STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA UNTUK ME

STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA UNTUK
MENDUKUNG PARIWISATA DI BATULAWANG
Laporan Disusun Untuk Memenuhi Tugas Ujian Akhir Semester
Matakuliah Metode Penelitian Sosial

oleh:
ASTRI SETIYANI PERMANA P. - (13030114120014)
ISIDORUS NADYAN D. - (13030114120017)
HENDRI MULYAWAN - (13030114120023)
WIWIT NOVITASARI - (13030114120026)

DEPARTEMEN SEJARAH
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur kami kepada Allah SWT yang telah memberi
kemudahan dalam penyusunan makalah dari gagasan penelitian yang berjudul
“Strategi


Pengembangan

Eko-wisata

untuk

Mendukung

Pariwisata

di

Batulawang” untuk memenuhi tugas matakuliah Metode Penelitian Sosial.
Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak
Mahendra Pudji Utama S.S dan Bapak Rabith Jihan Amaruli S.S,. M.Hum selaku
dosen pengampu matakuliah Metode Penelitian Sosial atas dedikasinya sehingga
laporan ini dapat terselesaikan.
Kami sebagai penyusun sadar betul bahwa dalam penulisan laporan ini
masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharap saran dan

kritik yang membangun dari pembaca. Semoga makalah ini dapat memberi
kontribusi dalam bentuk pemikiran kepada pembaca. Amin.

Semarang, 30 Mei 2016

Tim Peneliti

DAFTAR GAMBAR
Gambar

Halaman

3.1

Pantai Asari Timo

13

3.2


Suasana Tanjong Trekking Adventure

14

3.3

Pantai Bare di siang hari

15

3.4

Rumah adat Bugis yang dikelola oleh Balai Taman 17
Karimunjawa

3.5

Rumah adat Bugis milik warga dusun Batulawang 17

3.6


Menyisir bagian utara Batulawang

21

3.7

Rumput laut perairan barat dusun Batulawang

22

DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 2
PENDAHULUAN .................................................................................................. 2
1.1 LATAR BELAKANG ................................................................................... 2
1.2 RUMUSAN MASALAH .............................................................................. 3
1.3 TUJUAN PENELITIAN ............................................................................... 3
1.3 TINJAUAN PUSTAKA ................................................................................ 4
1.4 KERANGKA TEORITIK ............................................................................. 4
1.5 METODE PENELITIAN .............................................................................. 7

BAB II .................................................................................................................... 9
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT BATULAWANG .............................. 9
2.1 LETAK GEOGRAFIS .................................................................................. 9
2.2 DEMOGRAFIS ............................................................................................. 9
2.2.1 KONDISI-KONDISI YANG RELEVAN ........................................... 10
BAB III ................................................................................................................. 12
EKO-WISATA SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA DI DUSUN BATULAWANG .................................................. 12
3.1 POTENSI WISATA BATULAWANG ...................................................... 12
3.2 ATRAKSI BUDAYA.................................................................................. 15
3.3 KENDALA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI
BATULAWANG .............................................................................................. 18
3.4 PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS EKO-WISATA
MELALUI PERNAN MASYARAKAT ........................................................... 20
BAB IV PENUTUP ............................................................................................ 23
4.1 KESIMPULAN ........................................................................................... 23
4.2

SARAN .................................................................................................. 24


DAFTAR PUSTAKA
DATA INFORMAN

i

i

i

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Karimunjawa adalah gugusan pulau yang sangat indah dengan
hamparan pasir putih menawan, meliputi 27 pulau dalam 1 kecamatan dan
terbagi dalam 3 desa. Total luas tempat indah ini adalah 107.225 ha,
sebagian besar wilayahnya berupa lautan

yang total luas wilayahnya

100.105 ha . Secara administratif Karimunjawa merupakan kecamatan

yang mengekor pada Kabupaten Jepara. Gugusan kepulauan Karimunjawa
Pulau Kemujan, Pulau Sintok, Pulau Tengah, Pulau Cilik, Pulau Gundul,
Pulau Cendikian, Pulau Bengkoang, dan Pulau Mrica1.
Disebelah utara Karimunjawa ada pulau Kemujan yang merupakan
destinasi wisata berbau religi, di Kemujan masih memegang tradisi adat
istiadat Bugis yang masih kental dan masih bisa ditemui khususnya di
Dusun Batulwang, dusun yang terdiri dari 6 rukun tetangga selain suku
Bugis etnis yang mendiami Batulawang suku Madura, dan suku Jawa
adapun secara ekonomi mata pencaharian penduduk bervariasi antara lain
menjadi nelayan, budidaya, pengusaha, pengerajin, buruh tani, buruh
bangunan, pertukangan, pedagang, pegawai negeri sipil, polri, dan TNI2.
Nama Batulawang menurut penuturan tetua Bugis di Batulawang
merupakan batu penanda yang menjadi pintu gerbang masuk ke pulau
tersebut. Menurut keyakinan tetua Bugis dan masyarakat sekitar
Batulawang, lokasi batu tersebut berada di laut yang diterjang ombak dan
bentuknya seperti gerbang pintu yang tersusun dari dua batu yang sejajar.
Batulawang sangatlah potensial jika dikembangkan menjadi
kawasan eko-wisata, spot-spot masih natural komposisi hutan bakau
(mangrove), terumbu karang, dan budidaya rumput laut merupakan
1

2

http://karimunjawa.jeparakab.go.id/
Papan Data Monografi Kantor Petinggi Desa Kemujan

2

kawasan koservasi. Selain itu melalui atraksi budaya untuk melestarikan
tradisi atau kebiasaan masyarakat diantaranya seperti pencak silat, rumah
panggung adat bugis, dan adat pernikahan etnis Bugis yang berakulturasi
dengan etnis lainnya yang mendiami Dusun Batulawang.
Namun ada ketimpangan ekonomi antara Karimunjawa dan
Kemujan khususnya Batulawang hal ini disebabkan masyarakat sekitar
Batulawang masih belum sadar tentang pariwisata sehingga dilihat dari
segi industri pariwisata masyarakat Kemujan khususnya Batulawang
hanya sebagai penonton.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa saja kegiatan masyarakat Batulawang dalam mendorong
pengembangan ekonomi?
2. Bagaimana cara menerapkan strategi yang sesuai untuk pengembangan

pariwisata berbasis eko-wisata di Dusun Kemujan?
3. Apa saja potensi pariwisata di Dusun Batulawang, Karimunjawa?
4. Bagaimana cara mengembangkan pariwisata berbasis eko-wisata di
Dusun Kemujan?
1.3 TUJUAN PENELITIAN
1. Mengetahui

mengenai

potensi-potensi

pariwisata

yang

bisa

dioptimalkan di Dusun Kemujan untuk mendorong pengembangan
ekonomi.
2. Mengidentifikasi


langkah-langkah

atau

cara

mengembangkan

pariwisata berbasis ekowisata di Dusun Kemujan.
3. Mengamati dan memahami kegiatan masyarakat di Batulawang dalam
mendorong pengembangan ekonomi.
4. Menganalisis dan identifikasi langkah-langkah atau cara menerapkan
strategi yang sesuai untuk pengembangan pariwisata berbasis ekowisata di Dusun Kemujan.

3

1.3 TINJAUAN PUSTAKA
Menurut KBBI luar jaringan versi 2.6 devinisi pengembangan
pariwisata adalah suatu rangkaian upaya untuk mewujudkan keterpaduan

dalam penggunaan berbagai sumber daya pariwisata mengintegrasikan
segala bentuk aspek di luar pariwisata yang berkaitan secara langsung
maupun tidak langsung.
Perencanaan dan pengembangan pariwisata bukanlah sistem yang
berdiri sendiri melainkan terkait erat dengan sistem perencanaan
pembangunan yang lain secara intersektoral dan inter regional.
Perencanaan pariwisata haruslah didasarkan pada kondisi dan daya dukung
dengan maksud menciptakan interaksi jangka panjang yang saling
menguntungkan diantara pencapaian tujuan pembangunan pariwisata,
peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat, dan berkelanjutan daya
dukung lingkungan di masa mendatang.
Penjelasan dari artikel Umardino yang berjudul Pengembangan
Objek Wisata Taman Nasional Laut Kepulauan Karimunjawa sangat
mendukung penelitian ini dikarenakan kedekatan bahan objek penelitian
yaitu kaitannya mengenai pengembangan objek wisata di Karimunjawa
dengan penerapan eko-wisata. Dalam artikel tersebut memuat berbagai
informasi mengenai objek wisata di Karimunjawa khususnya di Dusun
Batulawang.
1.4 KERANGKA TEORITIK
Untuk memperkuat kajian yang akan diteliti, maka peneliti
mengadakan studi pustaka dengan cara mencari dan menemukan teoriteori serta pembahasan untuk memperkuat dalam membahas permasalahan
yang telah dipaparkan diatas.
1. Pengertian Pariwisata
Pariwisata merupakan suatu perjalan yang dilakukan untuk rekreasi
atau liburan dan juga persiapan yang dilakukan untuk aktivitas ini,
menuju suatu tempat tetapi bukan untuk menetap.

4

2. Pengertian Strategi Pengembangan Pariwisata
a. Menurut A. Yoeti (1997)
Menyatakan bahwa dalam perencanaan strategis suatu
daerah tujuan wisata dilakukan analisis lingkungan dan analisis
sumber daya. Tujuan analisis ini tidak lain adalah untuk
mengetahui dan mengidentifikasi sumber daya utama, terutama
untuk mengetahui tentang kekuatan (strenght), dan kelemahan
(weakness) organisasi atau lembaga yang bertanggung jawab
terhadap pengembangan pariwisata didaerah tujuan wisata
tersebut.
b. Menurut Gamal Suwantoro
Menyatakan bahwa pengembangan pariwisata bertujuan
untuk

mengembangkan

produk

yang

pelayanan

yang

berkualitas, seimbang, dan bertahan.
c. Menurut Bayu Rocco
Strategi adalah rencana-rencana fundamental untuk
mencapai tujuan bersama sedangkan pengembangan pariwisata
adalah kegiatan yang meliputi pengamatan secara hati-hati
terhadap persaingan , inflasi, dan siklus bisnis yang pada tahap
akhir memberikan kepuasan bagi konsumen.
d.

Menurut Turismo
Menegaskan bahwa keterlibatan masyarakat lokal secara
aktif memiliki peran strategis dalam merencanakan dan
melaksanakan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan.

e. Menurut Harry Waluyo
Menyatakan bahwa perencanaan pengembangan pariwisata
sapta pesona sudah dilaksanakan sejak tahun 1988 dan sejak itu
pula daerah-daerah tujuan wisata seluruh Indonesia.
Berdasarkan definisi diatas, yang dimaksud dengan strategi
pengembangan adalah upaya-upaya yang dilakukan dengan

5

tujuan memajukan, memperbaiki, dan meningkatkan kondisi
kepariwisataan suatu objek dan daya tarik wisata sehingga
mampu menjadi mapan dan ramai untuk dikinjungi oleh
wisatawan serta mampu memberikan suatu manfaat baik bagi
masyarakat disekitar objek dan daya tarik lebih lanjut akan
menjadi devisa bagi pemerintah daerah dan meningkatkan taraf
hidup sekitar Dusun Batulawang.
3. Eko-wisata menurut Siburian
Eko-wisata merupakan paradigma pengelolaan lingkungan
dalam pengembangan wisata diupayakan tetap mengutamakan
kelestarian

lingkungan,

namun

di

satu

sisi

juga

dapat

meningkatkan perekonomian masyarakat. Ekowisata menjadi suatu
bentuk wisata berwawasan lingkungan yang dari hari ke hari
semakin mendapat perhatian dari masyarakat dunia, terutama oleh
negara-negara berkembang karena ekowosata lebih menekankan
pada

pemanfatan

sumber-sumber

lokal

untuk

konservasi,

pendidikan pembelajaran, dan pemberdayaan masyarakat setempat
dalam upaya peningkatan ekonomi lokal.
4. Sustainable Development

Menurut Turismo dalam artikelnya tentang perencanaan
dan pengembangan produk wisata dare, salah satu faktor yang
dihadapi untuk mencapai pembangunan berkelanjutan adalah
bagaimana cara memperbaiki kehancuran lingkungan tanpa
mengorbankan pembangunan ekonomi dan keadilan sosial.
Peneliti menarik kesimpulan bahwasannya pembangunan
berkelanjutan tidak merusak alam dan juga tidak merusak
kehidupan perekonomian masyarakat, yang bisa diterapkan di
Dusun Batulawang sebelum terbang ke industri pariwisata artinya
ada sosialisasi diawal perencanaan kepada masyarakat agar
masyarakat mengetahui bagaimana cara kelestarian lingkungan dan
pereokonomian Batulawang bisa berjalan sejajar.

6

5. CBT (Community Based Tourism)
Konsep pengembangan suatu destinasi wisata melalui
pemberdayaan masyarakat lokal dimana masyarakat ikut andil
dalam perencanaan, pengelolaan, dan pemberian suara berupa
keputusan dalam mengadakan pembangunan terkait industri
pariwisata yang berada di Dusun Batulawang. Ada tiga kegiatan
pariwisata yang mendukung konsep CBT yaitu penjelajahan (
adventure travel), wisata budaya (culture tourism), dan ekowisata

(ecotourism). Konsep CBT merupakan bentuk perencanaan yang
partisipatif

dalam pembangunan industri pariwisata atau

menekankan pada peran aktif masyarakat khususnya masyarakat
Batulawang, baik yang terlibat langsung dalam industri pariwisata
maupun tidak)3 .
1.5 METODE PENELITIAN
Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara,
dokumentasi, dan studi literatur setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan
penafsiran data menggunakan teknik analisis dan sintesis.
1. Observasi
Observasi merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh peneliti
dengan cara mengamati suatu objek tanpa menggunakan alat standar atau
biasa disebut sebagai tindakan melihat secara langsung kondisi objek yang
akan diteliti oleh peneliti. Jadi peneliti mengunjungi para tokoh-tokoh desa
dianggap penting serta berpengaruh dalam melakukan pengembangan
pariwisata untuk melihat bagaimana upaya-upaya yang telah dilakukan
dalam mengembangkan pariwisata, sehingga peneliti dapat mengamati
pengembangan yang sudah dilakukan di Pulau Kemujan khususnya Dusun
Batulawang. Selain itu peneliti menggunakan dokumentasi untuk
mendukung fakta dalam rangka mendukung dari hasil penelitian
dilapangan melalui hasil foto, hasil foto digunakan peneliti sebagai
3

Artikel Rocco Bayu tentang Pengertian Strategi Pengembangan Melalui Peran Aktif Masyarakat

7

pendukung jika peneliti telah melakukan penelitian disuatu tempat.
Dokumentasi yang kami ambil tentang tempat-tempat yang mempunyai
potensi pariwisata seperti pantai sebagai andalan pariwisata.

2. Wawancara
Wawancara merupakan meode mengumpulkan sumber lisan
melalui pertanyaan-pertanyaan yang bersifat sederhana hingga yang
bersifat kompleks dalam suatu kegiatan peneltian. Dalam penelitian guna
mendapatkan informasi peneliti akan melakukan wawancara dengan
beberapa tokoh masyarakat, pejabat pemerintahan ataupun kelompokkelompok yang berperan penting tentang pengembangan pariwisata selain
itu peneliti juga akan mengajukan beberapa pertanyaan yang sifatnya
subjektif maupun objektif. Dalam wawancara untuk mengetahui sejarah
dari Batulawang metode penelitian sejarah lisan kami terapkan dalam
penelitian ini untuk mendapatkan fakta yang kredibel dengan melakukan
perbandingan dari masa yang konteksnya kekinian dengan masa lampau
melalui berbagai kajian-kajian sumber sejarah lisan atau menghimpun data
atau informasi dari informan yang sudah sangat sepuh atau tetua yang
berada di Dusun Batulawang.

3. Studi Pustaka
Studi

pustaka

merupakan

metode

pengumpulan

data

yang

diarahkan kepada pencarian data dan informasi melalui buku, journal
online, ebook, artikel online yang dapat mendukung dalam proses

penulisan. Hasil

penelitian

juga

akan

semakin

kredibel

apabila

didukung karya tulis akademik yang telah ada.

8

BAB II
GAMBARAN UMUM MASYARAKAT BATULAWANG

2.1 LETAK GEOGRAFIS
Batulawang

merupakan

salah

satu

dusun

di

Kemujan,

Karimunjawa yang terdiri dari 6 rukun tetangga. Secara administratif
Dusun Batuawang merupakan bagian dari Desa Kemujan yang terletak
disebelah utara. Akses menuju Batulawang bisa melalui jalur darat,
udara, dan laut. Batulawang memiliki banyak sekali tempat wisata
yang pantas untuk dijadikan sebgai potensi pariwisata disebelah utara,
timur, dan, barat merupakan wilayah yang ekslusif berbeda dengan
pantai yang berada di Karimunjawa. Melalui jalur darat bisa dijangkau
dengan kendaraan roda dua maupun roda empat, akses jalanya sudah
mendapatkan perhatian dari pemerintah. Melalui jalur laut dengan
menggunakan kapal-kapal yang berukuran kecil dan sedang yang bisa
transit di Pelabuhan Legon Bajak. Menggunakan jalur udara, di desa
Kemujan sudah terdapat bandara yang melayani penerbangan
domestik.
2.2 DEMOGRAFIS
Penduduk di dusun Batulawang dihuni oleh etnis Bugis, Jawa, dan
juga Madura. Tetapi mayoritas 90 % dihuni oleh etnis Bugis. Yang
terdiri dari 150 kepala keluarg yang berjumlah 431 penduduk. Peneliti

9

juga melihat akulturasi dari berbagai etnis yang sangat harmonis
menciptakan sebuah kebudayaan baru yang menjadi ciri khas dari
Dusun Kemujan. Mata pencaharian penduduk di dusun Batulawang
sebagian besar masyarakatnya bekerja sebagai nelayan, hal ini
berkaitan dengan letak geografis di dusun Batulawang yang dikelilingi
oleh lautan. Masyarakat yang bekerja sebagai nelayan yaitu laki-laki,
sedangkan perempuanya bekerja sebagian besar sebagai ibu rumah
tangga dan juga terdapat yang mendirikan warung maupun toko-toko
untuk menambah penghasilan mereka. Selain itu perempuanya juga
terdapat yang bekerja menjadi petani musiman kapuk, jambu mete,
asam, dan juga rumput laut. Mereka menjualnya pada saat musim
panen dan menjualnya kepada pengepul, karena di dusun Batulawang
belum terdapat tempat pengoalahan hasil bumi dari dusun Batulawang.
Pendidikan di dusun Batulawang sudah meningkat, terbukti
sebagian besar lulusanya MA setara Sekolah Menengah Atas, tetapi
ada juga yang hanya menempuh pendidikanya hanya sampai Mts, dan
juga SD, yang hanya menempuh pendidikan di perguruan tinggi hanya
sedikit sekali. Masyarakat di dusun Batulawang mayoritas beragama
islam.

2.2.1 KONDISI-KONDISI YANG RELEVAN
Menurut pengamatan peneliti, kondisi relevan dari masyarakat
sekitar Dusun Batulawang sangatlah harmonis, mereka cenderung dekat
dengan laut walaupun mereka tidak tinggal dan beraktifitas di atas laut.
Dusun Batulawang menurut tokoh mayarakat disini dihuni 90 % orang
keturunan Bugis, sisanya etnis Jawa, dan etnis Madura. Struktur pranata
sosial di Batulawang sangatlah harmonis interaksi atau komunikasi antar
penduduk masih tetap kondusif. Masyarakat sekitar Batulawang masih
belum sadar mengenai industri pariwisata pendukung dari pernyataan
tersebut yaitu bisa dilihat jika belum dijumpai kelopmpok-kelompok

10

wisata yang besar, memang masih sebatas pelaku atau individu yang
tergerak atau tersadar akan potensi wisata yang di miliki Dusun
Batulawang seperti bapak Abdullah dan bapak Adnan, mereka berdua
adalah penggiat industri pariwisata di Dusun Batulawang yang terkenal
antara lain adalah Tanjong Tracking Adventure dan Pantai Asari Timo.
Namun akibat kendala bapak Abdullah menutup Tanjong Tracking
Andventure di tahun 2014 karena kendala sumber daya manusia. Yang

tersisa atau masih tetap dikelola adalah Pantai Asari Timo yang dikelola
oleh bapak Adnan. Kurangnya sosialisasi dari elite atau pemangku
kepentingan kepada masyarakat Batulawang menjadi faktor rendahnya
kesadaran tentang industri pariwisata. Dilihat dari sisi Cultural Turism
(wisata budaya) juga menjadi kondisi yang relevan, sebab rumah-rumah
adat di Dusun Batulawang mulai tergerus globalisasi atau modernisasi
kecenderungan masyarakat yang taraf hidupnya mulai meningkat merubah
rumah yang masih menjaga nilai adat dari Bugis menjadi rumah permanen
atau rumah tembok yang modern, ini juga faktor yang mempengaruhi
rendahnya atau hilangnya kesadaran nilai-nilai budaya akibat pengaruh
kebudayaan dari luar.

11

BAB III
EKOWISATA SEBAGAI PENDEKATAN PEMBANGUNAN
PARIWISATA DI DUSUN BATULAWANG
3.1 POTENSI WISATA BATULAWANG
Tempat-tempat yang berada di Dusun Batulawang, memiliki
banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan sebagai tempat pariwisata,
dengan adanya laut sebagai sumber mata pencaharian, laut juga bisa
dikembangkan sebagai tempat wisata. Potensi wisata melalui konsep ekowisata merupakan sebuah konsep yang sangat ideal untuk diterapkan di
Dusun Batulawang dilihat dari kondisi sekitar yang masih alami dan juga
masih sangat natural. Melalui snorkeling yang menjadi andalan karena
dekat dengan laut, laut disini dihuni berbagai macam biota laut seperti
terumbu karang, ikan-ikan. Selain itu, rumah panggung adat Bugis yang
masih bisa dijumpai oleh para wisatawan jika berkunjung ke Batulawang,
rumah yang sederhana namun memiliki nilai. Nilai budaya, nilai religi,
dan nilai sosial. Rumput laut sebagai komoditi utama dalam pembuatan
alat kosmetik dan juga sebagai tempat tinggal biota laut. Dan eko-wisata
favorit adalah stay-stay yang berdiri di tepi pantai dengan arsitektur
bergaya rumah adat Bugis, berwisata di pantai juga dimanjakan dengan

12

penginapan yang masih menjaga nilai dan juga tradisi dari Dusun
Batulawang.
Menurut Gamal Suwantoro berdasarkan gambaran dari uraian
karyanya tentang dasar-dasar pariwisata adalah hal-hal yang berkaitan
dengan pramuwisata, macam-macam bentuk wisata, komponen perjalanan
pariwisata, daerah tujuan wisata, pariwisata skala nasional, batasan
geografi pariwisata, kerjasama koordinasi untuk mendorong peran
pemerintah serta masyarakat.
Di dusun Batulawang ini terdapat beberapa tempat yang menjadi
sasaran para wisatawan :
a.

Asaritimo Beach yang letaknya di dusun Batulawang
tempatnya tidak kalah indahnya dengan pantai-pantai
yang ada di Karimunjawa. Di Asaritimo ini menjadi
tujuan para wisatawan baik asing maupun domestik,
disitu juga terdapat Bungalau atau tempat penginapan
yang letaknya berhadapan langsung dengan pantai.
Selain itu terdapat tempat-tempat yang sangat cocok
untuk bersantai. Akses untuk menuju kesana juga
mudah dan tidak jauh dari jalan utama. Ketika pagi dan
sore hari langitnya terlihat begitu indah serta degradasi
warnanya sangat cantik.

13

Gambar 3.1 Pantai Asari Timo (Dokumentasi Peneliti 2016)
b.

Pantura Beach
Pantai

ini

terletak

di

sebelah

barat

dusun

Batulawang, potensi yang terdapat di pantai tersebut
tidak kalah bagusnya dengan pantai yang ada di sebelah
timur Batulawang. Akses untuk menuju hanya ada jalan
setapak yang di samping kanan kiri itu terdapat hutan.
Serta ketika sudah mendekati pantai terdapat hamparan
kebun kelapa yang begitu indah.
c.

Tanjong Trekking Adventure
Tempat wisata ini sudah pernah berkembang di
tahun 2011-2014 di sini juga terdapat beberapa objek di
antaranya terdapat Batu Pengantin yang letaknya di
tengah laut. Lalu goa jepang yang itu juga begitu unik
yang dulunya di jadikan sebagai tempat persembunyian
orang Jepang. Selain itu yang tidak kalah menarik
terdapat pohon kembar yang berhadapan langsung
dengan pantai. Akses untuk menuju ke tempat tersebut
terdapat padang rumput yang luas lalu ada hutan bakau
serta samping kanan kiri terdapat hutan.

Gambar 3.2 Suasana Tanjong Trekking Adventure
(Dokumentasi Peneliti 2016)
d.

Bare Beach

14

Tempat ini merupakan pantai yang letaknya di
sebelah barat dusun Batulawang. Pantai ini biasanya
digunakan sebagai tempat untuk berlabuhnya kapal
nelayan. Airnya yang begitu tenang cocok di jadikan
tempat renang namun di situ terdapat juga ikan yang
berduri serta terlihat juga bibit-bibit rumput laut yang
letaklnya di tengah laut.

Gambar 3.3 Pantai Bare di siang hari (Dokumentasi Peneliti 2016)

3.2 ATRAKSI BUDAYA
Perpaduan atau akulturasi dari suku-suku

yang tinggal di

Batulawang wisata berbasis budaya adalah salah satu jenis kegiatan
pariwisata yang menggunakan kebudayaan sebagai objeknya. Ada 12
unsur kebudayaan yang dapat menarik kedatangan wisatawan yaitu
bahasa, masyarakat, kerajinan tangan, makanan khas, musik dan kesenian,
sejarah suatu tempat, cara kerja serta teknologi, agama, bentuk serta
karakteristik arsitektur di masing-masing daerah tujuan wisata, tata cara
berpakaian penduduk setempat, sistem pendidikan, aktivitas pada waktu
senggang.

15

Menurut Selo Soemardjan, kebudayaan akan terus berkembang
karena memang dengan sengaja atau tidak, memang terus berkembang
karena adanya rangsangan seperti adanya perkembangan industri
pariwisata. Proses saling mempengaruhi merupakan gejala yang wajar
dalam interaksi antar masyarakat. Kemampuan berubah merupakan sifat
yang penting dalam kebudayaan manusia. Tanpa itu, kebudayaan tidak
mampu menyesuaikan diri dengan keadaan yang senantiasa berubah atau
dengan kata lain budaya adalah suatu hal yang dinamisyang terus
berkembang seiring perputaran waktu baik dipengaruhi pariwisata ataupun
dipengaruhi masyarakat pemilik kebudyaan itu sendiri. Atraksi budaya di
Batulawang berbassis eko-wisata bisa diantaranya adalah pencak silat,
rumah panggung, adat pernikahan.
1. Pencak Silat
Perpaduan atau akulturasi dari suku Bugis dan suku Madura
yang tinggal di Batulawang, menghasilkan budaya salah
satunya kesenian pencak silat. Gerakan pencak silat yang ada di
Batulawang tidak berbeda dengan yang berada di daerah lain,
adanya perbedaan suku yang berada di Batulawang ini, pencak
silat menjadi pemersatu suku-suku yang ada di Batulawang.
Gerakan yang khas dengan teknik pencak rahasia4 yang bisa
mematikan sendi-sendi. Pencak silat yang berada di dusun
Batulawang sudah ada kelompok-kelompok yang melestarikan
kebudayaan tersebut. Pencak silat ini ditampilkan pada saat ada
acara penting dengan musik khas Batulawang. Budaya ini
diikuti oleh berbagai lapisan umur, baik para pemuda maupun
orang yang sudah tua.
2. Rumah Panggung Adat Bugis

4

Wawancara dengan Latok Towabpek Sesepuh Bugis di Batulawang, pada tanggal 29 Mei 2016
pukul 12.32 menurut beliau Pencak Silat Rahasia merupakan jurus yang mematikan sendi-sendi
dan syaraf dari musuh yang sedang dihadapi

16

Sebagian warga memang masih mempertahankan
kebudayaan mereka masing-masing, khususnya masyarakat
bugis yang mempertahankan rumah adat Bugis yaitu rumah
panggung. Seperti yang terlihat di Batulawang, kebanyakan
dari masyarakatnya mempertahankan rumah adat mereka.

Gambar 3.4 Rumah adat Bugis yang dikelola oleh Balai Taman
Karimunjawa (Dokumentasi Peneliti 2016)

Gambar 3.5 Rumah adat Bugis milik warga dusun Batulawang
(Dokumentasi Peneliti 2016)
3. Adat pernikahan
Seperti pada daerah-daerah lain, pernikahan di dusun
Batulawang tidak berbeda dengan daerah lain, seperti seorang
laki-laki apabila ingin meminang perempuan harus menemui
17

keluarga dari perempuan, dan sebagai pengikat biasanya
menggunakan cincin. Kekhasan adalah semakin besar mahar
yang diberikan kepada mempelai perempuan maka semakin
besar peluang untuk menikahinya5.

4. Makanan Khas di Batulawang
Makanan khas di Batulawang yaitu kue bingka6. Makanan
ini merupakan makanan khas Bugis yang terbuat dari tepung
terigu, mentega, telur dan pewarna makanan. Makanan ini
biasanya di sajikan apabila ada tamu yang berkunjung ke dusun
Batulawang.
3.3 KENDALA DALAM PENGEMBANGAN PARIWISATA DI
BATULAWANG
Banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan sebagai tempat
pariwisata yang berada di dusun Batulawang. Akan tetapi banyak sekali
kendala dalam mengembangkan Batulawang sebagai tempat wisata,
seperti masyarakat khususnya yang berada di dusun Batulawang ini
kurang sadar akan wisata, disebabkan karena jumlah wisatawan yang
berkunjung ke Batulawang sangatlah sedikit bahkan nyaris tidak setiap
hari kedatangan wisatawan, hal ini yang menyebabkan kelesuan dalam
industri pariwisata di Batulawang, semula penduduk sangat antusias dalam
mengelola industri pariwisata sebagai profesi

pokok namun sekarang

masyarakat kembali ke profesi semula sebagai nelayan. Hal ini terlihat
banyaknya tempat yang tidak terawat seperti Tanjong Trekking Adventure,
yang merupakan wisata alam yang berada di Dusun Batulawang yang
apabila melewati jalur tersebut bisa melihat keindahan alam lautan yang
diselingi dengan tempat-tempat bersejarah seperti Goa Jepang, selain Goa
Jepang juga terdapat Pohon Kembar dan juga Batu Pengantin. Akan tetapi
tempat tersebut sudah tidak terawat, hal ini terlihat banyak sekali rumput5
6

Wawancara dengan Ibu Zaenab warga Bugis Batulawang
Wawancara dengan Ibu Zaenab warga Bugis

18

rumput yang tinggi sehingga jalannya sulit untuk dilalui. Apabila
masyarakat sadar akan wisata, tentunya tempat-tempat tersebut akan
terawat.
Selain

masyarakatnya

yang

kurang

sadar

akan

wisata,

masyarakatnya juga kurang siap dalam menghadapi para wisatawan asing
yang masuk ke dalam wilayah Dusun Batulawang. Selain itu kurangnya
promosi juga menjadi kendala bagi masyarakat untuk mempromosikan
tempat-tempat yang bagus untuk dikembangkan sebagai tempat pariwisata,
hal ini terlihat banyaknya para wisatawan lebih memilih tempat wisata
yang berada di Karimunjawa. Selain itu, pelabuhan utama yang bertempat
di Desa Karimunjawa juga menjadi kendala bagi para wisatawan untuk
berkunjung ke objek wisata yang berada di Batulawang, hal ini terlihat
banyaknya wisatawan yang berkunjung ke Karimunjawa akan lebih
memilih desa Karimunjawa sebagai tempat tujuan untuk berlibur, dan di
Batulawang juga jaringannya

yang susah. Serta tanah-tanah yang

bersengketa, seperti sudah banyaknya tanah yang dimiliki oleh warga
asing, sehingga apabila warga di Desa Kemujan ingin mengembangkan
tempat wisata yang ada itu mengalami kesusahan tersendiri sebab tanahtanah yang sudah di miliki oleh warga asing tersebut itu tidak bisa di
lakukan oleh warga Dusun Batulawang.
Selain itu dalam pengembangan budaya yang berada di dusun
Batulawang, seperti kebudayaan Pencak Silat memiliki kendala dalam
mengembangkannya seperti banyaknya para pemuda yang kurang minat
terhadap budaya pencak silat, mereka lebih memilih pergi melaut untuk
mencari ikan. Sebab mereka berpikiran bahwa pencak silat itu hanya
sebagai kesenian yang hanya dapat menghibur para wisatawan atau warga
Dusun Batulawang sendiri. Akan tetapi para tokoh-tokoh masyarakat
Batulawang mengharapkan akan adanya penerus kesenian pencak silat.

19

3.4 PENGEMBANGAN PARIWISATA BERBASIS EKO-WISATA
MELALUI PERANAN MASYARAKAT
Ekowisata menurut peneliti dapat ditarik devinisi pengelolaan industri
pariwisata yang ramah lingkungan, artinya

masyarakat dapat menikamati

perekonomian dari hasil pariwisata namun tidak mengorbankan kelesatarian
lingkungan di Batulawang. Ekowisata yang ditawarkan di Dusun Batulawang
antara lain,

1. Snorkeling
Untuk snorkeling Batulawang tidak ketinggalan jauh dunia
underwaternya, banyak biota laut yang masih terjaga dan belum tersentuh

industri pariwisata artinya peluang dikunjungi wisatawan baik asing
maupun domestik sangat tinggi. dalam upaya pengembangan ekowisata
dibutuhkan keterlibatan masyarakat sekitar Batulawang dan juga
dukungan dari pemerintah desa, kabupaten, propinsi, dan pusat. Namun
masyarakat Batulawang harus dibekali tentang ilmu menjaga alam dan
tidak merusak alam melalui sosialisasi dari pelaku wisata, pemerintah, dan
stakeholder agar wilayah underwater Batulawang tetap nature disisi lain
menggerakan kegiatan perekonomian masyarakat.
2. Hutan Bakau (Mangrove)
Mangrove terdapat di sepanjang garis pantai di kawasan tropis, dan
menjadi pendukung berbagai jasa ekosistem, termasuk produksi perikanan
dan siklus unsur hara. Namun luas lahan hutan mangrove telah mengalami
penurunan

30-50%7,

dalam

setengah

abad

terakhir

ini

karena

pembangunan daerah pesisir, perluasan pembangunan tambak dan
penebangan hutan mangrove yang berlebihan. Di dusun Batulawang
pemeliharaan hutan mangrove dinilai sangat baik dan ramah lingkungan,
beberapa hutan mangrove sengaja ditanam oleh masyarakat Batulawang
7

Data dari Robert Siburian Pengamat Mangrove di Indonesia

20

dan ada juga kawasan yang sengaja dikelola oleh pihak Balai Taman
Nasional Karimunjawa di perbatasan antara Pulau Karimunjawa dan Pulau
Kemujan.

Jika

hutan-hutan

mangrove

yang

ditanam

masyarakat

Batulawang dikelola bersama dan terpadu ini merupakan potensi besar
bagi sektor pariwisata berbasis ekowisata melalui peran aktif dari
masyarakat sekitar Batulawang.

Selain menjadikan kawasan hutan

mangove sebagai tempat wisata pemerintah dan masyarakat harus paham
akan menjaga kelestarian hutan mangrove. Dari sisi ekonomi bisa
dijadikan sebagai tempat wisatawan untuk memahami berbagai macam
jenis mangrove yang ditanam untuk menggerakan industri pariwisata
khusunya di Batulawang.

Gambar 3.6 Menyisir bagian utara Batulawang
(Dokumentasi Peneliti 2016)
3. Rumput Laut (biota akuatik)8
Nama rumput laut digunakan untuk meyebut tumbuhan laut yang
hidup di dasar perairan (fitobentos), berukuran besar dan tergolong dalam
Thallopyta 9. Istilah rumput laut sudah sangat populer dalam kehidupan

sehari-hari maupun dalam dunia perdagangan. Rumput laut telah

8

H. Koridi K. Guhfran. M hal 12-20 Biota Akuatik Rumput Laut
Thallophyta (tumbuhan talus) adalah tumbuhan yang belum dapat dibedakan akar, batang dan daun
sehingga dikatakan dengan tumbuhan talus. Tubuh yang berupa talus itu mempunyai struktur dan bentuk
dengan variasi yang sangat besar, dari yang terdiri atas satu sel berbentuk bulat sampai yang terdiri atas
banyak sel dengan bentuk yang kadang-kadang telah mirip dengan kormusnya tumbuhan tingkat tinggi.
9

21

dimanfaatkan oleh masyarakat pesisir untuk dijadakan bahan pangan dan
obat-obatan. Sebagai bahan pangan rumput laut umumnya dibuat untuk
lalapan (dimakan mentah), urap (dengan bumbu kelapa parut), acar atau
asinan (dengan bumbu cuka), sayur (tanpa santan), tumis (dimasak dengan
minyak goreng dan bumbu), serta agar-agar. Masyarakat pesisir juga biasa
menggunakannya sebagai obat luar (antiseptik dan pemeliharaan kulit).
Inilah potensi yang dimiliki oleh perairan Batulawang bagian barat sebagai
daerah konservasi untuk membudidayakan rumput laut, hal tersebut bisa
menggerakan industri wisata dalam sektor agroteknologi dalam ranah
ekowisata yang artinya rumput laut sebagi kegiatan ekonomi juga sebagai
tempat indikator biota laut (masih dalam kesatuann ekosistem laut).

Gambar 3.7 Rumput laut perairan barat dusun Batulawang
(Dokumentasi Peneliti 2016)

22

BAB IV
PENUTUP
4.1 KESIMPULAN
Kegiatan masyarakat

di

Batulawang untuk mendorong laju

pertumbuhan ekonomi melalui industri pariwisatanya. Kegiatan sehari
masyarakat Batulawang untuk menopang hidup berprofesi sebagai
nelayan harian10, jika ada wisatawan yang berkunjung ke Batulawang
hanya akan dilayani oleh perorangan yang mengelola wisata seperti di
pantai asari timo. Asari timo yang dikelola Bapak Adnan sangat
menopang dalam kegiatan ekonomi untuk warga.
Strategi ekowisata merupakan kegiatan wisata untuk meningkatkan
taraf ekonomi warga tanpa merusak alam yang ada, kegitan tersebut bisa
diterapkan ke pada warga Batulawang melalui perpaduan atau akulturasi
dari suku-suku

yang tinggal di Batulawang wisata berbasis budaya

adalah salah satu jenis kegiatan pariwisata yang menggunakan
kebudayaan sebagai objeknya. Proses saling mempengaruhi merupakan
gejala yang wajar dalam interaksi antar masyarakat. Kemampuan
berubah merupakan sifat yang penting dalam kebudayaan manusia serta
dengan memanfaatkan objek wisata snorkeling, hutan bakau, dan rumput
laut sebagai sumber daya alam yang ada di Batulawang.
Banyak sekali potensi yang bisa dikembangkan sebagai tempat
pariwisata yang berada di dusun Batulawang. Akan tetapi banyak sekali
kendala dalam mengembangkan Batulawang sebagai tempat wisata,
seperti masyarakat khususnya yang berada di dusun Batulawang. Selain
itu kurangnya promosi juga menjadi kendala bagi masyarakat untuk
mempromosikan tempat-tempat yang bagus untuk dikembangkan sebagai
tempat pariwisata, hal ini terlihat banyaknya para wisatawan lebih
memilih tempat wisata yang berada di Karimunjawa. Potensi wisata

10

Wawancara dengan Bapak Thamrin, nelayan Batulawang

23

melalui konsep eko-wisata merupakan sebuah konsep yang sangat ideal
untuk diterapkan di Dusun Batulawang dilihat dari kondisi sekitar yang
masih alami dan juga masih sangat natural. Dan eko-wisata favorit adalah
stay-stay yang berdiri di tepi pantai dengan arsitektur bergaya rumah adat

Bugis, berwisata di pantai juga dimanjakan dengan penginapan yang
masih menjaga nilai dan juga tradisi dari Dusun Batulawang.
Cara mengembangkan potensi wisata yang berada di dusun
Batulawang melaui peran aktif dari masyarakatnya sendiri, karena
berdasarkan fakta di lapangan masyarakat belum sadar akan wisata
sendiri yang disebabkan karena fasilitas wisata yang tersedia di
Batulawang masih sangat minim sehingga minta datang dari wisatawan
rendah yang alhasil kelesuan dalam industri pariwisata di Batulawang.
Dukungan dari pemerintah dan pihak terkait seperti Balai Taman
Nasional Karimunjawa agar bisa bersinergi menjadi satu kesatuan yang
utuh untuk membangun sektor pariwisata di Batulawang.
4.2 SARAN
Berdasarkan dari penelitian

yang kami lakukan bahwa potensi

wisata alam yang terletak di dusun Batulawang begitu besar serta itu juga
dapat meningkatkan perekonomian masyarakat dusun Barulawang. Oleh
karena itu pengembangan akan adanya potensi alam yang ada perlu
dilakukan supaya dapat di jadikan sebagai salah satu pilihan objek para
wisatawan. Lalu potensi alam yang ada juga perlu dikelola lagi dengan
lebih baik. Selain itu saat ini yang melakukan pengembangan wisata
hanya ada beberapa orang tua yang peduli akan adanya potensi alam.
Maka dari itu orang-orang yang sudah tua berusaha mengingatkan
kepada anak-anaknya untuk menjaga serta mengembangkan tempattempat wisata yang ada khususnya di dusun Batulawang.

24

DAFTAR PUSTAKA

Anonim,

“Kajian

Teori

Tentang

Pariwisata ”,

(http://eprints.ung.ac.id/932/5/2013-2-93403-331310028-bab210012014091805.pdf/ Diunduh pada 18 Mei 2016 pukul 21.56 WIB)
Bayu, Rocco.,

“Pengertian Strategi Pengembangan Pariwisata”

(http://madebayu.blogspot.co.id/2012/02/pengertian-strategipengembangan.html., Diunduh pada 22 Mei 2016 pukul 21.05)
Siburian, Robert., dkk . 2016. Konservasi Mangrove dan Kesejahteraan
Masyarakat. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor

Suwantoro, Gamal. 2004. Dasar-Dasar Pariwisata . Yogyakarta: Andi
Yogyakarta
Tim Revisi. 2014. Pedoman Penulisan Skripsi Sejarah. Semarang: Jurusan
Ilmu Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
Semarang
Turismo., “Perencanaan dan Pengembangan Produk Wisata Dare”.,
(http://maubereti.blogspot.co.id/., Diunduh pada 22 Mei 2016 pukul
21.07 WIB)
Umardino, Andy., “Pengembangan Objek Wisata Taman Nasional Laut
Kepulauan Karimunjawa ”., Airlangga Journal., Vol. 24 No. 3, 2011

(http://journal.unair.ac.id/filerPDF/02%20Andy%20PENGEMBAN
GAN%20OBYEK%20WISATA%20edit%20dev%20basis.pdf/
Diunduh pada 18 Mei 2016 pukul 21.08 WIB)
Waluyo, Harry,. dkk. 1994. Strategi Adaptasi Masyarakat Terhadap
Program

Pengembangan

Pariwisata.

Jakarta:

Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

25

DATA INFORMAN
Nama

: Abdullah

Umur

: 52 Tahun

Alamat

: Dusun Batulawang

Keterangan

: Ketua RW Dusun Batulawang

Nama

: Latuk Towabpek

Umur

: 83 Tahun

Alamat

: Dusun Batulawang

Keterangan

: Tetua (sesepuh) Bugis di Dusun Batulawang

Nama

: Adnan

Umur

: 50 Tahun

Alamat

: Dusun Batulawang

Keterangan

: Pengelola Pantai Asari Timo Batulawang

Nama

: Abdul Rosyid

Umur

: 58 Tahun

Alamat

: Kemujan

Keterangan

: Kepala Desa Kemujan

Nama

: Abdul Rozak

Umur

: 53 Tahun

Alamat

: Dusun Batulawang

Keterangan

: Carik atau Sekretaris Desa Kemujan

Nama

: Tamrin

Umur

: 57 Tahun

Alamat

: Dusun Batulawang

26

Keterangan

: Warga Dusun Batulawang

Nama

: Zaenab

Umur

: 48 Tahun

Alamat

: Dusun Batulawang

Keterangan

: Warga Dusun Batulawang

27