KONSEP PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP (1)
3
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup
Laporan tahun 1972 Komisi Internasional pengembangan pendidikan,
dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang dikenal dengan istilah “Laporan Faure”,
memuat
rekomendasi
pertama
untuk
perencanaan-perencanaan
pendidikan,
Rekomendasi dengan proposal yang disebut “pendidikan seumur hidup” akan
diadaptasikan sebagai “master concept” untuk inovasi pendidikan di mata
mendatang.rekomendasi ditujukan pada negara maju dan dan juga negara yang
sedang berkembang. Sejak itu, gagasannya telah diterima dengan perhatian yang
tinggi dan menjadi sangat terkenal dimana-mana.
Di Eropa, pendidikan seumur hidup belum dimengerti sepenuhnya, dan
konsensus yang utuh mengenai sifat, rasional dan implikasinya belum ada. Lebih
jauh, pendidikan seumur hidup kurang begitu terkenal didalam lingkungan
pendidikan di luar Eropa. Konsekwensinya, bab ini memuat perkenalan ringkas
beberapa prinsip utama pendidikan seumur hidup seperti yang dideskripsikan dalam
literatur yang membahas tentang ini. Tujuan sub bab ini bukan untuk mereview
literatur secara mendetail. Karena hal ini sudah dilakukan dalam publikasi seperti
yang dikerjakan oleh Dave (1973). Apa yang dimaksud disini adalah untuk
menyajikan gagasan pemikiran dasar, dan untuk menetapkan pengertian istilah
“pendidikan seumur hidup” seperti yang dipergunakan dalam buku ini.1
Pendidikan Seumur Hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan
yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.2
Istilah “Pendidikan Seumur Hidup”/ ”Life-Long Education” (bukan “long life
education”) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas
1
A. J. Croply, Pendidikan Seumur Hidup (suatu analisis psikologis), Usaha
Nasional, Surabaya, 1973,hal 28-29.
2
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (sebuah studi awal tentang dasardasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia), PT Grafndo
Persada, Jakarta, 2006, hal 169.
4
serta komprehensif . Konsep pendidikan seumur hidup sangat erat kaitannya dengan
pemahaman waktu berlangsungnya pendidikan. Dan dapat dibuktikan dalam
pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik
di negeri kita. Lahirnya konsep pendidikan seumur hidup adalah bagian dari
keprihatinan pada dunia pendidikan yang ada, karena masih banyak masyarakat yang
tidak bisa menikmati pendidikan pada dunia formal.3
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus
terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai
tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas.
Paradigma belajar seperti ini sangat harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan
hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua
hal.Belajar merupakan kewajiban semua umat manusia, tua-muda, besar-kecil, kayamiskin. Dengan belajar Kita dapat mengetahui apapun yang ada di dunia ini dalam
rangka kemajuan individu atau universal. Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat
interaksi antara tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan
(response) dari daya dalam diri manusia.4
Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu
pendidikan ialah tanggung jawab bersama atara keluarga, masyarakat dan
pemerintah”. Hal ini berarti bahwa setiap manusia indonesia diharapkan selalu
berkembang sepanjang hidup, dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah
diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip ini
bahwa masa sekolah bukalah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar,
belainkan hanya dengan dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup.5
Menurut Stephens (1967) belajar dan mengajar adalah peristiwa wajar yang
terjadi pada mahkluk manusia secara terus menerus berlangsung dengan cara spontan,
3
4
5
Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010,
Hal 40
5
bahkan tanpa disadari melakukannya. Dan pokok pendidikan seumur hidup adalah
seluruh individu harus memilki kesempaatan sistematik, terorganisir untuk
“instruction” studi dan “learning” disetiap kesempaatan sepanjang hidup mereka.
Semua itu dengan tujuan menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk
memperoleh keterampilan baru untuk meningkatkan keahlian mereka untuk
meningkatkan pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk meningkatkan
kepribadian mereka, atau untuk beberapa tujuan lanjutan lainnya. Dalam rangka ini
pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu
pengembangan
personal
sepanjang
hidup,
dalam
istilah
yang lebih
luas
“develooment”. Pendidikan seumur hidup berekaan denga prinsip pengorganisasian
yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukannya fungsinya. Fungsinya
adalah ”proses perubahan” yang menuntun perkembangan individu”.6
1.1 Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Dalam pendidikan seumur hidup dikenal ada 4 macam konsep kunci, yaitu :
a)
Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Sebagaimana sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup
diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan
penstrukturan pengalaman-pengalaman. Hal ini berarti pendidikan akan
meliputi seluruh rentangan usia dan usia yang paling tua dan adanya basis
institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasarkan persekolahan
konsensional.7
Intelerasi dasar antara persekolahan dengan belajar, kehidupan, dan
pendidikan telah didiskusikan dan terperinci dalam pembicaraan
terdahulu.
Sebagaimana Rasalullah saw bersabdah, yang artinya:
اطلب العلم من المهد ال اللحد
6
7
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46
6
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.
b) Konsep belajar seumur hidup
Belajar seumur hidup adalah respon terhadap keinginan yang didasari
untuk belajar dan angan-angan menyediakan kondisi-kondisi yang
membantu belajar.
Istilah belajar merupakan kegiatan yang dikelola dari proses belajar
mengajar yang terus menerus Belajar seumur hidup diartikan bahwa
seseorang dapat belajar dan berkewajiban mengajar agar ia dapat ilmu
baru dari mengajarkan ilmunya. Ilmu dapat diperoleh dari tidak hanya
dari sekolah namun dari orang-orang yang perpengalaman dibidang
tertentu.8 Sebagaimana Firman Allah dalam, Surah al Alaq 1- 5 yang
artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Diatelah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan
Tuhanmu lah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, dan Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
c) Konsep pelajar seumur hidup
Tampak bahwa seluruh orang adalah pelajar seumur hidup dalam
pengertian
tertentu,
gterlepas
dari
cara-cara
persekolahan
yang
diorganisasikan dalam masyarakat mereka. Istilah pendidikan seumur
hidup akan digunakan untuk menyatakan orang-orang yang sadar tentang
diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat baru sebagai cara yang
logis untuk mengatasi problema, dan terdorong tinggi sekali untuk belajar
ditingkat seluruh usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur
hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru. Intelerasi
pendidikan seumur hidup dapat dilihat kaitannya pada penyediaan system
8
Drs. H. Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.
7
pendidikan formal (berdasarkan tujuan pendidikan seumur hidup) yang
bertujuan membantu perkembangan orang-orang (pelajar seumur hidup),
secara sadar dan sistematik merespon unruk beradaptasi dengan
lingkungan mereka seumur hidup (proses belajar seumur hidup).9
Belajar seumur hidup diartikan bahwa orang- orang yang sadar tentang
dirinya sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar sebagai cara yang
logis untuk mengatasi problema. Pelajar seumur hidup diartikan bahwa
saat tiap nafas yang ia tarik dan hembuskan padanya ada kewajiban pada
peningkatan cara menghadapi dunia. Hal itu akan diperoleh hanya dengan
penambahan ilmu beserta pengalaman kehidupan.
ٌ َات َو َجن
ٌ او َر
ٌ ص ْن َو
ٌ ْب َوزَر
ص ْن َوا ٍن ي ُْس َقَى بِ َمََا ٍء
ٍ ات ِم ْن أَ ْعنَا
ِ ان َو َغ ْي ُر
ِ ع َونَ ِخي ٌل
ِ ض قِطَ ٌع ُمتَ َج
ِ َْوفِ ارر
ِ ََوا ِح ٍد َونُف
َت لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُون
ٍ ْض فِ ار ُأ ِل إِ َن فِ َذلِكَ ييَا
َ ض ُل بَ ْع
ٍ ضهَا َعلَى بَع
Artinya :
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan
kebun-kebunanggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang
dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain
tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tandatanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”.
d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum dalam hubungan ini, didesain atas dasar prinsip pendidikan
seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajaran seumur hidup yang
secara berurutan melaksanakan belajaran seumur hidup. Cara mengajar
seharusnya dilaksanakaan berdasarkan prinsip pendidikan seumur hidup.
Pendidikan seumur hidup adalah filsafat atau ide, pelajar seumur hidup
9
Drs. H. Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.
8
dan belajar seumur hidup adalah hasil yang diharapkan, dan kurikulum
yang membantu belajar seumur hidup adalah cara praktis yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan.
Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk
menyampaikan tujuan pendidikan dan megimplementasikan prinsipprinsip pendidikan seumur hidup.10
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Arrahmanayat : 1-4:
(4) َ( َعلَ َمهُ ْالبَيَان3) َال ْن َسان
َ َ( خَ ل2) َ( َعلَ َم ْالقُرْ آن1) ُالرَحْ َمن
ِْ ق
Artinya :“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al
Qur'an, Dia
menciptakan
manusia,danMengajarnya
pandai
berbicara”.
Konsep pendidikan seumur hidup merubah pandangan terhadap pola
pendidikan secara fundamental. Pendidikan tidak lagi berarti schooling
melainkan jauh lebih luas, variatif dan lebih mendalam.
Pendidikan tidak berhenti dengan berakhirnya masa pendidikan formal
di sekolah, melainkan merupakan proses yang bersifat “on-going, selfcreating, continous and discontinous until death”. Pandangan terhadap
Pendidikan seperti itu menjadi landasan yang kuat bagi konsepsi kita
tentang pendidikan sosial.11
1.2 Dasar Pemikiran Pendidikan Seumur Hidup
10
11
Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.
Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 47.
9
Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa
proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup,baik di dalam
maupun di luar sekolah.12
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa
pendidikan seumur hidup sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau
dari beberapa segi, antara lain :
a) Dasar Ideologi
Konsep pendidikan seumur hidup bagi umat Islam sudah ada, jauh
sebelum orang-orang barat mengangkatnya. Islam sudah mengenal
pendidikan seumur hidup, sebagai mana dinyatakan oleh hadits Nabi
SAW yang berbunyi :
اطلب العلم من المهد ال اللحد
Artinya: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.
Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama,
khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan
pengetahuan serta keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan
memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai
dengan kebutuhan hidupnya.13
Bagi umat Islam nilai religi merupakan dasar utama dalam mendidik
anak-anak.
Dengan
menanamkan
nilai
agama
akan
membantu
terbentuknya sikap dan karakter yang positif hingga masa dewasa.
Menuntut ilmu adalah wajib bagi seluruh umat islam, tiada batasan dan
berlangsung seumur hidup.14
12
13
14
Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, Raja Grafndo Persada, Jakarta, hal 63-64.
Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
10
b) Ekonomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari “Lingkaran Setan Kemelatan”
yang
menyebabkan
kebodohan,
dan
kebodohan
menyebabkan
kemelaratan ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup
memungkinkan seseorang untuk :
1. Meningkatkan produktifitas
2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki
3. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan
dan sehat
4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya
secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat
besar dan penting.15
c) Sosiologis
Para orang tua dinegara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya
pendidikan sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka
sering kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak
bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi
orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.16
c) Politis
Pada Pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang
karena pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari
pentingnya hak milik,dan memahami fungsi pemerintah, DPR,MPR dan
15
16
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
11
lain-lain. Dengan demikian, maka inilah yang menjadi tugas pendidikan
seumur hidup.
Di Indonesia konsepsi pendidikan seumur hidup mulai disosialisasikan
kepada masyarakat melalui kebijakan Negara yaitu:
Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No.IV/ MPR / 1978 Tentang
GBHN yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara
lain :
1) Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia
(arah pembangunan jangka panjang )
2) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam
keluarga (rumah tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan
adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. (BAB IV GBHN bagian pendidikan ).17
Didalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan
seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi:
"Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya".18
d) Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para
sarjana,teknisi dan pemimpin negara berkembang perlu memperbarui
pengetahuan dan keterampilan mereka.19
17
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45.
18
19
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45.
12
e) Psikologis dan Pedagogi
Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap
konsep tehnik dan metode pendidikan. Akibatnya,tidak mungkin lagi
mengejarkan ilmu seluruhnya kepada peserta didik. Karena itu,tugas
pendidikan sekolah yang utama ialah yang mengajarkan bagaiman cara
belajar,menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar
terus menerus sepanjang hidupnya,memberikan keterampilan kepada
peserta didik untuk secara tepat,dan mengembangkan daya adaptasi yang
besar dalam diri peserta didik.20
1.3 Karakteristik dan Faktor-faktor yang Mendorong Perlunya Pendidikan
Seumur Hidup
a) KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
1. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok
yang menentukan lingkup dan pendidikan seumur hidup.
2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi
merupakan sebuah proses berlangsungnya sepanjang hidup.
3. Pendidikan seumur tidak diartikan sebagai pendidikan oeang dewasa,
tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua
tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan sebagainya).
20
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45
13
4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal
maupun pola-pola pendidikan non formal, baik kegiatan-kegiatan
belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insidental.
5.
Rumah memainkan peranan pertama, peranan yang paling halus dan
sangat penting dalam memulai proses belajar seumur hidup.
6. Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam
system pendidikan seumur hidup. Mulai sejak anak mulai berinteraksi
dengan masyarakat, dan terus berlanjut fungsi edukatifnya dalam
keseluruhan hidup, baik dalam bidang professional maupun umum.
7. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusatpusat latihan tentu mempunyai peranan penting, tetapi semuanya itu
hanya sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan seumur hidup.
8. Pendidikan
seumur
hidup
menghendaki
berkelanjutan
dan
kebersambungannya dimensi-dimensi vertical dan longitudinal dari
pendidikan.
9. Pendidikan seumur hidup juga menghendaki keterpaduan dimensidimensi horizontal dan kedalaman dari pendidikan dari setiap tahap
hidup.
10. Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis,
pendidikan seumur hidup adalah bersifar universal.
11. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan
peragaman dalam isi bahan belajar, alat-alat, dan teknik-teknik belajar,
serta waktu belajar.21
12. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah pendekatan yang dinamis
tentang pendidikan yang membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan
media belajar karena dan apabila perkembangan-perkembangan baru
terjadi.
21
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 169-170
14
13. Pendidikan seumur hidup membolehkan adanya pola-pola dan bentukbentuk alternatif dalam memperoleh pendidikan.
14. Pendidikan seumur hidup mempunyai dua macam komponen besar,
yaitu pendidikan umum dan pendidikan professional. Komponen
tersebut tidaklah terpisah sama sekali anatara yang satu dengan yang
lainnya, tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat
interaktif.
15. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-fungsi adaptif dan
inovatif dari individu dan masyarakat dan individu.
16. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi perbaikan terhadap
kelemahan-kelemahan system pendidikan yang ada.
17. Tujuan akhir pendidikan adalah mempertakankan dan meningkatkan
mutu hidup.
18. Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu :
kesempatan, motivasi, dan edukabilitas.
19. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian
semua pendidikan.
20. Pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk
sebuah system keseluruhan dari semua pendidikan.22
b) Faktor Perlunya Pendidikan Seumur Hidup :
1. Keterbatasan kemampuan pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah
ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat antara lain
dalam;
22
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 169-170.
15
a) Banyak lulusan yang tidak dapat diserap dalam dunia kerja
yanantara lain karena mutunyayang rendah.
b) Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah,
karena pelajar tidak dapat belajar optimal.
c) Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efesien sehingga
terjadi penghamburan pendidikan, yang terlihat dari adanya
putus sekolah dan siswa yang mengulang.
Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan pendidikan luar sekolah.23
2. Perubahan Masyarakatdan Peranan-peranan social
Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan
yang cepat dalam masyarakat, dan dengan demikian perubahanperubahan peranan-peranan social. Pendidikan dituntut untuk dapat
membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan
social sepanjang hidupnya.24
3. Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum Optimal
Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini adalah kelangkaan
sumber yang mendukung pelaksanaannya pendidikan. Hal yang perlu
dilakukan adalah :
a) Penghematan dan optimalisasi dalam pengunaan sumber daya
yang telah tersedia bagi pendidikan.
b) Perlu digali sumber-sumber baru yang masih terpendam dalam
masyarakat, yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancarkan
dan meningkatkan proses pendidikan.
23
24
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 171-172
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 171-172.
16
Pendayagunaan
sumber
secara
menyeluruh
untuk
pendidikan
memerlukan kerja sama luas yang bersifat lintas sector, sehingga perlu
penyelenggaraan pendidikan yang meluas.
4. Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang Pesat
Dalam zaman modern, Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan
pesat karena memberikan manfaat kepada masyarakat banyak,
sehingga perlu mendapat tempat yang wajar dalam penyelengaraan
keseluruhan pendidikan.25
1. Kerangka Kerja Teoritis Pendidikan Seumur Hidup
1) Orientasi Umum
Secara teoritis PSH terdiri dari tiga aspek, yaitu :
a. Hidup
b. Seumur Hidup
c. Pendidikan
2) Hidup
Ada tiga komponen yang saling berhubungan, yang terdiri dari :
a. Individu sebagai anggota masyarakat dengan mempunyai
karakteristik tertentu.26
b. Masyarakat, yang merupakan lingkungan hidup social, yang
bentuknya dapat berupa kelompok-kelompok psikologis dan
organisasi social.
25
26
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 172-173.
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 173-174.
17
c. Lingkungan fisik atau lingkungan alam tempat hidup (habitat)
manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.
3) Seumur hidup
a. Perkembangan Kepribadian
Setiap individu manusia dalam pengalaman hidupnya mengelami
perkembangan kepribadian yang mencakup perkembangan; fisik,
mental, social, dan emosional.
b. Tahap-tahap Perkembangan
Setiap individu dalam perjalanan hidupnya, sejak lahir sampai mati
mengalami tahap-tahap perkembangan: masa balita, masa kanakkanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua.
c. Peranan-peranan Umum dan Unik
Setiap individu melaksanakan peranan-peranan umum sebagai
manusia dan peranan-peranan unik dalam menjalankan tugas-tugas
khusus, misalnya sebagai guru, dokter, pengacara, pedagang, dan
lain sebagiannya.27
4) Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha mencapai perkembangan dan perubahan
tingkah laku setiap individu melalui hidup, mencakup tiga
komponen, yaitu :
a. Landasan-landasan Pendidikan, yaitu konsep-konsep sosiologis,
ekonomik, politik, ekologis, demografis, fisiologis, biologis,, dan
cabang-cabang ilmu lainnya, yang menjadi dasar pelaksanaan
atau praktek pendidikan.
27
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 174-175.
18
b. Cara-cara komunikasi, verbal-non verbal, dengan atau tanpa alatalat bantu belajar-mengajar, yang digunakan dalam praktek
pendidikan di sekolah atau diluar sekolah.
c. Isi
pendidikan,
yang
berupa
pengetahuan,
keterampilan-
keterampilan, dan nilai-nilai yang menjadi nahan ajar dalam
pendidikan. Bahan ajar dalam pendidikan berupa;
1) Stok Budaya, yang berupa ilmu, seni, dan cita-cita
manusia.
2) Perkembangan pengetahuan baru dan yang lalu .
2. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Implikasi disini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu
keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak
lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur
hidup.
Fungsi dan Tujuan Sekolah
a. Pendidikan sekolah ialah salah satu tangga dari keseluruhan proses
pendidikan yang berlangsung sepanjang hidup.
b. Pendidikan sekolah ialah pendidikan untuk mengembangkan semua aspek
kepribadian, baik kognitifdan afektif maupun keterampilan.
c. Pendidikan sekolah merupakan suatu system terbuka.28
d. Pendidikan sekolah merupakan sekelompok paket belajar atau program
belajar yang menyediakan jalur belajar dan pengalaman belajar, yang
28
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 176-178.
19
memungkinkan siswa dapat menunggunakan hasil belajarnya untuk belajar
sendiri dan menbina dirinya sendiri.
e. Tujuan
sekolah
tidak
hanya
menguasai
bahan
pelajaran,
tetapi
menggunakan apa telah dipelajari itu untuk mampu belajar sendiri dan
membina diri kapanpun dan dimanapun juga, dalam rangka mencapai
tujuan Pendidikan Seumur hidup mencapai kualitas hidup pribadi, social,
dan profesional seoptimal mungkin.
Pendidikan sekolah hendaknya bertujuan agar siswanya :
1) Menyadari
perlunya
mempertahankan
dan
belajar
seumur
meningkatkan
hidup
kualitas
dalam
usaha
hidupnya
dalam
masyarakat.
2) Meningkatkan kemampuan belajar atau educability.
3) Memperluas daerah belajar.
4) Memadukan pengalaman belajar disekolah dengan pengalaman diluar
sekolah.29
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan sebagaimana
dikemukakan oleh Ananda W.P. Guruge, dalam garis besarnya dapat
dikelompokkan dalam enam kategori, sebagi berikut:30
a.
Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup karena
relevansinya dengan kondisi yang ada pada negara-negara berkembang
karena masih banyaknya penduduk yang buta huruf, melainkan juga sangat
penting ditinjau dari implementasinya. Bahkan di negara yang sudah maju
sekalipun di mana radio, film dan televisi telah menentang ketergantungan
oang, akan bahan-bahan bacaan, namun membaa mash tetap merupakan
cara yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan
29
M. Sardja Kadir, Pendidikan Seumur Hidup, Usaha Nasional, Surabaya, 1900, hal
56.
30
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
20
pengetahuan. Memang sulit untuk membuktikan peranan melek huruf
fungsional, namun pengaruh jelata, misalnya para petani, disebabkan oleh
pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pegetahuan baru ini dapat
diperoleh terutama melalui bahan bacaan.
Jadi melek huruf fungsional itu saming merupakan isi program sekaligus
juga merupakan sarana terlaksanya pendidikan seumur hidup. Oleh sebab
itu realisasi baca tulis fungsional itu harus memuat dua hal, yaitu :
1) Memberikan kecakapan membaca-menulis-menghitung (3
M) yang fungsional bagi anak didik,
2) Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk
mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah
dimilikinya itu.31
b. Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional adalah sebuah pedidikan diluar sekolah bagi
anak didik di luar batas usia sekolah, ataukah sebagai program pendidikan
formal dan non formal dalam rangka apprentice-skip training, merupakan
salah satu program penting dalam rangka pendidikan seumur hidup. Pada
kebanyakan negara berkembang yang sistem pendidikan formal umumnya
diambil dari negara barat (bekas jajahan seperti halnya Indonesia), out put
pendidikan sekolah pada umumnya dirasakan kurang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang sedang membangun. Sebab itu program
pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah itu menjadi
tenaga kerja yang produktif dan menjadi sangat penting.
Namun yang lebih penting, ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak
boleh dipandang sekali jadi lantas selesai. Kemajuan teknologi, tentang
31
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
21
otomatis (otomation), dan makin meluasnya industrialisasi menuntut
pendidikan vokasional itu terus-menerus.32
c. Pendidikan Profesional
Apa yang berlaku bagi para pekerja dan buruh, berlaku pula bagi para
profesional. Bahkan tantangana buat merka itu lebih besar dan kat. Mereka
berusaha keras terus-menerus dan bergerak cepat agar tidak tertinggal oleh
kemajuan.
Dalam setiap profesi hendaknya telah tercipta Built-in mechanism
yang memungkinkan golongan profesional itu selalu mengikuti perubahan
dan kemajuan dalam metode, perlengkpan, teknologi dan sikap
profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari pendidikan seumur hidup.33
d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar
mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan merupakan
konsekuensi penting daripada asas pendidikan seumur hidup. Abad ilmu
pengetahuan penting daripada teknologi itu pengaruhnya telah menyusup
dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat, seorang ibu
rumah tangga yang bekerja dirumahnya dengan kompor listrik, mesin cuci
listrik dna perkakas rumah tangga lainya yang serba elektronik itu bagaikan
seorang sarjana yang bekerja di Laboratoriumnya. Semua itu mengandung
konsekuensin perogram pendidikan yang terus menerus.34
e. Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan Politik
32
33
34
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
22
Tidak asaja bagi warga negara biasa, melainkan para pemimpin
masyarakat pun sangat membutuhkan pendidikan kewargaan negara dan
kedewasaan politik itu. Dalam alam pemerintahaan dan masyarakat yang
demokratis, maka kedewasaan warga negara dan para pemimpinnya dalam
kehidupan bernegara sangat penting. Untuk itu program pendidikan
kewargaaan negara dan kedewasaan itu merupakan bagian yang penting
dari pendidikan seumur hidup.35
f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu luang
Spesialisasi yang berlebih-lebiahn dalam masyarakat, bahkan yang
tekah dimulai pada usia muda dlama program pendidikan formal di
sekolah, membikin manusia menjdai pandanggan sempit pad abidangnya
sendiri, buta kekayaan nialai-nilai kultural yang terkandung dalam warisan
budaya masyarakat sendiri. Seorang yang disebut “education” harus
mengalami dan menghargai sejarah, kesustraan, agama filsafat hidup seni
dan musik bangsa sendiri. Sebab itu kultural dan pendiisian waktu bangsa
sendiri. Sebab itu pendidikan kultural dan pengisian waktu seranggang
secara kultural dan konstruktif merupakan bagian penting seumur hidup.36
C. ANALISIS DAN DISKUSI
1. Analisis
Dari pembahasana diatas, menurut kelompok kami pendidikan adalah sebuah
proses pembentukan manusia seutuhnya, yang mancakup kemampuan mental, fisik,
dan kepribadian atau watak bangsa. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem,
35
36
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
23
konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.
Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh
waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan
seorang terpelajar tetapi oleh semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya.
Penerapan cara berfikir menurut asas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah
pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah. Dimana tugas utama pendiidkan
sekolah adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan seorang guru
sebagai motifator, stimulator, dan petunjuk jalan anak didik dalam hal balajar,
sedangkan sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam
rangka pandangan mengenai pendidikan seumur hidup, maka semua orang secara
potensial merupakan anak didik.
2. Diskusi
Pertanyaan
1. P enjelasan lebih lanjut tentang 4 kunci pendidikan seumur hidup ?
2. Penjelasan dari hadist nabi muhammad SAW, tentang menuntut
ilmu dari mulai buaian sampai liang kubur !
24
3. Mengapa bisa ada pemikiran konsep pendidikan seumur hidup ?
4. Perbedaan dan persamaan tentang pemikiran pendidikan seumur
hidup dalam prespektif islam dan umum ?
5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup dan ciri orang yang
sudah melakukan pendidikan seumur hidup !
6. Contoh lain dari sebuah dasar pemikiran politik selain penerapan
pembelajaran PKN dalam sekolah itu apa ?
Jawaban
1. Penjelasan 4 kunci pendidikan seumur hidup yaitu :
a) Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Maksudnya yaitu jika sebagai konsep maka pendidikan seumur
hidup itu dapat diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman.
Dan interelasi dasar antara persekolahan dengan belajar,
kehidupan, dan pendidikan telah didiskusikan dan terperinci
dalam pembicaraan terdahulu.
b) Konsep belajar seumur hidup
Belajar seumur hidup adalah respon terhadap keinginan yang
didasari untuk belajar dan angan-angan menyediakan kondisikondisi yang membantu belajar. Belajar seumur hidup diartikan
bahwa seseorang dapat mengajarkan ilmunya. Ilmu dapat
diperoleh tidak hanya dari sekolah namun dari orang-orang
yang perpengalan dibidang tertentu.
c) Konsep pelajar seumur hidup
Tampak bahwa seluruh oranag adalah pelajar seumur hidup
dalam pengertian tertentu, terlepas dari cara-cara persekolahan
25
yang diorganisasikan dalam masyarakat mereka. Istilah
pendidikan seumur hidup digunakan untuk menyatakan orangorang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur
hidup.
d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup
yang betul-betul telah menghasilkan pelajaran seumur hidup
yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup. Dan
kurikulum yang membantu belajar seumur hidup adalah cara
praktis yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.
2. Maksud dari hadist nabi muhammad SAW tentang belajar dimulai
dari buaian yaitu bahwa saat kita kecil, kita sudah diajari oleh ibu
kita seperti apa wajah ayah kita, ibu kita, keluarga kita, lalu diajari
bagaimana cara memanggil ayah kita, ibu kita, dan ketika kita akan
mulai berjalan, ibu kita mengajarkan bagaimana cara belajar
dengan baik. Sampai kita sudah mulai agak besar kita diajari ibu
kita cara membaca, cara menulis dan lain-lain sampai kita besar dan
sudah mulai bisa mengerti mana yang baik dan yang buruk untuk
kita.
3. Awal adanya pemikiran konsep pendidikan seumur hidup itu
merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang
terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. dan
pendidikan seumur hidup ini sudah ada lama dalam sejarah
pendidikan, tetapi baru popurel setelah terbitnya buku Paul
Langrend An Introduction to Life Long Education (sesudah Perang
Dunia II). Kemudian diambil oleh International Commision On the
26
Development of Education (UNESCO). Istilah pendidikan seumur
hidup (Life Long Integrated Education) tidak dapat diganti dengan
istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya (Scope-nya) tidak persis
sama, seperti istilah out of school education, continuing education,
adult education, further education, recurrent education.
4. Banyak kesamaan dari pengertian pendidikan seumur hidup dalam
persepektif islam dan umum sangatlah banyak sekali. Karena dari
pengertian umum sendiri pendidikan seumur hidup sudah menganut
sesuai dengan hadist nabi yaitu bahwa seseorang menuntuh itu/
belajar itu dimulai dari masih bayi sampai di meninggal (kontinu).
Sedangkan perbedaan dari dua persepektif antara pengertian islam
dan umum itu sendiri belum ada dalam sejarah pendidikan seumur
hidup.
5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup adalah kita mulai dari
diri kita sendiri, yaitu dengan cara menjadikan kita sebagai
seseorang yang haus akan ilmu sehingga kita akan mengejar ilmu
itu walaupun antara menuntut ilmu itu dibatasi dengan lautan api.
6. Yaitu dengan mengadakan pelatiahn kepemimpinan agar terdidik
seorang pelajar itu menjadi seorang pemimpin.
D. KESIMPULAN
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendiidkan
yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup
27
berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal,
proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi
semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.
Implikasi konsep pendidikan seumur hidup adalah sebagai akibat langsung
atau konsekuensi dari suatu keputusan, yang maksudnya adalah suatu yang
merupakan tindakan lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan tetang pelaksanaan
pendidikan seumur hidup. Beberapa implikasi dari konsep pendidikan seumur hidup
mencakup sebagai berikut :
a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional
b. Pendidikan Vokasional
c. Pendidikan Profesional
d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
e. Pendidikan Kewargaaan Negara dan Kedewasaan Politik
f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang
B. PEMBAHASAN
1. Pengertian Pendidikan Seumur Hidup
Laporan tahun 1972 Komisi Internasional pengembangan pendidikan,
dipublikasikan oleh UNESCO dan sekarang dikenal dengan istilah “Laporan Faure”,
memuat
rekomendasi
pertama
untuk
perencanaan-perencanaan
pendidikan,
Rekomendasi dengan proposal yang disebut “pendidikan seumur hidup” akan
diadaptasikan sebagai “master concept” untuk inovasi pendidikan di mata
mendatang.rekomendasi ditujukan pada negara maju dan dan juga negara yang
sedang berkembang. Sejak itu, gagasannya telah diterima dengan perhatian yang
tinggi dan menjadi sangat terkenal dimana-mana.
Di Eropa, pendidikan seumur hidup belum dimengerti sepenuhnya, dan
konsensus yang utuh mengenai sifat, rasional dan implikasinya belum ada. Lebih
jauh, pendidikan seumur hidup kurang begitu terkenal didalam lingkungan
pendidikan di luar Eropa. Konsekwensinya, bab ini memuat perkenalan ringkas
beberapa prinsip utama pendidikan seumur hidup seperti yang dideskripsikan dalam
literatur yang membahas tentang ini. Tujuan sub bab ini bukan untuk mereview
literatur secara mendetail. Karena hal ini sudah dilakukan dalam publikasi seperti
yang dikerjakan oleh Dave (1973). Apa yang dimaksud disini adalah untuk
menyajikan gagasan pemikiran dasar, dan untuk menetapkan pengertian istilah
“pendidikan seumur hidup” seperti yang dipergunakan dalam buku ini.1
Pendidikan Seumur Hidup adalah sebuah sistem konsep-konsep pendidikan
yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar-mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.2
Istilah “Pendidikan Seumur Hidup”/ ”Life-Long Education” (bukan “long life
education”) adalah makna yang seharusnya benar-benar terkonsepsikan secara jelas
1
A. J. Croply, Pendidikan Seumur Hidup (suatu analisis psikologis), Usaha
Nasional, Surabaya, 1973,hal 28-29.
2
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan (sebuah studi awal tentang dasardasar pendidikan pada umumnya dan pendidikan di Indonesia), PT Grafndo
Persada, Jakarta, 2006, hal 169.
4
serta komprehensif . Konsep pendidikan seumur hidup sangat erat kaitannya dengan
pemahaman waktu berlangsungnya pendidikan. Dan dapat dibuktikan dalam
pengertian, dalam sikap, perilaku dan dalam penerapan terutama bagi para pendidik
di negeri kita. Lahirnya konsep pendidikan seumur hidup adalah bagian dari
keprihatinan pada dunia pendidikan yang ada, karena masih banyak masyarakat yang
tidak bisa menikmati pendidikan pada dunia formal.3
Pendidikan seumur hidup atau belajar seumur hidup bukan berarti kita harus
terus sekolah sepanjang hidup kita. Sekolah banyak diartikan oleh masyarakat sebagai
tugas belajar yang terperangkap dalam sebuah “ruang” yang bernama kelas.
Paradigma belajar seperti ini sangat harus segera kita rubah. Pengertian belajar bukan
hanya berada dalam ruangan tapi belajar disemua tempat, semua situasi dan semua
hal.Belajar merupakan kewajiban semua umat manusia, tua-muda, besar-kecil, kayamiskin. Dengan belajar Kita dapat mengetahui apapun yang ada di dunia ini dalam
rangka kemajuan individu atau universal. Dalam Pendidikan atau Belajar terdapat
interaksi antara tantangan (challenge) dari alam luar diri manusia dan balasan
(response) dari daya dalam diri manusia.4
Dalam GBHN dinyatakan bahwa “pendidikan berlangsung seumur hidup dan
dilaksanakan didalam lingkungan rumah tangga, sekolah, dan masyarakat. Karena itu
pendidikan ialah tanggung jawab bersama atara keluarga, masyarakat dan
pemerintah”. Hal ini berarti bahwa setiap manusia indonesia diharapkan selalu
berkembang sepanjang hidup, dan dilain pihak masyarakat dan pemerintah
diharapkan agar dapat menciptakan situasi yang menantang untuk belajar. Prinsip ini
bahwa masa sekolah bukalah satu-satunya masa bagi setiap orang untuk belajar,
belainkan hanya dengan dari waktu belajar yang akan berlangsung seumur hidup.5
Menurut Stephens (1967) belajar dan mengajar adalah peristiwa wajar yang
terjadi pada mahkluk manusia secara terus menerus berlangsung dengan cara spontan,
3
4
5
Drs. H. Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 2010,
Hal 40
5
bahkan tanpa disadari melakukannya. Dan pokok pendidikan seumur hidup adalah
seluruh individu harus memilki kesempaatan sistematik, terorganisir untuk
“instruction” studi dan “learning” disetiap kesempaatan sepanjang hidup mereka.
Semua itu dengan tujuan menyembuhkan kemunduran pendidikan sebelumnya, untuk
memperoleh keterampilan baru untuk meningkatkan keahlian mereka untuk
meningkatkan pengertian tentang dunia yang mereka tempati, untuk meningkatkan
kepribadian mereka, atau untuk beberapa tujuan lanjutan lainnya. Dalam rangka ini
pendidikan pada dasarnya dipandang sebagai pelayanan untuk membantu
pengembangan
personal
sepanjang
hidup,
dalam
istilah
yang lebih
luas
“develooment”. Pendidikan seumur hidup berekaan denga prinsip pengorganisasian
yang akhirnya memungkinkan pendidikan untuk melakukannya fungsinya. Fungsinya
adalah ”proses perubahan” yang menuntun perkembangan individu”.6
1.1 Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Dalam pendidikan seumur hidup dikenal ada 4 macam konsep kunci, yaitu :
a)
Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Sebagaimana sebagai suatu konsep, maka pendidikan seumur hidup
diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk pengorganisasian dan
penstrukturan pengalaman-pengalaman. Hal ini berarti pendidikan akan
meliputi seluruh rentangan usia dan usia yang paling tua dan adanya basis
institusi yang amat berbeda dengan basis yang mendasarkan persekolahan
konsensional.7
Intelerasi dasar antara persekolahan dengan belajar, kehidupan, dan
pendidikan telah didiskusikan dan terperinci dalam pembicaraan
terdahulu.
Sebagaimana Rasalullah saw bersabdah, yang artinya:
اطلب العلم من المهد ال اللحد
6
7
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46
6
“Tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat”.
b) Konsep belajar seumur hidup
Belajar seumur hidup adalah respon terhadap keinginan yang didasari
untuk belajar dan angan-angan menyediakan kondisi-kondisi yang
membantu belajar.
Istilah belajar merupakan kegiatan yang dikelola dari proses belajar
mengajar yang terus menerus Belajar seumur hidup diartikan bahwa
seseorang dapat belajar dan berkewajiban mengajar agar ia dapat ilmu
baru dari mengajarkan ilmunya. Ilmu dapat diperoleh dari tidak hanya
dari sekolah namun dari orang-orang yang perpengalaman dibidang
tertentu.8 Sebagaimana Firman Allah dalam, Surah al Alaq 1- 5 yang
artinya :
“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang Menciptakan,
Diatelah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan
Tuhanmu lah yang Maha pemurah, yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, dan Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”.
c) Konsep pelajar seumur hidup
Tampak bahwa seluruh orang adalah pelajar seumur hidup dalam
pengertian
tertentu,
gterlepas
dari
cara-cara
persekolahan
yang
diorganisasikan dalam masyarakat mereka. Istilah pendidikan seumur
hidup akan digunakan untuk menyatakan orang-orang yang sadar tentang
diri mereka sebagai pelajar seumur hidup, melihat baru sebagai cara yang
logis untuk mengatasi problema, dan terdorong tinggi sekali untuk belajar
ditingkat seluruh usia dan menerima tantangan dan perubahan seumur
hidup sebagai pemberi kesempatan untuk belajar baru. Intelerasi
pendidikan seumur hidup dapat dilihat kaitannya pada penyediaan system
8
Drs. H. Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.
7
pendidikan formal (berdasarkan tujuan pendidikan seumur hidup) yang
bertujuan membantu perkembangan orang-orang (pelajar seumur hidup),
secara sadar dan sistematik merespon unruk beradaptasi dengan
lingkungan mereka seumur hidup (proses belajar seumur hidup).9
Belajar seumur hidup diartikan bahwa orang- orang yang sadar tentang
dirinya sebagai pelajar seumur hidup, melihat belajar sebagai cara yang
logis untuk mengatasi problema. Pelajar seumur hidup diartikan bahwa
saat tiap nafas yang ia tarik dan hembuskan padanya ada kewajiban pada
peningkatan cara menghadapi dunia. Hal itu akan diperoleh hanya dengan
penambahan ilmu beserta pengalaman kehidupan.
ٌ َات َو َجن
ٌ او َر
ٌ ص ْن َو
ٌ ْب َوزَر
ص ْن َوا ٍن ي ُْس َقَى بِ َمََا ٍء
ٍ ات ِم ْن أَ ْعنَا
ِ ان َو َغ ْي ُر
ِ ع َونَ ِخي ٌل
ِ ض قِطَ ٌع ُمتَ َج
ِ َْوفِ ارر
ِ ََوا ِح ٍد َونُف
َت لِقَوْ ٍم يَ ْعقِلُون
ٍ ْض فِ ار ُأ ِل إِ َن فِ َذلِكَ ييَا
َ ض ُل بَ ْع
ٍ ضهَا َعلَى بَع
Artinya :
“Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan
kebun-kebunanggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang
dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami
melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain
tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tandatanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir”.
d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum dalam hubungan ini, didesain atas dasar prinsip pendidikan
seumur hidup betul-betul telah menghasilkan pelajaran seumur hidup yang
secara berurutan melaksanakan belajaran seumur hidup. Cara mengajar
seharusnya dilaksanakaan berdasarkan prinsip pendidikan seumur hidup.
Pendidikan seumur hidup adalah filsafat atau ide, pelajar seumur hidup
9
Drs. H. Fuad, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.
8
dan belajar seumur hidup adalah hasil yang diharapkan, dan kurikulum
yang membantu belajar seumur hidup adalah cara praktis yang harus
dilalui untuk mencapai tujuan.
Kurikulum yang demikian, merupakan kurikulum praktis untuk
menyampaikan tujuan pendidikan dan megimplementasikan prinsipprinsip pendidikan seumur hidup.10
Sebagaimana Allah berfirman dalam Surah Arrahmanayat : 1-4:
(4) َ( َعلَ َمهُ ْالبَيَان3) َال ْن َسان
َ َ( خَ ل2) َ( َعلَ َم ْالقُرْ آن1) ُالرَحْ َمن
ِْ ق
Artinya :“(Tuhan) Yang Maha Pemurah, Yang telah mengajarkan Al
Qur'an, Dia
menciptakan
manusia,danMengajarnya
pandai
berbicara”.
Konsep pendidikan seumur hidup merubah pandangan terhadap pola
pendidikan secara fundamental. Pendidikan tidak lagi berarti schooling
melainkan jauh lebih luas, variatif dan lebih mendalam.
Pendidikan tidak berhenti dengan berakhirnya masa pendidikan formal
di sekolah, melainkan merupakan proses yang bersifat “on-going, selfcreating, continous and discontinous until death”. Pandangan terhadap
Pendidikan seperti itu menjadi landasan yang kuat bagi konsepsi kita
tentang pendidikan sosial.11
1.2 Dasar Pemikiran Pendidikan Seumur Hidup
10
11
Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 46.
Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 47.
9
Dasar pendidikan seumur hidup bertitik tolak atas keyakinan bahwa
proses pendidikan dapat berlangsung selama manusia hidup,baik di dalam
maupun di luar sekolah.12
Ada bermacam-macam dasar pemikiran yang menyatakan bahwa
pendidikan seumur hidup sangat penting. Dasar pemikiran tersebut ditinjau
dari beberapa segi, antara lain :
a) Dasar Ideologi
Konsep pendidikan seumur hidup bagi umat Islam sudah ada, jauh
sebelum orang-orang barat mengangkatnya. Islam sudah mengenal
pendidikan seumur hidup, sebagai mana dinyatakan oleh hadits Nabi
SAW yang berbunyi :
اطلب العلم من المهد ال اللحد
Artinya: Tuntutlah ilmu dari buaian sampai meninggal dunia.
Semua manusia dilahirkan kedunia mempunyai hak yang sama,
khususnya hak untuk mendapatkan pendidikan dan peningkatan
pengetahuan serta keterampilannya. Pendidikan seumur hidup akan
memungkinkan seseorang mengembangkan potensi-potensinya sesuai
dengan kebutuhan hidupnya.13
Bagi umat Islam nilai religi merupakan dasar utama dalam mendidik
anak-anak.
Dengan
menanamkan
nilai
agama
akan
membantu
terbentuknya sikap dan karakter yang positif hingga masa dewasa.
Menuntut ilmu adalah wajib bagi seluruh umat islam, tiada batasan dan
berlangsung seumur hidup.14
12
13
14
Hasbullah, Dasar-dasar Pendidikan, Raja Grafndo Persada, Jakarta, hal 63-64.
Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
Drs. H. Fuad ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
10
b) Ekonomis
Cara yang paling efektif untuk keluar dari “Lingkaran Setan Kemelatan”
yang
menyebabkan
kebodohan,
dan
kebodohan
menyebabkan
kemelaratan ialah melalui pendidikan. Pendidikan seumur hidup
memungkinkan seseorang untuk :
1. Meningkatkan produktifitas
2. Memelihara dan mengembangkan sumber-sumber yang dimiliki
3. Memungkinkan hidup dalam lingkungan yang lebih menyenangkan
dan sehat
4. Memiliki motivasi dalam mengasuh dan mendidik anak-anaknya
secara tepat sehingga peranan pendidikan keluarga menjadi sangat
besar dan penting.15
c) Sosiologis
Para orang tua dinegara berkembang kerap kurang menyadari pentingnya
pendidikan sekolah bagi anak-anaknya. Karena itu, anak-anak mereka
sering kurang mendapatkan pendidikan sekolah, putus sekolah atau tidak
bersekolah sama sekali. Dengan demikian, pendidikan seumur hidup bagi
orang tua akan merupakan pemecahan atas masalah tersebut.16
c) Politis
Pada Pendidikan kewarganegaraan perlu diberikan kepada setiap orang
karena pada negara demokrasi hendaknya seluruh rakyat menyadari
pentingnya hak milik,dan memahami fungsi pemerintah, DPR,MPR dan
15
16
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 44.
11
lain-lain. Dengan demikian, maka inilah yang menjadi tugas pendidikan
seumur hidup.
Di Indonesia konsepsi pendidikan seumur hidup mulai disosialisasikan
kepada masyarakat melalui kebijakan Negara yaitu:
Tap MPR No. IV / MPR / 1970 jo. Tap No.IV/ MPR / 1978 Tentang
GBHN yang menetapkan prinsip-prinsip pembangunan nasional, antara
lain :
1) Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan
manusia Indonesia seutuhnya dan pembangunan seluruh rakyat Indonesia
(arah pembangunan jangka panjang )
2) Pendidikan berlangsung seumur hidup dan dilaksanakan didalam
keluarga (rumah tangga ), sekolah dan masyarakat. Karena itu pendidikan
adalah tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat dan
pemerintah. (BAB IV GBHN bagian pendidikan ).17
Didalam UU Nomor 20 tahun 2003, penegasan tentang pendidikan
seumur hidup, dikemukakan dalam pasal 13 ayat (1) yang berbunyi:
"Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, non formal, dan
informal yang dapat saling melengkapi dan memperkaya".18
d) Teknologis
Dunia dilanda oleh eksplosit ilmu pengetahuan dan teknologi. Para
sarjana,teknisi dan pemimpin negara berkembang perlu memperbarui
pengetahuan dan keterampilan mereka.19
17
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45.
18
19
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45.
12
e) Psikologis dan Pedagogi
Perkembangan IPTEK yang pesat mempunyai pengaruh besar terhadap
konsep tehnik dan metode pendidikan. Akibatnya,tidak mungkin lagi
mengejarkan ilmu seluruhnya kepada peserta didik. Karena itu,tugas
pendidikan sekolah yang utama ialah yang mengajarkan bagaiman cara
belajar,menanamkan motivasi yang kuat dalam diri anak untuk belajar
terus menerus sepanjang hidupnya,memberikan keterampilan kepada
peserta didik untuk secara tepat,dan mengembangkan daya adaptasi yang
besar dalam diri peserta didik.20
1.3 Karakteristik dan Faktor-faktor yang Mendorong Perlunya Pendidikan
Seumur Hidup
a) KARAKTERISTIK PENDIDIKAN SEUMUR HIDUP
1. Hidup, seumur hidup, dan pendidikan merupakan tiga istilah pokok
yang menentukan lingkup dan pendidikan seumur hidup.
2. Pendidikan tidaklah selesai setelah berakhirnya masa sekolah, tetapi
merupakan sebuah proses berlangsungnya sepanjang hidup.
3. Pendidikan seumur tidak diartikan sebagai pendidikan oeang dewasa,
tetapi pendidikan seumur hidup mencakup dan memadukan semua
tahap pendidikan (pendidikan dasar, pendidikan menengah, dan
pendidikan sebagainya).
20
Drs.H.Fuad Ihsan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 45
13
4. Pendidikan seumur hidup mencakup pola-pola pendidikan formal
maupun pola-pola pendidikan non formal, baik kegiatan-kegiatan
belajar terencana maupun kegiatan-kegiatan belajar insidental.
5.
Rumah memainkan peranan pertama, peranan yang paling halus dan
sangat penting dalam memulai proses belajar seumur hidup.
6. Masyarakat juga memainkan suatu peranan yang penting dalam
system pendidikan seumur hidup. Mulai sejak anak mulai berinteraksi
dengan masyarakat, dan terus berlanjut fungsi edukatifnya dalam
keseluruhan hidup, baik dalam bidang professional maupun umum.
7. Lembaga-lembaga pendidikan seperti sekolah, universitas, dan pusatpusat latihan tentu mempunyai peranan penting, tetapi semuanya itu
hanya sebagai salah satu bentuk lembaga pendidikan seumur hidup.
8. Pendidikan
seumur
hidup
menghendaki
berkelanjutan
dan
kebersambungannya dimensi-dimensi vertical dan longitudinal dari
pendidikan.
9. Pendidikan seumur hidup juga menghendaki keterpaduan dimensidimensi horizontal dan kedalaman dari pendidikan dari setiap tahap
hidup.
10. Bertentangan dengan bentuk pendidikan yang bersifat elitis,
pendidikan seumur hidup adalah bersifar universal.
11. Pendidikan seumur hidup ditandai oleh adanya kelenturan dan
peragaman dalam isi bahan belajar, alat-alat, dan teknik-teknik belajar,
serta waktu belajar.21
12. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah pendekatan yang dinamis
tentang pendidikan yang membolehkan penyesuaian bahan-bahan dan
media belajar karena dan apabila perkembangan-perkembangan baru
terjadi.
21
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 169-170
14
13. Pendidikan seumur hidup membolehkan adanya pola-pola dan bentukbentuk alternatif dalam memperoleh pendidikan.
14. Pendidikan seumur hidup mempunyai dua macam komponen besar,
yaitu pendidikan umum dan pendidikan professional. Komponen
tersebut tidaklah terpisah sama sekali anatara yang satu dengan yang
lainnya, tetapi saling berhubungan dan dengan sendirinya bersifat
interaktif.
15. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi-fungsi adaptif dan
inovatif dari individu dan masyarakat dan individu.
16. Pendidikan seumur hidup mengandung fungsi perbaikan terhadap
kelemahan-kelemahan system pendidikan yang ada.
17. Tujuan akhir pendidikan adalah mempertakankan dan meningkatkan
mutu hidup.
18. Ada tiga prasyarat utama bagi pendidikan seumur hidup, yaitu :
kesempatan, motivasi, dan edukabilitas.
19. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah prinsip pengorganisasian
semua pendidikan.
20. Pada tingkat operasional, pendidikan seumur hidup membentuk
sebuah system keseluruhan dari semua pendidikan.22
b) Faktor Perlunya Pendidikan Seumur Hidup :
1. Keterbatasan kemampuan pendidikan sekolah. Pendidikan sekolah
ternyata tidak memenuhi harapan masyarakat. Terlihat antara lain
dalam;
22
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 169-170.
15
a) Banyak lulusan yang tidak dapat diserap dalam dunia kerja
yanantara lain karena mutunyayang rendah.
b) Daya serap rata-rata lulusan sekolah yang masih rendah,
karena pelajar tidak dapat belajar optimal.
c) Pelaksanaan pendidikan sekolah tidak efesien sehingga
terjadi penghamburan pendidikan, yang terlihat dari adanya
putus sekolah dan siswa yang mengulang.
Pendidikan sekolah perlu dilengkapi dengan pendidikan luar sekolah.23
2. Perubahan Masyarakatdan Peranan-peranan social
Globalisasi dan pembangunan mengakibatkan perubahan-perubahan
yang cepat dalam masyarakat, dan dengan demikian perubahanperubahan peranan-peranan social. Pendidikan dituntut untuk dapat
membantu individu agar selalu dapat mengikuti perubahan-perubahan
social sepanjang hidupnya.24
3. Pendayagunaan Sumber yang Masih Belum Optimal
Salah satu masalah pendidikan kita dewasa ini adalah kelangkaan
sumber yang mendukung pelaksanaannya pendidikan. Hal yang perlu
dilakukan adalah :
a) Penghematan dan optimalisasi dalam pengunaan sumber daya
yang telah tersedia bagi pendidikan.
b) Perlu digali sumber-sumber baru yang masih terpendam dalam
masyarakat, yang dapat dimanfaatkan untuk memperlancarkan
dan meningkatkan proses pendidikan.
23
24
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 171-172
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 171-172.
16
Pendayagunaan
sumber
secara
menyeluruh
untuk
pendidikan
memerlukan kerja sama luas yang bersifat lintas sector, sehingga perlu
penyelenggaraan pendidikan yang meluas.
4. Perkembangan Pendidikan Luar Sekolah yang Pesat
Dalam zaman modern, Pendidikan Luar Sekolah berkembang dengan
pesat karena memberikan manfaat kepada masyarakat banyak,
sehingga perlu mendapat tempat yang wajar dalam penyelengaraan
keseluruhan pendidikan.25
1. Kerangka Kerja Teoritis Pendidikan Seumur Hidup
1) Orientasi Umum
Secara teoritis PSH terdiri dari tiga aspek, yaitu :
a. Hidup
b. Seumur Hidup
c. Pendidikan
2) Hidup
Ada tiga komponen yang saling berhubungan, yang terdiri dari :
a. Individu sebagai anggota masyarakat dengan mempunyai
karakteristik tertentu.26
b. Masyarakat, yang merupakan lingkungan hidup social, yang
bentuknya dapat berupa kelompok-kelompok psikologis dan
organisasi social.
25
26
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 172-173.
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 173-174.
17
c. Lingkungan fisik atau lingkungan alam tempat hidup (habitat)
manusia sebagai individu dan anggota masyarakat.
3) Seumur hidup
a. Perkembangan Kepribadian
Setiap individu manusia dalam pengalaman hidupnya mengelami
perkembangan kepribadian yang mencakup perkembangan; fisik,
mental, social, dan emosional.
b. Tahap-tahap Perkembangan
Setiap individu dalam perjalanan hidupnya, sejak lahir sampai mati
mengalami tahap-tahap perkembangan: masa balita, masa kanakkanak, masa anak, masa remaja, masa dewasa, dan masa tua.
c. Peranan-peranan Umum dan Unik
Setiap individu melaksanakan peranan-peranan umum sebagai
manusia dan peranan-peranan unik dalam menjalankan tugas-tugas
khusus, misalnya sebagai guru, dokter, pengacara, pedagang, dan
lain sebagiannya.27
4) Pendidikan
Pendidikan sebagai usaha mencapai perkembangan dan perubahan
tingkah laku setiap individu melalui hidup, mencakup tiga
komponen, yaitu :
a. Landasan-landasan Pendidikan, yaitu konsep-konsep sosiologis,
ekonomik, politik, ekologis, demografis, fisiologis, biologis,, dan
cabang-cabang ilmu lainnya, yang menjadi dasar pelaksanaan
atau praktek pendidikan.
27
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 174-175.
18
b. Cara-cara komunikasi, verbal-non verbal, dengan atau tanpa alatalat bantu belajar-mengajar, yang digunakan dalam praktek
pendidikan di sekolah atau diluar sekolah.
c. Isi
pendidikan,
yang
berupa
pengetahuan,
keterampilan-
keterampilan, dan nilai-nilai yang menjadi nahan ajar dalam
pendidikan. Bahan ajar dalam pendidikan berupa;
1) Stok Budaya, yang berupa ilmu, seni, dan cita-cita
manusia.
2) Perkembangan pengetahuan baru dan yang lalu .
2. Implikasi Konsep Pendidikan Seumur Hidup
Implikasi disini diartikan sebagai akibat langsung atau konsekuensi dari suatu
keputusan. Dengan demikian maksudnya adalah sesuatu yang merupakan tindak
lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan tentang pelaksanaan pendidikan seumur
hidup.
Fungsi dan Tujuan Sekolah
a. Pendidikan sekolah ialah salah satu tangga dari keseluruhan proses
pendidikan yang berlangsung sepanjang hidup.
b. Pendidikan sekolah ialah pendidikan untuk mengembangkan semua aspek
kepribadian, baik kognitifdan afektif maupun keterampilan.
c. Pendidikan sekolah merupakan suatu system terbuka.28
d. Pendidikan sekolah merupakan sekelompok paket belajar atau program
belajar yang menyediakan jalur belajar dan pengalaman belajar, yang
28
Redja Mudyahardjo, Pengantar Pendidikan, hal 176-178.
19
memungkinkan siswa dapat menunggunakan hasil belajarnya untuk belajar
sendiri dan menbina dirinya sendiri.
e. Tujuan
sekolah
tidak
hanya
menguasai
bahan
pelajaran,
tetapi
menggunakan apa telah dipelajari itu untuk mampu belajar sendiri dan
membina diri kapanpun dan dimanapun juga, dalam rangka mencapai
tujuan Pendidikan Seumur hidup mencapai kualitas hidup pribadi, social,
dan profesional seoptimal mungkin.
Pendidikan sekolah hendaknya bertujuan agar siswanya :
1) Menyadari
perlunya
mempertahankan
dan
belajar
seumur
meningkatkan
hidup
kualitas
dalam
usaha
hidupnya
dalam
masyarakat.
2) Meningkatkan kemampuan belajar atau educability.
3) Memperluas daerah belajar.
4) Memadukan pengalaman belajar disekolah dengan pengalaman diluar
sekolah.29
Implikasi pendidikan seumur hidup pada program pendidikan sebagaimana
dikemukakan oleh Ananda W.P. Guruge, dalam garis besarnya dapat
dikelompokkan dalam enam kategori, sebagi berikut:30
a.
Pendidikan Baca Tulis Fungsional
Program ini tidak saja penting bagi pendidikan seumur hidup karena
relevansinya dengan kondisi yang ada pada negara-negara berkembang
karena masih banyaknya penduduk yang buta huruf, melainkan juga sangat
penting ditinjau dari implementasinya. Bahkan di negara yang sudah maju
sekalipun di mana radio, film dan televisi telah menentang ketergantungan
oang, akan bahan-bahan bacaan, namun membaa mash tetap merupakan
cara yang paling murah dan praktis untuk mendapatkan dan menyebarkan
29
M. Sardja Kadir, Pendidikan Seumur Hidup, Usaha Nasional, Surabaya, 1900, hal
56.
30
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
20
pengetahuan. Memang sulit untuk membuktikan peranan melek huruf
fungsional, namun pengaruh jelata, misalnya para petani, disebabkan oleh
pengetahuan-pengetahuan baru pada mereka. Pegetahuan baru ini dapat
diperoleh terutama melalui bahan bacaan.
Jadi melek huruf fungsional itu saming merupakan isi program sekaligus
juga merupakan sarana terlaksanya pendidikan seumur hidup. Oleh sebab
itu realisasi baca tulis fungsional itu harus memuat dua hal, yaitu :
1) Memberikan kecakapan membaca-menulis-menghitung (3
M) yang fungsional bagi anak didik,
2) Menyediakan bahan-bahan bacaan yang diperlukan untuk
mengembangkan lebih lanjut kecakapan yang telah
dimilikinya itu.31
b. Pendidikan Vokasional
Pendidikan vokasional adalah sebuah pedidikan diluar sekolah bagi
anak didik di luar batas usia sekolah, ataukah sebagai program pendidikan
formal dan non formal dalam rangka apprentice-skip training, merupakan
salah satu program penting dalam rangka pendidikan seumur hidup. Pada
kebanyakan negara berkembang yang sistem pendidikan formal umumnya
diambil dari negara barat (bekas jajahan seperti halnya Indonesia), out put
pendidikan sekolah pada umumnya dirasakan kurang sesuai dengan
kebutuhan masyarakat yang sedang membangun. Sebab itu program
pendidikan yang bersifat remedial agar para lulusan sekolah itu menjadi
tenaga kerja yang produktif dan menjadi sangat penting.
Namun yang lebih penting, ialah bahwa pendidikan vokasional ini tidak
boleh dipandang sekali jadi lantas selesai. Kemajuan teknologi, tentang
31
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
21
otomatis (otomation), dan makin meluasnya industrialisasi menuntut
pendidikan vokasional itu terus-menerus.32
c. Pendidikan Profesional
Apa yang berlaku bagi para pekerja dan buruh, berlaku pula bagi para
profesional. Bahkan tantangana buat merka itu lebih besar dan kat. Mereka
berusaha keras terus-menerus dan bergerak cepat agar tidak tertinggal oleh
kemajuan.
Dalam setiap profesi hendaknya telah tercipta Built-in mechanism
yang memungkinkan golongan profesional itu selalu mengikuti perubahan
dan kemajuan dalam metode, perlengkpan, teknologi dan sikap
profesionalnya. Ini merupakan realisasi dari pendidikan seumur hidup.33
d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
pendidikan bagi anggota masyarakat dari berbagai golongan usia agar
mereka mampu mengikuti perubahan sosial dan pembangunan merupakan
konsekuensi penting daripada asas pendidikan seumur hidup. Abad ilmu
pengetahuan penting daripada teknologi itu pengaruhnya telah menyusup
dalam berbagai aspek kehidupan manusia dan masyarakat, seorang ibu
rumah tangga yang bekerja dirumahnya dengan kompor listrik, mesin cuci
listrik dna perkakas rumah tangga lainya yang serba elektronik itu bagaikan
seorang sarjana yang bekerja di Laboratoriumnya. Semua itu mengandung
konsekuensin perogram pendidikan yang terus menerus.34
e. Pendidikan Kewargaan Negara dan Kedewasaan Politik
32
33
34
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
22
Tidak asaja bagi warga negara biasa, melainkan para pemimpin
masyarakat pun sangat membutuhkan pendidikan kewargaan negara dan
kedewasaan politik itu. Dalam alam pemerintahaan dan masyarakat yang
demokratis, maka kedewasaan warga negara dan para pemimpinnya dalam
kehidupan bernegara sangat penting. Untuk itu program pendidikan
kewargaaan negara dan kedewasaan itu merupakan bagian yang penting
dari pendidikan seumur hidup.35
f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu luang
Spesialisasi yang berlebih-lebiahn dalam masyarakat, bahkan yang
tekah dimulai pada usia muda dlama program pendidikan formal di
sekolah, membikin manusia menjdai pandanggan sempit pad abidangnya
sendiri, buta kekayaan nialai-nilai kultural yang terkandung dalam warisan
budaya masyarakat sendiri. Seorang yang disebut “education” harus
mengalami dan menghargai sejarah, kesustraan, agama filsafat hidup seni
dan musik bangsa sendiri. Sebab itu kultural dan pendiisian waktu bangsa
sendiri. Sebab itu pendidikan kultural dan pengisian waktu seranggang
secara kultural dan konstruktif merupakan bagian penting seumur hidup.36
C. ANALISIS DAN DISKUSI
1. Analisis
Dari pembahasana diatas, menurut kelompok kami pendidikan adalah sebuah
proses pembentukan manusia seutuhnya, yang mancakup kemampuan mental, fisik,
dan kepribadian atau watak bangsa. Pendidikan seumur hidup adalah sebuah sistem,
35
36
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
Drs. Fuad Ihasan, Dasar-dasar Kependidikan, hal 48-51.
23
konsep-konsep pendidikan yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa
kegiatan belajar mengajar yang berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia.
Proses pendidikan seumur hidup berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh
waktu seperti pendidikan formal, proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan
seorang terpelajar tetapi oleh semua lapisan masyarakat bisa melaksanakannya.
Penerapan cara berfikir menurut asas pendidikan seumur hidup itu akan mengubah
pandangan kita tentang status dan fungsi sekolah. Dimana tugas utama pendiidkan
sekolah adalah mengajar anak didik bagaimana caranya belajar, peranan seorang guru
sebagai motifator, stimulator, dan petunjuk jalan anak didik dalam hal balajar,
sedangkan sekolah adalah pusat kegiatan belajar masyarakat sekitar. Sehingga dalam
rangka pandangan mengenai pendidikan seumur hidup, maka semua orang secara
potensial merupakan anak didik.
2. Diskusi
Pertanyaan
1. P enjelasan lebih lanjut tentang 4 kunci pendidikan seumur hidup ?
2. Penjelasan dari hadist nabi muhammad SAW, tentang menuntut
ilmu dari mulai buaian sampai liang kubur !
24
3. Mengapa bisa ada pemikiran konsep pendidikan seumur hidup ?
4. Perbedaan dan persamaan tentang pemikiran pendidikan seumur
hidup dalam prespektif islam dan umum ?
5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup dan ciri orang yang
sudah melakukan pendidikan seumur hidup !
6. Contoh lain dari sebuah dasar pemikiran politik selain penerapan
pembelajaran PKN dalam sekolah itu apa ?
Jawaban
1. Penjelasan 4 kunci pendidikan seumur hidup yaitu :
a) Konsep pendidikan seumur hidup itu sendiri
Maksudnya yaitu jika sebagai konsep maka pendidikan seumur
hidup itu dapat diartikan sebagai tujuan atau ide formal untuk
pengorganisasian dan penstrukturan pengalaman-pengalaman.
Dan interelasi dasar antara persekolahan dengan belajar,
kehidupan, dan pendidikan telah didiskusikan dan terperinci
dalam pembicaraan terdahulu.
b) Konsep belajar seumur hidup
Belajar seumur hidup adalah respon terhadap keinginan yang
didasari untuk belajar dan angan-angan menyediakan kondisikondisi yang membantu belajar. Belajar seumur hidup diartikan
bahwa seseorang dapat mengajarkan ilmunya. Ilmu dapat
diperoleh tidak hanya dari sekolah namun dari orang-orang
yang perpengalan dibidang tertentu.
c) Konsep pelajar seumur hidup
Tampak bahwa seluruh oranag adalah pelajar seumur hidup
dalam pengertian tertentu, terlepas dari cara-cara persekolahan
25
yang diorganisasikan dalam masyarakat mereka. Istilah
pendidikan seumur hidup digunakan untuk menyatakan orangorang yang sadar tentang diri mereka sebagai pelajar seumur
hidup.
d) Kurikulum yang membantu pendidikan seumur hidup
Kurikulum didesain atas dasar prinsip pendidikan seumur hidup
yang betul-betul telah menghasilkan pelajaran seumur hidup
yang secara berurutan melaksanakan belajar seumur hidup. Dan
kurikulum yang membantu belajar seumur hidup adalah cara
praktis yang harus dilalui untuk mencapai tujuan.
2. Maksud dari hadist nabi muhammad SAW tentang belajar dimulai
dari buaian yaitu bahwa saat kita kecil, kita sudah diajari oleh ibu
kita seperti apa wajah ayah kita, ibu kita, keluarga kita, lalu diajari
bagaimana cara memanggil ayah kita, ibu kita, dan ketika kita akan
mulai berjalan, ibu kita mengajarkan bagaimana cara belajar
dengan baik. Sampai kita sudah mulai agak besar kita diajari ibu
kita cara membaca, cara menulis dan lain-lain sampai kita besar dan
sudah mulai bisa mengerti mana yang baik dan yang buruk untuk
kita.
3. Awal adanya pemikiran konsep pendidikan seumur hidup itu
merumuskan suatu asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang
terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia. dan
pendidikan seumur hidup ini sudah ada lama dalam sejarah
pendidikan, tetapi baru popurel setelah terbitnya buku Paul
Langrend An Introduction to Life Long Education (sesudah Perang
Dunia II). Kemudian diambil oleh International Commision On the
26
Development of Education (UNESCO). Istilah pendidikan seumur
hidup (Life Long Integrated Education) tidak dapat diganti dengan
istilah-istilah lain sebab isi dan luasnya (Scope-nya) tidak persis
sama, seperti istilah out of school education, continuing education,
adult education, further education, recurrent education.
4. Banyak kesamaan dari pengertian pendidikan seumur hidup dalam
persepektif islam dan umum sangatlah banyak sekali. Karena dari
pengertian umum sendiri pendidikan seumur hidup sudah menganut
sesuai dengan hadist nabi yaitu bahwa seseorang menuntuh itu/
belajar itu dimulai dari masih bayi sampai di meninggal (kontinu).
Sedangkan perbedaan dari dua persepektif antara pengertian islam
dan umum itu sendiri belum ada dalam sejarah pendidikan seumur
hidup.
5. Cara menerapkan pendidikan seumur hidup adalah kita mulai dari
diri kita sendiri, yaitu dengan cara menjadikan kita sebagai
seseorang yang haus akan ilmu sehingga kita akan mengejar ilmu
itu walaupun antara menuntut ilmu itu dibatasi dengan lautan api.
6. Yaitu dengan mengadakan pelatiahn kepemimpinan agar terdidik
seorang pelajar itu menjadi seorang pemimpin.
D. KESIMPULAN
Pendidikan seumur hidup adalah sebuah system konsep-konsep pendiidkan
yang menerangkan keseluruhan peristiwa-peristiwa kegiatan belajar mengajar yang
berlangsung dalam keseluruhan kehidupan manusia. Proses pendidikan seumur hidup
27
berlangsung secara kontinue, dan tidak terbatas oleh waktu seperti pendidikan formal,
proses belajar seumur hidup tidak hanya dilakukan seorang yang terpelajar tetapi
semua lapisan masyarakat bisa melaksanakanya.
Implikasi konsep pendidikan seumur hidup adalah sebagai akibat langsung
atau konsekuensi dari suatu keputusan, yang maksudnya adalah suatu yang
merupakan tindakan lanjut dari suatu kebijakan atau keputusan tetang pelaksanaan
pendidikan seumur hidup. Beberapa implikasi dari konsep pendidikan seumur hidup
mencakup sebagai berikut :
a. Pendidikan Baca Tulis Fungsional
b. Pendidikan Vokasional
c. Pendidikan Profesional
d. Pendidikan ke Arah Perubahan dan Pembangunan
e. Pendidikan Kewargaaan Negara dan Kedewasaan Politik
f. Pendidikan Kultural dan Pengisian Waktu Luang