LAPORAN PRAKTIKUM PERKEMBANGAN HEWAN PEN

LAPORAN PRAKTIKUM
PERKEMBANGAN HEWAN
“PENGAMATAN SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU”

OLEH :
KELOMPOK 2
Christin H. Bonnu
Frederikus D.H. Manlea
Idris Beda
Kristofel K. Mahing
Maria I. Kolo
Venydora Soni
Welhelmina D. Jelalu
Yosua Ng. Dedy

JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
2013

SIKLUS HIDUP KUPU-KUPU

1.

TUJUAN
Tujuan pelaksanaan ini adalah:
a. Mengamati perkembangan kupu-kupu
b. Mengetahui lama waktu yang dibutuhkan untuk perkembangan kupu-kupu

2.

DASAR TEORI

Serangga memiliki siklus hidup yang unik karena umumnya mereka mampu bermetamorfosis.
Metamorfose serangga sangat beragam, namun demikian secara umum dapat digolongkan
sebagai berikut :
a. Ametabola atau primitif
Dalam metamorfose ini tidak terjadi perubahan-perubahan bentuk luar yang
jelas, kecuali ukuran besarnya. Tipe metamorfose ini dijumpai pada serangga dari ordo
Protura, Thysanura, dan Colembolla.
b. Metabola
Dalam metamorfose ini terjadi perubahan-perubahan yang nyata selama

perkembangan tubuhnya. Perubahan tersebut dapat terjadi baik dalam ukuran tubuh
maupun perkembangan beberapa alat tambahan. Dari tipe metabola dapat dibedakan
lagi menjadi :
1. Paurometabola atau tipe metamorfose sederhana
Dalam metamorfose ini bentuk serangga yang belum dewasa menyerupai
bentuk dewasa dan pada bentuk mudanya beberapa alat tambahan seperti sayap
belum berkembang sempurna. Dalam metamorfose ini terjadi perubahan bentuk :
Telur ---> Nymfa ---> Dewasa (imago). Tipe metamorfose ini dijumpai pada
serangga dari ordo Orthoptera, Hemiptera, Homoptera, Isoptera, dan Thysanoptera.
2. Hemimetabola
Tergolong dalam tipe metamorfose tidak sempurna yang pada fase muda
atau larva dijumpai adanya alat tambahan berupa insang karena hidup di dalam air,
sedang yang dewasa hidup di luar air. Tipe metamorfose ini antara lain terjadi pada
ordo Odonata.
3. Holometabola
Tergolong dalam metamorfose sempurna yang mengalami stadia dari :
telur-> larva ---> pupa ---> dewasa (imago). Masing-masing stadia tersebut
memiliki bentuk yang saling berlainan. Tipe ini dijumpai pada ordo-ordo
Coleoptera (kumbang), Diptera (lalat), Lepidoptera (kupu/ngengat), dan
Hymenoptera (tawon/tabuhan).

c. Hypermetamorfose
Tipe metamorfose ini mirip dengan Holometabola, namun pada stadia larva
mengalami beberapa bentuk/tipe yang berbeda pada tiap instar. Tipe metamorfose ini
dijumpai pada beberapa jenis serangga ordo Hymenoptera dan Diptera.

Kupu-kupu termasuk dalam ordo Lepidoptera. Istilah ini berasal dari dua kata Bahasa Latin,
yaitu lepis yang berarti sisik dan pteron yang berarti sayap. Sisik-sisik ini yang nantinya akan membuat
sayap kupu-kupu mempunyai warna yang cerah. Hampir semua jenis Lepidoptera mempunyai
struktur tubuh atau anatomi yang sama. Kita akan mengambil contoh kupu-kupu. Tubuh kupukupu dewasa terdiri dari 3 bagian , kepala (head), dada (thorax) dan perut (abdomen).

A. Siklus Hidup
Banyak yang percaya bahwa kupu-kupu memiliki umur yang sangat singkat. Sebenarnya,
kupu-kupu dewasa mampu hidup selama seminggu maupun hampir setahun tergantung pada
spesiesnya. Kebanyakan spesies melalui tingkat larva yang agak lama, dan ada yang mampu
menjadi dorman ketika dalam tingkat pupa atau telur agar dapat mengarungi musim dingin.
Kupu-kupu bisa bertelur sekali atau banyak kali setiap tahun. Jumlah keturunan setahun
berbeda pada pengaruh iklim, yang mana kupu-kupu yang tinggal di daerah tropis mampu
bertelur lebih sekali dalam setahun.

1.Telur

Telur kupu-kupu dilindungi oleh kulit berabung keras yang disebut khorion ditutupi
dengan lapisan anti lilin yang melindungi telur dari terjemur sebelum larva sempatberkembang
sepenuhnya. Setiap telur memiliki pori-pori berbentuk corong yang halus di satu ujungnya, yaitu
mikropilyang bertujuan memungkinkan masuknya sperma untuk bergabung dengan sel telur.
Lain spesies lain ukuran telurnya, namun semua telur kupu-kupu berbentuk bola maupun ovat.
Telur kupu-kupu dilekatkan pada daun dengan bahan perekat khusus yang cepat
mengeras. Bila mengeras, bahan itu berkontraksi dan membengkokkan bentuk telur. Perekat ini
mudah dilihat membentuk bahan meniskus yang mengelilingi tapak setiap telur. Perekat ini
jugalah yang diproduksi oleh pupa untuk mengikat seta-seta kremaster. Perekat ini sungguh keras
sampai lapik sutra yang melekatkan seta-seta tidak bisa dipisahkan.
Telur kupu-kupu selalu diletakkan pada tumbuhan. Setiap spesies kupu-kupu memiliki
rentang tumbuhan perumah yang sendiri, baik yang hanya satu spesies maupun berbagai spesies.
Tingkat telur dilalui selama beberapa minggu untuk kebanyakan kupu-kupu, tetapi telur yang
keluar tidak lama sebelum musim dingin, terutama di daerah beriklim sedang, harus melalui
tingkat diapaus (istirahat) dan hanya menetas di musim semi. Ada spesies kupu-kupu yang lain
yang bisa bertelur pada musim semi agar telur dapat menetas pada musim panas. Sekitar 2
minggu sampai 2 bulan kemudian telur itu menetas menjadi larva yang disebut ulat.

2.Ulat
Larva kupu-kupu, yaitu ulat, memakan daun tumbuhan dan menghabiskan seluruh

waktunya sebagai beluncas untuk mencari makanan. Kebanyakan beluncas adalah maun, tetapi
ada beberapa spesies seperti Spalgis epius dan Liphyra brassolis yang memakan serangga.
Beberapa larva, terutama yang tergolong dalam Lycaenidae, menjalin hubungan yang
saling menguntungkan dengan semut. Beluncas berhubungan dengan semut dengan
menggunakan getaran yang dipancarkan melalui substrat di samping merembeskan sinyal
kimia.Semut sedikit banyak melindungi larva ini; sebagai balasan, larva menolong semut
mengumpulkan rembesan madu.

Beluncas membesar melalui serantaian tingkat yang disebut instar. Menjelang akhir setiap
instar, larva menjalani proses yang disebut apolisis, yang mana kulit ari, yaitu lapisan luar keras
yang terbuat dari campuran kitin dan protein-protein khusus, dikeluarkan dari epidermis yang
lembut di bawahnya, maka epidermis membentuk kulit ari yang baru di bawah. Di akhir setiap
instar, larva itu bersalin kulit lamanya, maka kulit baru berkembang lalu mengeras dan
menghasilkan pigmen dengan cepat. Proses menyalin kulit ini bisa memakan waktu berhari-hari.
Corak kepak kupu-kupu mulai berkembang pada tubuh beluncas menjelang instar yang terakhir.
Ulat kupu-kupu memiliki tiga pasang kaki tetap pada segmen toraks dan tidak lebih enam
pasang prokaki yang tumbuh pada segmen abdomen. Pada prokaki ini ada gegelang kait halus
yaitu krusye yang membantu beluncas menggenggam substrat.
Beberapa ulat bisa menggembungkan sebahagian kepalanya supaya mirip ular sebagai
langkah pertahanan. Ada juga yang dilengkapi dengan mata palsu agar lebih efisien. Beberapa

beluncas memiliki struktur khusus bergelar osmeterium yang dibokongkan untuk merembeskan
bahan kimia yang busuk pada tujuan pertahanan juga.
Tumbuhan perumah sering mengandung bahan beracun di dalamnya yang dapat
dipisahkan oleh beluncas untuk disimpan sampai tingkat dewasa agar tidak sedap dimakan
burung dan predator-predator yang sejenisnya. Ketidaksedapan ini diperlihatkan dengan warnawarna peringatan merah, jingga, hitam atau putih, dalam kebiasaan yang dikenal sebagai
aposematisme. Bahan-bahan beracun dalam tumbuhan sering dikembangkan khusus untuk
melindungi tumbuhan dari dimakan oleh serangga. Namun, serangga berhasil mengembangkan
langkah balas atau memanfaatkan toksin-toksin ini untuk kemandirian dirinya. "Perlombaan
senjata" ini telah memicu evolusi bersama sesama serangga dan tumbuhan perumahnya.
Kebanyakan ulat tubular, tubuh tersegmentasi. Mereka memiliki tiga pasang kaki sejati
pada tiga segmen dada, hingga empat pasang proleg pada segmen tengah perut , dan seringkali
satu pasang proleg pada segmen perut terakhir. Ada sepuluh segmen perut. Keluarga Lepidoptera
berbeda dalam jumlah dan posisi dari proleg. Beberapa ulat yang fuzzy (yang berarti mereka
memiliki rambut), dan mereka yang paling mungkin menyebabkan gatal-gatal tangan jika
tersentuh.
Ulat tumbuh melalui serangkaian moults ; setiap tahap peralihan disebut instar. Tahap
terakhir membawa mereka ke dalam pupa tidak aktif atau tahap kepompong.
Seperti semua serangga, ulat bernapas melalui serangkaian bukaan kecil di sepanjang
sisi dada dan perut yang disebut spirakel . Cabang ini ke dalam rongga tubuh ke jaringan
tracheae. Sebuah ulat beberapa keluarga Pyralidae adalah air dan memiliki insang yang

membiarkan mereka bernapas di bawah air.
Ulat memiliki sekitar 4.000 otot (dibandingkan dengan manusia, dengan 629). Ulat ratarata memiliki 248 otot di segmen kepala sendiri.
Ulat bergerak dengan meluncur organ internal mereka maju menggunakan kontraksi
otot-otot, yang memanjang pertama torso dan kemudian kontrak seperti Slinky. Mereka adalah
salah satu-satunya organisme diketahui bahwa menggunakan metode bergerak.
3.Pupa (Kepompong)
Ulat kemudian akan membentuk sebuah cangkang kecil yang biasa kita sebut dengan
kepompong. Kepompong dapat dibuat oleh ulat dari dua buah daun yang dibungkus benang sutra
atau kepompong yang sepenuhnya dibuat dari benang sutra. Di dalam pupa atau kepompong ini,

ulat lalu akan memulai proses yang menakjubkan untuk berubah menjadi kupu-kupu dewasa.
Tahap ini rata-rata akan berlangsung selama dua belas hari.
Pada tahap ini, ulat mulai melepaskan enzim yang akan mencerna hampir semua bagian
tubuhnya sendiri. Sehingga, yang tersisa di dalam kepompong hanya berupa semacam cairan
yang sangat kaya akan nutrisi yang berguna untuk perkembangan menjadi kupu-kupu. Pada
tahap kehidupan ini, ada beberapa fakta menarik yang berhasil diketahui melalui penelitian yang
dilakukan di Georgetown University.Penelitian tersebut menemukan bahwa kupu-kupu masih
memiliki setidaknya beberapa dari ingatan yang mereka miliki ketika mereka masih berwujud
ulat.
Entah bagaimana, neuron yang menyimpan memori ulat dapat berhasil selamat dari

proses pencernaan enzim yang mencerna hampir seluruh tubuh ulat. Selain itu, bagaimana
neuron ini selanjutnya dimasukkan ke dalam otak kupu-kupu yang berukuran lebih besar dan
lebih kompleks dibanding otak ulat masih menjadi misteri yang belum terpecahkan. Selain
neuron, ada juga bagian tubuh ulat lainnya yang berhasil selamat dari proses "penghancuran diri"
yang dilakukan oleh ulat, yaitu beberapa sel embrio khusus yang dimilikinya.
Sel embrio ini sudah ada sejak awal kehidupan ulat, tetapi mereka akan berhenti tumbuh
pada titik tertentu dalam perkembangan ulat dan hanya mulai tubuh lagi bila telah waktunya bagi
ulat untuk berubah menjadi kupu-kupu. Setelah waktu tersebut tiba, sel embrio akan
menggunakan nutrisi yang berasal dari bagian tubuh ulat yang dicerna dan kemudian membentuk
bagian-bagian dari tubuh kupu-kupu. Sel embrio ini juga terdiri dari beberapa jenis yang
berbeda, dan sel embrio yang berbeda akan membentuk jaringan tubuh yang berbeda pula.
Sebagai contoh, ada sel embrio yang akan membentuk kaki, antena, sayap, organ kupu-kupu dan
lain-lain.
Proses metamorfosis dari ulat menjadi kupu-kupu ini membutuhkan jumlah energi yang
sangat besar. Hal ini dibuktikan oleh fakta bahwa berat kupu-kupu dewasa ketika pertama kali
muncul hanya sekitar setengah dari berat waktu sekitar 3 hari setelah kepompong terbentuk.
4.Kupu-Kupu
Setelah proses metamorfosis selesai, kupu-kupu akan menggunakan cairan khusus yang
diformulasikan untuk melunakkan kepompong. Kepompong yang melunak akan terlihat
transparan, ketika kepompong telah melunak, mereka menggunakan cakar tajam mereka untuk

merobek kepompong dan keluar dari sana. Setelah mereka keluar, mereka akan memulai proses
pengembangan, pengerasan dan pengeringan sayap mereka dan menyesuaikan diri dengan tubuh
baru mereka. Proses ini dapat berlangsung beberapa jam dan saat ini adalah saat ketika kupukupu sangat rentan karena mereka tidak dapat terbang dan sama sekali tidak memiliki bentuk
pertahanan apa pun.

Gambar metamorfosis ngengat dan kupu-kupu.

Siklus hidup Ngengat

Siklus hidup kupu-kupu

b.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kehidupan Kupu-kupu
Ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kehidupan Lepidoptera, yakni mulai dari fase
telur sampai fase imago, yaitu :
a. Distribusi dan kelimpahan sumber makanan ulat.
Distribusi sumber daya dan kelimpahan makanan ulat adalah merupakan salah satu faktor
penting yang mempengaruhi kelangsungan hidup ulat kupu-kupu. Semakin tinggi
kelimpahan, akan menyebabkan pula ketersedian pakan ulat semakin banyak Sedangkan
distribusi pakan akan berpengaruh kepada ketersediaan ruang dalam mencari pakan dan
sekaligus berpengaruh terhadap sebaran jenis kupu-kupu.

b. Ketersediaan cairan nektar yang dibutuhkan imago.
Semakin banyak cairan nektar yang tersedia, yang dicirikan oleh kelimpahan tumbuhan
berbunga penghasil nektar, akan semakin banyak pula imago yang datang mengunjungi
tempat tersebut. Selain cairan nektar dari bunga-bungaan, kupu-kupu juga mengisap
cairan dari bangkai atau cairan pembuangan air senih dari hewan dan manusia.
c. Iklim.
Kelembaban adalah salah satu faktor iklim yang sangat penting bagi kupu-kupu. Pada
umumnya kupu-kupu menyukai habitat yang mempunyai kelembaban tinggi, seperti
lokasi-lakasi yang berada dipinngir sungai yang jernih atau dibawah tegakan pohon
sekitar gua yang lembab karena berair.
d. Organisme lain.
Termasuk predator yang mengancam kupu-kupu, ataupun tumbuhan perdu maupun
pohon yang digunakan oleh kupu-kupu sebagai tempat perlindungan, baik pada waktu
hujan ataupun pendinmginan tubuh dari sengatan matahari panas, maupun dari serangan
predator itu sendiri.

e. Kerusakan alami.
Banyak kerusakan alami yang menghancurkan habitat kupu-kupu, sehingga kupu-kupu
tersebut bermigrasi untuk mencari habitat yang lebih bagus. Kerusakan alami yang
dimaksud seperti longsoran, kemarau panjang, banjir dan sebagainya.

f. Kerusakan oleh ulah manusia.
Kerusakan habitat oleh manusia adalah merupakan faktor penting dan mungkin penyebab
yang paling besar pengaruhnya terhadap menurunnya populasi atau bahkan menyebabkan
punahnya satu jenis kupu-kupu. Kerusakan habitat oleh manusia dapat berupa
penebangan pohon sehingga menggangu kelembaban, pengambilan daun dan buah serta
ranting kayu yang tidak terseleksi menyebabkan persaingan pakan terhadap larva kupukupu,
atau mungin menginjak tumbuhan bawah dimana telur dan larva kupu-kupu
berada.
g. Kebersihan lingkungan pada habitat kupu-kupu.
Kebersihan lingkungan habitat kupu-kupu adalah merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh terhadap kehadiran kupu-kupu tersebut di suatu tempat. Membuang sampah
sembarangan, akan mengundang serangga lain datang kesitu, dan secara tidak langsung
akan mengundang pula predator kupu-kupu untuk datang ke tempat tersebut.

c. Sistem Organ Lepidoptera
Sistem organ Lepidoptera dapat dilihat pada tabel berikut.
Sistem Organ
Sistem pernapasan
Sistem pencernaan
makanan

Sistem peredaran
darah

Sistem syaraf
Sistem ekskresi
Sistem reproduksi

Keterangan
Organ pernapasan berupa trakea berspirakel yang terletak di
kanan-kiri pada tiap ruas, sebagian larva bernapas dengan
insang trakea pada bagian perutnya.
Sistem pencernaan makanan pada beberapa jenis serangga
terjadi di mulut, kerongkongan, lambung depan, lambung otot,
lambung kelenjar, usus dan anus (dubur). Makanan dicerna
secara mekanis di lambung otot dan secara kimiawi di
lambung kelenjar.
Tipe sistem peredaran darahnya adalah terbuka (lakunair),
tidak mempunyai pembuluh balik (vena). Darah tak
mengandung hemoglobin (Hb) sehingga tidak mengangkut
oksigen atau karbondioksida tetapi hanya berfungsi
mengangkut makanan.
Sistem syarafnya disebut tangga tali dengan penerima
rangsangan berupa: a. mata faset (majemuk) b. Antena
Pengeluaran zat sisa melalui pembuluh Malpighi.
Fertislisasinya internal, artinya pembuahan sel telur oleh
spermatozoid berlangsung di dalam tubuh induk betina.Dalam
perkembangan menuju dewasa, Insecta mengalami perubahan
bentuk luar dan dalam dari fase telur ke tingkat dewasa yang
disebut metamorfosis.

3. Alat dan Bahan
a. Alat




b. Bahan



Toples kaca/plastik
Pinset
Loop/kaca pembesar
Kamera
Ulat dari pohon pisang
Daun pisang

4. Prosedur Kerja
1)
2)
3)
4)

Disiapkan toples kaca/plastic sebagai wadah untuk meletakan ulat
Diambil beberapa ekor ulat dari pohon pisang, diletakkan di dalam toples
Diamati perkembangan setiap ulat setiap hari, dan diganti daun pisang yang segar
Dicatat hasil pengamatan dan difoto.

5. Hasil Pengamatan
Hari ke1
2
3
4

Tanggal
28 November 2013
29 November 2013
30 November 2013
1 Desember 2013

5
6
7
8
9
10
11

2 Desember 2013
3 Desember 2013
4 Desember 2013
6 Desember 2013
9 Desember 2013
11 Desember 2013
13 Desember 2013

Keterangan
Larva masih aktif bergerak dan makan,berwarna hijau tua
Larva masih aktif bergerak dan makan
Larva masih aktif bergerak dan makan
Gerakan larva mulai melambat, warna mulai nampak putih
berserat
Warna larva semakin memudar ditutupi oleh serat tadi
Warna larva kusam agak kuning, tubuh mulai mengeras
Warna larva kuning kecoklatan, tubuh keras
Warna larva kuning kecoklatan
Warna larva coklat
Warna larva semakin coklat gelap
Pupa membusuk, dimakan semut

6. Pembahasan
Pada praktikum ini digunakan jenis ulat yang hidup pada pohon pisang, khususnya pada
bagian daunnya. Praktikan tidak menemukan adanya telur dari jenis larva ini sehingga tidak
diambil. Alasan tidak melakukan pengamatan dari fase telur adalah karena waktu yang
dibutuhkan untuk telur menetas sangat lama sehingga akan menyulitkan praktikan dalam
pengamatan.
Sejak hari pengambilan dan pengamatan pertama, larva ini sudah terlihat sangat aktif
bergerak dan makan. Hal ini dilakukan dengan giat untuk menitmbun makanan cadangan
yang nantinya akan berguna saat larva menjadi pupa (hibernasi). Selain itu juga Fetamo bahwa

larva ini aktif melakukan defekasi karena ditemukan banyak feses pada wadah/toples tempat
diletakannya larva ini. Hal ini terus berlanjut hingga hari ketiga pengamatan. Kemungkinan
besar larva ini sudah melewati instar ketiganya sehingga tubuhnya pun sudah besar dan
prolegnya juga sangat kuat sehingga ketika akan diamati agak menyulitkan ketika diangkat.
Selain itu juga Fetamor bahwa larva ini berada pada fase ketiga adalah karena tidak terjadi lagi
penambahan ukuran tubuh tetapi larva malah mulai memasuki tahap/fase selanjutnya yaitu
prepupa.
Pada hari keempat, Fetamo gerakan larva semakin melamban. Hal ini dibarengi dengan
munculnya serat-serat berwarna putih yang menutupi sekujur tubuh larva, dan Fetamo jelas
warna hijau larva semakin memudar. Masa/fase ini dapat dikategorikan sebagai fase prepupa
karena ini mrupakan masa setelah menjadi ulat (tidak ada aktivitas makan lagi) dan sebelum
menjadi pupa (tubuh larva belum keras). Fase ini berlangsung selama 2 hari. Pada hari
keenam pengamatan terlihat proleg atau kaki semu dari larva hampir hilang, hal ini
merupakan pengaruh dari pencernaan tubuh larva sendiri dengan bantuan sejenis enzim.
Fase berikutnya yaitu pupa, terjadi pada pengamatan hari ke 7, artinya seminggu sejak
masa ulat/larva diamati. Perlahan-lahan warna larva berubah menjadi kuning kecoklatan dan
kulit luarnya semakin kaku Fetamorph. Praktikan secara berkala mengamati perubahan pada
pupa ini selama seminggu kemudian tetapi pada beberapa hari kemudian pupa ditemukan
membusuk dengan kondisi dikerubungi oleh ulat-ulat kecil lain/belatung. Penyebab hal ini
diduga karena kelalaian praktikan dalam menjaga kesterilan wadah sehingga mengundang
serangga lain untuk memakan pupa ini.
Dengan demikian praktikan tidak dapat mengamati siklus hidup spesies kupu-kupu ini
hingga akhir sehingga tidak dapat mengidentifikasi spesies ini. Kesalahan dan kelalaian
praktikan ini merupakan factor eksternal yang mempengaruhi siklus hidup kupu-kupu di mana
ada beberapa hal yang menyebabkan gagalnya praktikum, yaitu:
a. Organisme lain, di mana bukan hanya semut saja yang berperan di dalam
pembusukan pupa tetapi dari praktikan sendiri yang tidak memperhatikan secara
intensif perkembangan pupa sehingga lalai dalam proses penyimpanan pupa dan
serangga lain memiliki peluang untuk merusaknya. Adanya enzim pencernaan
yang dikeluarkan mungkin menjadi suatu umpan bagi jenis serangga lain karena
dapat dijadikan sebagai umber makanan bagi larva mereka. Ketidakintensifan
pengamatan ini dikarenakan setelah menjadi pupa, dibutuhkan waktu yang cukup
lama (2 minggu) untuk pupa menjadi imago sehingga praktikan memutuskan
untuk mengamati pupa hanya 2 atau 3 hari sekali padahal kemungkinan besar
justru pada saat tidak dilakukan pengamatan itulah telah berlangsung pembusukan.
b. Kurang bersihnya habitat. Praktikan sendiri kurang intensif memperhatikan
kebersihan habitat (toples) sehingga dengan mudah organism lain yang cocok
dengan kondisi ini mampu hidup di dalamnya dan memberi sumbangsi
pembusukan bagi pupa.

7. Kesimpulan

Dari hasil praktikum yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa:
1. Kupu-kupu merupakan serangga holometabola (metamorphosis sempurna) dengan
fase hidup : telur~ulat~pupa~kupu-kupu.
2. Lama waktu yang dibutuhkan untuk satu kali siklus hidup kupu-kupu adalah sekitar
3-6 minggu (telur: 2 minggu, ulat: 6 hari, pupa: 2 minggu)

8. Saran
Dari hasil praktikum diharapkan agar pemeliharaan kupu-kupu harus dilakukan
secara intensif setiap hari agar tidak mengganggu siklus hidupnya sehingga kupu-kupu
dapat bertumbuh dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Farizi, Amirul Rosid. 2012. Makalah Tentang Holometabola (Metamorfosis
Sempurna).http: //amirulrosid.blogspot.com/makalah tentang holometabola (Fetamorphosis
sempurna).diakses tanggal 20 Februari 2013
Apriyanti, dkk.2007.Laporn Hasil Pengamatan Metamorfosis Kupu-kupu (Papilio
memnon).http://mitrapustaka.blogspot.com.Diakses pada 20 Desmber 2013
Bonnu, Christin H.2013.Makalah Lepidoptera.Universitas Nusa Cendana.Kupang

LAMPIRAN

Hari pertama pengamatan

Hari keenam pengamatan

Hari kedelapan pengamatan

Hari keempat dan kelima pengamatan

Hari ketujuh pengamatan

Hari kesembilan dan kesepuluh pengamatan