UPAYA PENINGKATAN HASIL TERNAK di TANAH

“UPAYA PENINGKATAN HASIL TERNAK di TANAH AIR”

DISUSUN OLEH:
Evan Orlando
Elifas Talebong
Frederik Moses Baan

XI IPS 3

I.PENDAHULUAN
Peternakan merupakan salah satu sumber makanan bagi manusia. Peternakan adalah
sumber protein terbesar diseluruh dunia. Berbagai jenis hewan diternakan didunia. Hewan
ternak diambil manfaat daging, susu, telur dan bahkan tenaganya. Indonesia sebagai Negara
dengan bentang alam yang luas dan memiliki iklim tropis membuatnya kaya akan fauna atau
hewan. Indonesia dengan sebagian besar penduduknya yang bekerja sektor pertanian menjadi
hal yang mendukung Indonesia menjadi Negara dengan ekspor komoditas peternakan yang
besar di dunia.

Kondisi peternakan di Indonesia saat ini masih dikatakan terbelakang, berbagai
produk peternakan seperti susu, daging sapi dan domba masih sering di Impor dari Negara
lainnya. Padahal Negara ini memiliki potensi untuk menjadi Negara dengan sektor

peternakan yang maju. Peternakan di Indonesia tidak mengalami banyak perkembangan
disebabkan karena perilaku para pengusaha ternak rakyat ( perorangan) yang belum
mengetahui bagaimana cara untuk memperlakukan ternak dengan baik dan benar. Modal dan
bibit ternak unggul juga menjadi masalah lain yang ada di peternak. Hal inilah yang membuat
pemerintah mnyelanggarakan berbagai kebijakan yang bertujuan supaya kondisi peternakan
di Indonesia dapat berkembang dengan baik sehingga kebutuhan protein dalam Negeri dapat
terpenuhi, bahkan juga dapat dijadikan sebagai komoditas ekspor.

Peternakan merupakan seluruh kegiatan yang dilakukan untuk membudidayakan
hewan (fauna) dengan tujuan untuk memperoleh manfaat dari hewan yang telah di ternak,
manfaat yang diperoleh dapat berupa daging, susu, tenaga dan yang lainnya. Kegiatan yang
dilakukan dalam peternakan dapat berupa pemeliharaan, pembesaran, atau
pengembangbiakkan. Peternakan juga menjadi salah satu kegiatan yang banyak dilakukan
oleh masyarakat Indonesia.
Komoditas peternakan juga dapat dijadikan sebagai bahan untuk mengukur
kesejahteraan penduduk dari suatu negara. Contohnya saja konsumsi daging dan susu, kedua
hasil komoditas peternakan ini biasa digunakan untuk mengukur tingkat kesejahteraan

penduduk suatu negara, dari keduanya dapat disimpulkan bahwa jika konsumsi susu dan
daging pada suatu Negara tinggi, maka penduduk di Negara tersebut juga sejahtera. Hal

sebaliknya juga terjadi ketika konsumsi daging dan susu pada suatu Negara rendah, maka
penduduk di Negara tersebut juga bisa dikatakan belum sejahtera dari segi ekonomi. Daging
dan susu digunakan sebagai pengukur tingkat kesejahteraan penduduk Negara karena kedua
hasil peternakan ini adalah sumber protein yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat. Jadi
ketika penduduk di Negara tersebut sejahtera maka kebiasaan untuk hidup sehat dan
konsumsi makanan sehat juga sangat diperhatikan. Dan protein yang menjadi salah satu zat
yang baik dan sangat dibutuhkan oleh manusia menjadi hal yang dicari oleh masyarakat
dengan ekonomi yang telah sejahtera.
Kondisi Peternakan Di Indonesia
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terkenal dengan
keragaman flora dan fauna. Dengan kekayaan flora dan fauna yang sangat melimpah inilah
yang menjadikan lebih dari separuh penduduk Indonesia bekerja dan menggantungkan hidup
dari sektor pertanian. Peternakan yang termasuk dalam sektor pertanian juga banyak
ditemukan di Indonesia. Para penduduk Indonesia saat ini telah banyak yang memilih profesi
sebagai pemelihara ternak (peternak). Namun, kondisi peternakan di Indonesia saat ini masih
belum bisa dikatakan maju. Komoditas peternakan di Indonesia masih kalah dibandingkan
dengan negara lain. Contohnya saja peternakan sapi, peternakan sapi di Indonesia masih
kalah dengan Negara tetangga Australia dan Selandia Baru (New Zealand). Bahkan Indonesia
seringkali mengimpor sapi potong baik yang masih hidup maupun yang sudah disembelih.
Padahal Indonesia yang kaya akan sumber daya hayati sangat mungkin bisa menjadi negara

pengekspor hewan ternak termasuk juga sapi.
Penyebab terpuruknya sektor peternakan di Indonesia karena para peternak yang
masih menggunakan cara tradisional dalam beternak hewan. Kondisi ini juga diperparah
dengan tingkat pendidikan peternak yang masih rendah, hal ini menyebabkan para pemilik
ternak sulit untuk menerima teknologi dan juga sistem yang lebih modern dalam bidang
peternakan. Usaha pemerintah untuk memajukan peternakan di Indonesia juga sering
terkendala karena kasus ini. Untuk itu kesadaran dari para peternak juga mutlak diperlukan
untuk menerima kebijakan dari pemerintah. Peternak harus memanfaatkan dan menggunakan
bantuan yang telah diberikan oleh pemerintah dengan sebaik mungkin. Pelatihan dan
penyuluhan tentang cara memperlakukan dan memelihara ternak yang yang baik dan benar

serta terstuktur yang telah dilakukan oleh pemerintah sebaiknya juga terapkan untuk
membuat peternakan di Negara ini menjadi lebih baik. Sebab, sistem beternak yang diberikan
oleh pemerintah juga telah di uji berkali-kali dengan situasi dan kondisi alam di Indonesia,
jika yang diberikan oleh pemerintah ada yang tidak sesuai pasti hanya sedikit saja dan juga
tidak menyeluruh. Maka anda ketika terjadi hal yang semacam ini peternak hanya perlu
memodifikasinya sedikit saja atau tidak menyeluruh.
Keterlibatan dari Berbagai Pihak mutlak diperlukan dalam memajukan sektor
peternakan di Indonesia. Menjadi Peternak bukanlah profesi yang buruk dan kurang
menjanjikan. Dengan pengetahuan, ketekunan, dan kerja keras pekerjaan menjadi peternak

juga dapat mendatangkan pundi-pundi uang.

II. PEMBAHASAN
UNGAS (AYAM)
1. Penanganan khusus pada anak dan induk
Tujuannya untuk mempercepat atau melipatgandakan perkembangbiakannya.
Penanganan khusus pada anak ayam adalah dengan melakukan penyapihan lebih awal. Anak
ayam harus disapih pada umur 1 hari atau pada umur 1 bulan, karena pada saat umur 1 bulan
anak ayam sudah dapat mencari makan sendiri.
Jika penyapihan dilakukan pada saat umur 1 hari, maka harus dipelihara dalam
kandang khusus (box), diberi makanan bergizi dan pemanas (induk buatan) dan jangan lupa
divaksinasi. Dengan penyapihan lebih awal ini seekor induk dapat berproduksi lebih banyak
daripada dibiarkan mengasuh terus anaknya. Jika dibiarkan mengasuh terus anaknya, induk
hanya akan berproduksi setiap 2-3 bulan sekali (4-6 kali dalam setahun). Penanganan pada
anak ini nanti juga berguna untuk pengambilan bibit unggas.
Perlakuan khusus terhadap induk adalah perlakuan yang diberikan kepada induk yang
disapih, baik dari telurnya maupun dari anak-anaknya. Induk yang disapih dengan anaknya
atau yang telurnya diambil (tidak dibiarkan mengerami) ditangkap dan dimandikan setiap
pagi hari selama 3-4 hari dan diberikan makanan yang lebih bergizi, bila perlu dikurung
bersama pejantan. maksud perlakuan ini adalah untuk menurunkan suhu tubuhnya, yang pada

saat mengerami telur atau saat mengasuh anaknya, suhu tubuh tinggi. Ini diperlukan untuk
memberikan kehangatan baik pada telur yang dierami maupun anak yang diasuh.
Dengan menurunkan suhu tubuh maka sikap mengeram atau mengasuh anak akan
berkurang bahkan hilang. Apalagi bila dirangsang dengan makanan bergizi dan pejantan,
maka proses peneluran akan lebih cepat timbul. Biasanya induk yang diperlakukan demikian
akan bertelur kembali setelah 7-10 hari dari saat perlakuan.
2. Manipulasi Iklim
Untuk mengatasi pengaruh iklim makro yang tidak dapat dikontrol, maka salah satu
usaha yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan manipulasi iklim mikro melalui

rasionalisasi perkandangan. Menurut Austic dan Nesheim (1990), dalam pembuatannya
kandang harus ditinjau dari tiga sudut pandang: (1) sebagai problem biologi, (2) sebagai
problem teknik dan (3) sebagai problem ekonomi. Artinya, peternak harus mengetahui
kondisi suhu, kelembaban dan pergerakan udara yang ideal untuk produksi telur dan laju
pertumbuhan yang maksimum. Demikian juga konstruksi kandang yang baik agar kondisi di
atas dapat dikontrol pada suatu flock dengan jumlah ayam tertentu, batas maksimum atau
minimum masing-masing faktor tanpa mempengaruhi produksi secara berarti, serta biaya
konstruksi kandang haruslah dalam batas kewajaran (Austic dan Nesheim, 1990).
Dari segi konstruksi, menurut Abbas (1992) manipulasi perbaikan kandang haruslah
memperhatikan lokasi, lebar kandang, bahan dan sistem atap yang digunakan, tipe dan

susunan cage, penyinaran dan ventilasi dalam kandang. Lebar kandang hendaknya 4-8 m
dengan bagian samping yang terbuka dan panjang dapat disesuaikan. Pembatasan lebar 4-8 m
dimaksudkan agar aerasi dan pertukaran udara dalam kandang menjadi lancar. Kandang yang
terlalu lebar akan menyebabkan pertukaran O2, CO2 dan amoniak (yang tidak boleh lebih
dari 25 ppm) akan menjadi sukar.
Banyak penyusunan cage dalam kandang tidak boleh melebihi tiga tingkat, karena
menyebabkan aerasi akan menjadi jelek. Alasan efisiensi penggunaan ruang kandang tidaklah
tepat (Abbas, 1992).Sistem ventilasi harus sangat diperhatikan sekali. Hal ini penting, agar
aliran udara bertambah selama periode panas. Dengan bertambah cepatnya udara dalam
kandang, suhu dalam kandang menjadi berkurang. Jika pergerakan aliran udara sedikit (60
feet/menit atau lebih), suhu kandang adalah 90ºF dan ayam akan merasakan panas sebesar itu
pula. Tetapi bila aliran udara 300 feet/menit, maka ayam akan merasakan panas hanya sebesar
67ºF. Sebaiknya fan ventilasi disediakan dalam kandang (Bokhari, 1993).
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah atap kandang hendaklah dibuat dengan sistem
monitor, sebab panas dalam kandang dapat keluar melalui monitornya. Sehubungan dengan
daya refleksi, bahan kandang hendaklah menggunakan bahan-bahan yang mampu
memantulkan panas sebanyak mungkin. Untuk itu cat/pengapuran putih serta digunakannya
atap asbes, genteng atau rumbia lebih baik dari pada atap seng yang sekarang ini banyak
digunakan oleh peternak (Abbas, 1992)


Selain manipulasi iklim mikro, dapat juga dilakukan perbaikan manajemen pada saat
lonjakan suhu tinggi. Penyesuaian dan perbaikan manajemen pada suhu lingkungan tinggi
juga perlu mendapat perhatian, terutama menyangkut program vaksinasi , debeaking, litter,
pemungutan telur, perbaikan kualitas air minum dengan selalu menyediakan air yang segar,
pembuangan kotoran agar kadar amoniak tidak naik dan penambahan Ca dan P ekstra.
3. Vaksinasi Secara Teratur
Sudah umum diketahui bahwa penyakit merupakan momok utama penyebab kematian
unggas. Penyakit ini biasanya terjadi pada saat pergantian musim, baik dari musim kemarau
ke musim hujan atau sebaliknya. Karena disebabkan oleh virus, satu-satunya cara untuk
menghindarkan unggas dari serangan penyakit ini adalah dengan menciptakan kekebalan
pada tubuhnya, denganmelakukan vaksinasi secara teratur.
Vaksinasi sebaiknya dilaksanakan dengan program 4 4 3 3, artinya unggas mulai
divaksin pada umur 4 hari dengan cara tetes mata atau hidung memakai vaksin strain F.
Setelah itu diulang kembali pada umur 4 minggu dengan cara tetes mata/hidung, tetapi bila
memungkinkan untuk disuntik dapat saja dilakukan penyuntikan pada otot dada atau paha.
Kemudian divaksin kembali (revaksinasi) pada umur 3 bulan dengan cara disuntik
menggunakan vaksin strain K dan diulang setiap 3 bulan sekali. Tanpa melaksanakan
vaksinasi ND secara teratur, ayam kampung yang dipelihara tidak dapat hidup seperti yang
diharapkan terutama pada anak-anaknya (antara 1-30 hari).
4. Makanan Tambahan

Makanan tambahan ini dapat saja berupa hasil atau limbah pertanian seperti jagung,
ketela, gabah, dedak bahkan limbah dapur atau makanan sisa dapat diberikan, asalkan cukup
bergizi. Pemberian makanan tambahan ini sebaiknya dilakukan dua kali sehari, yaitu pada
pagi dan sore hari. Maksud diberikan pagi hari saat unggas akan mengembara mencari
makan, agar tubuhnya cukup kuat, memiliki tenaga/energi, sehingga akan lebih kuat dan
lincah baik dalam mencari makan maupun bahaya yang mungkin dihadapi. Sedangkan
pemberian pada sore hari, yakni pada saat unggas akan tidur maksudnya adalah untuk
melengkapi kekurangan makanan yang diperoleh selama pengembaraannya. Makanan ini
diperlukan untuk proses pertumbuhan maupun produksinya.

Hal lain yang dapat menyertai upaya untuk meningkatkan produktivitas ternak unggas
antara lain adalah manipulasi bio-fisiologis melalui makanan. Tindakan tersebut dapat
berupa:
1.

Melakukan Pemekatan Gizi Ransum.
Upaya manipulasi melalui “feed water balance” dimaksudkan guna menjaga

keseimbangan gizi (feed intake) akibat naiknya konsumsi air minum karena suhu tinggi.
Menurut de Andrade dkk dalam Abbas (1992), upaya pemekatan gizi sampai 25% lebih tinggi

dan energi sampai 10% sangat efektif untuk mempertahankan performa ayam yang dipelihara
pada suhu 31º C dibandingkan 26.7º C. Para peneliti di beberapa tempat di Indonesia hampir
sepakat bahwa imbangan protein dan energi antara 18-18.5% dan energi metabolis 28002850 kkal/kg ransum dapat meningkatkan performa ayam petelur tipe medium. Sulitnya di
Indonesia adalah pemekatan gizi akan meningkatkan biaya ransum, karena rendahnya mutu
pakan Indonesia.
2.

Suplementasi Vitamin dan Elektolit.
Suplementasi vitamin C ke dalam ransum terbukti dapat meningkatkan

performa ayam di Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena peran vitamin C cukup menonjol
dalam menekan sekresi hormon kortikosteron yang meningkat ketika ayam mengalami stres
panas. Meskipun secara alami ayam mampu mensintesis vitamin C di dalam tubuhnya,
namun dalam keadaan stres karena pengaruh lingkungan, ayam tidak mampu memproduksi
vitamin C dalam jumlah yang mencukupi (Pardue dan Thaxton, 1986). Padahal untuk
mengontrol produksi hormon kortikosteron yang berperan menjaga kesinambungan sumber
energi melalui proses gluconeogenesis, dibutuhkan vitamin C dalam jumlah yang lebih besar
(Bains, 1997b). Kortikosteron dan vitamin C secara tidak langsung berpengaruh terhadap
proses imunitas. Pada keadaan stres, produksi kortikosteron meningkat yang akan
berpengaruh “cytotoxic”. Tersedianya vitamin C dalam jumlah cukup akan menekan produksi

kortikosteron dalam plasma dan akan mencegah pengaruh cytotoxic (Seemann, 1991).
Kerabang telur terdiri dari jaringan serat kolagen. Biosintesis kolagen dari
proline dan berbagai asam amino lain membutuhkan vitamin C, terutama untuk merubah
procollagen menjadi tropocollagen. Sedangkan pada proses kalsifikasi, sangat dibutuhkan
vitamin D3, Ca dan P. Regulasi metabolisme Ca terutama dipengaruhi oleh hormon calcitriol
dan parathormone yang diproduksi oleh kelenjar parathyroid. Biosintesis calcitriol sendiri
memerlukan vitamin C. Jumlah vitamin C yang tidak mencukupi akan memberi pengaruh

buruk terhadap proses kalsifikasi sehingga menyebabkan tekstur kerabang jelek (Bains,
1997b).
Beberapa hasil pene;litian memperliharkan, vitamin C dapat meningkatkan
performa ayam. Shul’ga (1980) menemukan, pemberian vitamin C sebanyak 50 mg/kg
ransum selama 10 hari akan menambah imunitas pada ayam setelah vaksinasi, meningkatkan
resistensi terhadap infeksi, meningkatkan produksi telur dan mempertahankan daya tahan
tubuh guna kelangsungan hidup pada temperatur tinggi. Sedangkan Orban dkk (1993) yang
meneliti efek penambahan vitamin C dalam dosis besar menemukan, penambahan vitamin C
2000 dan 3000 ppm/kg ransum mampu meningkatkan berat telur sampai 5% di atas kontrol,
begitu juga dengan jumlah kalsium dalam darah.
Penelitian lain juga juga membuktikan bahwa ayam-ayam yang didedah pada
suhu dan kelembaban tinggi memerlukan suplementasi vitamin E, K, B2 dan biotin lebih

tinggi daripada apa yang dilaporkan dalam informasi gizi unggas selama ini, terutama
membantu peningkatan performa sehubungan dengan berjamurnya makanan di daerah
lembab. Vitamin E penting diperhatikan sehubungan dengan mudahnya makanan menjadi
tengik di Indonesia. Selain itu dapat juga penggunaan enzim baik sebagai feed suplement
ataupun untuk memfermentasi bahan makanan /ransum guna meningkatkan efisiensi
penggunaannya. Sehubungan dengan naiknya intake air minum, maka penambahan elektrolit
(Na, K dan Cl) perlu juga mendapat perhatian.
5. Pembuatan Kandang
Selain tempat untuk berteduh waktu hujan, untuk bermalam dan tempat kegiatan
reproduksi (bertelur dan mengerami telurnya), kandang dapat pula menyelamatkan unggas
dari ancaman binatang buas. Yang terpenting, dengan membuatkan kandang, unggas akan
lebih mudah ditangkap pada saat akan melaksanakan vaksinasi maupun pada saat akan dijual.
Jadi peranan kandang selain untuk melindungi ayam dari segala macam gangguan juga untuk
memudahkan tata laksana perawatannya.

SAPI
Saat ini, usaha ternak sapi potong yang paling menguntungkan adalah penggemukan.
Memelihara sapi dari ukuran bakalan hingga ukuran siap untuk dipotong. Kebanyakan ternak
sapi di Indonesia menitikberatkan pada usaha penggemukan. Jarang ada peternak yang
menggeluti usaha pembibitan secara intensif. Usaha pembibitan sapi dianggap kurang
menguntungkan secara ekonomi.

Jenis-jenis sapi potong
Berdasarkan sumbernya, terdapat tiga golongan sapi dalam usaha ternak sapi di
Indonesia, yakni sapi lokal, sapi impor dan hasil silangannya. Berikut ini beberapa
jenis sapi yang paling banyak beredar dan dibudidayakan di Indonesia:

a. Sapi ongole

Sapi ini berasal dari India, ternak sapi ongolecukup banyak di Indonesia. Terdapat
dua jenis tipe sapi ongole yang populer yakni peranakan ongole (PO) dan sumba
ongole (SO). Sapi ongole gampang dikenali. Warna kulitnya putih, disekitar kepala
sedikit lebih gelap cenderung abu-abu. Postur tubuhnya agak panjang, leher sedikit
pendek dan kaki terlihat panjang.
Sapi ongole mampu beradaptasi dengan baik di iklim tropis, oleh karena itu para
peternak di Indonesia menyukainya. Hanya saja pertumbuhannya cenderung
lambat. Sapi ini akan mencapai dewasa pada umur 4-5 tahun. Banyak peternak
yang menyilangkan sapi ongole dengan jenis lain.

Sapi peranakan ongole (PO).

b. Sapi bali
Sapi bali memiliki warna tubuh coklat, warnanya akan semakin gelap dengan
bertambahnya umur sapi. Sapi bali merupakan jenis sapi lokal yang paling banyak
diternakkan di Indonesia. Disukai karena tekstur dagingnya yang lembut dan sedikit
lemak. Ternak sapi bali sangat cocok untuk daerah tropis dengan ketinggian di
bawah 100 meter dpl. Banyak dibudidayakan di daerah Bali, NTB, NTT dan
Sulawesi.

c. Sapi impor
Dewasa ini, perkembangan teknologi peternakan memungkinkan sapi impor dari
Amerika, Eropa, Australia yang mempunyai iklim sub tropis bisa dibudidayakan di
Indonesia. Sapi-sapi tersebut memiliki keunggulan dalam ukuran tubuh dan
pertumbuhan dagingnya. Beberapa yang paling terkenal diantaranya sapi limosin
dari Perancis, sapi aberdeen angus dari Skotlandia, sapi simental dari Swiss, sapi
brahman dan sapi brangus dari AS.

Salah satu jenis sapi pedaging impor.

Kandang sapi



Konstruksi kandang untuk ternak sapi potong sangat tergantung pada skala
peternakan dan ketersediaan dana. Namun secara umum, kandang sapi harus bisa
melindungi sapi dari pengaruh iklim lokal dan perubahan cuaca. Perlu diingat suhu
tubuh sapi berkisar 38-39oC. Terdapata tiga tipe kandang sapi, yakni kandang
dengan dinding terbuka, setengah terbuka dan dinding tertutup. Kandang sapi
terbuka dan setengah terbuka biasanya diterapkan di dataran rendah yang panas
tetapi tiupan anginnya tidak terlalu kencang. Kandang dengan dinding tertutup
biasanya digunakan di daerah dingin yang berangin kencang, atau kandang yang
diperuntukan bagi anakan sapi.
Selain ketentuan kandang di atas, hal lain yang perlu diperhatikan adalah
kelengkapan peralatan kandang untuk ternak sapi. Berikut beberapa diantaranya:
Tempat pakan dan minum. Tempat pakan sebaiknya terbuat bahan-bahan
yang tidak melukai, bisa kayu atau tembok. Sedangkan tempat minum bisa berupa












ember plastik tetapi yang tidak mudah pecah. Tempat makan dan minum harus
dirancang dan ditempatkan sedemikian rupa agar sisa-sisa pakan tidak berceceran.
Tempat tambat. Tambat sapi merupakan tonggak, tiang, atau palang untuk
mengikatkan sapi agar tidak bergerak terlalu banyak. Tempat tambat ini bisa dibuat
khusus atau disatukan dengan struktur kandang, yang penting harus kokoh.
Peralatan kandang. Peralatan kandang yang dibutuhkan untuk ternak sapi
potong diantaranya sebagai berikut.
Sekop. Berguna untuk mengaduk pakan dan membersihkan kotoran.
Sebaiknya gunakan dua sekop yang berbeda untuk keperluan ini.
Garpu/garu. Garpu untuk mengaduk pakan dan membersihkan
kandang.
Ember. Untuk keperluan wadah minum dan sanitasi seperti memandikan sapi atau
membersihkan kandang.
Sapu lidi. Untuk membersihkan kandang.
Selang. Sebagai sarana menyalurkan air dan sanitasi kandang.
Sikat. Digunakan untuk memandikan sapi.
Tali. Berguna untuk mengikat sapi ketika ditambatkan atau
memindahkan sapi.
Peratan perawatan kesehatan sapi. Alat suntik, vaksin dan obat-obatan lainnya.

Memilih bakalan







Bila kita ingin menjalankan usaha pembesaran, sebaiknya pilih sapi bakalan yang
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
Bila memungkinkan dapatkan bibit unggul yang memiliki silsilah jelas dan
diketahui sifat-sifatnya.
Tubuh pedet tidak cacat, kulitnya mulus tidak ditemukan parasit.
Mata cerah dan bersih, tidak ada kotoronnya dan berair.
Pernapasan baik, tidak ada lendir keluar dari hidungnya.
Kukunya baik, tidak ada bengkak, bila diraba tidak terasa panas.
Pada bagian dubur tidak terlihat ada bekas mencret.

Sapi bakalan (anak sapi) tipe pedaging.

Jenis pakan ternak sapi





Pakan berserat. Bisa berupa hijaun seperti rumput-rumputan, leguminosa dan
tanaman lainnya. Limbah pertanian seperti jerami padi, jerami jagung, daun kacang
tanah, pucuk tebu dan lain-lain.
Konsentrat, atau biasa juga disebut bahan penguat. Terdiri dari biji-bijian,
umbi-umbian dan limbah pengolahan hasil pertanian lainnya.
Pakan tambahan, biasanya berupa vitamin, mineral, enzim, antibiotik, urea
dan lain-lainnya.

Pemberian pakan
Pakan konsentrat untuk ternak sapi penggemukan bisa dibuat dari berbagai macam
bahan, yang terpenting memiliki kadar protein 12% dan Total Digestible
Nutriens (TDN) atau jumlah zat dalam pakan yang bisa dicerna sebesar 60-70%.
Jumlah pemberian pakan konsentrat 1-2% dari bobot tubuh sapi.
Sebaiknya berikan pakan konsentrat dalam bentuk kering. Hal ini berguna untuk
merangsang keluarnya enzim dari ludah sapi yang berguna untuk memicu
pertumbuhan bakteri dalam rumen sapi. Pemberian pakan hijauan jumlahnya 10%
dari bobot tubuh sapi. Pakan hijaun diberikan 2-3 jam setelah pemberian pakan
konsentrat.
Kebutuhan pakan

Takaran

Hijauan (rumput+legum)

10% bobot tubuh

Konsentrat

1-2% bobot tubuh

Garam

15-30 gram

Kalsium phospat (tepung tulang/kapur) 13-30 gram
Air

Secukupnya

Perawatan umum






Seperti juga hewan ternak lainnya, ternak sapi potong membutuhkan perawatan
rutin agar perkembangannya berjalan baik. Berikut ini perawatan yang harus
dilakukan:
Vaksinasi dan pemberian obat cacing.
Bersihkan kotoran di kandang sapi setiap hari. Atau kalau memungkinkan
sehari 2 kali. Kebersihan kandang tujuannya untuk meningkatkan kesejahteraan
sapi, sehingga sapi selalu sehat tidak stres dan terhindar dari penyakit yang tidak
perlu.
Sekitar 1-2 hari sekali, sapi harus dimandikan. Sikat tubuh sapi hingga bersih.

Selama ini usaha pembibitan sapi banyak dilakukan para peternak tradisional.
Produktivitasnya kurang bisa diandalkan. Banyak dilakukan sebagai usaha sampingan atau
tabungan keluarga. Sehingga Indonesia selalu kekurangan sapi bakalan. Untuk memenuhi
kebutuhan itu, sapi bakalan banyak diimpor dari negara lain.
Sapi lokal yang biasa digemukkan termasuk ke dalam kategori ternak potong.
Sedangkan beberapa jenis sapi yang biasa digemukkan adalah sapi bali, sapi madura dan sapi
PO.
Meskipun sudah dilakukan proses penggemukan, namun pertumbuhan sapi banyak
tergantung kepada jenisnya, umurnya dan sistem perawatannya.
Masa penggemukan sapi biasanya berlangsung selama 4 – 12 bulan dengan bobot
awal sapi sebelum digemukkan adalah sebesar 200 – 300 kg.
Proses penggemukan sapi dilakukan dengan perlakuan yang intensif dimana dalam
kurun waktu tersebut diatas, berat akhir sapi dapat mencapai 400 – 600 kg.
PERAWATAN
Untuk memperbesar kemungkinan berhasilnya proses penggemukan sapi, sapi yang
akan digemukkan harus berasal dari jenis yang sama, umur yang sama, kelamin yang sama
dan berat badan yang sama.
Sapi harus berada dalam kondisi sehat, dimana hal ini dapat diketahui melalui
pengamatan terhadap tingkah laku sapi dan uji laboratorium terhadap kotoran sapi.
Untuk mengeluarkan semua jenis parasit yang berada didalam perut sapi, setiap 2
bulan sekali sapi harus diberi obat cacing.
JUMLAH SAPI
Dalam proses ini, jumlah sapi yang akan digemukkan tidak dibatasi dalam jumlah
tertentu, karena hal ini hanya dipengaruhi oleh kemampuan infrastruktur yang dimiliki oleh
peternak sapi dan juga masalah ketersediaan sumber daya manusianya.
TIPE KANDANG
Beberapa hal yang harus diperhatikan berkaitan dengan kandang adalah :
- Jika sapi yang akan digemukkan berjumlah kurang dari 10, maka jenis kandang yang
digunakan adalah kandang tunggal.

- Jika sapi yang akan digemukkan berjumlah lebih dari 10, maka jenis kandang yang
digunakan adalah kandang ganda.
- Dalam sistem kandang tunggal, sapi ditempatkan ke dalam 1 baris atau berjajar satu
dengan yang lainnya.
- Dalam sistem kandang ganda, sapi ditempatkan dengan cara saling berhadapan atau
saling membelakangi satu sama lain.
- Lantai kandang harus terbuat dari semen dan dilapisi dengan kayu.
- Luas kandang disesuaikan dengan jumlah sapi yang akan digemukkan.
- Kandang sapi harus dilengkapi dengan tempat ransum, tempat minum dan juga
selokan.
PAKAN UNTUK SAPI
Selama menjalani proses penggemukan, sapi dapat diberi makanan berupa :
- Makanan pokok : hijau – hijauan.
- Konsentrat untuk bahan penguat.
- Sumber nutrisi dan mineral pakan dapat diperoleh dari mollases blok.
- Untuk menjaga nafsu makan sapi supaya tetap tinggi, sapi harus dimandikan 1 kali
dalam sehari.
KEBERSIHAN
Supaya sapi terhindar dari segala macam bentuk penyakit, beberapa tindakan yang
dapat dilakukan untuk mencegah hal tersebut adalah :
- Membersihkan kandang setiap pagi.
- Kotoran sapi harus selalu dibuang ditempat khusus.
- Lantai kandang harus selalu dicuci dan dibebaskan dari genangan air.
KONTROL BERAT BADAN SAPI
Pengontrolan terhadap berat badan sapi dapat dilakukan setiap bulan dengan cara
menimbang sapi atau dengan cara mengukur lingkar dada sapi. Hal ini penting dilakukan agar
penggemukan sapi berjalan dengan baik dan sesuai yang diharapkan.

KAMBING
Dengan menggunakan cara ternak kambing yang baik dan benar maka
sebuah usaha ternak kambing akan berjalan dengan lancar dan juga hasil
panennya akan lebih maksimal. Kambing adalah salah satu binatang jenis
mamalia berkaki empat yang keberadaannya sangat banyak kita jumpai di
segala wilayah Indonesia. Saat ini memang ternak kambing menjadi hal yang
biasa terutama untuk yang tinggal di pedesaan, rata-rata para penduduk desa
memang berprofesi sebagai petani dan peternak, dan pada umumnya mereka
akan memelihara kambing, sapi, ayam, dan binatang ternak lainnya. Namun,
para masyarakat desa tidak sadar akan besarnya peluang ternak kambing di
Negara kita, saat ini daging kambing sangat laris di pasaran karena seiring
dengan semakin banyaknya penduduk di Negara kita dan juga memang
dagingnya yang memiliki rasa khas untuk di sate atau olahan masakan lainnya.

Cara Ternak Kambing Cepat Gemuk Dan Hasil Panen Maksimal

Cara ternak kambing yang baik dan benar sehingga akan menunjang
penghasilan belum di praktekkan oleh para masyarakat desa yang telah
melakukan ternak kambing, di sana hanya memiliki beberapa ekor kambing saja.
Mereka tidak ada target untuk mengembangkan ternaknya, dan kambing
sifatnya adalah hanya sebagai harta simpanan di lain waktu jika
membutuhkannya maka akan di jual di pasar atau melalui tengkulak. Padahal
justru sangat tepat untuk memulai usaha ternak kambing di daerah pedesaan,
lokasi yang tepat dan juga banyaknya sumber makanan kambing di sana. Para
petani yang juga melakukan ternak kambing tidak memiliki target dalam
ternaknya, seperti target jumlah setiap bulan atau tahunannya, karena
sedikitnya kambing siap potong di Indonesia maka pemerintah masih melakukan
impor daging. Untuk menaggapi hal ini maka dalam hati saya untuk membuat
artikel tentang cara ternak kambing yang mungkin akan bermanfaat bagi yang
ingin memulai usaha ternak kambing.

Dengan serius untuk menjalankan cara ternak kambing yang baik, maka
sebenarnya peluang yang sangat istimewa untuk mendapatkan pundi-pundi
rupiah semakin terbuka lebar, ini yang saya analisa sebelum membuat artikel
tentang hal ini. Dalam perawatannya, kambing ini sangat mudah untuk di
budidayakan, ketahanan dari serangan penyakit dan juga biaya pakan yang
minim menjadi peluang yang sangat menyedihkan jika kita lewati. Kambing
memiliki tingkat perkembangbiakan yang sangat baik, dalam 7 bulan induk
kambing sudah bisa di kawinkan lagi, dengan masa kehamilan sekitar 5-6 bulan,
maka anak kambing akan terlahir. Pada umumnya 1 induk kambing akan
beranak sekitar 1-4 ekor, jadi ini sangat bagus untuk kita kembangkan menjadi
usaha ternak yang berpotensi.
Keuntungan dari cara beternak kambing yang tepat tentunya adalah
maksimalnya pertumbuhan dan perkembangbiakan pada kambing. Dari hal itu
juga masih banyak keuntungannya, yaitu dari hasil susu peras yang di hasilkan
(jika ternak kambing etawa/susu), keuntungan lainnya adalah pupuk kandang
yang bisa dijual atau di gunakan pupuk sendiri. Pupuk yang di hasilkan dari
kotoran dan pembuangan sisa pakan dai ternak kambing sangat bagus untuk di
gunakan sebagai pupuk organik. Jadi tunggu apalgi segera kita mulai untuk
melakukan ternak kambing sendiri!!
Proses Reproduksi Kambing
Sebelum memulai untuk menjalankan usaha ternak kambing, maka sebaiknya
yang perlu kita ketahui adalah bagaimana prosesnya. Kambing memang
memiliki tingkat reproduksi yang tinggi, bahkan kambing ini dapat melahirkan 2
kali dalam satu tahun. Paling tidak kambing akan beranak 3 kali dalam masa 2
tahun, jadi betapa menggiurkan untuk memulai usaha ternak kambing tersebut,
apalagi jika induk mampu beranak 3-4 ekor setiap melahirkan tentunya akan
mempercepat perkembangan ternak kambing yang kita lakukan.
Kambing ini akan dewasa setelah berumur 6 bulan, dan kambing siap di
kawinkan saat berumur 10-12 bulan. Dengan lama waktu birahi sekitar 24 – 45
jam, dengan siklus birahi yang berselang selama 17 – 21 hari, birahi kambing
dapat di tandai dengan sifatnya yang gelisah, memiliki nafsu makan dan minum
berkurang, selalu mengibaskan ekornya, kencing lebih sering, kemaluan akan
bengkak dan basah.
Dalam ternak kambing, ratio jumlah pejantan dan betina adalah = 1 : 10, jika
perkawinan sudah terbuahi maka lama waktu bunting adalah 144 – 156 hari
(atau sekitar 5 bulan). Dan anak kambing akan di sapih setelah sekitar 3-4 bulan
anak kambing terlahir.

Langkah Awal Cara Ternak Kambing Yang Benar
Dalam langkah awal tentunya di mulai dari persiapan pembuatan kandang
sebagai tempat tinggal kambing dan di akhiri dengan masa panen. Dalam
langkah-langkah cara ternak kambing yang baik dan benar memang sangat
mudah untuk di lakukan, kita bisa melakukan usaha ini sebagai usaha

sampingan. Dibawah ini adalah langkah-langkah yang harus kita lakukan terlebih
dahulu agar ternak kambing yang akan kita jalankan menjadi semakin mantab
dan berimbas dengan maksimalnya hasil panen.
Persiapan Pembuatan Kandang Kambing
Untuk modal awal cara ternak kambing yang tepat, kandang ini adalah salah
satu hal penting yang nantinya akan menunjang keberhasilan dari usaha ternak
kambing yang akan kita jalankan. Kandang yang baik juga akan menimbulkan
kenyamanan yang membuat kambing menjadi mudah gemuk dan
berkembangbiak. Tingkat minimal kandang ini adalah bersih, memiliki sinar
matahari yang cukup, tidak panas (teduh), dan penempatan kandang paling
minim adalah berjarak 5 meter dari rumah. Hal ini ditakutkan akan berimbas bau
kotoran campur urine kambing yang tidak sedap, ingat selain kambing kita
sehat, kita juga lebih penting untuk lebih sehat. Di bawah ini adalah ukuran ideal
kandang untuk memulai ternak kambing.

Kandang Cara Ternak Kambing Cepat Gemuk Dan Hasil
Panen Maksimal

Kandang untuk beranak untuk induk+dua anak : 120 cm x 120 cm /ekor
Kandang induk (baik yang hamil atau tidak hamil) untuk 1 ekor: 100 cm x
125 cm

Kandang pembesaran anak yang telah di sapih untuk satu ekor: 100 cm x
125 cm



Kandang pejantan per ekornya adalah : 110 cm x 125 cm
Kandang dara/dewasa (di siapkan sebagai kambing potong) per ekornya
adalah : 100 cm x 125 cm



Persiapan Pemilihan Bibit Ternak Kambing
Dalam tahap ini tentunya kita sudah menentukan untuk melakukan ternak
kambing dengan jenis tertentu, mengingat jenis kambing di Indonesia sangatlah
banyak, bahkan sampai puluhan jenisnya di masing-masing wilayah. Dalam
kasus ini, jika kita ingin ternak kambing sebagai kambing potong (pedaging)
maka sebaiknya bibit yang kita siapkan adalah bibit jeniskambing kacang (jawa).
Mengapa kambing ini, karena kambing ini sangatlah cepat untuk
berkembangbiak, mudah gemuk, mudah adaptasi di semua lingkungan, lebih
tahan penyakit, dan dagingnya paling diminati.
Jika kita ternak kambing dengan tujuan susu perah, maka bibit jenis kambing
yang harus kita siapkan adalah jenis kambing etawa, kambing sangat bagus
untuk menghasilkan susu.
Kambing etawa ini justru malah memiliki 2 opsi hasil panen, yaitu susu perah
dan juga sebagai kambing potong/pedaging. Kambing etawa ini memiliki
keunggulan tubuhnya yang berukuran yang besar, tentunya bobot daging yang
di hasilkan juga lebih banyak daripada kambing jenis kacang/jawa. Baiklah,
untuk menentukan bibit kambing sebagai induk dan pejantan yang baik harus
memiliki kriteria seperti dibawah ini :
A. Kriteria Calon Induk Kambing Yang Ideal:

Indukan Untuk Cara Ternak Kambing Cepat Gemuk Dan Hasil Panen
Maksimal


Bentuk tubuhnya yang seimbang, memiliki dada yang dalam dan lebar, bentuk
garis punggung dan
pinggangnya lurus, tulangan/tubuhnya besar dan tidak gemuk (sehat) bukan
obesitas

Berkaraktek jinak dan tidak galak

Memiliki keempat kakinya yang lurus dan tumitnya tinggi.

Memiliki jumlah gigi lengkap, mempunyai kriteria merumput dengan baik, dan
rahang atas/bawah rata.

Terlahir dari 2 pranakan/bahkan anak tunggal.

Bentuk ambingnya simetris dan tidak menggantung atau memiliki puting 2 buah
(bercabang).

B. Kriteria Calon Pejantan Kambing Yang Ideal:
Pejantan Untuk Cara Ternak Kambing Cepat Gemuk Dan Hasil Panen Maksimal

Memiliki ukur tubuh yang besar dan panjang (tulangannya besar), sangat bagus
jika memiliki bagian belakang yang lebih tinggi dan lebih besar, memiliki bentuk dada
yang lebar, serta kambing tidak teralalu gemuk, perawakannya gagah, aktif dan
tentunya memiliki nafsu kawin yang tinggi.

Bentuk seluruh kakinya yang lurus serta kuat.

Di lahirkan dari 2 bersaudara atau tunggal.

Memiliki usia di antara 1,5 -3 tahun.

Cara Pemberian Pakan Ternak Kambing
Poin ini juga termasuk hal penting dalam cara ternak kambing yang baik dan
benar, pakan juga salah satu masalah penting yang menunjang keberhasilan
ternak kambing yang telah kita mulai. Sebenarnya dalam pemberian pakan ini
sangatlah mudah, tidak seperti pemberian pakan pada ternak lainnya, karna
kambing ini dapat memakan rumput/hijau-hijauan lainnya serta pakan tambahan
yang nantinya akan menunjang agar kambing cepat gemuk dan juga
berreproduksi dengan baik.
Pakan yang di berikan sebaiknya yang lebih mudah di dapatkan, tidak pakan
yang harganya mahal agar bisa menekan seminimal mungkin pengeluaran untuk
pakan. Namun pakan yang kita berikan haruslah mengandung karbohidrat,
protein, vitamin, dan mineral yang cukup untuk kebutuhan kambing
setiap harinya. Pakan yang di berikan juga di anjurkan yang mudah di cerna,
tidak beracun, dan di sukai kambing (lahap makannya). Kandungan pakan ini
bisa kita dapatkan dengan memberinya hijauan seperti berbagai jenis rumput
dan makan tambahan seperti konsentrat yang bisa di dapatkan dengan
membelinya di toko pakan ternak terdekat.
Solusi lainnya untuk mengganti konsentrat agar kambing sehat dan gemuk
adalah campuran dari beberapa bahan seberat 3kg (sebaiknya 1 ekor kambing
setiap harinya di berikan dengan berat pakan tambahan 3 kg) yaitu ;ampas
tahu 40%, bekatul 40%, dan racikan singkong 20%, pakan tambahan bisa di
berikan pada siang hari (bukan pada saat memberi pakan hijau-hijauan).
Cara pemberian pakan yang baik adalah dengan memberinya pakan rerumputan
2 kali dalam satu hari, yaitu pagi di antara pukul 08.00 WIB - pukul 16.00 WIB,
berat rumput yang di butuhkan adalah 10% dari berat badan kambing setiap
harinya. Dan pemberian pakan tambahan konsentrat/campuran bahan yang saya

sebutkan diatas, adalah paling bagus diberikan pakan tambahan dengan berat
3kg setiap harinya, pakan tambahan bisa di berikan pada saat siang hari.
Untuk indukan kambing yang sedang hamil, menyusui, atau pejantan yang
sering di kawinkan, sebaiknya di berikan pakan penguat yang bisa di beli di toko
pakan ternak terdekat. Jangan lupa untuk memberinya minum setiap harinya,
pemberian minum paling bagus setelah memberikan pakan tambahan.
Cara Pengendalian Penyakit Pada Kambing
Sudah sering saya bilang bahwa kunci keberhasilan dalam usaha ini adalah
dengan menjalankan cara ternak kambing yang baik dan benar, dengan
terpenuhinya poin tersebut maka keberhasilan ternak kambing yang telah kita
jalankan akan tercapai. Selain dari persiapan kandang yang baik dan pemberian
pakan yang tepat, ada satu hal lagi yang penting yaitu, pengendalian penyakit!!
Dengan pencegahan terjadinya serangan penyakit pada kambing maka
sebaiknya di cegah dengan melalui sanitasi kandang yang tepat dan pemberian
makanan yang mencukupi gizi, serta vaksinansi. Penyakit yang sering
menyerang kambing adalah sebagai berikut ; cacingan, kudis (scabies), kembung
perut (bloat), paru-paru (pneumonia), orf, dan koksidiosis. Semua penyakit ini
bisa di kendalikan dengan cara ternak kambing yang baik dan benar, dengan itu
kambing akan lebih sehat dan terhindar dari penyakit. Jika ada kambing yang
terserang penyakit, maka sebaiknya di lakukan pemisahan dan pengobatan.
Cara Panen Ternak Kambing
Panen kambing ini tentunya terbagi dua jenis, yaitu sebagai kambing pedaging
(potong) atau sebagai kambing susu perah. Dalam hal ini tentunya harus di
usahakan agar selalu meningkatkan nilai tambah hasil produksi ternak kambing
yang kita jalankan yaitu mencakup daging, susu, kulit, tanduk, atau kotoran
yang nantinya bisa di jadikan pupuk organik.
Untuk waktu yang tepat menjual kambing adalah di saat berat badan kambing
sudah tidak dapat bertambah lagi (berat maksimal) agar nilai jualnya tinggi
karena dagingnya juga banyak. Kambing di usia 1-1,5 tahun berat tubuhnya
sudah tidak dapat bertambah lagi (kambing normal tidak kurus), jadi saat umur
tersebut sangat ideal untuk menjualnya.

JANGKRIK
Jangkrik merupakan salah satu binatang liar yang banyak dibudidayakan
untuk dijadikan pakan burung, ikan dan reptip. Banyaknya permintaan
akan binatang ini membuat banyak orang melirik potensi dari budidaya
jangkrik. Banyaknya minat untuk memelihara burung dan hewan
peliharaan lain menjadikan permintaan jangkrik meningkat. Oleh karena
itu banyak yang bisa menghasilkan uang puluhan juta dari beternak
jangkrik. Cara ternak jangkrik tidak terlalu sulit untuk dilakukan, mulai dari
skala kecil maupun skala besar.

Mengenal Tentang Ternak Jangkrik

Mengenal Tentang Ternak Jangkrik
Sumber Gambar: Alamtani.com

Untuk bisa ternak jangkrik dengan baik tentu Anda harus memiliki
pengetahuan tentang binatang ini. Oleh karena itu sebelum kita
membahas tentang cara budidaya jangkrik, sebaiknya kita mengenal lebih
jauh tentang jenis serta sifat dari binatang ini. Jangkrik memiliki nama
ilmiah Gryllus Sp. Binatang ini termasuk ke dalam golongan Gryllidae.
Menurut penelitian di dunia ini terdapat sekitar 1000 spesies jangkrik
yang ada di daerah tropis.
Di Indonesia sendiri populasi jangkrik cukup banyak, tercatat ada sekitar
100 spesies jangkrik yang tersebar di berbagai wilayah. Sedangkan untuk
jenis jangkrik yang banyak dibudidayakan adalah Gryllus
mitratus dan Gryllus testaclus. Tujuan dari ternak jangkrik adalah untuk
dijadikan pakan burung, tetapi ada beberapa orang yang memanfaatkan
binatang ini sebagai hewan aduan.
Jangkrip merupakan jenis binatang herbivora. Di habitatnya serangga ini
memakan daun-daunan muda seperti rumput dan tumbuhan tertentu.
Sedangkan ketika dibudidayakan, jangkrik biasanya diberi makan sayuran
hijau yang mengandung banyak air seperti bayam, sawi, mentimun,
selada dan juga daun pepaya. Berikut adalah langkah-langkah cara ternak
jangkrik yang baik.

Menyiapkan Kandang untuk Jangkrik

Gambar Kandang untuk Budidaya Jangkrik
Sumber Gambar: sipendik.com

Langkah awal agar bisa melakukan budidaya pada
binatang ini tentu adalah membuatkan kandang
untuk jangkrik. Untuk membuat kandang jangkrik
cukup mudah, Anda bisa menggunakan bahan dari
kardus, triplek atau papan kayu. Kali ini, kita akan
praktek membuat kandang jangkrik sederhana yang
terbuat dari kayu dan kayu. Bentuk kandang untuk
ternak jangkrik kotak biasa seperti peti yang
terbuat dari papan atau triplek. Berikut adalah
langkah atau gambaran dari kandang jangkrik
sederhana.







Kotak terbuat dari bahan papan atau triplek dengan tulang menggunakan
kayu reng. Untuk ukuran kotak panjang 100 cm, lebar 60 cm dan tinggi
sekitar 30-40 cm.
Untuk sambungan bisa menggunakan lem kayu pada setiap sudut peti dan
juga sambungan. Hal ini berfungsi untuk menjaga agar jangkrik yang baru
menetas tidak keluar lewat celah sambungan.
Agar kandang bisa dibuka tutup bagiannya atasnya gunakan engsel untuk
pintu penutupnya.
Untuk sisi muka dan belakang dibuat lubang ventilasi. Lubang ventilasi
tersebut berukuran 50 x 7 cm, sedangkan untuk posisi lubangnya berada
sekitar 10 cm dari atas. Ventilasi harus ditutup dengan kasa kawat ukuran
kecil agar jangkrik kecil tidak kabur lewat lubang tersebut.
Pada kedua sisi kotak kandang diberi sebuah pegangan. Hal ini agar
memudahkan kita dalam mengangkat atau menggeser peti.




Pada bagian dalam kandang, kira-kira 10 cm dari penutup atas diberikan
isolasi plastik agar jangkrik tidak bisa merayap keluar.
Pada ke empat sudut kotak diberi kaki dengan tinggi sekitar 10 cm.
Setelah itu pada ke empat kaki tersebut ditaruh di atas mangkuk yang
telah diisi air. Hal ini untuk mencegah agar tidak ada hama atau serangga
lain yang masuk ke dalam kandang.

Bagi Anda yang memiliki ruang yang terbatas, bisa membuat kandang
jangkrik secara bersusun agar bisa menghemat tempat dan lebih efesien.
Sebaiknya kandang jangkrik diletakan di dalam ruangan dan terhindar
dari sinar matahari langsung. Selain itu agar jangkrik bisa tumbuh secara
maksimal sebaiknya kandang diletakan pada tempat yang tenang. Pilihlah
tempat yang jauh dari aktivitas manusia serta memiliki angin yang cukup
dan agag gelap.

Persiapan Bibit Jangkrik

Cara Ternak Jangkrik
Sumber Gambar:page-r.blogspot.com

Pada awal tulisan ini kami sempat menyinggung
bahwa jenis jangkrik yang biasa dibudidayakan
adalah jenis G. miratus dan G. testaclus. Bibit
jangkrik ini bisa Anda dapatkan di toko penjual
pakan hidup. Sebenarnya ada beberapa jenis
jangkrik lain yang bisa diternakan, tetapi memang
ada beberapa spesies yang sulit atau lambat dalam
perkembangbiakan.
Untuk hasil yang maksimal sebaiknya bibit jangkrik didapatkan dari
tangkapan alam. Atau bila sulit mendapatkan indukan dari alam,
setidaknya bisa mengambil pejantan yang didapat dari alam. Karena
pejantan yang didapat dari alam memiliki sifat lebih agresif.

Ciri-ciri indukan jangkrik yang baik untuk dibudidayakan:
1.
2.
3.
4.
5.

Jangkrik memiliki sungut dan antena yang masih panjang, serta seluruh
anggota badannya masih lengkap. Badan berwarna agag mengkilat serta
masih bisa melompat dengan gesit dan jauh.
Hindari jangkrik yang bila dipegang mengeluarkan cairan baik dari dubur
atau mulutnya.
Untuk indukan jangkrik jantan memiliki ciri derikan yang keras. Selain itu
permukaan sayap dan punggungnya bergelombang agag kasar.
Untuk induk betina memiliki ovipositor pada ekornya, bagian ekor memiliki
tiga bagian tengah yang merupakan ovipositor. Ukuranya besar.
Untuk membedakan jangkrik jantan dan betina yang paling mudah adalah
dengan melihat ekornya. Jangkrik jantan biasanya hanya memiliki 2 helai
ekor sedangkan jangkrik betina terlihat memiliki 3 ekor. Ekor bagian tengah
adalah ovipositor.

Cara Ternak Jangkrik
Hal pertama yang harus diperhatikan dalam beternak jangkrik adalah
kondisi kandang. Kondisi kelembaban kandang serta jauhkan dari
binatang pengganggu. Pada musim kemarau kondisi kelembaban kandang
harus selalu dijaga dengan cara menyemprotkan air secara berkala. Atau
bisa juga dengan menggunakan kandang dengan karung goni basah.
Sedangkan untuk hama ternak jangkrik juga lumayan banyak diantaranya
adalah kecoa, semut, tikus dan laba-laba. Untuk itu kondisi kandang harus
terus dipantau agar tidak didekati hewan pemangsa tersebut. Hal lainnya
adalah untuk terus menjaga ketersediaan makanan, karena jangkrik bisa
menjadi kanibal dan memakan jangkrik lain bila tidak tersedia makanan
yang mencukupi.

Budidaya Jangkrik
Sumber Gambar:bp.blogspot.com

Cara Mengawinkan Jangkrik
Usahakan tempat untuk mengawinkan jangkrik
diletakan terpisah dengan tempat pembesaran
anakan jangkrik. Tempat yang bagus untuk
mengawinkan jangkrik adalah kandang yang mirip
dengan kondisi di alam. Dinding kandang bisa
dikasih tanah liat, semen putih serta daun-daun
kering seperti daun pisang, daun jati dan juga
potongan kayu kecil.
Harap diperhatikan, bahwa jangkrik yang dikawinkan harus berasal dari
spesies yang sama. Karena bila indukan jantan dan betina berasal dari
spesies yang berbeda tidak akan terjadi perkawinan. Untuk mengawinkan
jangkrik bisa memasukan indukan betina dan jantan dalam satu kandang
dengan perbandingan 10:2. Di dalam kandang tempat kawin, siapkan satu
bak tanah atau pasir yang akan digunakan sebagai tempat jangkrik
bertelur. Jangkrik jantan akan mengelurkan suara derik secara terus
menerus selama masa perkawinan. Sedangkan jangkrik betina yang telah
dibuahi akan bertelur dan biasanya telurnya akan diletakan di pasir atau
tanah.
Untuk menunjang masa perkawinan jangkrik sebaiknya harus disediakan
makanan yang cukup untuk jangkrik. Contoh pakan yang harus disediakan

seperti sayuran bayam, kangkung, daun pepaya, sawi dan jenis sayuran
hijau lain. Jaga kebersihan kandang ketika masa kawin dengan membuang
pakan yang tersisa setiap hari. Jangan sampai pakan tersebut membusuk
di dalam kandang. Ada beberapa peternak yang memiliki cara khusus
untuk jangkrik yang sedang dikawinkan. Misalnya ketika kawin jangkrik
akan diberi pakan campuran tepung ikan, bekatul, serta kuning telur
bebek yang telah direbus dan dihaluskan. Serta penambahan beberapa
vitamin. Berdasarkan pengalaman para peternak ketika masa kawin
jangkrik yang diberikan ramuan khusus tersebut memiliki kualitas serta
kuantitas telus yang lebih baik.

Cara Menetaskan Telur Jangkrik

Cara Penetasan Telur Jangkrik
Sumber Gambar:budidayajangkrik.com
Lama telur jangkrik dari awal sampai menetas memerlukan waktu sekitar
7-10 hari, terhitung sejak perkawinan. Sekitar hari kelima setelah induk
betina bertelur, pisahkan telur tersebut ke kandang yang lain. Hal ini
untuk menjaga agar si induk tidak memakan telurnya sendiri. Pindahkan
telur tersebut ke dalam kandang untuk penetasan telur sekaligus
digunakan sebagai pembesaran anakan jangkrik. Ciri-ciri telur yang telah
dibuahi akan berubah warna dari bening menjadi lebih keruh. Setelah
warna menjadi keruh biasanya sekitar 4-6 hari akan menetas menjadi
jangkrik kecil.
Pada masa penetasan ini kondisi kandang harus dijaga kadar
kelembabanya dengan cara menyemprotkan air atau bisa juga
menggunakan karung goni basah.

Memberikan Pakan untuk Ternak Jangkrik
Salah satu kunci sukses dalam ternak jangkrik adalah pemberian pakan
yang baik. Pemberian pakan untuk jangkrik biasanya dilakukan setelah
jangkrik menetas. Untuk anakan jangkrik yang berumur 1-10 hari
diberikan pakan ayam (voor), yang dibuat dari kacang kedelai, beras
merah dan juga jagung kering yang telah digiling halus. Setelah lewat 10
hari, anakan jangkrik sudah bisa diberi pakan sayuran serta jagung muda.
Untuk selanjutnya pakan biasa divariasikan dengan pemberian pakan
singkong, ubi dan mentimun.

Merawat Budidaya Ternak Jangkrik
Sumber Gambar:balebengong.ne

Menjaga Kondisi Kandang Jangkrik
Memberikan lingkungan yang baik akan berdampak
dengan kualitas jangkrik yang dihasilkan. Oleh
karena itu sangat penting untuk menjaga kandang
jangkrik agar selalu bersih dan higienis dan jauh
dari hama. Selain itu Kelembaban serta cahaya pada
kandang harus tetap diperhatikan, usahakan kondisi
kandang agar tetap gelap (sedikit cahaya). Yang
tidak kalah penting adalah tersedianya pakan yang
cukup agar jangkrik tidak menjadi kanibal dan
memangsa jangkrik yang lain.
Untuk menjaga kebersihan jangkrik, sisa pakan sayur harus selalu
dibersihkan setiap hari agar tidak membusuk di dalam kandang. Selain itu
kandang yang barus sebaiknya dibersihkan dengan cara dicuci terlebih
dahulu agar bau triplek dan lem bisa hilang. Cara membersihkannya

adalah dengan cara melumuri kandang dengan lumpur setelah itu dijemur
hingga kering.
Untuk mencegah hama masuk ke dalam kandang, selalu periksa cairan di
mangkuk pada kaki kandang. Cairan bisa berupa air biasa atau minyak
atau cairan lain yang berguna untuk mencegah binatang lain masuk ke
kandang. Tambahkan air tersebut bila volumenya berkurang.

Tahapan Panen Ternak Jangkrik
Ada beberapa pilihan panen dalam ternak jangkrik, yaitu memanen telur
jangkrik atau memanen jangkrik yang telah dewasa. Untuk telur jangkrik
biasanya dijual dengan harga lebih mahal dibandingkan dengan harga
jangkrik dewasa. Telur jangkrik biasanya dijual kepada petani yang ingin
membudidayakan ternak jangkrik. Untuk pemanenan jangkrik bisa
dilakukan ketika jangkrik