PENGELOLAAN USAHA PONDOK WISATA (HOMESTAY) SEBAGAI RUMAH SINGGAH RAMAH LINGKUNGAN Djoko Koestanto Dosen STIEPARI Semarang
PENGELOLAAN USAHA PONDOK WISATA (HOMESTAY)
SEBAGAI RUMAH SINGGAH RAMAH LINGKUNGAN
Djoko Koestanto
Dosen STIEPARI Semarang
AbstractionThe term Pondok Wisata known in western countries as Homestay, which optionally can be interpreted as Resident Family or Stay Together Family, as usual House Live in general (Ordinary household). Management Pondok Wisata done by the owner cottage itself as individual businesses, and all efforts are made to meet the economic needs of the family then the dasarnnya not memerllukan business license of its own, but people penngelola cottage must report to the local government / office of Tourism will be the presence of management cottage The tour .. In the operation of Pondok Wisata further, there is a build / create new buildings outside the building House Live there previously, some are utilizing long and inhabited dwelling house together well all family members and tourists in an environment where the family lived with memenfaatkan ruangan- room / rooms that exist both in the roof or separately, in principle, to host as head of the family had to stay living together diantarannya, it is to be able to blend interact with tourists who are staying as a unity of family members where managers act or considered as head of the family or host (Host). Another effort other accommodation (hotels) where the owner is not required to tinnggal place of business. So to say that the cottage is a business that has to "typical" an tidk separate businesses owned by other accommodation, and it is the main attraction for tourists. still have its services to a unit owner.
PENDAHULUAN
Kegiatan pariwisata sekarang ini sudah merupakan bagian dari kebutuhan dalam kehidupan manusia. Melihat kegiatan pariwisata yang semakin maju, maka tidak bisa terlepas dari kegiatan lainnya, sehingga dapat dikatakan bahwa kegiatan pariwisata itu merupakan kegiatan multi dimensional/multi sektoral.
Perkembangan pariwisata tidak dapat terlepas dari perkembangan dunia usaha, bahkan dapat dikatakan bahwa betapapun potensi yang ada seperti alam dan seni budaya, tanpa perkembangan usaha pariwisata, semuanya akan sis-sia, sektor swasta lebih banyak mempunyai peran, yaitu sebagai investor atau penanam modal, walaupun dalam pelaksanaan kegiatannya tetap membvutuhkan kerja sama dengan pemerintah, masyarakat dan media atau pers. Sesuai dengan Undang undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud Usaha Pariwisata adalah Usaha yang menyediakan barang dan / jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.. Dari pengertian ini , usaha pariwisata dapat digolongkan menjadi 13 (tiga belas) kelompok yang salah satunya adalah USAHA PENYEDIAAN AKOMODASI
PEMBAHASAN A. JENIS – JENIS USAHA AKOMODASI
Yang termasuk Usaha akomodasi antara lain adalah
1. Usaha Hotel, yang terdiri atas Hotel Bintang dan Hotel Melati (Hotel Bintang 1 s/d 5 ; Hotel Melati)
2. Usaha Pondok Wisata (Homestay)
3. Usaha Bumi Perkemahan (Camping Ground)
4. Usaha Persinggahan Karavan
5. Villa
6. Akomodasi lain Kondisi usaha-usaha tersebut saat ini sudah banyak yang mampu berkembang (Hotel), sedang berkembang (Pondok Wisata/Homestay) dan belum berkembang yaitu Penginapan Remaja dan Bumi Perkemahan, untuk itu usaha-usaha tersebut harus mendapatkan pembinaan terus menerus dari semua pihak agar dapat tumbuh menjadi usaha yang sehat dan layak dipasarkan dalam arti bahwa usaha itu : a. Harus produktif
b. Efisien
c. Kompetitif d. Dapat diterima masyarakat.
e. Sehingga para wisatawan merasa puas menikmatinya
USAHA PONDOK WISATA / HOMESTAY Menurut Kepmen Parekraf No.
9 Tahun 2014 Pondok Wisata atau Hmestay adalah suatu usaha dalam bidang akomodasi berupa bangunan rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian untuk disewakan dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya, untuk jangka waktu tertentu dengan perhitungan pembayaran harian.
Istilah Pondok Wisata dikenal di negara barat dengan sebutan Homestay, yang secara bebas dapat diartikan sebagai Tempat Tinggal Keluarga atau Tinggal Bersama-sama Keluarga, seperti lazimnya Rumah Tinggal pada umumnya (Rumah tangga biasa). Pengelolaan Pondok Wisata dilakukan oleh pemilik Pondok wisata itu sendiri sebagai usaha perorangan , dan sepanjang diusahakan untuk memenuhi kebutuhan ekonomi keluarga maka pada dasarnnya tidak memerllukan ijin usaha tersendiri, namun masyarakat penngelola Pondok wisata harus melaporkan kepada Pemerintah daerah setempat / kantor Dinas Pariwisata akan keberadaan pengelolaan Pondok Wisata tersebut. Dalam pengoperasian Pondok Wisata selanjutnya, ada yang membangun / membuat bangunan baru diluar bangunan Rumah Tinggal yang ada sebelumnnya , ada pula yang memanfaatkan rumah tinggal lama dan dihuni secara bersama-sama baik seluruh anggota keluarga maupun wisatawan dalam lingkungan tempat tinggal keluarga tersebut dengan memenfaatkan ruangan-ruangan / kamar-kamar yang ada baik baik dalam satu atap ataupun terpisah, pada prinsipnya Tuan Rumah sebagai kepala keluarga harus tinggal berdomisili bersama diantarannya , hal dimaksud agar dapat membaur berinteraksi dengan wisatawan yang yang menginap seolah merupakan satu kesatuan anggota keluarga dimana pengelola bertindak atau dianggap sebagai kepala keluarga atau Tuan rumah (Host). Lain dengan usaha Akomodasi lainnya (hotel) dimana pemilik tidak diwajibkan untuk tinnggal ditempat usahanya. Makanya dikatakan bahwa Pondok wisata adalah merupakan suatu usaha yang memiliki ke “ khas “ an tersendiri yang tidk dimiliki oleh usaha akomodasi lainnya, dan itu merupakan daya tarik tersendiri bagi wisatawan. pelayanan tetap menginduk kepada satu kesatuan pemilik.
Dasar Pemikiran
a. Situasi yang sulit dengan tingkat kesempata kerja dan peluang berusaha yang menurun serta kecenderungan bertambahnya angka pengangguran sangat diperlukan suatu tindakan nyata untuk dapat mengangkat kembali Pariwisata Iondonesia melaluui paradigma baru, yaitu pengewmbangan Pariwisata yang berbasis pada perekonomiann kerakyatan.
b. Sektor Pariwisata dihaerapkan dapat digunakan sebagai salah satu pendekatan Pemerintahh dalam upaya mengembangkan program Pariwisata berbasis masyarakat yang bersifat produktif melalui penciptaan kesempatan dan pemberdayaan masyarakat secara luas.
c. Pemahaman akan pentingnya penyediaan Homestay / Pondok Wisata sebagai hunian wisatawan disatu sisi dan dampak terhadap peningkatan taraf hidup / kesejahteraan mereka.
d. Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif No. 9 Tahun 2014 Tentang Standar Usaha Pondok.
Batasan Pengertian
Dalam pengelolaan dan pengembangan usaha pondok wisata / homestay ini yang dimaksud dengan :
1. Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata
2. Wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagaian dari kegiatan tersebut yang dilakkukan secara sukarela serta bwersifat sementara untuk menikmati obyek dan daya tarik wisata
3. Wisatawan adalah orang yang melakukan kegiatan wisata
4. Pondok Wisata / Homestay adalah Rumah Tinggal yang sebagian kamarnya disewakan untuk menginap sementara
5. Usaha ponndok Wisata / Homestay adalah Penyediaan akomodasi berupa bangunan rumah tinggal yang dihuni oleh pemiliknya dan dimanfaatkan sebagian untuk disewakan dengan memberikan kesempatan kepada wisatawan untuk berinteraksi dalam kehidupan sehari-hari pemiliknya, untuk jangka waktu tertentu dengan perhitungan pembayaran harian.
Pengelolaan Pondok Wisata/Homestay Ramah Lingkungan
Sebagaimana Rumah Tinggal pada umumnya Pondok Wisata / Homestay mempunyai fungsi dasar yang sama. Yang membedakkan antara keduanya adalah bahwa Homestay memiliki kelebihan fungsi, yaitu sebagai tempat menginap orang yang bukan penghuni tetap dari rumah tinggal tersebut dengan pengenaan sewa atau pembayaran. Batasan fungsi usaha juga tidak terbatas hanya pada jummlah ruang yang disewakan akan tetapi juga meliputi pelayanan makan dan minum dari penginap. Dari segi kondisi kelaikan fisik bangunan, Pondok Wisata seharusnya terfasilitasi oleh adanya tiga aspek yang harus dimiliki yaitu : Fungsi, yang beerkaitan dengan aktifitas yang terjadi pada sebuah ruang hingga terbentuk ukuran-ukuran minimal kelaiikan dari sebuah ruang. Konstruksi, yaitu kondisi fisik pembentuk ruang yang terdiri dari Lantai, dinding dan atap. Sedangkan yang ketiga Estetika, adalah hal-hal yang menyamgkut masalah keindahan yang berada pada fungsi ruang serta semua elemen konstruksi Pada umumnya kebutuhan akan aktivitas dasar kebutuhan ruang untuk sebuah rumah tinggal dapat diklasifikasikan dalam kebutuhan dasar ruang atau disebut Ruang Primer, Ruang Sekunder dan Ruang Tertier.
Ruang Utama Ruang Ruang (primer) Pendukung Pelengkap (Sekunder) (tertier) Ruangb Tidur Ruang makan Dapur bersih Km mandi/WC Ruang Tamu Garasi Dapur Ruang Dll Keluarga Ruang Duduk
Kelayakan pemenuhan unsur-unsur Kesehatan, Kenyamanan dan Keamanan adalah merupakan suatu persyaratan yang harus dipenuhi bagi keberadaan rumah tinggal, demikian juga untuk sebuah Pondok Wisata yang selain dari hal tersebut juga harus mempunyai nilai ekonomi, seperti misalnya Kemudahan dalam pencapaian, Informasi serta promosi . Persyaratan ruang sebuah Pondok Wisata
a. Sirkulasi udara didalam dan antar ruangan harus dapat berfungsi dengan baik, dengan pengkondisian yang dibuat secara alami (ventilasi udara dengan kapasitas dan jumlah yang memadahi) maupun buatan (air conditioner atau Kipas angin) untuk memenuhi standar kesehatan dan kenyamanan penghuninya.
b. Pencahayaan Sebagaimana sirkulasi udara, pencahayaan dapat dibuat secara alami ataupun buatan. Penggunnaann jenndela dan dinding transparan sepaerti kaca dan sejennisnya dapat memberikan cahaya matahari kedalam ruang-ruang.tentunya dengan tidak mengnyampingkan faktor keamanan. Sedanngkan untuk pencahayaan pada malamm hari dapat menggunakan lampu baik secara tradiisional maupun dengan listrik yang diatur sedemikian rupa dengan standar kenyamanan yang cukup, tidak terlalu temaram ataupun terlallu terang pada malam hari dengan mempertimbangkan juga segi penghematan energi. c. Luas ruangan Ruang yang terlalu luas/besar menjadi tidak efisien, begitu juga yang terlalu sempit akan mengurangi factor kenyamanan.
Sebuah Pondok Wisata yang layak akana berawal dari kondisi besaran ruang kamar tidur. Menurut standar luas minimum ruang tidur per-orang adalah 3.0 m2. kamar mandi dan WC dapat dibuat terpisah, apabila kamar mandi dan WC dibuat dalam satu ruang maka luas ruang tidak kurang dari 9 m2.
3.2. Konstruksi Bangunan
a. Lantai Sesuai denngan fuingsinnya lantai tidakm boleh miring dan bertekstur halus tidak gampang melukai, mempunyai permukaan yang keras. Lantai pada kamar mandi atau dapur tidak licin dann mudah dibersihkan.
b. Dinding Sebagai penutup ruang dan penopang bangunan, dinding hharus dapat melindungi dari cuaca yang tidak dikehendaki seperti : angin, binatang dsb. Bahan yang digunakan dapat berupa Papan kayu, anyaman bamboo, teksyil, plastik viber, alumunium dll..tentunya dengan dilengkapi tiang penopang seperti balok kayu, bamboo atau batu / beton bertulang dan sejenisnya..
c. Atap Material / bahan yang digunakan sebagai atap biasanya : Genteng tanah/beton, seng, kayu sirap ijuk dsb.sebaiknya menggunakan bahan yang ringan tapi kuat..disesuaikan dengan iklim dan budaya setempat. Kondisi alam dengan iklim tropis serta curah hujan yang tinggi , penggunaan atap dengan kemiringan tajam dipandang akan lebih ideal.
3.3. Estetika Rumah asli / tradisional dengan citra budaya tinggi akan lebih menarik wisatawan jika dibandingkan dengan rumah biasa yang hanya berpijak pasda fungsi dan konstruksi. Nilai-nilai keindahan bangunan dan lingkungan biasanya terjadi oleh budaya, citra dan karsa dimana masyarakat itu berada. Keindahan estetis sebuah bangunan Pondok Wisata akan sangat menarik jika elemen-elemen estetis lokal dapat dieksploitasi dengan harmonis. Untuk mensiasati penampilan aspek lokal bisa sangat beragam caranya, misalnya dengan menampilkan cirri-ciri khas daerah setempat yang kecil kemungkinan terdapat di daerah lain ( warna, aksesoris bangunan khas, mebelair dsb).
4. Standar Usaha Pondok Wisata sebagai Persyaratan Fisik Pengelolaan Pondok Wisata / Homestay.(Permen Parekraf N0 9/2014
B. Kamar Tidur
d. tempat penampungan air;
c. kloset duduk atau jongkok;
b. tempat sampah;
a. gantungan handuk;
6. Kamar mandi dilengkapi dengan:
C. Fasilitas Penunjang
I. PRODUK
5. Papan nama dengan tulisan yang terbaca dan dipasang pada tempat yang terlihat dengan jelas.
C. Fasilitas Penunjang
I. PRODUK
4. Tempat tidur tertata dengan rapi dilengkapi dengan: a. bantal dengan sarungnya; dan b. sprei.
I. PRODUK
NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR
c. lemari atau tempat meletakan pakaian; d. lampu penerangan; dan e. tempat sampah.
b. kaca rias;
3. Kondisi yang bersih dan terawat dilengkapi dengan: a. kunci kamar;
B. Kamar Tidur
I. PRODUK
2. Sirkulasi udara dan pencahayaan yang cukup.
A. Bangunan Rumah Tinggal
I. PRODUK
1. Memiliki paling sedikit 1 (satu) kamar dan paling banyak 5 (lima) kamar yang khusus untuk disewakan.
A. Bangunan Rumah Tinggal
I. PRODUK
e. saluran pembuangan air yang lancar; dan f. air bersih yang mencukupi sesuai NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR dengan jumlah kamar atau tamu yang menginap.
7. Dalam hal tersedia peralatan makan dan minum, maka berada dalam kondisi bersih dan aman bagi tamu.
8. Tersedia air minum. D.Dapur
9. Kondisi dalam keadaan bersih dan terawat.
10. Dilengkapi peralatan dapur yang bersih, terawat dan berfungsi dengan baik.
11. Dilengkapi bak tempat cuci yang bersih dan terawat.
12. Dilengkapi saluran pembuangan limbah yang berfungsi dengan baik.
13. Dilengkapi tempat sampah tertutup.
14. Tersedia air bersih yang diperlukan untuk membersihkan peralatan dapur serta peralatan makan dan minum.
II. PELAYANAN Tata Cara 1. Pemesanan kamar.
Pelayanan 2. Pencatatan identitas tamu. Sederhana
3. Pembayaran secara tunai dan/atau nontunai.
4. Pembersihan lingkungan bangunan rumah tinggal
5. Pembersihan kamar tamu.
6. Keamanan dan kenyamanan tamu.
7. Penanganan keluhan tamu.
8. Pemberian informasi tertulis secara sederhana yang meliputi: NO ASPEK UNSUR NO SUB UNSUR
b. tempat pelayanan kesehatan terdekat; c. fasilitas umum terdekat;
d. daya tarik wisata setempat; dan/atau e. nilai dan budaya lokal.
III. PENGELOLAAN
A. Tata Usaha
1. Area khusus dalam rumah tinggal untuk keperluan administrasi, dilengkapi fasilitas penunjang yang sederhana.
2. Pengadministrasian pencatatan data identitas tamu.
B. Keamanan dan
3. Tersedia petunjuk tertulis untuk Keselamatan menghindari terjadinya kebakaran atau keadaan darurat lainnya.
4. Memiliki peralatan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
C. Sumber Daya
5. Menerapkan unsur Sapta Pesona, Manusia meliputi; aman, tertib, bersih, sejuk, indah, ramah, dan kenangan.
6. Mengikuti kegiatan peningkatan kemampuan pengelolaan yang diselenggarakan oleh unsur pemerintah.
Pengelola Pondok wisata harus melaporkan keberadaan kepada instansi pemerintah yang membidangi / Dinas Pariwisata dengan mengirimkan data-data seperti : 1. daya tampung kamar yang disewakan
2. Data tamu yang menginap
3. Harga / tarip kamar
4. Letak Pondok Wisata 5. Dan fasilitas penunjang lainnya. Apabila pada usaha Hotel (Bintang / Melati) dibedakan atas klasifikasi Bintang atau Melati 1, 2, 3 dan seterusnya , untuk Usaha Pondok wisata diberikan tanda pengenal untuk membedakan tingkatan antara satu dengan lainnya dimana tanda pengenal tersebut juga berfungsi sebagai petunjuk akan jenis fasilitas yang dimiliki oleh Pondok wisata. Sedangkan tanda pengenal harus dipasang ditempat yang mudah dilihat umum, dan terdiri atas :
1. Tanda Pengenal warna B I R U pada lingkaran Pondok Wisata dengan fasilitas minimal : Kamar Tidur, Kamar mandi, Telepon dan Pelayanan Makan/Minum.
2. Tanda Pengenal warna K U N I N G pada lingkaran Menunjukkan Pondok Wisata yang memiliki fasilitas minimal : Tempat Tidur, Kamar mandi dan telepon.
3. Tanda pengenal warna M E R A H pada lingkaran Pondok Wisata dengan fasilitas minimal kamar tidur dan kamar mandi.
3.4. Kriteria Pelayanan Pondok Wisata dituntut agar dapat memberikan layanan yang memadahi.
Fisik bangunan, fasilitas dan manajemen serta pelayanan merupakan satu kesatuan yang tidak terisahkan dalam kegiatan pengelolaan usaha Pondok wisat. Fasilitas yang baik serta ondisi yang menyenangkan , ditunjang dfengan sikap, perilaku serta kemampuan berkomunikasi pemilik yang baik. Sesederhana apapun jenis akomodasi pasti akan terkait dengan pelayanan yang berhubungan antara pengelola dengan penguninya, oleh karena itu perlu dipersiapkan criteria yang mendasar yang dapat dijadikan pedoman operasional oleh pengelola Pondok Wisata dalam melaksanakan kegiatannya.
Beberapa standar criteria yang tercantum dalam penjelasan iniperlu disesuaikan dengan fasilitas yang dimiliki oleh Pondok Wisata :
U N S U R K R I T E R I A Penampilan Diri Bersih, rapi dan tidak bau badan Sikap Profesi
1.Ramah tamah, sopan santun, tanggap iklas siap dan cepat dalam melayani tamu.
2.Berperilaku terpuji, peka dan waspada terhadap lingkungan untuk menciptakan rasa aman dan tertib
3.Selalu tersenyum dan komunikatif , mengucapkan salam serta menyapa nama tamu apabila sudah Mengetahui. Pengetahuan dan Pelayanan saat tamu dating Ketrampilan
1. Menjelaskan jenis dan harga kamar serta fasiilitasnya
2. Mencatat identitas tamu
3. Membeerikan informasi actual kepada tamu seperti : alat transportasi dengan taripnya, Obye-obyek unggulan , event-event pariwisata, serta sarana penunjang lain
disekitar obyek.
4. Membersihkan / menyiapkan fasillitas kamar dan kepentingan penginap lainnya.
5. Menerima dan menyambungkan pembicaraan lewat teelepon keluar penginapan dengan cepat dan tepat.
6. Memberikan pelayanan binatu dengan hasil yang maksimal dan menyerahkannya tepat waktu.
7. Melayani makan minum pada tempat yang tersedia.
Pelayanan saat tamu meninggalkan PW (check out)
8. Menggawasi kelengkapan fasilitas kamar dan barang tamu yang mungkin terbawa /
tertinggal
9. Menangani pembayaran , mengantar tamu dihalaman dan mengucapkan salam yanan lain-lain :
10. Membantu tamu untuk mencukupi segala macam keperluannya.
11. Mengetuk pintu dengan menyebutkan identitasnya apabila ingin menghhubungi tamu dikamar.
12. Menjaga kebersihan , keindahan , keamanan dan ketertiban lingkungan PW.
3.5. Lingkungan Pengaruh yang ditimbulkan dari pengelolaan PW terhadap lingkungan ditentukan oleh budaya masyarakat yang ditumbuhkan oleh pengelola PW itu sendiri, baik dari segi administrasi, tekhnis, pengetahuan dan pelayanannya. Pengelola Pondok Wisata harus terlibat aktif dan menerapkan butir-butir Sapta Pesona dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan lingkungan yang berupa upaya pemulihan, pengendalian dan pelestarian lingkungan, seperti : menjaga kebersihan, penghijauan, keamanan dan memberikan informasi kepada tamunya sehingga menjadikan uasaha yang ramah lingkungan serta menjaga dan melestarikan lingkungan dimana pondok wisata itu berada. Hal terpenting lainnya berkaitan dengan aspek lingkungan i adalah lingkungan social budaya, yaitu bagaimana pengelola Pondok Wisata memberikan pemehaman kepada wisdatawan mengenai ttatanan kehidupan , nilai-nilai agama, adaat-istiadat masyarakat sekitar yang harus dihotmati dan dihargai oleh wisatwan / tamu.
Sebaliknya pengelola PW juga harus dapat memberikan pemahaman kepada masyarakat sekitar mengenai kebiasaan perilaku, latar belakang kultur budaya, agama wisatawan, sehingga dengan demikian dapat diciptakan harmonisasi hubungan social budaya antara masyarakat dengan wisatawan.
3.6. Pembinaan Kegiatan pembangunan kepariwisataan yang didalamnya termasuk usaha pondok wisata melibatkan berbagai sector khususnya di daerah dari mulai perencanaan, pelaksanan dan pengendaliannya, maka dukungan dari Pemerintah Daerah (Kabupaten / Kota) aka sangat menentukan keberhasilan dalam pembinaan dan pengembangan usaha Pondok Wisata.
Partisipasi dari pemerintah daerah dapat dilakukan dalam berbagai upaya, seperti :
a. Peningkatan Kualitas SDM Pelaksanaan peningkatan kualitas pelayanan dalam rangka pemberdayan masyarakat pengelola Pondok Wisata melalui berbagai kegiatan seperti : Pendidikan Pelatihan, pembekalan tekhnis operasional, Hygienist dan Sanitasi serta ketrampilan lain yang relevan dengan kegiatan kepariwisataan.
b. Promosi Untuk mendukung keberadaan Pondok Wisata perlu di Promosikan kepada para Wisatawan baik lewat penyelenggaraan event-event pariwisata ataupun mass media serta informasi lainnya yang dipandang efektif .
c. Pengembangan Usaha Kewajiban Pemerintah Kabupaten / Kota adalah ikut mengupayakan / memfasilitasi prosedur dan kemudahan bagaimana mendapatkan modal / pendanaan untuk melengkapi peralatan atau renovasi PW yang kondiisinya kurang layak melaui pendekatan dengan lembaga keuangan seperti : Bank atau melalui pola kemitraan dengan industri pariwisata yang besar. Disamping itu Pemerintah Kabupaten / Kota juga berkewajiban melakukan pembinaan tekhnis melaui dinas terkait kepada masyarakat yang akan memanfaatkan rumah tinggalnya sebagai PW untuk mempertimbangkan dengan kondisi dan potensi pariwisata disekitarnya agar PW dapat dimanfaatkan oleh wisatawan dan dapat berkembang.
d. Penataan Atraksi dan Daya Tarik Wisata Untuk menarik wisatawann pemerintah setempat hendaknya mengupayakan melakukan penataan ODTW yang berdekatan dengan lokasi PW agar menjadi sasaran kkunjungan wisatawan. Upaya lainnya seperti menyelenggarakan event- event pariwisata yang menarik agar wisatawan dapat memanfaatkan PW yang berada disekitar ODTW.
e. Perijinan Dalam pengelolaan PW tidak diperlukan adanya ijin usaha, tetapi pengelola PW harus mendaftarkan usahanya kepada pemerintah setempat yang memiliki kewenangan untuk hal tersebut, dengan melampirkan copy ijin Mendirikan Bangunan (IMB) untuk dicatat (Dinas Pariwisata). Hal ini guna memudahkan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah.
KESIMPULAN Kondisi perekonomian yang sulit dan kecenderungan meningkatnya grafik pengangguran diharapkan masyarakat dapat menumbuhkan peluang usaha dengan memanfaatkan runah tinggalnya untuk dikembangkan menjadi Pondok Wisata. Keberhasilan pengembangan usaha pondok wisata atau homestay dapat terwujud apabila sektor-sektor lain yang terkait ikut mendukung secara nyata, seperti dalam hal penyediaan prasarana dan fasilitas kepariwisataan, kemudahan-kemudahan serta pembinaan melalui bimbingan pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan bagi pengelola pondok wisata.
SARAN Diharapkan, dengan lembar presentasi Pengelolaan Usaha Pondok Wisata ini masyarakat dan Pengelola Pondok Wisata / Homestay dapat meemahami arti pentingnya usaha ini bersama-sama dengan persyaratan-persyaratan yang perlu diketahui, diharapkan agar informasi ini dapat tersebar luas kepada para pengelola dan masyarakat yang rumah tinggalnya memiliki potensi untuk dapat dikembangkaan menjadi Pondok Wisata / Homestay.
DAFTAR PUSTAKA Undang-undang No. 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Peraturan Menteri Pariwisata Dan Ekonomi Kreatif N0. 9 Tahun 2014 Tentang Standar Usaha Pondok Wisata Peraturan Menteri Kebudayaan Dan Pariwisata No. PM.86/HK.501/MKP/2010 Tentang Usaha Penyediaan Akomodasi