pengaruh terhadap kinerja id. docx

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Era Reformasi yang telah bergulir dalam satu dasawarsa terakhir,
telah

memberikan

pengaruh

yang

besar

terhadap

pergeseran


paradigma penyelenggaraan pemerintahan baik pusat maupun daerah.
Perubahan pendekatan dari sentralisasi ke desentralisasi yang ditandai
dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 yang
disempurnakan dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang
Pemerintahan Daerah.
Paradigma baru pemerintahan telah mengisyaratkan bahwa
pemerintah diarahkan pada orientasi kinerja dalam rangka mewujudkan
good governance. Hal ini menjadi sangat penting, guna menciptakan tata
pemerintahan yang baik, mengandung nilai-nilai demokrasi, transparansi,
akuntabilitas, dan efisiensi serta melibatkan msyarakt secara luas, aktif,
dan nyata dalam setiap program pembangunan yang menyangkut
kepentingan daerah secara bersama. Salah satu indikator berhasilnya
pelaksanaan otonomi daerah tercermin dari tingkat kepuasan masyarakat
terhadap pelayanan yang diberikan oleh pemerintah.
Dalam Undang-Undang Nomor 32 tersebut, sangat jelas terlihat
bagaimana posisi antara lembaga eksekutif dan legilatif dalam rangka
penyelenggaraan

pemerintahan


daerah.

Kedua

lembaga

tersebut

menjadi mitra sejajar yang saling menunjang dalam upaya pelaksanaan
pembangunan pada tingkat daerah. Khusus bagi lembaga legislatif,

2

dengan adanya peran yang besar tersebut, maka tentunya sangat
dituntut untuk mampu mengimbangi akselerasi eksekutif dalam rangka
mengaktualisasikan program-program pembangunan daerah.
Tentunya banyak hal yang diharapkan dapat mendukung kinerja
pegawai dalam hal pelayanan terutama pelayanan terhadap masyarakat
dan salah satu potensi yang diharapkan mampu meningkatkan peran
tersebut adalah Badan Kepegawaian Daerah sebagai perangkat daerah

yang bertanggung jawab terhadap pelayanan administrasi pegawai di
Kabupaten Enrekang.
Daerah Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu
kabupaten yang ada dalam wilayah Provinsi Sulawesi Selatan, dalam
penyelenggaraan otonominya mengorganisasi struktur kelembagaannya
yang dibentuk mampu memberikan pelayanan yang optimal kepada
masyarakat.
Badan Kepegawaian Daerah merupakan salah satu lembaga
teknis Pemerintah Kabupaten Enrekang, yang dibentuk berdasarkan
Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2008, yang merupakan penjabaran
dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka penulis mencoba
menyusun Proposal penelitian dengan judul “Pengaruh Tipe dan Gaya
Kepemimpinan Terhadap Penigkatan Kinerja Pegawai Pada Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang“.
Isu Aktual adalah Masalah atau berita yang sedang hangat
dibicarakan, atau suatu berita yang benar-benar terjadi. Untuk itu sejalan
dengan Tugas Pokok dan Fungsi Badan Kepegawaian Daerah , maka
ada beberapa isi aktual yang sedang dihadapi yaitu :


3

(1) Masih terdapat pegawai yang belum memahami dengan tepat tentang
tugas dan fungsinya.
(2) Kondisi kepegawaian di Kabupaten Enrekang khususnya system
Informasi Kepegawaian dan data base kepegawaian belum akurat. Ini
disebabkan banyaknya pelimpahan Pegawai Negeri Sipil pusat atau
departeman. instansi vertical yang diserahkan ke daerah sebagai
konsekwensinya implementasi desentralisasi otonimi daerah.
(3) Belum optimalnya Kinerja pegawai dalam hal pelayanan di Badan
kepegawaian Daerah.
Dari ketiga isu aktual tersebut, yang diprioritaskan untuk menjadi
tema pokok dalam pembahasan selanjutnya dengan memperhatikan
aspek urgensi, keseriusan, dan perkembangan isu maka yang paling
utama untuk menjadi perhatian adalah pada point ketiga yakni yang
harus segera ditanggapi adalah : “Belum optimalnya kinerja pegawai
dalam hal pelayanan kepegawaian di Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang”

1. 2. Rumusan Masalah

Untuk mempermudah pemahaman terhadap masalah yang akan
dibahas dalam penelitian ini, maka perlu adanya perumusan masalah yang
secara sistemtis dirumuskan sebagai berikut :

4

1.

Bagaimana pengaruh tipe dan gaya kepemimpinan terhadap kinerja
pegawai utamanya hal pelayanan pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang?

2.

Bagaimana prospek kedepan kinerja pegawai dalam hal pelayanan
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang ?

1. 3.Tujuan Penelitian
Dalam


setiap

penelitian

perlu

diketahui

maksud

dan

tujuan

penelitian ,Adapun tujuan penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui pengaruh tipe dan gaya kepemimpinan terhadap
kinerja pegawai utamanya hal pelayanan pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Enrekang?


2.

Untuk mengetahui prospek kedepan kinerja pegawai dalam hal
pelayanan pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang ?

Hasil akhir dari penelitian ini diharapkan akan memberikan
kontribusi pemikiran bagi pengembangan keterampilan pengelolaan
administrasi kepegawaian hubungannya terhadap pelayanan pegawai
pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang.

1.3

Manfaat Penelitian
1.3.1. Manfaat Teoritis
Dengan adanya penelitian mengenai Pengaruh Pengetahuan dan
Keterampilan Aparat Pengelola Administrasi Kepegawaian terhadap
Pelayanan maka penulis berharap dapat mengetahui dampak dan

5


faktor penyebab masalah terjadi serta solusi untuk dapat memecahkan
masalah
1.3.2. Manfaat Praktis
Adapun manfaat praktis yang diharapakan penulis dari
penelitian ini adalah dapat memberikan kontribusi pemikiran bagi
pengembangan keterampilan pengelolaan administrasi kepegawaian
hubungannya terhadap pelayanan pegawai pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Enrekang
1.3.3. Manfaat Akademis
Adapun manfaat penelitian yang diharapkan penulis secara
akademis adalah :
a. Sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar kesarjanaan
b. Sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya bagi peneliti
atau yang tertarik dengan masalah yang sama.

6

Berkaitan dengan kondisi tersebut diatas, maka pemerintah daerah
sudah barang tentu perlu penyiapan sember daya aparatur yang

berkualitas.

Pemerintah

daerah

harus

siap

melakukan

proses

penyelenggaraan pemrintahan secara mandiri dan tidak lagi tergantung
dari pemerintah pusat, oleh karena itu tanpa dukungan dari aparatur
Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas, propesional dan ukuntabel, maka
pelaksanaan otonomi daerah tidak akan berjalan sebagaimana yang di
harapan.
Melihat luasnya wewenang yang diberikan pemerinah pusat

kepada daerah, Badan Kepegawaian Daerah sebagai unit pelaksana
dalam menjalankan manajemen kepegawaian mempunyai peran yang
strategis dalam menentukan sukses tidaknya pembinaan kepegawaian di
daerah yang berdampak langsung atau tidak langsung terhadap kinerja
pemerintahan dan pelayanan public di daerah, selain itu penggunaan
konsep

manajemen

strategic

oleh

Badan

Kepegawaian

Daerah

diharapkan akan mampu memperbaiki dan meningkatkan performance

dan kenerja organisasi dalam merumuskan kebijakan dan administrasi
kepegawaian, pembinaan kepegawaian serta pemberian pelayanan prima
kepada Pegawai Negeri Sipil di daerah dan sekaligus akan membantu
pemrintah daerah dalam menujudkan good governance (keperintahan
yang baik) di kabupaten Enrekang.
Penerapan konsep-konsep manajemen strategic bagi organisasi
sangat diperlukan agar dapat melaksanakan tugas dan fungsinya secara
maksimal serta dapat mewujudkan visi dan misi Kabupaten Enrekang.

7

Sebagai Tolok Ukur maka diharapkan kedepan dapat terlaksana
Pelayanan yang maksimal dengan memperhatikan :
a.

Tersedianya alat kendali bagi seluruh aparat Badan Kepegawaian
Daerah dalam upaya menciptakan manajemen kepegawain yang
akurat

dalam

rangka

menciptakan

sosok

aparatur

yang

berkualitas, propesioanal dan akuntabel.
b.

Tersedianya

tolok

ukur

dalam

pelaksanaan

tugas

dan

fungsi

penilaian
aparat

keberhasilan

lingkup

Badan

Kepegawaian Daerah.
c.

Tersedianya aparatur pelaksana pelayanan kepegawaian yang
terampil oleh Badan Kepegawaian Daerah kedepan.
Berdasarkan landasan kerja SKPD di

Kabupaten Enrekang

maka perlu disusun Renstra oleh setiap SKPD termasuk Badan
Kepegawaian Daerah. Landasan hukum penyusunan Renstra adalah
Peraturan

daerah

(PERDA)

No.

06

Tahun

2008

tentang

Pembentukan, Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis
Daerah Kabupaten Enrekang. Keberadaan Badan Kepegawaian
Daerah (BKD) Kabupaten Enrekang sebagai salah satu lembaga
teknis daerah yang bertanggungjawab dalam penyelenggarakan
administrasi manejemen kepegawaian di daerah. Sebagai landasan
operasionalnya

adalah

berpijak

dengan

mandasari

peraturan

perundang-undangan sebagai dasar hukum antara lain :
1. Undang-Indang No. 29 Tahun 1959 tentang pembentukan DaerahDaerah Tingkat II Sulawesi

8

2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemrintah Daerah;
3. Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU
No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
4. Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman
Organisasi Perangakat daerah;
5. Peraturan Pemrintah No. 56 Tahun 2001 tentang Pelaporan
Penyelenggraan Pemerintah Daerah;
6. Peraturan Pemrintah No. 8 Tahun 2003 tentang Perampingan
Struktur Organisasi Pemerintah Daerah;
7. Keputusan

Kepala

239/IX/6/8/2003,

Lembaga

tentang

Administrasi

Pedoman

Negara

Penyusunan

No.

Pelaporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP);
8. Peraturan Daerah No. 06 Tahun 2008 tentang Pembentukan
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah
Kebupaten Enrekang;

9

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Badan Kepegawaian Daerah Kab. Enrekang
A.

Dasar Pembentukan Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Enrekang.
Implementasi dari pemberlakuan otonomi daerah membawa
dampak perubahan atas pengelolaan administrasi kepegawaian daerah
yang didasarkan pada UU No. 43 tahun 1999 tentang Perubahan atas
Undang-undang No. 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian.
Dan Keppres No. 159 Tahun 2000 tentang Pedoman Pembentukan
Badan Kepegawaian Daerah Propinsi, dan Kab/Kota.
Disamping

itu

pemerintah

pusat

mengeluarkan

Peraturan

Pemerintah No. 8 Tahun 2003 tentang Perampingan Struktural
Organisasi Perangkat Daerah. Untuk itu Pemerintah Kebupaten
Enrekang

menyikapi

dan

menindaklanjuti

dengan

mengeluarkan

Peraturan Daerah No. 03 Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga
Teknis Daerah dan salah satunya adalam pembentukan Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang yang merupakan landasan
hokum dan wadah bagi aparat Badan Kepegawaian Daerah untuk
melaksanakan tugas dan fungsinya.

10

B.

Visi
Visi adalah sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan
dari nilai, arah dan tujuan organisasi yang memberikan kakuatan,
semangat dan komitmen serta memikili daya tarik dan dapat diyakini
sebagai pengarauh dalam pelaksanaan aktivitas dan pencapaian tujuan
organisasi. Dengan vivi, organisasi akan memperoleh gambaran yang
jelas tentang arah dan sosok masa depan organisasi kemana dan
bagaimanan instansi pemerintahan harus dibawa dan kerkarya agar
tetap eksisi, kreatif, inovatif serta produktif
Visi “Mewujudkan sosok Pegawai Negeri Sipil Daerah yang
professional melalui optimalisasi pembinaan Pegawai Negeri Sipil”
Visi tersebut mengandung pengertian :
1. Membuat sosok Pegawai Negeri Sipil Daerah yang professional,
berkualitas, memiliki pengetahuan dan keterampilan serta semangat
pengabdian yang tinggi dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.
2. Optimlisasi pembinaan Pegawai Negeri Sipil adalah upaya untuk
mendapatkan Pegawai Negeri Sipil yang berkualitas dalam rangka
peningkatan efesiensi dan efeksifitas pengelolaan dan pelayanan
administrasi kepegawaian dan pengembangan prestasi kerja serta
pembinaan kerier Pegawai Negeri Sipil yang kompetitif.

C.

Misi
Misi adalah sesuatu yang harus diembankan atau dilaksanakan
oleh instansi pemerintahan sesuai visi yang telah ditetapkan agar tujuan
organisasi dapat terlaksana dan berhasil dengan baik. Dengan misi

11

tersebut diharapakan seluruh pegawai serta stakeholders atau pihak
yang berkempentingan dapat mengenal dan mengetahui peran dan
programnya serta hasil yang akan diperoleh dalam kurun waktu tertentu.
Misi Badan Kepegawaian Daerah yaitu :
a. Menciptakan sosok sumber daya aparatur yang berkualitas,
inovatif, kreatif dan propesional serta meiliki kemampuan
menejerial dan skil di bidang tugasnya masing-masing.
b. Meningkatkan kualitas pengelolaam dan pelayanan administrasi
kepegawaian serta pembinaan karier dan prestasi kerja Pegawai
Negeri Sipil.
c. Mengembangkan suasana kerja yang kondusif dan kompetitif
yang sehat diantara pegawai demi kelancaran pelaksanaan tugas
dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah.
d. Menciptakan

sinergis

organisasi

di

lingkup

Pemerintahan

Kabupaten Enrekang.
D.

Tugas dan Wewenang
Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang mempunyai
tugas nenbantu Bupati dalam melaksnakan manajemen pengelola
administrasi kepegawaian dengan berpedoman dan mendasari pada
Peraturan Perundang-Undangan di bidang Kepegawaian.
Berkaitan dengan tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah
melayani sebanyak 3.787 orang pegawai ditambah pegawai kontrak 719
orang yang ditempatkan diseluruh instansi yang terdapat pada lingkup
Pemerintahan Kab. Enrekang.

12

Untuk melaksanakan tugas tersebut Badan Kepegawain Daerah
Kabupaten Enrekang mempunyai tugas :
a. Perumusan kebijakan dibidang kepegawaian
b. Penyusunan rencana dan pengorganisasian kegiatan badan ;
c. Pelaksana operasional kegiatan Badan dan pelayanan penunjang
pemerintahan daerah;
d. Pengelolaan ketatausahaan Badan Kepegawaian;
e. Pengendalian dan pengawasan kepegawaian;
f. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan Bupati
Dalam melaksanakan fungsi tersebut terdapat kewenangan yang
dimiliki oleh Badan Kepegawaian Daerah adalah sebagai berikut di
bawah ini :
a. Menyelenggarakan proses administrasi penerimaan, pengangkatan
dan pemberhentian pegawai;
b. Menyelenggarakan proses administrasi mutasi dan kenaikan
pangkat;
c. Menyelenggarakan

proses

penataan

manajeman

administrasi

kepegawaian;
d. Menyelenggarakan proses pengembangan sember daya aparatur
Pegawai Negeri Sipil melalui Pendidikan dan Pelatihan;
e. Melakukan pengendalian dan pengawasan dibidang kepegawaian;
E.

Struktur Organisasi.
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Enrekang No. 03
Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga Teknis Daerah, Badan

13

Kepegawaian Daerah dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang secara
tekins operasioanal dan administrasi berada di bawah dan tanggung
jawab kepada Bupati melelaui Sekretaris Daerah.
Di dalam menjalankan tugasnya Kepala Badan Kepegawaian
Daerah membawahi bagain Tata Usaha dan 4 (empat) Bidang sebagai
berikut :
1. BAGIAN TATA USAHA
a. Sub Bagian Perencanaan dan Keuangan
b. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
2. BIDANG PERENCANAAN DAN PENGEMBANGAN PEGAWAI
a. Seksi Perencanaan dan Pengadaan Pegawai
b. Seksi Pengembangan Pegawai
3. BIDANG MUTASI DAN INFORMASI KEPEGAWAIAN
a. Seksi Mutasi Pegawai
b. Seksi. Informasi kepegawaian
4. BIDANG KINERJA DAN KESEJAHTERAAN PEGAWAIAN
a. Seksi Kinerja Pegawai
b. Seksi Bidang Kesejahteraan Pegawai
5. BIDANG DIKLAT
c. Seksi Diklat Fungsional
d. Seksi Diklat Struktural
Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten
Enrekang menurut Perda No. 41 tahun 2008 yang merupakan

14

penjabaran dari Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007dapat
dilihat pada bagan sebagai berikut ini :

Kepala Badan

Kepala Bagian Tata Usaha

Kasubag. Perencanan dan
Keuangan

Kasubag. Umum
dan Kepegawaian

Kabid. Mutasi dan
Kepegawaian

Kabid. Kinerja dan
Kesejahteraan Pegawai

Kasubid. Diklat

Kabid. Perencanaan dan
Pengembangan Pegawai

Kasi
Diklat
fungsional

Kasi.
Perencanaan &
Pengadaan Pegawai

Kasi.
Mutasi
Pegawai

Kasubid. Kinerja
Pegawai

Kasi
Diklat
Struktural

Kasi
Pengembangan
Pegawai

Kasi.
Informasi
Kepegawaian

Kasi.
Kesejahteraan Pegawai

Sumber : BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH Kabupaten Enrekang, 2013

Sumber daya manusia yang terdapat di Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang, berdasarkan Perda 03 tahun 2013, jumlah jabatan

15

struktural dan eselonering jabatan pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada table berikut

Table 1 : Jabatan Struktural dan Eselonering Jabatan pada Badan
Kepegawaian Daerah Kab. Enrekang
No

Nama Jabatan

Eselonering

Jumlah

Ket. (terisi)

1
Kepala
II b
1
2
Kepala Bagian Tata Usaha
III a
1
3
Kepala Bidang
III a
3
4
Kepala Seksi
IV a
6
5
Kepala Seksi
IV a
2
Jumlah
13
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupeten Enrekang, 2013

1
1
3
6
2
13

Jumlah pegawai Badan Kepegawaian Daerah Kabupeten Enrekang
sebanyak 40 orang dengan latar belakan pendidikan strata dua sebanyak 1
orang, strata satu sebanyak 24 orang, D3 (diploma) sebanyak 3 orang dam
SLTA sebanyak 12 orang ditambah dengan tenaga kontrak sebanyak 9
orang, sehingga dari aspek kuantitas hal ini dapat menunjang pelaksanaan
tugas dan fungsi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang. Dan
yang perlu diperhatikan bagaimana mengoptimalkan mereka melalui
pemberdayaan pegawai (empowerment staff) Badan Kepegawaian Daerah
secara maksimal. Untuk lebih jelasnya keadaan pendidikan pegawai Badan
Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang dapat dilihat pada tabel berikut ini
Tebel 2 :

Komposisi

Jumlah

Pegawai

Badan

Kepegawaian

Kabupaten Enrekang Menurut Tingkat Pendidikan

Daerah

16

No
1
2
3
4
5
6

Tingkat Pendidikan Formal
Jumlah
S2 (Magister)
1
S1 (Sarjana)
24
D3 (Diploma)
3
SLTA
12
SLTP
SD
Jumlah
40 Orang
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang, 2013
Komposisi jumlah pegawai di Badan Kepegwaian Daerah Kabupaten
Enrekang berdasarkan pangkat dan golongan/ruang dapat dilihat pada table
berikut ini :
Table 3 :

Komposisi

Jumlah

Pegawai

Badan

Kepegawaian

Daerah

Kabupaten Enrekang Menurut pangkat, Golongan dan Ruang
No

Klasifikasi
Pangkat
Golongan
Pembina Utama Madya
IV
Pembina Utama Muda
IV
Pembina Tingkat I
IV
Pembina
IV
Penata Tingkat I
III
Peñata
III
Penata Muda Tingkat I
III
Piñata Muda
III
Pengatur Tingkat I
II
Pengatur
II
Pengatur Muda Tingkat I
II
Pengatur Muda
II
Juru Tingkat I
I
Juru
I
Juru Muda Tingkat I
I
Juru Muda
I

Ruang
D
C
B
A
D
C
B
A
D
C
B
A
D
C
B
A

Jumlah

1
2
3
3
4
4
5
4
6
3
7
8
8
12
9
1
10
2
11
1
12
7
13
14
15
16
Jumlah
40 Orang
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang, 2013
Ditengah-tengah perubahan yang saat ini terasa berlalu sangat cepat
sebagai akibat perkembangan Iptek, perubahan pola pikir masyarakat dan
derasnya tutunan repormasi segala bidang. Badan Kepegawain Daerah

17

sebagai salah satu organisasi publik melakukan penyesuaian-penyesuaian
untuk mengakomodir visi dan misinya. Oleh karena itu upaya-upaya terus
dilakukan untuk peningkatan kemampuan dan skil Pegawai Negeri Sipil
melalui pemberdayaan staf lingkup Pemerintahan Kabupaten Enrekang,
karena hal ini merupakan jembatan bagi upaya pencapaian tujuan organisasi,
selain itu Badan Kepegawaian Daerah dituntut pula memberikan pelayanan
yang prima bagi Pegawai Negeri Sipil lingkup Pemerintah Kabupaten
Enrekang oleh karena itu penyiapan infrastruktur, sarana dan prasarana
pendukung merupakan syarat mutlak untuk dapat mewujudkan harapan dan
tuntunan masyarakat tersebut.
F.

KEBIJAKAN OPERASIONAL
Dalam rangka mendukung Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah

Kabupaten Enrekang berpijak dengan mandasari peraturan perundangundangan sebagai dasar hukumnya adalah :
1. Undang-Indang No. 29 Tahun 1959 tentang pembentukan DaerahDaerah Tingkat II Sulawesi
2. Undang-Undang No. 22 Tahun 1999 tentang Pemrintah Daerah;
3. Undang-Undang No. 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas UU No. 8
Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Kepegawaian;
4. Peraturan Pemerintah No. 84 Tahun 2000 Tentang Pedoman
Organisasi Perangakat daerah;
5. Peraturan

Pemrintah

No. 56 Tahun

Penyelenggraan Pemerintah Daerah;

2001

tentang

Pelaporan

18

6. Peraturan Pemrintah No. 8 Tahun 2003 tentang Perampingan Struktur
Organisasi Pemerintah Daerah;
7. Keputusan Kepala Lembaga Administrasi Negara No. 239/IX/6/8/2003,
tentang

Pedoman

Penyusunan

Pelaporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LAKIP);
8. Peraturan Daerah No. 33 Tahun 2004 tentang Pembentukan Lembaga
Teknis Daerah Kebupaten Enrekang;

19

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian
Rencana Penelitian dilaksanakan pada Badan Kepegawaian
Daerah Kabupaten Enrekang dengan mempertimbangkan beberapa hal
antar lain :
-

Lokus penelitian berhubungan langsung dengan tempat penulis
bekerja, dengan demikian memudahkan penulis untuk melakukan

-

penelitian sesuai dengan tema Proposal Penelitian.
Memudahkan mengumpulkan data karena informan yang akan
diwawancarai sudah familiar dengan penulis dan Data mudah

-

didapatkan.
Faktor lain yang tak kalah pentingnya adalah penulis dapat
menghemat biaya penelitian karena lokasi penelitian di wilayah
penulis bekerja.

3.2.

Tipe dan Jenis Penelitian
Penelitian ini tidak dimaksudkan untuk melakukan pengujian
statistik termasuk persoalan-persoalan yang dirumuskan, tetapi
hanyalah

memberikan

permasalahan

tersebut

gambaran
sesuai

yang

dengan

mendalam

data

yang

tentang

didapatkan

dilapangan dan penafsiran peneliti.
Penelitian ini hendak dilakukan dengan sangat memperdulikan
suasana alamiah dari fenomena sosial sebagai cara untuk memahami
fenomen sosial itu sendiri. Oleh karena itu, cara kerja dalam penelitian

20

ini dilakukan dengan mengikuti tata aturan penelitian kualitatif, yakni
penelitian yang dimaksud membuat analisis terhadap pencandraan
gambaran mengenai data-data informasi, kejadian-kejadian secara
sistematis, faktual dan akurat. Dengan demikian, tipe penelitian ini
adalah kualitatif. Sesuai dengan sifat penelitian kualitatif, maka desain
penelitian ini bersifat fleksibel sewaktu-waktu dapat disesuai dengan
kondisi lapangan dan temuan data baru sehingga desain ini bersifat
sementara, menyesuaikan, dan berkembang.
3. 3. Populasi dan sampel Penelitian
Oleh Win VanZanten, populasi dikatakan sebagai himpunan yang
menjadi tinjauan dalam data statistik. Untuk hal yang sama Sutrisno
Hadi berpendapat bahwa populasi adalah seluruh penduduk, makhluk
atau benda-benda yang diselidiki dan sedikitnya mempunyai sifat yang
sama. Adapun populasi dari penelitian ini adalah pihak-pihak yang
terkait secara langsung, maupun tidak langsung dengan Aparatur
Pengelola administrasi Badan Kepegawaian Daerah serta hal-hal lain
yang berkaitan dengan pelayanan kepegawaian.
3.4.

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan
pengamatan berperan serta wawancara mendalam. Sebenarnya
metode observasi menawarkan empat Pilihan ; pertama partisipasi
penuh, kedua partisipasi pengamat, ketiga pengamat sebagai partisipan
dan keempat pengamat total. Akan tetapi dalam penelitian ini akan
dipakai observasi partisipan sebagai pengamat sebab target adalah

21

untuk mengungkapkan makna dibalik peristiwa. Oleh Karena itu maka
dalam penelitian ini Penulis mennggunakan teknik pengumpulan data
sebagai berikut :
1.
Pengumpulan data primer ialah pengumpulan data yang dilakukan
secara langsung dari lapangan dengan melakukan observasi dan
wawancara dengan narasumber yang erat kaitannya dengan judul
penulisan ini. Serta pengalaman penulis selama menjadi staf dan
2.

kepala seksi pada Badan Badan Kepegawaian Daerah.
Pengumpulan data sekunder adalah data yang diperoleh dangan
melakukan analisis dan ditelaah secara cermat terhadap berbagai
referensi, peraturan dan ketentuanyang berhubungan dengan
materi penulisan ini.

3. 5. Teknik Analisi Data
Penelitian

ini

dilakukan

dengan

proses

penelitian

yang

berkesinambungan sehingga pengumpulan data dan pengolahan data
dilakukan secara bersamaan selama proses penelitian. Pada saat data
dikumpulkan, diupayakan dapat mengolah data secara bersamaan.
Sebaliknya, pada saat pengelohan data, tidak menutup kemungkinan
untuk kembali lagi kelapangan guna memperoleh data yang dianggap
perlu dan mengolahnya kembali.
Teknik olah data dalam penelitian ini dilakukan dengan tahapan :
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dilapangan ditulis dalam bentuk uraian
yang sangat lengkap dan banyak. Data tersebut direduksi,
dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok. Difokuskan kepada hal-hal

22

yang penting dan berkaitan dengan masalah, yang telah direduksi
memberi gambaran yang lebih tajam tentang hasil pengamatan dan
wawancara.
2. Display Data
Analisa ini dilakukan mengingat data yang terkumpul demikian
banyak. Data yang bertumpuk menimbulkan kesulitan dalam
menggambarkan detail keseluruhan dan sulit pula untuk mengambil
kesimpulan. Kesukaran dapat diatasi dengan cara membuat model,
matriks, atau grafis sehingga keseluruhan data dan bagian detailnya
dipetakan dengan jelas.
3. Verifikasi Data
Data yang sudah dipolakan, difokuskan, dan disusun secara
sistematis baik melalui tema maupun model grafik atau juga matrik.
Kemudian disimpulkan sehingga makna data bisa ditemukan.
Namun kesimpulan itu baru bersifat sementara saja dan bersifat
umum. Supaya kesimpulan diperoleh secara lebih dalam.
3.6. METODE ANALISIS
Untuk menetukan analisis strategis yang berkaitan dengan suatu
organisasi, maka dapat dianalisis dengan menggunakan metode SWOT
Strenghts/Kekuatan, Weakness/Kelemahan, Opportunity/Peluang and
Threats/Ancaman. Analisis

SWOT

tersebut

dapat

membantu

untuk

merumuskan alternative strategis di dalam suatu lingkungan organisasi
dengan melihat faktor Internal dan faktor Eksternal.

23

Analisis ini didasarkan pada prinsip strategis yang menghasilkan
keserasian

antara

kemampuan

internal

yang

berupa

kekuatan

kelemahan dengan situasi eksternal yang berupa peluang dan ancaman.

dan

24

PEMETAAN INTERAKSI FAKTOR INTERNAL DAN EKSTERNAL
LINGKUNGAN INTERNAL

KEKUATAN (STRENGTHS)
1.
2.
3.

LINGKUNGAN EKSTERNAL

4.
5.

PELUANG (OPPORTUNITY)
1.
2.
3.
4.
5.

Dukungan
sember
daya
manusia
Fasilitas sarana dan prasarana
pendukung yang cukup memadai
Dukungan dan yang relative
cukup
Sikap
dan
komitmen
manajemen Puncak
Sikap Prilku ; Etos kerja,
Motofasi
Kerja
dan
Disiplin
Pegawai
STRATEGI MENGGUNAKAN
KEKUATAN DENGAN
MEMANFAATKAN PELUANG

KELEMAHAN (WEAKNESS)
1.

Kemapuan
manajerial
pemangku jabatan yang masih
minim
2.
Staf kurang menguasai tugastugasnya
3.
Kualitas sumber daya manusia
yang relative masih rendah
4.
Produktifitas kerja pegawai
yang masih rendah

UU No. 22 tahun 1999 tentang 1.
Daya gunakan sumber daya 1.
Pemerintah Daerah
manusia untuk memanfaatkan UU
UU No. 43 tahun 1999 tentang
No. 22 tahu 1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian
Pemerintahan Daerah.
Perda No. 03 tahun 2004 2.
Daya gunakan fasilitas sarana
tentang Pembentukan Lembaga
dan prasarana pendukung yang 2.
Teknis Daerah
cukup
memadai
untuk
Adat istiadat dan masyarakat
memanfaatkan UU No. 43 tahun
religius
1999
tentang
Pokok-Pokok
Dukungan dari pimpinan dan
Kepegawaian.
instansi terkait yang mantap
3.
Daya gunakan dukungan dana 3.
yang
relative
cukup
untuk

STRATEGI MENGATASI
KELEMAHAN DENGAN
MEMANFAATKAN PELUNG
Atasi kemampuan manjerial
pemangku jabatan yang masih
minim dengan memanfaatkan
dukungan dari pipinan dan
instansi yang mantap
Atasi
staf
yang
kurang
menguasai
tugas-tugasnya
dengan memanfaatkan UU No.
22
tahun
1999
tentang
Pemerintahan Daerah
Atasi kualitas sumber daya
manusia yang relative masih

25

memanfaatkan Perda No. 03 tahun
2004
tentang
Pembentukan
Lembaga Teknis Daerah
4.
Daya gunakan sikap dan 4.
komitmen manajemen puncak
untuk memenfaatkan adapt istiadat
dan masyarakat religius.
5.
Daya gunakan sikap prilaku
etos kerja, motivasi kerja dan 5.
disiplin
pegawai
untuk
memanfatatkan dukungan dari
pimpinan dan instansi terkait yang
mantap.

ANCAMAN (THEATS)

1.

STRATEGI MENGGUNAKAN
KEKUATAN UNTUK MENGHINDARI
ANCAMAN

rendah dengan memanfaatkan
UU No. 43 tahun 1999 tentang
Pokok-Pokok Kepegawaian
Atasi
produktivutas
kerja
pegawai yang masih rendah
dengan memenfaatkan dukungan
dari pimpinan dan instansi terkait
yang mantap.
Atasi
produktivitas
kerja
pegawai yang masih rendah
dengan memanfaatkan adapt
istiadat dan masyarakat religius.

STRATEGI MENGATASI
KELEMAHAN DENGAN
MENGHINDARI ANCAMAN

Perubahan kondisi social politik 1.
Manfaatkan dukungan sumber 1.
Tingkat kemampuan maajerial
pemerintahan
daya manusia untuk menghaindari
pemangku jabatan yang masih
2.
Kemajuan Ilmu Pengetahuan
adanya
tuntunan
reformasi
minim
untuk
memanfaatkan
dan Teknologi
reformasi
transparansi
dalam
adanya
tuntunan
reformasi
3.
Tuntunan
reformasi
pengelolaan kepegawaian.
transparansi dalam pengelolaan
transparansi
dalam
pengelola 2.
Manfaatkan fasilitas sarana dan
kepegawaian
kepegawian
prasarana pendukung yang cukup 2.
Tingkat kemampuan staf yang
4.
Era Globalisasi
memadai
untuk
menghindari
kurang menguasai tugas-tugasnya
perubahan kondisi social politik
untuk
memanfaatkankemajuan
pemerintahan
ilmu pengetahuan dan teknologi.

26

3.

Manfaatkan dukungan dana 3.
Tingkatkan kualitas sumber
yanf
relative
cukup
untuk
daya manusia yang relative masih
menghindari
kemajuan
ilmu
rendah
untuk
memanfaatkan
pengetahuai dan teknologi
perubahan kondisi social politik
4.
Manfaatkan
sikap
dan
pemerintahan.
komitmen
manajemen
puncak 4.
Tingkatkan
produktivitas
untuk
manghindari
adanya
pegawai yang masih rendah untuk
tuntunan reformasi transparansi
memanfaatkan era globalisasi.
dalam pengelolaan kepegawaian
5.
Tingkat produktivitas pegawai
5.
Manfaatkan sikap prilaku etos
yang
masih
rendah
untuk
kerja, motivasi kerja dan disiplin
memanfaatkan adanya tuntunan
kerja untuk menghindari era
reformasi
transparansi
dalam
globalisasi.
pengelolaan kepegawaian

27

28
BAB VI
PENUTUP

KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan pada bab-bab terdahulu, maka
ada beberapa hal yang dapat ditarik sebagai suatu kesimpulan yakni sebagai
berikut :
1. Sebagai indikator daripada rencana peningkatan optimalisasi pengelolaan
administrasi

umum

dan

kepegawaian

pada

bagian

umum

dan

kepegawaian Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang, maka
yang perlu ditingkatkan adalah disiplin aparatur pengelola administrasi
kepegawaian melalui kegiatan pelatihan teknis pengelolaan administrasi
kepegawaian.
2. Faktor yang menjadi kunci keberhasilan dan peningkatan pelayanan
kepegawaian pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Enrekang
adalah :
i.

Terwujudnya
kepegawaian

pada

pengelolaan
Badan

administrasi

Kepegawaian

umum

Daerah

dan

Kabupaten

Enrekang
ii.

Meningkatnya

keterampilan

dalam

pengelolaan

adminnistrasi dan pelayan umum pada Badan Kepegawaian Daerah
Kabupaten Enrekang.

29
3. Pelaksanaan pertanggungjawaban para pejabat public tadi akan dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien manakala terdapat mekanisme
akuntabilitas dan standar yang jelas. Perencanaan strategis harus dimiliki
oleh instansi pemerintahan, melalui RENSTRA, sehingga mekanisme
akuntabilitas berjalan dengan baik. Perlu ada control efektif yang bersifat
internal maupun eksternal terhadap pelaksanaan secara strategis.
Dengan adanya system kontrol dan sistem akuntabilitas yang efektif,
efisien akan dapat terwujud suatu kepemerintahan yang baik, bersih dan
berwibawa (clean and good govermance)