KULIAH KETUJUH MATERI KULIAH DEMOGRAFI SMT PENDEK | salsa315 kuliah ke tujuh

STANDARISASI PENDUDUK
CDR disebut angka kematian kasar karena angka kematian tersebut tidak sepenuhnya
mencerminkan tingkat kematian. Disamping kematian, masih ada faktor-faktor lain yang
mempengaruhi angka tersebut yaitu komposisi umur penduduk, komposisi jenis pekerjaan,
dan sebaginya. Karena itu membandingkan CDR penduduk antara dua negara atau lebih
hanya bisa dilakukan apabila penduduk tersebut saling mempunyai komposisi penduduk yang
sama

pula.

Seandainya

komposisi

penduduk tersebut tidak sama,

maka

untuk

membandingkan CDR, komposisi penduduk harus disamakan terlebih dahulu. Cara untuk

menyamakan ini dikenal dengan standarisasi.
Hubungan antara CDR dan ASDR adalah:
(���� )
��� = ∑

Pi = Penduduk pada pertengahan tahun X
P = Total penduduk pertengahan tahun X

Prosedur dalam standarisasi adalah mengaplikasikan komposisi umur (Pi/P) yang
sama (bisa juga komposisi pekerjaan atau apa saja yang akan distandarisasi) pada dua atau
lebih negara atau daerah yang biasanya punya ASDR yang berbeda kemudian dilihat
bagaimana hasil CDR setelah distandarisasi ini. Komposisi penduduk menurut umur yang
digunakan untuk standarisasi disebut penduduk standar.
Rumus :
CDRyang akan distandarisasi =
n

 Pi 

  P 

i 1

penduduk standar

 ASDRi penduduk yang akan distandarisasi

Ilustrasi.
Umur
0 – 44
45+

Negara A
Penduduk Pertengahan
Tahun (Pi)
1000
4000

CDR Negara A =
CDR Negara B =


(25) +

(30) +

ASDR
25
40
(40) = 37

(45) = 42

Negara B
Penduduk Pertengahan
Tahun (Pi)
4000
1000

ASDR
30
45


Negara A sebagai penduduk standar :
CDR Negara A = 37
CDR Negara B =

(30) +

(45) = 42

(25) +

(40)=28

Negara A sebagai penduduk standar :
CDR Negara A = 37
CDR Negara B =

SUSUNAN PENDUDUK
Komposisi Menurut Jenis Kelamin
Penduduk dimaksudkan seluruh orang yang hidup di suatu daerah tertentu, biasanya

daerah suatu negara.
Pemisahan data pria dan wanita mempunyai banyak kegunaan yang penting dalam demografi,
sosiologi, ekonomi, militer, dan sebagainya.
Ukuran terpenting untuk susunan jenis kelamin adalah nisbah jenis kelamin (sex ratio) yang
dinyatakan sebagai jumlah pria/laki-laki per 100 wanita, yaitu :

PL
*100
PW
dimana :

PL = jumlah penduduk pria
PW = jumlah penduduk wanita

Jika nisbah < 100 berarti lebih banyak wanita daripada pria
nisbah =100 berarti jumlah wanita sama dengan jumlah pria
nisbah >100 berarti lebih banyak pria daripada wanita
Contoh untuk Indonesia menurut sensus 1961 terdapat 2.232.189 bayi laki-laki yang lahir
dan 2.102.158 bayi perempuan, sehingga nisbah jenis kelamin waktu lahir adalah
2.232.189

* 100 = 106,19
2.102.158

Piramida Penduduk
Suatu cara yang baik untuk menyajikan data kelompok umur ialah dengan piramida
penduduk. Piramida penduduk dapat dibuat menurut umur tunggal maupun kelompok umur.
Piramida penduduk berbentuk grafik menggambarkan komposisi penduduk menurut umur
dan jenis kelamin. Sumbu vertikal menggambarkan distribusi umur dan sumbu horizontal
menggambarkan jumlah penduduk (absolut maupun persentasi). Dasar piramida dimulai
untuk umur muda dan semakin ke atas untuk umur yang tua. Puncak piramida untuk umur tua
sering dibuat dengan sistem open and interval artinya untuk umur 75, 76, 77,..., cukup ditulis
75+. Bagian kiri untuk penduduk laki-laki dan bagian kanan untuk penduduk wanita. Lebar
balok diagram untuk masing-masing kelompok umur harus sama. Panjang setiap batang
diagram sebanding dengan jumlah penduduk dalam tiap kelompok umur untuk piramida
dengan jumlah penduduk absolut. Jika jumlah penduduk ditampilkan dalam persentasi maka
panjang setiap batang diagram sebanding dengan jumlah penduduk dalam tiap kelompok
umur dibagi dengan jumlah seluruh penduduk dalam tiap kelompok umur dibagi dengan
seluruh penduduk (menurut tiap jenis kelamin) dikali 100%.
Faktor-faktor yang mempengaruhi stuktur umur penduduk:
1. Fertilitas

2. Mortalitas
3. Mortalitas bayi
4. Migrasi