Hubungan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja di Sekolah Homogen Perempuan di Yogyakarta - USD Repository

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan Persepsi Tubuh
pada Remaja di Sekolah Homogen Perempuan di Yogyakarta

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi

Disusun Oleh:
Bayu Indrarini
139114096
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI


HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PENGESAHAN

HALAMAN MOTTO

Work hard in silence.
Let your success be your noise.
-Frank Ocean-

One day you will thank yourself
for never giving up.
-unknown-

Nikmati saja setiap “hadiah-Nya”
-Penulis-


iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HALAMAN PERSEMBAHAN

Yesus Kristus Juru Selamatku
Semesta
Keluargaku tercinta
Orang-orang yang ku sayang
Diriku sendiri

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

v


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

HUBUNGAN ANTARA KONFORMITAS DALAM MEDIA SOSIAL
DAN PERSEPSI TUBUH PADA REMAJA DI SEKOLAH
HOMOGEN PEREMPUAN DI YOGYAKARTA

Bayu Indrarini

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara konformitas dalam media
sosial dan persepsi tubuh remaja perempuan. Hipotesis penelitian ini adalah
terdapat hubungan yang negatif dan signifikan antara konformitas dalam media
sosial dan persepsi tubuh pada remaja perempuan. Partisipan dalam penelitian ini
berjumlah 246 remaja yang berusia 13-21 tahun dan sedang bersekolah di sekolah
homogen perempuan di Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan teknik
convenience sampling sebagai metode pemilihan partisipan. Alat pengumpulan
data yang peneliti gunakan adalah skala konformitas dalam media sosial yang
terdiri dari 34 item dengan koefisien reliabilitas 0.932 dan skala persepsi tubuh
yang terdiri dari 37 item dengan koefisien reliabilitas 0.852. Uji hipotesis

menggunakan analisis non parametrik spearman’s rho dan menghasilkan koefisien
korelasi 0.089 dengan nilai signifikansi 0.082. Hasil analisis data menunjukkan
bahwa hipotesis awal dari penelitian ini ditolak atau tidak terdapat hubungan yang
signifikan antara konformitas dalam media sosial dan persepsi tubuh pada remaja
di sekolah homogen perempuan di Yogyakarta. Faktor usia, sosiokultural, norma
sosial, dan keinginan individuasi merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi hasil penelitian.
Kata kunci: konformitas, persepsi tubuh, remaja, sekolah homogen

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

THE CORRELATION BETWEEN CONFORMITY IN SOCIAL MEDIA
AND BODY IMAGE ON ADOLESCENT AT GIRL’S
HOMOGENEOUS SCHOOL IN YOGYAKARTA

Bayu Indrarini

ABSTRACT

This research aims to see the correlation between conformity in social media and
body image in adolescent girls. The hypothesis of this study is that there is a
negative and significant relation between conformity in social media and body
image in adolescent girls. Participants in this research are 246 adolescent girls
aged 13-21 years old who are currently studying in homogeneous school in
Yogyakarta. This research used convenience sampling technique as a method to
select participant. Researcher used conformity in media social scale and body
image scale to collect the data. Conformity in social media scale consists of 34
items, it has 0.932 reliability coefficient and body image scale consists of 37 items
with 0.852 reliability coefficient. The hypothesis uses Spearman’s rho non
parametric test analysis and produces 0.089 correlation coefficient with 0.082
significant value. The data analysis result shows that the initial hypothesis of this
study is rejected or there is no significant relationship between conformity in
social media and body image in adolescent at girl’s homogeneous school in
Yogyakarta. Age, sociocultural, social norms, and individuation desire are factors
that can influence the result of research.
Keyword: adolescence, body image, conformity, girl’s homogeneous school

vii


PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Yesus Kristus yang selalu
membimbing penulis dalam proses penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas
penyertaan-Mu dalam setiap usaha penulis sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
Bagi penulis, penyusunan skripsi yang berjudul “Hubungan antara
Konformitas dalam Media Sosial dan Persepsi Tubuh pada Remaja di Sekolah
Homogen Perempuan di Yogyakarta” ini merupakan suatu tantangan. Walaupun
tidak mudah, tetapi peneliti berhasil menyelesaikannya. Penulis juga menyadari
bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1.

Dr. Titik Kristiyani M.Psi., selaku Dekan Fakultas Psikologi Universitas
Sanata Dharma.

2.

Monica Eviandaru Madyaningrum Ph.D., selaku Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3.

P. Henrietta P.D.A.D.S, S.Psi., M.A., selaku Wakil Kepala Program Studi
Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4.

Edward Theodorus M.App.Psy., selaku dosen pembimbing skripsi. Terima

kasih atas kesediaan dan kesabaran bapak dalam membimbing dan
memberikan masukan selama proses pengerjaan skripsi ini.

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5.

Dr. Tjipto Susana, M.Si. dan Diana Permata Sari, S.Psi., M.Sc., selaku
dosen penguji. Terima kasih atas waktu yang telah ibu luangkan untuk
menguji dan memberikan masukan dalam penulisan skripsi ini.

6.

Timotius Maria Raditya Hernawa M.Psi., selaku Dosen Pembimbing
Akademik dan kepala Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi
(P2TKP) Sanata Dharma. Terima kasih atas bimbingan dan kepercayaan
bapak selama ini.


7.

Prof. Dr. Augustinus Supratiknya, selaku Dosen Pembimbing Akademik.
Terima kasih atas bimbingan dan bantuan bapak selama beberapa semester
terakhir ini.

8.

Dr. Yohannes Babtista Cahya Widiyanto M.Si., yang telah memberikan
kesempatan dan kepercayaan kepada penulis untuk belajar dan
berkembang di P2TKP. Terima kasih atas bimbingan serta ilmu yang
diberikan.

9.

Segenap dosen Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. Terima
kasih atas segala bimbingan dan pembelajaran selama proses perkuliahan.

10. Segenap Karyawan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma.
Terkhusus kepada Bu Nanik, Pak Sidiq, Mas Gandung, dan Mas Muji.

Terima kasih banyak atas bantuan dalam segala hal yang berkaitan dengan
administrasi dan urusan laboratorium.
11. Tidak Lupa untuk Pak Gik, yang selama penulis kuliah sampai beliau
pensiun dengan senang hati selalu menawarkan membukakan lift dengan
kartu identitas beliau saat penulis kuliah jam 7 pagi di lantai 4. Selain itu,
x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk Pak Boni, terima kasih atas bantuan bapak berkaitan dengan sarana
dan prasarana selama penulis bertugas di P2TKP.
12. Kepada Ibu Eny dan Bapak Darmanto, kedua orang tua tercinta yang
selalu memberikan kepercayaan, dukungan, dan pengertian kepada saya
sehingga saya jarang mendengar pertanyaan “Kapan lulus?” dari beliau
berdua. Hal tersebut membuat penulis cukup tenang. Terima kasih.
13. Kepada Mas Sinung, yang selalu gengsi untuk menunjukkan perhatian
kepada adiknya. I know you love me hehehe.
14. Kepada Mas Angga yang selalu mau direpoti untuk membantu saya
mengurus ini itu. Terima kasih atas dukungannya, maaf merepotkan.
15. Kepada rekan kerja serasa keluarga saya di P2TKP yang sangat banyak

jika disebutkan satu persatu. Terima kasih atas dinamika selama dua tahun
ini, senang mengenal kalian. Untuk adik-adikku yang masih bertugas,
semangat ya.
16. Untuk Dea Ruth, Maria Ika, Liliani Luky, Dewi Ayu, Pancaring, Koleta
Acintya, Age Tiara, Andreas, Theresia Wira, dan Robertus Doni. Terima
kasih atas semangat yang kalian berikan. Sukses selalu. See you on top.
17. Untuk teman-teman satu bimbingan, terima kasih atas keseruannya saat
ambil undian untuk bimbingan. Memang ngeri-ngeri sedap kok kalau
ambil undian hari ini dan sorenya langsung bimbingan. Semangat nyekrip,
jangan kasih kendor.

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18. Untuk teman-teman Psikologi 2013, khususnya kelas B terima kasih atas
dinamika saat proses perkuliahan. Sukses terus untuk kalian di mana pun
kalian berada.
19. Untuk semua pihak yang telah berperan dan membantu dalam pengerjaan
skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima kasih atas
doa dan dukungannya.

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN............................................................................. iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................. vi
ABSTRACT ............................................................................................................ vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................. viii
KATA PENGANTAR ............................................................................................. ix
DAFTAR ISI ........................................................................................................ xiii
DAFTAR TABEL............................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xix
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xx
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
A. Pengantar ....................................................................................................... 1
B. Latar Belakang ............................................................................................... 4
C. Rumusan Permasalahan ............................................................................... 20

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

D. Ruang Lingkup ............................................................................................ 22
E. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 22
F. Pertanyaan Penelitian................................................................................... 22
G. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 23
1. Bagi Orang tua ........................................................................................ 23
2. Bagi Guru, dan Dinas Pendidikan ........................................................... 23
3. Bagi Ilmuwan dan Praktisi Psikologi ...................................................... 24
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................... 25
A. Pengantar ..................................................................................................... 25
B. Remaja Siswi Sekolah Homogen ................................................................ 26
1. Perspektif Perkembangan........................................................................ 26
2. Perspektif Sosial...................................................................................... 28
3. Remaja Siswi Sekolah Homogen ............................................................ 29
C. Persepsi Tubuh ............................................................................................. 31
1. Definisi Persepsi Tubuh .......................................................................... 31
2. Aspek-Aspek Persepsi Tubuh ................................................................. 32
3. Faktor-faktor Persepsi Tubuh .................................................................. 36
4. Proses dan Dampak ................................................................................. 39
D. Persepsi Tubuh Remaja Siswi Sekolah Homogen ....................................... 42
E. Konformitas ................................................................................................. 44
xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Definisi Konformitas .............................................................................. 45
2. Aspek-aspek Konformitas ....................................................................... 46
3. Faktor-faktor Konformitas ...................................................................... 50
4. Proses dan Dampak ................................................................................. 53
F. Konformitas Remaja Siswi Sekolah Homogen ........................................... 55
G. Hubungan Antara Konformitas dan Persepsi Tubuh Remaja Siswi Sekolah
Homogen ........................................................................................................... 56
H. Kerangka Konseptual................................................................................... 58
I. Hipotesis ...................................................................................................... 61
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 62
A. Pengantar ..................................................................................................... 62
B. Rancangan Penelitian................................................................................... 62
C. Partisipan ..................................................................................................... 63
1. Populasi ................................................................................................... 63
2. Sampel..................................................................................................... 64
D. Identifikasi dan Definisi Variabel Penelitian ............................................... 64
1. Identifikasi Variabel ................................................................................ 64
2. Definisi Operasional ............................................................................... 65
E. Prosedur Pelaksanaan .................................................................................. 67
F. Pengumpulan Data ....................................................................................... 69
xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

1. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 69
2. Alat Pengumpulan Data .......................................................................... 69
G. Validitas dan Reliabilitas ............................................................................. 78
1. Validitas Skala......................................................................................... 78
2. Reliabilitas Skala .................................................................................... 79
3. Daya Diskriminasi Item .......................................................................... 81
H. Metode Dan Teknik Analisis Data ............................................................... 84
1. Uji Asumsi .............................................................................................. 84
2. Uji Hipotesis ........................................................................................... 85
I. Pertimbangan Etis ........................................................................................ 85
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 88
A. Pengantar ..................................................................................................... 88
B. Hasil Penelitian ............................................................................................ 88
1. Deskripsi Partisipan Penelitian ............................................................... 88
2. Uji Normalitas......................................................................................... 90
3. Uji Linearitas .......................................................................................... 91
4. Deskripsi Data Penelitian ........................................................................ 92
5. Uji Hipotesis ........................................................................................... 93
C. Analisis Tambahan....................................................................................... 94
D. Pembahasan ................................................................................................. 96
xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 100
A. Kesimpulan ................................................................................................ 100
B. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 101
C. Saran .......................................................................................................... 103
1. Bagi Remaja .......................................................................................... 103
2. Bagi Orang Tua ..................................................................................... 104
3. Bagi Guru Bimbingan Konseling, dan Dinas Pendidikan .................... 104
4. Bagi komunitas Ilmuwan Psikologi ...................................................... 105
D. Komentar Penutup ..................................................................................... 106
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 107
LAMPIRAN .........................................................................................................113

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Penskoran Skala Konformitas ...................................................................70
Tabel 2 Blue print Skala Konformitas....................................................................71
Tabel 3 Sebaran Item Skala Konformitas untuk Uji Coba .....................................73
Tabel 4 Tabel Penskoran Skala Persepsi tubuh ......................................................74
Tabel 5 Blue print Skala Persepsi Tubuh ...............................................................75
Tabel 6 Sebaran Item Skala Persepsi Tubuh untuk Uji Coba.................................77
Tabel 7 Reliabilitas skala Konformitas ..................................................................80
Tabel 8 Reliabilitas skala Persepsi tubuh ...............................................................80
Tabel 9 Sebaran Item Skala Konformitas Setelah Seleksi Item .............................82
Tabel 10 Sebaran Item Skala Persepsi tubuh Setelah seleksi item.........................83
Tabel 11 Rentang Usia Partisipan ..........................................................................89
Tabel 12 Asal Sekolah Partisipan ...........................................................................89
Tabel 13 Hasil Uji Normalitas Residu ...................................................................90
Tabel 14 Hasil Uji Linearitas Data Penelitian ........................................................91
Tabel 15 Hasil Pengukuran Deskripsi Variabel Konformitas dan Persepsi tubuh .92
Tabel 16 Uji Hipotesis Data Penelitian ..................................................................93
Tabel 17 Kategorisasi Konformitas Berdasarkan Mean Empiris ...........................94
Tabel 18 Pembagian Kategori berdasarkan Skala Konformitas .............................94
Tabel 19 Kategorisasi Persepsi Tubuh Berdasarkan Mean Empiris.......................95
Tabel 20 Pembagian Kategori berdasarkan Skala Persepsi tubuh .........................95

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Hubungan antara Konformitas dalam Media Sosial dan Persepsi Tubuh
Remaja Siswi Sekolah Homogen……………………………..………61

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Reliabilitas Skala Penelitian .............................................................114
Lampiran 2 Uji Normalitas dan Linearitas...........................................................118
Lampiran 3 Uji T .................................................................................................119
Lampiran 4 Kategorisasi Partisipan .................................................................. 120
Lampiran 5 Google form online ......................................................................... 121
Lampiran 6 Informed Concent ........................................................................... 122
Lampiran 7 Item Skala Penelitiam ...................................................................... 125

xx

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN

A.

Pengantar
Penelitian ini membahas mengenai persepsi remaja perempuan terhadap

tubuh mereka, khususnya pada siswi sekolah homogen di Yogyakarta. Ada empat
alasan yang mendasari peneliti mengambil topik tersebut, yaitu; 1) peneliti merasa
prihatin dan penasaran ketika melihat remaja yang berdandan layaknya orang
dewasa sehingga terkesan membuang waktu, 2) peneliti merasa kagum pada
remaja yang berdandan apa adanya tetapi memiliki banyak prestasi, 3) peneliti
merasakan pergulatan yang serupa dengan remaja perempuan tersebut mengenai
penilaian akan penampilan fisik, 4) penelitian ini merupakan usaha dari peneliti
untuk mengurangi rasa prihatin serta memuaskan rasa ingin tahu mengenai
penilaian remaja perempuan terhadap tubuhnya. Yang pertama, peneliti merasa
prihatin ketika melihat perempuan yang masih berusia remaja berdandan secara
berlebihan dan terlihat jauh lebih tua dari usia aslinya. Selain itu, ada pula
beberapa remaja yang sengaja menggunakan baju-baju ketat dan mini hanya untuk
mengikuti tren yang sedang berlangsung. Peneliti menganggap bahwa
berpenampilan secara berlebihan tersebut merugikan bagi remaja karena akan
membuang waktu dan juga uang jajan yang diberikan orang tua. Saat ini banyak
bermunculan kabar mengenai remaja yang memaksakan diri baik dari segi waktu
bahkan finansial hanya untuk berdandan agar memiliki penampilan yang dianggap
kekinian. Waktu dan juga dana yang remaja perempuan keluarkan untuk
1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

2

berdandan sebenarnya dapat digunakan untuk mengembangkan bakatnya, selain
itu uang yang biasa digunakan untuk membeli make up dapat juga digunakan
untuk menyalurkan hobinya.
Kedua, peneliti merasa kagum dan cenderung menilai positif para remaja
perempuan yang berdandan sesuai dengan kenyamanan dirinya. Tidak semua
remaja perempuan merasa nyaman menggunakan make up dan berdandan
berlebihan. Ada beberapa remaja perempuan yang lebih nyaman ketika ia
berpenampilan sederhana seakan tidak memakai make up, mengenakan pakaian
santai, dan tidak mengikuti tren yang sedang berlangsung. Walaupun
berpenampilan tidak serupa dengan tren fashion kekinian, beberapa teman peneliti
tersebut memiliki prestasi menonjol di bidang akademik dan/atau olahraga. Dari
perbincangan peneliti dengan beberapa teman, terungkap bahwa mereka merasa
waktu yang digunakan untuk berdandan dapat mereka gunakan untuk kegiatan
lain yang lebih bermanfaat dan dapat mengasah kemampuan mereka. Hal tersebut
yang membuat peneliti kagum pada remaja perempuan yang berani tampil apa
adanya namun memiliki prestasi yang menonjol.
Ketiga, pergulatan remaja perempuan dengan bentuk tubuh dan
penampilan juga dirasakan oleh peneliti. Sebagai seorang perempuan, peneliti
juga pernah merasa kurang puas dengan bentuk tubuh yang dimiliki dan terkadang
membuat peneliti merasa kebingungan ketika menentukan riasan dan busana yang
cocok. Peneliti juga beberapa kali mengikuti anjuran diet untuk mengurangi berat
badan agar dapat dinilai memiliki tubuh yang ideal. Rasa tidak percaya diri
muncul ketika peneliti mencoba baju-baju di sebuah toko baju dan kebanyakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

3

baju yang peneliti coba ternyata tidak cocok dan beberapa tidak cukup untuk
peneliti kenakan. Saat itu peneliti berpikir bahwa peneliti memiliki bentuk tubuh
yang tidak ideal karena tidak sesuai dengan ukuran baju-baju yang dijual di toko
tersebut. Selain itu, pernyataan dari orang-orang di sekitar peneliti mengenai
bentuk tubuh peneliti saat ini juga membuat peneliti semakin tidak percaya diri.
Ketertarikan untuk mendalami tentang persepsi tubuh menjadi salah satu alasan
peneliti untuk melakukan penelitian ini.
Dan yang keempat, peneliti berusaha untuk mengurangi rasa prihatin serta
memuaskan rasa ingin tahu mengenai remaja perempuan yang berdandan secara
berlebihan. Sebagai mahasiswa psikologi peneliti dapat memaparkan proses dan
dampak pada remaja perempuan ketika menilai tubuhnya berdasarkan literatur
yang ada. Peneliti ingin melihat apakah remaja perempuan pada saat ini hanya
mengikuti temannya dalam hal penampilan atau mereka sudah berdandan dan
berpenampilan

sesuai

dengan

kenyamanannya.

Peneliti

mencoba

untuk

mengetahui perilaku seorang remaja perempuan ketika mengikuti suatu tren
terutama dalam hal fashion melalui skala yang peneliti buat. Selain itu, remaja
diharapkan dapat melakukan refleksi pribadi dengan mengacu pada hasil
penelitian ini sehingga remaja perempuan dapat melihat dan memperkirakan
dalam kategori mana ia menilai tubuhnya, apakah rendah, sedang, atau tinggi.
Dari empat hal yang sudah peneliti jelaskan di atas, dapat dilihat bahwa
peneliti memiliki ketertarikan akan persepsi tubuh remaja perempuan. Peneliti
juga menggunakan penelitian ini sebagai wadah untuk memberikan informasi
mengenai persepsi tubuh pada remaja perempuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

4

Setelah menerangkan ketertarikan pribadi peneliti, pada bagian selanjutnya
dari bab ini akan dipaparkan berbagai informasi terkait hal-hal yang mendasari
penelitian dan kejelasan mengenai batasan-batasan penelitian ini. Pemaparan
dimulai dari latar belakang, rumusan permasalahan, dan pertanyaan penelitian.

B.

Latar Belakang
Pada bagian ini, peneliti akan memaparkan fenomena-fenomena yang

terjadi di masyarakat berkaitan dengan kepuasan terhadap tubuh. Peneliti akan
membahas mengenai fenomena remaja yang menggunakan make up secara
berlebihan, mengenakan seragam ketat, dan bahkan melakukan operasi plastik.
Akhir-akhir ini muncul fenomena baru yang beredar di media sosial, yaitu potret
remaja perempuan usia Sekolah Menengah Atas (SMA) yang mengenakan rok
dan seragam ketat lalu berpose seakan menunjukkan lekuk tubuhnya (Aladhi,
2016; Wirman, 2016). Seperti yang disampaikan oleh Wirman (2016) di kota
Bogor masih banyak siswa yang mengenakan seragam tidak sesuai dengan
peraturan sekolah. Hal tersebut membuat pihak sekolah terutama guru Bimbingan
dan Konseling kewalahan untuk menegur siswa-siswinya. Fenomena yang muncul
seakan menjadi tren di kalangan pelajar. Prasetya (2013) mengatakan bahwa
tayangan media yang dilihat oleh remaja akan menimbulkan rasa penasaran yang
besar, remaja yang cenderung ingin mencoba dan melakukan apa yang ia lihat
agar disebut sebagai remaja kekinian. Wirman (2016) juga mengatakan bahwa
pembina OSIS SMA di Bogor tersebut telah mencoba untuk menegur, akan tetapi
siswa-siswinya tetap mengenakan seragam yang tidak sesuai dengan peraturan di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

5

sekolahnya. Lebih parahnya, ternyata siswa maupun siswi di sekolah tersebut rela
membawa dua seragam sekolah untuk menghindari teguran gurunya.
Tidak hanya berseragam ketat saja, tetapi remaja perempuan juga sudah
mulai belajar menggunakan make up. Menurut Asrianti (2018) perilaku berdandan
merupakan salah satu indikasi bahwa seorang perempuan memiliki penilaian dan
ketidakpuasan terhadap tubuhnya. Berdasarkan situs gaya hidup Nuyoo, 66% dari
852 perempuan muda mulai memakai kosmetik antara usia 13 sampai 15 tahun.
Sementara 11% lainnya mulai berias antara umur 10 sampai 12 tahun (Asrianti,
2018). Remaja menghabiskan waktunya kurang lebih satu jam untuk berdandan
(Gentina, Palan, & Fosse-Gomez, 2012). Selain waktu yang cukup banyak
terbuang, ternyata remaja perempuan juga mengeluarkan uang yang lumayan
banyak untuk merias dirinya. ZAP Clinic bersama MarkPlus melakukan survei
dan menunjukkan hasil bahwa perempuan yang memasuki usia 18 tahun, dalam
sebulan remaja akan menghabiskan uang kurang dari 1 juta rupiah untuk
berbelanja kebutuhan sehari-hari. Menariknya, 40% dari uang belanja bulanan
tersebut digunakan untuk membeli produk fashion dan kecantikan. Biasanya,
biaya yang mereka habiskan adalah sebesar Rp. 200.000,- hingga Rp. 399.000,(Dimara, 2018).
Featherstone (1999 dalam Grogan, 2008) yang mengatakan bahwa ada
peningkatan besar dalam praktik modifikasi tubuh atau dalam hal ini termasuk
penyisipan implan, branding, tattoo, dan tindik. Hal tersebut dikonfirmasi dengan
berita yang cukup mengagetkan dari seorang remaja perempuan asal
Middlesbrough, North Yorkshire yang rela mengeluarkan uang senilai 15 ribu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

6

poundsterling atau sekitar 279 juta rupiah untuk mengubah dirinya menjadi seperti
artis idolanya (Siahaan, 2018). Di tempat lain yaitu Praha, Republik Ceko ada
pula seorang gadis yang menghabiskan uang sekitar seribu poundsterling atau
setara 19 juta rupiah dalam sebulan untuk melakukan operasi plastik agar dirinya
terlihat seperti boneka barbie (Ambar, 2018).
Selain itu, American Academy of Plastic Facial and Reconstructive
Surgery (AAFPRS) menemukan bahwa tekanan untuk menampilkan hasil swafoto
yang sempurna di media sosial, membuat permintaan operasi plastik semakin
meningkat (Ardina, 2017). Alasan para pasien melakukan operasi plastik adalah
agar tampak sempurna ketika melakukan swafoto, dan pantas diunggah di
Instagram, Snapchat maupun Facebook. American Society of Plastic Surgeons
menunjukkan semakin banyak orang dewasa muda di bawah usia 30 tahun dan
remaja yang memilih untuk melakukan koreksi estetika seperti pembesaran
payudara, sedot lemak, pengecilan perut, suntik botoks, sampai pengencangan
wajah. Kebanyakan pasien semakin merasa mantap untuk melakukan operasi
plastik karena telah mendapatkan banyak informasi dan berkonsultasi dengan
temannya melalui media sosial (Ardina, 2017).

Remaja rela menghabiskan waktu dan uang agar dirinya terlihat lebih
menarik dan sesuai dengan harapannya mengenai penilaian bentuk tubuh ideal.
Dalam harian kompas online dikatakan bahwa telah dilaksanakan sebuah riset
mengenai pandangan cantik pada awal bulan Mei 2017 lalu di 11 kota besar di
Indonesia yang meliputi Medan, Jabodetabek, Bandung, Semarang, Surabaya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

7

Denpasar dan Makassar. Riset pemasaran ini dilakukan oleh Sigma Research
terhadap 1200 responden wanita yang memiliki rentang usia 15-55 tahun. Dari
hasil riset dapat diketahui bahwa 40% responden mendefinisikan kecantikan
berdasarkan kondisi fisik, 14.8% mendefinisikan kecantikan berdasarkan
kepribadian yang menarik, sedangkan yang menganggap perilaku ramah sebagai
tolok ukur cantik hanya 9.5%. Sementara kemampuan intelektual sepertinya tidak
terlalu dianggap sebagai salah satu sifat yang menentukan definisi cantik, karena
yang menganggap orang cerdas sebagai orang cantik hanya 6.1% (Lemmung,
dalam Wisnubrata 2017). Hal tersebut diperkuat dengan pesan di media yang
mengatakan bahwa seorang wanita cantik ketika memiliki tubuh yang kurus,
berkulit putih, gigi rapi, dan juga rambut yang mengkilap (Matlin, 2012). Oleh
karena itu, bukanlah suatu hal yang mengherankan apabila seorang remaja
perempuan mulai belajar merawat dirinya agar terlihat lebih menarik menurut
lingkungan sosialnya. Dari contoh-contoh tersebut dapat disimpulkan bahwa
remaja sangat dekat dengan media khususnya media sosial. Suatu keinginan untuk
tampil sempurna dan ditunjang dengan lengkapnya informasi yang disediakan
oleh media maka menguatlah keinginan untuk mempercantik diri meskipun harus
mengeluarkan banyak biaya.

Akan tetapi, jika remaja kurang mendapatkan pendampingan maka akan
timbul berbagai persoalan seperti yang dikatakan Rully (2017) mengenai seorang
remaja usia 20 tahun asal Malaysia yang menjadi korban akibat memakai make up
berupa masker muka dengan harga murah yang ia beli di pasar malam. Setelah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

8

ditelusuri diduga dalam kosmetik tersebut terdapat zat tretinoin yang biasa
digunakan untuk obat jerawat akan tetapi sangat kuat efek sampingnya. Hal itu
berakibat wajah remaja tersebut menjadi kemerahan dan berlendir serta nanah
kering bertumpuk-tumpuk pada wajahnya.

Fenomena yang terjadi di masyarakat seperti di atas menunjukkan bahwa
terlalu mementingkan penampilan fisik akan berdampak negatif bagi remaja
perempuan dan cenderung merugikan baik itu secara fisik dan juga material. Akan
tetapi, untuk mengesampingkan penampilan, tampaknya akan sulit untuk
dilakukan oleh remaja perempuan karena salah satu tugas perkembangannya
adalah ia harus membiasakan diri dan menerima segala perubahan yang terjadi
karena pada usianya ia akan merasakan banyak perubahan baik secara fisik dan
juga psikologis (Stolz & Stolz, 1951 dalam Hurlock, 1973).

Dalam perkembangannya remaja akan mengalami tiga perubahan besar
dalam dirinya yaitu perubahan dari segi fisik, kognitif, dan juga sosial (Hurlock,
1973). Dari segi fisik, remaja perempuan akan mengalami menarche (menstruasi
pertama), dan yang paling sering dikeluhkan adalah terjadinya perubahan
perasaan yang tiba-tiba (mood swing) saat menjelang hari datang bulan (Matlin,
2012). Menarche akan membawa perubahan-perubahan fisik remaja perempuan
seperti perubahan suara, membesarnya payudara, dan juga bertumbuhnya rambut
halus di bagian kemaluan dan ketiak. Bayaknya perubahan yang terjadi, umumnya
membuat remaja merasa tidak nyaman. Dalam menjalani perubahan fisiknya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

9

remaja perempuan sering merasa kebingungan dengan apa yang terjadi pada
dirinya. Hal tersebut terkonfirmasi dengan wawancara awal dengan Delima.
“…waktu aku pertama kali mens, aku tu kaget plus bingung gitu, terus
nanya ke mamah ini tu kenapa? Terus mamah bilang oo.. itu biasa kok
buat anak perempuan. Nah, waktu mamah bilang gitu aku jd lega
gitu…”(Delima,15 tahun).
Delima mengatakan bahwa ia merasa kebingungan untuk menyesuaikan
diri dengan perubahan tubuhnya ketika SMP dan bahkan ia sempat merasa gelisah
serta bingung saat mengalami menarche. Akan tetapi kebingungannya
terpecahkan ketika ada orang dewasa yang mendampingi yaitu ibunya.
Selain mengalami menarche dan perubahan bentuk pada tubuh, pada usia
remaja umumnya perempuan juga mengalami perkembangan pada cara
berpikirnya, sehingga remaja perempuan dapat berpikir mengenai hal-hal yang
lebih kompleks (Matlin, 2012). Seperti yang dikatakan oleh Delima, ketika ia
sudah memasuki usia remaja ia mulai dapat memperkirakan sebab dan akibat dari
perilakunya berdasar pada nilai-nilai di lingkungannya.
“…jadi setelah mens itu kan aku masuk SMP, nah pas SMP tu mulai bisa
mikir kalo aku ngelakuin gini nanti jadinya gimana ya?...” (Delima, 15
tahun).
Ketika memasuki usia remaja seseorang akan mengalami perubahan pada
cara berpikirnya berkaitan dengan kondisi fisik, psikologis, dan lingkungan
sosialnya (Markus, 2008 dalam Matlin, 2012). Markus (2008, dalam Matlin,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

10

2012) juga mengatakan bahwa kemampuan berpikir kompleks akan berpengaruh
pada pencarian identitas diri. Identitas tersebut akan melekat pada diri remaja
seperti, asal kota kelahiran, suku, dan juga agama. Oleh karena itu akan ada
perbedaan perilaku yang dimunculkan oleh masing-masing remaja perempuan
sesuai dengan karakteristik budaya di tempat tinggalnya.
Selain perubahan fisik dan kognitif, remaja perempuan juga mengalami
perubahan pada interaksi sosialnya. Remaja perempuan menaruh perhatian pada
interaksi sosialnya baik itu dalam keluarga dan juga pertemanan. Bagi remaja
perempuan, teman dekat memiliki peran yang penting dalam kehidupannya oleh
sebab itu pertemanan remaja perempuan terlihat jauh lebih intim jika
dibandingkan dengan remaja laki-laki. Hal tersebut sesuai dengan yang telah
disampaikan Hurlock (1973) bahwa teman dekat akan memberikan lingkungan
yang suportif. Ketika remaja perempuan berkumpul biasanya mereka melakukan
hal yang sama-sama mereka sukai seperti menonton film, makan bersama,
membicarakan mengenai busana dan juga membicarakan mengenai lawan jenis.
Selain bersosialisasi dengan teman yang memiliki jenis kelamin yang sama, pada
usia transisi ini remaja juga sudah mulai mencoba memikirkan dan menjalani
relasi romantis seperti yang dikatakan oleh Lavender:
“…setelah mens dulu itu, aku jadi mulai suka sama cowok mbak
hehehe …” (Lavender, 18 tahun).
Dengan malu-malu Lavender mengatakan bahwa ia mulai memikirkan
tentang lawan jenisnya setelah ia mengalami menarche. Hal tersebut membuat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

11

remaja perempuan lebih memperhatikan penampilannya agar dapat menarik
perhatian dari lawan jenisnya (Hurlock, 1973). Hal-hal yang biasanya dilakukan
oleh remaja perempuan untuk menarik perhatian dari lawan jenis adalah mereka
mulai belajar menggunakan make up dan juga memakai baju yang akan
menunjang penampilan mereka. Hal tersebut dikonfirmasi oleh Delima yang
mengatakan bahwa teman-teman sekolahnya mulai belajar berdandan saat jam
istirahat berlangsung, dan riasan tersebut dibiarkan hingga jam pulang sekolah.
Untuk melihat bagaimana remaja menilai tubuhnya, tiga aspek di atas
dapat dia jadikan acuan untuk melihat apakah remaja terlalu mementingkan
penampilan fisiknya atau tidak. Dari ketiga aspek perkembangan yang dialami
remaja perempuan dapat dilihat pula bahwa aspek fisik sangat berpengaruh pada
bagaimana remaja menilai diri mereka.
Penjelasan di atas berlaku bagi remaja perempuan pada umumnya. Akan
tetapi ada satu populasi khusus yang karakteristiknya menarik untuk diteliti yaitu
siswi sekolah homogen. Siswi sekolah homogen menarik untuk diteliti karena ada
penelitian yang dilakukan Tiggemann (2001) menemukan bahwa pada dasarnya
tidak ada perbedaan antara siswi yang bersekolah di sekolah homogen maupun
heterogen mengenai pandangan dan penilaian pada tubuh yang ideal. Meskipun
demikian, siswi yang bersekolah pada sekolah homogen memiliki pencapaian
(achievement) dan pandangan mengenai sex role yang lebih modern. Dalam
penelitian tersebut dikatakan bahwa siswi di sekolah homogen cenderung
mengasosiasikan wanita yang memiliki kemampuan dan intelegensi yang tinggi
memiliki bentuk tubuh yang kurus (ideal). Dari penelitian tersebut dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

12

disimpulkan bahwa lingkungan sekolah merupakan faktor sosiokultural yang
penting dalam mempengaruhi sikap dari remaja perempuan mengenai tubuhnya.
Oleh karena itu, sekolah homogen menciptakan lingkungan yang menuntut
siswinya memiliki pencapaian tinggi dalam intelegensi dan kesuksesan secara
profesional (Tiggemann, 2001). Keunikan karakteristik tersebut membuat
populasi siswi sekolah homogen perempuan menjadi menarik untuk diteliti.
Dalam ilmu psikologi, fenomena yang sudah dijabarkan di atas, bagaimana
remaja perempuan menerima perubahan yang ada dalam dirinya, serta dinamika
siswi sekolah homogen itu terkait dengan konsep persepsi tubuh. Secara lebih
spesifik Cash dan Smolak (2011) menerangkan bahwa persepsi tubuh merupakan
suatu sikap yang dimiliki oleh seorang individu terhadap tubuhnya yang berupa
suatu penilaian baik itu positif maupun negatif. Cash (2016) memaparkan ada
sepuluh aspek yang nantinya akan digunakan untuk melihat apakah seseorang
memiliki penilaian yang positif atau negatif terhadap tubuhnya. Kesepuluh aspek
tersebut adalah Appearance evaluation, Appearance orientation, Fitness
evaluation, Fitness orientation, Health evaluation, Health orientation, Illness
orientation, Body areas satisfaction, Overweight preoccupation, dan Selfclassified weigh. Ketika seseorang menilai tubuhnya secara positif maka ia akan
cenderung bahagia dan memiliki kontrol diri yang baik (Cash & Smolak, 2011)
sehingga ia akan lebih menghargai dirinya sebagai pribadi yang unik (Grogan,
2008). Akan tetapi ketika seseorang memiliki penilaian yang negatif terhadap
tubuhnya maka ia akan berusaha mengubah tubuhnya secara ekstrem agar
terhindar dari penilaian negatif orang lain (Smolak & Thompson, 2009).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

13

Penilaian yang negatif terhadap tubuh dapat membuat seseorang
melakukan perubahan ekstrem terhadap tubuhnya seperti yang telah disampaikan
(Smolak & Thompson, 2009) di atas oleh karena itu penelitian terkait persepsi
tubuh sangat dibutuhkan agar tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan pada
remaja perempuan.
Beberapa penelitian sudah pernah dilakukan terkait persepsi tubuh. Dua
penelitian akan dibahas di sini yaitu penelitian yang dilakukan oleh Gentina et al.,
(2012) dan Scott (2015). Pada bagian pendahuluan dari jurnal yang ditulis oleh
Gentina, disebutkan bahwa terlihat atraktif secara fisik merupakan hal yang sangat
penting di kalangan remaja. Sehingga pada usia 15 tahun ke atas merupakan hal
yang wajar ketika seorang perempuan menggunakan make up, tampil dengan
busana yang sedang diminati banyak orang, bahkan melakukan operasi plastik
(Schouten 1991, Park 1998, Rudd 1997 dalam Gentina et al., 2012). Penelitian
tersebut menemukan bahwa ritual menggunakan make up merupakan sebuah
perilaku yang menunjukkan bahwa seorang remaja mulai tumbuh menjadi orang
dewasa (Gentina et al., 2012). Selain itu, penelitian dari Scott pada tahun 2015
yang dilakukan di Amerika menemukan bahwa perempuan selalu lekat dengan
anggapan cantik, oleh karena itu banyak perempuan menggunakan make up
karena perempuan percaya bahwa hal itu akan mempengaruhi level daya tariknya
(Scott, 2015). Dari dua penelitian di atas dapat dilihat bahwa perempuan mulai
memperhatikan penampilannya dan akan berusaha agar terlihat menarik ketika
memasuki usia remaja.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

14

Seorang remaja akan berusaha untuk mendapatkan penampilan yang ideal
seperti penilaian orang lain ketika ia memiliki penilaian yang buruk pada
tubuhnya. Oleh karena itu, ia akan berusaha untuk mencari informasi mengenai
tubuh yang ideal dan bagaimana cara mendapatkannya melalui media. Sepertinya
yang telah dikatakan oleh (Deutsch & Gerard, 1955; Insko, 1985 dalam Robert. A.
Baron & Nyla R. Branscombe, 2012) ada dua motif kuat yang menjadi alasan
seseorang untuk menyesuaikan diri yaitu, keinginan untuk disukai atau diterima
oleh orang lain dan keinginan untuk berperilaku benar. Saat memasuki masa puber,
remaja perempuan mulai membandingkan tubuhnya dengan teman sebayanya.
Dengan keadaan emosi remaja yang belum stabil serta pandangan lingkungan
sekitar mengenai bagaimana seharusnya penampilan dari seorang perempuan,
membuat remaja berusaha untuk berpenampilan seperti yang lingkungan sosialnya
harapkan. Keinginan untuk diterima oleh teman sebayanya membuat remaja
berusaha untuk mencari info-info terbaru termasuk gaya berbusana. Melalui
media komunikasi, periklanan dan juga industri kosmetik, remaja mencoba untuk
tampil cantik seperti model-model dalam iklan (Smolak & Thompson, 2009)
karena konten-konten dalam media sosial mengandung unsur persuasif yang
mengajak masyarakat untuk mengikuti tren yang ada.
Dari uraian yang sudah peneliti sampaikan di atas dapat dilihat bahwa
kemungkinan ada hubungan antara konformitas di media sosial dan juga persepsi
tubuh. Konformitas adalah suatu usaha seseorang untuk menyesuaikan diri dengan
orang lain baik dari sisi pendapat, penilaian, atau tindakan agar sesuai dengan
standar normatif suatu kelompok atau situasi sosial (American Psychological

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

15

Association, 2009). Orang-orang cenderung melakukan konformitas bila cukup
banyak orang yang mempengaruhi atau pengaruh itu datang dari seseorang yang
memiliki hubungan dengan orang tersebut (Matlin, 2012). Penerimaan dan
pengakuan dari teman sebaya merupakan suatu hal yang penting sehingga
membuat remaja berusaha menyesuaikan diri agar tidak dijauhi oleh temantemannya karena peran teman sebaya sangat penting dalam kehidupan mereka
(Hurlock, 1973) dan media sosial merupakan salah satu media di mana remaja
mendapatkan informasi-informasi yang aktual.
Selain itu, pada penelitian lain disebutkan pula bahwa persepsi tubuh
memiliki pengaruh yang cukup besar pada konformitas (Christanto, 2014;
Handayani, 2011; Tiggemann, 2001). Senada dengan penelitian itu (Laili, Soeranti,
& Pertiwi, 2015; Sebayang, Yusuf, & Priyatama, 2011; Yuliantari & Herdiyanto,
2015) menemukan bahwa ada hubungan antara konformitas, persepsi tubuh dan
juga perilaku konsumtif pada remaja. Penelitian dari Andriani dan Ni’matuzahroh,
(2013) serta Nursanti (2009) juga mengatakan bahwa konsep diri yang rendah
akan diikuti pula oleh konformitas yang tinggi. Dari penelitian-penelitian tersebut
dikatakan bahwa remaja mencoba untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosialnya dengan membeli barang-barang yang menunjang penampilannya.
Remaja juga mencoba untuk menyesuaikan diri dengan artis idola yang ia lihat di
media karena remaja mulai mengerti betapa pentingnya memperhatikan
penampilan untuk memperoleh pengakuan sosial. Akan tetapi ada penelitian lain
yang menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara konformitas dan juga
konsep diri (Indrayana & Hendrati, 2013) serta harga diri (Erawati, 2016) pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

16

remaja. Menurut Potter dan Perry (2005) persepsi tubuh, ideal diri, harga diri,
peran dan juga identitas diri merupakan bagian atau komponen dari konsep diri
sehingga dua penelitian terakhir dapat pula dijadikan acuan dalam penelitian ini.
Adanya perbedaan hasil tersebut membuat peneliti semakin tertarik untuk
melihat seperti apa gambaran seorang remaja perempuan mengenai tubuhnya dan
juga bagaimana sikap yang dimunculkan mengenai tubuhnya berdasarkan tuntutan
lingkungannya terutama ketika seorang remaja berada dalam suatu lingkungan.
Sekolah homogen berjenis kelamin perempuan peneliti pilih karena belum banyak
penelitian yang mengambil populasi tersebut. Penelitian yang dilakukan di
Yogyakarta dengan partisipan siswi perempuan di sekolah homogen ini
diharapkan mampu menambah kelengkapan pengetahuan dari penelitian yang
sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Orang-orang yang memiliki peran besar terhadap penilaian tubuh remaja
adalah orang tua, pihak sekolah atau guru Bimbingan dan Konseling, serta Dinas
Pendidikan. Peran orang tua sangat dibutuhkan untuk mendampingi walaupun
terkadang ada perbedaan pendapat antara anak dengan orang tuanya. Remaja dan
juga orang tua tumbuh dalam budaya dan generasi yang berbeda, walaupun dalam
beberapa hal seperti pandangan mengenai agama, politik, pendidikan, dan juga
norma sosial akan relatif sama tetapi tetap ada beberapa perbedaan cara pandang
antara keduanya (Matlin, 2012).
“…aku tu nggak terlalu suka cerita sama ibu, soalnya aku ngerasa gak
bebas gitu mbak nanti dikit-dikit aku di judge gini lah gitu lah. Enak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

17

cerita sama temen, jadi berasa sepenanggungan gitu soalnya…”
(Camelia, 15 thn).
Pernyataan Camelia tersebut sesuai dengan apa yang disampaikan Matlin
(2012) bahwa perbedaan pendapat sering kali membuat remaja perempuan merasa
tidak nyaman dan cenderung terlibat banyak perdebatan dengan orang tua
terutama dengan ibu sehingga menyebabkan remaja perempuan merasa lebih
nyaman ketika bersama dengan teman sebayanya. Remaja perempuan bahkan
cenderung lebih banyak mengungkapkan perasaannya kepada teman atau
sahabatnya.
Walaupun remaja lebih nyaman bercerita pada teman sebayanya, tetapi
pengawasan peran orang tua sangat diharapkan. Hal itu dikarenakan ketika remaja
perempuan merasa puas dan nyaman dengan dirinya ia akan cenderung memiliki
kepercayaan diri yang lebih tinggi dalam mengembangkan kemampuannya yang
lain (Charulata, 2011). Hal itu sesuai dengan penelitian yang dilakukan di Canada,
penelitian tersebut menemukan bahwa remaja yang memiliki harga diri yang
tinggi cenderung tidak menggunakan make up dan dalam hal akademik biasanya
mereka lebih mampu mengungkapkan pendapat dan kemampuannya di depan
umum (Charulata, 2011). Akan tetapi, ketika seorang remaja memiliki penilaian
yang rendah ia akan cenderung mengikuti seseorang yang menjadi idolanya
seperti yang berita yang telah disampaikan di atas. Dari penjelasan di atas dapat
dilihat bahwa peran orang tua sangat penting untuk menanamkan nilai yang positif
pada tubuh remaja perempuan agar remaja memiliki kepercayaan diri yang tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

18

Selain peran orang tua, ada pihak lain yang turut mengambil peran dalam
perkembangan remaja yaitu pihak sekolah dan juga Dinas Pendidikan. Seperti
yang telah dikatakan oleh Tiggemann (2001) sebagian besar remaja menghabiskan
waktunya di sekolah, sehingga peran dari para guru juga sangat besar dalam
pembentukan penilaian terhadap tubuh. Sekolah merupakan tempat yang sangat
penting untuk membantu remaja agar dapat melakukan penanggulangan pada
permasalahan sosial dan psikologis yang akan berdampak pada akademiknya.
Sekolah diharapkan dapat membantu remaja dalam memilih

Dokumen yang terkait

Hubungan antara konformitas dengan kecenderungan pembelian impulsif pada remaja awal di Yogyakarta.

1 10 105

BABI PENDAHULUAN - Hubungan antara persepsi dukungan sosial keluarga, persepsi dukungan sosial teman sebaya dan efikasi diri dengan konformitas pada remaja akhir di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan - Widya Mandala Catholic Universi

0 0 10

Hubungan antara persepsi dukungan sosial keluarga, persepsi dukungan sosial teman sebaya dan efikasi diri dengan konformitas pada remaja akhir di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan - Widya Mandala Catholic University Surabaya Reposit

0 0 16

Hubungan antara persepsi dukungan sosial keluarga, persepsi dukungan sosial teman sebaya dan efikasi diri dengan konformitas pada remaja akhir di Banjar Kaja Kelurahan Sesetan Kecamatan Denpasar Selatan - Widya Mandala Catholic University Surabaya Reposit

0 0 45

Hubungan antara persepsi terhadap penerimaan orang tua dengan tingkat empati pada remaja - USD Repository

0 0 122

Hubungan antara dukungan sosial yang dipersepsikan dan harga diri remaja - USD Repository

0 0 84

Hubungan antara persepsi terhadap pola asuh permisif dan perilaku konsumtif pada remaja putri - USD Repository

0 0 102

Hubungan antara kecanduan cinta dan citra tubuh pada remaja akhir putri - USD Repository

0 1 73

Hubungan antara konformitas kelompok teman sebaya dengan resiliensi pada remaja awal - USD Repository

0 1 192

Hubungan antara intensitas penggunaan media sosial instagram dan materialisme pada remaja - USD Repository

0 2 149