LAPORAN PRAKTIKUM AGRONOMI TUNTUTAN AGRO

TUGAS UAS AGRONOMI
TANTANGAN UTAMA AGRONOMI SAAT INI

Disusun oleh :
Dwi Ardan Kusnadi
17.05.006
BTP DIV A

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV
BUDIDAYA TANAMAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK LPP
YOGYAKARTA
2018

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat
serta Karunia-Nya kepada penulis berhasil menyelesaikan Tugas UAS Agronomi Ini yang
Alhamdulillah pada waktunya yang berjudul “Tantangan Utama Agronomi Saat ini“.
Laporan ini beriisikan tentang informasi Bagaimana menghasilkan pangan dengan
jumlah yang cukup sedangkan populasi manusia terus meningkat, bagaimana
menghasilkan pangan yang tinggi dengan menggunakan air lebih efisien, bagaiaman

menghasilkan produk pertanian yang amanbagi konsumen, bagaimana menghasilkan
produk pertanian tanpa menurunkan potensi sumberdaya lahan dan lingkungan, dan
bagaiman produksi pangan dapat menyejahterakan petani. Diharapkan laporan praktikum
ini dapat memberikan informasi dan manfaar kepada pembaca Tugas UAS Agronomi
Tantangan Utama Agronomi Saat ini.
Penulis menyadari bahwa Tugas UAS ini masih jauh dari kata sempurna , oleh
karena itu kritik dan saran dari pengoreksi (dosen pembingbing) yang bersifat
membangun selalu penulis harapkan demi kesempurnaan Tugas UAS Agronomi ini.
Akhir kata, penulis sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu berperan membantu serta dalam penyususnan laporan ini dar awal dan akhir.
Semoga Allah SWT senantiasa meridai segaka usaha kita. AMIN

PENDAHULUAN
Tantangan utama saat agronomi saat ini perubahan gaya hidup dan cara pandang
terhadap pangan masyarakat Indonesia pada masa yang akan datang akan berubah.
Kecenderungan karakter konsumen yang akan terjadi pada masa depan dan sudah mulai
dapat dirasakan saat ini antara lain adalah tuntutan konsumen terhadap keamanan, nilai
gizi, cita rasa, dan ketersediaan pangan akan meningkat pesat. Pada masa depan akan
semakin banyak orang yang makan di luar rumah, dan semakin banyak makanan instan di
rumah. Keamanan dan mutu pangan akan menjadi isue penting, walaupun mungkin

ketahanan pangan masih menjadi isue yang tidak kalah penting. Di Indonesia, pasar
modern (hypermarket, supermarket, minimarket) akan tumbuh dengan laju pertumbuhan
yang sangat tinggi. Walaupun jumlah supermarket chain besar berkurang, tetapi yang
bertahan makin besar, sehingga keseimbangan kekuatan bergesar dari produsen/petani ke
perusahaan multinasional. Kondisi ini akan menyebabkan adanya kompetisi antara
produk pangan domestik dengan produk impor (yang sering kali lebih berkualitas dengan
harga yang lebih murah). Tuntutan konsumen terhadap produk pertanian pada masa
depan akan semakin meningkat, yang mau tidak mau, akan mempengaruhi
kecenderungan manajemen produksi tanamanan. Tuntutan konsumen tersebut antara lain
adalah:
1. Produk pertanian harus benar-benar aman, bebas dari cemaran, racun, pestisida, &
mikroba berbahaya bagi kesehatan. Aturan mengenai batas maksimum residu (MRL =
maximum reside limit) pestisida akan semakin ketat, sehingga akan mempengaruhi
pengelolaan dalam perlindungan tanaman. Produk pangan juga harus bebas dari
kandungan zat berbahaya, termasuk logam berat dan racun. Keracunan sianida dari
singkong, Hg dari ikan, Pb dari kangkung dan sebagainya tidak akan terjadi lagi. Produk
juga harus bebas dari berbagai cemaran. Bahan pengawet dan pewarna yang tidak
diperuntukkan untuk pangan, seperti formalin, tidak akan digunakan sama sekali
2. Produk pangan juga dituntut mempunyai nilai gizi tinggi dan mengandung zat
berkhasiat untuk kesehatan. Konsumen menghendaki informasi mengenai kandungan

fitokimia yang berkhasiat untuk meningkatkan kesehatan dalam produk pangan. Karena
itu penelitian mengenai manfaat produk-produk pertanian tanaman pangan Indonesia

perlu mulai segera dilakukan. Pengetahuan indigenous mengenai manfaat produk pangan
perlu dibuktikan secara ilmiah dan diketahui apa fitokimia yang terkandung di dalamnya.
3. Produk pangan juga harus mempunyai mutu tinggi, tidak sekedar enak. Mutu adalah
segala hal yang menunjukkan keistimewaan atau derajad keunggulan sesuatu produk.
Mutu atau kualitas juga dapat dipahami sebagai kecocokan suatu produk dengan tujuan
dari produksi. Dengan demikian, mutu merupakan gabungan dari sifat-sifat atau ciri-ciri
yang memberikan nilai kepada setiap komoditas yang terkait dengan maksud penggunaan
komoditas tersebut
4. Produk pertanian harus diproduksi dengan cara yang tidak menurunkan mutu
lingkungan. Tuntutan terhadap kelestarian lingkungan akan semakin ketat, padahal pada
saat yang sama tekanan populasi terhadap sumberdaya lahan semakin kuat. Karena itu
peneliti Indonesia perlu mengembangkan teknologi pertanian yang dapat menjamin
produksi pangan yang memenuhi tututan konsumen namun tetap dapat menjaga
kelestarian lingkungan, mencegah pencemaran tanah dan air, mencegah erosi dan hal-hal
lain yang menyebabkan penurunan kualitas lingkungan.
5. Produk pertanian juga harus diproduksi dengan memperhatikan keselamatan dan
kesejahteraan petani dan pekerja.

6. Mempunyai traceability. Cara produksi pangan harus dapat dirunut dari pasar sampai
kebun. Data-data harus transparan dan jujur. Karena itu catatan aktivitas di kebun dan
rantai pasar harus menajdi perhatian.
7. Produk pangan harus tersedia dalam waktu yang tepat. Selain persyaratan di atas,
produk pertanian harus tersedia dan tepat waktu. Untuk produk pangan tertentu
kontinyuitas penyediaan menjadi faktor yang sangat penting.
8. Harga jual produk pertanian harus kompetitif. Untuk itu efisiensi dalam produksi,
dalam delivery harus dilakukan. Harus dikembangkan supply chain management (SCM)
yang berkeadilan dan berorientasi pada nilai produk.
Berdasarkan tuntutan konsumen, masalah yang dihadapi dan kondisi pertanian dan
lingkungan pertanian di Indonesia, ada beberapa tantangan yang harus dihadapi oleh
pertanian Indonesia. Tantangan ini harus dijawab oleh para ilmuwan pertanian. Tantangan
tersebut meliputi:
a. Bagaimana menghasilkan pangan

dengan jumlah yang cukup, mutu yang

baik,harga yang wajar, sedangkan populasi manusia terus meningkat?

b. Bagaimana meningkatkan produktivitas tanaman dengan semakin menurunya luas

lahan areal pertanian?
c. Bagaimana menghasilkan pangan yang tinggi dengan menggunakan air yang lebih
efisien
d. Bagaimana menghasilkan produk pertanian yang aman bagi konsumen?
e. Bagaiman menghasilkan produk pertanian tanpa menurunkan potensi sumberdaya
dan lingkungan?
f. Bagaimana produksi pangan dapat mensejahterakan petani?
Jawaban
a. Pangan biasanya identik dengan bahan makanan yang merupakan kebutuhan
tersier. Pangan dihasilkan dari

tanaman pertanianyang dibudidayakan untuk

menghasilkan produk makanan pokok atau makanan tertentu seperti padi, jagung,
gandum, kacang, tebu yang diolah menjadi bahan jadi siap makan seperti nasi,
nasi bekatul, roti, bubur kacang, gula dan sebagainya.
Tuntutan
zaman modern yang semakin mendesak, populasi manusia semakin
meningkat yang berdampak pengurangan lahan pertanian dan sumberdaya alam
atau manusia semakin tinggi, serta pemanasan global yang berdampak pada

kondisi lingkungan lahan pertanian bahkan ekosistem alam di Bumi. Menjawab
semua kebutuhan itu para petani diharuskan kreatif dengan memanfaatkan
pertanian organikyang didukung oleh kerjasama dengan berbagai pihak, mekanis
alat pertanian modern yang disubsidi pemerintah bahkan digratiskan, sumber daya
alam(topografi, iklim, tanah), menggunakan pranata mangsa, pemilihan bibit
unggul, manajemen lahan/pengolahan tanah, pemupukan yang tepat dan bahkan
pengolahan pasca panen. Semua itu harus didukung dengan manajemen manusia
(disiplin) yang lebih baik seperti didalam dunia perkebunan.
b. Dalam menyikapi masalah sempitnya lahan pertanian, pemerintah melancarkan
upaya ekstensifikasi dan intesifikasi lahan.
Ekstentifikasi lahan adalah usaha meninkatkan hasil pertanian dengan cara
memperluas lahan pertanian baru, misalnya membuka utan dan semak belukar,
daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah pertanian yang belum dimanfaatkan.
Namun, ekstentifikasi yang dilakukan dengan internet baru diluar jawa memiliki
banyak hal. Salah satu yan mencangkok adalh tidak cocoknya lahan baru untuk
keperluan pertanian.

Intentifikasi pertanian adalah salah satu usaha untuk meningkatkan hasil
pertanian dengan cara pertanian yang sudah adaIntentifikasi lahan menjadi upaya
yang harus dilakukan untuk menjaga produksi pertanian. Intensifikasi pertanian

dengan program Panca Usaha Tani, yag kemudian dilanjutkan dengan program
Sapta Usaha Tani.
Program Panca Usaha Tani adalah mencakup kegiatan seagai berikut:
Pemilihan Bibit Unggul
Bibit yang unggul adalah bibit yang berkualitas dihasilkan dari proses genetic,
sortasi, dan grading yang panjang hingga menghasilkan bibit yang berkualitas
baik dan tahan akan hama dan penyakit
Pengolahan Tanah yang Baik
Kondisi tanah atau tanah yang baik adalah tana yang menyediakan berbagain
macam unsur hara yang diperlukan tanaman. Selain itu, tanah harus mengandung
zat organik dan anorganik, serta udara (sirkulasi udara dalam tanah).
Dalam melakukan pengolahan tanah yang optimal dalam Usaha SaptaTani ala
membajak tanah sedalam 30 cm secara merata, hal ini dilukakan supaya tanah
memiliki rongga-rongga yang cukup untuk menyimpan udara. Pemberian pupuk
organic juga membantu menumbuhkan mikroorganisme tanah yang membantu
dekomposisi mineral dan zat organik tanah
Pemupukan yang Tepat
Pemupukan bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur yang meruksak dari
proses pemanenan, volatisasi (kecenderungan suatu zat cair untuk menguap pada
tekakanan), pencucian dan sebagainya.

Pemupukan Harus menggunakan prinsip 5T yaitu :
Tepat Jenis
a) Tepat Dosis
b) Tepat Waktu
c) Tepat Tempat
d) Tepat cara
Pengendalian Hama Penyakit
Pengendalian hama penyakit ada 2 cara, yaitu
Pengendalian manual/mekanis dengan cara sanitasi, mengatur kebersihan atau
menggunkan ekosistem alami (predator alami dalam rantai makanan).
Pengendalian ini dilakukan jika hama dan penyakit tidak terlalau banyak.
Pengendalian Kimiawi deengan cara penggunaan prestisida, herbisida, fungisida,
inteksida sesuai dosis yang dianjurkan.
Manajemen Air

Pengairan atau irigasi atau manajemen air yang baik dibutuhkan dalam
menghadapi kebeutuhan air pada musim kemarau dan musim hujan demi
kelancaran usaha tani. Kegiatan ini melakukan seperti irigasi udara, irigas udara
didalam tanah, irirgasi tamak dan irirgasi pompa. Model penerapan sapta usaha
tani kebutuhanair disesuaikan sesuai daerah masing-masing.

Pascapanen
Kegiatan panen, seperti melakukan sortir, grading, pengeringan, pendinginan,
pembersihan, penyimpanan, hingga pengemasan. Hal itu bertujuan untuk
mengatasi hasil pertanian yang cepat ruksak dan menyesuaikan standar pasar yang
berimplikasi pada harga.
Hasil Pemasaran Pertanian
Pemasaran hasil pertanian merupakan hal yang vital karena petani juga mencari
keuntungan ekonomi, bukan sekedar mencukupi kebutuhan. Pemerintah
seharusnya membantu pemasaran hasil pertanian agar harga murah dari petani,
sampai tangan konsumen mahal, yang membuat tengkulak yang untung besar.
Pada beberapa daerah menggunakan konsep Stasiun Terminal Agribisnis (STA)
ataupun pasar lelang yang disesuaikan harga kondisi disesuaikan.
c. Peningkatan Produktivitas dan Efisiensi. Produktivitas dan hasil dapat
disesuaikan dengan teknologi yang tepat. Praktik pertanian yang baik, praktek
penanganan yang baik, dan cara pembuatan yang bik, menjadi salah satu pilar
dalam meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Untuk mendukung hal-hal yang
diperlukan saran dan prasaranayang memadai, antara lain adalah: peta
perwilayahan komoditas, sumber air yang mencukupi, jalan usaha tani yang
menguntungkan penyortirn hasil pertanian, perusahaan pembibitan yang
professional, laboratorium tanah, stasiun meteorology yang dapat memberikan

informasi cuaa yang dapat diandalkan (BMKG), klinik tanaman, laboratorium
pengendali kualitas dan sarana pasca panen dan gudang yang memadai.
Salah satu teknologi pengguanaan air lebih efisien adalah sistem irigasi.
Irirgasi yang telah dikembankan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi lingkungan
contohnya irirgasi mikro (tetes) untuk dilahan kering, irirgasi bawah permukaan
(sub-surface irrigation) untuk daeah kering dan daerah agak kasar, irigasi
permukaan (surface irrigation) untuk daerah tekstur halus dengan lahan relatif

datar dan irirgasi curah (sprinkler irrigation) untuk daerah berkecapatan tidak
terlalau tinggi dan lebih efisien karena lebih laju penyiraman sama dengan laju
infiltrasi.
d. Pertanian berkelanjutan. Pada masa orde baru diadakan program Revolusi
Hijau yang berdampak positif dan juga negatif, salah satunya efek pencemaran
lingkungan, prestisida berlebihan dan residu pupuk kimia yang berdampak pada
tanah kurang subur/mikoroorganime tidak tumbuh pada tanah. Dengan tungtutan
zaman dan perkembangan teknologi pertanian maka lahirlah pertanian organik.
Pertanian organik membutuhkan waktu yang lama, perwatan dan perlakuan
khusus dan penanganan hama serta pemupukan menggunakan alam(pupuk
organic) atau ekosistem (predator). Hal itu berdampak pada produk di Pasaran
mahal. Maka ada pertanian semi organic dengan mengurangi pupuk kimia dan

mengusahakan pengananan hama menggunakan ekosistem alami(predator) serta
pengolahan/pengolahan produk pasca panen sedikit bahan kimia. Sehingga
produk yang sampai ke konsumen tidak terlalu mahal dibandingkan pure 100%
pertanian organk namaun sedimkit mahal diatashasil pertanian konvesional.
e. Pengeleloaan Lingkungan Hidup yang produktif dan Lestari. Pengelolaan
Lingkumgam Hidup yang produktif dan lestari diarahkan untuk terpeliharanya
daya dukung lingkungan dengan produktivitas yang tinggi secara berkelanjutan,
keanekaragaman hayati serta keseimbangan interaksi antara semua unsur dan
factor lingkungan. Pengelolaan lingkungan yang produktif dan lestari
dilaksanakan melalui upaya peberdayaan masyarakat dan pemberdayaan
masyarakat, reklamasi lahan , perluasan areal pertsnisn dan pengadaan lahan
pertanian pangan abadi.
f. Penyempurnaan Sistem Pemasaran Produk Pertanian. Perlu dilakukan
pemberdayaan rantai pasar dengan penerapan Supply-Chain Management,
sehingga tipe dan karakteristik hubungan bisnis berubah dari tipe transaksional
menjadi tipe partnership, sehingga terjadi seperti simbiosis mutualisme dan akan
bejalan lancar.

DAFTAR PUSTAKA
Poerwanto, R. 2008. Departemen Agronomi dan Hortikultura. Institut Pertanian
Bogor.Bogor