Perbandingan pertumbuhan tanaman anggur varietas Probolinggo Biru pada media tanah Mediteran Gunungkidul, Regosol Pantai Samas dan Aluvial Paingan - USD Repository

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGUR
VARIETAS PROBOLINGGO BIRU PADA MEDIA TANAH
MEDITERAN GUNUNGKIDUL, REGOSOL PANTAI
SAMAS DAN ALUVIAL PAINGAN
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Biologi

Oleh :
Gustari Dwi Cahyani
NIM : 101434046

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2014
i

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI


PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk Tuhan Yesus Kristus yang telah dan akan terus
menemani menyelesaikan perjalanan ini,
Bapak di surga, Ibu di Gunungkidul, danTita di Palembang, walaupun terpisah jarak tapi
doa dan dukungannya selalu ada
dan,
untuk petualangan baru yang menanti di luar sana

Tuhan membantu dengan cara yang aneh, yang perlu dilakukan untuk memahaminya adalah
dengan bersyukur 

Seperti tanaman anggur yang tumbuhnya dipengaruhi banyak faktor,

ada yang bertahan dan berbuah namun ada pula yang mati.
Begitu juga hidup ini, hambatan bisa datang dari mana saja,
tentukan pilihanmu apakah akan menyerah dan mati atau
beradaptasilah, hadapilah, dan bertahan hingga kau bermanfaat bagi sesamamu 
-yayan-

iv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI

TERPUJI

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

PERBANDINGAN PERTUMBUHAN TANAMAN ANGGUR
VARIETAS PROBOLINGGO BIRU PADA MEDIA TANAH
MEDITERAN GUNUNGKIDUL, REGOSOL PANTAI SAMAS DAN
ALUVIAL PAINGAN
Gustari Dwi Cahyani
Mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta
ABSTRAK
Produksi anggur di Indonesia masih menghadapi beberapa hambatan,
salah satunya lahan yang digunakan belum sesuai dengan syarat tumbuh tanaman

anggur sehingga hasil produksi belum optimal. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui media tanah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman anggur
varietas Probolinggo Biru. Penelitian ini menggunakan metode eksperimen
dengan desain Rancangan Acak Lengkap (RAL) satu faktor yaitu jenis tanah (P)
yang terdiri dari 3 perlakuan yaitu tanah mediteran (P1), tanah regosol (P2), dan
tanah aluvial (P3) serta kontrol. Setiap perlakuan terdiri dari 3 pengulangan
sehingga terdapat 12 tanaman. Variabel yang diamati dalam penelitian ini
diantaranya tinggi tanaman (cm), diameter batang (cm), jumlah daun (helai) dan
ketahanan terhadap hama dan penyakit.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa tinggi, diameter dan jumlah daun
tanaman anggur secara berurutan pada perlakuan jenis tanah mediteran adalah 109
cm ; 0.71 cm ; 26 helai, pada jenis tanah regosol antara lain 46.6 cm ; 0.5 cm ; 10
helai, pada jenis tanah aluvial adalah 137.6 cm ; 0.78 cm ; 29 helai dan pada
kontrol adalah 73 cm ; 0.72 cm ; 11 helai. Semua tanaman mengalami serangan
hama dan penyakit namun pada perlakuan jenis tanah aluvial memiliki ketahanan
yang paling baik. Pola pertumbuhan tanaman anggur varietas Probolinggo Biru
mengalami fluktuasi tiap minggunya.Hasil analisis statistik menunjukkan tidak
ada perbedaan yang signifikan antar perlakuan, oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa jenis tanah tidak berpengaruh nyata terhadap variabel tinggi tanaman,
diameter batang dan jumlah daun.

Kata kunci : regosol, aluvial, mediteran, anggur, varietas Probolinggo Biru

vii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Abstract
COMPARISON OF GROWTH IN PLANTS WINE VARIETIES
PROBOLINGGO BIRU IN MEDITERAN SOIL FROM GUNUNGKIDUL,
REGOSOL SOIL FROM SAMAS BEACH AND ALUVIAL SOIL FROM
PAINGAN
Gustari Dwi Cahyani
Students of the Faculty of Teacher Training and Education
Sanata Dharma University
Yogyakarta

The production of grape in Indonesia still face some barriers, one of them is
land used not in accordance with the requirement growing crop of grapes so that
the result is not optimal. This research is aimed to know the better soil as media
for the growth of plants winevarieties Probolinggo Biru. This research uses
experimental methods with a completely randomized design (CRD) one factor
that is a type of soil (p) consisting of 3 treatment that is, mediteran soils (p1),
regosol soils (p2) dan alluvial soils (p3) and control. Every treatment consisting of
3 repetition so that there are 12 plants. Variable that observed in this research are
high in plant (cm), diameter of the stem (cm), number of leaves (strands) and
resistance to pest an disease.
` The result showed that high, diameter and number of leaves crop of grapes in
a row on treatment a type of soil mediteran is 109 cm ; 0.71 cm ; 26 strands, on a
type of soil regosol is 46.6 cm ; 0.5 cm ; 10 strands, on a type of alluvial soil is
137.6 cm ; 0.78 cm ; 29 strands and in control is 73 cm ; 0.72 cm ; 11 strands. All
plants experiencing pest attack and disease but in treatment kind of alluvial soil
has endurance the best. Plant growth pattern grapes varieties Probolinggo Biru
experiencing fluctuations every single week. Result of statistical analysis showing
no a significant difference between the treatment, hence can be concluded that a
type of soil no effect real against variable high in plant, diameter of the stem and
number of leaves.

Keywords: regosol, alluvial, mediteran, wine, Probolinggo Biru variety

viii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

Kata Pengantar

Puji syukur atas kasih dan karunia Tuhan Yesus Kristus sehingga penulis
dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana pada program Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan

Universitas


Sanata

Dharma.

Judul

yang

diajukan

adalah“

perbandingan Pertumbuhan Tanaman Anggur Varietas Probolinggo Biru pada
Media Tanah Mediteran Gunungkidul, Regosol Pantai Samas dan Aluvial
Paingan.
Penulis menyampaikan terimakasih kepada pihak-pihak yang telah
membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi :
1.


Drs. Johanes Eka Priyatma, M.Sc., Ph.D., selaku rektor Universitas
Sanata Dharma.

2.

Rohandi, Ph.D, selaku dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3.

Dr. Marcellinus Andy Rudhito, S.Pd, selaku Kepala Jurusan
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

4.

Drs. Antonius Tri Priantoro M.For.ScselakuKetua Program Studi
Pendidikan Biologi dan dosen pembimbing penulisan skripsi.

5.

Bu Luisa dan bu Ika selaku dosen penguji, ujian yang menyenangkan

dalam arti sebenarnya.

6.

Seluruh dosen Pendidikan Bologi, yang telah mengajar dan
membimbing selama penulis menimba ilmu di Universitas Sanata
Dharma.
ix

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

7.

Mas Arif dengan semua urusan kesekretariatannya.

8.

Bapak Sarosa (alm), kenangan-kenangan bersamamu selalu menjadi
penyemangat dalam menyelesaikan skripsi ini.

9.

Ibu

Suhatminari,

terimakasih

atas

kasih

sayang,

doa

dan

dukungannya.
10. Mbak Tita, yang selalu berbagi pengalamannya untuk mendorong
penulis agar segera menyelesaikan skripsi ini.
11. Galuh, Resi, Dwi, Neisya, Cecil, Ester, Hugo, Daus, Sam, Mela, dan
Yesi, kerjasama yang luar biasa di pagi buta itu tidak akan pernah
terlupakan.
12. Para sahabat di PBIO 2010, terimakasihuntukminiatur Nusantara.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi masih jauh dari
sempuna, untuk itu penulis mengharapkan masukan serta saran dan kritik yang
bersifat membangun demi sempurnanya skripsi.

Gustari Dwi Cahyani

x

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................
HALAMAN PERSETUJUANPEMBIMBING ...........................................
HALAMAN PENGESAHAN .....................................................................
HALAMAN PERSEMBAHAN ..................................................................
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................................
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .....................................
ABSTRAK ...................................................................................................
ABSTRACT.................................................................................................
KATA PENGANTAR .................................................................................
DAFTAR ISI................................................................................................
DAFTAR TABEL........................................................................................
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
DAFTAR GRAFIK......................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................

vi
vii
viii
ix
xi
xiii
xiv
xv
xvi

BAB I PENDAHULUAN............................................................................
A. Latar Belakang Masalah .......................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C. Batasan Masalah ..................................................................................
D. Tujuan Penelitian .................................................................................
E. Manfaat Penelitian ...............................................................................

1
1
3
3
4
4

BAB II DASAR TEORI ..............................................................................
A. Tanaman Anggur ..................................................................................
B. Pertumbuhan Tanaman Anggur ............................................................
C. Media Tanam ........................................................................................
D. Pupuk ....................................................................................................
E. Tabulampot ...........................................................................................
F. Hipotesa ................................................................................................

6
6
10
11
15
18
18

BAB III METODE PENELITIAN ..............................................................
A. Rancangan Penelitian............................................................................
B. Variabel Penelitian................................................................................
C. Desain Penelitian ..................................................................................
D. Tempat dan Waktu Penelitian...............................................................
E. Alat dan Bahan......................................................................................
F. Cara Kerja .............................................................................................
G. Analisis Data.........................................................................................

19
19
19
20
20
21
21
27

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .....................................................
A. Hasil ......................................................................................................
B. Pembahasan...........................................................................................
1. Pengaruh Jenis Tanah terhadap Pertumbuhan ......................................
2. Pola Pertumbuhan Tanaman Anggur Tiap Minggu ..............................
3. Ketahanan Anggur Varietas Probolinggo Biru terhadap Hama danPenyakit

30
30
37
37
39
40

xi

i
ii
iii
iv
v

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

V. PENERAPAN HASIL PENELITIAN DALAM PEMBELAJARAN....

44

VI. KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................

45

DAFTAR PUSTAKA

xii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. a. Tanaman anggur varietas Probolinggo Biru........................... 7
b. Buah Anggur Varietas Probolinggo Biru.............................. 7
Gambar 2.a. Bagian bawah daun terdapat seperti
tepung berwarna putih-kuning.............................................. 41
b. Permukaan daun tampak berwarna cokelat......................... 41
Gambar 3. Bercak cokelat dan hitam pada pucuk tanaman
anggur varietas Probolingo Biru ............................................. 42

xiii

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR TABEL
Tabel 1. Layout Penelitian ........................................................................... 20
Tabel 2.Instrumen Pengumpulan Data Tinggi Tanaman ............................. 25
Tabel 3.Instrumen Pengambilan Data Jumlah Daun.................................... 25
Tabel 4.Instrumen Pengambilan Data Diameter Batang.............................. 26
Tabel 5.Instrumen Pengambilan Data Ketahanan Terhadap Hama ............. 27
Tabel 6.Tabulasi Data Percobaan................................................................. 27

xiv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR GRAFIK
Grafik 1.Pertambahan tinggi tanaman anggur varietas
Probolinggo Biru pada media tanah yang berbeda.................... 30
Grafik 2.Tinggi tanaman anggur tiap minggu pada
masing-masing perlakuan.......................................................... 31
Grafik 3.Pertambahan diameter batang tanaman anggur varietas
Probolinggo Biru pada media tanah yang berbeda.................... 32
Grafik 4. Diameter batang tanaman anggur tiap minggu pada
masing-masing perlakuan.......................................................... 33
Grafik 5.Pertambahan jumlah daun tanaman anggur varietas
Probolinggo Biru pada media tanah yang berbeda.................... 34
Grafik 6.Jumlah daun tanaman anggur tiap minggu pada
masing-masing perlakuan.......................................................... 35
Grafik 7.Presentase daun sehat pada tanaman anggur tiap minggu........... 37

xv

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1.Silabus .........................................................................................48
Lampiran 2. RPP .............................................................................................52
Lampiran 3. Data Pengamatan Tinggi Tanaman Anggur ...............................67
Lampiran 4. Data Pengamatan Diameter Batang Tanaman Anggur...............69
Lampiran 5. Data Pengamatan Jumlah Daun..................................................71
Lampiran 6. Data Pengamatan Presentase Ketahanan
Tanaman Anggur terhadap Hama dan Penyakit .............................................73
Lampiran 7.Uji Normalitas .............................................................................74
Lampiran 8.Uji Homogenitas..........................................................................77
Lampiran 9.Uji Anova Tinggi Tanaman Anggur............................................78
Lampiran 10.Uji Anova Diameter Batang ......................................................79
Lampiran 11.Uji Anova Jumlah Daun Tanaman Anggur ...............................80
Lampiran 12. Data Pengamatan pH dan Kelembaban Tanah .........................81

xvi

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Tanaman anggur merupakan tanaman tertua yang dapat ditemukan di
berbagai belahan dunia. Tanaman anggur diduga berasal dari Laut hitam dan
Laut Kaspia yang kemudian menyebar ke Amerika Utara, Amerika Selatan dan
Eropa (Sunarjono, 2008). Penyebaran tanaman anggur selanjutnya dilakukan
oleh negara-negara Eropa dan Amerika Selatan yang membawa ke tanah
jajahannya di Asia dan Afrika. Saat ini tanaman anggur menjadi tanaman
andalan para petani untuk mata pencaharian karena dipandang sebagai tanaman
yang bernilai komersil, termasuk di Indonesia

walaupun anggur lokal

menghadapi tantangan dari anggur impor (Setiadi, 2007).
Di Indonesia sentra anggur terdapat di Jawa Timur ( Kediri, Probolinggo,
Pasuruan, Situbondo), dan Bali yang memiliki udara kering dan suhu udara
yang panas dengan demikian sinar matahari di kawasan ini relatif cukup.
Produktifitas anggur di kawasan tropis, lebih rendah dibanding dengan
kawasan sub tropis, jika di kawasan sub tropis hasil optimal anggur bisa
mencapai 20 ton per hektar per tahun, maka di kawasan tropis seperti Indonesia
hanya setengahnya. Tetapi panen anggur di kawasan sub tropis hanya bisa
sekali dalam setahun dan di Indonesia bisa hampir tiga kali, dan saat panennya
bisa di atur sepanjang tahun (Budiyati, 2008).
Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika Indonesia
mempunyai koleksi anggur di Kebun Percobaan Banjarsari, 7 diantaranya telah
dilepas sebagai varietas anggur unggul.Ketujuh varietas tersebut adalah anggur
1

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
2

Probolinggo Biru-81, Bali, Kediri Kuning, Probolinggo Super, dan pada tahun
2007-2008 Prabu Bestari, Jestro Ag60 dan Jestro Ag86 telah dilepas sebagai
anggur varietas unggul yang mempunyai kualitas buah seperti anggur impor
(Budiyati, 2008).
Walaupun lahan di Indonesia potensial untuk budidaya anggur dan telah
memiliki varietas-varietas unggul, terdapat permasalahan yang berkembang
dalam usaha tani anggur sampai saat ini. Hal ini meliputi: 1) Kesesuaian lahan ,
terutama kaitannya dengan persyaratan tumbuh tanaman anggur, belum semua
petani melaksanakan usaha tani anggur pada lahan yang sesuai sehingga hasil
tidak optimal, 2) Varietas yang ditanam belum semuanya bermutu baik
sehingga produktivitas dan kualitas buah yang dihasilkan beragam, 3)
Pemupukan belum dilakukan secara efisien sehingga mempengaruhi produksi
dan biaya produksi, 4) Tingginya intensitas serangan penyakit downy mildew
(Plasmopara viticola) terutama pada musim hujan sehingga berpengaruh
terhadap produksi, 5) Penanganan pasca panen belum dikuasai oleh petani
terutama hasil olahan, 6) Belum dikuasainya teknologi budidaya anggur secara
efisien oleh petani, 7) Butir buah anggur mudah rontok bila musim hujan
terutama pada anggur varietas Kediri Kuning (Baswarsiati, 2009).
Dari beberapa permasalahan yang ada dalam budidaya anggur, peneliti
ingin melakukan eksperimen sebagai upaya dalam menemukan solusi supaya
budidaya anggur di Indonesia bisa lebih berkembang. Dalam hal ini peneliti
mengangkat permasalahan kesesuaian lahan untuk tanaman anggur yaitu jenis
tanah sebagai media tanam yang sesuai untuk pertumbuhan anggur. Berkaitan
dengan hal tersebut peneliti menggunakan tiga jenis tanah yang berbeda yaitu
jenis tanah mediteran yang diambil dari daerah Patuk, Gunungkidul, jenis

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
3

tanah regosol yang didapat dari kawasan gumuk pasir di Pantai Samas, dan
jenis tanah aluvial dari kompleks Universitas Sanata Dharma, Sleman. Dalam
penelitian akan diamati pertumbuhan tanaman anggur varietas Probolinggo
Biru pada masing-masing jenis tanah selama 17 minggu dengan indikator
pertumbuhan diukur dari tinggi tanaman, jumlah daun dan diameter batang,
selain itu dilihat pula pengaruh perbedaan jenis media tanah terhadap
ketahanan tanaman anggur terhadap hama dan penyakit.

B. Rumusan Masalah
1.

Apakah terdapat perbedaan pertumbuhan tanaman anggur varietas
Probolinggo Biru yang ditanam pada media tanah yang berbeda?

2.

Jenis tanah manakah yang baik untuk pertumbuhan tanaman anggur
varietas Probolinggo Biru?

3.

Bagaimana pola pertumbuhan tanaman anggur setiap minggu pada media
tanah yang berbeda ?

4.

Apakah terdapat perbedaan ketahanan tanaman anggur terhadap hama dan
penyakit pada media tanah yang berbeda ?

C. Batasan Masalah
Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain :
1.

Varietas anggur yang digunakan adalah Probolinggo Biru salah satu
varietas unggulan Indonesia.

2.

Media tanah yang digunakan yaitu tanah regosol dari Pantai Samas, Bantul
; tanah mediteran dari Patuk, Gunungkidul ; tanah alluvial dari Paingan,
Sleman.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
4

3.

Teknik penanaman anggur adalah dengan cara tabulampot (tanaman buah
dalam pot).

4.

Indikator pertumbuhan tanaman anggur dilihat dari tinggi batang, jumlah
daun dan diameter batang.

5.

Ketahanan terhadap hama dan penyakit diamati untuk melihat

ada

tidaknya perbedaan yang nyata akibat perbedaan jenis tanah.
6.

Pengamatan dilakukan selama 17 minggu.

D. Tujuan penelititan
1.

Mengetahui ada tidaknya perbedaan pertumbuhan tanaman anggur varietas
Probolinggo Biru dari tiga media tanah yang berbeda.

2.

Mengetahui jenis tanah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman
anggur varietas Probolinggo Biru.

3.

Menunjukkan pola pertumbuhan tanaman anggur pada ketiga jenis media
tanah.

4.

Mengetahui ketahanan tanaman anggur varietas Probolinggo Biru pada
ketiga jenis tanah terhadap hama dan penyakit.

E. Manfaat Penelitian
1.

Bagi peneliti

a) Peneliti dapat menyalurkan ilmu biologi yang sudah didapatkan untuk
mengerjakan penelitian.
b) Peneliti mampu memahami dasar-dasar bertanam anggur dan dapat
memberikan informasi bagi petani anggur maupun masyarakat umum.
2.

Bagi petani anggur dan masyrakat umum

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
5

a) Petani anggur dapat mengetahui media tanam yang baik untuk
pertumbuhan tanaman anggur khususnya varietas Probolinggo Biru.
b) Masyarakat umum yang memiliki minat khusus terhadap tanaman anggur
dapat mempelajari hasil penelitian untuk bertanam anggur secara mandiri.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB II
DASAR TEORI
A. Tanaman Anggur
Anggur berasal dari daerah sebelah selatan antara Laut Kaspia dan Laut
Hitam di Asia Kecil. Selanjutnya sejak awal abad ke-19 anggur menyebar ke
Indonesia, antara lain di Pulau Pisang (Sumatera Barat), Ternate, Halmahera,
Kupang, Makassar, Besuki dan Banyuwangi (Jawa Timur), Buleleng (Bali) dan
Lombok (Nusa Tenggara Barat).
1.

Sistematika dan Morfologi Tanaman Anggur Varietas Probolinggo Biru
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman anggur diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi : Angiospermae

Melalui

Kelas

: Dycotyledonae

Ordo

: Vitales

Famili

: Vitaceae

Genus

: Vitis

Spesies

: Vitis vinifera L

Varietas

: Probolinggo Biru

Surat

Keputusan

Menteri

Pertanian

Republik

Indonesia

No.856/Kpts/TP.240/12/1985 varietas anggur Probolinggo Biru ditetapkan
sebagai salah satu varietas unggul. Varietas ini berasal dari Kebun Percobaan
Banjarsari, Probolinggo. Varietas ini memiliki tinggi tanaman yang tidak
terbatas dan merambat serta memiliki sulur dengan ujung seperti kail.

6

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
7

Batangnya berwarna coklat dengan bentuk daun bulat dengan urat daun
menjari, pangkal daun berlekuk dalam, panjang daun 11cm dan lebarnya 10cm.
Warna daun mudanya hijau kekuningan sedangkan yang tua berwarna hijau tua
dan tidak berbulu. Tangkai daunnya berwarna kemerahan.Bunga varietas
Probolinggo Biru-81 ini kecil, sempurna dan dalam tandan dengan warna putih
kekuningan. Buah berbentuk bulat sampai bulat telur, buah yang masih muda
berwarna hijau dan bila telah matang berwarna merah kehitaman, kulit buah
tertutup lapisan bedak tipis, jumlah buah per tandan mencapai 78 buah dengan
rasa yang manis sehingga baik untuk buah segar (meja) ataupun minuman
anggur. Dapat dipanen setelah berumur 105-110 hari(matang di pohon) setelah
pemangkasan. Selain itu varietas Probolinggo biru-81 memerlukan penjarangan
buah disisakan 70% – 80% (Cahyono,2010).

(a)

(b)

Gambar 1.(a) Tanaman anggur varietas Probolinggo Biru (b) Buah anggur
varietas Probolinggo Biru

2.

Syarat Tumbuh
Keadaan iklim yang optimal untuk pertumbuhan dan produksi anggur pada

ketinggian 0-300 mdpl dengan suhu udara antara 25-31°C, kelembapan udara
40% - 80%, intensitas sinar matahari (penyinaran) 50% – 80% dan curah hujan
800-1800 mm/tahun. Di Indonesia, pada umumnya tanaman anggur

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
8

dibudidayakan di dataran rendah yang beriklim kering, terutama di tepi-tepi
pantai dengan musim kemarau panjang berkisar 4-7 bulan. Jenis atau varietas
anggur dataran rendah yang ditanam di dataran tinggi menyebabkan perubahan
kuantitas dan kualitas buah, buah menjadi kecil-kecil dan rasanya masam.
Tanaman anggur membutuhkan banyak air tetapi tidak tahan terhadap hujan
lebat. Pembungaan pada musim hujan dapat menyebabkan bunga berguguran
hingga rusak terserang penyakit (Rukmana,2012).
Pada umumnya tanaman anggur memiliki adaptasi yang luas terhadap
berbagai jenis tanah dengan tekstur dan struktur tanah yang beragam, mulai
dari yang lempung berliat sampai yang berpasir atau kerikil (tekstur kasar).
Namun untuk pertumbuhan yang baik, tanaman anggur menghendaki tanah
dengan tekstur tanah liat berpasir dengan komposisi 30-50% lempung, 30-50%
pasir dan 7-12% liat dan bertekstur gembur (remah), tanah mudah
merembeskan air (berdrainase baik), tanah memiliki daya menahan air cukup
baik. Struktur tanah yang gembur dan tekstur tanah yang halus akan
meningkatkan

pertumbuhan

dan

perkembangan

perakaran

tanaman,

pertumbuhan tanaman, dan pembentukan buah. Karena struktur tanah yang
gembur dapat terdapat tata udara dan tata air yang baik sehingga tanah cukup
tersedia oksigen yang sangat diperlukan untuk pernafasan perakaran tanaman
dan kehidupan organisme dalam tanah, serta pengambilan unsur hara oleh
tanaman. Tanaman anggur tidak tahan terhadap air yang menggenang lama
karena dapat menyebabkan perakaran membusuk (Cahyono, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
9

3.

Hama dan Penyakit
Beberapa jenis hama yang menyerang tanaman anggur antara lain : tungau,

ulat daun dan belalang. Serangan hama bisa datang sendiri atau terbawa oleh
angin, air atau hewan lain.
a)

Ulat grayak : merusak daun dari pinggiran hingga ke tengah daun, dan

menimbulkan lubang-lubang pada daun. Di sekitar daun yang rusak biasanya
dijumpai kotoran ulat tersebut (Suwito, 2007). Ulat ini menyerang pada malam
hari, sedangkan pada siang hari bersembunyi di dalam tanah. Pengolahan tanah
(pendangiran) secara intensif dapat dilakukan untuk membunuh kepompong
dan ulat yang bersembunyi di dalam tanah.
b) Kumbang daun : aktif pada senja dan malam hari. Kumbang menyerang
dengan cara memakan atau merusak daun kemudian membuat lubang-lubang
kecil pada permukaan daun. Serangan berat menyebabkan proses fotosintesis
terganggu sehingga pertumbuhan tanaman kerdil.
Tanaman anggur juga dapat terserang penyakit, diantaranya adalah sebagai
berikut :
a)

Bercak daun Cercospora : disebabkan oleh cendawan Cercospora viticola

yang menyerang pada keadaan cuaca lembab. Gejala serangannya mula-mula
pada daun dan tunas muda terjadi bercak-bercak berwarna coklat tua yang
bersudut, kemudian timbul bintik-bintik hitam pada bercak, dan serangan berat
menyebabkan tunas muda mengering (mati).
b) Karat daun : disebabkan oleh cendawan Physopella ampelopsidis. Gejala
serangannya adalah terdapat tepung berwarna jingga (spora jamur) pada sisi
bawah daun. Gejala yang spesifik dapat diamati dari sisi atas daun adalah
adanya bercak-bercak berwana hijau kekuningan dan seluruh permukaan daun

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
10

tertutup lapisan tepung (spora). Serangan berat dapat menyebabkan daun
kering dan rontok.
c)

Busuk kapang kelabu : disebabkan oleh cendawan Botrytis cinerea yang

berkembang saat buah anggur menjelang masak. Busuk kapang kelabu mulamula menyerang jaringan yang terletak tepat di bawah permukaan buah yang
menyebabkan kulit buah terlepas dari dagingnya, kemudian buah busuk lunak
berair. Hal ini dapat menyebabkan pembusukan seluruh buah dalam satu
dompolan

selama

pengangkutan

dan

penyimpanan.

Serangan

berat

menyebabkan buah berwarna coklat tua, keriput dan busuk.
d) Tepung Palsu : disebabkan oleh cendawan Plasmopora viticola. Penyakit
ini menyerang secara berat pada musim hujan. Gejala serangan penyakit
tepung palsu mula-mula tampak pada sisi daun yang menimbulkan bercakbercak berwarna kuning kehijauan, kemudian bercak meluas dan bersatu serta
berubah warna menjadi cokelat berlapis tepung. Serangan berat menyebabkan
daun kering dan rontok.

B. Pertumbuhan Tanaman Anggur
Tubuh tumbuhan tersusun atas berjuta-juta sel dengan ukuran yang
berbeda. Secara umum tubuh tumbuhan tinggi terdiri atas “sumbu silindris”
dengan tonjolan-tonjolan lateral yang seringkali mempunyai struktur serupa
dengan sumbu pusat. Sumbu utama sebenarnya tersusun atas dua bagian yang
berbeda sifat fisiologi dan struktur morfologinya. Bagian sumbu di atas tanah
biasanya disebut “batang” dan bagian sumbu di bawah tanah disebut “akar”.
Tiga macam tonjolan yang tumbuh pada sumbu utama yakni : daun, jonjot dan
bulu. Daun tumbuh pada permukaan sumbu utama dengan pola tertentu

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
11

(teratur), sedangkan jonjot dan bulu tidak mempunyai pola yang tertentu (tidak
teratur).
Sumbu utama beserta tonjolan-tonjolannya dibentuk oleh pertumbuhan
ujung tumbuhan (titik tumbuh), tubuh yang dibentuk pertama kali ini
dinamakan tubuh primer karena dibentuk oleh pertumbuhan primer.
Pertumbuhan primer memperpanjang sumbu utama, membentuk sistem
percabangan dengan tonjolan-tonjolan lainnya atau dengan kata lain
membangun bagian tumbuhan muda yang baru. Setelah bagian-bagian ini
mencapai ukuran tertentu, maka pertambahan selanjutnya hanya dilakukan oleh
pertumbuhan sekunder (Heddy, 1987).

C. Media Tanam
1.

Pengertian Media Tanam
Media tanam diartikan sebagai wadah atau tempat tinggal tanaman. Media

tanam yang baik adalah media yang mampu menyediakan air dan unsur hara
dalam jumlah cukup bagi pertumbuhan tanaman. Hal ini dapat ditemukan pada
tanah dengan tata udara yang baik, mempunyai agregat mantap, kemampuan
menahan air yang baik dan ruang untuk perakaran yang cukup. Penggunaan
media tanam yang tepat akan memberikan pertumbuhan yang optimal bagi
tanaman untuk itu media tanam harus sesuai dengan karakteristik tanaman.
Fungsi media tanam adalah sebagai tempat unsur hara, mampu memegang
air yang tersedia bagi tanaman, dapat melakukan pertukaran udara antara akar
dan atmosfer di atas media dan harus dapat menyokong pertumbuhan tanaman.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
12

2.

Tanah Sebagai Media Tanam
Tanah merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesuburan

tanaman. Struktur tanah yang dikehendaki tanaman adalah tanah gembur yang
di dalamnya terdapat ruang pori-pori yang dapat diisi oleh air tanah dan udara
yang amat penting bagi pertumbuhan tanaman dan struktur tanah yang remah
karena udara dan air tanah dapat berjalan lancar, temperatur stabil sehingga
memacu pertumbuhan jasad renik yang memegang peranan penting dalam
proses pelapukan bahan organik di dalam tanah. Struktur tanah yang kurang
baik adalah tanah liat karena tersusun dari partikel- partikel yang cukup kecil.
Dibandingkan tanah pasir kurang lebih 100 kali partikel tanah liat.
Kehalusannya membuat tanah liat cenderung menggumpal dan amat rakus
mengisap air dan menahan air tersebut dengan ketat sehingga tanah liat
menjadi lembab dan udara berputar cukup lambat, ketika kering akan
menggumpal seperti batu dan sifatnya kian kedap udara (Lingga, 1994).
Porositas tanah adalah bagian dari volume tanah yang tidak ditempati oleh
padatan tanah. Tanah pasir memiliki porositas kurang dari 50% yang bersifat
merembeskan air yang mengangkut zat-zat makanan yang dibutuhkan tanaman
dan gerakan udara di dalam tanah menjadi lebih lancar. Sedangkan tanah
berliat memiliki porositas lebih dari 50% sehingga mudah menangkap air
hujan, tetapi sulit merembeskan air dan gerakan udara lebih terbatas (Anonim
1992).
Perbedaan pertumbuhan pada masing-masing jenis tanah juga dipengaruhi
oleh sifat kimia tanah. Di dalam tanah dikenal adanya unsur-unsur yang
menjaga kesuburan tanah seperti Kalium, Kalsium, Magnesium dan Natrium.
Unsur-unsur tersebut diserap oleh tanaman dalam bentuk ion-ion (kation

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
13

maupun anion). Karena perbedaan muatan antara kation – anion yang ada di
dalam akar dengan kation – anion yang di luar akar, maka terjadilah tukar
menukar ion antara akar dan tanah (Dwijoseputro, 1986). Tanah dapat
menyediakan kebutuhan hara tanaman karena memiliki kemampuan kapasitas
tukar kation (KTK) yaitu banyaknya kation (dalam miliekivalen) yang dapat
dijerap (dilekatkan) oleh tanah per satuan berat tanah (per 100 gr). Tanah
dengan kapasitas tukar kation (KTK) tinggi mampu menyerap dan
menyediakan unsur hara lebih baik daripada tanah dengan kapasitas tukar
kation (KTK) rendah. Tanah dengan kandungan bahan unsur tinggi atau
dengan kadar liat tinggi mempunyai KTK lebih tinggi daripada tanah dengan
bahan unsur rendah atau tanah berpasir (Mustafa, 2012). Dengan demikian
tanah aluvial dan mediteran memiliki kapaitas tukar kation (KTK) yang lebih
tinggi dibanding dengan tanah regosol, sehingga hara dalam tanah rogosol
mudah tercuci karena kurangnya kemampuan untuk menjerap (melekatkan)
unsur hara yang berupa kation dan menyebabkan tanah kekurangan unsur hara
yang diperlukan tanaman yang menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat,
sedangkan tanah aluvial dan mediteran memiliki kemampuan yang lebih tinggi
untuk mengikat kation-kation yang diperlukan tanaman di tanah dan tidak
mudah tercuci.
3.

Jenis Tanah dan Karakteristiknya

a)

Tanah Mediteran
Tanah di kawasan Patuk, Gunungkidul termasuk dalam tanah mediteran

karena terbentuk dari pelapukan batuan gamping/batu kapur yang berkembang
dari formasi karang dengan tanah berwarna merah-coklat dan tertimbun dalam
retakan dan depresi. Jenis tanah ini dicirikan oleh penimbunan lempung di

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
14

horizon bawah, tekstur lempung (berat) sehingga kalau kering gumpal sangat
keras, jika basah sangat lekat. Tanah tersebut terletak pada topografi berbukitbergunung, sehingga ketika hujan airnya cepat mengalir ke bawah tidak
menggenang, tingkat keasaman tanah (pH) 6-7,5, kadar unsur hara umumnya
tinggi (Supriyo, 2009).
b) Tanah Regosol
Bukit-bukit pasir di pantai Samas terbentuk dari pasir di pantai yang
berasal dari erosi dan terbawa oleh sungai, kemudian terbawa oleh kekuatan
angin laut yang bersifat deflasi dan akumulasi. Tanah pasir ini termasuk dalam
jenis tanah regosol bukit pasir yang bertekstur kasar dan memiliki kemampuan
menyimpan air sangat rendah, aerasinya sangat baik, drainase cepat, dan
kandungan garam sangat tinggi, hal ini menjadi kendala jika akan ditanami.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut dapat dilakukan dengan pemupukan
dengan bahan organik (pupuk kandang, pupuk kompos, pupuk hijau) atau
material yang mampu menyimpan air banyak (Supriyo, 2009).
c)

Tanah Aluvial
Tanah lempung vulkanik di Paingan termasuk dalam jenis tanah alluvial.

Jenis tanah ini bervariasi dari satu satu daerah ke daerah lainnya. Beberapa
bahan endapan dapat berupa batu kapur, batuan metamorfik, deposit lanau dan
dapat pula berupa abu gunung berapi yang bercampur bahan organik. Tekstur
tanahnya liat atau liat berpasir, mempunyai konsistensi keras waktu kering dan
teguh pada waktu lembab. Kandungan unsur hara relatif kaya dan banyak
tergantung pada bahan induknya, tingkat keasaman (pH) yang sangat rendah
yaitu 4 (Askari, 2010).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
15

D. Pupuk
Pupuk adalah unsur -unsur esensial baik makro maupun mikro, dalam
bentuk komponen anorganik maupun organik yang dibutuhkan oleh tanaman
untuk kelangsungan hidupnya (Yulipriyanto,2010). Pemupukan dilakukan
untuk menambah unsur hara bagi tanah dan tanaman. Pupuk dibedakan
menjadi bermacam-macam dilihat dari bentuknya, bahan pembuatan dan lanlain.
1.

Pupuk Kompos
Kompos adalah pupuk yang dibuat dari hasil penguraian aneka bahan

sampah organik. Pengomposan adalah proses dimana bahan organik
mengalami penguraian secara biologis, khususnya oleh mikroba-mikroba yang
memanfaatkan

bahan

organik

sebagai

sumber

energi.

Bahan

baku

pengomposan adalah semua material yang mengandung karbon dan nitrogen,
seperti kotoran hewan, sampah hijauan, lumpur cair dan limbah industri
pertanian
Kompos yang dihasilkan dari pengomposan sampah dapat digunakan
untuk menguatkan struktur lahan kritis dengan meningkatkan kandungan bahan
organik

tanah

dan

akan

meningkatkan

kemampuan

tanah

untuk

mempertahankan air tanah, menggemburkan kembali tanah pertanian karena
peningkatan aktivitas mikroba, dan sebagai media tanam. Kompos yang
bermutu baik memiliki ciri berwarna coklat tua hingga hitam mirip dengan
warna tanah, tidak larut dalam air, tidak berbau, suhu kurang lebih sama
dengan suhu lingkungan (Alex S.).

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
16

2.

Pupuk Kompos Cacing (kascing)
Kompos cacing adalah kompos yang terbuat dari bahan organik yang

dicerna oleh cacing, yang menjadi pupuk adalah kotoran cacing tersebut.
Pembentukan pupuk ini dengan memelihara cacing dalam tumpukan sampah
organic hingga cacing tersebut berkembang biak dari dalamnya dan
menguraikan sampah organik dan menghasilkan kotoran.
Kualitas kompos cacing tergantung pada jenis bahan media atau pakan
yang digunakan, jenis cacing tanah dan umur kompos cacing. Kompos cacing
yang berkualitas baik memiliki warna hitam kecoklatan hingga hitam, tidak
berbau, bertekstur remah dan matang (C/N < 20). Kompos cacing mempunyai
kemampuan menahan air sebesar 40-60 % sehingga mampu mempertahankan
kelembaban, memperbaiki struktur tanah dan menetralkan pH, menyediakan
unsur hara yang dibutuhkan tanaman (Alex S.).
3.

Pupuk Cair (Lyphotril A.)
Pupuk ini berupa cairan, cara penggunaannya dilarutkan terlebih dahulu

dengan air, pada umumnya pupuk ini disemprotkan ke daun. Pupuk cair
Lyphotril A. merupakan campuran berbagai unsur bahan pupuk, unsur
anorganik dengan bahan organik yang digunakan lewat sistem penyerapan
permukaan stomata atau seluruh pori daun, batang dan buah, dengan
kandungan unsur nitrogen, phosphat, kalium, MgO, CaO, vitamin dan mineral.
Manfaat dan kegunaan dari Lyphotril A. diantaranya :


Mempengaruhi percepatan pada pertumbuhan pucuk daun dan menguatkan
ketahanan daun pada tingginya paparan sinar UV matahari.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
17



Mempercepat proses pertumbuhan bunga dan ketahanan bunga sampai
terjadinya proses pembuahan, serta ketahanan bakal buah pada kondisi
klimat ekstrem.



Memperbesar kemungkinan keberhasilan dalam budidaya, dengan
pencegahan terjadinya kerontokan bunga, buah dan daun, serta percepatan
pertumbuhan dan perkembangannya.



Pemupukan langsung diserap oleh pori permukaan daun (stomata), batang
dan buahnya, dan langsung diproses dalam metabolisme asimilasinya,
sehingga dapat dapat mengurangi derajat kehilangan mikro haranya, maka
proses serapan pada daun, batang dan buahnya akan sangat efisien.
Penekanan karena kehilangan dapat dihindari sekecil mungkin.



Meningkatkan kualitas dan kuantitas panennya.



Mempersingkat waktu panen.



Tidak menggunakan bahan perekat pada musim penghujan.



Tidak

membunuh

menciptakan

keberadaan

keseimbangan

organisme

ekosistem

tanah,

kawasan

sehingga
yang

akan

baru

dan

memudahkan tumbuhnya keanekaragaman hayati dan rehabilitasi predator
alami.


Dapat digunakan untuk mencegah timbulnya keriting daun/patek daun.



Produk pertanian yang dihasilkan akan sangat ramah dengan lingkungan
dan tidak meninggalkan residu pestisida siklis pada hasil pangannya.
(Murwono, 2013)

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
18

E. Tabulampot (Tanaman Buah dalam Pot)
Tabulampot adalah singkatan dari tanaman buah dalam pot. Pada dasarnya
semua pohon buah-buahan bisa ditanam dalam pot. Meski secara fisik tidak
tumbuh sebesar pohon biasa, namun dengan perawatan dan pemupukan yang
baik, tabulampot juga cepat berbuah.
Pemilihan pot yang tepat menjadi modal awal bagi pertumbuhan tanaman.
Dari berbagai jenis bahan pot, yang lebih baik untuk tanaman anggur adalah
pot yang berbahan dasar tanah, hal ini cukup baik pengaruhnya bagi tanaman,
karena pot berbahan dasar tanah memilki pori-pori pada bagian dasarnya yang
dapat menyerap air, sehingga akar tanaman tidak mudah kekeringan apabila
terlambat menyiram dan tidak akan lembab apabila terlalu banyak air
penyiraman.

F. Hipotesis
1.

Terdapat perbedaan nyata pertumbuhan tanaman anggur dari ketiga jenis

media tanah yang diberikan.
2.

Media tanah yang paling baik untuk pertumbuhan tanaman anggur varietas

Pobolinggo Biru adalah jenis tanah regosol dari pantai Samas.
3.

Pola pertumbuhan tanaman anggur pada ketiga jenis media tiap minggu

menunjukkan kenaikan pertumbuhan.
4.

Terdapat perbedaan ketahanan tanaman anggur terhadap hama dan

penyakit pada ketiga jenis media tanam. Tanah yang lebih liat akan
menyebabkan lingkungan lebih lembab sehingga mudah terserang jamur.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI

BAB III
METODE PENELITIAN
A. RancanganPenelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental karena
dilakukan dengan sengaja memberikan suatu perlakuan terhadap objek
penelitan kemudian diteliti bagaimana akibatnya dari perlakuan yang
diberikan. Dalam penelitian ini perlakuan yang diberikan adalah perbedaan
jenis tanah sebagai media tanam yang diterapkan pada objek penelitian yaitu
tanaman anggur varietas Probolinggo Biru. Jenis tanah yang digunakan sebagai
perlakuan adalah tanah mediteran, regosol dan aluvial dengan tiga pengulangan
untuk masing-masing perlakuan. Data yang dibutuhkan untuk analisis adalah
tinggi tanaman, diameter batang, jumlah daun dan presentase sisa daun sehat
yang diambil satu minggu sekali.

B. Variabel Penelitian
Terdapat tiga variable yaitu variabel bebas, variabel terikat dan variabel
kontrol dalam penelitian ini.
1.

Variabel bebas yaitu media tanah yang digunakan yaitu jenis tanah
mediteran, regosol dan alluvial.

2.

Variabel terikat yaitu pertumbuhan tanaman yang diukur dari tinggi
tanaman, jumlah daun,diameter batang dan presentase daun sehat dari 12
tanaman anggur varietas Probolinggo Biru.

3.

Variabel kontrol yaitu varietas anggur Probolinggo Biru,umur bibit, jenis
pot, penambahan pasir pada setiap perlakuan dan faktor lingkungan
19

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
20

seperti suhu, sinar matahari, jumlah dan waktu penyiraman, pemberian
pupuk, penggemburan tanah dan penyiangan.
C. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian RAL atau Rancangan Acak
Lengkap.Dalam penelitian ini terdapat 3 perlakuan yang dilambangkan P1, P2,
P3 dan kontrol yang dilambangkan dengan K, dengan pengulangan sebanyak 3
kali sehingga seluruhnya terdapat 12 satuan percobaan. Dengan demikian
layout percobaan dapat dibuat seperti di bawah ini ;
Tabel 1.Layout Penelitian
P1a
P2a
P3a

K

P1b

P2b

P3b

K

P1c

P2c

P3c

K

Keterangan :
a;b;c
P1
P2
P3
K

: pengulangan
: perlakuan pada media tanah mediteran
: perlakuan pada media tanah regosol
: perlakuan pada media tanah aluvial
: kontrol

D. Tempat dan Waktu Penelitian
Pengamatan dilakukan sejak 6 November 2013 hingga 26 Februari
2014, berlokasi di Kebun Percobaan Prodi Pendidikan Biologi, Paingan,
Maguwoharjo, Sleman.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
21

E. Alat dan Bahan
1.

Alat

a) Pot

g)

Gelas ukur 1 liter

b) Meteran

h)

Ember

c) Kawat

i)

Tali rafia

d) Cangkul

j)

Gunting

e) Sekop

k)

Tabung semprot

f)

l).

Jangka sorong

2.

Bilah bambu
Bahan

a)

Bibit tanaman anggur

f) Pupuk kascing

probolinggo biru

g) Insektisida Lannate

b) Tanah alluvial

h) Fungisida Cobox

c)

i) Pupuk daun Lyphotril A

Tanah regosol

d) Tanah mediteran
e)

j). Air

Pupuk kompos

F.

Cara Kerja

1.

Penyiapan Lahan
a) Membersihkan lahan lokasi penelitian dari rumput.
b) Memasang pagar di sekeliling lahan
c) Mengukur jarak posisi antar pot 2 meter
d) Menempatkan pot pada posisi yang telah ditentukan
e) Batang kayu hidup ditancapkan di sebelah kanan dan kiri masingmasing pot

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
22

f)

Setiap batang dihubungkan dengan kawat yang dipasang mendatar
sebanyak 2-3 jajar..

g) Kawat pertama dipasang dengan ketinggian 60 cm dari permukaan
tanah, kawat berikutnya berjarak 70 cm dari kawat sebelumnya.
2.

Penyiapan Media Tanam
a) Mengambil tanah regosol dari gumuk pasir pantai Samas, Bantul
b) Mengambil tanah alluvial dari kebun obat Kampus III Universitas
Sanata Dharma, Paingan, Sleman
c) Mengambil tanah mediteran dari lahan milik Universitas Sanata
Dharma di kecamatan Patuk, Gunungkidul
d) Menghaluskan tanah yang menggumpal

3.

Penyampuran Pupuk dan Tanah
a) Pupuk kompos dan kascing ditakar menggunakan ember yang
berukuran sama dengan perbandingan 1 : 1
b) Pupuk dibolak-balik menggunakan cangkul sehingga tercampur.
c) Tanah regosol dicampur dengan pasir dan pupuk mengikuti
perbandingan 2 : 1 : 1
d) Tanah alluvial dicampur dengan pupuk dan pasir mengikuti
perbandingan 2 : 1:1
e) Tanah mediteran dicampur dengan pupuk dan pasir mengikuti
perbandingan 2 : 1 : 1
f)

Kontrol dibuat dengan perbandingan antara pasir dan pupuk adalah
1:1

g) Hasil penyampuran dimasukkan ke dalam 3 pot untuk masing-masing
perlakuan, sebanyak 2/3 bagian pot.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
23

h) Media disiram dan didiamkan selama 3 hari
4.

Penanaman
a) Pada bagian tengah pot, tanah digali menggunakan sekop.
b) Media tanam dalam polybag bibit disiram dengan air bersih hingga
cukup basah namun tidak sampai becek.
c) Salah satu sisi polybag digunting untuk memudahkan membuka
polybag.
d) Setelah polybag terbuka, bibit dikeluarkan dan diusahakan bentuk
tanah tetap utuh.
e) Bibit anggur yang sudah dikeluarkan, ditanam tepat di tengah-tengah
lubang, dengan posisi bibit tegak.
f)

bidang perakaran dan pangkal batang bibit tanaman anggur ditimbun
dengan lapisan tanah atas, sambil dipadatkan pelan-pelan.

g) Sekitar perakaran bibit tanaman anggur disiram hingga cukup basah
atau lembab.
h) Bilah bambo ditancapkan dekat dengan tanaman anggur sebagai
tempat merambat.
5.

Perawatan
a) Penyiraman
1) Tanaman disiram setiap hari pada pagi hari dan disesuaikan dengan
kelembaban tanah.
2) Jumlah air yang diberikan untuk setiap perlakuan adalah sama yaitu 1
liter.
b) Pemupukan
1) Pupuk yang diberikan adalah pupuk cair Lyphotril A

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
24

2) Diberikan 5 hari setelah tanam, kemudian 7 hari sekali selama 2 bulan,
setelah itu diberikan setiap 15 hari sekali.
3) Lyphotril A diencerkan terlebih dahulu dengan takaran 72 ml
diencerkan pada 10 liter air.
4) Pemberian dilakukan dengan menyemprotkan pada bagian daun yang
menghadap bawah pada pagi hari.
5) Pupuk kascing juga diberikan untuk menambah nutrisi yang hilang
terutama setelah hujan.
c) Pengendalian Hama dan Penyakit
1) Sekeliling batang diberi abu gosok untuk menghindari semut dan
rayap.
2) Insektisida disemprotkan secara berkala 1 minggu sekali pada daun
dan batang pada sore hari dengan pengenceran terlebih dahulu.
3) Pembersihan lahan dari gulma secara berkala untuk mengurangi
keberadaan hama dan kelembaban yang dapat menyebabkan jamur.
4) Fungisida disemprotkan seminggu satu kali dengan pengenceran
terlebih dahulu.
d) Pemangkasan
1) Cabang primer diikatkan pada bilah bambu untuk membantu
menopang tegaknya tanaman.
2) Tunas yang muncul di ketiak batang dibuang.
3) Saat tanaman mencapai tinggi 50 cm pucuk dipangkas. Disisakan 2
tunas yang akan ditumbuhkan menjadi cabang sekunder.
4) Sulur dari cabang sekunder diarahkan untuk merambat di pagar atau
dibantu dengan diikat mengguanakan tali rafia.

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
25

5) Setelah cabang sekunder mencapai panjang ± 20 cm, pucuk dipangkas
untuk mendapatkan cabang – cabang tersier.
6.

Pengamatan
a) Pengukuran tinggi batang dilakukan dengan mengukur panjang
tanaman dari pangkal hingga ujung pada setiap cabang menggunakan
meteran dan hasil setiap minggu dicatat dalam tabel2.
Tabel 2.Instrumen pengumpulan data tinggi tanaman
tinggi tanaman (cm)
Hari
no

P1

P2

P3

Keterangan

pengamatan
a

b

c

a

b

c

a

b

c

b) Jumlah daun yang dihitung adalah seluruh daun yang berada di
tanaman termasuk yang masih berupa pucuk-pucuk daun kemudian
data dimasukkan dalam tabel 3.
Tabel 3. Instrumen pengambilan data jumlah daun
Jumlah daun
Hari
no

P1

P2

P3

Keterangan

pengamatan
a

c)

b

c

a

b

c

a

b

c

PLAGIAT
PLAGIATMERUPAKAN
MERUPAKANTINDAKAN
TINDAKANTIDAK
TIDAKTERPUJI
TERPUJI
26

c) Diameter batang yang diukur adalah cabang paling besar yang
terdapat di pangkal cabang primer dan data dimasukkan dalam tabel 4.
Tabel 4. Instrumen pengambilan data diameter batang
diameter batang (cm)
Hari
no

P1

P2

P3

Keterangan

pengamatan
a

b

c

a

b

c

a

b

c

d) Ketahanan tanaman angg