Sistem Pendidikan sebagai Sistem Organis

PENTINGNYA LEMBAGA PENDIDIKAN
SEBAGAI SEBUAH SISTEM DALAM PROSES PEMBANGUNAN
DAN PENGEMBANGAN PENDIDIKAN DI INDONESIA
DALAM RANGKA MENCERDASKAN KEHIDUPAN BANGSA
(FENOMENA DI STKIP NIAS SELATAN DAN STIE NIAS SELATAN)
Bab I
Pendahuluan
A. Latarbelakang
Pendidikan bermutu dalam pembangunan sebuah bangsa adalah suatu
keniscayaan, dimana melalui pendidikan bermutu dapat dilahirkan sumber
daya manusia (SDM) berkualitas dan berdaya saing sebagai salah satu row
input atau masukan dalam proses pembangunan. Tanpa pendidikan yang
bermutu tidak mungkin tujuan pembangunan sebuah bangsa dapat terwujud
dengan baik. Pendidikan bermutu dan pembangunan berkualitas bagaikan
dua sisi mata uang yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Dalam
konteks bangsa Indonesia, landasan yuridis Undang-Undang Dasar 1945
alinea ke empat menyatakan bahwa “….kemudian dari pada itu, untuk
membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia, yang melindungi
segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia serta untuk
memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa…”.
Merujuk kepada petikan pembukaan UUD 1945 tersebut, jelas bahwa salah

satu tujuan pembangunan nasional adalah dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa.
Strategi operasional untuk mencapai tujuan tersebut adalah melalui
upaya pembangunan manusia pada sektor pendidikan. Perguruan Tinggi
yang ada di Nias Selatan adalah Perguruan Tinggi yang didirikan Yayasan
Pendidikan Nias Selatan, yaitu Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu
Pendidikan (STKIP) Nias Selatan dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE)
Nias Selatan sebagai salah satu dan satu-satunya Perguruan Tinggi
pertama di Kabupaten Nias Selatan dan Perguruan Tinggi Kedua yang ada
1

di kepulauan Nias. Pada saat Nias masih dalam satu kabupaten,
keberadaan Perguruan Tinggi di Nias Selatan adalah merupakan kampus II
dari IKIP Gunung Sitoli yang berlokasi di Kecamatan Teluk Dalam yang
berdiri pada tahun 2002 hingga akhirnya pada tahun 2008 oleh Menteri
Pendidikan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi memberi ijin
operasional tersendiri. Maka, terbentuk dan berdirilah Perguruan Tinggi di
Nias Selatan yang memiliki otonomi.
STKIP Nias Selatan sebelumnya adalah IKIP Gunung Sitoli Kampus II di
Teluk Dalam dan STIE Nias Selatan adalah Perguruan Tinggi dari STIE

Pembnas Nias Kampus II di Teluk Dalam. Pada akhirnya, oleh yayasan
penyantun Perguruan Tinggi yang ada di Teluk Dalam berinisiatif untuk
mengurus

ijin

operasional

karena

bersamaan

dengan

pemekaran

Kabupaten Nias menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Nias Selatan.
Dengan perjuangan berat dan sistem yang dilalui begitu panjang, oleh
Menteri Pendidikan melalui Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti)
mengeluarkan ijin operasional sebagai bentuk kemandirian Perguruan

Tinggi yang ada di Teluk Dalam dengan nama STKIP Nias Selatan dan STIE
Nias Selatan. SK Ijin Operasional yang dikeluarkan oleh Dirjen Dikti dengan
Nomor 156/D/O/2008 untuk STKIP Nias Selatan dan Nomor 157/D/O/2008
untuk STIE Nias Selatan, diharapkan pentingnya lembaga pendidikan
sebagai sebuah sistem dalam proses pembangunan dan pengembangan
pendidikan di Indonesia secara umum dan terkhusus di kepulauan Nias
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.
Apa yang diharapkan dalam proses pembangunan dan pengembangan
pendidikan tersebut terkhusus di Kabupaten Nias Selatan merupakan
sebuah perubahan paradigma sebagai harapan bahwa manusia Nias akan
berubah

ke

arah

yang

lebih


baik

(mindset). Yvonna

S.

Lincoln

mengungkapkan bahwa:
“It is this pervasive, engaged quality that focuses more
completely the meaning of paradigm. A paradigm is much more
than a model or pattern; it is a view of the world – a
2

Weltanschauung – that reflects our most basic beliefs and
assumptions about the human condition, hether or nit there is
any such thing as “sin”, what is real, what is true, what is
beautiful, and what is the nature of things1”.
Artinya kualitas yang lebih terfokus pada makna paradigma, bahwa
paradigma jauh lebih dari model atau pola, yang merupakan pandangan

dunia – a Weltanschauung - yang mencerminkan keyakinan kita yang paling
dasar dan asumsi tentang kondisi manusia, atau tidak ada hal seperti
“dosa”, apa yang nyata, apa yang benar, apa yang indah dan apa hakikat
segala sesuatunya. Dengan harapan lembaga pendidikan yang ada di
Kabupaten Nias Selatan mampu membentuk suatu pola pemikiran yang
positip untuk menjadi sebagai warga negara dan masyarakat yang sehat,
cerdas dan mandiri.
Menurut Tilaar (2009:299) mengatakan bahwa “dalam menemukan dan
mengarahkan pengembangan pendidikan nasional perlu kita mempunyai
suatu visi yang jelas mengenai kearah mana masyarakat Indonesia akan
dibangun” 2. Dengan demikian, pendidikan merupakan pilar strategis yang
tidak bisa tergantikan oleh sektor manapun dan sudah menjadi komitmen
nasional sejak Negara ini berdiri, sehingga isu pendidikan memiliki
kedudukan yang strategis untuk selalu dikaji dan dikembangkan. Berdirinya
Perguruan Tinggi yang ada di Nias Selatan dilakukan berbagai upaya dalam
pengelolaan

dan

pengembangannya


dengan

memiliki

sistem

yang

terintegrasi dengan perkembangan pembangunan di bidang pendidikan,
ilmu pengetahuan, informasi dan teknologi. Artinya bahwa organisasi
sebagai sistem yang menciptakan dan menjaga lingkungan didalamnya
memuat interaksi manusia yang sangat kompleks baik antar individu
maupun dalam kelompok.

Organisasi dengan

open system dapat

digambarkan seperti fenomena nyala api lilin, sinar yang dipancarkannya

akan memengaruhi kondisi lingkungan di sekelilingnya. Dalam sistem yang
1 Lincoln Yvonna S. Organizational theory and inquiry: the paradigma revolution, Sage
Publication, Beverly Hills, 1985. p. 29.
2 Tilaar, H.A.R, 2009. Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan Nasional Dalam
Pusaran Kekuasaan, Rineka Cipta, Jakarta.

3

terbuka, organisasi dengan sistem yang lebih luas orang akan berinteraksi
aktif dengan sistem eksternal yang terdapat pada lingkungannya.
B. Fokus Permasalahan
Sebagaimana latar belakang di atas, maka yang menjadi fokus
permasalahan dalam analisis kasus pada makalah ini adalah “Seberapa
Pentingnya Lembaga Pendidikan Sebagai Sebuah Sistem Dalam Proses
Pembangunan dan Pengembangan Pendidikan di Indonesia Dalam Rangka
Mencerdaskan Kehidupan Bangsa: Fenomena di STKIP Nias Selatan dan
STIE Nias Selatan”
C. Tujuan
Berdasarkan uraian latar belakang dan fokus permasalahan di atas,
maka yang menjadi tujuan dalam penulisan makalah ini adalah:

1. Untuk menjelaskan Arah dan Strategi Umum Pengembangan Pendidikan
bagi Daerah terkhusus di pulau Nias yang ada di bagian Selatan.
2. Untuk menjelaskan pentingnya lembaga pendidikan, terutama di daerah
yang selama ini dikatakan terisolir.
3. Untuk menjelaskan manajemen sistem dalam proses pembangunan dan
pengembangan pendidikan di Indonesia terkhusus di STKIP Nias
Selatan dan STIE Nias Selatan.
4. Untuk mengkaji dan menganalisis berpikir sistem dalam pengelolaan
Perguruan Tinggi yang ada di Nias Selatan, yaitu STKIP Nias Selatan
dan STIE Nias Selatan sebagai Perguruan Tinggi yang masih tergolong
berusia muda.

4

Bab II
Pembahasan
A. Profil STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan
Dua lembaga Pendidikan Tinggi di bawah naungan Yayasan Pendidikan
Nias Selatan, yaitu Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)
Nias Selatan dan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Nias Selatan.

Masing-masing dipimpin oleh Ketua, dan di bantu oleh tiga orang Pembantu
Ketua

masing-masing

terdiri

Pembantu

Bidang

Akademik,

Bidang

Administrasi dan Bidang Kemahasiswaan. Program Studi yang ada di
STKIP Nias Selatan terdiri dari tujuh Program Studi (Prodi), yaitu Prodi
Pendidikan Matematika, Prodi Pendidikan Biologi, Prodi Pendidikan
Ekonomi, Prodi Pendidikan PKn, Prodi Pendidikan Bahasa Inggeris, Prodi
Pendidikan Bahasa Indonesia, dan Bimbingan Konseling. Semua program

studi yang ada di STKIP Nias Selatan jenjang strata satu (S-1). Sementara
di STIE Nias Selatan terdiri dari dua prodi, yaitu Prodi Manajemen (S-1) dan
Prodi Akuntasi (D-3).
1. Unsur Organisasi STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan
a. Penasihat

: Dewan Penyantun yaitu Yayasan Pendidikan Nias

Selatan
b. Pimpinan : Ketua
Ketua dibantu oleh Pembantu Ketua, yang terdiri dari:
1) Pembantu Ketua I

: Bidang Akademik

2) Pembantu Ketua II

: Bidang Keuangan

3) Pembantu Ketua III


: Bidang Kemahasiswaan

c. Pelaksana Akademik:
1) Program Studi,
2) Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang)

5

3) Lembaga penjamin mutu pendidikan (LPMP),
4) Lembaga pengabdian masyarakat (LPM)
d. Penunjang Akademik:
1) Perpustakaan
2) Laboratorium Biologi.
e. Pelaksana Administrasi:
1) Biro Administrasi Umum (BAU)
2) Biro Administrasi Akademik Kemahasiswaan (BAAK)
f. Unsur non struktural:
1) Organisasi kemahasiswaan (Ormawa)
2) Organisasi alumni STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan
2. Unsur Penyelengara Pendidikan dan Pengajaran di STKIP Nias Selatan
dan STIE Nias Selatan
a. Status Dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan
1) Dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan adalah tenaga
kependidikan yang diangkat oleh Yayasan Pendidikan Nias Selatan
berdasarkan bidang keahlian dan ketrampilannya yang ditetapkan
melalui Surat Keputusan.
2) Dosen sebagaimana dimaksud pada point 1, mengemban tugas dan
tanggungjawab berdasarkan bidang keahlian dan ketrampilannya,
dan ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Ketua.
3) Dosen yang dimaksdu yaitu Dosen Tetap Yayasan (DTY), Dosen
Tidak Tetap (DTT), dan Dosen Tamu.
4) Dosen Tetap Yayasan yaitu dosen yang diangkat oleh Yayasan
Pendidikan Nias Selatan, masing-masing sebagai Dosen Tetap
Yayasan dan ditugaskan di STKIP Nias Selatan dan STIE Nias
Selatan.

6

5) Dosen Tidak Tetap yaitu dosen yang diangkat oleh Yayasan
Pendidikan Nias Selatan, masing-masing sebagai Dosen Tidak
Tetap dan ditugaskan di STKIP Nias Selatan dan di STIE Nias
Selatan.
6) Dosen tamu yaitu dosen yang diangkat oleh Yayasan Pendidikan
Nias Selatan sebagai Dosen Tamu dan masing-masing ditugaskan
di STKIP Nias Selatan dan di STIE Nias Selatan selama jangka
waktu tertentu.
7) Dosen berdasarkan jenjang pendidikan yaitu dosen yang diangkat
oleh

Yayasan

Pendidikan

Nias

Selatan

menjadi

Dosen

(DTY/DTT/Dosen Tamu), dan ditugaskan di STKIP Nias Selatan
maupun di STIE Nias Selatan berdasarkan jenjang pendidikan yang
dimiliki berikut ini:
a) Dosen berjenjang pendidikan Doktor (S-3)
b) Dosen berjenjang pendidikan Magister (S-2)
c) Dosen berjenjang pendidikan Sarjana (S-1)
8) Dosen berdasarkan jabatan akademik yaitu dosen yang diangkat
oleh

Yayasan

Pendidikan

Nias

Selatan

menjadi

Dosen

(DTY/DTT/Dosen Tamu), dan ditugaskan di STKIP Nias Selatan
mapun di STIE Nias Selatan yang telah memiliki jabatan akademik
berikut ini:
a) Dosen dengan jabatan akademik Guru Besar (Profesor)
b) Dosen dengan jabatan akademik Lektor Kepala
c) Dosen dengan jabatan akademik Lektor
d) Dosen dengan jabatan akademik Asisten Ahli
9) Dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan mengemban
tugas dan bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan
perkuliahan (mengajar, mendidik, melatih, membimbing mahasiswa
pada matakuliah tertentu).

7

b. Tugas dan Tanggungjawab Dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias
Selatan, antara lain:
a) Tugas dan tanggungjawab dosen adalah jumlah jam pekerjaan
yang dilakukan oleh dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias
Selatan.
b) Bertanggungjawab dalam menyelenggarakan kegiatan perkuliahan
pada matakuliah yang menjadi beban tugasnya.
c) Mengemban tugas dan tanggungjawab sebagai Dosen Penasihat
Akademik Mahasiswa/i pada program studi tertentu.
d) Mengemban

tugas

dan

tanggungjawab

sebagai

Dosen

Pembimbing Skripsi mahasiswa/i pada program studi tertentu.
e) Mengemban

tugas

dan

tanggungjawab

sebagai

Dosen

Pembimbing Lapangan mahasiswa/i pada kegiatan praktikum.
f) Meningkatkan kemampuan, keahlian, dan ketrampilan dalam
bidang pendidikan.
g) Meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan penelitian baik
dalam bidang pendidikan, maupun non kependidikan.
h) Meningkatkan kemampuan dalam melaksanakan pengabdian
kepada masyarakat.
i) Dapat mengemban tugas dan tanggungjawab dalam memangku
jabatan secara mandiri sesuai dengan kewenangan yang diberikan.
j) Dapat mengemban tugas dan tanggungjawab dalam membina
dosen dalam team teaching dan teman sejawat.
k) Beban tugas wajib (tugas mengajar) Dosen Tetap Yayasan (DTY)
adalah 6 SKS.
l) Selain beban tugas yang dimaksud pada point k, DTY dapat
mengemban beban tugas dan tanggungjawab tambahan.
m) Beban tugas mengajar DTT dan tambahan jam mengajar DTY
ditentukan oleh Ketua Program Studi.

8

n) Beban tugas mengajar dosen STKIP Nias Selatan dan STIE Nias
Selatan, maksimal ekuivalen waktu mengajar efektif yaitu: 38 jam
mengajar.
o) Beban tugas yang dimaksud mulai dari point a, b, c, d, h, j, k, dan
l,m ditetapkan oleh Ketua, baik Ketua STKIP Nias Selatan maupun
Ketua STIE Nias Selatan atas usul Ketua Program Studi.
p) Beban tugas sebagaimana dimaksud pada point e, f, dan g adalah
tanggungjawab dosen bersangkutan, dan atau Ketua STKIP dan
STIE Nias Selatan, dan atau Yayasan Pendidikan Nias Selatan.
q) Beban tugas sebagaimana dimaksud pada point i ekuivalen waktu
mengajar penuh, dan sepenuhnya ditetapkan masing-msing oleh
Ketua STKIP Nias Selatan dan Ketua STIE Nias Selatan.
Berdasarkan unsur organisasi STKIP Nias Selatan dan STIE Nias
Selatan serta unsur penyelengara pendidikan dan pengajaran di STKIP
Nias Selatan

dan STIE Nias Selatan di atas jelas bahwa lembaga

pendidikan tinggi ini senantiasa membenahi diri dengan mendatangkan
tenaga ahli atau konsultan dan juga mendatangkan dosen terbang untuk
menambah pengetahuan peserta didiknya atau mahasiswa. Disamping itu,
kepada

dosen

dan

stafpun

diberikan

kesempatan

pengembangan

pendidikan melalui pelatihan atau workshop sehingga informasi dan
pengembangan pengetahuan dosen serta staf di lingkungan STKIP Nias
Selatan dan STIE Nias Selatan senantiasa dapat mengikuti perkembangan
pendidikan secara up to date. Bahkan beberapa dosen melanjutkan
pendidikan di jenjang magister dan doktoral.
Logo STKIP Nias Selatan, STIE Nias Selatan
dan Yayasan Pendidikan Nias Selatan

9

Logo di atas baik STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan serta
Yayasan Pendidikan Nias Selatan masing-masing mempunyai makna dan
tujuan. Demikian juga harapan dari pendiri perguruan tinggi ini seperti
tergambar dari logo yang ada, artinya bahwa lembaga pendidikan ini tidak
hanya mengedepankan pengetahuan (koqnitive) namun sekaligus sebagai
bentuk sistem pembudayaan pendidikan ditengah-tengah masyarakat Nias
dan pelestarian budaya masyarakat Nias pada umumnya dan terkhusus
masyarakat yang ada di Nias Selatan.
B. Arah dan Strategi Umum Pengembangan Pendidikan
Pendidikan sebagai suatu sistem dapat ditinjau dari dua hal: (1) sistem
pendidikan secara mikro; (2) sistem pendidikan secara makro. Pendidikan
secara mikro lebih menekankan pada unsur pendidik dan peserta didik.
Polanya lebih merupakan sebagai proses interaksi antara mahasiswa,
dosen, staf dan biro-biro yang ada di lingkungan perguruan tinggi sebagai
upaya mencerdaskan peserta didik melalui proses interaksi dan komunikasi,
yaitu ada pesan (message) yang akan disampaikan dalam bentuk bahan
belajar (module). Kemudian fungsi pendidik lebih merupakan sebagai
pengirim pesan (senders) melalui kegiatan pembelajaran di kelas ataupun di
luar kelas.
Sistem pendidikan secara makro, merupakan sistem pendidikan
menyangkut berbagai hal atau komponen yang lebih luas lagi, yaitu terdiri
dari : 1) Masukan (input) berupa sistem nilai dan pengetahuan, sumber daya
manusia, masukan instrumental berupa kurikulum, silabus dan sebagainya,
masukan sarana termasuk di dalamnya fasilitas dan sarana pendidikan
yang harus disiapkan; 2) Proses (process) yaitu segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses belajar mengajar atau proses pembelajaran di
sekolah maupun di luar sekolah. Dalam komponen proses ini termasuk di
dalamnya telaah kegiatan belajar dengan segala dinamika dan unsur yang
10

mepengaruhinya, serta telaah kegiatan pembelajaran yang dilakukan
pendidik dalam kerangka memberikan kemudahan kepada peserta didik
untuk terjadinya proses pembelajaran; 3) Keluaran (output) yaitu hasil yang
diperoleh pendidikan bukan hanya terbentuknya pribadi lulusan atau peserta
didik yang memiliki pengetahuan, sikap, dan keterampilan sesuai dengan
yang diharapkan dalam tujuan yang ingin dicapai. 4) Hasil (outcome), yaitu
keluaran pendidikan mencakup segala hal yang dihasilkan oleh garapan
pendidikan berupa kemampuan peserta didik (human behavior), produk jasa
(services) dalam pendidikan seperti hasil penelitian, produk barang berupa
karya intelektul (intellectual) dan karya yang sifatnya fisik material
(technology) serta kebermanfaatan hasil pendidikan itu sendiri baik dalam
diri peserta didik tersebut, di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pemerintah

pusat

memberikan

arahan

tentang

strategi

umum

pengembangan pendidikan sebagai berikut:
1. Kegiatan pendidikan sebagai investasi jangka panjang hendaknya
ditekankan pada pemberdayaan dan peningkatan produktivitas
penduduk dalam konteks perwujudan kesejahteraan umum yang
meliputi tiga indikator utama, yaitu kecukupan ekonomi, ketersediaan
layanan dan akses kesehatan, serta pendidikan yang berkualitas.
2. Pada tahap awal, upaya ini dititikberatkan pada pendidikan kejuruan
dan tranformasi teknologi dari Negara maju, diikuti dengan terciptanya
sumber daya insani yang berketerampilan tinggi dan menguasai
teknologi informasi dan komunikasi (TIK), dan dilanjutkan dengan
pendidikan yang diarahkan pada pengembangan pengetahuan
(knowladge), teknologi dan informasi bagi tercapainya kesejahteraan
masyarakat (social welfare).
3. Pengembangan sumber daya insani yang berkualitas perlu ditopang
oleh

sistem

pendidikan

tinggi

yang

unggul

(Total

Quality

Management).

11

4. Upaya pengembangan pendidikan perlu dilakukan secara sinergis
dengan memberikan otonomi tanggung jawab, dan peran yang lebih
luas

kepada

swasta,

lembaga

sosial

kemasyarakatan

dalam

membangun pendidikan yang bermutu (stakeholders).
5. Pendidikan dasar yang pada saat ini didefinisikan dengan pendidkan
sembilan

tahun

hendaknya

menjadi

penopang

pokok

upaya

mencerdaskan kehidupan bangsa, sehingga pendidikan dengan mutu
yang baik dapat diperoleh oleh setiap warga negara Indonesia. Selain
itu anggaran pendidikan dari pemerintah yang 20% alokasinya
hendak tepat pada sasaran, sehingga pemberdayaan pendidikan
tercapai sebagaimana amanat dalam undang-undang.
Berdasarkan arah dan strategi dari pengembangan pendidikan di atas
demikian pula arah dan strategi yang diadobsi di lingkungan STKIP Nias
Selatan dan STIE Nias Selatan. Hal ini sejalan dengan arah tentang
strategi umum pengembangan pendidikan tersebut sesuai UU Sisdiknas
sebagaimana telah digariskan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah
daerah menjamin bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan
pengajaran dan pendidikan yang layak.

C. Pentingnya Lembaga Pendidikan
Motivasi berdirinya lembaga pendidikan yang didirikan oleh Yayasan
Pendidikan Nias Selatan adalah melalui studi empiris sehingga menjadi
motto dalam merubah paradigma dan yang selalu diungkapkan ketua
yayasan oleh bapak Bambowo Laiya, MA bahwa dikatakan “Nias miskin
karena bodoh, Nias bodoh karena miskin”. Hal ini sebagai mata rantai yang
tidak pernah putus dan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat Nias.
Maka, hanya melalui pendidikanlah hal ini dapat diputus sehingga rantai
kemiskinan dan kebodohan itu bisa diakhiri, artinya pendidikan merupakan

12

satu-satunya kunci keberhasilan suatu masyarakat sebagai suatu bangsa
dalam mencapai peradabannya.
Pentingnya lembaga pendidikan adalah sebagai sistem yang sengaja
dibentuk oleh masyarakat dalam membentuk pola berpikir masyarakatnya
dari berpikir primitif ke arah berpikir modern dan dari berpikir kuno ke arah
berpikir maju. Pendidikan dianggap penting karena ingin memanusiakan
manusia sesuai dengan teori pendidikan. Pendidikan secara umum
mempunyai arti sebagai proses kehidupan dalam mengembangkan diri tiap
individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan. Pentingnya
pendidikan sangat terlihat jelas. Melamar pekerjaan yang layak tentu
membutuhkan ijazah sesuai dengan jabatan yang akan dilamar. Jabatan
yang tinggi tentunya membutuhkan orang yang memiliki tingkat pendidikan
yang tinggi juga yang dibuktikan dengan ijazah yang dimiliki. Hal ini yang
mendorong berdirinya lembaga pendidikan tinggi di Nias Selatan, apalagi di
era globalisasi yang penuh persaingan dan tidak sedikit orang yang
menghalalkan segala cara dalam berkompetisi.
Proses pendidikan merupakan kegiatan mobilitas segenap komponen
pendidikan oleh pendidik terarah kepada pencapaian tujuan pendidikan.
Kualitas proses pendidikan menggejala pada dua segi, yaitu kualitas
komponen dan kualitas pengelolaannya. Pengelolaan proses pendidikan
meliputi ruang lingkup makro, meso, mikro. Adapun tujuan utama
pengelolaan proses pendidikan yaitu terjadinya proses belajar dan
pengalaman belajar yang optimal. Menurut Frederick J Mc.Donald dan M.J
Langeveld, pendidikan adalah suatu proses atau kegiatan yang diarahkan
untuk mengubah kebiasaan (behavior) manusia. Sedangkan menurut John
Dewey bahwa pendidikan merupakan salah satu proses pembaharuan
makna pengalaman3. Jadi, betapa pentingnya pendidikan dalam kehidupan
manusia, yaitu untuk merobah paradigma masyarakat dari yang tidak

3 Syarif Hidayat http://m.facebook.com/note.php?note_id
13

bermakna menjadi mampu memahami bahwa ilmu dan pengetahuan itu
bermakna untuk kelangsungan hidup manusia itu sendiri.

D. Manajemen Sistem dalam Proses Pembangunan dan Pengembangan
Sistem Pendidikan di STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan
Manajemen adalah cara untuk mencapai sesuatu tujuan melalui orang
lain. sedangkan sistem adalah dua atau lebih elemen atau beberapa
subsistem yang saling berkaitan dan ketergantungan sehingga apabila
salah satu subsistem tidak berfungsi, maka subsistem yang lainpun akan
terpengaruh dan akhirnya menggangu jalannya sistem tersebut. Jadi,
manajemen

sistem

yang

secara

umum

artinya

pengendalian

dan

pemanfaatan semua faktor dan sumber daya yang diperlukan untuk
mencapai atau menyelesaikan suatu keadaan yang sebenarnya untuk
tujuan-tujuan tertentu. Dalam menjalankan manajemen sistem tersebut
diperlukan berpikir sistem sebagai salah satu pendekatan agar manusia
dapat memandang persoalan-persoalan dunia ini dengan lebih menyeluruh
dan dengan demikian pengambilan keputusan dan pilihan aksi dapat dibuat
lebih terarah kepada sumber-sumber persoalan yang akan mengubah
sistem secara efektif.
1. Apa itu Manajemen Sistem
Ditilik dari asal katanya bahwa manajemen berasal dari bahasa
Inggris, yaitu manage artinya mengelola, mengorganisir. Sedangkan di
dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, dikatakan bahwa manajemen
adalah penggunaan sumber daya secara efektif untuk mencapai
sasaran4. Selain itu, Sutjipto (2004) mengatakan bahwa manajemen

4 KBBI - Software Samsung, Android Program (sistem yang teritegrasi dalam media internet
sebagai kamus elektronik)

14

sebagai ilmu yang berfungsi memberi sumbangan pada pemecahan
masalah-masalah pada pendidikan5.
Jadi, manajemen sebagai proses kegiatan dengan melalui orang
lain untuk mencapai suatu tujuan tertentu serta dilaksanakan secara
berurutan sebagai suatu sistem yang berjalan kearah satu tujuan. Sistem
yang

saling

terintegrasi

tersebut

menggunakan

fungsi

manajemen berupa planning, organizing, Leading, dan controlling6 yang
diyakini

mampu

pembangunan

menjawab
dan

sistem

pengembangan

manajemen
sistem

dalam

proses

pendidikan. Dalam

pengelolaan sebuah organisasi akan membutuhkan sebuah sistem.
Karena di dalam sistem tersebut akan terbangun apa yang menjadi
tujuan dari organisasi. STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan serta
badan penyantun lembaga tersebut, yaitu Yayasan Pendidikan Nias
Selatan menggunakan fungsi manajemen yang berada dalam sistem
sebagai proses informasi terhadap pimpinan dalam membangun dan
mengembangkan pengelolaan perguruan tinggi. Fungsi tersebut dapat
diuraikan sebagai berikut:
a. Planning
Perencanaan tidak lain merupakan kegiatan untuk menetapkan
tujuan yang akan dicapai beserta cara-cara untuk mencapai tujuan
tersebut. Sebagaimana disampaikan oleh Louise E. Boone dan David
L. Kurtz (1984) bahwa “planning may be defined as the proses by
which manager set objective, asses the future, and develop course of
action designed to accomplish these objective”7. Pembuatan
keputusan banyak terlibat dalam sistem ini. Proses perencanaan
disini untuk menentukan bagaimana sistem manajemen akan
5 Sutjipto, 2004. Kesaksian Seorang Rektor: Siapa Menyuruh Mahasiswa Turun Ke Jalan?
Bunga Rampai Sketsa Pendidikan, p. 101.
6 Dalam bukunya Schermerhorn John R. yang berjudul Introduction to Management, John Wiley
& Sons, Inc. Hoboken, Denver. p. 156.
7 Tersedia di http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184012-pengertianpenggerakan-actuating/#ixzz1nfzTjKeM, di browsing tanggal 23 Mei 2013.

15

mencapai tujuan-tujuan dan menentukan bagaimana organisasi
dapat meraih apa yang ingin dicapainya.
b. Organizing
Istilah

pengorganisasian

mempunyai

bermacam-macam

pengertain, istilah tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan halhal berikut ini:
1) Cara manajemen merancang struktur formal untuk penggunaan
yang paling efektif sumber daya keuangan, fisik, bahan baku, dan
tenaga kerja organisasi.
2) Hubungan-hubungan antara fungsi, jabatan, tugas dan para
karyawan atau dosen serta implementasi hubungan tersebut
kepada mahasiswa.
3) Cara para manager lebih lanjut tugas-tugas yang harus
dilaksanakan dalam departemen mereka dan mendelagasikan
wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
Dari tiga hal pengorganisasian di atas dapat disimpulkan bahwa
pengorganisasian merupakan suatu proses yang sistemik untuk
merancang struktur formal, mengelompokkan dan mengatur serta
membagi tugas-tugas atau pekerjaan diantara organisasi agar tujuan
organisasi dapat dicapai dengan efisien.
c. Leading
Memimpin adalah kemampuan mengepalai orang-orang dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara bersama-sama
dengan penuh semangat. Pemimpin dalam organisasi sekolah atau
pendidikan tinggi adalah mendorong guru dan personal sekolah
lainnya melaksanakan tugas dengan antusias dan kemauan yang
baik untuk mencapai tujuan dengan penuh semangat. Pemimpin
yang efektif cenderung mempunyai hubungan dengan bawahan yang
sifatnya mendukung (suportif) dan meningkatkan rasa percaya diri
menggunakan kelompok membuat keputusan (ability).
16

d. Controling
Fungsi pengawasan atau pengendalian tersebut adalah sebagai
salah satu kekuatan untuk mengadakan perbaikan bila hasil atau jasa
yang

sudah

distandarisasi

tidak

sesuai

dengan

hasil

yang

diharapkan. Standarisiasi merupakan salah satu tindakan awal dari
proses perencanaan dan standar itu harus terandalkan dan dapat
dipercayai sebagai dasar untuk mengevaluasi dan membandingkan
dalam kegiatan pengawasan. George R. Terry mengatakan
pengawasan adalah untuk menentukan apa yang telah dicapai,
mengadakan

evaluasi,

dan

mengambil

tindakan-tindakan

korektif, bila diperlukan untuk menjamin agar hasilnya sesuai dengan
rencana. Sedangkan, Newman mengatakan bahwa pengawasan
adalah suatu usaha untuk menjamin agar pelaksanaan sesuai
dengan rencana. Jadi pengawasan dilakukan sebagai bagian yang
tersistem dalam proses informasi yang didapatkan oleh seorang
pemimpin dalam pengambilan keputusan.
Pendidikan sebagai Pusat Syaraf
dalam Sistem Pembangunan dan Pengembangan Pendidikan

Infromation
Technology

Decision Roles
Information used for
enterpreneurship, resource
allocation, disturbance
handling, negotiation

Information Roles
Information sought,
received, transferred
among insiders and
outsiders

Planning
Organizing
Leading
Controling

Computer
Literacy

Interpersonal Roles
Information used for
ceremonies,
motivation, and
networking

Information
Competency

17

Sumber: Schermerhorn, (2010:156) The manager as an information-processing
nerve-center in the management process.

 Planning advantages of IT – better and more timely access to
useful information, involving more people in the planning
process.
 Organizing advantages of IT – more ongoing and informed
communication among all parts, improving coordination and
integration.
 Leading advantages of IT – more frequent and better
communication with staff and diverse stakeholders, keeping
objectives clear.
 Controlling advantages of IT – more immediate measures of
performance results, allowing real time solutions to problems.
Kesemua bentuk dari manajemen sistem tersebut di atas STKIP
Nias Selatan dan STIE Nias Selatan terus berbenah dalam mencapai
perubahan

paradigma

dengan

mengikuti

perkembangan

ilmu

pengetahuan, teknologi dan informasi. Seiring dengan manajemen sistem
yang diadobsi oleh perguruan tinggi yang ada di Nias Selatan,
sebagaimana oleh Frank mengatakan bahwa:
“As a system, a school is moderately open. The primary
types of energy are financial and intellectual. The school is
not a natural system; it operates under a series of
sometimes conflicting legal mandates rather than a social
mandate that represents a consensus of the participants.
Consequently, substantial amounts of systems energy are
consumed in maintaining relationships rather than achieving
goals8”.
Perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Nias Selatan memiliki struktur
organisasi sebagai sistem yang memiliki pola struktur pada umumnya. Struktur
tersebut dapat digambarkan sebagaimana bagan di bawah ini.

8 Frank Betss, November 1992, How Systems Thinking Applies to Education, Volume 50,
Number 3, Jurnal Improving School Quality Pages 38-41. tersedia di
http://www.ascd.org/publications/educational-leadership/nov92/vol50/num03/How-SystemsThinking-Applies-to-Education.aspx, browsing tangal 13 Maret 2013

18

Struktur Organisasi di Lingkungan STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan
dengan terintegrasi Manajemen Sistem
Ketua STKIP Nias Selatan
&
Ketua STIE Nias Selatan

Badan Penyantun PT
Yayasan Pendidikan Nias Selatan

Kepala Bagian/Biro
- BAAK
- TU
- Biro Litbang
- Biro PMPT
- Biro PPM
- Perpustakaan
- Laboratorium

Pembantu
Ketua I

Pembantu
Ketua II

Akademik

Administrasi

Organisasi
kemahasiswaan/
Mahasiswa

Senat
Akademik

Pembantu
Ketua III

Kemahasiswaan

ALUMNI

2. Proses Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pendidikan di
STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan
Proses

pembangunan

dan

pengembangan

pendidikan

di

Kabupaten Nias Selatan mengadobsi dan mempedomani sistem
pendidikan yang berlaku di perguruan tinggi swasta yang ada di
Indonesia, dan terkhusus dengan berkoordinasi pada perguruan tinggi
swasta yang ada di wilayah Nanggru Aceh Darussalam - Sumut di
bawah Koordinasi Perguruan Tinggi Swasta (Kopertis) Wilayah I NAD 19

Sumut. Proses pembangunan dan pengembangan sistem pendidikan
tersebut dengan terakreditasinya semua program studi yang ada baik di
STKIP Nias Selatan maupun di STIE Nias Selatan. Untuk lebih jelasnya
proses Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pendidikan di
Lingkungan Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Nias Selatan
sebagaimana tabel di bawah ini.
Tabel Pembangunan dan Pengembangan Sistem Pendidikan di Lingkungan
STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan, Periode 2013
Pembangunan dan
Pengembangan
Program Studi

STKIP Nias Selatan

1. Pendidikan Ekonomi
1. Manajemen
2. Pendidkan
Pancasila 2. Akuntansi
dan Kewargaan Negara
3. Pendidikan Matematika
4. Pendidikan Biologi
5. Pendidikan
Bahasa
Inggris
6. Pendidikan
Bahasa
Indonesia
7. Bimbingan
dan
Konseling

Jenjang Pendidikan

Semua prodi Strata 1

Ruang
Kelas/Perkuliahan
Ruang Pimpinan

25 ruang belajar

Ruang Biro

Ruang Dosen
Ruang BAAk
BAU
Laboratorium
Jaringan
Perpustakaan

STIE Nias Selatan

Akuntansi Diploma III;
Manajemen Strata 1
15 ruang belajar

4 ruang Ketua bersama 4 ruang Ketua bersama
Pembantu ketua
Pembantu ketua
1 ruang Balitbang
1 ruang Balitbang
1 ruang Unit Penjaminan 1 ruang Unit Penjaminan
Mutu
Mutu
1 ruang PPm
1 ruang PPm
1 Ruang
1 Ruang Dosen
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 Ruang
1 ruang MIPA
1 Ruang Komputer
1 ruang Komputer
1 ruang Lab Bahasa
1 ruang internet
1 jenis provider dan tower internet
1 ruang, lebih 10.000 judul buku yang ada

20

Auditorium
Mess
Parkir
Fasilitas lain

1 ruang dapat menampung 1000 orang
1 unit rumah tinggal security
Parkir Mobil dapat menampung 100 unit mobil
Parkir Sepeda Motor dapat menampung 1000 unit motor
1. Kantin 5 buah
2. Fotocopy 4 buah

Berdasarkan tabel dan data di atas menunjukkan bahwa
perguruan tinggi yang tergolong masih muda, jauh dari apa yang
diharapkan baik oleh mahasiswa sendiri terlebih lagi orang tua yang
mengirim anaknya di kedua perguruan tinggi yang ada di Nias Selatan.
Walaupun demikian, dari data tersebut terdapat beberapa item
pembangunan dan pengembangan di lingkungan STKIP Nias Selatan
dan STIE Nias Selatan hanya satu bagian saja misalnya jaringan media
informasi, perpustakaan, auditorium, dan lain sebagainya. Hal ini
bertujuan untuk:
1. Efesiensi dalam penggunaan sumber
2. Meningkatkan efektivitas melalaui perbaikan mutu layanan dan mutu
PBM
3. Responsif terhadap kebutuhan dan kondisi mahasiswa
4. Memberikan kesempatan bagi siapa saja untuk berpartisipasi dalam
menyelenggarakan pendidikan

E. Berpikir Sistem Dalam Pengelolaan Perguruan Tinggi di STKIP Nias
Selatan dan STIE Nias Selatan
Perguruan Tinggi yang ada di Kabupaten Nias Selatan, yaitu STKIP Nias
Selatan dan STIE Nias Selatan adalah sebagai bentuk investasi
sumberdaya manusia Nias. Artinya bahwa, setiap output yang dihasilkan
oleh perguruan tinggi tersebut adalah sebagai investasi sumberdaya
manusia jangka panjang dan berlaku seumur hidup. Hal ini sebagaimana
konsep berpikir dalam bukunya Bertalanffy tentang “General System Theory
(1968:27) bahwa “A general theory of hierarchic order obviously will be a
main-stay of general system theory. Principles of hierarchic order can stated
21

in verba language (Koestler, 1967; in Press); there are semimathematical
ideas (Simon, 1965) connected with matrix theory, and formulations in terms
of

mathematical

logic

(Woodger,

1930-31)9.

Itulah

tujuan

utama

penyelenggaraan pendidikan tinggi yang ada di bawah naungan Yayasan
Pendidikan Nias Selatan.
Berpikir sistem dalam pengelolaan perguruan tinggi Nias Selatan
merupakan sebuah perubahan paradigma, dimana pada awal berdirinya
perguruan tinggi ini, banyak dan hampir sebagian masyarakat Nias mencibir
dan mencemooh akan pelaksanaan serta pengelolaan perguruan tinggi
tersebut. Berpikir sistem dalam pengelolaan Perguruan Tinggi di Nias
Selatan atas dasar filosofi dari yayasannya yang mengatakan “Nias miskin
karena bodoh, Nias bodoh karena miskin”. Karena diyakini bahwa hanya
melalui kunci pendidikanlah bahwa sebuah bangsa atau daerah beradab.
Sutjipto (2004:158) mengatakan bahwa perubahan paradigma, pertamatama yang harus dilakukan adalah penyesuaian mental set. Menurut Patton
yang dikutip Lincoln (1985) dalam Sutjipto (2004) adalah “A world view, a
general perspective, a way of breaking down the complexity of the real
world,…paradigms are deeply embedded in the socialization of adherents
and practitioners telling them what is important, what is legitimate, what is
reasonable…” 10.
Hal ini merupakan sebuah tuntutan akan pembaharuan paradigma
berpikir masyarakat dan teristimewa paradigma civitas akademika sebagai
agen pembaharu di Kabupaten Nias Selatan. Maka sebagaimana
dituangkan di dalam UU No. 20 tahun 2003 adalah usaha sadar dan
terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran
agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk
9 Ludwig von Bertalanffy, 1968. General System Theory: Foundation, Development, Application,
Rev. Edition, University of Alberta, Edmonton (Canada), George Braziller, New York.

10 Sutjipto, 2004. Kesaksian Seorang Rektor: Siapa Menyuruh Mahasiswa Turun Ke Jalan?
Bunga Rampai Sketsa Pendidikan. p. 158-159

22

memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam berpikir sistem pada pengelolaan Perguruan Tinggi di STKIP Nias
Selatan dan STIE Nias Selatan diperlukan pengendalian manajemen.
Proses pengendalian manajemen diawali dengan persiapan rencanarencana yang, jika dilaksanakan sampai selesai, akan membantu
pencapaian tujuan organisasi (Anthony, 1992:154) 11. Rencana ini dibuat
dengan mengingat strategi-sterategi yang diputuskan dalam proses
perencanaan strategik yang dinyatakan dalam bentuk proyek, program,
anggaran, sasaran, hasil, feadback, monitoring dan evaluasi dan dalam
bentuk-bentuk lainnya. Diharapkan dari hasil analisis berpikir sistem pada
pengelolaan perguruan tinggi tersebut seperti bagan di bawah ini.
Bagan Berpikir Sistem pada Pengelolaan Perguruan Tinggi
Tujuan
Tujuan dan
dan Startegi
Startegi

Petunjuk Umum

Informasi Lain
Imbalan (umpan balik)

Informasi
Informasi
Lain

Rencana dan
Sasaran
Sasaran

Revisi
Rencana

Operasi
Operasi Pusat
Pusat
Tanggung
Tanggung
Jawab
Jawab

Laporan
Laporan aktual
aktual
dibandingkan
dibandingkan
rencana
rencana

Apakah
unjuk kerja
memuaskan
???

Ya

Tidak
Tindakan
Perbaikan

Pengukuran

Umpan Balik

Komunikasi

Sumber: diadaptasi dari Sistem Pengendalian Manajemen tetang Arus Informasi
dalam Proses Pengendalian (Anthony, 1992:155).

11 Robert N Anthony, Dearden John. Bedford Norton M, 1992, Manajemen Control System 6th
Edition, Binarupa Aksara, Jakarta.

23

Sebagaimana bagan berpikir sistem pada pengelolaan perguruan tinggi
bahwa tujuan dan strategi adalah sebagai wujud dari rencana strategi (plan
strategies) yang sudah disiapkan dari awal pada saat perguruan tinggi tersebut
akan dibentuk. Rencana strategi ini akan mampu mencapai apa yang menjadi
tujuan organisasi. Petunjuk umum merupakan undang-undang yang mengatur
tentang pengelolaan perguruan tinggi yang dikeluarkan oleh pemerintah,
sedangkan informasi lain merupakan segala bentuk informasi baik dari
pengurus yayasan, pihak dosen atau tenaga pengajar dan staf yang telah
direkrut dari awal oleh lembaga pendidikan tersebut. Informasi lainnya yaitu dari
perguruan tinggi tetangga tentang penyelenggaraan pendidikan. Operasi pusat
tanggung jawab adalah berupa ijin berdirinya organisasi yang diperoleh dari
menteri pendidikan, dalam hal ini adalah Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi
(Dirjen Dikti) dan tanggung jawab dari yayasan sebagai penyantun organisasi
tersebut.
Hasil dari tanggung jawab ini akan menjadi suatu bahan evaluasi,
sehingga untuk mendapatkan pengakuan dan nilai organisasi ini akan diaudit
baik secara akademik, administrasi dan integritas status dari organisasi
tersebut, misalnya dengan terakreditasinya program studi yang ada di
perguruan tinggi. Selanjunya akan dievaluasi kembali melalui unjuk kerja di
masing-masing lini organisasi bahwa bila kemampuan unjuk kerja baik maka
akan mendapatkan umpan balik sehingga menjadi sebuah bentuk operasi pusat
tanggung jawab. Namun, bila mana unjuk kerja tidak memuaskan, maka direvisi
kembali

rencana-rencana

yang

perlu

dikomunikasikan

kembali

kepada

pemegang kebijakan baik melalui koordinator wilayah perguruan tinggi swasta
(Kopertis) ataupun melalui Dirjen Dikti sehingga dapat dilakukan tindakantindakan untuk perbaikan. Perbaikan akan dilakukan oleh pimpinan perguran
tinggi, pimpinan yayasan dan tentu dibawah pengawasan Kopertis dan Dirjen
Dikti.
Pelaksanaan

berpikir

sistem

pada

Pengelolaan

Perguruan

Tinggi

dibutuhkan pula komunikasi. Konsep komunikasi menurut John R. Wenburg,
24

William W. Wilmoth dan Kenneth K Sereno dan Edward M Bodaken terbentuk
menjadi tiga tipe: pertama, searah: pemahaman ini bermula dari pemahaman
komunikasi yang berorientasi sumber yaitu semua kegiatan yang secara
sengaja

dilakukan

seseorang

untuk

menyampaikan

rangsangan

untuk

membangkitkan respon penerima. Kedua, interaksi: pandangan ini menganggap
komunikasi sebagi proses sebab-akibat, aksi-reaksi yang arahannya bergantian.
Ketiga, transaksi: konsep ini tidak hanya membatasi unsur sengaja atau tidak
sengaja, adanya respon teramati atau tidak teramati namun juga seluruh
transaksi perilaku saat berlangsungnya komunikasi yang lebih cenderung pada
komunikasi berorientasi penerima.12 Saat dosen memberi kuliah, komunikasi
bukan saja berdasarkan fakta bahwa mahasiswa menafsirkan isi kuliah tetapi
juga dosen menafsirkan perilaku anggukan atau kerutan kening mahasiswa.
Proses komunikasi pada hakekatnya adalah proses penyampaian pikiran
atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan).
Pikiran bisa merupakan gagasan, informasi, opini dan lain-lain yang muncul dari
benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan,
kekhawatiran, kemarahan, keberanian dan sebagainya yang timbul dari lubuk
hati.13 Adakalanya seseorang menyampaikan buah pikirannya kepada orang lain
tanpa menampakkan perasaan tertentu, yang menjadi permasalahan adalah
bagaimana caranya agar ”gambaran dalam benak” dan ”isi kesadaran” pada
komunikator itu dapat dimengerti, diterima dan bahkan dilakukan oleh
komunikan.

12

Jamal Ma’mur Asmani, Tips efektif pemanfaatan teknologi dan informasi dan komunikasi
dalam dunia pendidikan, Jogjakarta, Diva press, 2011 hal. 97

13

Syaiful Bahri Djamarah, Anak Didik dari Interaksi Edukatif, Jakarta: PT Rineka Cipta,
1995 hal. 127

25

Bab III
Penutup
A. Kesimpulan
1. Arah dan Strategi Umum Pengembangan Pendidikan bagi Daerah
terkhusus di pulau Nias yang ada di bagian Selatan bahwa secara umum
pengembangan pendidikan tersebut sesuai UU Sisdiknas sebagaimana
telah digariskan bahwa pemerintah pusat dan pemerintah daerah
menjamin bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran
dan pendidikan yang layak serta terselenggaranya wajib belajar minimal
pada jenjang pendidikan dasar.
2. Pentingnya lembaga pendidikan sebagai sistem yang sengaja dibentuk
oleh masyarakat dalam membentuk pola berpikir masyarakatnya dari
berpikir primitif ke arah berpikir modern dan dari berpikir kuno ke arah
berpikir maju. Pendidikan dianggap penting karena ingin memanusiakan
manusia sesuai dengan teori pendidikan sehingga manusia itu mencapai
tingkat peradaban sebagai sebuah bangsa. Pendidikan secara umum
mempunyai arti, suatu proses kehidupan dalam mengembangkan diri
tiap individu untuk dapat hidup dan melangsungkan kehidupan.
3. Manajemen sistem dalam proses pembangunan dan pengembangan
pendidikan di Indonesia terkhusus di STKIP Nias Selatan dan STIE Nias
Selatan adalah manajemen sistem yang secara umum dengan open
sistem artinya pengendalian dan pemanfaatan semua faktor dan sumber
daya yang diperlukan untuk mencapai atau menyelesaikan suatu
keadaan yang sebenarnya untuk tujuan-tujuan tertentu. Sistem yang

26

saling terintegrasi tersebut menggunakan fungsi manajemen berupa
planning, organizing, Leading, dan controlling.
4. Berpikir sistem dalam proses pengelolaan Perguruan Tinggi yang ada di

Nias Selatan, yaitu STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan sebagai
Perguruan Tinggi yang masih tergolong berusia muda pertama-tama
yang harus dilakukan adalah penyesuaian mental set. Karena diyakini
bahwa hanya melalui kunci pendidikanlah bahwa sebuah bangsa atau
daerah mencapai peraberadaban sekaligus tuntutan akan pembaharuan
paradigma berpikir masyarakat dan teristimewa paradigma civitas
akademika sebagai agen pembaharu di Kabupaten Nias Selatan.

B. Rekomendasi
1. Diharapkan melalui pemerintah pusat dan pemerintah daerah menjamin
bahwa setiap warga negara berhak mendapatkan pengajaran dan
pendidikan yang layak tidak hanya pada pendidikan wajib belajar namun
sampai pada jenjang pendidikan tinggi.
2. Diharapkan melalui perguruan tinggi yang ada di Kabupaten Nias
Selatan, yaitu STKIP Nias Selatan dan STIE Nias Selatan sebagai
penyelenggaraan pendidikan mampu menjadikan sebagai suatu proses
kehidupan dalam mengembangkan diri tiap individu untuk dapat hidup
dan melangsungkan kehidupan. Selain itu supaya kedua lembaga
pendidikan tinggi ini baik STKIP Nias Selatan dan STIE Nias mampu
menerapkan fungsi manajemen berupa planning, organizing, Leading,
dan controlling sebagai sistem manajemen yang saling terintegrasi
sehingga pembangunan dan pengembangan pendidikan di indonesia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dapat terwujud secara
khusus output pendidikan dari STKIP Nias Selatan dan STIE Nias
Selatan mampu bersaing dikancah pendidikan.

27

3. Dengan terbentuknya mental set, diharapkan manusia Indonesia secara
umum dan terkhusus manusia Nias akan menjadi manusia yang
seutuhnya, mampu berdikari dan sebagai agen pembaharu di
Kabupaten Nias Selatan.
4. Harapan lembaga pendidikan yang ada di Kabupaten Nias Selatan
mampu membentuk suatu pola pemikiran yang positip untuk menjadi
sebagai warga negara dan masyarakat yang sehat, cerdas dan mandiri.
Daftar Pustaka
Anthony Robert N. Dearden John. Bedford Norton M, 1992, Manajemen Control
System 6th Edition, Alih Bahasa: Agus Maulana, Cet. 1, Binarupa Aksara,
Jakarta.
Bertalanffy Ludwig von, 1968. General System Theory: Foundation,
Development, Application, Rev. Edition, University of Alberta, Edmonton
(Canada), George Braziller, New York.
Betss Frank, November 1992, How Systems Thinking Applies to Education,
Volume 50, Number 3, Jurnal Improving School Quality, Pages 38-41,
tersedia
di
http://www.ascd.org/publications/educationalleadership/nov92/vol50/num03/How-Systems-Thinking-Applies-toEducation.aspx, browsing tangal 13 Maret 2013.
Hidayat Syarif, tersedia di http://m.facebook.com/note.php?note_id, browsing
tanggal 27 maret 2013.
Jamal Ma’mur Asmani, 2011. Tips efektif pemanfaatan teknologi dan informasi
dan komunikasi dalam dunia pendidikan Yogjakarta, Diva press.
Lincoln, Yvonna S, 1985. Organizational Theory and Inquiry: The Paradigm
Revolution, Sage Publications, Calofornia
Schermerhorn, John R, 2010. Introduction to Management, International Student
Version, John Wiley & Sons, Inc., Hoboken, Denver.
Senge, Peter M, 1996. The Fifth Discipline: The Art and Practice of The
Learning Organization, (Terjemahan) Alih Bahasa: Adiarni Nunuk, Cet. I,
Binarupa Aksara, Jakarta.
Sutjipto, 2004. Kesaksian Seorang Rektor: Siapa Menyuruh Mahasiswa Turun
Ke Jalan. Bunga Rampai Sketsa Pendidikan, Global Mahardika
Publication dan UNJ, Jakarta.

28

Syaiful Bahri Djamarah, 1995. Anak Didik dari Interaksi Edukatif, Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Tilaar, H.A.R, 2009. Kekuasaan dan Pendidikan: Manajemen Pendidikan
Nasional Dalam Pusaran Kekuasaan, Rineka Cipta, Jakarta.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
http://id.shvoong.com/social-sciences/education/2184012-pengertianpenggerakan-actuating/#ixzz1nfzTjKeM, browsing tanggal 23 Mei 2013.

29