Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional t

Sigma: Journal of Economic and Business

OPEN ACCESS

Vol. 1 (1), January 2018, pp. 1-23
ISSN 2599-2007 (Print), ISSN 2614-140X (Online)
Journal hompage http://journal.stie-66.ac.id/index.php/sigmajeb

Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap
Pengembangan Karir yang di Mediasi oleh Motivasi
pada Bidang Persidangan Sekretariat DPRD
Provinsi Sulawesi Tenggara
Amir Mahmud1, Bakhtiar Abbas1, Rahmatia Rahmatia1
1
STIE Enam Enam Kendari, Indonesia

Article Info

Abstract

Article History:

Received Jan 1st, 2018
Accepted Jan 18th, 2018
Published Jan 20th, 2018
Keyword:
Situational Leadership
Style; Motivation; Career
Development

This study was aimed at determining: The effect of situational leadership
style on the working motivation, The effect of situational leadership style
on career development, The effect of working motivation on career
development, The effect of motivation mediated to strengthen the
influence of situational leadership style on the career. The object of this
study was employee career development in the Field of Trial Parliament
Secretariat Southeast Sulawesi Province. The population was all
employees who were civil servants, as many as 59 people taken by using
census. Data analysis used was descriptive statistics and Partial Least
Square (PLS). The results of this study concluded that: Situational
leadership style significantly affected on employee motivation; The
situational leadership style significantly affected on employee career

development, Motivation significantly affected on employee career
development, Motivation mediated the influence of situational leadership
style to career development.
Copyright © 2018 Sigma: Journal of Economic and Business.
All rights reserved.

Paper type: Research Paper

How to cite (APA Style):
Mahmud, A., Abbas, B., & Rahmatia, R. (2018). Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap
Pengembangan Karir yang di Mediasi oleh Motivasi pada Bidang Persidangan Sekretariat DPRD Provinsi
Sulawesi Tenggara. Sigma: Journal of Economic and Business, 1 (1).

et al., 2011; Hughes et al., 2011). Dalam

PENDAHULUAN
Salah satu konsep kepemimpinan yang
secara

spesifik


memberikan

perhatian

hal ini konsep kepemimpinan situasional
berusaha

menjelaskan

sekaligus

penting antara perilaku pemimpin dengan

memberikan jawaban atas dua pertanyaan

pengembangan

krusial


karir

bawahan

adalah

konsep kepemimpinan situasional (Hersey

di

seputar

hubungan

antara

kepemimpinan dengan pengembangan karir

Corresponding Author:
STIE Enam Enam Kendari, Indonesia

Jl. Bunga Kamboja No. 79 Kemaraya, Kendari, Sulawesi Tenggara 93121, Indonesia.
Email: [email protected]; [email protected]; [email protected]

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

2

bawahan (Graeff, 1983). Dua pertanyaan

memberikan

krusial tersebut yaitu: pertama, adalah

(guidance), pengarahan (direction) dan

perilaku kepemimpinan yang bagaimana

memberitahu

yang diperlukan dalam situasi tertentu


bagaimana, kapan, dimana dan siapa yang

berkaitan dengan kesiapan, kesediaan dan

mengerjakan dan bertanggungjawab pada

kesanggupan bawahan dalam menjalankan

suatu tugas tertentu. Dengan kata lain

tugas dengan baik. Kedua, perlakuan seperti

indikator

apa yang sesuai untuk maisng-masing

bersifat task behavior adalah meliputi:

tingkat


dalam

kejelasan tujuan dan uraian tugas bawahan,

menjalankan tugas dengan baik sesuai yang

kejelasan tanggung jawab, prosedur dan

diinginkan oleh pemimpin (Hughes et al.,

struktur pelaporan tugas, kejelasan batasan

2011).

waktu,

kesiapan

Menurut

situasional

konsep
ada

kepemimpinan
tercapainya

bawahan

dua
yang

kepemimpinan
dimensi
diperlukan

efektivitas

petunjuk,


bawahan

dari

tentang

dimensi

kecukupan

bimbingan

perilaku

bimbingan

apa,

yang


dan

pengarahan kepada bawahan dan kejelasan

perilaku

standar penilaian dari kesesuaian acara

untuk

pengawasan pimpinan atas pelaksanaan

kepemimpinan

tugas

bawahan.

Sedangkan


perilaku

berorientasi

pada

adalah

perilaku

yakni: (1) perilaku kepemimpinan yang

kepemimpinan

berorientasi pada tugas-tugas bawahan yang

relationship

kemudian disebut sebagai task behavior dan

pimpinan yang mengarah pada usaha untuk

(2) berorientasi pada usaha penciptaan

menciptakan

hubungan kerjasama organisasional antara

hubungan komunikasi dua arah atau lebih

pimpinan dan bawahan dan hubungan

antara

kerjasama diantara sesama bawahan, yang

dalam menjalankan orientasi perubahan

kemudian

adalah

disebut

sebagai

relationship

behavior

dan

mengembangkan

pimpinan-bawahan.

memberikan

Sedangkan

perhatian

pada

behavior (Hersey et al., 2011). Disamping

perbaikan keputusan strategis, adaptasi

itu, Yukl (2012) menambahkan perilaku

terhadap

orientasi

peningkatan fleksibilitas dan komitmen

perubahan

sehingga

dalam

penelitian ini menjadi tiga dimensi yaitu
orientasi tugas, hubungan dengan bawahan
dan

orientasi

perubahan.

perubahan

lingkungan,

terhadap perubahan.
Perilaku orientasi perubahan adalah

Dalam

perhatian

pada

menjalankan perilaku yang berorientasi

strategis,

adaptasi

pada task behavior dimaksud disarankan

lingkungan, peningkatan fleksibilitas dan

bahwa

komitmen

pemimpin

harus

mampu

perbaikan

keputusan

terhadap

perubahan

terhadap

perubahan

yang

Amir Mahmud, et. al / Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan...

3

meliputi menterjemahkan peristiwa untuk

diamati melalui perilaku yang bersangkutan

menjelaskan kebutuhan mendesak akan

di dalam memimpin. Ciri-cirinya adalah

perubahan,

untuk

dalam melaksanakan tugas memberikan

memandang masalah dalam cara yang

kejelasan uraian tugas dari bawahannya,

berbeda dan memberikan wewenang kepada

memberikan

orang untuk menerapkan strategi baru.

prosedur dan struktur pelaporan tugas,

Gaya

mendorong

orang

kepemimpinan

tersebut,

masih

keabsahannya

secara

kejelasan

tanggungjawab,

situasional

memberikan kejelasan batasan waktu di

diperdebatkan

dalam menyelesaikan setiap pekerjaan,

Artinya

memberikan bimbingan dan arahan serta

disatu sisi menunjukkan bahwa beberapa

memberikan kejelasan standar penilaian

penelitian yang dilakukan (Hidayat et al.,

pelaksanaan pekerjaan. Di sini lain, di

2013; Aisyah dan Dewi, 2015) memperoleh

dalam melakukan hubungan dengan para

hasil bahwa gaya kepemimpinan situasional

bawahan nampak jelas ciri-ciri perilaku

dapat menjadi salah satu gaya yang efektif

yang

dan secara signifikan dapat mempengaruhi

dukungan

pengembangan

Namun

mendengarkan berbagai permasalahan atau

disisi lain, banyak pula penelitian yang

keluhan bawahan, merespon berbagai saran

masih meragukan konsep kepemimpinan

atau bawahan, memberikan dukungan atau

ini, diantaranya Veccio, Yulk dan Van fleet

fasilitasi terciptanya hubungan kerjasama

dalam

yang

antar bawahan serta memberikan respon

konsep

atas kesalahan dan keberhasilan kerja

yang

bawahan. Kepemimpinan dengan gaya

karir

Huges

menyatakan

et

bawahan.

al.,

bahwa

kepemimpinan

empirik.

(2011)

meskipun
situasional

dilakukan

yaitu

kepada

memberikan

bawahan,

selalu

diperkenalkan oleh Hersley dan Blanchard

situasional

mudah untuk diterapkan, tetapi sayangnya

mengembangkan

masih sangat kurang hasil-hasil penelitian

Pengembangan

yang mendukung keabsahan model yang

dilakukan melalui berbagai kegiatan seperti

diajukan.

pelatihan, promosi dan mutasi keunit kerja

Dalam

konteks

diharapkan
karir

karir

dapat

bawahan.

bawahan

dapat

ini,

lain dengan posisi jabatan yang lebih tinggi.

kepemimpinan situasional merupakan salah

Bidang persidangan Sekretariat DPRD

satu gaya kepemimpinan yang dipraktekan

Provinsi Sulawesi Tenggara adalah salah

oleh pimpinan (Kepala Bidang) pada

satu bidang yang di dalamnya terdapat 1

bidang

DPRD

orang Kepala Bidang dan 59 orang staff.

Provinsi Sulawesi Tenggara. Hal ini dapat

Dalam menjalankan tugas dan fungsi

persidangan

penelitian

tersebut

Sekretariat

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

4

sebagai

Kepala

Bidang,

gaya

upaya pimpinan untuk mengembangkan

kepemimpinan yang dijalankan adalah gaya

pengetahuan,

kepemimpinan situasional. Kepemimpinan

keterampilan. Pemberian motivasi kerja

dengan

tentu dilakukan oleh atasan dari masing-

gaya

situasional,

tentu

dapat

kemampuan

memberikan warna kepada kepala seksi.

masing

Disamping

bersangkutan.

faktor

kepemimpinan

situasional, faktor motivasi dapat menjadi

unit

atau

Fenomena

dan

instansi

motivasi

yang

kerja

dan

determinan penting bagi pengembangan

pengembangan karir dilingkungan Pegawai

karir. Hal ini dapat dipahami karena

Negeri

motivasi merupakan titik sentral dan motor

sekretariat

penggerak

inspirasi,

Tenggara sebagaimana diuraikan tersebut

inisiatif dan kreativitas untuk bekerja lebih

merupakan fenomena yang terjadi dan

baik.

harus diatasi melalui perbaikan perilaku

bagi

tumbuhnya

Pemberian insentif berkaitan dengan

pegawai

Sipil

di

DPRD

yang

bidang

persidangan

Provinsi

bersangkutan,

Sulawesi

terutama

pemberian bonus sewaktu-waktu karena

pimpinan sebagai contoh teladan di dalam

prestasi

melaksanakan

kerja

pegawai,

memberikan

tugas

pokok

dan

rangsangan untuk membangkitkan gairah

tanggungjawab sebagai abdi negara dan

kerjanya serta memberikan penghargaan

abdi masyarakat.

atas hasil kerja pegawai. Perhatian terhadap

Penelitian

harga diri berkaitan dengan memberikan

mengetahui dan

keterangan/penjelasan

bawahan

Pengaruh gaya kepemimpinan situasional

tentang pelaksanaan tugas/pekerjaan untuk

terhadap motivasi pegawai (2). Pengaruh

menciptakan iklim kerja yang kondusif dan

gaya kepemimpinan situasional terhadap

memberikan

sesuai

pengembangan karir pegawai (3). Pengaruh

dengan prestasi kerjanya. Penempatan pada

motivasi terhadap pengembangan karir

bidang

pegawai pada bidang persidangan dan (4).

kepada

kenaikan

yang sesuai

penyeleksian

pangkat

berkaitan dengan

pegawai

bertujuan

untuk

menganalisis : (1).

dengan

Efek mediasi motivasi dalam memperkuat

kebutuhan pekerjaan, penempatan pegawai

pengaruh gaya kepemimpinan situasional

sesuai dengan jenjang pendidikan serta

terhadap pengembangan karir pegawai pada

pengalaman

bidang

kerja.

sesuai

ini

Perhatian

terhadap

lingkungan kerja berkaitan dengan fasilitas
kerja yang pegawai gunakan. Pemberian
kesempatan untuk maju berkaitan dengan

persidangan

Sekretariat

Provinsi Sulawesi Tenggara.

DPRD

Amir Mahmud, et. al / Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan...

TINJAUAN PUSTAKA

bekerja

sesuai

Kepemimpinan

diharapkan.

dengan

5

tujuan

yang

Kepemimpinan merupakan salah satu
dimensi

kompetensi

yang

menentukan

terhadap

keberhasilan

organisasi.Esensi

kepemimpinan

sangat

kinerja

adalah

cara

atau

Teori

Kepemimpinan

Berdasarkan

Situasi (Situational Theory)

pokok

Berdasarkan kelemahan teori sifat dan

untuk

teori perilaku yang mengabaikan faktor

memengaruhi orang lain agar menjadi

situasi

efektif tentu setiap orang bisa berbeda

mengenai

dalam

Kepemimpinan

menghububungkan sifat maupun perilaku

merupakan seni, karena pendekatan setiap

dengan situasi pekerjaan mulai dilakukan.

orang

Pendekatan

melakukan.

dalam

memimpin

orang

dapat

pekerjaan,
teori

maka

pendekatan

kepemimpinan

ini

dinamakan

yang

pendekatan

berbeda tergantung karakteristik pemimpin,

situasional yang mengemukakan bahwa

karakteristik tugas maupun karakteristik

efektivitas kepemimpinan tergantung pada

orang yang dipimpinnya. Kepemimpinan

kesesuaian

adalah cara mengajak karyawan agar

kekuasaan, sikap dan persepsi. Pendekatan

bertindak benar, mencapai komitmen dan

ini dianggap sebagai pendekatan paling

memotivasi mereka untuk mencapai tujuan

ideal dalam menjelaskan hubungan antara

bersama (Sudarmanto, 2009).

pemimpin, bawahan dan situasi (Horner,

Kepemimpinan

kepribadian,

tugas,

Anoraga

1997). Selanjutnya Dhar dan Mishra (2001)

kemampuan

mengungkapkan inti dari teori situasional

seseorang untuk dapat mempengaruhi orang

menggambarkan tipe yang digunakan oleh

lain,

secara

pemimpin tergantung pada faktor-faktor

langsung maupun tidak langsung dengan

seperti pemimpin itu sendiri, pengikut serta

maksud untuk menggerakkan orang-orang

situasi.

tersebut agar dengan penuh pengertian,

pemimpin

kesadaran

bersedia

kepemimpinan secara cepat, tepat dan

mengikuti kehendak-kehendak pemimpin

akurat sesuai dengan kebutuhan situasi.

itu. Berdasarkan pengertian kepemimpinan

Salah

dari

menggunakan

(2003)

diartikan

melalui

dan

beberapa

menurut

antara

sebagai

komunikasi

senang

pendapat

baik

hati

ahli

dapat

Dengan

kata

harus

satu

teori

lain,

mampu

seorang
mengubah

kepemimpinan

pendekatan

yang

situasional

disimpulkan bahwa kepemimpinan erat

adalah teori kepemimpinan kontingensi

kaitannya dengan kemampuan seseorang

yang dikembangkan oleh Fiedler pada

untuk dapat mempengaruhi orang lain agar

tahun 1967 (Luthans, et al. 2005).

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

6

dan efisien”. Selanjutnya Terry (1991)

Motivasi
(2007)

mengemukakan bahwa “motivasi adalah

mendefinisikan motivasi sebagai proses

keinginan yang terdapat pada diri seseorang

yang menjelaskan intensitas, arah dan

individu

ketekunan usaha untuk mencapai suatu

melakukan

tujuan. Pendapat lain mengenai motivasi

Berdasarkan beberapa pengertian terkait

dikemukakan

bahwa

motivasi dapat diartikan sebagai respon

motivasi sebagai proses mempengaruhi atau

pegawai terhadap sejumlah pernyataan

mendorong dari luar terhadap seseorang

mengenai keseluruhan usaha yang timbul

atau kelompok kerja agar mereka mau

dari dalam diri pegawai agar tumbuh

melaksanakan

dorongan untuk bekerja dan tujuan yang

Robbins

dan

Judge

Samsudin

(2005)

sesuatu

yang

telah

ditetapkan. Motivasi juga dapat diartikan
sebagai

dorongan

(driving

force)

yang

merangsangnya

untuk

tindakan-tindakan”.

dikehendaki oleh pegawai tercapai.
Berdasarkan

kajian

mengenai

dimaksudkan sebagai desakan yang alami

hubungan mootivasi terhadap kinerja bahwa

untuk memuaskan dan memperahankan

motivasi

kehidupan.

meningkatkan kinerja. Hasil penelitian

Mangkunegara

belum

cukup

dalam

menyatakan:

Saltson

“motivasi terbentuk dari sikap (attitude)

tersebut

karyawan dalam menghadapi situasi kerja

memperkuat hubungan antara dukungan

di

perhatian

organisasi

merupakan

(2005)

saja

(situation).

organisasi

belum

terhadap

bisa

kinerja.

menggerakkan diri karyawan yang terarah

meningkatkan motivasi melalui pemberian

atau

tujuan

insentif, penempatan pada bidang yang

mental

sesuai, perhatian terhadap lingkungan kerja

karyawan yang pro dan positif terhadap

(Hasibuan, 2007), perhatian terhadap harga

situasi kerja itulah yang memperkuat

diri (Maslow, 1943), serta pemberian

motivasi kerjanya untuk mencapai kinerja

kesempatan untuk maju (Phillips dan Gully,

maksimal”.

1997).

untuk

energi

motivasi

Sehingga perlu adanya perhatian dalam

organisasi

atau

bahwa

yang

tertuju

kondisi

Motivasi

(2015) mendukung pernyataan

mencapai

organisasi.

Sedangkan

Sikap

Sedarmayanti

(2011) mendefinisikan, motivasi sebagai

Menindak lanjuti hubungan antara

keseluruhan proses pemberian motif kerja

motivasi

kerja

terhadap

kepada para bawahan, sehingga mereka

diutarakan

mau bekerja dengan ikhlas demi untuk

Jayaweera (2015) bahwa terdapat hubungan

tercapainya tujuan organisasi dengan efektif

yang signifikan antara motivasi kerja

dalam

hasil

kinerja

juga

penelitian

Amir Mahmud, et. al / Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan...

terhadap

kinerja.

perkembangan
pengaruh

Selanjutnya

terkait

ini

bahwa

motivasi

berpengaruh

positif

signifikan terhadap pengembangan karir.

perhatian para pakar di tanah air. Hal ini

Penelitian yang sama Triharyanto (2014)

antara lain dapat dilihat dari pendapat

Hasil

Hidayat (2009: 26) yang menemukan

motivasi kerja berpengaruh positif dan

bahwa perbedaan menonjol antara pegawai

signifikan terhadap pengembangan karir.

dengan

saat

tentang

Indonesia . Hasil penelitian menyimpulkan

mendapat

swasta

motivasi

kajian

7

Pegawai

Negeri

Sipil

penelitian

menyimpulkan

bahwa

Hasil penelitian Sakra (2014), gaya

terletak pada motivasi kerjanya, dalam hal

kepemimpinan

ini motivasi kerja pegawai swasta lebih

positif

tinggi bila dibandingkan dengan motivasi

pengembangan

kerja Pegawai Negeri Sipil. Oleh karena itu,

situasional berpengaruh positif terhadap

motivasi kerja dikalangan pegawai masih

pengembangan karir melalui motivasi kerja

perlu ditumbuh kembangkan.

dengan nilai t sebesar 2,60.

situasional

dan

berpengaruh

signifikan
karir.

terhadap

Kepemimpinan

Beberapa penelitian sebelumnya yang
relevan dengan penelitian ini dalah Huda

METODE PENELITIAN

dan

Rancangan Penelitian

Azzuhri

(2016)

Hasil

penelitian

menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan

Rancangan

penelitian

ini

adalah

situasional berpengaruh positif terhadap

penelitian

motivasi kerja.

Penelitian ini didukung

korelasional merupakan penelitian yang

penelitian Almansour (2012) dengan judul:

bertujuan untuk mengetahui hubungan antar

The

dua variabel atau lebih dengan cara meneliti

Relationship

Styles

and

Between

Motivation

Of

Leadership
Managers

hubungan

kolerasional.

kausal

diantara

Penelitian

variabel,

Conceptual Framework. Hasil penelitian

(Sugiyono 2013: 11). Dalam penelitian ini

menyimpulkan bahwa gaya kepemimpinan

untuk mengetahui gaya kepemimpinan

situasional memainkan peran penting dalam

situasional terhadap pengembangan karir

mempengaruhi manajer dalam memberikan

yang dimediasi oleh motivasi.

motivasi.
Penelitian Umar (2015) dengan judul:
The Effect of Motivation and Career

Development

Against

Obyek Penelitian
Adapun obyek penelitian ini adalah

Employees’

pengembangan karir pegawai pada bidang

Performance and Job Satisfaction of the

persidangan Sekretariat DPRD Provinsi

Governor Office South Sulawesi Province,

Sulawesi

Tenggara.

Waktu

penelitian

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

8

dilaksanakan sampai dengan ujian tutup

Provinsi

selama 3 bulan dengan tahapan sebagai

Wawancara. Yakni melakukan wawancara

berikut: penyusunan proposal, pelaksanaan

terkait

seminar

proposal,

pegawai untuk menguatkan interpretasi

proposal,

pengurusan izin penelitian,

perbaikan/revisi

Sulawesi

variabel

Tenggara.

yang

diteliti

(c).

kepada

hasil Analisis

penyusunan instrumen, penguji cobaan
instrumen, pengumpulan data lapangan,

Teknik Analisis Data

penyusunan

Teknik analisis data yang digunakan

laporan penelitian, pelaksanaan seminar

dalam penelitian ini adalah analisis statistik

hasil, perbaikan laporan penelitian dan yang

deskriptif dan analisis Partial Least Square

terakhir adalah penyajian laporan (ujian

(PLS). Teknik analisis statistik deskriptif

tesis).

digunakan untuk mendeskripsikan variabel

pengolahan/analisis

data,

Kepemimpinan Situasional (X1), Motivasi
(Y1), dan Pengembangan Karir (Y2) dengan

Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah

cara menghitung rerata (mean) dari masing-

seluruh pegawai pada bidang persidangan

masing variabel penelitian.

Sekretariat

Sulawesi

Analisis Partial Least Square (PLS) Untuk

Tenggara yang berstatus sebagai PNS

mengetahui pengaruh diantara variabel-

sebanyak 59 orang (tidak termasuk Kepala

variabel

Bidang Persidangan). Karena Populasinya

analisis

kecil maka Penelitian menggunakan sampel

(Ferdinand, 2010).

DPRD

Provinsi

penelitian
Partial

Sedangkan

digunakan

Least

Square

teknik
(PLS)

jenuh atau di sensus. Oleh karena itu semua
Populasi di jadikan sampel.

HASIL

PENELITIAN

DAN

PEMBAHASAN
Hasil Pengolahan Data

Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data menggunakan alat

Evaluasi

Goodness of Fit Model:

instrumen: (a). Angket, yaitu pengumpulan

Model

data dengan cara mengedarkan daftar

memperhatikan Q2 predictive relevance

pernyataan tertutup kepada responden untuk

model yang mengukur seberapa baik nilai

mendapatkan

observasi

data

primer.

(b).

Studi

struktural

dievaluasi

dihasilkan
pada

oleh

koefisien

dengan

model.

Q2

dokumen, yaitu pengumpulan data dengan

didasarkan

determinasi

cara mencatat dan mengcopy laporan yang

seluruh variabel dependen. Besaran Q2

telah dipublikasikan oleh Sekretariat DPRD

memiliki nilai dengan rentang 0 < Q2 < 1,

Amir Mahmud, et. al / Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan...

9

semakin mendekati nilai 1 berarti model

ketepatan yang baik karena nilainya di atas

semakin

60%.

determinasi

baik.
(R2)

Adapun
dari

kedua

koefisien
variabel

endogen dapat disajikan pada Tabel 1.
berikut:

Pengujian Hipotesis Pengaruh Langsung
Pengujian hipotesis dan koefisien jalur
pengaruh secara langsung antar variabel

Model
Struktural
1.

Variabel
R-square
Endogen
Motivasi (Y1)
0,963
Pengembangan
0,939
2.
Karir (Y2)
Sumber : Hasil Olahan PLS (2017).

Berdasarkan nilai koefisien determinasi
(R2) tersebut dapat diketahui Q2 dengan

penelitian. Hasil pengujian pada Skema 5.2
diperoleh dari tiga pengaruh langsung yang
diuji yaitu: gaya kepemimpinan situasional
berpengaruh signifikan terhadap motivasi,
gaya

kepemimpinan

berpengaruh

perhitungan sebagai berikut:
Q2 =1 – {(1 – R12 ) (1 – R22) … (1 – Rn2)}

situasional

signifikan

pengembagan

karir,

serta

= 1 – {(1 – 0,9632) (1 – 0,9392)}

berpengaruh

signifikan

= 1 – {(1 – 0,927) (1 – 0,881)}

pengembangan

karir.

= 1 – {(0,073) (0,119)}

pengujian

=1 – 0,008

motivasi
terhadap

Hasil

analisis

langsung

antara

variabel dapat dilihat dari nilai koefisien

= 0,991

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut
diperoleh nilai predictive-relevance sebesar
Q2 = 0,991 atau 99,1%. Artinya akurasi atau
ketepatan model penelitian
menjelaskan

pengaruh

terhadap

keragaman

ini dapat

jalur, titik kritis (t-statistik) yang disajikan
pada diagram jalur gambar berikut :
Gambar 1. Pengaruh Langsung Antar
Variabel

variabel

kepemimpinan situasional, pengembangan
karir dan motivasi sebesar 99,1%. Sisanya
0,9% dijelaskan oleh variabel lain yang
tidak terdapat dalam model penelitian ini.
Karena itu model dikatakan baik atau

Hasil pengujian pengaruh langsung

model dikatakan memiliki nilai estimasi

antara variabel pada gambar 1 secara

yang akurat. Sehingga dapat disimpulkan

lengkap dapat disajikan pada tabel. berikut:

bahwa model penelitian dapat digunakan
untuk pengujian hipotesis. Artinya dari nilai
Q2 yang diperoleh dapat dikatakan model
yang terbentuk memiliki akurasi atau

Tabel .2. Koefisien Jalur Pengaruh
Langsung dan Pengujian Hipotesis
Hipotesis

Hubungan
Antar
Variabel

Koefisien
t- Statistic t-kritis Hasil
Jalur

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

10
Gaya
Kepemimpin
an
Situasional
(X)

Motivasi
(Y1)
Gaya
Kepemimpin
an
Situasional
(X)

Pengembang
an
Karir (Y2)
Motivasi
(Y1) 
Pengembang
an Karir (Y2)

H1

H2

H3

Sumber : olahan http://quantpsy.org (2017).
0,982

111,819 1,96

Sig

Hasil

perhitungan

dengan

rumus

slopping menunjukkan bahwa test-statistic
= 2,86 > 1,96. Sedangkan nilai probabilitas
berdasarkan perhitungan aplikasi sobel
0,514

3,249

1,96

Sig

sebesar (p-value) 0.004 <
menunjukkan

hasil

a = 005

signifikan.

Artinya

bahwa motivasi dapat memediasi pengaruh
0,460

2,881

1,96

Sig

gaya kepemimpinan situasional

Sumber : Hasil Olehan PLS (2017).

pengembangan

karir.

terhadap

pada

Bidang

Persidangan Sekretariat DPRD Provinsi
Pengujian

Efek

Mediasi

(Pengaruh

Tidak Langsung)
Pengujian

hipotesis empat yang menyatakan bahwa
pengaruh

mediasi

bertujuan mendeteksi kedudukan variabel
moderat dalam model. Pengujian mediasi
dilakukan guna menentukan sifat hubungan
antara

variabel

Sulawesi Tenggara. Dengan demikian maka

baik

sebagai

variabel

motivasi berperan dalam memediasi gaya
kepemimpinan

situasional

pengembangan

karir

terhadap

pada

Bidang

Persidangan Sekretariat DPRD Provinsi
Sulawesi Tenggara dapat diterima.

mediasi sempurna (complete mediation),
mediasi sebagian (partial mediation) dan
bukan variabel mediasi. Pendekatan PLS
pengujian variabel mediasi pada penelitian
ini dapat dilakukan melalui penggunaan
z-statistic

yang

dikembangkan

Sobel.

Perhitungan yang dikembangkan sobel
dapat dilakukan dengan Rumus manual
ataupun dengan Aplikasi sobel sebagai
berikut:
Gambar
Aplikasi Sobel

PEMBAHASAN
Pengaruh

Gaya

Kepemimpinan

Situasional Terhadap Motivasi Pegawai
Pada Bidang Persidangan Sekretariat
DPRD

Provinsi

Sulawesi

Tenggara:

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan
maka

dapat

kepemimpinan

diketahui
situasional

bahwa

gaya

berpengaruh

signifikan terhadap motivasi pegawai pada
1.

Perhitungan

dengan

bidang

persidangan

Sekretariat

DPRD

Provinsi Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa
dengan

baiknya

gaya

kepemimpinan

situasional yang diamati dari indikator
perilaku orientasi tugas, perilaku orientasi

Amir Mahmud, et. al / Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan...

11

hubungan dan perilaku orientasi perubahan

pelaksanaan tugas pegawai sudah sangat

maka dapat memperbaiki motivasi pegawai

memadai.

pada bidang persidangan Sekretariat DPRD

tentang hasil pekerjaan bawahan sangat

Provinsi

yang

jelas dan cara pengawasan pimpinan kepada

terimplementasi pada pemberian insentif,

bawahan dapat diterima secara wajar oleh

perhatian terhadap harga diri pegawai,

semua bawahan.

Sulawesi

Tenggara

penempatan pegawai pada tempat yang

Standar

terhadap

pegawai serta kesempatan untuk promosi.

sepenuhnya

perilaku

orientasi

hubungan
optimal.

dipersepsi

belum

Artinya

bahwa

pimpinan belum sepenuhnya memberikan

telah

dukungan yang cukup bagi pelaksanaan

dipersepsi baik oleh responden. Artinya

tugas/pekerjaan pegawai pimpinan belum

bahwa pimpinan selalu menterjemahkan

sepenuhnya memberikan perhatian/respon

peristiwa untuk menjelaskan kebutuhan

yang

mendesak akan perubahan, pimpinan selalu

keluhan/permasalahan

mendorong pegawai untuk memandang

pimpinan

masalah dalam cara yang berbeda dan

memperhatikan dengan sungguh-sungguh

pimpinan selalu memberikan wewenang

setiap

kepada pegawai untuk menerapkan strategi

berhubungan dengan pelaksanaan tugas

baru. Secara deskriptif menujukkan bahwa

bawahan dan pimpinan belum sepenuhnya

uraian tugas yang diberikan pimpinan

memfasilitasi

sangat jelas bagi pegawai, tanggungjawab

kerjasama yang baik sesama bawahan,

dari setiap tugas yang diberikan oleh

Pimpinan belum sepenuhnya memberikan

pimpinan sangat jelas bagi pegawai, setiap

respon dari setiap kesalahan kerja bawahan

tugas yang diberikan oleh pimpinan selalu

dan pimpinan selalu memberikan respon

dibarengi dengan prosedur pelaksanaan

yang positif dari setiap keberhasilan kerja

yang jelas, Pimpinan telah memberikan

bawahan. Sehubungan dengan hal tersebut

pengarahan yang jelas tentang struktur atau

maka

hirarki pelaporan tugas pegawai, Setiap

mengoptimalkan

tugas yang diberikan oleh pimpinan selalu

orientasi

dibarengi

kiranya memberikan

penyelesaian

dengan

perubahan

pimpinan

Namun demikian indikator perilaku

sesuai, perhatian terhadap lingkungan kerja

Fakta empiris menunjukkan bahwa

penilaian

batasan

yang

Bimbingan/pengarahan

waktu
jelas,

pimpinan

dalam

positif,

positif

dari

setiap

tugas

bawahan,

belum

pendapat/saran

yang

sepenuhnya

bawahan

tercapainya

harus

yang

hubungan

dilakukan

untuk

inidkator

perilaku

adalah

pimpinan

hubungan

dukungan yang

memperhatikan pendapat setiap

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

12

pegawai, memfasilitasi untuk tercapainya

penjelasan

hubungan yang makin baik.

pelaksanaan pekerjaan untuk menciptakan

Implikasi

dari

kondisi

gaya

kepada

pegawai

tentang

iklim yang kondusif, bawahan mengalami

kepemimpinan situasional tersebut dapat

pertentangan

meningkatkan

pekerjaan karena adanya perlakuan yang

motivasi pegawai yang

dalam

melaksanakan

terimplementasi pada pemberian insentif,

membeda-bedakan

perhatian terhadap harga diri pegawai,

kenaikan

penempatan pegawai pada tempat yang

bawahan sesuai dengan prestasi kerjanya.

sesuai, perhatian terhadap lingkungan kerja

Indikator penempatan pegawai pada tempat

pegawai serta kesempatan untuk promosi.

yang sesuai telah dipersepsi baik oleh

Artinya bahwa pimpinan sewaktu-waktu

responden. Artinya bahwa penyeleksian

memberikan bonus, karena usaha dan

bawahan sesuai dengan kebutuhan job

prestasi kerja bawahan, sikap pimpinan

pekerjaan, pegawai selalu berupaya untuk

terhadap

senantiasa

mampu melaksanakan pekerjaan seberat

untuk

apapun yang diberikan pimpinan, pimpinan

bawahan

memberikan

yaitu

rangsangan

dari

pangkat

pimpinan

diberikan

dan

kepada

membangkitkan gairah kerja dan sebagai

menempatkan

seorang

sepantasnya

jenjang pendidikan, pengalaman kerja yang

mendapat penghargaan atas hasil kerjanya.

bawahan tekuni selama ini, memberikan

Indikator memberikan kesempatan untuk

kontribusi pada organisasi, dan pimpinan

maju telah dipersepsi baik oleh responden.

memberikan beban pekerjaan sesuai dengan

Artinya bahwa

kemampuan bawahan.

pegawai,

sudah

upaya pimpinan untuk

mengembangkan pengetahuan, kemampuan
dan

keterampilan

pemberian

selalu

kesempatan

meningkatkan

maksimal,

kursus

keterampilan

untuk

bawahan

Namun
perhatian

sesuai

demikain

terhadap

dengan

indikator

lingkungan

dipersepsi belum sepenuhnya

kerja
optimal.

dan

Artinya bahwa fasilitas kerja yang bawahan

pengetahuan diberikan kepada bawahan

gunakan belum sepenuhnya nyaman dan

sesuai kebutuhan tugas dan pengusulan

memadai, penerangan pada ruang kerja

pelatihan dilaksanakan sesuai dengan job

belum sepenuhnya baik dan ruang kerja

dan promosi untuk kenaikan jabatan.

bawahan belum sepenuhnya jauh dari

Secara deskriptif indikator perhatian

polusi. Sehubungan dengan hal tersebut

terhadap harga diri pegawai telah dipersepsi

maka yang harus dilakukan adalah untuk

baik

mengoptimalkan

oleh

responden.

Artinya

bahwa

pimpinan selalu memberikan keterangan/

indikator

perhatian

terhadap lingkungan kerja adalah kiranya

Amir Mahmud, et. al / Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan...

pimpinan menyediakan

13

fasilitas kerja

penempatan pegawai pada tempat yang

pegawai yang nyaman digunakan pada saat

sesuai, perhatian terhadap lingkungan kerja

bekerja dan memberikan penerangan yang

pegawai serta kesempatan untuk promosi.

maksimal pada ruang kerja pegawai.
Hasil penelitian ini sejalan dengan

Pengaruh

Gaya

Kepemimpinan

pendapat yang dikemukakan oleh (Hasan,

Situasional

2009)

situasional

Karir Pegawai Pada Bidang Persidangan

sebagai salah satu gaya yang digunakan di

Sekretariat DPRD Provinsi Sulawesi

dalam melaksanakan tugas dan membina

Tenggara: Berdasarkan hasil analisis yang

hubungan dengan para bawahan secara

dilakukan maka dapat diketahui bahwa

empiris

gaya

bahwa

kepemiminan

maupun

teoritis

menjadi

determinant penting bagi motivasi

Terhadap

Pengembangan

kepemimpinan

berpengaruh

situasional

signifikan

terhadap

Hasil penelitian ini juga memperkuat

pengembangan karir pegawai pada bidang

penelitian empiris yang dilakukan oleh

persidangan Sekretariat DPRD Provinsi

Huda dan Azzuhri (2016) serta Almansour

Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa dengan

(2012)

baiknya gaya kepemimpinan situasional

menemukan

bahwa

gaya

kepemimpinan situasional mempengaruhi

yang

motivasi.

orientasi tugas, perilaku orientasi hubungan

Berdasarkan

uraian

diamati

dari

indikator

perilaku

pembahasan

dan perilaku orientasi perubahan maka

tersebut maka dapat diketahui bahwa gaya

dapat memperbaiki karir pegawai pada

kepemimpinan

bidang

situasional

berpengaruh

persidangan

Sekretariat

DPRD

Sulawesi

Tenggara

yang

signifikan terhadap motivasi pegawai pada

Provinsi

bidang

terimplementasi pada kebutuhan pelatihan,

persidangan

Sekretariat

DPRD

Provinsi Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa
dengan

baiknya

gaya

kepemimpinan

intensitas promosi dan intensitas mutasi.
Fakta empiris menunjukkan bahwa

situasional yang diamati dari indikator

perilaku

perilaku orientasi tugas, perilaku orientasi

dipersepsi baik oleh responden. Artinya

hubungan dan perilaku orientasi perubahan

bahwa pimpinan selalu menterjemahkan

maka dapat memperbaiki motivasi pegawai

peristiwa untuk menjelaskan kebutuhan

pada bidang persidangan Sekretariat DPRD

mendesak akan perubahan, pimpinan selalu

Provinsi

yang

mendorong pegawai untuk memandang

terimplementasi pada pemberian insentif,

masalah dalam cara yang berbeda dan

perhatian terhadap harga diri pegawai,

pimpinan selalu memberikan wewenang

Sulawesi

Tenggara

orientasi

perubahan

telah

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

14

kepada pegawai untuk menerapkan strategi

setiap

baru.

berhubungan dengan pelaksanaan tugas

Secara deskriptif menujukkan bahwa

pendapat/saran

bawahan

yang

bawahan dan pimpinan belum sepenuhnya

uraian tugas yang diberikan pimpinan

memfasilitasi

sangat jelas bagi pegawai, Tanggungjawab

kerjasama yang baik sesama bawahan,

dari setiap tugas yang diberikan oleh

Pimpinan belum sepenuhnya memberikan

pimpinan sangat jelas bagi pegawai, Setiap

respon dari setiap kesalahan kerja bawahan

tugas yang diberikan oleh pimpinan selalu

dan pimpinan selalu memberikan respon

dibarengi dengan prosedur pelaksanaan

yang positif dari setiap keberhasilan kerja

yang jelas, Pimpinan telah memberikan

bawahan. Sehubungan dengan hal tersebut

pengarahan yang jelas tentang struktur atau

maka

hirarki pelaporan tugas pegawai, Setiap

mengoptimalkan

tugas yang diberikan oleh pimpinan selalu

orientasi

dibarengi

kiranya memberikan

dengan

penyelesaian

batasan

waktu

yang

Bimbingan/pengarahan

pimpinan

Standar

penilaian

harus

hubungan

dilakukan

untuk

inidkator

perilaku

adalah

pimpinan

hubungan

dukungan yang

jelas,

positif, memperhatikan pendapatan setiap

dalam

pegawai, memfasilitasi untuk tercapainya

pelaksanaan tugas pegawai sudah sangat
memadai.

yang

tercapainya

hubungan yang makin baik.
Implikasi

pimpinan

dari

kondisi

gaya

tentang hasil pekerjaan bawahan sangat

kepemimpinan tersebut dapat meningkatkan

jelas dan cara pengawasan pimpinan kepada

karir pegawai yang terimplementasi pada

bawahan dapat diterima secara wajar oleh

kebutuhan pelatihan, intensitas promosi dan

semua bawahan.

intensitas mutasi. Artinya bahwa pegawai

Namun demikian indikator perilaku
terhadap

hubungan

sepenuhnya

optimal.

selalu

mendapatkan

kesempatan

untuk

dipersepsi

belum

promosi karena prestasi kerjamya, pegawai

Artinya

bahwa

selalu

dipromosikan

untuk

menduduki

pimpinan belum sepenuhnya memberikan

jabatan yang lebih tinggi karena senioritas

dukungan yang cukup bagi pelaksanaan

dan

tugas/pekerjaan pegawai pimpina belum

menduduki jabatan yang lebih tinggi lagi

sepenuhnya memberikan perhatian/respon

karena jabatan saat ini kurang sesuai

yang

dengan prestasi yang telah pegawai capai.

positif

keluhan/permasalahan
pimpinan

belum

dari

setiap

tugas

bawahan,
sepenuhnya

memperhatikan dengan sungguh-sungguh

pegawai

dipromosikan

untuk

Secara deskriptif indikator kebutuhan
pelatihan

telah

dipersepsi

baik

oleh

responden. Artinya bahwa pegawai selalu

Amir Mahmud, et. al / Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan...

menyadari

betapa

kesempatan untuk

pentingnya
mengikuti

15

diberi

menjadi urusan departemen sumberdaya

pelatihan

manusia saja. Para pemimpin dan pegawai

dalam mengembangkan karir, pegawai

hendaknya

memiliki minat kerja yang tinggi oleh

pengembangan karir. Sekalipun demikian,

karena itu pelatihan merupakan hal penting

individu pegawai acapkali tidak mempunyai

baginya di dalam rangka meningkatkan

kemampuan dan informasi yang dibutuhkan

karir, dan pegawai belum merasa puas

untuk menyusun rencana karirnya secara

dengan posisi karir saat ini oleh karena itu

sistematis

pegawai

menguntungkan dirinya dan organisasi.

sangat

membutuhkan

adanya

kesempatan untuk pelatihan

dipersepsi

dengan

pula

dalam

cara-cara

yang

Dalam aktivitas perencanaan karir pegawai

Namun demikain indikator intensitas
mutasi

dilibatkan

belum

sepenuhnya

seorang pemimpin mempunyai tanggung
jawab yang amat penting.

optimal. Artinya bahwa pegawai belum

Hasil penelitian ini juga memperkuat

sepenuhnya menyadari bahwa dimutasikan

penelitian empiris yang dilakukan oleh

ke unit kerja lain dengan posisi yang lebih

Hidayat, et al. (2013) bahwa terdapat

tinggi sangat penting, pegawai merasa

pengaruh

belum sepenuhnya mendapatkan kepuasan

kepemimpinan

karir melalui mutasi pada posisi jabatan

pengembangan karir.

yang lebih baik dan pegawai belum

Berdasarkan

yang

signifikan
situasional

uraian

gaya
terhadap

tersebut

maka

sepenuhnya beranggapan bahwa dengan

dapat diketahui bahwa gaya kepemimpinan

adanya mutasi akan memberikan implikasi

situasional berpengaruh signifikan terhadap

positif bagi peningkatan karir. Sehubungan

pengembangan karir pegawai pada bidang

dengan

untuk

persidangan Sekretariat DPRD Provinsi

mengoptimalkan indikator intensitas mutasi

Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa dengan

adalah

baiknya gaya kepemimpinan situasional

hal

tersebut

kiranya

maka

pegawai

harusnya

menyadari dengan dimutasikannnya keunit

yang

kerja lain dengan posisi yang lebih tinggi

orientasi tugas, perilaku orientasi hubungan

dapat memperbaiki karirnya dengan posisi

dan perilaku orientasi perubahan maka

jabatan yang lebih tinggi.

dapat memperbaiki karir pegawai pegawai

Hasil penelitian ini sejalan dengan
pendapat

yang

dikemukakan

oleh

diamati

dari

indikator

perilaku

pada bidang persidangan Sekretariat DPRD
Provinsi

Sulawesi

Tenggara

yang

Simamora (2014: 411) mengemukakan

terimplementasi pada kebutuhan pelatihan,

bahwa dalam manajemen, karir tidak hanya

intensitas promosi dan intensitas mutasi.

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

16

Pengaruh
Pengembangan

Motivasi

Terhadap

Karir Pegawai

Pada

pemberian

kesempatan

meningkatkan

kursus

untuk

keterampilan

dan

Bidang Persidangan Sekretariat DPRD

pengetahuan diberikan kepada bawahan

Provinsi Sulawesi Tenggara: Sesuai hasil

sesuai kebutuhan tugas dan pengusulan

penelitian maka dapat diketahui bahwa

pelatihan dilaksanakan sesuai dengan job

motivasi berpengaruh signifikan terhadap

dan promosi untuk kenaikan jabatan.

pengembangan karir pegawai pada bidang

Secara deskriptif

indikator perhatian

persidangan Sekretariat DPRD Provinsi

terhadap harga diri pegawai telah dipersepsi

Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa semakin

baik

baik motivasi pegawai yang dipersepsi dari

pimpinan selalu memberikan keterangan/

indikator

penjelasan

pemberian insentif, perhatian

oleh

responden.

kepada

Artinya

pegawai

bahwa

tentang

terhadap harga diri pegawai, penempatan

pelaksanaan pekerjaan untuk menciptakan

pegawai pada tempat yang sesuai, perhatian

iklim yang kondusif, bawahan mengalami

terhadap lingkungan kerja pegawai serta

pertentangan

kesempatan untuk promosi maka dapat

pekerjaan karena adanya perlakuan yang

meningkatkan

membeda-bedakan

karir

pegawai

yang

dalam

dari

melaksanakan

pimpinan

dan

terimplementasi pada kebutuhan pelatihan,

kenaikan

intensitas mutasi dan intensitas promosi.

bawahan sesuai dengan prestasi kerjanya.

pangkat

diberikan

kepada

Fakta empiris menunjukkan bahwa

Indikator penempatan pegawai pada tempat

pemberian insentif telah dipersepsi baik

yang sesuai telah dipersepsi baik oleh

oleh responden. Artinya bahwa pimpinan

responden. Artinya bahwa penyeleksian

sewaktu-waktu memberikan bonus, karena

bawahan sesuai dengan kebutuhan job

usaha dan prestasi kerja bawahan, sikap

pekerjaan, pegawai selalu berupaya untuk

pimpinan

yaitu

mampu melaksanakan pekerjaan seberat

senantiasa memberikan rangsangan untuk

apapun yang diberikan pimpinan, pimpinan

membangkitkan gairah kerja dan sebagai

menempatkan

seorang

sepantasnya

jenjang pendidikan, pengalaman kerja yang

mendapat penghargaan atas hasil kerjanya.

bawahan tekuni selama ini, memberikan

Indikator memberikan kesempatan untuk

kontribusi pada organisasi, dan pimpinan

maju telah dipersepsi baik oleh responden.

memberikan beban pekerjaan sesuai dengan

Artinya bahwa

kemampuan bawahan.

terhadap

pegawai,

bawahan

sudah

upaya pimpinan untuk

mengembangkan pengetahuan, kemampuan
dan

keterampilan

selalu

maksimal,

bawahan

sesuai

dengan

Namun demikian indikator perhatian
terhadap lingkungan kerja dipersepsi belum

Amir Mahmud, et. al / Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan...

sepenuhnya

optimal.

Artinya

bahwa

Hasil

penelitian

ini

17

memperkuat

fasilitas kerja yang bawahan gunakan

penelitian empiris yang dilakukan oleh

belum sepenuhnya nyaman dan memadai,

Triharyanto

penerangan

pengaruh yang disignifikan antara motivasi

pada

ruang

kerja

belum

sepenuhnya baik dan ruang kerja bawahan
belum

sepenuhnya

jauh

bahwa

terdapat

terhadap pengembangan karir pegawai.

polusi.

Bersadarkan uraian singkat tersebut

Sehubungan dengan hal tersebut maka yang

maka dapat diketahui bahwa Motivasi

harus

berpengaruh

dilakukan

mengoptimalkan

dari

(2014)

adalah
indikator

untuk

signifikan

terhadap

perhatian

pengembangan karir pegawai pada bidang

terhadap lingkungan kerja adalah kiranya

persidangan Sekretariat DPRD Provinsi

pimpinan menyediakan

fasilitas kerja

Sulawesi Tenggara. Artinya bahwa semakin

pegawai yang nyaman digunakan pada saat

baik motivasi pegawai yang dipersepsi dari

bekerja dan memberikan penerangan yang

indikator

maksimal pada ruang kerja pegawai.

terhadap harga diri pegawai, penempatan

Hasil penelitian ini sejalan dengan
pendapat

yang

dikemukakan

pemberian insentif, perhatian

pegawai pada tempat yang sesuai, perhatian

oleh

terhadap lingkungan kerja pegawai serta

Simamora (2014:411) Saat ini, organisasi

kesempatan untuk promosi maka dapat

harus mengetahui cara memberdayakan

meningkatkan

pegawainya. Selain itu hasil penelitian ini

terimplementasi pada kebutuhan pelatihan,

sejalan dengan hasil penelitian Kunartinah

intensitas mutasi dan intensitas promosi.

(2012) bahwa terdapat pengaruh positif
signifikan

antara

pengaruh

terhadap

kepuasan

pegawai

yang

Efek Mediasi Motivasi Pengaruh
Gaya

Kepemimpinan

Situasional

Artinya

Terhadap Pengembangan Karir Pegawai

pegawai yang cakap dalam arti memiliki

Pada Bidang Persidangan Sekretariat

motivasi yang tinggi harus tersedia untuk

DPRD

mengisi pekerjaan yang baru, lebih besar

Berdasarkan

dengan tanggung jawab yang lebih banyak.

menggunakan

Dalam

diketahui

banyak

memenangkan

pegawai.

motivasi

karir

hal,
adanya

kunci

untuk

Provinsi
hasil
uji

bahwa

Sulawesi

Tenggara:

perhitungan
Sobel

maka

motivasi

dengan
dapat

memediasi

peningkatan

pengaruh gaya kepemimpinan situasional

motivasi pegawai adalah menawarkan suatu

terhadap pengembangan karir pada bidang

kesempatan untuk memiliki dan mengisi

persidangan Sekretariat DPRD. Artinya

sebuah karir yang berhasil.

bahwa motivasi dapat dijadikan variabel
mediasi

pengaruh

gaya

kepemimpinan

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

18

situasional terhadap pengembangan karir

kursus untuk meningkatkan keterampilan

pegawai

persidangan

dan pengetahuan diberikan kepada bawahan

Sulawesi

sesuai kebutuhan tugas dan pengusulan

pada

bidang

Sekretariat

DPRD

Provinsi

Tenggara,

selain

itu

juga

kepemimpinan situasional

gaya

secara tidak

pelatihan dilaksanakan sesuai dengan job
dan promosi untuk kenaikan jabatan.

langsung berpengaruh signfikan terhadap
pengembangan
Sekretariat

karir

DPRD

Tenggara.

Hal

motivasi

telah

ini

pegawai
Provinsi

Sulawesi

disebabkan

dipersepsi

pada

karena

baik

oleh

Secara deskriptif indikator perhatian
terhadap harga diri pegawai telah dipersepsi
baik

oleh

responden.

pimpinan

Artinya

selalu

bahwa

memberikan

keterangan/penjelasan

kepada

responden apabila diamati dari indikator

tentang

pekerjaan

pemberian

menciptakan iklim yang kondusif, bawahan

insentif,

perhatian

terhadap

pelaksanaan

pegawai
untuk

harga diri pegawai, penempatan pegawai

mengalami

pada tempat yang sesuai, perhatian terhadap

melaksanakan pekerjaan karena adanya

lingkungan kerja pegawai serta kesempatan

perlakuan yang membeda-bedakan dari

untuk promosi.

pimpinan dan kenaikan pangkat diberikan

pertentangan

dalam

Hal tersebut didasarkan pada beberapa

kepada bawahan sesuai dengan prestasi

alasan dimana fakta empiris menunjukkan

kerjanya. Indikator penempatan pegawai

bahwa pemberian insentif telah dipersepsi

pada tempat yang sesuai telah dipersepsi

baik

baik

oleh

pimpinan

responden.

Artinya

sewaktu-waktu

bahwa

memberikan

oleh

responden.

penyeleksian

Artinya

bahwa

sesuai

dengan

bawahan

bonus, karena usaha dan prestasi kerja

kebutuhan job pekerjaan, pegawai selalu

bawahan, sikap pimpinan terhadap bawahan

berupaya

yaitu senantiasa memberikan rangsangan

pekerjaan seberat apapun yang diberikan

untuk membangkitkan gairah kerja dan

pimpinan, pimpinan menempatkan bawahan

sebagai

sesuai

seorang

pegawai,

sudah

untuk

dengan

mampu

jenjang

melaksanakan

pendidikan,

sepantasnya mendapat penghargaan atas

pengalaman kerja yang bawahan tekuni

hasil

selama ini, memberikan kontribusi pada

kerjanya.

Indikator

memberikan

kesempatan untuk maju telah dipersepsi

organisasi,

baik oleh responden. Artinya bahwa upaya

beban pekerjaan sesuai dengan kemampuan

pimpinan

bawahan.

untuk

mengembangkan

dan

pimpinan

memberikan

pengetahuan, kemampuan dan keterampilan

Namun demikain indikator perhatian

selalu maksimal, pemberian kesempatan

terhadap lingkungan kerja dipersepsi belum

Amir Mahmud, et. al / Pengaruh Gaya Kepemimpinan Situasional terhadap Pengembangan...

sepenuhnya

bahwa

memperbaiki karir pegawai pegawai

fasilitas kerja yang bawahan gunakan

pada bidang persidangan Sekretariat

belum sepenuhnya nyaman dan memadai,

DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

penerangan

optimal.

pada

Artinya

19

ruang

kerja

belum

3. Motivasi

berpengaruh

signifikan

sepenuhnya baik dan ruang kerja bawahan

terhadap pengembangan karir pegawai.

belum

polusi.

Artinya bahwa semakin baik motivasi

Sehubungan dengan hal tersebut maka yang

pegawai maka dapat meningkatkan

harus

untuk

karir pegawai yang terimplementasi

perhatian

pada kebutuhan pelatihan, intensitas

sepenuhnya

jauh

dilakukan

mengoptimalkan

dari

adalah
indikator

terhadap lingkungan kerja adalah kiranya
pimpinan menyediakan

fasilitas kerja

mutasi dan intensitas promosi.
4. Motivasi memediasi pengaruh gaya

pegawai yang nyaman digunakan pada saat

kepemimpinan

bekerja dan memberikan penerangan yang

pengembangan karir. Artinya bahwa

maksimal pada ruang kerja pegawai.

motivasi

situasional

dapat

terhadap

dijadikan

variabel

mediasi dalam memperkuat pengaruh
PENUTUP

gaya

Kesimpulan

terhadap pengembangan karir pegawai

Berdasarkan
pembahasan

hasil

maka

penelitian

dapat

dan

dismpulkan

kepemimpinan

situasional

pada bidang persidangan Sekretariat
DPRD Provinsi Sulawesi Tenggara.

beberapa hal sebagai berikut:
1. Gaya

kepemimpinan

berpengaruh
motivasi

situasional

signifikan

pegawai.

Artinya

terhadap

Berkaitan dengan temuan penelitian ini

bahwa

ini, maka hal- hal yang disarankan oleh

dengan baiknya gaya kepemimpinan
situasional maka dapat memperbaiki
motivasi

pegawai

pada

Saran

bidang

pimpinan adalah:
1. Perlunya

Pihak

Sekretariat

DPRD

Provinsi Sulawesi Tenggara bidang

persidangan Sekretariat DPRD Provinsi

persidangan

Sulawesi Tenggara

penilaian yang jelas tentang hasil

2. Gaya

kepemimpinan

menetapkan

standar

situasional

pekerjaan bawahan serta memberikan

terhadap

uraian secara jelas terhadap pegawai,

pengembangan karir pegawai. Artinya

sehingga pegawai bisa bekerja lebih

bahwa

profesional.

berpengaruh

signifikan

dengan

baiknya

gaya

kepemimpinan situasional maka dapat

Sigma: Journal of Economic and Business Vol. 1 (1), January 2018 pp. 1-23

20

2. Memberikan respon positif terhadap

kerja lain karena sebagian pegawai

masalah -masalah yang dialami oleh

masih beranggapan bahwa dengan

bawahan

adanya

serta

sedapat

mungkin

mutasi

akan

memberikan

mengakomodir saran – saran yang

implikasi negatif bagi pengembangan

disampaikan

karirnya.

oleh

bawahan

pada

Kantor Sekretariat DPRD Provinsi

8. Menyarankan bagi peneliti selanjutnya

Sulawesi Tenggara khususnya bagian

untuk meneliti lebih lanjut variabel

persidangan.

yang

3. Perlunya

Sekretariat

meningkatkan

DPRD

pengembangan karir pegawai pada

Provinsi Sulawesi Tenggara untuk

Sekretariat Provinsi Sulawesi tenggara

melakukan program secara terencana

khususnya Variabel Komunikasi.

terkait

pihak

mampu

dengan

pengembangan

program-program

sumberdaya

melalui

pendidikan dan keterampilan sehingga
pegawai

merasa

lebih

termotivasi

DAFTAR PUSTAKA
Aisyah, Isah dan Dewi, Srie Wijaya
Kesuma. (2015). Pengaruh Gaya

karena memiliki peluang untuk ikut

Kepemimpinan

Situasional

serta dalam program tersebut.

Terhadap

Karyawan.

4. Dalam

pemberian

bonus

kepada

pagawai sebaiknya tidak diskriminatif
dan mengutamakan pemberian bonus
yang sifatnya berkelanjutan.

Kinerja

Konferensi Nasional Ilmu Sosial &
Teknologi (KNiST). pp. 188-192.
Almansour, Yaser Mansour. (2012). The
Relationship

5. Perlunya konsisten penetapan kenaikan

Conceptual

dengan prestasi kerjanya

International

kerja yang dibutuhkan pegawai serta
mengupayakan

ruang

kerj