EVALUASI HUBUNGAN LUAR NEGERI INDONESIA

EVALUASI HUBUNGAN LUAR
NEGERI INDONESIA PADA MASA
ORDE BARU DAN REFORMASI
KELOMPOK 5 :
AGUS MAULANA
DHEA PUTRI A
HARYANTI NADILLA
KEMAL SYAH ALI F
MUHAMMAD YUSUF

HUBUNGAN LUAR NEGERI INDONESIA MASA
ORDE BARU
1.Kembali menjadi anggota PBB

Pada tanggal 28 September1966 Indonesia kembali menjadi
anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) YANG KE-60.
Keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB tersebut sebagai
protes atas diterimanya Federasi Malaysia sebagai anggota
tidak tetap Dewan Keamanan PBB, sedangkan Indonesia
sendiri pada saat itu sedang berkonfrontasi dengan Malaysia.


2.Normalisasi Hubungan dengan Negara lain
a)Pemulihan Hubungan dengan Singapura

Dengan perantaraan Dubes Pakistan untuk Myanmar, Habibur Rachman,
hubungan Indonesia dengan Singapura berhasil dipulihkan kembali. Pada
tanggal 2 Juni 1966 pemerintah Indonesia menyampaikan nota pengakuan
atas Republik Singapura kepada Perdana Menteri Lee Kuan Yew. Dan
pemerintah Singapura menyampaikan nota jawaban kesediaan untuk
mengadakan hubungan diplomatik dengan Indonesia.

b)Pemulihan Hubungan dengan Malaysia

Normalisasi hubungan Indonesia–Malaysia tersebut berhasil dicapai
dengan ditandatangani Jakarta Accord pada tanggal 11 Agustus 1966.
Persetujuan normalisasi hubungan Indonesia–Malaysia merupakan hasil
perundingan di Bangkok (29 Mei–1 Juni 1966). Perundingan dilakukan
Wakil Perdana Menteri/Menteri Luar Negeri Malaysia,Tun Abdul Razak
dan Menteri Utama/Menteri Luar Negeri Indonesia, Adam Malik.

3.Pembentukan Organisasi ASEAN


Association of Southeast Asian Nations atau Perhimpunan Bangsa-Bangsa
Asia Tenggara atau dikenal dengan nama ASEAN.
ASEAN merupakan organisasi regional yang dibentuk atas prakarsa lima
menteri luar negeri negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Kelima
menteri luar negeri tersebut adalah Narsisco Ramos dari Filipina, Adam
Malik dari Indonesia, Thanat Khoman dari Thailand, Tun Abdul Razak dari
Malaysia, dan S. Rajaratnam dari Singapura.
Penandatanganan naskah pembentukan ASEAN dilaksanakan pada tanggal
8 Agustus 1967 di Bangkok sehingga naskah pembentukan ASEAN itu
disebut Deklarasi Bangkok.

4.Keikutsertaan Indonesia dalam berbagai Organisasi
Internasional
Pemerintahan Indonesia masa Orde Baru juga aktif dalam beberapa lembaga
internasional, seperti berikut ini.
1) Consultative Group on Indonesia (CGI)
2) Asia Pasific Economic Cooperation (APEC)

KERJA SAMA LUAR NEGERI ORDE BARU

• Pertemuan Tokyo

Pada tanggal 19-20 September 1966 pemerintah Indonesia mengadakan
perundingan dengan negara-negara kreditor di Tokyo. Pemerintah
Indonesia akan melakukan usaha bahwa devisa ekspor yang diperoleh
Indonesia akan digunakan untuk membayar utang yang selanjutnya akan
dipakai untuk mengimpor bahan-bahan baku.

• Pertemuan Amsterdam

Pada tanggal 23-24 Februari 1967 diadakan perundingan di Amsterdam,
Belanda yang bertujuan membicarakan kebutuhan Indonesia akan
bantuan luar negeri serta kemungkinan pemberian bantuan dengan syarat
lunas, yang selanjutnya dikenal denganIGGI (Intergovernmental Group for
Indonesia).

HUBUNGAN LUAR NEGERI INDONESIA MASA
REFORMASI
Masa Pemerintahan BJ Habibie.


Pada masa kepresidenannya, Timor Timur lepas dari Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan menjadi negara terpisah yang berdaulat pada
tanggal 30 Agustus 1999. Lepasnya Timor Timur di satu sisi memang
disesali oleh sebagian warga negara Indonesia, tapi disisi lain
membersihkan nama Indonesia yang sering tercemar oleh tuduhan
pelanggaran HAM di Timor Timur.

Masa Pemerintahan Abdurrahman Wahid.

Pada masa pemerintahannya, politik internasional RI menjadi tidak jelas
arahnya. Hubungan RI dengan dunia Barat mengalami kemunduran
setelah lepasnya Timor Timur.
Salah satu yang paling menonjol adalah memburuknya hubungan antara
RI dengan Australia. Wahid memiliki cita-cita mengembalikan citra
Indonesia di mata internasional, untuk itu dia melakukan banyak
kunjungan ke luar negeri selama satu tahun awal pemerintahannya
sebagai bentuk implementasi dari tujuan tersebut.

Masa Pemerintahan Megawati Soekarno Putri.


Sama halnya dengan periode sebelumnya, Megawati juga disibukkan
dengan program pengembalian citra Indonesia dengan melakukan
perjalanan ke negara-negara lain
Namun, tidak berlebihan untuk mengatakan bahwa diplomasi Indonesia
kembali menjadi aktif pada masa pemerintahan Megawati
Dalam pengertian bahwa pelaksanaan diplomasi di masa pemerintahan
Megawati kembali ditopang oleh struktur yang memadai dan substansi
yang cukup.

Masa Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
• Dalam pandangan Presiden Yudhoyono, prinsip bebas-aktif tidak
berarti menjadikan Indonesia tidak berani bersikap.
• Dengan prinsip itu, Indonesia berjuang sebagai pelopor
membebaskan bangsa-bangsa dari segala macam penjajahan dan
aktif mendorong mewujudkan tata dunia baru yang menjunjung
tinggi perikemanusiaan dan perikeadilan.
• Presiden Yudhoyono menyatakan bahwa sudah waktunya Indonesia
memiliki kebijakan luar negeri baru sesuai dengan perubahan dunia
saat ini. Indonesia harus menegakkan harga dirinya dan tidak
mengedepankan sikap emosional dalam menghadapi masalah

internasional. Melihat realitas yang ada, dalam bersikap kita juga
harus dapat memadukan aturan, nilai hubungan internasional,
kondisi pasar dunia, demokrasi, dan rasionalitas

Menurut kelompok kami tidak ada perbedaan antara hubungan
luar negeri indonesia baik pada masa orde baru maupun
reformasi pada kedua masa ini seluruh pemimpin berusaha
untuk memajukan hubungan luar negeri demi memperbaiki
citra Indonesia di mata internasioanal dengan berbagai
kebijakan yang mereka lakukan mulai dari perbaikan
hubungan dengan negara lain, melakukan kerja sama dengan
negara lain, membentuk organisasi internasional, hingga ikut
menjaga perdamaian dunia.