ASUHAN KEPERAWATAN MIOKARDITIS new asu
ASUHAN KEPERAWATAN MIOKARDITIS
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medical Bedah I
Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp., M.pd,
Oleh IIB:
Tesalonika Liontina C
(1601100072)
Heny Indra Kristiawati
(1601100082)
Roy Purwyangga Saputra
(1601100087)
Rachma Ulfa Afni
(1601100090)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG
Agustus 2017
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha
Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Miokarditis ”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medical Bedah. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah membimbing dan orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari rekan-rekan diharapkan untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
i
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH...........................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Miokarditis ...................................................................2
2.2 Etiologi Miokarditis ......................................................................2
2.3 Patofisiologi Miokarditis.................................................................3
2.4 Manifestasi Klinis Miokarditis .......................................................4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan Miokarditis ................................................ 5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...................................................................................12
4.2 Saran..............................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat
reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi.
Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantung didapat non-reumatik
yang sering dijumpai selain miokarditis bakterialis dan difterika. Salah satu
miokarditis yang penting adalah miokarditis karena kuman difteria, yang disebut
miokarditis difterika. Komplikasi jantung yang biasanya terjadi pada anak
dengan difteria.
Komplikasi penyakit yang sangat berat ialah terjadinya kolaps sirkulasi yang
terjadi pada minggu pertama. Sedangkan miokarditis umumnya timbul pada
minggu kedua dan ketiga. Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang
tepat dan sesegera mungkin karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan
dampak yang fatal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Miokarditis ?
2. Apa etiologi dari Miokarditis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Miokarditis?
4. Apa saja manifestasi klinis dari Miokarditis?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Miokarditis
2. Untuk mengetahui etiologi dari Miokarditis.
3. Untuk mengetahui patofisiologi Miokarditis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Miokarditis.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada
umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai
akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia
radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik.
Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan
basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis
akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis
hialin. (Elly Nurachmach, 2009).
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat
reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi.
2.2
Etilogi dari Miokarditis
Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun ada
beberapa penyebab miokarditis seperti:
Bakteri : Beberapa bakteri yang bisa menyebabkan miokarditis adalah
staphylococcus, streptococcus, dan bakteri penyebab penyakit difteri
serta penyakit lyme.
Jamur : Beberapa infeksi jamur kadang bisa menyebabkan miokarditis.
Virus : Banyak virus yang bisa menyebabkan miokarditis, yang paling
umum adalah adenovirus dan Coxsackie B. Virus lain yang bisa
menyebabkan miokarditis adalah echoviruses, influenza, Epstein-Barr,
rubella, varicella, cacar, campak, dan lain-lain.
Parasit : Toksoplasma yang umumnya terdapat pada hewan peliharaan
merupakan salah satu parasit penyebab miokarditis.
2
Obat-obatan : Obat yang termasuk dalam kelompok antibiotik dan
obat-obatan terlarang bisa memicu reaksi alergi dan keracunan seperti
miokarditis.
Bahan kimia atau radiasi : Paparan beberapa bahan kimia dan radiasi
kadang bisa menyebabkan munculnya miokarditis.
Penyakit lainnya : Misalnya lupus, granulomatosis Wegener, arteritis
sel raksasa dan arteritis Takayasu
2.3
Patofisiologi Miokarditis
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga
mekanisme dasar :
1. Invasi langsung ke miokard.
2. Proses immunologis terhadap miokard.
3. Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada dua tahap, yaitu:
1. Fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di
mana terjadi invasi virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel.
Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan
atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan neutral killer
cell (sel NK).
2. Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem
imun akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibodi
terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan
oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa
bulan dan diikuti kerusakan miokardium dan yang minimal sampai
yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel
endotel dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme
mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi
sangat mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi
virus.
3
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan
proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya
matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan
rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa.
Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan
biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung (Elly Nurachmach, 2009).
2.4
Manifestasi Klinis Miokarditis
Manifestasi klinis miokarditis bervariasi, mulai dari asimtomatik sampai
terjadi syok kardiogenik. Tergantung pada tipe infeksi, derajat kerusakan
miokardium, kemampuan miokardium memulihkan diri. Gejala bisa ringan atau
tidak ada sama sekali. Gejala bisa ringan atau tidak sama sekali, biasanya :
1. Kelelahan dan dispneu
2. Demam
3. Nyeri dada
4. Palpitasi
Gejala klinis mungkin memperlihatkan :
Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG pada segmen ST dan gelombang T.
a. Takikardia, peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi
denyut nadi akan meningkat lebih tinggi
b. Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung
Katub-katub mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup dengan keras
c. Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventrikular.
d. Gagal jantung (Dekompensasi jantung) terutama mengenai jantung
sebelah kanan.
4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan Miokarditis
A.
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh
Keluhan utama, keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan
gangguan jantung miokarditis bervariasi, antara lain :
Demam
Nyeri dada mirip angina pectoris dan pericarditis
Palpitasi
Sesak napas
a. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing) Sesak nafas.
2) B2 (Blood) Demam, takikardia, nyeri dada
3) B3 (Brain) Kesadaran compos mentis, pasien mengalami sakit
kepala, pusing karena suplai O2 dan darah ke otak menurun.
4) B4 (Bladder) Penurunan jumlah/frekuensi urine.
5) B5 (Bowel) Mual muntah, anoreksia, tidak nafsu makan, dan
penurunan berat badan.
6) B6 (Bone) Tidak ada kelainan tulang, kelamahan pada otot saat
aktivitas, tidak dapat tidur, kelamahan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
b. Tanda Penting
Takikardi
Kardomegali (cepat terjadi)
Bunyi jantung melemah
Irama gallopTanda-tanda gagal jantung, terutama gagal jantung
kanan.
5
c. Pengkajian Pola
Pengkajian pola pada pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges,
1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan.
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan
aktivitas.
2. Pernapasan
Gejala : napas pendek (napas pendek kronis memburuk pada
malam hari).
Tanda : DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi
mengi ; takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.
3. Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital,
bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal,
kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4),
edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat penyakit ginjal/ gagal ginjal ; penurunan
frekuensi/ jumlsh urine.
Tanda : urin pekat gelap.
5. Nyeri
Gejala : nyeri seperti tertimpa beban bert dan terasa terbakar
Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.
6. Keamanan
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis; trauma
dada; penyakit keganasan/ iradiasi thorakal; dalam penanganan
6
gigi; pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/ GU), penurunan
sistem immune, SLE atau penyakit kolagen lainnya.
Tanda : demam.
d. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaa EKG : Tidak khas
ST-T changes inferior
Gangguan konduksi jantung
2. Foto Toraks : Tidak khas
Pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura.
1) Ekokardiografi :
Pembesaran jantung kiri
Dapat di bedakan dengan kardiomiopati hipertrofi dan mitral
stenosis.
B.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang
nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis
(Doenges, 1999) adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik
dari infeksi, iskemia jaringan.
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penrunan
cardiac output.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi selsel otot miokard, penurunan curah jantung.
7
C.
Intervensi Keperawatan
a.
Nyeri b.d inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan
Tujuan
Intervensi
Kriteria Hasil
Tujuan : Nyeri hilang
/ Kolaborasi
terkontrol
1. Pemberian
Kriteria
Hasil
berkurang
atau
klien tampak tenang.
:
Rasional
Nyeri
hilang dan
sesuai
obat-obatan Dapat menghilangkan nyeri,
indikasi
nonsteroid
(agen menurunkan
:
aspirin, inflamasi,
respons
menurunkan
Indocin; antipiretik; steroid). demam; steroid diberikan
untuk gejala yang lebih
berat.
2. pemberian
oksigen Memaksimalkan
suplemen sesuai indikasi.
ketersediaan oksigen untuk
menurunkan
beban
kerja
ini
dapat
jantung
3. Berikan lingkungan yang Tindakan
tenang
dan
tindakan menurunkan
kenyamanan
misalnya: ketidaknyamanan fisik dan
perubahan posisi, gosokkan emosional pasien.
punggung,
penggunaan
kompres hangat/
dingin,
dukungan emosional.
4. Berikan
teknik
yang tepat.
distraksi Mengarahkan
perhatian,
distraksi
kembali
memberikan
dalam
tingkat
aktivitas individu.
5. Menitoring keluhan nyeri Pada nyeri ini memburuk
dada dan faktor pemberat pada
atau
penurun.
8
inspirasi
dalam,
Perhatikan gerakkan atau berbaring dan
petunjuk
nonverbal
dari hilang dengan duduk tegak/
ketidaknyamanan, misalnya: membungkuk.
berbaring
gelisah,
dengan
diam/
tegangan
otot,
menangis.
b. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kardiak output
untuk pemberian terapi.
9
c.
Intoleransi aktivitas b.d inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan
curah jantung
Tujuan
Intervensi
Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan
:
pasien
cukup
memiliki 1. Bantu pasien dalam program Saat
energi
untuk
beraktivitas.
menampakan
Perilaku
kemampuan
kondisi
teratasi,
pasien
latihan progresif bertahap dasar
sesegera
Kriteria hasil :
inflamasi/
turun
mungkin
dari
untuk mungkin mampu melakukan
tempat
tidur, aktivitas yang diinginkan,
mencatat respons tanda vital kecuali kerusakan miokard
untuk memenuhi kebutuhan
dan toleransi pasien pada permanen/
diri, Pasien mengungkapkan
peningkatan aktivitas.
mampu
untuk
aktivitas
dibantu,
Koordinasi
dan
komplikasi.
melakukan
beberapa
tulang
terjadi
anggota
tanpa 2. Mengkaji
otot,
respons
pasien Miokarditis
terhadap aktivitas.
menyebabkan
inflamasi dan kemungkinan
gerak
kerusakan
lainya baik..
fungsi
sel-sel
miokardial.
3. Mempertahankan
baring
tirah Meningkatkan
selama
resolusi
periode inflamasi selama fase akut.
demam dan sesuai indikasi.
4. Kolaborasi
oksigen
pemberian Memaksimalkan
suplemen
indikasi.
sesuai ketersediaan oksigen untuk
menmgimbangi
konsumsi
oksigen yang terjadi dengan
aktifitas
5. Memantau frekuensi/ irama Membantu
jantung, TD, dan frekuensi derajat
pernapasan
10
sebelum
dan jantung
menentukan
dekompensasi
dan
pulmonal.
setelah aktivitas dan selama Penurunan TD, takikardia,
diperlukan.
disritmia,
adalah
dan
takipnea
indikatif
dari
kerusakan toleransi jantung
terhadap aktivitas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada
umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai
akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia
radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik.
Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan
basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis
akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis
hialin.
Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun ada
beberapa enybab yaitu : Bakteri, Jamur, Virus, Parasit, Obat-obatan, Bahan
kimia, Penyakit lainnya.
11
4.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
Anonim.
(2009).
Askep
Miokarditis.
Diakses
dari
http://id.askep-
miokarditis.html pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 21.00 WIB.
.Doenges, E. Marilynn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Patriani. (2008). Askep Miokasrditis. Diakses dari : www.asuhan-keperawatanpatriani.blogspot.com Pada : 21 Agustus 2017. Pukul 18.30 WIB.
Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Medika.
12
MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Medical Bedah I
Ibu Dr. Susi Milwati, S.Kp., M.pd,
Oleh IIB:
Tesalonika Liontina C
(1601100072)
Heny Indra Kristiawati
(1601100082)
Roy Purwyangga Saputra
(1601100087)
Rachma Ulfa Afni
(1601100090)
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEPERAWATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN MALANG
Agustus 2017
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha
Esa atas
selesainya makalah yang berjudul “Asuhan Keperawatan Miokarditis ”.
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Keperawatan
Medical Bedah. Penyusun mengucapkan terimakasih kepada dosen pembimbing
yang telah membimbing dan orang tua yang telah mendukung dalam penyelesaian
makalah ini.
Penulis menyadari makalah ini belumlah sempurna. Untuk itu kritik dan
saran yang membangun dari rekan-rekan diharapkan untuk kesempurnaan
makalah selanjutnya. Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak.
i
DAFTAR ISI
UCAPAN TERIMA KASIH...........................................................................i
DAFTAR ISI..................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan.............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Miokarditis ...................................................................2
2.2 Etiologi Miokarditis ......................................................................2
2.3 Patofisiologi Miokarditis.................................................................3
2.4 Manifestasi Klinis Miokarditis .......................................................4
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan Miokarditis ................................................ 5
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan ...................................................................................12
4.2 Saran..............................................................................................12
DAFTAR RUJUKAN...................................................................................13
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat
reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi.
Miokarditis merupakan salah satu penyakit jantung didapat non-reumatik
yang sering dijumpai selain miokarditis bakterialis dan difterika. Salah satu
miokarditis yang penting adalah miokarditis karena kuman difteria, yang disebut
miokarditis difterika. Komplikasi jantung yang biasanya terjadi pada anak
dengan difteria.
Komplikasi penyakit yang sangat berat ialah terjadinya kolaps sirkulasi yang
terjadi pada minggu pertama. Sedangkan miokarditis umumnya timbul pada
minggu kedua dan ketiga. Penyakit ini perlu penanganan dan pengobatan yang
tepat dan sesegera mungkin karena apabila tidak disegerkan akan mengakibatkan
dampak yang fatal.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa definisi dari Miokarditis ?
2. Apa etiologi dari Miokarditis ?
3. Bagaimana patofisiologi dari Miokarditis?
4. Apa saja manifestasi klinis dari Miokarditis?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian dari Miokarditis
2. Untuk mengetahui etiologi dari Miokarditis.
3. Untuk mengetahui patofisiologi Miokarditis.
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Miokarditis.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1
Pengertian Miokarditis
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada
umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai
akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia
radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik.
Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan
basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis
akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis
hialin. (Elly Nurachmach, 2009).
Myocarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. pada
umumnya disebabkan oleh penyakit-penyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat
reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin bahan-bahan kimia dan radiasi.
2.2
Etilogi dari Miokarditis
Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun ada
beberapa penyebab miokarditis seperti:
Bakteri : Beberapa bakteri yang bisa menyebabkan miokarditis adalah
staphylococcus, streptococcus, dan bakteri penyebab penyakit difteri
serta penyakit lyme.
Jamur : Beberapa infeksi jamur kadang bisa menyebabkan miokarditis.
Virus : Banyak virus yang bisa menyebabkan miokarditis, yang paling
umum adalah adenovirus dan Coxsackie B. Virus lain yang bisa
menyebabkan miokarditis adalah echoviruses, influenza, Epstein-Barr,
rubella, varicella, cacar, campak, dan lain-lain.
Parasit : Toksoplasma yang umumnya terdapat pada hewan peliharaan
merupakan salah satu parasit penyebab miokarditis.
2
Obat-obatan : Obat yang termasuk dalam kelompok antibiotik dan
obat-obatan terlarang bisa memicu reaksi alergi dan keracunan seperti
miokarditis.
Bahan kimia atau radiasi : Paparan beberapa bahan kimia dan radiasi
kadang bisa menyebabkan munculnya miokarditis.
Penyakit lainnya : Misalnya lupus, granulomatosis Wegener, arteritis
sel raksasa dan arteritis Takayasu
2.3
Patofisiologi Miokarditis
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman infeksius dapat melalui tiga
mekanisme dasar :
1. Invasi langsung ke miokard.
2. Proses immunologis terhadap miokard.
3. Mengeluarkan toksin yang merusak miokardium.
Proses miokarditis viral ada dua tahap, yaitu:
1. Fase pertama (akut) berangsung kira-kira 1 minggu (pada tikus) di
mana terjadi invasi virus ke miokardium, replikasi virus dan lisis sel.
Kemudian terbentuk neutralizing antibody dan virus akan dibersihkan
atau dikurangi jumlahnya dengan bantuan makrofag dan neutral killer
cell (sel NK).
2. Fase kedua miokardium akan diinfiltrasi oleh sel-sel radang dan sistem
imun akan diaktifkan antara lain dengan terbentuknya antibodi
terhadap miokardium, akibat perubahan permukaan sel yang terpajan
oleh virus. Fase ini berlangsung beberapa minggu sampai beberapa
bulan dan diikuti kerusakan miokardium dan yang minimal sampai
yang berat.
Enterovirus sebagai penyebab miokarditis viral juga merusakkan sel-sel
endotel dan terbentuknya antibodi endotel, diduga sebagai penyebab spasme
mikrovaskular. Walaupun etiologi kelainan mikrovaskular belum pasti, tetapi
sangat mungkin berasal dari respon imun atau kerusakan endotel akibat infeksi
virus.
3
Jadi pada dasarnya terjadi spasme sirkulasi mikro yang menyebabkan
proses berulang antara obstruksi dan reperfusi yang mengakibatkan larutnya
matriks miokardium dan habisnya otot jantung secara fokal menyebabkan
rontoknya serabut otot, dilatasi jantung, dan hipertrofi miosit yang tersisa.
Akhirnya proses ini mengakibatkan habisnya kompensasi mekanis dan
biokimiawi yang berakhir dengan payah jantung (Elly Nurachmach, 2009).
2.4
Manifestasi Klinis Miokarditis
Manifestasi klinis miokarditis bervariasi, mulai dari asimtomatik sampai
terjadi syok kardiogenik. Tergantung pada tipe infeksi, derajat kerusakan
miokardium, kemampuan miokardium memulihkan diri. Gejala bisa ringan atau
tidak ada sama sekali. Gejala bisa ringan atau tidak sama sekali, biasanya :
1. Kelelahan dan dispneu
2. Demam
3. Nyeri dada
4. Palpitasi
Gejala klinis mungkin memperlihatkan :
Gejala klinis tidak khas, kelainan ECG pada segmen ST dan gelombang T.
a. Takikardia, peningkatan suhu akibat infeksi menyebabkan frekuensi
denyut nadi akan meningkat lebih tinggi
b. Bunyi jantung melemah, disebabkan penurunan kontraksi otot jantung
Katub-katub mitral dan trikuspid tidak dapat ditutup dengan keras
c. Auskultasi: gallop, gangguan irama supraventrikular dan ventrikular.
d. Gagal jantung (Dekompensasi jantung) terutama mengenai jantung
sebelah kanan.
4
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
3.1 Asuhan Keperawatan Miokarditis
A.
Pengkajian
Pengkajian adalah langkah awal dan dasar dalam proses keperawatan
secara menyeluruh
Keluhan utama, keluhan utama yang sering muncul pada pasien dengan
gangguan jantung miokarditis bervariasi, antara lain :
Demam
Nyeri dada mirip angina pectoris dan pericarditis
Palpitasi
Sesak napas
a. Pemeriksaan Fisik
1) B1 (Breathing) Sesak nafas.
2) B2 (Blood) Demam, takikardia, nyeri dada
3) B3 (Brain) Kesadaran compos mentis, pasien mengalami sakit
kepala, pusing karena suplai O2 dan darah ke otak menurun.
4) B4 (Bladder) Penurunan jumlah/frekuensi urine.
5) B5 (Bowel) Mual muntah, anoreksia, tidak nafsu makan, dan
penurunan berat badan.
6) B6 (Bone) Tidak ada kelainan tulang, kelamahan pada otot saat
aktivitas, tidak dapat tidur, kelamahan dalam melakukan aktivitas
sehari-hari.
b. Tanda Penting
Takikardi
Kardomegali (cepat terjadi)
Bunyi jantung melemah
Irama gallopTanda-tanda gagal jantung, terutama gagal jantung
kanan.
5
c. Pengkajian Pola
Pengkajian pola pada pasien myocarditis (Marilynn E. Doenges,
1999) meliputi :
1. Aktivitas / istirahat
Gejala : kelelahan, kelemahan.
Tanda : takikardia, penurunan tekanan darah, dispnea dengan
aktivitas.
2. Pernapasan
Gejala : napas pendek (napas pendek kronis memburuk pada
malam hari).
Tanda : DNP (dispnea nocturnal paroxismal) ; batuk, inspirasi
mengi ; takipnea, krekels, dan ronkhi ; pernapasan dangkal.
3. Sirkulasi
Gejala : riwayat demam rematik, penyakit jantung congenital,
bedah jantung, palpitasi, jatuh pingsan.
Tanda : takikardia, disritmia, perpindaha titik impuls maksimal,
kardiomegali, frivtion rub, murmur, irama gallop (S3 dan S4),
edema, DVJ, petekie, hemoragi splinter, nodus osler, lesi Janeway.
4. Eliminasi
Gejala : riwayat penyakit ginjal/ gagal ginjal ; penurunan
frekuensi/ jumlsh urine.
Tanda : urin pekat gelap.
5. Nyeri
Gejala : nyeri seperti tertimpa beban bert dan terasa terbakar
Tanda : perilaku distraksi, misalnya gelisah.
6. Keamanan
Gejala : riwayat infeksi virus, bakteri, jamur (miokarditis; trauma
dada; penyakit keganasan/ iradiasi thorakal; dalam penanganan
6
gigi; pemeriksaan endoskopik terhadap sitem GI/ GU), penurunan
sistem immune, SLE atau penyakit kolagen lainnya.
Tanda : demam.
d. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaa EKG : Tidak khas
ST-T changes inferior
Gangguan konduksi jantung
2. Foto Toraks : Tidak khas
Pembesaran jantung dengan efusi perikard atau pleura.
1) Ekokardiografi :
Pembesaran jantung kiri
Dapat di bedakan dengan kardiomiopati hipertrofi dan mitral
stenosis.
B.
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang
nyata maupun potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan.
Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien dengan myocarditis
(Doenges, 1999) adalah :
1. Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efek-efek sistemik
dari infeksi, iskemia jaringan.
2. Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penrunan
cardiac output.
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi selsel otot miokard, penurunan curah jantung.
7
C.
Intervensi Keperawatan
a.
Nyeri b.d inflamasi miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan
Tujuan
Intervensi
Kriteria Hasil
Tujuan : Nyeri hilang
/ Kolaborasi
terkontrol
1. Pemberian
Kriteria
Hasil
berkurang
atau
klien tampak tenang.
:
Rasional
Nyeri
hilang dan
sesuai
obat-obatan Dapat menghilangkan nyeri,
indikasi
nonsteroid
(agen menurunkan
:
aspirin, inflamasi,
respons
menurunkan
Indocin; antipiretik; steroid). demam; steroid diberikan
untuk gejala yang lebih
berat.
2. pemberian
oksigen Memaksimalkan
suplemen sesuai indikasi.
ketersediaan oksigen untuk
menurunkan
beban
kerja
ini
dapat
jantung
3. Berikan lingkungan yang Tindakan
tenang
dan
tindakan menurunkan
kenyamanan
misalnya: ketidaknyamanan fisik dan
perubahan posisi, gosokkan emosional pasien.
punggung,
penggunaan
kompres hangat/
dingin,
dukungan emosional.
4. Berikan
teknik
yang tepat.
distraksi Mengarahkan
perhatian,
distraksi
kembali
memberikan
dalam
tingkat
aktivitas individu.
5. Menitoring keluhan nyeri Pada nyeri ini memburuk
dada dan faktor pemberat pada
atau
penurun.
8
inspirasi
dalam,
Perhatikan gerakkan atau berbaring dan
petunjuk
nonverbal
dari hilang dengan duduk tegak/
ketidaknyamanan, misalnya: membungkuk.
berbaring
gelisah,
dengan
diam/
tegangan
otot,
menangis.
b. Gangguan perfusi jaringan perifer b.d penurunan kardiak output
untuk pemberian terapi.
9
c.
Intoleransi aktivitas b.d inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard, penurunan
curah jantung
Tujuan
Intervensi
Rasional
Kriteria Hasil
Tujuan
:
pasien
cukup
memiliki 1. Bantu pasien dalam program Saat
energi
untuk
beraktivitas.
menampakan
Perilaku
kemampuan
kondisi
teratasi,
pasien
latihan progresif bertahap dasar
sesegera
Kriteria hasil :
inflamasi/
turun
mungkin
dari
untuk mungkin mampu melakukan
tempat
tidur, aktivitas yang diinginkan,
mencatat respons tanda vital kecuali kerusakan miokard
untuk memenuhi kebutuhan
dan toleransi pasien pada permanen/
diri, Pasien mengungkapkan
peningkatan aktivitas.
mampu
untuk
aktivitas
dibantu,
Koordinasi
dan
komplikasi.
melakukan
beberapa
tulang
terjadi
anggota
tanpa 2. Mengkaji
otot,
respons
pasien Miokarditis
terhadap aktivitas.
menyebabkan
inflamasi dan kemungkinan
gerak
kerusakan
lainya baik..
fungsi
sel-sel
miokardial.
3. Mempertahankan
baring
tirah Meningkatkan
selama
resolusi
periode inflamasi selama fase akut.
demam dan sesuai indikasi.
4. Kolaborasi
oksigen
pemberian Memaksimalkan
suplemen
indikasi.
sesuai ketersediaan oksigen untuk
menmgimbangi
konsumsi
oksigen yang terjadi dengan
aktifitas
5. Memantau frekuensi/ irama Membantu
jantung, TD, dan frekuensi derajat
pernapasan
10
sebelum
dan jantung
menentukan
dekompensasi
dan
pulmonal.
setelah aktivitas dan selama Penurunan TD, takikardia,
diperlukan.
disritmia,
adalah
dan
takipnea
indikatif
dari
kerusakan toleransi jantung
terhadap aktivitas.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Miokarditis adalah peradangan pada otot jantung atau miokardium. Pada
umumnya miokarditis disebabkan penyakit-penyakit infeksi tetapi dapat sebagai
akibat reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toksik bahan-bahan kimia
radiasi. Miokarditis dapat disebabkan infeksi, reaksi alergi, dan reaksi toksik.
Pada miokarditis, kerusakan miokardium disebabkan oleh toksin yang dikeluarkan
basil miosit. Toksin akan menghambat sintesis protein dan secara mikroskopis
akan didapatkan miosit dengan infiltrasi lema, serat otot mengalami nekrosis
hialin.
Pada banyak kasus, penyebab miokarditis tidak diketahui. Namun ada
beberapa enybab yaitu : Bakteri, Jamur, Virus, Parasit, Obat-obatan, Bahan
kimia, Penyakit lainnya.
11
4.2 Saran
DAFTAR RUJUKAN
Anonim.
(2009).
Askep
Miokarditis.
Diakses
dari
http://id.askep-
miokarditis.html pada tanggal 21 Agustus 2017 pukul 21.00 WIB.
.Doenges, E. Marilynn. (1999). Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.
Muttaqin, Arif. (2009). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem
Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.
Patriani. (2008). Askep Miokasrditis. Diakses dari : www.asuhan-keperawatanpatriani.blogspot.com Pada : 21 Agustus 2017. Pukul 18.30 WIB.
Udjianti, Wajan Juni. (2010). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba
Medika.
12