180755 retas vol 8 juli 2018 peran brand identities

Vol. 8. Juli 2018

Jefferson edri
Mimpi Pendiri Bangsa dalam
Logo Asian Games 2018

Kevin raozan
“Kerja Kita Prestasi Bangsa”
di Logo HUT RI ke-73

Hanny Kardinata
Mencatat Karya Desain Grafis di Indonesia

rege Indrastudianto
Desain Grafis Membangun Identitas Bangsa

Peran brand Identities
Membangun Identitas Indonesia dengan Proses yang Profesional

00 RETAS-July2018rev.indd 1


6/29/18 9:54 PM

02

03

DAFTAR ISI

10-11 | P R O F I L

IndonesIa layak
berbangga

Dokumentasi Pribadi

“Ada pergerakan aktif. Ada energi yang
menjadi sumber semangat, inspirasi dan
daya untuk menggerakkan. Sesuatu yang
tidak statis dan terus bergerak maju,” ujar
Kevin Raozan memaparkan filosofi desain

logo hari kemerdekaan RI ke-73 karyanya.

04-07 | W A C A N A

14-15 | P R O F I L

MeMbangun IdentItas IndonesIa dengan
Proses yang ProfesIonal

REGE INDRASTUDIANTO

desaIn grafIs
MeMbangun IdentItas
bangsa

Logo HUT Kemerdekaan RI dan Asian Games 2018 diharapkan menguatkan
identitas Indonesia di mata dunia. Proses perancangannya juga diharapkan akan
menciptakan ekosistem yang kondusif bagi sektor ekonomi kreatif di Indonesia.

16-17 | P R O F I L

ISMIAJI CAHYONO

tekad dgI untuk
desaIner IndonesIa

08-09 | P R O F I L

Ismiaji Cahyono, ketua DGI, mengisahkan
bermula dari keinginan untuk merekam
sejarah desain grafis Indonesia, DGI
bertekad mengantar para desainer

JEFFERSON EDRI

Dokumentasi Pribadi

logo asIan gaMes
2018 dan MIMPI PendIrI
bangsa


18-19 | G A L E R I F O T O

Vol. 8. Juli 2018

Jefferson edri
Mimpi Pendiri Bangsa dalam
Logo Asian Games 2018

Kevin raozan
“Kerja Kita Prestasi Bangsa”
di Logo HUT RI ke-73

Hanny Kardinata
Mencatat Karya Desain Grafis di Indonesia

rege Indrastudianto

Dokumentasi Pribadi

Desain Grafis Membangun Identitas Bangsa


00 RETAS-July2018rev.indd 2

12-13 | P R O F I L
HANNY KARDINATA

MendokuMentasIkan
karya desaIn grafIs
dI IndonesIa

COVER STORY
Peran brand Identities
Membangun Identitas Indonesia dengan Proses yang Profesional

Ilustrasi:
Joko Setyo Purnomo

6/29/18 9:54 PM

EDITORIAL


Tahun 2018 merupakan tahun yang
istimewa untuk Indonesia. Pada
bulan Agustus Indonesia akan
merayakan hari kemerdekaan
ke-73. Di bulan yang sama
Indonesia juga akan menjadi tuan
rumah pesta olahraga negaranegara Asia, Asian Games XVIII
yang akan digelar di Jakarta dan
Palembang. Sementara pada bulan
Oktober, Indonesia kembali akan
menjadi tuan rumah IMF-World Bank
Annual Meeting yang akan digelar di Bali
dan Banyuwangi.

Bersama
Membangun
Prestasi
Bangsa
Lewat logo dua

event besar
inilah spirit dan
identitas Indonesia
ditegaskan untuk
selanjutnya
diperkenalkan
kepada dunia.

Dua momen akbar ini tentu menjadi kesempatan emas
bagi Indonesia agar lebih dikenal dunia. Untuk itu logo
hari Kemerdekaan dan logo Asian Games memegang peran
penting. Karena lewat logo dua event besar inilah spirit dan
identitas Indonesia ditegaskan untuk selanjutnya diperkenalkan
kepada dunia.
Untuk peringatan kemerdekaan ke-73 ini, kata ‘Energi’ dan ‘Kerja’
dipilih menjadi tema utama. Kata ‘energi’ diambil dari slogan Asian
Games XVIII yakni “The Energy of Asia”. Sementara kata kerja telah
menjadi jargon yang diusung pemerintahan Presiden Joko Widodo
yang tahun ini memasuki tahun keempat. Energi dan kerja ini
diharapkan mampu menumbuhkan semangat semua elemen bangsa

untuk terus bekerja bersama demi Indonesia yang lebih baik.
Spirit ini lantas dituangkan menjadi tema perayaan kemerdekaan
ke-73 yakni, “Kerja Kita Prestasi Bangsa”. Tema ini diharapkan
mampu menumbuhkan semangat kolektif di kalangan segenap
elemen bangsa untuk bahu-membahu membangun negeri
sekaligus mengerahkan kemampuan terbaik guna menorehkan
prestasi bangsa.
Selama empat tahun kepemimpinan Presiden Jokowi, Badan
Ekonomi Kreatif (Bekraf) selalu dilibatkan dalam proses
perancangan logo Kemerdekaan. Dan, tahun ini Bekraf juga terlibat
dalam perancangan logo Asian Games XVIII. Ini tentu menjadi
satu kebanggaan tersendiri, sekaligus tantangan bagi para pelaku
ekonomi kreatif untuk menjadi lebih inovatif dan terus berupaya
memberikan kemampuan terbaiknya dalam membangun identitas
Indonesia sehingga lebih dikenal di mata dunia.
Triawan Munaf
Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia

Badan Ekonomi Kreatif adalah Lembaga Pemerintah Non Kementerian yang
bertanggungjawab di bidang ekonomi kreatif dengan enam belas subsektor.

Konsultan

00 RETAS-July2018rev.indd 3

Email

Twitter

Kantor

info@bekraf.go.id
www.bekraf.go.id

@bekrafid

Gedung Kementerian BUMN, Lt 15, 17, 18
Jl. Merdeka Selatan No. 13, Jakarta Pusat - 10110.

6/29/18 9:54 PM


04

05

WAC A N A

MeMbangun IdentItas
IndonesIa dengan
Proses yang
ProfesIonal
Logo HUT Kemerdekaan RI dan Asian Games 2018
diharapkan tak hanya menguatkan identitas Indonesia di
mata dunia. Proses perancangannya juga diharapkan akan
menciptakan ekosistem yang kondusif bagi sektor ekonomi
kreatif di Indonesia.

Bagi bangsa Indonesia, Agustus
adalah bulan perayaan. Karena di
bulan Agustus inilah kemerdekaan
Indonesia diproklamirkan.

Melengkapi perayaan itu, setiap
tahun pemerintah menetapkan logo
resmi hari Kemerdekaan.

Games 2018, maka pemerintah
ingin agar logo kemerdekaan kali
ini memiliki sinergi dengan pesan
yang ingin disampaikan Indonesia
sebagai tuan rumah pesta olahraga
negara-negara Asia, yakni “Energy
of Asia”.

Tak terkecuali pada 2018 ini, apalagi
tahun ini Indonesia akan menjadi
tuan rumah bagi penyelenggaraan
pesta olahraga Negara-negara Asia,
Asian Games 2018.
Tahun ini, kata ‘Kerja’ yang
menjadi jargon pemerintahan
Presiden Joko Widodo kembali
diusung menjadi tema untuk
menjaga kesinambungan dengan
tema perayaan HUT RI ke-70
hingga ke-72.

Dari lima desain logo yang diajukan,
Presiden akhirnya memilih logo
karya Kevin Raozan, seorang
desainer grafis asal Bandung, Jawa
Barat. Oleh Kevin, kata Energi dan
Kerja yang ditekankan pemerintah,
diterjemaahkan ke dalam garis-garis
lengkung dalam sentuhan modern
dan dinamis yang menggambarkan
energi yang menginspirasi lagi
menggerakkan. Tagline “Kerja
Kita Prestasi Bangsa” ditorehkan
di bawahnya.

Maka dipilihlah tema “Kerja Kita
Prestasi Bangsa”. Karena perayaan
kemerdekaan tahun ini berdekatan
dengan penyelenggaraan Asian

Logo karya Kevin ini akan
disandingkan dengan logo
Asian Games 2018 yang sudah
ditetapkan sebelumnya.

00 RETAS-July2018rev.indd 4

“Saat merancang, saya berusaha
agar ketika disandingkan ada
keselarasan antara dua logo ini,”
ujar Kevin membagi rahasianya
kepada Retas.
Sementara logo Asian Games 2018
sudah diumumkan dua tahun
silam. Logo ini merupakan hasil
besutan Jefferson Edri dari Feat
Studio dan proses pengerjaannya
memakan waktu tiga pekan.
Jefferson mengisahkan, ia dan
timnya terinspirasi semangat Bung
Karno saat membangun Gelora
Bung Karno. Cita-cita dan mimpi
Bung Karno dinilai masih relevan
dengan semangat Indonesia di
masa sekarang. “Menurut kami, di

6/29/18 9:54 PM

yang berlangsung selama penjurian.
Meski begitu, menurutnya untuk
kompetisi perhelatan sebesar ini
sebaiknya direncanakan lebih
awal lagi.
“Ketika kita melakukan kompetisi
terbuka, kita justru mendapatkan
talenta yang terbaik dari bangsa ini.
Enggak ada kolusi atau penunjukan.
Biarkan karya terbaik muncul
dengan mekanisme yang transparan,
dan publik juga terlibat. Hasilnya
juga akhirnya kelihatan,” ujar
Henry Manampiring.

Retas

Wakil Ketua Badan Ekonomi
Kreatif (Bekraf), Ricky J. Pesik
menjelaskan bahwa logo hari
kemerdekaan dan logo Asian
Games 2018 selain dimaksudkan
untuk menguatkan identitas
Indonesia di mata dunia,
proses kerja perancangan Logo
Kemerdekaan dan Asian Games
juga diharapkan akan menciptakan
ekosistem yang kondusif bagi dunia
desain grafis di Indonesia.

stadion (GBK) ini tersimpan mimpi
bapak bangsa. Maka dari itu kami
ambil tema, keep the dream alive.
Kami ambil bentuk dasar SUGBK
dan komplek GBK,” ujarnya.
Inspirasi ini kemudian dipadukan
dengan tema “Energy of Asia”
sehingga berwujud dalam sketsa
tampak atas Stadion Utama Gelora
Bung Karno (SUGBK) dan matahari
di bagian tengahnya. Matahari
melambangkan sumber energi
paling utama yang lantas menyebar
melalui delapan jalur ke seluruh
benua Asia lewat gelaran akbar ini.
Sebaran energi itu direpresentasikan
oleh garis-garis horizontal dan

00 RETAS-July2018rev.indd 5

vertikal di sekitar lingkaran.
Garis-garis ini juga melambangkan
jalur masuk ke area Gelora Bung
Karno sekaligus jalur keluar energi
yang akan muncul dari negaranegara peserta.
Lewat logo Asian Games 2018 ini,
juga terselip harapan agar Indonesia
mampu unjuk kemampuan di pesta
olahraga se-Asia ini. Sekaligus
menjadikan momen ini sebagai
media untuk mempromosikan
Indonesia ke panggung dunia.
Henry Manampiring, salah seorang
panel juri kompetisi pembuatan
branding Asian Games, mengaku
puas dan bahagia dengan sistem

Sejak berdiri tiga tahun silam, Bekraf
memang aktif melibatkan para
desainer grafis yang tergabung dalam
Asosiasi Desain Grafis Indonesia
(ADGI) untuk berkontribusi
merancang sistem identitas yang
profesional di peristiwa-peristiwa
penting bangsa, termasuk pada
hari kemerdekaan. Dengan
pelibatan ini, Bekraf berharap bisa
dimulai penerapan prinsip kerja
profesional berbasis kompetensi dan
meritokrasi dalam aspek desain di
lembaga pemerintahan.
Dalam pengembangan logo
kemerdekaan, peran Bekraf
terbatas untuk mengajukan
usulan kepada Mensesneg untuk
selanjutnya disampaikan kepada
Presiden. Dalam menyiapkan
usulan, Bekraf dibantu
kalangan profesional dari subsektor periklanan dan desain

6/29/18 9:54 PM

06

07

WAC A N A

grafis. Khusus mengenai logo
kemerdekaan, dalam tiga tahun
terakhir Bekraf merangkul ADGI.
ADGI lantas membuka kesempatan
bagi anggotanya yang dinilai
berkompeten untuk mengajukan
karyanya. Seleksi dilakukan secara
professional dengan melibatkan
para ahli yang memiliki kompetensi
di bidang perencanaan komunikasi
dan desain grafis.

Di mata praktisi sekaligus
pengamat desain grafis, Hanny
Kardinata, langkah pemerintah
untuk melibatkan desainer
lokal dalam proses desain logo
Kemerdekaan seperti yang terjadi
dalam tiga tahun terakhir layak
diapresiasi. Salah seorang peletak
tonggak dunia desain grafis
Indonesia ini menilai, langkah ini
akan membuka kesempatan yang
lebih besar bagi desainer grafis
berkontribusi pada pembangunan
identitas nasional.
Ia menambahkan, seharusnya logo
kemerdekaan mampu menegaskan
identitas Bangsa sekaligus
menjadi media bagi pemerintah
untuk menyampaikan misinya
kepada segenap unsur bangsa.
Sayangnya, selama ini pemerintah
belum berhasil menjadikan logo
kemerdekaan sebagai media untuk
berkomunikasi secara visual. Ia
melihat logo kemerdekaan versi
pemerintah yang sering disertai
dengan penjelasan verbal gagal
merepresentasikan pesan yang
ingin disampaikan.
“Logo kemerdekaan yang disertai
penjelasan verbal itu sia-sia
belaka,” cetusnya.

00 RETAS-July2018rev.indd 6

Dokumentasi Pribadi

“Jadi kami memilih tema/pesan
yang sesuai dengan tujuan yang
ingin dicapai setiap tahunnya.
Tujuan ditetapkan oleh pimpinan
lembaga-lembaga terkait, seperti
Setneg, Setpres dan Bekraf,”
imbuh Ricky.

Hanny mengingatkan, desain yang
baik adalah desain yang mampu
menjelaskan dirinya sendiri,
berkomunikasi tanpa penjelasan
dari luar dirinya, dan mampu
berinteraksi dengan komunikannya.
Namun demikian pendiri Desain
Grafis Indonesia (DGI) ini
memberikan pengecualian.
“Dalam konteks ini, logo
kemerdekaan ke-71 merupakan
perkecualian. Ia berkisah justru
dalam kesahajaannya, dan hadir
dengan elemen visual yang
sesuai dengan spirit tagline
yang disandangnya. Sedikit
sentuhan ke-Indonesiaan bisa
jadi akan membuatnya lebih
sempurna,” ujarnya.

DESAIN GRAFIS INDONESIA
Dalam beberapa tahun terakhir
desain grafis atau desain komunikasi
visual (DKV) Indonesia memang
mencapai kemajuan signifikan.
Meski diakui, kurangnya
pemahaman pemerintah tentang
apa itu desain grafis pada tahun-

tahun awal perkembangan DKV
di Indonesia, sempat membuat
desainer lokal tidak bisa
berkontribusi secara optimal, baik
pada ekonomi nasional maupun
pada upaya untuk membangun
identitas Bangsa.
Namun, di bawah pemerintahan
Jokowi yang dikenal memiliki
perhatian khusus pada dunia kreatif,
DKV Indonesia memasuki era baru
dan menghadapi tantangan baru.
DKV dinilai punya peran yang
sangat penting dalam mendukung
pertumbuhan bisnis swasta, pemilik
merek, dan bahkan kelancaran
program-program pemerintah.
Dinamika industri dan politik
ini, menggerakkan ADGI untuk
mengambil peran aktif dalam
mengembangkan kebijakan dan
program yang lebih bermanfaat
bagi anggotanya.
“ADGI bisa mengambil peran yang
lebih sentral daripada sebelumnya.
Desainer kini diposisikan sebagai
salah satu elemen penting dalam

6/29/18 9:54 PM

Dokumentasi Pribadi

kontribusi bagi pertumbuhan
ekonomi nasional,” ujar Ketua
Umum ADGI, Rege Indrastudiyanto.
Potensi pasar domestik juga
sangat menjanjikan, sehingga
makin banyak generasi muda
yang menjadikan desainer grafis
sebagai profesi pilihannya. Saat
ini pendidikan DKV di Indonesia
menjadi salah satu mata jurusan
yang paling banyak diajarkan
di perguruan tinggi di seluruh
Indonesia. Tercatat ada lebih
70 pendidikan tinggi Desain
Komunikasi Visual (DKV) yang
tersebar di banyak kota seperti
Jakarta, Bandung, Medan,
Palembang, Cirebon, Semarang,
Yogyakarta, Salatiga, Solo, Malang,
Surabaya, Bali, Makassar.
Menurut data Bekraf meski
sumbangannya terhadap PDB
belum terlalu besar (sekitar 0,06%),
desain grafis termasuk subsektor
ekonomi kreatif yang mengalami
persentase pertumbuhan tertinggi
dalam 3 tahun terakhir. Pada 2016
subsektor ini tumbuh 8,98% atau di
atas pertumbuhan ekonomi kreatif
secara keseluruhan yang berada di
kisaran 4,95%.
Ke depan, desain grafis Indonesia
diprediksi akan terus bertumbuh
mengingat kesadaran masyarakat
akan pentingnya brand value terus
meningkat. Namun demikian, ada
beberapa hal yang perlu dibenahi
seperti menumbuhkan kesadaran
pasar tentang pentingnya desain.
Ajakan kepada para pengusaha
untuk menggunakan jasa desainer
grafis lokal juga perlu lebih
lantang diserukan.
Dari sisi pelaku, kini semakin
banyak praktisi DKV lokal yang
lebih memahami situasi pasar,
pengetahuan serta nilai-nilai lokal.
Meski harus juga diakui hasil karya
desainer grafis sering dinilai dengan
harga yang kurang layak. Padahal
para desainer grafis membutuhkan

00 RETAS-July2018rev.indd 7

Salah satu tantangan Bekraf
adalah membangun ekosistem
kurasi/seleksi yang memberi
ruang pada kompetensi, keahlian,
profesionalisme menjadi pelaku
terdepan yang menampilkan
produk/karya kreatif nasional
yang layak menjadi unggulan.
Proses kerja perancangan
sistem identitas Kemerdekaan
merupakan salah satu model
yang bertujuan memperkuat
ekosistem ini.

—Ricky Pesik
(Wakil Kepala Bekraf)

proses yang panjang dalam
bekerja, dari menggali filosofi,
membaca pasar, mengolah desain
sehingga mempunyai makna, dan
menghasilkan produk jadi.
”Perlu edukasi secara luas kepada
pemakai jasa desain grafis tentang
standarisasi kompetensi yang
diperlukan untuk menghasilkan
desain grafis yang baik, yang
hasilnya untuk menjawab persoalan/
menjadi solusi fungsi (sosial),
bukan masalah wujud semata,”
terang Ricky.
Terlepas dari kondisi ini, Hanny
dan Ricky sependapat jika para
desainer Indonesia siap memainkan
peran yang lebih besar di masa yang
akan datang.
Para desainer grafis Indonesia
saat ini makin aktif mengambil
peran, tak hanya di pasar lokal
tapi mulai merambah pasar
luar negeri. Bahkan, Bekraf
mencatat ada perusahaan desain
grafis lokal yang sudah menjadi
konsultan pengembangan identitas
negara tetangga.

Hanny Kardinata mengamini dan
menilai bahwa desainer grafis
Indonesia telah mampu menjadi
tuan rumah di negeri sendiri.
“Stabilitas ekonomi yang terjaga
pascakrisis, telah menumbuhkan
perusahaan desain grafis di berbagai
daerah,” ujar praktisi desain grafis
yang rajin mendokumentasikan
produk desain grafis Indonesia ini.
Bekraf dengan segala wewenang
yang dimilikinya, diminta untuk
terus mendorong DKV menjadi
subsektor unggulan yang mampu
bersaing baik di dalam negeri
maupun dunia internasional.
Berbagai program untuk
mempromosikan serta
memublikasikan karya para desainer
Indonesia terus dilakukan. Regulasi
juga dibenahi agar para desainer
lokal mendapatkan prioritas dalam
menggarap proyek perusahaan
domestik daripada para desainer luar,
terutama setelah kesepakatan pasar
bebas ASEAN (MEA) diberlakukan.
“Standarisasi dan sertifikasi profesi
di bidang DKV harus dipercepat
mengingat Indonesia sudah
menghadapi pasar bebas ASEAN,”
terang Ricky.
Bekraf juga akan terus
mendorong peran kompetensi
desain grafis untuk dapat
mendukung modernisasi sistem
identitas nasional.
“Bila diterapkan dengan ekosistem
kerja yang benar dan profesional,
besar sekali sumbangan DKV bukan
hanya untuk identitas bangsa, tapi
juga sangat bermanfaat untuk semua
aspek pembangunan dan penataan
kota, wilayah dan infrastruktur
menjadi sangat modern dan baik.
Seperti sistem identitas penunjuk
jalan, bandara, terminal, tempat
wisata, dan lain sebagainya,”
ujarnya. Jadi mari membangun
identitas Indonesia. ■

6/29/18 9:54 PM

08

09

P R O F I L

Jefferson Edri

LOGO asIan GaMes
2018 Dan MIMPI
PenDIrI banGsa

Hampir bersamaan dengan
peringatan Hari Kemerdekaan RI
ke-73, Indonesia akan menjadi tuan
rumah pesta olahraga negara-negara
Asia, Asian Games 2018. Perhelatan
ini akan berlangsung di Jakarta dan
Palembang mulai 18 Agustus 2018.
Beragam persiapan telah dilakukan,
mulai dari pembangunan fisik
sarana dan prasarana yang
dibutuhkan hingga pembuatan logo

00 RETAS-July2018rev.indd 8

dan maskot Asian Games 2018 yang
telah resmi diluncurkan pada Juli
2016 silam.
Jefferson Edri dari Feat Studio,
adalah sosok penting di balik
perancangan logo ini. Lelaki yang
telah mendalami desain grafis sejak
tahun 2003 ini mengatakan, logo
Asian Games 2018 menyimpan
filosofi dan pesan yang ingin
disampaikan.

Dok. Pribadi

Ada mimpi dan visi yang dititipkan Bung Karno ke dalam
kompleks Gelora Bung Karno sehingga fungsinya lebih dari
sekadar komplek olahraga atau monumen nasional.

“Pesan yang ingin kami sampaikan
melalui sistem identitas ini adalah
‘Keep the Dream Alive’. Kami ingin
mengingatkan kembali bahwa ada
mimpi, visi, dan cita-cita bapak
pendiri bangsa yang tertanam di
komplek Gelora Bung Karno ini,”
tutur Jefferson.
Jefferson mengungkapkan
harapannya, agar logo karyanya bisa
menjadi pengingat bagi para atlet

6/29/18 9:54 PM

umumnya. Buat kami, ada mimpi
dan visi yang dititipkan ke dalam
kompleks GBK ini sehingga
fungsinya lebih dari sekadar
komplek olahraga atau monumen
nasional,” lanjutnya.
Makna logo Asian Games 2018
secara umum menggambarkan
matahari sebagai sumber energi
yang menyebar ke delapan jalur
ke seluruh Asia melalui ajang
Asian Games. Selain itu, terselip
harapan dalam logo yang proses
pengerjaannya memakan waktu
3 minggu ini, agar Indonesia
menunjukkan kehebatannya melalui
penyelenggaraan acara ini.
Jefferson merupakan co-founder Feat
Studio. Studio ini berawal dari kerja
barengnya dengan Kristin Monica
di berbagai proyek sejak tahun 2007.
Lantas pada 2012 Feat Studio secara
resmi menjadi sebuah studio graphic
design yang mengambil kantor
di Jakarta.

yang bertanding untuk selalu
mengejar mimpi dan cita-cita
mereka. Bagi laki-laki yang
mendalami visual identity system
ini, semangat dan mimpi Bung
Karno sangat menginspirasinya
dalam merancang sistem identitas
Asian Games 2018.
“Beliau melihat ajang Asian Games
1962, Asian Games pertama
di Indonesia, sebagai sebuah
platform untuk menampilkan
Indonesia yang merdeka ke dunia
internasional, sehingga banyak
sarana yang dibangun untuk
mempersiapkan Asian Games
1962,” tuturnya.
Ia menunjuk komplek olahraga
Gelora Bung Karno, Stasiun
TVRI, Hotel Indonesia, Jembatan

00 RETAS-July2018rev.indd 9

Pesan yang ingin kita
sampaikan melalui sistem
identitas ini adalah ‘Keep
the Dream Alive’

—Jefferson Edri (Feat Studio):

Semanggi, dan lainnya sebagai bukti
nyata keseriusan Indonesia sebagai
tuan rumah Asian Games saat itu.
“Bung Karno melihat olahraga
sebagai sarana untuk membangun
karakter bangsa. Maka dari itu,
waktu itu atlet-atlet Indonesia
diberikan ransum yang lebih
besar daripada masyarakat pada

“Saat ini kami fokus di brand
visual identity system, brand
communication, dan printed matter,”
jelas Jefferson.
Feat Studio menjalin kerja sama
dengan berbagai perusahaan,
ataupun individu yang ingin
menghubungkan mereka dengan
target audiensnya. Feat Studio
antara lain pernah bekerjasama
dalam project Indikasi Geografis
bersama Bekraf.
“Kebetulan waktu itu kami
mengerjakan untuk Indikasi
Geografis Kopi Arabika Java
Preanger,” kata Jefferson.
Ia berharap kerjasama dengan
Bekraf tak berhenti di proyek
itu dan akan semakin baik serta
lebih profesional di masa yang
akan datang. ■

6/29/18 9:54 PM

10

11

P R O F I L

Kevin Raozan

IndonesIa layak
berbangga
Baginya kekuatan konsep dan kemampuan
mengompromikan dan mengombinasikan idealisme
dalam berkarya dengan kemauan klien menjadi kunci
sukses seorang desainer.

“Ada pergerakan aktif. Ada
energi yang menjadi sumber
semangat, inspirasi dan daya untuk
menggerakkan. Sesuatu yang tidak
statis dan terus bergerak maju,” ujar
Kevin Raozan memaparkan filosofi
desain logo hari kemerdekaan RI
ke-73 karyanya.
Lengkungan-lengkungan dinamis
menandai logo berupa angka 73
berwarna merah dengan aksen
warna putih yang ditorehkan di atas
tagline “Kerja Kita Prestasi Bangsa”
berwarna hitam. Gaya modern dan
kekinian sangat terasa di logo ini.

Dokumentasi Pribadi

Sentuhan tangan Kevin itu mampu
membuat Presiden Jokowi jatuh hati
dan memilihnya sebagai logo resmi
Kemerdekaan RI ke-73. Sebuah
pencapaian yang layak dibanggakan
oleh lelaki kelahiran Bandung, Jawa
Barat ini.

00 RETAS-July2018rev.indd 10

Kepada Retas, Kevin mengaku
tak menyangka akan memenangi
sayembara yang diikuti desainer
grafis pilihan Asosiasi Desain Grafis
Indonesia (ADGI) dari lima kota
besar di Indonesia. Kevin menilai,
dari sisi konsep dan desain visual,
karya empat peserta dari Jakarta,
Malang, Surabaya dan Yogyakarta
tidak kalah. Apalagi saat presentasi
ia merasa tidak sekomprehensif

6/29/18 9:54 PM

mereka. Makanya ia tak kuasa
menahan air mata, saat diberitahu
jika karyanya dinyatakan sebagai
pemenang sayembara.

Menjadi seorang desainer grafis,
bukanlah cita-cita Kevin kecil. Kevin
baru serius menekuni desain grafis
pada 2012. Setelah menyelesaikan
pendidikannya di Raffles Design
Institute Singapura, Kevin sempat
berniat meniti karier di Singapura.
Bersama teman kuliahnya,
Angeline Rosavinna, Kevin lantas
mendirikan studio desain grafis
“Blackhand”. Nama yang selaras
dengan filosofi yang diusung,
perjuangan tiada henti untuk
memenangkan persaingan.
Kevin mengisahkan, perjalanan
enam tahun tidaklah mudah. Ditolak,
diprotes atau dimarahi klien adalah
hal yang biasa baginya. Apalagi saat
usaha dirintis, masih sangat sedikit
masyarakat yang menghargai profesi
desain grafis. Pernah ia merasa lelah,
tetapi tetap bertahan dan memilih
untuk setia pada pilihan yang telah
dibuatnya. Dan, perjalanan waktu
membuat Kevin semakin mencintai
desain grafis.
“Bisa bertahan enam tahun,
karena memang saya merasa ini
pilihan dan passion saya,” ujarnya
sambil tertawa.
Dengan yakin Kevin menegaskan,
sudah mantap dengan dunia

00 RETAS-July2018rev.indd 11

Dokumentasi Pribadi

“Bangga? Tentu saya sangat
bangga. Ini sesuatu yang sangat
memmorable, sesuatu yang mungkin
tak akan terulang lagi dalam hidup
saya,” imbuhnya. Ia bersyukur
pernah menjadi bagian dari sebuah
proyek yang bisa mengangkat nama
Indonesia di mata dunia. “Bahwa
saya pernah menyumbangkan
sesuatu untuk Indonesia, sehingga
bangsa Indonesia bisa berbangga
diri ke mata dunia,” ujar lelaki yang
menghabiskan masa remajanya di
Singapura ini.

makin mendunia. Lantas apa
kuncinya agar tetap eksis di dunia
yang keras ini?

Makin banyak pelaku
ekonomi kreatif, akan
semakin banyak pihak
yang membutuhkan jasa
untuk mendesain logo atau
kemasan.
—Kevin Raozan

desain grafis. Diakui dari segi
materi, profesi ini memang belum
semenjanjikan profesi lain seperti
pengacara. Tetapi ia merasakan
kepuasan tersendiri dengan profesi
ini. Apalagi, dalam beberapa tahun
terakhir apresiasi masyarakat kepada
para desainer terus bertumbuh
sehingga profesi ini sangat layak
untuk dijadikan pilihan hidup.
Pertumbuhan ekonomi kreatif yang
terus didorong pemerintah lewat
Bekraf, dinilainya juga menjadi
insentif tersendiri bagi para
grafis desainer.
“Makin banyak pelaku ekonomi
kreatif, akan semakin banyak
pihak yang membutuhkan jasa
untuk mendesain logo atau
kemasan,” tandasnya.
Salah satu kisah sukses Kevin
dalam berkarya tertoreh pada
desain produk kosmetik “Rollover
Reaction”. Saat ini karya pengagum
studio Pentagram dari AS ini juga
telah dikenal di Hongkong dan
Singapura, namun belum terlalu
signifikan yakni di bawah 10 persen.
Ke depan, ia berharap karyanya

“Tetap konsisten dan tak mudah
menyerah menjadi kunci utama.
Banyak pelaku usaha ini yang
kurang sabar dengan proses yang
harus dijalani dan menyerah saat
usaha masih dirintis,” cetusnya.
Kunci lainnya adalah tidak
berhenti belajar. Desain grafis atau
komunikasi visual, ujarnya, adalah
sesuatu yang komplek dan terus
bergerak. Belajar segala aspek yang
terkait dengan dunia yang digeluti,
diakui membuatnya lebih mantap
menjalani dunia ini.
Masukan dari mereka yang lebih
dulu menerjuni dunia desain
grafis juga sangat membantunya.
Ia yakin pengalaman adalah guru
terbaik, dan masukan dari para
senior sangat membantunya melihat
kelebihan dan kekurangannya dan
apa yang harus dilakukan untuk
meningkatkan kemampuan diri.
Satu hal yang tak kalah penting
adalah cerdas mengombinasikan
kemauan klien dan konsep desain/
idealisme seorang desainer dan
meramunya menjadi sesuatu yang
sejalan dengan sisi bisnis klien.
“Orang menggunakan jasa kita
karena konsep kita sesuai dengan
kemauan mereka. Itu yang
mahal dan jam terbang sangat
menentukan,” cetusnya.
Dalam berkarya, Kevin mengaku tak
dipengaruhi oleh aliran tertentu. Ia
selalu mencari referensi sebanyakbanyaknya untuk sebuah karya yang
akan digarapnya. Sehingga bukan hal
yang haram baginya untuk mencuri
lihat karya orang lain, selama
eksekusi yang dilakukan berbeda.
“Kreatif itu melihat sesuatu dengan
perspektif berbeda dengan yang
lain,” pungkasnya. ■

6/29/18 9:54 PM

12

13

P R O F I L

Hanny rajin mencatat dan
mendokumentasikan karya desain
grafis di Indonesia. Bagaimana
pandangannya terhadap
perkembangan desain grafis
di Indonesia, berikut petikan
perbincangan Retas dengan Hanny
beberapa waktu lalu.

Dokumentasi Pribadi

Bagaimana perkembangan
desain grafis di Indonesia selama
beberapa dekade ini?
Sejak tahun 1980-an—yang
dianggap sebagai era kebangkitan
desain grafis kita—mencatat
kemajuan sekaligus kemunduran.
Teknologi komputer membantu
menyederhanakan cara kerja
desainer tapi juga melahirkan
ketergantungan. Di samping
kecanggihannya, komputer grafis
memiliki keterbatasan, keterbatasan
yang menggeser sentuhan
kemanusiaan.

Hanny Kardinata

Mencatat dan
MendokuMentasIkan
karya desaIn grafIs
dI IndonesIa
Hanny Kardinata merupakan salah seorang perintis
desain grafis di Indonesia. Bersama dua rekannya,
Gauri Nasution dan Didit Chris Purnomo, Hanny
memelopori pameran pertama desain grafis di
Indonesia pada 1980.

00 RETAS-July2018rev.indd 12

Dalam proses menggambar, saya
selalu menyisipkan dialog dengan
permukaan kertas yang saya pilih.
Untuk memunculkan efek tertentu
saya suka memakai kertas bertekstur,
dari yang halus sampai yang kasar
seperti permukaan kanvas. Kuas
dengan cat yang saya torehkan di
atasnya menghadirkan motif yang
memperkaya dimensi gambar. Efek
seperti itu tak mungkin dihasilkan
oleh komputer.
Apa kemajuan signifikan yang
sudah dicapai?
Dulu seorang desainer dituntut
untuk bisa merancang apa saja,
dari buku, kemasan, huruf, hingga
ilustrasi. Tak banyak peluang untuk
mendalami salah satu bidang.
Kini situasinya jauh berbeda,
setiap desainer berkesempatan
menekuni apa yang menjadi
gairah hati (passion) nya. Ada yang
berspesialisasi sebagai desainer
editorial, tipografer, ilustrator,
desainer merek, desainer kemasan,
dan sebagainya. Dan dengan
demikian menjanjikan kualitas yang
lebih baik.

6/29/18 9:54 PM

Apresiasi terhadap desain grafis
meningkat tapi pelanggaran hak
intelektual dan plagiarisme juga
masih terjadi. Apa catatan Anda?
Ide bisa datang dari mana saja.
Saling pengaruh memengaruhi
adalah hal yang wajar, sampai pada
batas plagiarisme. Plagiarisme
tidak bisa ditoleransi. Fungsi
pengarsipan dibutuhkan, salah
satunya adalah untuk menghindari
terjadinya pengulangan karena
ketaktahuan, juga plagiarisme. 
Masih banyak desainer yang
belum sadar dengan perlindungan
atas hak intelektualnya. Apa
pendapat Anda?
Dalil universal seperti “sedia
payung sebelum hujan” berlaku
di sini. Bagaimana kalau sudah
terjadi, misalnya karya kita diakui
sebagai karya orang lain (bangsa
lain), dan dikomersialkan?
Apa kiat bisa terus bertahan
di dunia ini selama hampir
50 tahun?  
Sederhana saja, jadikanlah
klien kita teman kita. Artinya,
rawatlah hubungan kita dengan
klien sebagaimana kita merawat
pertemanan. 
Nilai yang Anda junjung
saat berkarya?
Mencintai apa yang kita kerjakan
dengan sepenuh hati. Kita
memperoleh talenta ini dari Tuhan,
karena itu sudah selayaknya kita
mensyukuri dan mencintainya.

00 RETAS-July2018rev.indd 13

Dok. Pribadi

Apa kelemahan yang mendesak
untuk dibenahi?
Ekspos terhadap kegiatan seni dan
desain harus diperbanyak, untuk
mengimbangi hingar bingar politik
yang melelahkan. Aktivitas seni dan
desain meneduhkan. Tapi jangan
Jakarta sentris, banyak eksplorasi
yang bisa dilakukan di daerah
yang tak terangkat ke permukaan.
Juga ekspos terhadap kiprah para
desainer kita yang berkarya di
luar negeri.

Desain grafis bukan melulu
bagaimana memproduksi imej
saja tapi ada proses analisis yang
mendahuluinya, dan bagaimana
menentukan metode presentasi
solusi visual bagi masalahmasalah komunikasi.
—Hanny Kardinata

Apa kiat bagi mereka yang ingin
serius menggeluti desain grafis?
Yang perlu disadari sejak dini adalah
apakah kita menyukai pilihan atas
pekerjaan ini. Jika memang demikian,
maka apa yang kita kerjakan akan
mengalir begitu saja. Dan akan
baik hasilnya. Hal sebaliknya bisa
terjadi jika kita menjalani profesi kita
karena terpaksa, atau sebab adanya
dorongan dari luar diri kita, misalnya
karena tuntutan finansial, atau karena
pandangan bahwa menjadi desainer
itu keren, status sosialnya tinggi. Jadi,
temukan gairah hati murni dari dalam
diri kita sendiri—bukan yang dari
dan terikat pada seseorang atau suatu
ideal—dan tekunilah dengan cinta.
Jika idealisme menjadi sarana
pelarian diri dari keadaan sekarang,
atau jika kita hanya mengejar citacita yang ditetapkan oleh masyarakat,
atau oleh seorang mentor, atau oleh
diri kita sendiri, maka pekerjaan apa
pun yang kita lakukan hanya akan
mendatangkan kesengsaraan. Tetapi
jika kita memiliki cinta di dalam
hati kita, jika kita tidak ambisius,
tidak mengejar kesuksesan atau
penghormatan, maka apa yang kita
kerjakan bisa jadi akan membantu
membawa perubahan di masyarakat. 
Desain grafis yang baik itu
seperti apa?
Komunikatif (message-nya
tersampaikan), dieksekusi dengan

standar yang baik dan melalui
proses yang benar, serta solutif
(menjawab permasalahannya).
Inovatif merupakan nilai plus.
Sejauh mana tingkat pendidikan
dan selera masyarakat
mempengaruhi desain?
Orang awam bisa saja belajar
secara otodidak, dengan hasil
yang mungkin sebanding dengan
hasil karya profesional (tipografi
mungkin lebih rumit, literaturnya
juga lebih sedikit), tapi desain bukan
hanya masalah visual (estetika). Ada
kebutuhan pendalaman terhadap
subjeknya, juga pada objeknya
(target market), yang semua itu
perlu ditunjang riset. Desain
grafis bukan melulu bagaimana
memproduksi imej saja tapi ada
proses analisis yang mendahuluinya,
dan bagaimana menentukan
metode presentasi solusi visual bagi
masalah-masalah komunikasi.
Taste tiap desainer berbeda. Ini
menentukan karakter atau ciri
khas rancangannya. Desainer yang
berkarakter takkan terpengaruh
oleh selera umum. Maka menjadi
tugas klien untuk memilih desainer
yang karakter desainnya sesuai
bagi brand-nya, dengan demikian
ia tidak perlu mendikte desainer
agar mengikuti seleranya, apa lagi
mengikuti selera umum. Sebaliknya,
desainer yang berkarakter akan
memilih kliennya.
Pada 2015 pemerintah
membentuk badan ekonomi
kreatif (Bekraf) yang diharapkan
bisa mengakselerasi tumbuhnya
ekonomi kreatif, termasuk desain
grafis. Apa catatan Anda?
Saya termasuk yang berharap
banyak ketika Bekraf dibentuk
pada awal 2015, tapi menjalankan
sebuah badan yang benar-benar
baru seperti Bekraf ini memang
bukan urusan mudah. Barangkali
Bekraf membutuhkan waktu
sebelum bisa menampilkan
performa terbaiknya. ■

6/29/18 9:54 PM

14

15

P R O F I L

Rege Indrastudianto

DesaIn GrafIs
MeMbanGun
IDentItas
banGsa

Dokumentasi Pribadi

Desain grafis memiliki posisi
penting, terutama dalam
membangun merek dan identitas.

Desain grafis Indonesia diakui
sudah mengalami kemajuan
signifikan, namun masih banyak
hal yang harus dibenahi demi
kebaikan sektor yang diperkirakan
akan terus bertumbuh ini.
“Masih banyak masyarakat yang
mindset-nya desainer grafis
itu tukang cetak. Tidak ada
penghargaan. Padahal, desainer
grafis memiliki posisi penting,
terutama dalam menciptakan
merek atau identitas,” keluh Rege
Indrastudianto, ketua Asosiasi
Desain Grafis Indonesia (ADGI)
periode 2015-2019.
Persepsi ini juga masih menjangkiti
kalangan birokrat yang sebenarnya

00 RETAS-July2018rev.indd 14

punya peran besar dalam
membangun identitas nasional.
Namun perlahan, kondisi ini
mulai berubah dengan adanya
Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf).
Dalam tiga tahun terakhir Bekraf
menggandeng ADGI mengelola
berbagai program desain penting
berskala nasional, salah satunya
adalah proses perancangan
logo kemerdekaan.
Proses penyaringan desain
logo kemerdekaan ini tidak
sembarangan. Tim yang
dibentuk ADGI menyaring
anggotanya berdasar portfolio
mereka. Karya kandidat yang
ditunjuk lantas dipresentasikan
kepada Bekraf.

“Bahkan, saya dapat kabar
dari Bekraf kalau logo dipilih
langsung Presiden. Saya kaget
juga mendengar kabar tersebut.
Mata visual beliau bisa melihat
kalau logo ini yang paling
memperlihatkan energi, terlihat
ada progresif dan banyak unsur
moving atau bergeraknya. Karena
memang beliau berkeinginan ada
relasi antara logo Asian Games
sebagai ‘Energy of Asia’ dengan
semangat ‘Kerja pemerintahan
Jokowi,” jelas Rege.
Sebagai asosiasi, ADGI juga sering
memberikan masukan kepada
pemerintah —dalam hal ini
Bekraf— untuk mengubah desain
atau logo yang dinilai penting

6/29/18 9:54 PM

sebagai identitas Bangsa. Rege
mencontohkan perubahan logo
Asian Games 2018.

Saat bekerja sama dengan
pemerintah, ADGI selalu
menerapkan aturan permainan
yang transparan. Selain mencoba
mengedukasi pihak pemerintah
mengenai pentingnya desain
yang bagus, ADGI juga mencoba
memperkenalkan proses kerja
yang benar.
Diawali dengan menyaring melalui
portfolio terlebih dahulu oleh
asosiasi. Panel juri bersama dengan
Bekraf kemudian menyeleksi
portfolio yang masuk untuk
menentukan siapa yang dipercaya
bisa melakukan desain. Dari ratusan
portfolio yang masuk tersaring
menjadi 60 dan akhirnya ada 10
desainer terbaik yang bisa ikut
sayembara. Proses seleksi melalui
portfolio dinilai efektif menghindari
spekulasi (permainan tender dan
free pitch) yang kadang diterapkan
dalam proyek pemerintah.
“Ekosistem seperti ini yang
menyebabkan industri desain grafis
tidak maju,” tandas Rege.
Selain berusaha membangun
ekosistem yang lebih sehat, ADGI
juga menjadikan peningkatan
pendidikan desain grafis atau desain
komunikasi visual (DKV) sebagai
misi mereka. Pendidikan DKV di
Indonesia dinilai belum sepenuhnya

00 RETAS-July2018rev.indd 15

Dokumentasi Pribadi

“Waktu logo lama Asian Games
dirilis, ADGI melihat logo
ini kurang menarik. Setelah
disampaikan kepada pak Triawan
Munaf (Kepada Bekraf, red), beliau
langsung menemui Menpora dan
menyarankan logo untuk diganti.
Hari itu juga sepakat untuk diganti.
Lalu, pihak asosiasi menggelar
sayembara pembuatan logo
ini,” paparnya.

Masih banyak masyarakat yang mindset-nya
desainer grafis itu tukang cetak. Tidak ada penghargaan.
—Rege Indrastudianto (Ketua Asosiasi Desain Grafis Indonesia, ADGI)

sejalan dengan perkembangan
dan kebutuhan industri ini. Jamak
ditemui, lulusan pendidikan DKV
yang tidak siap kerja.
ADGI yang memiliki chapter di
lima kota di Indonesia (Jakarta,
Bandung Surabaya, Malang, dan
Yogyakarta) pun rutin mengedukasi
anggotanya. Beragam talkshow,
workshop dan pameran dihelat guna
menambah wawasan mahasiswa
dan para desainer grafis.
Selain membuka konsultasi desain,
ADGI juga menghubungkan pelaku
usaha mikro dengan para desainer
grafis yang direkomendasikan.
Edukasi bagi para pengguna
jasa dinilai penting, agar mereka

mengenal desain grafis dengan benar.
Desainer yang baik, ujar Rege, tidak
hanya memiliki keahlian mendesain,
tetapi juga memiliki pengetahuan
luas tentang banyak hal sehingga bisa
menangkap esensi pesan dari klien
atau pengguna jasa mereka.
“Tahapannya si desainer harus
mengerti proses mulai dari brief,
lalu mengadakan riset, baru bisa
dituangkan ke dalam sketsa. Setelah
itu, rancangannya harus siap
menerima input sehingga akhirnya
jadi desain final sebuah identitas.
Dari desain final, perancang
harus membuat guidelines
agar saat diimplementasikan
ke berbagai medium, hasilnya
konsisten,” pungkasnya. ■

6/29/18 9:54 PM

16

17

P R O F I L

Ismiaji Cahyono

dgI darI
tIga
sekawan
Bermula dari keinginan
untuk merekam sejarah
desain grafis Indonesia,
DGI yang kini berusia 11
tahun bertekad mengantar
para desainer Indonesia ke
kancah internasional.
Desain Grafis Indonesia (DGI)
lahir pada 2007 berfokus
pada pengarsipan, pencatatan
dan pengkoleksian objek,
kegiatan, atau kejadian terkait
perkembangan desain grafis di
Indonesia. Hanny Kardinata,
desainer grafis senior berperan
besar dalam kelahiran DGI.
Sebagai praktisi desain grafis,
Hanny juga menyimpan minat
pada sejarah desain grafis di
Indonesia. Ia memiliki catatan
lengkap tentang perkembangan
desain grafis Indonesia terutama
di tahun 1980 hingga 2000.
Hanny lantas menggandeng dua
rekannya, Henricus Kusbiantoro
dari New York dan Priyanto
Sunarto dari ITB, yang punya
ketertarikan yang sama.
“Dari kajian mereka, profesi
ini sudah ada sejak tahun 1930
dimulai dengan divisi pengarah
seni perusahaan reklame di
Surabaya. Itu merupakan cikal
bakal profesi desain grafis di
Indonesia. Tapi, baru bergeliat
di akhir 1970 dan 1980-an,”
terang Ismiaji Cahyono,
ketua DGI.

00 RETAS-July2018rev.indd 16

Pada dekade 70-80an inilah, banyak
pelaku grafis yang layak dicatat
karena karya-karya mereka sangat
berkualitas dan sudah menggagas
dan mengarah pada pencarian
identitas bangsa. Sebut nama
Cahyono Abdi, Syahrino Prinka, FX
Harsono. Atau pelopor desain grafis
di bidang pendidikan seperti Abdul
Jalil Pirous atau Ade Pirous.
Percakapan dan catatan yang
dikumpulkan tiga sekawan ini
awalnya dimuat dalam sebuah
blog yang langsung mengundang
peminat. Mereka yang bekerja di
industri desain grafis pun mulai
mengirimkan tulisan ilmiah atau
berbagi catatan pengalaman.
Arsip karya desain grafis pun
mulai terkumpul.
“Awalnya, DGI adalah sebuah forum
tapi berkembang menjadi tempat
berkumpulnya tulisan-tulisan
yang lebih serius mengenai dunia
desain grafis,” ujar Ismiaji sembari
menambahkan bahwa kondisi ini
tidak lepas dari kian populernya
desain grafis atau yang sekarang
dikenal dengan nama desain
komunikasi visual (DKV) sebagai
pilihan akademis.

Namun, sebagai organisasi yang
fokus pada pengarsipan, Ismiaji
mengakui jika kearsipan DGI belum
lengkap. Ini karena terbatasnya
sumber daya manusia yang bersedia
membantu mengumpulkan data.
Untuk mengakali hal ini dan juga
untuk kelangsungan operasional
organisasi, DGI membuka divisi
penerbitan. Divisi ini sudah
menerbitkan 6 buku yang mendapat
respon positif dari pasar.
“Dana untuk menjalankan
organisasi memang masih dilakukan
secara swadaya. Selain buku, kami
juga merilis merchandise yang dijual
di toko DGI di Karawaci. Secara
reguler, kami juga mengadakan
lokakarya atau talkshow baik yang
berbayar maupun yang gratis.
DGI juga menyelenggarakan
penghargaan desain grafis di
Indonesia yakni IDGA (Indonesia
Desain Graphic Awards). Pertama
pada tahun 2009 dan yang kedua
pada tahun 2016,” terangnya.
Terakhir, DGI menerbitkan buku
terbaru berjudul Collected. Buku ini
diharapkan dapat diikutsertakan
di Festival New York Now,
Amerika Serikat.

6/29/18 9:54 PM

Dokumentasi Pribadi

Dokumentasi Pribadi

Profesi ini sudah ada sejak tahun 1930 dimulai
dengan divisi pengarah seni perusahaan
reklame di Surabaya. Itu merupakan cikal
bakal profesi desain grafis di Indonesia.
—Ismiaji Cahyono (DGI)

“Buku ini diharapkan bisa
mengenalkan para desainer grafis
Indonesia ke dunia internasional.
Kami berencana meluncurkan
buku ini di Indonesia dan Amerika
Serikat. Dengan dukungan Bekraf,
semoga peluncuran buku di
Amerika Serika dapat dilakukan
berdekatan dengan Festival New
York Now digelar atau di festival
itu,” harap Ismiaji.
Menurut Ismiaji, tur buku memang
menjadi fokus DGI ke depan. Selain
itu, DGI juga mengintensifkan kerja
sama dengan kampus-kampus untuk
mengumpulkan arsip. Mahasiswa
digerakkan untuk mendatangi
studio yang karyanya sudah dikenal
dan memiliki identitas kuat untuk
diwawancara dan digali arsipnya.
Datanya lantas dikumpulkan di
database DGI.
DGI juga kerap menggelar
lokakarya, baik yang diinisiasi
DGI sendiri maupun kerjasama
dengan pihak yang berminat
menyelenggarakan lokakarya.
DGI akan menyiapkan tempat dan
mengorganisasi pengunjung.
Sejak 2007, DGI juga gencar
membangun jaringan melalui
media sosial baik facebook maupun
Instagram. Saat ini akun facebook
DGI memiliki 203 ribu pengikut.

00 RETAS-July2018rev.indd 17

Sementara akun Instagram yang
dibangun secara organik sejak 3
tahun silam pengikutnya mencapai
25 ribu.
Selain mengarsip, DGI juga
tertantang untuk menaikkan nilai
profesi desainer grafis. Saat ini
DKV sangat populer sebagai pilihan
akademis. Namun, di lain sisi,
desain grafis adalah bidang yang
sudah larut dalam masyarakat.
Artinya, sangat sering ditemui
dalam kehidupan sehari-hari
sehingga karya seorang desainer
grafis kurang diapresiasi.
“Setiap hari orang baca koran dan
mereka tidak memperhatikan
layout. Padahal, proses perancangan
koran penting dan ini tidak disadari
masyarakat. Saking larutnya, orang
kurang mengapresiasi atau tidak
peduli. Menjadi tantangan kita,
bagaimana membuat masyarakat
luas sadar kalau ada peran desain
grafis yang sangat penting sebagai
perantara komunikasi,” terang
pemilik studio grafis Sun ini.
Ismiaji mengimbuhi, di balik setiap
reklame atau iklan ada peran desain
grafis yang membutuhkan proses
riset, kreativitas, dan pemikiran.
Kesadaran seperti ini yang perlu
dibangun dalam masyarakat.

Ismiaji juga mengeluhkan
kurangnya dukungan pemerintah
terhadap profesi ini. Baru-baru
ini saja, pemerintah meresmikan
Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP).
Itu baru langkah awal, sementara
organisasi sudah berjalan 30 tahun.
“Yang juga harus dibenahi adalah
standarisasi prosedur tender
proyek atau standarisasi harga
perancangan,” cetusnya.
Cakupan desain grafis yang sangat
luas juga menjadi tantangan
tersendiri bagi DGI. Desain
grafis di era kontemporer sangat
beragam, mulai dari multimedia,
animasi, iklan, sampai ke identitas
perusahaan. Sementara, komunikasi
antara sub-sub ini belum berjalan
dengan baik sehingga cenderung
berjalan sendiri-sendiri.
“Baru-baru ini diadakan Surabaya
Design Summit. Kita ingin bermitra
dan berkeinginan dalam dua tahun
ke depan, bisa menyelenggarakan
Indonesia Design Summit di mana
pelaku desain grafis bisa berkumpul,
bertukar pikiran dan menghasilkan
sesuatu. Acara seperti ini
diharapkan bisa membaurkan pihak
akademis dan profesional. Jadi, tidak
asyik dengan dunia masing-masing,”
demikian Ismiaji mengakhiri
percakapan kami. ■

6/29/18 9:54 PM

18

19

G A L E R I

FOTO

Retas

Beragam Kegiatan Bekraf dalam
Membangkitkan Ekonomi Kreatif Indonesia

Retas

^ Bekraf membawa Indonesia untuk pertama kalinya hadir di Marche
International du Disque et de l’Edition Musicale (MIDEM) 2018 yang
berlangsung pada tanggal 5-8 Juni lalu di Cannes, Perancis

^ Bekraf mendukung 5 brand lokal di pameran streetwear terbesar
dunia, tepatnya di Long Beach, California, Amerika Serikat, pada
28-30 Juni 2018.

00 RETAS-July2018rev.indd 18

^ Wakil Kepala Bekraf, Ricky Joseph Pesik, menyampaikan Jogja
Festivals memiliki posisi istimewa karena menjadi satu-satunya
organisasi festival kota di Indonesia.

6/29/18 9:54 PM

Kepala Bekraf Triawan Munaf (kanan)
bersama Sekretaris Utama Bekraf, Mesdin
Kornelis Simarmata (kiri) menunjukkan
Laporan Hasil Pemeriksaan atas Laporan
Keuangan Bekraf Tahun 2017 yang mendapat
predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).

^ Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) hadir dalam pameran CASA yang digelar
pada 31 Mei-3 Juni 2018 di Ballroom The Ritz Carlton Jakarta, Pacific Place.

Foto-foto Dokumentasi Bekraf

< Kepala Bekraf, Triawan Munaf (kedua
dari kanan) bersama dengan Ketua Bidang
Fasilitasi Pembiayaan Film BIP, Agung
Sentausa; Deputi Pemasaran Bekraf, Joshua
Puji Mulia Simandjuntak; Managing Partner
Ideosource, Edward Ismawan Chamdani;
dan Kasubdit Dana Masyarakat Bekraf,
Hanifah Makarim (dari kiri ke kanan) saat
konferensi pers Akatara Indonesian Film
Financing Forum di Ruang Topaz, Hotel Grand
Mercure Jakarta.

^ Bekraf berpartisipasi InnoVEX 2018 yang diselenggarakan di Taipei
World Trade Centre Hall 3 pada 6-8 Juni 2018. Event ini merupakan
bagian dari pameran teknologi skala internasional dan terbesar di
Taiwan, COMPUTEX TAIPEI.

00 RETAS-July2018rev.indd 19

^ Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf), Triawan Munaf menghadiri
dan memberikan paparan pada acara Kementerian Keuangan tentang
Sosialisasi PPh Final UMKM 0,5% di Sanur Paradise, Prime Plaza Hotel,
Bali. Acara ini dihadiri sekitar 1000 pengusaha UMKM.

6/29/18 9:54 PM

LOGO KEMERDEKAAN
DI ERA PRESIDEN JOKO WIDODO
Pada tahun 2015 setelah Jokowi terpilih menjadi
presiden, pemerintah secara khusus melibatkan
Bekraf dan ADGI dalam proses desain logo
Kemerdekaan. Presiden Jokowi yang punya misi
memajukan industri kreatif di tanah air memberi
kesempatan kepada desainer lokal untuk
mendesain logo kemerdekaan. Jargon “Kerja,

kerja, kerja” yang diusung pemerintahan Presiden
Jokowi menjadi tema yang diangkat setiap tahun.
Jokowi secara khusus meluncurkan logo ini dari
titik nol di Sabang, Nangroe Aceh Darussalam. Ini
melambangkan misi Jokowi untuk memeratakan
pembangunan ke seluruh wilayah Nusantara

HUT RI ke-70
Karya Shafiq Muljanto dan
Haryaman Wibowo dari Dentsu Strat
mengusung tema “Ayo Kerja”.

HUT RI ke-71
Karya Adityayoga Sekjen
ADGI mengusung tema
“Indonesia Kerja Nyata”.

HUT RI ke-72
Karya Agra Satria dari studio
‘Mata’ mengusung tema
“Indonesia Kerja Bersama”.

HUT RI ke-73
Karya Kevin Raozan dari Blackhand
Studio Bandung. Mengusung tema
“Kerja Kita Prestasi Bangsa”.

00 RETAS-July2018rev.indd 20

6/29/18 9:54 PM