BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Kontekstual 1. Pemahaman Konsep Matematika - PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) SISWA KELAS VII SMP N 5 SATU ATAP PURWANEGARA - repository perpustakaan

BAB II KAJIAN TEORITIK A. Deskripsi Kontekstual 1. Pemahaman Konsep Matematika Menurut Benyamin S. Bloom (dalam Arifin, 2011: 21) pemahaman

  adalah jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk memahami atau mengerti tentang materi pelajaran yang disampaikan guru dan dapat memanfaatkannya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain.

  Dalam Syaiful (2010: 71) konsep merupakan buah pemikiran seseorang atau sekelompok orang yang dinyatakan dalam definisi sehingga melahirkan produk pengetahuan meliputi prinsip, hukum dan teori. Dalam Kosasih (2014 : 32) konsep merupakan segala yang berwujud pengertian- pengertian baru yang timbul sebagai hasil pemikiran, penyimpulan atau pemaknaan kembali suatu fakta.

  Pemahaman konsep merupakan kompetensi yang ditunjukkan siswa dalam memahami konsep dan dalam melakukan prosedur (algoritma) secara luwes, akurat, efisien dan tepat (Asep dkk, 2013 : 149). Jika seorang siswa telah menemukan konsep dengan cara apa pun, mereka akan melakukannya karena memiliki beberapa pemahaman tentang konsep itu, betapapun terbatas atau tidak sesuai hubungannya dalam pengertian mereka mungkin (Patrick Bomby, 2007 : 44).

  6 Menurut Hariwijaya (2009 : 29) matematika secara umum didefinisikan sebagai bidang ilmu yang mempelajari pola dari struktur, perubahan dan ruang. Pandangan lain mendefinisikan matematika sebagai ilmu dasar yang mendasari ilmu pengetahuan lain.

  Adapun Indikator Pemahaman Konsep Matematika menurut Peraturan Pemerintah tahun 2014 Nomor 58 meliputi : 1) Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari.

  Siswa mampu menyatakan bangun persegi panjang ABCD dengan menyebutkan sifat-sifat bangun persegi panjang tersebut seperti sisi- sisi, sudut dan diagonalnya. 2) Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut.

  Siswa dapat menyebutkan sudut-sudut yang sama besar dan sisi-sisi yang sama panjang pada bangun persegi panjang.

  3) Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep.

  Siswa dapat menyebutkan pengertian bangun persegi panjang ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya.

  4) Menerapkan konsep secara logis Siswa dapat menghitung keliling sebuah persegi panjang dengan panjang dan lebar yang diketahui.

  5) Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajari.

  Siswa dapat menyebutkan contoh benda-benda persegi panjang yang ada disekitar lingkungannya.

  6) Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis (tabel, grafik, sketsa, model matematika atau cara lainnya.

  Siswa dapat mencari panjang persegi panjang yang dinyatakan dengan simbol jika diketahui lebar dan luasnya.

  7) Mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar matematika.

  Siswa dapat menentukan koordinat titik D pada bidang cartesius suatu bangun jajar genjang ABCD dengan koordinat titik A, B dan C sudah diketahui. 8) Mengembangkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep.

  Siswa dapat mencari panjang diagonal pada sebuah persegi panjang yang diketahui panjang dan lebarnya.

  Jadi dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep matematika adalah jenjang kemampuan yang menuntut siswa untuk memahami atau mengerti sehingga menghasilkan sebuah pemikiran yang dinyatakan dalam suatu definisi yang meliputi prinsip, hukum dan teori serta dijadikan ilmu dasar yang mendasari ilmu pengetahuan lain.

2. Pembelajaran Kooperatif

  Menurut Slavin (1995) pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok- kelompok kecil yang berjumlah 4-6 orang secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Dalam pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung ke arah pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak hanya memberikan pengetahuan pada siswa, tetapi juga harus membangun pengetahuan dalam pikirannya. Dalam pembelajaran ini akan tercipta sebuah interaksi yang lebih luas, yaitu interaksi dan komunikasi yang dilakukan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, dan siswa dengan guru (multy way

  traffic comunication ). Pembelajaran kelompok ini terarah, terpadu, efektif-

  efisien, ke arah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerja sama, saling membantu (sharing) sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif (survive). Sistem penilaian dalam pembelajaran ini dilakukan terhadap kelompok sehingga setiap kelompok akan memperoleh penghargaan (reward) jika mencapai skor di atas kriteria yang ditentukan. Keberhasilan kelompok bergantung pada anggota kelompok yang saling membantu, saling mendukung dan saling peduli.

  Menurut (Nurulhayati, dalam Rusman (2011 : 204)) mengemukakan lima unsur dasar pembelajaran ini, yaitu : (1) ketergantungan yang positif, (2) pertanggungjawaban individual, (3) kemampuan bersosialisasi, (4) tatap muka dan (5) evaluasi proses kelompok. Maksud ketergantungan yang positif adalah suatu bentuk kerja sama yang sangat erat kaitan antara anggota kelompok. Kerja sama ini dibutuhkan untuk mencapai tujuan. Sedangkan maksud dari pertanggung jawaban individual adalah kelompok tergantung pada cara belajar perseorangan seluruh anggota kelompok. Pertanggungjawaban memfokuskan aktivitas kelompok dalam menjelaskan konsep pada satu orang dan memastikan bahwa setiap orang dalam kelompok siap menghadapi aktivitas lain di mana siswa harus menerima tanpa pertolongan anggota kelompok. Pembelajaran kooperatif mewadahi bagaimana siswa dapat bekerja sama dalam kelompok, tujuan kelompok adalah tujuan bersama. Situasi kooperatif merupakan bagian dari siswa untuk mencapai tujuan kelompok, siswa harus merasakan bahwa mereka akan mencapai tujuan, maka siswa lain dalam kelompoknya memiliki kebersamaan, artinya tiap anggota kelompok bersikap kooperatif dengan sesama anggota kelompoknya. Pembelajaran ini dicirikan oleh struktur tugas, tujuan dan penghargaan kooperatif. Siswa yang bekerja dalam situasi pembelajaran kooperatif didorong dan dikehendaki untuk bekerja sama pada suatu tugas bersama dan mereka harus mengkoordinasikan usahanya untuk menyelesaikan tugasnya. Dalam penerapannya, dua atau lebih individu saling bergantung satu sama lain untuk mencapai satu penghargaan bersama.

  Jadi pembelajaran kooperatif adalah suatu pembelajaran kelompok dengan siswa yang bersifat heterogen, secara kolaboratif melatih siswa untuk saling membantu, peduli dan saling mendukung sehingga menjadikan individu yang bertanggung jawab dan mandiri sehingga siap dalam menghadapi tes dan tugas.

3. Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

  Pembelajaran kooperatif tipe TAI merupakan pembelajaran yang membentuk kelompok kecil 4-6 siswa yang heterogen yaitu dari latar belakang individu yang berbeda tingkat kemampuannya (Slavin, 2005). Dalam kelompok ini, para siswa dari kemampuan rendah, sedang dan tinggi dilatih untuk saling membantu, peduli dan saling mendukung satu sama lain sehingga setiap individu mempunyai peluang sama untuk mencapai prestasi.

  Pembelajaran TAI memiliki 8 komponen antara lain sebagai berikut :

  1. Teams yaitu pembentukan kelompok heterogen yang terdiri atas 4-5 siswa.

  2. Placement Test yaitu pemberian pre-test kepada siswa atau melihat rata- rata nilai harian siswa agar guru mengetahui kelemahan siswa pada bidang tertentu.

  3. Curiculum Materials yaitu siswa bekerja secara individu tentang materi kurikulum.

  4. Team Study yaitu tahapan tindakan belajar yang harus dilaksanakan oleh guru dan kelompok pada siswa yang membutuhkan bantuan.

  5. Team Scores and Team Recognition yaitu pemberian skor atau penghargaan terhadap hasil kerja kelompok dalam menyelesaikan tugas.

  6. Teaching Group yaitu pemberian materi secara singkat oleh guru sebelum pemberian tugas.

  7. Fast Test yaitu pelaksanaan tes kecil berdasarkan fakta yang diperoleh siswa.

  8. Whole-Class Units yaitu pemberian materi oleh guru di akhir waktu pembelajaran dengan strategi pemecahan masalah.

  Adapun langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe TAI adalah sebagai berikut : a. Tahap I : Placement Test

  Guru memberikan pre-tes kepada siswa atau melihat rata-rata nilai ulangan harian sebelum ditempatkan dalam kelompok belajar.

  b. Tahap II : Teaching Group Guru memberikan materi secara singkat, mengaplikasikan ke dalam kehidupan sehari-hari, mengajukan pertanyaan kepada siswa dan memberi kesempatan untuk bertanya pada siswa yang belum paham.

  c. Tahap III : Teams Setiap kelompok mengerjakan tugas berupa LKS dari guru dan guru memberi bantuan secara individual bagi yang memerlukan.

  d. Tahap IV : Team Study Setiap kelompok mengerjakan tugas berupa LKS dari guru dan guru memberi bantuan secara individual bagi yang memerlukan. e. Tahap V : Student Creative Beberapa kelompok melaporkan keberhasilan kelompoknya dengan mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan teman-teman dan kelompok lain menanggapi jawaban dari kelompok tersebut.

  f. Tahap VI : Fact Test Guru memberikan kuis kepada siswa untuk dikerjakan secara individual.

  g. Tahap VII : Team Scores and Team Recognition Guru menetapkan kelompok terbaik hingga kelompok yang kurang berhasil (jika ada) berdasarkan hasil koreksi.

  h. Tahap VIII : Whole-Class Units Guru memberi ulasan materi serta menarik kesimpulan di akhir pembelajaran.

  Keunggulan dan kelemahan pembelajaran kooperatif tipe TAI (Slavin,2005:190) :

  a. Keunggulan 1) Guru akan terlibat secara minimal dalam pengaturan dan pengecekan rutin.

  2) Guru akan menggunakan paling sedikit separuh waktunya mengajar dalam kelompok-kelompok kecil.

  3) Membantu siswa yang mengalami kesulitan. 4) Menyuburkan hubungan anatara pribadi yang positif diantara siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda.

  5) Pelaksanaan program sederhana. 6) Siswa akan termotivasi pada hasil secara teliti dan cepat. 7) Para siswa dapat mengecek pekerjaan satu sama lain.

  b. Kelemahan 1) Bila interaksi dengan teman kurang terarah membuat kelas menjadi gaduh.

  2) Pembahasan materi memerlukan waktu relatif lebih lama dan kelengkapan alat atau media.

  3) Memerlukan kesabaran anggota lain dalam suatu kelompok untuk membantu siswa yang lemah.

B. Pokok Bahasan

  Pokok bahasan segiempat diberikan kepada siswa SMP/MTS untuk kelas VII semester genap. Adapun pokok bahasan meliputi:

  Standar Kompetensi : 6. Memahami konsep segiempat dan segitiga serta menentukan ukurannya.

  Kompetensi Dasar meliputi:

  6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, trapesium, jajar genjang, belah ketupat dan layang-layang.

  6.3 Menghitung keliling dan luas bangun segi empat serta menggunakannya dalam pemecahan masalah.

  Indikator meliputi :

  6.2.3 Menjelaskan pengertian jajar genjang, persegi, persegi panjang, belah ketupat dan layang-layang menurut sifatnya.

  6.2.4 Menjelaskan sifat-sifat segiempat ditinjau dari sisi, sudut dan diagonalnya.

  6.3.1 Menurunkan rumus keliling bangun segiempat.

  6.3.2 Menurunkan rumus luas bangun segiempat.

  6.3.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan menghitung keliling dan luas bangun segiempat.

C. Kerangka Pikir

  1. Tahap I (Memberikan pre-test)

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

  7. Tahap VIII (Memberikan ulasan materi) Dengan adanya perlakuan pembelajaran kooperatif tipe TAI diharapkan indikator

  6. Tahap VII (Memberikan Penghargaan)

  5. Tahap VI (Memberikan kuis secara individual)

  4. Tahap V (Penyajian hasil diskusi)

  3. Tahap III + IV (Diskusi kelompok)

  2. Tahap II (Penyampaian materi)

  Pemahaman konsep matematika masih rendah Tahap-tahap Pembelajaran TAI (Team Assisted Individualization) :

  Indikator Pemahaman Konsep 1. Menyatakan ulang konsep yang telah dipelajari.

  8. Mengembangkan syarat perlu dan atau syarat cukup suatu konsep. Berdasarkan hasil observasi pemahaman konsep siswa kelas VII A SMP N 5 Satu Atap Purwanegara dinyatakan masih rendah.

  7. Mengaitkan berbagai konsep dalam matematika maupun di luar matematika.

  6. Menyajikan konsep dalam berbagai macam bentuk representasi matematis (tabel, grafik, sketsa, model matematika atau cara lainnya).

  5. Memberikan contoh atau contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajari.

  4. Menerapkan konsep secara logis.

  3. Mengidentifikasi sifat-sifat operasi atau konsep.

  2. Mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut.

  • – indikator pemahaman konsep siswa yang telah tersebut diatas dapat meningkat.
Pembelajaran kooperatif tipe TAI dilaksanakan melalui 8 langkah yang telah dijelaskan pada tinjauan pustaka. Langkah ke-I adalah pemberian pre-test pada siswa sebelum ditempatkan dalam kelompok belajar, pada langkah pertama digunakan untuk pernyataan ulang sebuah konsep oleh siswa artinya jika siswa dalam mengerjakan pre-test sesuai konsep yang benar maka langkah ke-I ini diharapkan dapat meningkatkan indikator dalam menyatakan ulang sebuah konsep.

  Langkah ke-II adalah pemberian materi dan tujuan yang akan diajarkan kepada siswa sehingga siswa lebih memahami akan kearah mana mereka melakukan proses pembelajaran. Dengan demikian siswa tidak akan mengalami kesulitan karena sudah dijelaskan dari awal tentang apa yang akan mereka pelajari. Hal ini dapat meningkatkan siswa dalam mengklasifikasikan objek-objek berdasarkan dipenuhi tidaknya persyaratan yang membentuk konsep tersebut.

  Langkah ke-III + IV adalah pembentukan kelompok dan mengerjakan tugas. Pada langkah ini dalam mengerjakan tugas diharapkan dapat meningkatkan pemahamahan siswa dalam mengidentifikasi sifat- sifat operasi / konsep, menerapkan konsep secara logis dan memberikan contoh / contoh kontra (bukan contoh) dari konsep yang dipelajari.

  Langkah ke-V adalah menyajikan hasil diskusi di depan siswa lain. Langkah ini digunakan untuk menyajikan konsep dalam berbagai bentuk representasi matematis, sehingga siswa dapat mempertanggungjawabkan hasil diskusi kelompoknya dan melatih keberanian siswa dalam mempresentasikan hasil diskusinya.

  Langkah ke-VI adalah pemberian kuis untuk dikerjakan secara individu. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan pengembangan syarat perlu atau syarat cukup suatu konsep. Langkah ke-VII adalah memberikan penghargaan pada kelompok terbaik. Pada langkah ke-VII+VIII dengan adanya pemberian penghargaan dan pemberian ulasan materi diharapkan dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep atau algoritma pemecahan masalah.

  Dengan demikian pembelajaran kooperatif tipe TAI diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemahaman konsep matematika siswa kelas VII A SMP N 5 Satu Atap Purwanegara.

D. Hipotesis Tindakan

  Berdasarkan kerangka berfikir di atas, maka rumusan hipotesis tindakan dalam penelitian ini adalah melalui pembelajaran TAI (Team , pemahaman konsep matematika siswa kelas VII A

  Assisted Individualization) SMP N 5 Satu Atap Purwanegara dapat meningkat.

Dokumen yang terkait

1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA

1 1 14

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA SMP MUHAMMADIYAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED IND

0 1 13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM MATERI IMAN KEPADA KITAB ALLAH MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI 2 KAUMAN KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2013 - Test Repository

0 0 135

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DALAM MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR PAI SISWA KELAS VIII D DI SMP N 9 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017

0 1 140

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pemahaman Konsep 1. Pengertian Pemahaman Konsep - Analisis Pemahaman Konsep Siswa SMP dalam Menyelesaikan Masalah Matematika ditinjau dari Kecerdasan Emosional - Repository Universitas Islam Majapahit

0 1 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Pengertian Kurikulum - FILE 5 BAB II

0 0 17

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Pustaka 1. Aṣ-Ṣalātu al-Wus ṭ - FILE 5 BAB II

0 0 42

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN BUKU SAKU UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK STOIKIOMETRI KELAS X IPA 6 SMA NEGERI 2 KARANGANYAR TAHUN PELAJARAN 2015/2016 - UNS Institutional

0 0 18

IMPLEMENTASI COOPERATIVE LEARNING TAI (TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION) BERBANTUAN MODUL PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK HIDROLISIS GARAM KELAS XI MIA DI SMA N 1 BANYUDONO TAHUN PELAJA

0 0 18

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TAI (TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION) DAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MATERI PERSEGI PANJANG DI KELAS VII SMP NEGERI 16 PALEMBANG -

0 0 144