Resume Teori Kepribadian Maslow terhadap

RESUME TEORI KEPRIBADIAN
TEORI HOLISTIK DINAMIS MASLOW

disusun oleh :

Primadea Bima Damarjati
Dyah Ikke Mentari
Weepy Grace
Ulfah Ulinnuha

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2015

(366226)
(366150)
(362426)
(362428)

I.


Biografi Abraham Maslow
Abraham Maslow adalah seorang psikolog terkenal yang teman bekerja pada

psikologi humanistik telah melihat ketenaran menyebar ke berbagai mata pelajaran
kemanusiaan seperti geografi dan demografi. Ia terutama terkenal dengan Hierarchy-nya
Kebutuhan.
Abraham Harold Maslow lahir pada 1 April 1908 di Brooklyn, New York . Maslow adalah
anak sulung dari tujuh bersaudara yang lahir dari imigran Yahudi Rusia. Relatif tidak
berpendidikan sendiri mereka melihat belajar sebagai kunci untuk anak-anak mereka
berhasil di tanah air baru mereka. Dengan demikian semua anak-anak mereka didorong
untuk belajar; Abraham anak tertua didorong sangat keras karena ia diakui sebagai seorang
intelektual di usia muda.
Maslow sendiri merasa bahwa masa kecilnya relatif bahagia, sendirian di lingkungan aneh
dia berlindung dalam mempelajari dan buku-bukunya. Maslow menghabiskan masa kecilnya
di Brooklyn. Di sekolah Maslow adalah murid ilmiah, dan berhasil mendapatkan tempat di
City College of New York . Maslow awalnya belajar hukum untuk memenuhi keinginan orang
tuanya, tapi ia menghadiri kuliah di Universitas Wisconsin. Di Wisconsin ia berubah tunduk
ke psikologi, menerima gelar BA pada tahun 1930, gelar MA pada tahun 1931 dan Ph.D
pada tahun 1934. Di Wisconsin ia dibimbing oleh Harry Harlow, seorang psikolog terkenal

untuk karyanya pada monyet rhesus dan perilaku. Maslow mengembangkan melihat
perilaku dominasi primata dan seksualitas.
Selama periode tentang belajar di Wisconsin, Maslow menikahi sepupunya, Bertha
Goodman, dengan siapa Maslow mempunyai dua anak perempuan.
Setelah Ph.D, Maslow kembali ke New York pada tahun 1935, di mana ia melanjutkan studi
psikologinya di Universitas Kolombia. Bekerja dengan EL Thorndike, Maslow terus
mengembangkan minatnya pada seksualitas manusia.
Pada tahun 1937 Maslow mengambil sebuah posting mengajar di Brooklyn College , di
mana ia segera menemukan mentor lebih lanjut dalam Alfred Adler dan Erich Fromm. Adler
dan Fromm adalah psikolog terkemuka Eropa. juga belajar dari antropolog Ruth Benedict
dan psikolog Freudian Max Wertheimer Maslow. Maslow meskipun akan belajar dari
mencatat perilaku mereka.
Pada tahun 1951 Maslow pindah ke Brandeis University, sebuah universitas riset
Massachusetts swasta, di mana mengambil kursi dari departemen psikologi. Posisi ini
memungkinkan dia untuk lebih fokus pada karya teoretisnya. Di Brandeis Maslow juga
menjadi berteman dengan Kurt Goldstein, yang memperkenalkan Maslow dengan teori

aktualisasi diri. Maslow tetap di Brandeis sampai 1969, sebelum yang singkat sebagai
sesama di Laughlin Institute di California.
Kontribusi utama Maslow dengan psikologi adalah tangga / piramida kebutuhan dasar, bukti

menunjukkan bahwa ia awalnya datang dengan ide di tahun 1940-an. Menampilkan
piramida yang beberapa kebutuhan yang lebih kuat daripada yang lain, mulai dari yang
paling mendesak untuk yang paling canggih. Kelima kategori yang fisiologis (jenis kelamin,
tidur, air, dll makanan), keamanan (keamanan tubuh, kesehatan, dll kerja), milik / cinta
(persahabatan, keluarga dan keintiman seksual), harga diri (rasa percaya diri, menghormati
orang lain dan oleh orang lain ), dan aktualisasi diri (moralitas, kreativitas dll).
Teorinya adalah bahwa meskipun tidak memenuhi syarat dari segmen bawah tangga /
piramid akan mencegah seseorang naik ke tingkat berikutnya. Mereka yang mencapai
puncak piramida adalah orang-actualising diri. Hirarki Kebutuhan Maslow menjadi gagasan
diterima di bidang psikologi dan antropologi, serta menyeberang ke bidang kemanusiaan
lainnya.
Maslow

tidak

melakukan

revisi

teori


dan

ini

berarti

bahwa

karya-karya

besar

lainnya Motivation and Personality (1954) dan Menuju Psikologi Menjadi’ (1962) telah
diabaikan untuk sebagian besar. Maslow juga mengkritik psikologi mainstream untuk
overusing patologi dan tidak melihat individu, ‘diri otentik.
Dalam tahun kemudian tahun 1960-an, Maslow masuk ke semi-pensiun dan mulai
menghabiskan lebih banyak waktu di rumahnya di California. kesehatan III meskipun
blighted semi-Nya-pensiun dan pada usia 62, Maslow meninggal pada 8 Juni 1970 dari
serangan-jantung.

Maslow adalah tokoh terkemuka dari psikologi humanistik sekolah, yang menjadi kekuatan
ketiga di belakang teori Freud dan behaviorisme. Salah satu pekerjaan utama, hirarki
kebutuhan, telah memastikan bahwa generasi mahasiswa psikologi dan kemanusiaan telah
menemukan kebutuhan dasar setiap manusia.

II.

Struktur Kepribadian

PANDANGAN MASLOW TENTANG MOTIVASI
Konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan
pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini
diantaranya adalah:



Kebutuhan Fisiologis :Kebutuhan fisiologis adalah kebutuhan dasar untuk bertahan
hidup. Kebutuhan ini mencakup hal-hal untuk memenuhi kebutuhan fisik seperti
bernafas, makan, minum, tidur, seks dan sebagainya. Orang yang masih berada di
level ini, kecenderungannya hanya berfokus mengenai kebutuhan dasar.




Kebutuhan akan Keamanan : Kebutuhan akan rasa aman mencakup banyak hal
seperti rasa aman terhadap diri sendiri dan keluarganya dari serangan kejahatan,
kondisi keamanan finansial dari pekerjaan/krisis ekonomi dan sebagainya. Orang
yang masih berada pada level ini akan dipenuhi rasa khawatir hidupnya terancam.



Kebutuhan akan Cinta dan Keberadaan : Kebutuhan akan rasa cinta dan memiliki
menjadi kebutuhan sesorang untuk memuaskan batin melalui kasih sayang dari
orang lain, seperti keluarga, pasangan maupun keinginan untuk diterima oleh
kelompok. Orang yang ada pada level kebutuhan ini sangat berkeinginan untuk eksis
dan bersosialisasi.



Kebutuhan akan Penghargaan : Kebutuhan akan penghargaan ada karena
seseorang sangat ingin dianggap penting, kebutuhan ini mencakup kriteria

kebutuhan akan

pengakuan,

kepercayaan

diri,

prestasi,

penghargaan dan

penghormatan terhadap diri sendiri dan orang lain. Dengan adanya kebutuhan ini
akan membuat seseorang lebih terdorong untuk mencapai hal-hal yang lebih tinggi
lagi dalam hidup yang belum dapat dicapainya hingga saat ini.


Kebutuhan akan Aktualisasi Diri : Kebutuhan akan aktualisasi diri adalah mengenai
kebutuhan mendapatkan kepuasan diri yang mencakup pemenuhan akan moralitas,
kreativitas, spontanitas, penyelesaian masalah, dan penerimaan kenyataan yang

terjadi. Di tahap aktualisasi diri seseorang akan lebih terfokus pada mendorong
dirinya mencapai prestasi-prestasi tertinggi, bukan dengan tujuan utama hanya
semata-mata untuk mendapatkan penghargaan saja tapi lebih kepada untuk upaya
memaksimalkan agar hidupnya lebih bermanfaat baik bagi diri sendiri maupun orang
lain.

Hierarki Kebutuhan
Konsep yang dungkapkan oleh Maslow, bahwa kebutuhan-kebutuhan di level rendah harus
terpenuhi atau paling tidak cukup terpenuhi terlebih dahulu sebelum kebutuhan-kebutuhan
di level lebih tinggi menjadi hal yang memotivasi.
Kebutuhan Estetika

Kebutuhan estetika tidak bersifat universal.Orang-orang dengan kebutuhan estetika
yang kuat menginginkan lingkungan yang indah dan teratur, dan ketika kebutuhan ini tidak
terpenuhi, kebutuhan konatifnya juga dapat merasakan sakit.
Kebutuhan Kognitif
Kebutuhan akan aktualisasi diri dapat terpenuhi dengan cara menggunakan
sepenuhnya potensi kognitif mereka. Maslow (1968b, 1970) percaya bahwa orang-orang
yang sehat mempunyai keinginan untuk mengetahui lebih besar, untuk berteori, untuk
membuktikan hipotesis, untuk menyelesaikan misteri, atau mencari tahu tentang bagaimana

suatu hal berfungsi hanya karena mereka penasaran serta ingin tahu. Namun, bagi yang
tidak dapat memenuhi kebutuhan kognitif mereka, akan terjadi penolakan informasi yang
masuk ke dirinya serta dapat terjangkit gangguan berupa sikap skeptis, kecewa, dan sinis.
Kebutuhan Neurottik
Kebutuhan neurotik (neurotic needs) mengarah pada kegagalan berkembang dan
penyakit (Maslow, 1970).Kebutuhan neurotik berarti tidak produktif. Memupuk gaya hidup
yang tidak sehat dan tidak adanya keinginan untuk berusaha memperoleh aktualisasi diri.
Kebutuhan ini biasanya bersifat reaktif, yaitu berperan sebagai kompensasi atas kebutuhankebutuhan dasar yang tidak terpenuhi.Sebuah contoh dari kebutuhan neurotik adalah
seseorang yang sangat termotivasi oleh kekuasaan dapat mencapai kekuasaan yang
hampir tidak terbatas, namun hal ini tidak membuat orang tersebut tidak neurotik atau tidak
menginginkan kekuasaan tambahan.
Pembahasan Umum mengenai Kebutuhan
Maslow (1970) memperkirakan bahwa rata-rata orang memenuhi kebutuhannya masingmasing terpenuhi kurang lebih : fisiologis, 85%; keamanan, 70%; cinta dan keberadaan,
50%; penghargaan, 40%; dan aktualisasi diri, 10%. Semakin besar kebutuhan di level
rendah terpenuhi, maka akan semakin besar kemunculan kebutuhan di level selanjutnya.
Urutan yang Terbalik dari Kebutuhan-kebutuhan
Walaupun kebutuhan-kebutuhan biasanya terpenuhi dalam urutan hierarki, kadang kala
urutannya terbalik. Bagi beberapa orang, dorongan kreativitas dapat menjadi lebih penting
daripada kebutuhan keamanan dan fisiologis. Urutan yang terbalik ini biasanya lebih
merupakan sesuatu yang terlihat daripada sesuatu yang terlihat sebenarnya, dan beberapa

perbedaan yang sepertinya terlihat jelas dalam urutan kebutuhan ini sebenarnya bukanlah
perbedaan sama sekali. Jika kita memahami motivasi tak disadari yang mendasari suatu

tingkah laku, kita akan mendapati bahwa kebutuhan tersebut tidak berada dalam urutan
terbalik.
Tingkah Laku yang Tidak Dimotivasi
Tidak semua faktor ialah penyebab dari motivasi sebuah tingkah laku. Beberapa dari tingkah
laku tidak disebabkan oleh kebutuhan, namun oleh faktor lain seperti reaksi yang dipelajari,
pendewasaan diri, atau obat-obatan. Motivasi dibatasi menjadi usaha untuk memenuhi
beberapa kebutuhan.“Tingkah laku ekspresif” tidak dimotivasi.
Tingkah Laku Ekspresif dan Tingkah Laku Penanganan
Tingkah laku ekspresif (expressive behavior) seringkali tidak berkelanjutan dan tidak
memiliki tujuan setelah terlaksana.Tidak disadari dan biasanya terjadi tanpa dibuat-buat
dengan membutuhkan sedikit usaha.Tingkah laku ini tidak memiliki tujuan, seperti duduk
malas-malasan, terlihat bodoh, bersantai, menunjukkan kemarahan, dan tampak bahagia.
Tingkah laku penanganan (coping behavior) biasanya disadari, diusahakan, dipelajari, dan
ditentukan oleh lingkungan luar. Tingkah laku coping terkait dengan usaha yang dilakukan
individu untuk mengatasi lingkungan; seperti mendapat makanan dan tempat berlindung,
untuk memperoleh teman; mendapat penerimaan, penghargaan, dan gengsi orang lain.
Tingkah laku coping memiliki tujuan dan selalu dimotivasi oleh kebutuhan tertentu.

Kebutuhan yang Tidak terpenuhi
Tidak

terpenuhnya

kebutuhan

mendasar

menyebabkan

beberapa

macam

penyakit.Kebutuhan fisiologis tidak terpenuhi berakibat malnutrisi, kelelahan, hilangnya
energi, obsesi terhadap seks, dan lain sebagainya.Ancaman keamanan mengarah pada
perasaan bahaya yang mengancam, tidak aman, dan takut yang berlebihan.Ketika
kebutuhan

cinta

tak

terpenuhi,

seseorang

menjadi

defensif,

agresif,

atau

canggung.Kurangnya penghargaan diri berakibat pada munculnya keraguan diri, tidak
menghargai diri, dan kurangnya kepercayaan diri.Tidak terpenuhinya kebutuhan aktualisasi
diri mengarah kepada metapatologi, yaitu ketiadaan nilai-nilai, ketiadaan pencapaian, dan
hilangnya arti hidup.
Kebutuhan instinctoid adalah beberapa kebutuhan manusia yang ditentukan secara bawaan
walau kebutuhan tersebut dapat dimodifikasi melalui pembelajaran.Sebagai contoh, seks,
namun bagaimana kebutuhan ini diekspresikan tergantung dari pembelajaran.Bagi sebagian
orang, seks merupakan kebutuhan instinctoid.Tidak terpenuhinya kebutuhan instinctoid

dapat menyebabkan patologi.Kebutuhan instinctoid dapat dibentuk, dicegah, atau diubah
oleh pengaruh lingkungan.
Perbandingan antara Kebutuhan di Level Tinggi dan Rendah
Terdapat persamaan dan perbedaan penting antara kebutuhan di level yang lebih tinggi dan
kebutuhan di level yang lebih rendah. Perbedaan antara kebutuhan-kebutuhan yang lebih
tinggi dan yang lebih rendah adalah berkaitan dengan tingkatan dan bukan dengan jenis.

III.

Dinamika Kepribadian
Orang-orang yang telah mengalami mengalami aktualisasi diri memiliki beberapa ciri-

ciri. Ciri-ciri tersebut antara lain :
a. Tidak menderita psikopatologi. Hal ini peting karena terdepat beberapa ciri yang
sama

antara penderita

neurosis

atau

psikosis

dengan

orang-orang

yang

mengaktualisasikan diri, seperti peka akan kenyataan, kreatif dan memiliki
pengalaman mistis.
b. Telah menjalani dan memenuhi hierarki kebutuhan.
c. Menjunjung nilai-nilai B. Nilai B atau Being(kehidupan) ini juga disebut sebagi
prinsip hidup yang abadi (eternal verities). Nilai B ini juga disebut sebagai
metakebutuhan sehingga motivasi yang berasal dari kebutuhan ini disebut
metamotivation. Ketika metakebutuhan tidak terpenuhi, maka akan tejadi sebuah
penyakit yaitu penyakit eksistensi dimana penderita mengalami kurangnya filosofi
hidup yang bermakna.
Nilai-nilai dari Orang-orang yang Mengaktualisasi Diri
Disebut dengan nilai-nilai B. “Being” (Kehidupan) merupakan indikator dari kesehatan
psikologis dan merupakan kebalikan dari kebutuhan akan kekurangan (deficiency needs),
yang memotivasi orang-orang yang nonaktualisasi diri. Nilai B merupakan metakebutuhan
(metaneeds).Sehingga dapat diwujudkan dengan metamotivasi oleh orang-orang yang
mengaktualisasikan diri.
Nilai-nilai B :
-

Kejujuran

- Kelengkapan

-

Kebaikan

- Keadilan

-

Keindahan

- Kesederhanaan

-

Keutuhan

- Totalitas

-

Perasaan hidup

- Membutuhkan sedikit usaha

-

Keunikan

- Humor

-

Kesempurnaan

- Kemandirian

Cinta dan Aktualisasi Diri
Sebelum orang mengaktualisasikan diri, mereka harus memenuhi kebutuhan cinta dan
keberadaan mereka. Kemudian diikuti dengan kenyataan bahwa orang-orang yang
mengaktualisasi diri dapat memberi dan menerima cinta serta tak lagi termotivasi oleh cinta
akibat cinta D (deficiency love – D-love) yang umum terjadi pada orang lain. Orang yang
mengaktualisasi diri dapat merasakan cinta B (B-love), yaitu cinta dari intisari kehidupan
“Being” dari pasangan.Dirasakan secara timbal balik dan tidak dimotivasi oleh adanya
kekurangan.
Maslow dalam Feist dan Feist (2010) memberikan 15 ciri sementara orang yang
mengaktualisasikan diri sampai batasan tertentu.
a. Persepsi

yang

lebih

efisien

dari

kenyataan,

biasanya

orang

yang

mengaktualisasikan diri dapat lebih mudah mengenali kepalsuan. Mereka lebih
tidak berprasangka dan lebih nyaman dengan hla-hal yang tidak diketahui.
b. Dapat menerima diri mereka apa adanya.
c. Orang yang spontan, sederhana dan alami.
d. Tertarik pada masalah-masalah di luar diri mereka.
e. Memisahkan diri yang memungkinkan mereka untuk menjadi diri sendiri tanpa
merasa kesepian.
f.

Mandiri walaupun di masa lalu pernah menerima kasih sayang dan perhatian
yang melimpah.

g. Mengalami pengalaman-pengalaman yang menakjubkan dan sulit dijelaskan.
Pengalaman ini disebut dengan pengalaman puncak. Orang yang mengalami
pengalaman puncak biasanya juga memiliki sifat rendah hati dan kuat pada saat
yang bersamaan.

h. Memiliki gemeinschaftgefuhl. Gemeinscahftgefuhl adalah istilah yang digunakan
Adler untuk menggambarkan ketertarikan sosial, rasa kasih saying pada orang
lain, perasaan kemsyarakatan dan perasaan satu dgn orang lain.
i.

Memiliki perasaan saying kepada orang pada umumnya akan tetapi hanya
memiliki sedikit teman.

j.

Memiliki nilai-nilai demokratis.

k. Mengetahui perbedaan antara sesuatu yang benar dan yang salah dan hanya
memiliki sedikit konflik tentang nilai-nilai dasar.
l.

Memiliki rasa humor yang filosofis dan tidak menyakiti orang lain.

m. Merupakan orang yang kreatif.
n. Tidak mau untuk mengikuti kultur yang sudah ada.
o. Mengalamai cinta-B bukannya cinta-D.

IV.

PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN
Filsosofi Ilmu

Maslow menciptakan konsep desakralisasi, yaitu jenis pengetahuan yang tanpa emosi,
kesenangan, keterkejutan, kekaguman, dan kebahagiaan (Hoffman dalam Feist & Feist,
2008). Oleh karena ilmu pengetahuan ortodoks tidak punya nilai-nilai, kreativitas, emosi, dan
ritual ke dalam pekerejaannya, maka peneliti harus bersedia menanamkan hal-hal tersebut,
yang disebut dengan resakralisasi.
Selain itu, Maslow juga mengusulkan sebuah sikap Taoistik (Taoistic attitude)untuk
psikologi, yaitu sikap yang tidak akan berpengaruh, akan menerima, dan akan
mendengarkan ide-ide baru. Maslow meyakini bahwa psikolog harus bisa menerima
ambiguitas dan ketidakpastian, harus menggunakan perasaan , punya wawasan, tidak
rasional, dan berani menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang tepat (Feist & Feist, 2008).
Mengukur Aktualisasi Diri
Personal Orientation Inventory (POI) adalah alat pengukuran yang dikembangkan oleh
Everett L. Shostrom untuk mengukur tingkah laku dari orang-orang yang mengaktualisasi
diri.

Alat yang terdiri dari 150 pertanyaan dengan 2 pilihan jawaban (forced-choice items),
mempunyai 2 skala utama – skala kemampuan waktu atau ketidakmampuan waktu (Time
Competence or Time Incompetence scale), mengukur apakah orang berorientasi pada masa
kini; dan skala pendukung (Support scale), mengukur apakah reaksi seseorang berorientasi
pada ‘diri sendiri’ atau ‘orang lain’ – dan 10 subskala yang mengukur derajat dari nilai-nilai
aktualisasi diri, fleksibilitas dalam menerapkan nilai-nilai, sensivitas terhadap kebutuhan dan
perasaan diri sendiri, spontanitas dalam mengekspresikan perasaan melalui tingkah laku,
penghargaan diri, penerimaan diri, pandangan positif tentang kemanusiaan, kemampuan
untuk melihat hal-hal yang berseberangan dalam hidup sebagai sesuatu yang berhubungan
dan memiliki arti, penerimaan terhadap agresivitas, dan kapasitas untuk berhubungan erat
(Feist & Feist, 2008).
Dalam perkembangannya, berdasarkan kritik dan hambatan yang dialami ketika
menggunakan POI, para ahli merumuskan penggunaan alat baru yakni Short Index of SelfActualization, dan Brief Index of Self-Actualization.

V.

Psikopatologi
Jonah Complex

Merupakan ketakutan untuk mencapai puncak, yang bercirikan adanya usaha melarikan diri
dari takdirnya, yang mengijinkan perasaan rendah hati yang tidak pada tempatnya untuk
menghambat kreativitas, dan kemudian mereka mencegah diri mereka sendiri untuk
mengaktualisasi diri (Feist & Feist, 2008). Alasan orang melarikan diri dari kebesaran dan
pemenuhan diri, menurut Maslow, yang pertama adalah karena tubuh manusia tidak cukup
kuat untuk bertahan melalui kenikmatan diri dari sebuah keberhasilan untuk jangka waktu
lama, dan yang kedua adalah karena orang yang memiliki ambisi untuk menjadi seseorang
yang besar, akan menjadi tidak percaya akan arogansi mereka sendiri ketika mereka melihat
orang-orang lain yang telah mencapai kehebatan terlebih dahulu.
Psikoterapi
Bertujuan agar klien-kliennya dapat memiliki nilai kehidupan (nilai-nilai B) yang dicapai
dengan adanya kebebasan klien dari ketergantungan mereka terhadap orang lain sehingga
dapat mengaktifkan keinginan alami untuk mencapai pertumbuhan dan aktualisasi diri.
Obat psikologis yang terbaik dalam terapi ini adalah hubungan interpersonal yang sehat
antara klien dan terapis, yakni hubungan saling menerima yang memberikan perasaan
berharga kepada klien untuk mendapatkan cinta dan hubungan yang sehat diluar proses
terapi.

SUMBER PUSTAKA

Feist, Jess dan Gregory J. Feist. 2014. Teori Kepribadian Jilid 1 (edisi 7). Jakarta: Penerbit
Salemba Humanika.
Feist, Jess and Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality (7thed.). New York: McGraw
Hill.