsibility
Mutability of Human nature: manusia bisa diubah olehmasyarakat à pendidikan, penjara

e. Perception of Self
Tiap budaya cenderung berbeda dalam mempersepsikan tentang diri:Individualism: peran dan
tanggung jawab individual dalam masyarakatMasyarakat pertanian , terutama yang memiliki modal
lebih banyakcenderung lebih individualis seperti menumpuk pupuk bersubsidikemudian menjual
kepada masyarakat dengan harga yang relative mahal

Konsep Gender
Gender pada awalnya diambil dari kata dalam bahasa arab JINSIYYUN yang kemudian di adopsi
dalam bahasa perancis dan inggris menjadi Gender
b. Gender adalah perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam peran, fungsi, hak, tanggung

jawab dan perilaku yang dibentuk oleh tata nilai social, budaya dan adat istiadat (Badan
Pemberdayaan Masyarakat, 2003)
c. Gender adalah pera dan tanggung jawab perempuan dan laki-laki yang ditentukan secara social.
Gender berhubungan dengan persepsi dan pemikiran serta tindakan yang diharapkan sebagai
perempuan dan laki-laki yang dibentuk masyarakat, bukan karena perbedaan biologis (WHO, 1998).

Nilai dan Norma Gender dalam Budaya Pertanian
Indonesia telah mencapai kemajuan dalam meningkatkan kesetaraan dan keadilan gender, terutama
di bidang pendidikan. Hal ini dapat dibuktikan, antara lain dengan semakin membaiknya rasio
partisipasi pendidikan dan tingkat melek aksara penduduk perempuan terhadap penduduk laki-laki.
Keberhasilan lainnya adalah meningkatnya kontribusi perempuan dalam sektor non-pertanian, dan
meningkatnya partisipasi perempuan di bidang politik dan lembaga legislatif. Namun belum terlihat
di sektor pertanian
Beberapa studi dilakukan untuk membahas bagaimana program pertanian telah meminggirkan
sekaligus memiskinkan perempuan (Shiva, 1997; Mosse, 1996).
1. Pemupukan dan pengendalian hama dengan teknologi baru yang dikerjakan laki-laki;
2. Pemotongan padi dengan peralatan sabit, mesin yang diasumsikan hanya membutuhkan tenaga
dan keterampilan laki-laki, menggantikan tangan perempuan dengan alat panen ani-ani;
3. Usaha konveksi lebih suka menyerap tenaga perempuan;
4. Peluang menjadi pembantu rumah tangga lebih banyak perempuan;

5. Banyak pekerjaan yang dianggap sebagai pekerjaan perempuan seperti “guru taman kanak-kanak”
atau “sekretaris” dan “perawat”.

Dokumen yang terkait

Analisis komparatif rasio finansial ditinjau dari aturan depkop dengan standar akuntansi Indonesia pada laporan keuanagn tahun 1999 pusat koperasi pegawai

15 355 84

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN DALAM PROSES PEMBERIAN KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) (StudiKasusPada PT. Bank Rakyat Indonesia Unit Oro-Oro Dowo Malang)

160 705 25

Analisis Sistem Pengendalian Mutu dan Perencanaan Penugasan Audit pada Kantor Akuntan Publik. (Suatu Studi Kasus pada Kantor Akuntan Publik Jamaludin, Aria, Sukimto dan Rekan)

136 695 18

Representasi Nasionalisme Melalui Karya Fotografi (Analisis Semiotik pada Buku "Ketika Indonesia Dipertanyakan")

53 338 50

DAMPAK INVESTASI ASET TEKNOLOGI INFORMASI TERHADAP INOVASI DENGAN LINGKUNGAN INDUSTRI SEBAGAI VARIABEL PEMODERASI (Studi Empiris pada perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2006-2012)

12 142 22

Hubungan antara Kondisi Psikologis dengan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Kelas IX Kelompok Belajar Paket B Rukun Sentosa Kabupaten Lamongan Tahun Pelajaran 2012-2013

12 269 5

Analisis pengaruh modal inti, dana pihak ketiga (DPK), suku bunga SBI, nilai tukar rupiah (KURS) dan infalnsi terhadap pembiayaan yang disalurkan : studi kasus Bank Muamalat Indonesia

5 112 147

Kesesuaian konsep islam dalam praktik kerjasama bagi hasil petani desa Tenggulun Kecamatan Solokuro Kabupaten Lamongan Jawa Timur

0 86 111

Dinamika Perjuangan Pelajar Islam Indonesia di Era Orde Baru

6 75 103

Perspektif hukum Islam terhadap konsep kewarganegaraan Indonesia dalam UU No.12 tahun 2006

13 113 111