penggunaan kalimat efektif dalam penulis

penggunaan kalimat efektif dalam penulisan karya ilmiah
Posted on December 20, 2010by harrysfranata

BAB I
PENDAHULUAN

1.
LATAR BELAKANG
Kegiatan menulis merupakan bagian yang tidak bisa terpisahkan dalam proses belajar yang
dialami mahasiswa selama menuntut ilmu di perguruan tinggi. Pada setiap semester para
mahasiswa harus menulis makalah atau tulisan lainnya, bahkan untuk sebagian besar mata kuliah
yang ditempuh. Dengan demikian, mereka diharapakan akan memiliki wawasan yang lebih luas
dan mendalam mengenai topik yang ditulisnya. Dalam menghadapi tugas menulis di atas
sebagian besar mahasiswa menganggapnya sebagi beban berat. Anggapan tersebut muncul karena
kegiatan menulis menyita banyak waktu, tenaga, pemikiran, serta perhatian yang sungguhsungguh. Disamping itu kegiatan menulis menuntut keterampilan yang kadang-kadang tidak
dimiliki oleh mahasiswa. Ada pula mahasiswa yang meragukan kegunaannya, apalagi jika tugas
menulis itu dikaitkan dengan mata kuliah yang bukan merupakan mata kuliah bidang studinya.
Sehubungan dengan kegunaan tugas atau kegiatan menulis tersebut, Subarti Akhadiah dkk (1988)
mengemukakan bahwa banyak keuntungan yang dapat diambil dari pelaksanaan tugas atau
kegiatan menulis tersebut, antara lain:
1.

Dengan menulis kita dapat lebih mengenali kemampuan dan potensi diri kita
2.
M1
elalui kegiatan menulis kita mengembangkan berbagai gagasan
3.
4.
5.
6.
7.
8.

Kegiatan menulis memaksa kita lebih banyak menyerap, mencari, serta menguasai
informasi sehubungan dengan topik yang kita tulis
Menulis berarti mengorganisasikan gagasan secara sistematik serta mengungkapkannya
secara tersurat
Melalui tulisan kita akan dapat meninjau serta menilai gagasan kita sendiri secara lebih
objektif
Dengan menuliskan di atas kertas kita akan lebih mudah memecahkan permasalahan
Tugas menulis mengenai suatu topik mendorong kita belajar secara aktif
Kegiatan menulis yang terencana akan membiasakan kita berpikir serta berbahasa secara

tertib.

Tentu saja kegiatan menulis di perguruan tinggi tidak sesederhana menulis di lembaga pendidikan
dasar atau menengah. Banyak persyaratan yang harus dipenuhi. Tulisan yang baik memilki
beberapa ciri, diantaranya bermakna, jelas/lugas, merupakan kesatuan yang bulat, singkat dan
padat, serta memenuhi kaidah kebahasaan. Disamping itu tulisan yang baik harus bersifat
komunikatif.
Untuk dapat menghasilkan tulisan seperti yang diaparkan di atas, maka dituntut beberapa
kemampuan sekaligus. Agar dapat menulis karangan misalnya, kita harus memilki pengetahuan
tenatng apa yang akan ditulis. Disamping itu kita harus mengetahui bagaimana menuliskannya.
Pengetahuan yang pertama menyangkut isi karangan, sedangkan yang kedua menyangkut aspekaspek kebahasaan dan teknik penulisan. Baik isi karangan, aspek kebahasaan, maupun teknik
penulisan berkaitan erat dengan gagasan pikiran.

Setiap gagasan pikiran atau konsep yang dimilki seseorang pada prakteknya harus dituangkan ke
dalam bentuk kalimat. Kalimat yang baik persyaratan utamanya harus memenuhi persyaratan
gramatikal. Hal tersebut berarti bahwa kalimat harus disusun berdasarkan kaidah-kaidah yang
berlaku. Kaidah-kaidah tersebut menurut Subarti Akhadiah dkk (1988) meliputi: (1) Unsur-unsur
penting yang harus dimiliki setiap kalimat, (2) Aturan-aturan tentang Ejaan Yang Disempurnakan,
(3) Cara memilih kata dalam kalimat (diksi).
Kelengkapan unsur sebuah kalimat sangat menentukan kejelasan sebuah kalimat. Oleh sebab itu

sebuah kalimat minimal harus memiliki subjek dan predikat. Kalimat yang lengkap ini harus
ditulis sesuai dengan aturan-aturan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Kata-kata yang
digunakan dalam membentuk kalimat tadi haruslah dipiih dengan tepat, sehingga kalimat menjadi
jelas maknanya.
Kalimat yang benar dan jelas akan mudah dipahamai orang lain secara tepat. Kalimat yang
demikian disebut kalimat efektif. Sebuah kalimat efektif haruslah memiliki kemampuan untuk
memunculkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pembaca seperti apa yang terdapat pada
pikiran penulis. Hal ini berarti bahwa kalimat efektif haruslah disusun secara sadar untuk
mencapai daya informasi yang diinginkan penulis terhadap pembaca. Bila hal ini tercapai
diharapkan pembaca akan tertarik kepada apa yang dibicarakan dan tergerak hatinya oleh apa
yang disampaikan oleh penulis.
Sesuai dengan paparan di atas penulis ingin mengetahui hal-hal apa saja yang berkaitan dengan
kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah melalui penulisan dengan judul ”Penggunaan Kalimat
Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah”.

1.
RUMUSAN MASALAH
Mengacu dari judul di atas maka rumusan masalah yang dapat penulis bahas dalam penulisan ini
adalah sebagai berikut:
1.

Apa yang dimaksud dengan kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
2.
Apa saja ciri-ciri kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
3.
Apa saja sebab-sebab ketidakefektifan kalimat?

1.
1.
2.
3.

TUJUAN PENULISAN
Mendeskripsikan maksud kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
Mendeskripsikan ciri-ciri kalimat efektif dalam karya tulis ilmiah?
Mendeskripsikan sebab-sebab ketidakefektifan kalimat?

BAB II
P
EMBAHASAN


1.
KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH
Kalimat efektif adalah kalimat yang berisikan gagasan pembicara atau penulis yang dapat
dipahami oleh pendengar atau pembaca (singkat), hemat dalam pemakaian atau pemilihan kata-

kata (jelas), dan sesuai dengan kaidah bahasa yang berlaku (tepat). Penggunaan kalimat efektif
dalam karya tulis ilmiah diukur dari dua sisi, yaitu dari sisi penulis dan pembaca. Dari sisi
penulis, kalimat dikatakan efektif jika kalimat yang digunakan dapat mengakomodasi gagasan
kelimuan penulis secara tepat dan akurat. Sedangkan dari sisi pembaca, pesan kalimat ditafsirkan
sama persis dengan yang dimaksudkan penulisnya. Oleh sebab itu , jika pembaca masih
mengalami kebingungan dan kesulitan yang mengakibatkan salah menafsirkan pesan kalimat
maka kalimat tersebut belum dapat dikategorikan efektif (Heri dan Anang, 2007).

1.
CIRI-CIRI KALIMAT EFEKTIF DALAM KARYA TULIS ILMIAH
S5
ecara garis besar kalimat efektif mempunyai ciri-ciri gramatikal, bernalar
atau logis, efisien, dan jelas. Keempat hal yang menjadi syarat ini
merupakan syarat pokok yang perlu dimilki oleh semua kalimat dalam karya
tulis ilmiah. Syarat yang lain, misalnya keparalelan dan kevariasian, hanya berlaku pada

kalimat-kalimat tertentu. Sedangkan syarat penekanan tidak bisa ditentukan kebenarannya dalam
pemakaian mengingat yang perlu mendapat tekanan dalam suatu kalimat sifat subjektif, sehingga
yang tahu secara pasti hanya penulis. Disamping itu cara melakukan penekanan tidak hanya
menggunakan satu cara, melainkan tergantung kepada penulisnya. Berikut ini adalah pemaparan
ciri-ciri kalimat efektif antara lain:

1.
Gramatikal
Syarat pertama kalimat efektif adalah kegramatikalan atau kebenaran kalimat. Suatu kalimat
dikatakan gramtikal atau benar apabila penyusunannya mengikuti kaidah bahasa yang
bersangkutan. Ketaatan pada kaidah ini tampak pada struktur yang dibangun dalam kalimat
tersebut. Kaidah tata bahasa dapat dilihat dalam buku-buku tata bahasa. Selain itu, kaidah tata
bahasa selalu dimiliki oleh penutur asli bahasa yang dimaksud. Maksudnya, penutur asli
mempunyai kepekaan terhadap kaidah tata bahasanya.
Kegramatikalan sebuah kalimat dapat dilihat dari segi struktur sintaksis, bentuk kata, dan
ketepatan diksi. Kalimat dikatakan gramatikal dari segi sintaksis apabila urutan kata-kata yang
membentuk kalimat itu tepat dan lazim digunakan oleh masyarakat penuturnya.
Contoh:
Surat itu saya telah tanda tangani.
Buku itu diambil oleh saya

Seharusnya:
Surat itu telah saya tanda tangani
Buku itu saya ambil

Kalimat dikatakan gramatikal dari segi bentuk kata apabila bentuk kata yang digunakan dalam
kalimat itu sesuai dengan kaidah pembentukan kata. Kesalahan pembentukan kata yang
digunakan dalam kalimat biasanya berupa ketidaklengkapan pembentukan dan ketidakcermatan
pembentukan kata.
Contoh:
Mike Tyson pukul KO lawannya.
Pemerintah bantu korban bencana alam.
Seharusnya:
Mike Tyson memukul KO lawannya.
Pemerintah membantu korban bencana alam.

Kalimat dikatakan gramatikal dari segi ketepatan diksi apabila dalam kalimat itu tidak terdapat
pemakaian kata yang tidak lazim. Kata-kata digunakan dengan makna yang tepat serta sesuai
dengan perilakunya, khususnya kata-kata yang mempunyai (makna) kolokasi dan sinonim.
Contoh:
Lampu di ruang tamu itu telah tewas.

Ibu saya tampan sekali.
Seharusnya:
Lampu di ruang tamu itu telah mati.
Ibu saya cantik sekali.

1.
Logis
Suatu kalimat dikatakan logis apabila informasi (proporsi) kalimat tersebut dapat diterima oleh
akal atau nalar. Logis atau tidaknya kalimat dilihat dari segi maknanya, bukan strukturnya.
Kelogisan kalimat tampak pada gagasan dan pendukungnya yang dipaparkan dala kalimat. Suatu
kalimat dikatakan logis apabila gagasan yang disampaikan masuk akal, hubungan antargagasan
dalam kalimat masuk akal, dan hubungan gagasan pokok serta gagasan penjelas juga masuk akal
(Heri Suwignyo dkk, 2001).
Contoh:
Kuda memanjat pohon
Seharusnya:
Tidak masuk akal kuda dapat memanjat pohon (kalimat tidak logis).

Kelogisan kalimat didukung oleh ketepatan diksi dan bentukan kata yang digunakan. Diksi yang
tepat akan dapat membantu memperjelas informasi yang dikandungnya.

Contoh:
Pencopet itu telah berhasil ditangkap oleh polisi.
Seharusnya:
Pencopet itu telah ditangkap oleh polisi.

Kelogisan kalimat juga ditentukan oleh pembentukan kata.
Contoh:
Rina menangkapkan kupu-kupu adiknya.
Seharusnya:
Rina menangkapkan adiknya kupu-kupu. / Rina menangkap kupu-kupu untuk adiknya.

Kalimat menjadi tidak logis dapat juga disebabkan oleh pengguna logika bahasa yang salah.
Contoh:
Waktu dan tempat kami persilakan!
Yang merasa kehilangan buku harap diambil di kantor TU.
Seharusnya:
Waktu dan tempat kami serahkan. / Yang terhormat Bapak … kami persilahkan!
Yang merasa kehilangan buku harap mengambilnya di kantor TU.

1.

Efisien
Kalimat efisien atau hemat adalah kalimat yang padat isi bukan padat kata. Artinya, kalimat itu
hanya menggunakan kata sesedikit mungkin, tetapi dapat menyampaikan informasi secara tepat
dan jelas. Pengungkapan informasi dengan menggunakan banyak kata merupakan pemborosan.
Penggunaan kata yang berlebihan menjadikan kalimat menjadi berbelit-belit dan sulit dipahami.

Contoh:
Sesuai dengan pengamatan kami yang selam kuranng lebih dua bulan melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata
yang kami programkan di desa Pronojiwo di mana salah satu kegiatan itu adalah di dalamnya terdapat sektor
Keluarga Berencana, di mana pelaksanaan KKN itu dilaksanakan bulan Juni, Juli 2009, bahwa pelaksanaan Keluarga
Berencana desa Pronojiwo belum berhasil.
Seharusnya:
Sesuai dengan pengamatan kami saat melaksanakan program KKN di desa Pronojiwo pada bulan Juni-Juli 2009,
ternyata pelaksanaan KB di desa tersebut belum berhasil.

Kalimat efisien ditandai dengan tiadanya unsur kalimat yang tidak ada manfaatnya (atau tidak
ada unsur mubazir).
Contoh:
Pasukan Mujahidin saling tembak-menembak dengan pasukan pemerintah Kabul dukungan Soviet di perbatasan
kota.

Amuba itu hewan yang amat sangat kecil sekali.
Seharusnya:
Pasukan Mujahidin tembak-menembak dengan pasukan pemerintah Kabul dukungan Soviet di perbatasan kota.
Amuba itu hewan yang sangat sekali.

Dalam percakapan sehari-hari atau pun di surat kabar sering dijumpai penggunaan unsur mubazir.
Unsur mubazir itu dapat berupa penggunaan kata tugas.
Contoh:
Kakak dari Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan tentang hasil penelitiannya.
Seharusnya:
Kakak Bapak Parno meninggal pada hari Senin yang lalu.
Mereka membicarakan hasil penelitiannya.

1.
Jelas
Tujuan menyusun kalimat adalah untuk menyampaikan informasi (proposisi) kepada orang lain.
Tujuan itu dapat tercapai bila proposisi kalimat itu dapat dipahami dengan mudah oleh para
pembaca. Kalimat yang proposisinya dapat mudah dipahami itulah yang dinamakan kalimat jelas.
Sebaliknya, kalimat yang mempunyai kemungkinan banyak tafsir dinamakan kalimat ambigius
(Heri Suwignyo dkk, 2001). Kalimat yang ambigius dalam karya tulis ilmiah perlu dihindari
sebab dapat menimbulkan salah pengertian.
Contoh:
Gadis itu tidak cantik, pandai, dan ramah.
Kemungkinan arti:
Gadis itu pandai, ramah, dan tidak cantik. / Gadis itu tidak cantik, tidak pandai, dan tidak ramah.

Kesalahan penggunaan tanda baca dapat menimbulkan ketidakjelasan kalimat. Dalam surat kabar
sering dijumpai kalimat-kalimat yang tidak memperhatikan penggunaan tanda baca.

Contoh:
Berdasarkan penelitian tikus sawah dapat menyebabkan penyakit.
Seharusnya:
Berdasarkan penelitian, tikus sawah dapat menyebabkan penyakit. (perhatikan tanda koma)

Kalimat yang panjang juga dapat menimbulkan kesulitan dalam memahami proposisi kalimat.
Contoh:
Kewajiban belajar, sistem ujian standar nasional yang uniform menghasilkan suatu kekayaan sumber daya penduduk
yang terlatih baik, memilki inti kebudayaan berkebangkitan, penduduk yang bergairah belajar, dapat
dididik,berdisiplin, peka urusan kemasyarkatan dan kemanusiaan, dan terdidik bekerja keras.
Seharusnya kalimat tersebut harus dipecah menjadi kalimat yang lebih sederhana seperti berikut:
Sistem wajib belajar dan sistem ujian dengan standar nasional yang seragam dapat menghasilkan kekayaan sumber
daya manusia (penduduk). Dengan sistem itu juga dapat dihasilakn manusia-manusia yang terlatih dan memilki inti

kebudayaan. Selain itu, juga dapat diperoleh manusia yang bergairah belajar, dapat dididik, berdisiplin, peka
terhadap urusan kemasyarakatan dan kemanusiaan serta manusia yang terlatih bekerja keras.

1.
SEBAB-SEBAB KETIDAKEFEKTIFAN KALIMAT
Kalimat efektif merupakan kalimat yang mampu dipahami pembaca sesuai dengan maksud
penulisnya. Sebaliknya, kalimat yang sulit dipahami atau salah terpahami oleh pembacanya
termasuk kalimat yang tidak efektif.
Ketidakefektifan kalimat tersebut antara lain disebabkan oleh beberapa hal sebagai berikut:
1.
Kontaminasi, yaitu merancukan 2 struktur benar 1 struktur salah.
Contoh:

diperlebar, dilebarkan (benar) – diperlebarkan (salah)

memperkuat, menguatkan (benar) – memperkuatkan (salah)

sangat baik, baik sekali (benar) – sangat baik sekali (salah)

saling memukul, pukul-memukul (benar) – saling pukul-memukul (salah)

Di sekolah diadakan pentas seni (benar) – Sekolah mengadakan pentas seni (salah)
1.
Pleonasme, yaitu berlebihan atau tumpang tindih.
Contoh:

para hadirin (hadirin sudah jamak, tidak perlu para)

para bapak-bapak (bapak-bapak sudah jamak)

banyak siswa-siswa (banyak siswa)

saling pukul-memukul (pukul-memukul sudah bermakna ‘saling’)

agar supaya (agar bersinonim dengan supaya)

disebabkan karena (sebab bersinonim dengan karena)

1.

Tidak memiliki subjek

Contoh:

Buah mangga mengandung vitamin C. (SPO) (benar)

Di dalam buah mangga terkandung vitamin C. (KPS) (benar)

Di dalam buah mangga mengandung vitamin C. (KPO) (salah)

1.
Adanya kata depan yang tidak perlu
Contoh:

Perkembangan daripada teknologi informasi sangat pesat. (kata daripada dihilangkan)

Kepada siswa kelas VII berkumpul di GOR. (kata kepada dihilangkan)

Selain daripada bekerja, ia juga kuliah. (kata daripada dihilangkan)
1.
Salah nalar
Contoh:

Waktu dan tempat dipersilahkan. (siapa yang dipersilahkan)

Vespa Pak Erwin mau dijual. (apakah bisa menolak?)

Silakan maju ke depan. (maju selalu ke depan)

Adik mengajak temannya naik ke atas. (naik selalu ke atas)

Pak, saya minta izin ke belakang. (toilet tidak selalu berada di belakang)

Saya absen dulu anak-anak. (absen: tidak masuk, seharusnya presensi)

Bola gagal masuk gawang. (ia gagal meraih prestasi) (kata gagal lebih untuk subjek
bernyawa)

1.
Kesalahan pembentukan kata
Contoh:

mengenyampingkan seharusnya mengesampingkan

menyetop seharusnya menstop

mensoal seharusnya menyoal

ilmiawan seharusnya ilmuwan

sejarawan seharusnya ahli sejarah
1.
Pengaruh bahasa asing
Contoh:

Rumah di mana ia tinggal … (the house where he lives …)
(kata rumah seharusnya tempat)

Sebab-sebab daripada perselisihan … (cause of the quarrel) (kata daripada dihilangkan)

Saya telah katakan … (I have told) (Ingat: pasif persona) (seharusnya telah saya katakan)
1.
Pengaruh bahasa daerah
Contoh:

… sudah pada hadir. (Jawa: wis padha teka) (seharusnya sudah hadir)

… oleh saya. (Sunda: ku abdi) (seharusnya diganti dengan kalimat pasif persona)

Jangan-jangan … (Jawa: ojo-ojo) (seharusnya mungkin)

BAB III
P
ENUTUP

1.
KESIMPULAN
Kegiatan menulis karya tulis ilmiah merupakan kegiatan yang akrab dengan para mahasiswa
khususnya dalam hal tugas akhir mata kuliah. Selain untuk menyelesaikan tugas akhir mata
kuliah, kegiatan menulis karya tulis ilmiah banyak sekali manfaatnya bagi para mahasiswa,
diantaranya yaitu lebih mengenali kemampuan dan potensi diri, mengembangkan berbagai
gagasan, lebih banyak menyerap, mencari, dan menguasai informasi, serta membiasakan kita
berpikir dan berbahasa secara tertib.
Dalam kegiatan menulis harus memperhatikan kaidah-kaidah yang berlaku, salah satunya yaitu
penggunaan kalimat efektif. Kalimat efektif adalah kalimat yang mampu menyampaikan pesan
kepada pembaca sebagaimana yang dikehendaki penulis. Kalimat efektif memiliki empat
persyaratan pokok, yaitu gramatikal, logis, efisien, dan jelas. Suatu kalimat dikatakan gramatikal
apabila kalimat tersebut disusun berdasarkan kaidah ketatabahasaan. Suatu kalimat dikatakan
logis apabila informasi yang disampaikan penulis dapat diterima oleh akal sehat. Suatu kalimat
dikatakan efisien apabila dalam kalimat tersebut tidak ditemukan unsur yang boros atau mubazir.
Sedangkan kejelasan kalimat berhubungan dengan ketidakambiguan makna yang terkandung
dalam kalimat.

15

1.
1.

SARAN
Dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah hendaknya para mahasiswa memperhatikan
penggunaan kalimat efektif
2.
Dalam kegiatan menulis karya tulis ilmiah hendaknya para mahasiswa menghindari
penggunaan kalimat yang tidak efektif
3.
Perguruan tinggi hendaknya dapat membantu meningkatkan wawasan para mahasiswa
khususnya dibidang penulisan karya tulis ilmiah dengan mengadakan sosialisasi, seminar,
workshop, atau kompetisi yang berkaitan dengan penulisan karya tulis ilmiah.
DAFTAR PUSTAKA

Akhadiah, Sabarti dkk. 1988. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta:
Erlangga
http://aiemalissa.wordpress.com/2009/10/04/kalimat-efektif-dlm-bind/ akses 12 Oktober 2010
Suwignyo, Heri dkk. 2001. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang

________________. 2007. Bahasa Indonesia Ilmiah. Malang: Universitas Negeri Malang

PENGGUNAAN KALIMAT EFEKTIF
DALAM PENULISAN KARYA TULIS ILMIAH

MAKALAH

Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
”Bahasa Indonesia Keilmuan”
Yang dibina oleh Didin Widyartono, S.S., S.Pd, M.Pd

Oleh :
HARIS FRANATA
100151405834

UNIVERSITAS NEGERI MALANG
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
JURUSAN KSDP
Nopember 2010
DAFTAR ISI

Halam
an
HALAMAN
JUDUL………………………………………………………………….
KATA

i
ii
iii

PENGANTAR……………………………………………………………….
DAFTAR
ISI…………………………………………………………………………….

BAB I : PENDAHULUAN
1.
Latar
Belakang……………………………………………………………
2.
Rumusan
Masalah………………………………………………………
3.
Tujuan
Penulisan………………………………………………………..

BAB II : PEMBAHASAN
1.
Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah……….
2.
Ciri-ciri Kalimat Efektif dalam Karya Tulis Ilmiah.………..
3.
Sebab-sebab Ketidakefektifan Kalimat………………………….

BAB III : PENUTUP
1.
A.
Kesimpulan……………………………………………………
…………..
B.
Saran…………………………………………………………
………………

DAFTAR PUSTAKA

iii

KATA PENGANTAR

1
1
4
4

5
5
5
12

15
15
16

17

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayahnyaNya yang tiada terhingga, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Penggunaan Kalimat Efektif dalam Penulisan Karya Tulis Ilmiah” sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan.
Penyusunan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam
menyelesaikan studi pada program studi S1 PGSD, Jurusan KSDP, Fakultas Ilmu Pendidikan,
Universitas Negeri Malang. Dalam kesempatan ini penulis tidak lupa mengucapkan terimakasih
atas bantuan, bimbingan, dan pengarahan yang diberikan kepada penulis oleh BapakDidin
Widyartono, S.S., S.Pd, M.Pd selaku dosen pembimbing, teman-teman, serta semua pihak yang
membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang harus
diperbaiki. Oleh karena itu demi kesempuranaan, penulis mengharapkan saran dan kritik yang
bersifat membangun dari semua pihak agar makalah ini menjadi lebih baik.
Penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis sendiri dan para
pembaca pada umumnya.

Malang, Nopember 2010

Penulis