ILMU KESEHATAN MASYARAKAT id. docx

MAKALAH ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
“POSYANDU DAN POLINDES”

KELOMPOK I
EVA YULIANTI

13211465

FITRI YENI

13211467

KRISTINA SIMBOLON

13211472

MERI JUWITA FITRI

13211675

SEPNIWATI


13211493

TRIA WULANDARI

13211502

TINGKAT II C

DOSEN PEMBIMBING
ETY APRIANTI,. SKM

PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN
STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG
TA 2014/2015

KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas izin dan
ridho-Nya kami dapat menyelesaikan penulisan makalah tentang “Posyandu dan Polindes”.
Makalah ini disusun sebagai tugas Mata Kuliah Ilmu Kesehatan Masyarakat.

Adapun makalah ini disusun untuk menambah pengetahuan kita semua tentang Posyandu
dan Polindes serta apa saja komponen-komponen di dalam posyandu dan polindes.
Tak lupa kami sebagai penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing,
yaitu ibu Ety Aprianti., SKM., karena telah membimbing kami untuk menyusun makalah
sederhana ini.
Dalam penyusunan makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan dan
kelemahannya serta jauh dari kesempurnaan. Oleh karenanya, kami sebagai penyusun sangat
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun dari para pembaca untuk
menyempurnakan makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat untuk para pembaca.

Padang, Januari 2015

Penulis

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pengembangan pelayanan kesehatan di posyandu meliputi : KIA, KB, imunisasi,
perbaikan gizi dan penanggulangan diare mempunyai kontribusi terhadap penurunan
AKB dan anak balita. Adanya keterbatasan dalam pelayanan posyandu yaitu pelayanan
kesehatan bagi ibu tidak dapat dilaksanakan dengan baik, sehingga perlu diupayakan

peningkatan pelayanan kesehatan ibu melalui polindes. Adanya kebijakan dari
Departemen Kesehatan untuk menempatkan tenaga bidan di desa di bawah pembinaan
dokter puskesmas.
Pondok bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk peran serta masyarakat
dalammenyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan kesehatan ibu dan anak
lainnya,termasuk kb di desa (depkesri, 1999) polindes dirintis dan dikelola oleh pamong
desa setempat. Berbeda dengan posyandu yang pelaksanaannya dilakukan oleh kader
didukung oleh petugas puskesmas, maka petugas polindes pelayanannya tergantung pada
keberadaan bidan, oleh karena pelayanan di polindes merupakan pelayan profesi
kebidanan. Kader masyarakat yang paling terkait dengan pelayanan di polindes adalah
dukun bayi,oleh karena itu polindes dimanfaatkan pula sebagai sarana untuk
meningkatkan kemitraan bidan dan dukun bayi dalam pertolongam persalinan. Kader
posyandu dapat pula berperan di polindes seperti perannya dalam melaksanakan kegiatan
posyandu yaitu dalam penggerakan.masyarakat dan penyuluhan.
Selain itu bila memungkinkan, kegiatan posyandu dapatdilaksanakan pada tempat
yang sama dengan polindes. Idealnya suatu polindes mempunyai bangunan tersendiri
namun bisa juga menumpang disalah satu rumah warga atau bersatudengan kediaman
bidan di desa, dan masih dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat (Bisma,
2006).
Pertolongan persalinan yang ditangani di polindes adalah persalinan normal

serta kasusdengan faktor resiko sedang (faktor yang secara tidak langsung dapat
membahayakan ibu hamil dan bersalin sehingga memerlukan pengawasan serta
perawatan profesional). Pondok bersalin desa (polindes) adalah salah satu bentuk upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud nyata bentuk
peran serta masyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan
pelayanan kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB didesa.

B. Rumusan Masalah
a. Apa yang dimaksud dengan Posyandu dan Polindes?
b. Apa tujuan adanya Posyandu dan Polindes ?
c. Apa saja kegiatan dari Posyandu dan Polindes ?
d. Siapa sasaran Posyandu dan Polindes?
e. Bagaimana syarat terbentuknya Posyandu dan Polindes?
f. Apa saja jenis – jenis Posyandu dan Polindes?

C. Tujuan
a. Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian Posyandu dan Polindes.
b. Mahasiswa mampu mengetahui tujuan adanya Posyandu dan Polindes.
c. Mahasiswa mampu mengetahui kegiatan yang ada di Posyandu dan Polindes.
d. Mahasiswa mampu mengetahui siapa saja sasaran Posyandu dan Polindes.

e. Mahasiswa mampu mengetahui bagaimana syarat terbentuknya Posyandu dan
Polindes.
f. Mahasiswa mampu mengetahui dan menjelaskan jenis Posyandu dan Polindes.

BAB II
PEMBAHASAN
1. POSYANDU
A. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan kesehatan
masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
manusia sejak dini (Ambarwati Retna, 2009).
Pengertian posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu
program dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan
terpadu dan dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai
program lainnya yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat (BKKBN, 1989).
Pelayanan yang diberikan di posyandu bersifat terpadu , hal ini bertujuan untuk
memberikan kemudahan dan keuntungan bagi masyarakat karena di posyandu
tersebut masyarakat dapat memperolah pelayanan lengkap pada waktu dan tempat
yang sama (Depkes RI, 1990).
Posyandu dipandang sangat bermanfaat bagi masyarakat namun keberadaannya di

masyarakat kurang berjalan dengan baik, oleh karena itu pemerintah mengadakan
revitalisasi posyandu. Revitalisasi posyandu merupakan upaya pemberdayaan
posyandu untuk mengurangi dampak dari krisis ekonomi terhadap penurunan status
gizi dan kesehatan ibu dan anak. Kegiatan ini juga bertujuan untuk meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam menunjang upaya mempertahankan dan
meningkatkan status gizi serta kesehatan ibu dan anak melalui peningkatan
kemampuan kader, manajemen dan fungsi posyandu (Depdagri, 1999).
Kegiatan revitalisasi posyandu pada dasarnya meliputi seluruh posyandu dengan
perhatian utamanya pada posyandu yang sudah tidak aktif/rendah stratanya (pratama
dan madya) sesuai kebutuhan, posyandu yang berada di daerah yang sebagian besar
penduduknya tergolong miskin, serta adanya dukungan materi dan non materi dari
tokoh masyarakat setempat dalam menunjang pelaksanaan kegiatan posyandu.
Dukungan masyarakat sangat penting karena komitmen dan dukungan mereka sangat
menentukan keberhasilan dan kesinambungan kegiatan posyandu (Depkes RI, 1999).

Kontribusi posyandu dalam meningkatkan kesehatan bayi dan anak balita sangat
besar, namun sampai saat ini kualitas pelayanan posyandu masih perlu ditingkatkan.
Keberadaan kader dan sarana yang ada merupakan modal dalam keberlanjutan
posyandu. Oleh karena itu keberadaan posyandu harus terus ditingkatkan sehingga
diklasifikasikan menjadi 4 jenis yaitu posyandu pratama, madya, purnama, dan

mandiri.

B. Tujuan Posyandu
a. Menurunkan angka kematian bayi, anak balita dan angka kelahiran.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan ibu untuk menurunkan IMR.
c. Mempercepat penerimaan norma keluarga kecil sehat dan sejahtera.
d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan kegiatan.
e. Kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang kemampuan hidup sehat.
f. Pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dalam usaha
meningkatkan cakupan penduduk dan geografis.
g. Peningkatan dan pembinaan peran serta masyarakat dalam rangka alih teknologi
untuk swakelola usaha-usaha kesehatan masyarakat.

C. Kegiatan Posyandu
Beberapa kegiatan diposyandu diantaranya terdiri dari lima kegiatan Posyandu
(Panca Krida Posyandu), antara lain:
a) Kesehatan Ibu dan Anak


Pemeliharaan kesehatan ibu hamil, melahirkan dan menyusui, serta

bayi,anak balita dan anak prasekolah.



Memberikan nasehat tentang makanan guna mancegah gizi buruk
karena kekurangan protein dan kalori, serta bila ada pemberian
makanan tambahanvitamin dan mineral.



Pemberian nasehat tentang perkembangan anak dan cara
stimulasinya.



Penyuluhan kesehatan meliputi berbagai aspek dalam mencapai
tujuan program KIA.

b) Keluarga Berencana



Pelayanan keluarga berencana kepada pasangan usia subur dengan
perhatian khusus kepada mereka yang dalam keadaan bahaya
karena melahirkan anak berkali-kali dan golongan ibu beresiko
tinggi.



Cara-cara penggunaan pil, kondom dan sebagainya

c) Imunisasi
Imunisasi tetanus toksoid 2 kali pada ibu hamil dan BCG, DPT 3x, polio
3x, dan campak 1x pada bayi.
d) Peningkatan gizi


Memberikan pendidikan gizi kepada masyarakat




Memberikan makanan tambahan yang mengandung protein dan
kalori cukup kepada anak-anak dibawah umur 5 tahun dan kepada
ibu yang menyusui.



Memberikan kapsul vitamin A kepada anak-anak dibawah umur 5
tahun.

D. Sasaran Posyandu
a) Bayi kurang dari 1 tahun
b) Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun
c) Ibu hamil
d) Ibu menyusui

e) Ibu nifas
f) Wanita usia subur

E. Pengelola Posyandu
a) Penanggungjawab Umum


: Kades/Lurah

b) Penanggungjawab Operasional : Tokoh Masyarakat
c) Ketua Pelaksana

: Ketua tim penggerak PKK

d) Sekretaris

: Ketua Pokja IV kelurahn/desa

e) Pelaksana
(Puskemas)

: Kader PKK dibantu oleh petugas KBKes

F. Pembentukan Posyandu
a) Langkah-langkah pembentukan :
1) Pertemuan lintas program dan lintas sektoral tingkat kecamatan.
2) Survey mawas diri yang dilaksanakan oleh kader PKK di bawah
bimbingan teknis unsur kesehatan dan KB .
3) Musyawarah masyarakat desa membicarakan hasil survey mawas diri,
sarana dan prasarana posyandu, biaya posyandu
4) Pemilihan kader Posyandu.
5) Pelatihan kader Posyandu.
6) Pembinaan.
b) Kriteria Pembentukan Posyandu :

Pembentukan Posyandu sebaiknya tidak terlalu dekat dengan Puskesmas
agar pendekatan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat lebih tercapai
sedangkan satu Posyandu melayani 100 balita.
c) Kriteria Kader Posyandu :
1) Dapat membaca dan menulis
2) Berjiwa sosial dan mau bekerja secara relawan
3) Mengetahui adat istiadat serta kebiasaan masyarakat
4) Mempunyai waktu yang cukup
5) Bertempat tinggal di wilayah Posyandu
6) Berpenampilan ramah dan simpatik
7) Diterima masyarakat setempat
d) Pelaksanaan Kegiatan Posyandu :
Posyandu dilaksanakan sebulan sekali yang ditentukan oleh Kader, Tim
Penggerak PKK Desa/Kelurahan serta petugas kesehatan dari Puskesmas,
dilakukan pelayanan masyarakat dengan sistem 5 meja yaitu :
i.

Meja I : Pendaftaran dan penyuluhan

ii.

Meja II : Penimbangan bayi dan balita & Pelayanan ibu hamil dan
menyusui, serta PUS

iii.

Meja III : Pengisian KMS

iv.

Meja IV : Penyuluhan perorangan pada ibu hamil, menyusui dan
PUS

v.

Meja V : Pelayanan KB, imunisasi, pemberian vit A dosis tinggi,
pembagian pil atau kondom, pengobatan ringan, dan konsultasi
KB.

Petugas pada Meja I s/d IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan Meja
V merupakan meja pelayanan paramedis (Jurim, Bindes, perawat dan petugas
KB).
e) Peserta Posyandu mendapat pelayanan yaitu :
Kesehatan ibu dan anak :
1) Pemberian pil tambah darah (ibu hamil)
2) Pemberian vitamin A dosis tinggi
3) PMT (Pemberian Makanan Tambahan)
4) Imunisasi
5) Penimbangan balita rutin perbulan sebagai pemantau kesehatan balita
melalui pertambahan berat badan setiap bulan. Keberhasilan program
terlihat melalui grafik pada kartu KMS setiap bulan
6) Keluarga berencana, pembagian Pil KB dan Kondom
7) Pemberian Oralit dan pengobatan
Penyuluhan kesehatan lingkungan dan penyuluhan pribadi sesuai
permasalahan dilaksanakan oleh kader PKK melalui meja IV dengan materi dasar
dari KMS balita dan ibu hamil. Keberhasilan Posyandu tergambar melalui
cakupan SKDN:
S

: Semua balita di wilayah kerja posyandu

K

: Semua balita yang memiliki KMS

D

: Balita yang ditimbang

N

: Balita yang naik berat badannya

Keberhasilan Posyandu berdasarkan :
i.

D / S : baik/kurangnya peran serta masyarakat

ii.

N / D : Berhasil tidaknyaProgram posyandu

f) Dana
Dana pelaksanaan Posyandu berasal dari swadaya masyarakat melalui
gotong royong dengan kegiatan jimpitan beras dan hasil potensi desa lainnya serta
sumbangan dari donatur yang tidak mengikat yang dihimpunan melalui kegiatan
Dana Sehat.

g) Lokasi dan Penyelenggaraan
Berada di tempat yang mudah didatangi masyarakat dan ditentukan oleh
masyarakat seperti pos pelayanan yang sudah ada, rumah penduduk, balai
kelurahan. Prioritas dibentuk ditempat yang rawan dibidang gizi, kesehatan
lingkungan. Pelayanan KB kesehatan direncanakan dan dikembangkan oleh
kader bersama kepala desa/ lurah LKMD (seksi KB, kesehatan dan PKK), tokoh
masyarakat, pemuda, dll dengan bimbingan tim pembinaan LKMD tingkat
kecamatan.

h) Syarat Terbentuknya Posyandu
Posyandu dibentuk dari pos-pos yang telah ada seperti:
1) Pos penimbangan balita
2) Pos immunisasi
3) Pos keluarga berencana desa
4) Pos kesehatan
5) Pos lainnya yang dibentuk baru

Alasan pendirian posyandu :

1) Posyandu dapat memberikan pelayanan kesehatn khususnya dalam
upaya pencegahan penyakit dan PPPK sekaligus dengan pelayanan
KB.
2) Posyandu dari masyarakat untuk masyarakat dan oleh masyarakat,
sehingga menimbulkan rasa memiliki masyarakat terhadap upaya
dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana (Effendi, 1998).
Penyelenggaraan posyandu :
1) Pelaksana kegiatan, adalah anggota masyarakat yang telah dilatih
menjadi kader kesehatan setempat dibawah bimbingan Puskesmas.
2) Pengelola posyandu, adalah pengurus yang dibentuk oleh ketua RW
yang berasal dari keder PKK, tokoh masyarakat formal dan informal
serta kaderkesehatan yang ada di wilayah tersebut (Effendi, 1998).

G. Jenis Posyandu
Untuk meningkatkan kualitas dan kemandirian posyandu diperlukan intervensi
sebagai berikut :
1) Posyandu Pratama (Warna Merah)
Posyandu tingkat pratama adalah posyandu yang masih belum mantap,
kegiatannya belum bisa rutin tiap bulan dan kader aktifnya terbatas. Keadaan
ini dinilai ‘gawat’ sehingga intervensinya adalah pelatihan kader ulang.
Artinya kader yang ada perlu ditambah dan dilakukan pelatihan dasar lagi.
2) Posyandu Madya (Warna Kuning)
Posyandu pada tingkat madya sudah dapat melaksanakan kegiatan lebih
dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih.
Akan tetapi cakupan program utamanya (KB, KIA, Gizi, dan Imunisasi)
masih rendah yaitu kurang dari 50%. Ini berarti, kelestarian posyandu sudah
baik tetapi masih rendah cakupannya.

Intervensi untuk posyandu madya ada dua, yaitu :

a. Pelatihan TOMA dengan modul eskalasi posyandu yang sekarang
sudah dilengkapi dengan metoda simulasi.
b. Penggarapan dengan pendekatan PKMD (Pembangunan Kesehatan
Mayarakat Desa) (SMD dan MMD) untuk menentukan masalah dan
mencari penyelesaiannya, termasuk menentukan program tambahan
yang sesuai dengan situasi dan kondisi setempat.
3) Posyandu Purnama (Warna Hijau)
Posyandu pada tingkat purnama adalah posyandu yang frekuensinya lebih
dari 8 kali per tahun, rata-rata jumlah kader tugas 5 orang atau lebih, dan
cakupan 5 program utamanya (KB, KIA, Gizi dan Imunisasi) lebih dari 50%.
Sudah ada program tambahan, bahkan mungkin sudah ada Dana Sehat yang
masih sederhana.
Intervensi pada posyandu pada tingkat ini :
a. Penggarapan dengan pendekatan PKMD untuk mengarahkan
masyarakatmenetukan sendiri pengembangan program di posyandu.
b. Pelatihan Dana Sehat, agar di desa tersebut dapat tumbuh Dana Sehat
yang kuat dengan cakupan anggota minimal 50% KK atau lebih.
4) Posyandu Mandiri (Warna Biru)
Posyandu ini berarti sudah dapat melakukan kegiatan secara teratur,
cakupan 5 program utama sudah bagus, ada program tambahan dan Dana
Sehat telah menjangkau lebih dari 50% KK. Intervensinya adalah pembinaan
Dana Sehat, yaitu diarahkan agar Dana Sehat tersebut menggunakan prinsip
JPKM.

2. POLINDES
A. Pengertian Polindes
Merupakan salah satu bentuk UKBM (Usaha Kesehatan Bagi Masyarakat) yang
didirikan masyarakat oleh masyarakat atas dasar musyawarah, sebagai kelengkapan
dari pembangunan masyarakat desa, untuk memberikan pelayanan KIA-KB serta

pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kemampuan Bidan. (Ambarwati
Retna,2009).
Suatu tempat yang didirikan oleh masyarakat atas dasar musyawarah sebagai
kelengkapan dari pembangunan kesmas untuk memberikan pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak (KIA) dan Keluarga Berencana (KB) dikelola oleh bidan desa (bides)
bekerjasama dengan dukun bayi dibawah pengawasan dokter puskesmas setempat.
Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud nyata bentuk peran
serta masyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa. (Dinkes, 1999).
1. Kajian Makna Polindes
a. Polindes merupakan salah satu bentuk PSM dalam menyediakan tempat
pertolongan persalinan dan pelayanan KIA, termasuk KB di desa.
b. Polindes dirintis di desa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa
tersebut.
c. PSM dalam pengembangan polindes dapat berupa penyediaan tempat
untuk pelayanan KIA (khususnya pertolongan persalinan), pengelolaan
polindes,penggerakan sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas
bidan di desa.
d. Peran bidan desa yang sudah dilengkapi oleh pemerintah dengan alat-alat
yangdiperlukan adalah memberikan pelayanan kebidanan kepada
masyarakat di desa tersebut.
e. Polindes sebagai bentuk PSM secara organisatoris berada di bawah seksi 7
LKMD, namun secara teknis berada di bawah pembinaan dan pengawasan
puskesmas.
f. Tempat yang disediakan oleh masyarakat untuk polindes dapat berupa
ruang/kamar untuk pelayanan KIA, termasuk tempat pertolongan
persalinanyang dilengkapi dengan sarana air bersih.
g. Tanggung jawab penyediaan dan pengelolaan tempat serta dukungan
opersional berasal dari masyarakat, maka perlu diadakan kesepakatan
antarawakil masyarakat melalui wadah LKMD dengan bidan desa

tentangpengaturan biaya operasional dan tarif pertolongan persalinan di
polindes.
h. Dukun bayi dan kader posyandu adalah kader masyarakat yang paling
terkait.
2. Unsur – Unsur Polindes
a. Adanya bidan desa
b. Bangunan atau ruang untuk pelayanan KIA-KB dan pengobatan sederhana
c. Adanya partisipasi masyarakat
3. Fungsi Polindes
a. Sebagai tempat pelayanan KIA-KB dan pelayanan kesehatan lainnya.
b. Sebagai tempat untuk melakukan kegiatan pembinaan, penyuluhan dan
konseling KIA. Pusat kegiatan pemberdayaan masyarakat.

B. Tujuan Polindes
1. Meningkatnya jangkauan dan mutu pelayanan KIA-KB termasuk pertolongan dan
penanganan pada kasus gagal.
2. Meningkatnya pembinaan dukun bayi dan kader kesehatan.
3. Meningkatnya kesempatan untuk memberikan penyuluhan dan konseling
kesehatan bagi ibu dan keluarganya.
4. Meningkatnya pelayanan kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangan bidan.

C. Kegiatan Polindes
1. Memeriksa kehamilan, termasuk memberikan imunisasi TT pada bumil dan
mendeteksi dini resiko tinggi kehamilan.
2. Menolong persalinan normal dan persalinan dengan resiko sedang.

3. Memberikan pelayanan kesehatan ibu nifas dan ibu menyusui.
4. Memberikan pelayanan kesehatan neonatal, bayi, anak balita dan anak prasekolah,
serta imunisasi dasar pada bayi.
5. Memberikan pelayanan KB.
6. Mendeteksi dan memberikan pertolongan pertama pada kehamilan dan persalinan
yang beresiko tinggi baik ibu maupun bayinya.
7. Menampung rujukan dari dukun bayi dan dari kader (posyandu, dasa wisma).
8. Merujuk kelainan ke fasilitas kesehatan yang lebih mampu.
9. Melatih dan membina dukun bayi maupun kader (posyandu, dasa wisma).
10. Memberikan penyuluhan kesehatan tentang gizi ibu hamil dan anak serta
peningkatan penggunaan ASI dan KB.
11. Mencatat serta melaporkan kegiatan yang dilaksanakan kepada puskesmas
setempat.

D. Sasaran Polindes
1. Bayi berusia kurang dari 1 tahun
2. Anak balita usia 1 sampai dengan 5 tahun
3. Ibu hamil
4. Ibu menyusui
5. Ibu nifas
6. Wanita usia subur
7. Kader
8. Masyarakat setempat

E. Sistem Rujukan
Sisrem rujukan di polindes dapat dilakukan :
1. Puskesmas (Kecamatan)
2. Rumah Sakit Tipe C/D (Kabupaten)
3. Rumah Sakit Tipe B (Provinsi)
4. Rumah Sakit Tipe A (Pusat)

F. Syarat Terbentuknya Polindes
1. Tersedianya bidan di desa yang bekerja penuh untuk mengelola polindes.
2. Tersedianya sarana untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi Bidan, antara lain
bidan kit, IUD kit, sarana imunisasi dasar dan imunisasi ibu hamil, timbangan,
pengukur Tinggi Badan, Infus set dan cairan D 5 %, NaCl 0,9 %, obat – obatan
sederhana dan uterotonika, buku-buku pedoman KIA, KB dan pedoman kesehatan
lainnya, inkubator sederhana.
3. Memenuhi persyaratan rumah sehat, antara lain penyediaan air bersih, ventilasi
cukup, penerangan cukup, tersedianya sarana pembuangan air limbah, lingkungan
pekarangan bersih, ukuran minimal 3 x 4 m².
4. Lokasi mudah dicapai dengan mudah oleh penduduk sekitarnya dan mudah
dijangkau oleh kendaraan roda 4.
5. Ada tempat untuk melakukan pertolongan persalinan dan perawatan postpartum
minimal 1 tempat tidur.

G. Kategori Tingkat Perkembangan Polindes
1. Pratama
a) Fisik

: belum ada bangunan tetap, belum memenuhi syarat

b) Tempat tinggal bidan : tidak tinggal di desa yang bersangkutan
c) Pengelolaan Polindes : belum ada kesepakatan
d) Cakupan persalinan : 30%
: tersedia air bersih, tapi dilengkapi sumber air dan

f) Cakupan kemitraaan bidan dan dukun bayi : < 75 %
g) Kegiatan KIE untuk kelompok sasaran

: < 12 kali

h) Dana sehat / JPKM

: < 50 %

H. Prinsip – Prinsip Polindes
1. Merupakan bentuk UKBM di bidang KIA-KB
2. Polindes dapat dirintis didesa yang telah mempunyai bidan yang tinggal di desa
3. Memiliki tingkat peran serta masyarakat yang tinggal, berupa penyediaan tempat
untuk pelayanan KIA, khususnya pertolongan persalinan, pengelolaan polindes,
penggerakan sasaran dan dukungan terhadap pelaksanaan tugas bidan didesa.
4. Dalam pembangunan fisik polindes dapat berupa ruang/ kamar yang memenuhi
persyaratan sehat, dilengkapi sarana air bersih, maupun peralatan minimal yang
dibutuhkan

5. Kesepakatan dengan masyarakat dalam hal tanggung jawab penyediaan dan
pengelolaan tempat, dukungan operasional dan tarif pelayanan kesehatan di
polindes.
6. Menjalin kemitraan dengan dukun bayi.
7. Adanya polindes tidak berarti bidan hanya memberi pelayanan di dalam gedung.

I. Sistem Pencatatan Dan Pelaporan Terpadu Polindes
1. Pencatatan dan pelaporan Polindes dilaksanakan seperti yang berlaku untuk
praktik bidan secara perorangan yang terdapat pada pasal 27 Bab VII Permenkes
No. 900/Menkes/SK/VII/2002, yaitu:
a. Dalam melakukan prakteknya bidan wajib melakukan pencatatan dan
pelaporan sesuai dengan pelayanan yang diberiakan.
b. Pelaporan sebagaimana dimaksud ayat (1) dilaporkan kepuskesmas di
tembusan kepada dinas kesehatan kabupaten/kota stempel.
c. Pencatatan dan pelaporan sebagaimana
tercantumdalam lampiran IV keputusan ini:

dimaksud

pada

ayat

(1)

a) Dalam melaksanakan pelayanan kebidanan,bidan harusmelaksanakan
pencatatan hasil pelayanan, baik berupa rekam medis kebidanan untuk
setiap pasien maupun rekapitulasi hasil pelayanan sebagai dasar untuk
pembuatan laporan.
b) Bidan setiap memberiakn pelayanan kebidanan harus sesuai peraturanyang
berlaku:


Identitas pasien



Data kesehatan



Data persalinan



Data bayi yang dilahirkan (panjang badan dan berat badan)



Tindakan dan obat yang diberikan

c) Bidan sedapat mungkin memberikan kartu menujusehat(KMS) balita dan
KMS atau ibu-ibu hamil atau KIA,yang telah diisi dengan hasil
pemerikasaan kepada setiap balita dan ibu hamil untuk dibawa pulang.
d) Pelaporan yang dilakukan dengan mengikuti ketentuan program
pemerintah,khusus dalam pelayanan KIA dan KB, pelaporan ditujukan
kepada puskesmas setempat,sebulan sekali.

BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Posyandu Adalah suatu forum komunikasi, alih tehnologi dan pelayanan
kesehatan masyarakat yang mempunyai nilai strategis untuk pengembangan sumber daya
manusia sejak dini. Tujuan Posyandu yaitu Menurunkan angka kematian bayi, anak balita
dan angka kelahiran, meningkatkan pelayanan kesehatan ibu, mempercepat penerimaan
norma keluarga kecil sehat dan sejahtera, meningkatkan kemampuan masyarakat untuk
mengembangkan kegiatan kesehatan, pendekatan dan pemerataan pelayanan kesehatan
kepada masyarakat. Kegiatan Posyandu Kesehatan Ibu dan Anak,Keluarga
Berencana,Immunisasi, Peningkatan gizi,Penanggulangan Diare,Sanitasi dasar, dan
Penyediaan Obat essensial.
Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang merupakan wujud nyata bentuk peran serta
masyarakat didalam menyediakan tempat pertolongan persalinan dan pelayanan
kesehatan ibu dan anak lainnya, termasuk KB di desa.
Sasaran Polindes Bayi berusia kurang dari 1 tahun, Anak balita usia 1 sampai
dengan 5 tahun, Ibu hamil, Ibu menyusui, Ibu nifas, Wanita usia subur,Kader,Masyarakat
setempat.

2. Saran
Sebaiknya UKBM ini harus di gerakkan dengan sebaik-baiknya agar mendapat
hasil semaksimal mungkin dan dapat meningkatkan kesehatan di desa setempat. Harapan
kami, semoga makalah ini bermanfaat dan kami juga berharap semoga angka kesakitan
dan kematian di Indonesia dapat menurun dan diturunkan.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, Eny Retna. 2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogyakarta: Nuha
Medika
Shakira2010. http://syakira-blog.blogspot.com/2009/01/tentang posyandu.html
diunduh pada 02 Mei 2011
http://yuliarati.blogspot.com/2011/04/polindes.html diunduh pada 02 Mei 2011

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDIDIKAN KESEHATAN TENTANG PERTOLONGAN PERTAMA PADA KECELAKAAN (P3K) TERHADAP SIKAP MASYARAKAT DALAM PENANGANAN KORBAN KECELAKAAN LALU LINTAS (Studi Di Wilayah RT 05 RW 04 Kelurahan Sukun Kota Malang)

45 393 31

PENGARUH TERPAAN LIRIK LAGU IWAN FALS TERHADAP PENILAIAN MAHASISWA TENTANG KEPEDULIAN PEMERINTAH TERHADAP MASYARAKAT MISKIN(Study Pada Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang Pada Lagu Siang Seberang Istana)

2 56 3

PENILAIAN MASYARAKAT TENTANG FILM LASKAR PELANGI Studi Pada Penonton Film Laskar Pelangi Di Studio 21 Malang Town Squere

17 165 2

FREKWENSI PESAN PEMELIHARAAN KESEHATAN DALAM IKLAN LAYANAN MASYARAKAT Analisis Isi pada Empat Versi ILM Televisi Tanggap Flu Burung Milik Komnas FBPI

10 189 3

HUBUNGAN ANTARA KUALITAS PELAYANAN KESEHATAN DENGAN PEMBENTUKAN CITRA POSITIF RUMAH SAKIT Studi pada Keluarga Pasien Rawat Jalan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang tentang Pelayanan Poliklinik

2 56 65

PELATIHAN KESEHATAN REPRODUKSI UNTUK MENINGKATKAN KOMUNIKASI EFEKTIF ORANG TUA KEPADA ANAK

8 135 22

IMPLEMENTASI PROGRAM PENYEDIAAN AIR MINUM BERBASIS MASYARAKAT (Studi Deskriptif di Desa Tiris Kecamatan Tiris Kabupaten Probolinggo)

21 177 22

PENGARUH KONFLIK PEREBUTAN LAHAN TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT DESA NIPAH KUNING KECAMATAN MESUJI KABUPATEN MESUJI LAMPUNG TAHUN 2012

9 59 54

SIKAP MASYARAKAT KOTA PALEMBANG TERHADAP PEMINDAHAN PEDAGANG KAKI LIMA (PKL) PASAR 16 ILIR PALEMBANG KE PASAR RETAIL JAKABARING

4 84 128

MAKALAH PENGANTAR ILMU EKONOMI

4 72 23