Teknologi Informasi dalam Aplikasi Telem

Teknologi Informasi dalam Aplikasi Telemedika
Telemedisin adalah transmisi dari informasi medis seperti teks, citra, biosinyal,
video, suara serta keahlian medis dan perawatan dari satu lokasi ke lokasi lainnya
melalui hubungan telekomunikasi. Hal ini diungkapkan Ketua Program Pasca sarjana
Bidang Informasi ITS Surabaya, Handayani Tjandrasa, dalam Seminar Nasional yang
diselenggarakan Jurusan Elektro ITB pertengahan Desember yang lalu.
Selanjutnya ia menyatakan pelayanan kesehatan dan aktivitas pendidikan untuk
profesional kesehatan pada daerah yang jauh dari kota sangat terbatas dibanding
rekan-rekannya diperkotaan. Suatu tindakan untuk memperbaiki akses ke
pelayanan pada daerah-daerah yang kurang fasilitas medisnya akan sangat
membantu kualitas pelayanan tersebut. Telemedisin mengubah cara pemberian
pengobatan dan pendidikan kesehatan dengan mengeliminasi masalah waktu dan
jarak serta memungkinkan para dokter melaksanakan riset klinis yang terhubung
satu sama lainnya walaupun terpisah secara geografis serta menggunakan bersama
record pasien dan citra diagnostik. Dengan memperbaiki kesempatan pendidikan
dan interaksi profesional, kualitas pelayanan dapat ditingkatkan.
Disamping itu klinik dan puskesmas di kota kecil dapat mengirimkan citra radiologi
dan gejala kardiovaskular pada dokter ahli di rumah sakit besar untuk memperoleh
pendapat kedua sebelum memindahkan pasien ke rumah sakit tersebut sehingga
dapat mengurangi perpindahan yang tidak diperlukan. Hubungan teleradiologi
dapat pula dilakukan dengan pihak luar negeri untuk memperoleh pendapat kedua.

Kecuali data citra dan teks, akusisi dan transmisi informasi monitoring medis seperti
tekanan darah, denyut pulsa, berat badan, temperatur, oximetry, spirometry, dan
ECG dapat dikirimkan melalui saluran telepon dengan lebar pita yang kecil.
Konferensi video dapat digunakan untuk wawancara guna mendapatkan sejarah
klinik pasien, dapat mengamati keadaan fisik pasien, atau kondisi fisik lain yang
ditunjukkan oleh pihak ketiga. Sebenarnya tatap muka langsung lebih baik karena
dapat melakukan pemeriksaan fisik dan prosedur medis secara langsung tanpa
dipengaruhi oleh efek kamera. Namun demikian, walaupun tidak sebaik tatap muka
langsung, konferensi video lebih bermanfaat dibandingkan dengan telepon.
Program telemedisin terdiri dari konferensi video, komputer, peralatan medis,
multimedia dan jaringan komunikasi yang disediakan oleh perusahaan Telkom,
perusahaan kabel, sistem telpon selular, dan penyedia pelayanan Internet.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kebutuhan telemedisin:
1. Luasnya suatu negara terutama negara yang berbentuk kepulauan.
2. Kecilnya ratio spesialis dibandingkan dengan populasi
3. Biaya teknologi dan telekomunikasi relatif terjangkau

4. Adanya infrastruktur dan tersedianya lebar pita, teknologi kompresi,dan
teknologi konferensi video.
Program telemedisin relatif mahal karena membutuhkan unsur-unsur tenaga

pendukung profesional dan administratif, peralatan teknis pada kedua belah pihak,
konsultasi menjadi lebih lama, serta mahalnya peralatan dan biaya telekomunikasi.
Namun demikian telemedisin mempunyai kemampuan untuk meningkatkan efek
positif masa depan pelayanan kesehatan dan kedokteran dibandingkan dengan cara
lain khususnya untuk daerah terpencil dimana fasilitas yang ada sangat terbatas.
Telemedisin dapat dikembangkan dalam berbagai sektor umum dan privat seperti
pelayanan kesehatan di rumah. Dengan menggunakan peralatan monitor medis
digital, telepon, komputer, dan video interaktif dimungkinkan untuk melakukan
pelayanan kesehatan dirumah sebagai tindakan preventif maupun untuk monitoring
kondisi seperti diabetes dan asma. Telemedisin juga sangat membantu penderita
yang sulit melakukan perjalanan. Akusisi dan transmisi informasi monitoring medis
seperti tekanan darah, denyut pulsa, berat badan, temperatur, oximetry,
spirometry, dan ECG dapat dilewatkan melalui saluran telepon. Adanya akses ke
pelayanan khusus medis merupakan suatu penggunaan efektif dari telemedisin
untuk pelayanan jangka panjang.
Teknologi Penyampaian
Karakteristik utama dari teknologi informasi adalah kemampuan untuk
menangkap/menerima, mengolah, dan mentransfer informasi yang berguna dari
satu lokasi ke lokasi lainnya melalui jaringan komunikasi. Teknologi yang umum
digunakan untuk mentransmisikan informasi adalah 'store and forward' yang

memberikan kemampuan untuk menangkap dan menyimpan teks, audio, citra
statik dan video dan menyediakannya untuk konsultasi oleh dokter. Keuntungan dari
'store and forward' tidak memerlukan kedua belah pihak hadir pada saat bersamaan
dan kebutuhan kelengkapannya relatif tidak mahal. Sistem tayangan interaktif
kecuali untuk konferensi video, juga sebagai media untuk mentransfer data citra,
dan pendidikan jarak jauh. Jaringan komunikasi harus mempunyai kapasitas lebar
pita yang cukup besar untuk pengiriman sinyal video dan audio. Kompresi data
memperbesar jumlah data yang dikirim dan mengurangi lebar pita yang
dibutuhkan.
Waktu pengiriman citra medis melalui saluran telepon (28,8 kps) masing-masing
untuk CT scan adalah 73 detik, digital X-ray 27,8 detik, video ultrasound untuk 30
detik sekitar 2,3 jam, sedangkan melalui ISDN, CT scan membutuhkan 16 detik, Xray 6,3 menit, dan video ultrasound 31,3 menit.
Proyek telemedisin perlu mempertimbangkan hal-hal berikut:
Menggunakan teknologi yang sudah ada dengan biaya rendah untuk memenuhi
kebutuhan yang ada

Membuat perencanaan yang lebih didasarkan pada pelayanan yang akan diberikan
daripada pada teknologi yang akan digunakan.
Proyek-proyek telemedisin yang dapat dilaksanakan antara lain:
Konsultasi ultrasound jarak jauh untuk diagnosis kandungan

Pelayanan spesialis Ophthalmology
Telepsychiatry, teleradiology, dan telepathology
Telemedisin untuk paediatric
Pelayanan kesehatan
rumahsakit

Lembaga

Pemasyarakatan

yang

terhubung

dengan

Telekonsultasi, konferensi video dan pendidikan jarak jauh
Teledermatology
Dukungan pelayanan kesehatan untuk daerah terpencil
Telemedisin Dalam Aplikasi Jaringan

Telemedisin atau teleradiologi dalam jaringan merupakan elemen yang disebut
PACS (Picture Archiving and Communication System) yang terdiri dari akusisi,
penyimpan dan pengarsipan, pengaksesan, manipulasi dari informasi citra digital,
dan transmisi. Dengan teknologi ini tidak lagi akan terjadi transportasi fisik X-ray
antara departemen radiologi dan klinik. Dalam akusisi data, untuk memenulli syarat
ekonomis, keandalan, dan kecepatan tinggi, fasilitas transmisi citra memerlukan
jaringan kecepatan tinggi dengan media fiber optik sedangkan transmisi data dan
informasi lainnya dari pasien dapat menggunakan standar industri Ethemet dengan
kecepatan yang lebih rendah. Fasilitas penyimpan perlu memenuhi syarat
keandalan, kecepatan, keamanan, dan ekonomis. Penyimpan dapat terdiri dari
penyimpan data citra dalam jangka pendek dan jangka panjang. Penyimpan dalam
jangka pendek dapat berupa dics array yang dapat diakses sangat cepat dengan
kompresi 'lossless' dengan ratio kompresi yang kecil. Data tekstual dapat disimpan
dalam basis data terpisah. Data citra yang tersimpan dalam disc array dapat
diakses oleh workstation melalui jaringan fiber optik. Setelah data citra selesai
dievaluasi dan dilaporkan oleh bagian radiologi, data citra dapat disimpan dalam
disk optik pada keadaan terkompres dengan rasio kompresi yang cukup tinggi.
Untuk penampilan data citra diperlukan suatu monitor dengan resolusi yang sangat
tinggi bagi kebutuhan diagnostik. Di samping itu, masih diperlukan suatu sistem
manajemen data untuk memanipulasi data citra supaya pengguna dapat dengan

mudah mencari dan menampilkan citra yang dibutuhkan untuk suatu keperluan
klinis tertentu.

PACS merupakan salah satu komponen dalam sistem infommasi kesehatan yang
mempunyai kompleksitas teknologi yang tinggi. Implementasi PACS dikaitkan
dengan sistem informasi radiologi dan rumahsakit (RIS dan HIS) diharapkan
memperbaiki kualitas dari pelayanan pasien dan mendukung pekerjaan
administratif sehingga memperbaiki efisiensi rumah sakit.
Pengembangan PACS terkait erat dengan pengembangan teknologi untuk peralatan
pencitraan kedokteran, penyimpan dan pengarsipan, jaringan, workstation, dan
tampilan. Instalasi ini sangat bervanasi dalam perangkat keras dan lunak, level
interkoneksi dan integrasi fungsional dan berbagai sistem informasi seperti PACS,
RIS (Radiology Information System), HIS (Hospital Information System) dan sistem
departemen lainnya. RIS berhubungan dengan aliran dari informasi administratif
seperti penerimaan pasien, penjadwalan ruang pemeriksaan dan peralatan, dan
keuangan. PACS dan RIS dapat dikombinasikan ke dalam suatu manajemen citra,
pengarsipan, dan sistem komunikasi (IMACS). Integrasi akan menghasilkan akses
yang cepat dan mudah ke semua data yang relevan dari pasien, tidak tergantung
lokasi penyimpanan data. Suatu konfigurasi jaringan PACS ditunjukkan pada gambar
1.


Gambar 1
Data terbesar yang dihasilkan dalam rumahsakit berasal dari data citra dalam
departemen radiologi. Sebagai perbandingan, bila dalam suatu rumah sakit volume
data untuk RIS sekitar 3 MB per hari, maka volume data citra diperkirakan sekitar
10-15 Gbytes per hari. Ukuran dari kebutuhan penyimpan untuk tiap modalitas citra
dapat
diestimasikan
dari
Tabel
1.

Tabel 1. Data citra medis dan besar tipikal setiap pengambilan
Image Modalities

Matrix

Bytes/pixel Image/Exa Mbytes/Exa

m


m

5

40

2K x 2K
2K x 2K
Digital
X-ray
Digital Angiography
Computed
Tomography
Magnetic Resonance
Nuclear
Medicine
Ultrasound

2


512
512

x2

40

320

512
512

x

2

25

13,1


2

30

15,7

256
256

x2

6

0,8

40

10,5


512
512

x

1

Pengarsipan digital didesain untuk dapat diakses dengan cepat dari workstation
untuk semua citra pasien selama dirumahsakit. Hal ini memerlukan suatu
pengarsipan sentral yang terdiri dari peralatan penyimpan besar yang juga andal
terhadap kehilangan data. Untuk pasien yang diperbolehkan pulang, citra disimpan
pada penyimpan cadangan seperti disk optik dalam bentuk terkompres dengan
perbandingan 2.5:1. Disk ini diorganisasikan dalam bentuk "jukeboxes". Satu
jukebox mempunyai kapasitas dari beberapa ratus Gbytes sampai beberapa Tbytes.
Sebagai estimasi untuk suatu rumahsakit, akses langsung untuk satu tahun
memerlukan sekitar 2,5 Tbyte. Jaringan komunikasi yang diperlukan untuk
mendukung perkiraan kapasitas input-output sebesar 100-150 Gbyte transfer per
hari adalah merupakan jaringan kecepatan tinggi.
Pengolahan dan Analisis Citra
Workstation diagnostik dapat digunakan untuk memproses citra sehingga
memberikan visualisasi yang lebih baik pada monitor. Pada umumnya radiolog
sering menggunakan pengolahan citra sederhana seperti perbesaran, rotasi,
transformasi level dan lebar jendela yang mirip dengan mengamati citra film
menggunakan cahaya kuat dan redup atau merubah kurva gradasi intensitas.
Pengolahan yang lain membutuhkan usaha lebih lanjut untuk dapat diterima oleh
radiolog.
Dalam pengolahan citra medis kami telah mengembangkan prosedur perbaikan
citra, deteksi tepi, analisis citra, perbesaran, pewarnaan semu, komputasi
geometris, dan kompresi data citra. Untuk memenuhi kebutuhan pengolahan
kecepatan tinggi, kami menggunakan prosesor citra TMS320C80 yang
diantarmukakan pada komputer. Waktu eksekusi yang dibutuhkan untuk

menjalankan perbaikan citra dan kompresi adalah sekitar 10-40 milidetik. Hal ini
memungkinkan pengolahan waktu riel untuk diimplementasikan.
Standard
Standard merupakan suatu kesepakatan untuk mengimplementasikan teknologi dan
menjamin kemampuan komunikasi antara peralatan-peralatan yang dihasilkan oleh
manufaktur yang berbeda. Standard memungkinkan terjadinya pertukaran
informasi antar kota dan negara.
Standard yang dibutuhkan mencakup antara lain infrastruktur informasi,
komunikasi, dan interoperabilitas, representasi informasi, sekuritas dan konfidensial,
pencitraan, dan dokumentasi. ACR (the American College of Radiology) dan NEMA
(the National Electrical Manufacturers Association) menghasilkan DICOM (Digital
Imaging and COMmunication) untuk standardisasi struktur format, parameter citra,
pertukaran perintah antara unit, kompresi data citra, deskripsi obyek data. DICOM
juga mendefinisikan persyaratan antar muka antara PACS dan HIS/RIS IPI (Image
Processing and Interchange standard) adalah standard berorientasikan citra untuk
pengolahan data dan komunikasi. Standardisasi ini adalah penting untuk
memberikan garansi kompatibilitas dari subsistem. Hal ini melibatkan header dan
format citra, protokol komunikasi, antarmuka peralatan, format penyimpan, elemen
kontrol dan antarmuka pengguna. Subsistem PACS mungkin berasal dari supplier
yang berbeda.
Subsistem-subsistem ini dapat merupakan modalitas pencitraan, pengolahan citra,
workstation diagnostik, database, jaringan komunikasi, dan peralatan lainnya.
Standard penting yang dikembangkan untuk RIS adalah OSI, DICOM, dan IPI. OSI
terdiri dari tujuh lapis fungsi, dengan tiap lapis mendefinisikan aturan untuk
protokol komunikasi. TCP/IP adalah yang paling umum.
Penutup
Melihat geografis Indonesia dan tingkat pelayanan kesehatan yang belum merata,
maka penerapan telemedisin merupakan alternatip yang sangat menarik, terutama
untuk daerah-daerah terpencil. Agar secara ekonomis tidak terlalu membebani,
implementasinya dapat dijadwalkan secara bertahap dan disesuaikan dengan
kondisi prasarana komunikasi yang ada di daerah yang bersangkutan. Dengan
demikian program pemerintah dalam hal pemerataan pelayanan kesehatan dapat
dinikmati oleh seluruh rakyat Indonesia.