Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk menarik minat siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan termodinamika di kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta - USD Reposi

  

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT

TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENARIK MINAT SISWA DAN

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN

TERMODINAMIKA DI KELAS XI IPA 1 SMA PANGUDI LUHUR SANTO YOSEF

SURAKARTA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Pendidikan Fisika Disusun oleh :

  NICKASIUS SINDHUNATA NIM : 091424032

  

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  Terima Kasih Theotokos Karena Menjadi Pengungsian Dan Perantaraku Pada – Nya. Terima Kasih Archangel St. Michael Yang Selalu Menjadi Pembelaku Dari Kuasa Jahat. Terima Kasih St. Dyonisios Zakhyntos Yang Telah Menjadi Inspirasi Untuk Berlaku Kudus.

  

MOTTO

“THE RIGHTEOUS SHALL FLOURISH LIKE A PALM TREE. HE SHALL GROW LIKE A

CEDAR IN LEBANON”

  • PSALMS 92:12
    • – Terima Kasih Tuhan Yesus Kristus Atas Jaminan Keselamatan Kekal Yang Aku Terima.

  

HALAMAN PERSEMBAHAN

SKRIPSI INI SECARA KHUSUS AKU PERSEMBAHKAN UNTUK:

“YHWH SABAOTH YANG TELAH MENYATAKAN DIRI-NYA DALAM TIGA

PRIBADI DALAM SATU HAKEKAT DAN MENJADI JURU SELAMATKU YANG

  

ABADI”.

  

“CAROLINA MADE DAHLIANTI MAMAKU TERKASIH YANG DIBERKATI

ALLAH”.

  

“ DAN UNTUK SEGALA MAKHLUK CIPTAAN ELOHIM YANG MENJADIKAN

HIDUPKU SEMPURNA”.

  ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah model pembelajaran kooperatif tipe

  STAD dapat menarik minat dan meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta. Tujuan lain dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap model pembelajaran kooperatif tipe STAD dibandingkan dengan model pembelajaran berbasis ceramah.

  Penelitian ini menggunakan metode penelitian riset gabungan yang pengumpulan data kuantitatifnya dengan menggunakan pre

  • – test, post – test, kuesioner minat, dan kuesioner

  tanggapan. Data kualitatif didapatkan dengan melakukan observasi selama pengumpulan data, pengambilan foto, pengambilan video, dan wawancara dengan beberapa guru. Subjek penelitian ini adalah siswa sebagai kelas

  1

  • – siswi SMA PL St. Yosef Surakarta kelas XI IPA eksperimen dan XI IPA sebagai kelas kontrol. Treatment penelitian ini adalah pelaksanaan

  2 model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division).

  Keabsahan data dilakukan dengan perpanjangan pengamatan melalui wawancara dengan guru fisika, dan trianggulasi data. Analisis data kualitatif menggunakan analisis teknik pemikiran induktif. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menggunakan statistik dengan bantuan program SPSS dan Microsoft Excel.

  Hasil penelitian yang diperoleh adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD ternyata dapat menarik minat dan meningkatkan hasil belajar siswa.

  ABSTRACT This study was purposed to know whether Cooperative Learning Type STAD was able to increase the study interest and study result of Surakarta SMA Pangudi Luhur St.

  Yosef ‘s students in physics learning. The other aim of this study was to know the student’s respons about Cooperative learning Type STAD compared toTraditional Learning.

  This research is qualitative and quantitative. The quantitative datas are collected trough pre

  • – test , post – test ,interest questionaire, and respon questionaire. Qualitative datas are collected trough observations, photos, recording videos, and interview by some teachers. The subjects of the research are students of SMA PL St. Yosef Surakarta Class XI IPA as

  1

  experiment class dan Classn XI IPA as a control class. The treatment of this research was

  2 realization of Cooperative Learning.

  The validities of these datas had done by continuing observation by interview with physics teacher in that school and datas’ triangulation. Analysis of qualitative datas used inductive thinking analysis. Quantitative datas were analyzed using statistics SPSS program and Microsoft Excel.

  The result of this research was Cooperative Learning Type STAD could improve the interest and the knowledge of students.

KATA PENGANTAR

  Puji syukur peneliti ucapkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat serta rahmat-Nya, sehingga peneliti telah menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar. Skripsi ini merupakan tugas akhir guna memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana.

  Peneliti menyadari bahwa dalam pelaksanaan dan penyusunan tugas akhir ini tidak lepas dari bimbingan, dorongan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, perkenankanlah peneliti menghaturkan ucapan terima kasih kepada:

  1. Prof. Dr. Paul Suparno S.J., M.S.T, selaku dosen pembimbing atas bimbingan, pengarahan, bantuan, serta kesabaran selama penyusunan skripsi sampai selesai.

  2. Ibu Dwi Nugraheni Rositawati, S.Si., M.Si., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan dukungan, semangat, dan motivasi.

  3. Segenap Dosen Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma yang telah membantu memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis.

  4. Segenap Karyawan Sekretariat JPMIPA yang telah memberikan bantuan dalam memperlancar perijinan penelitian maupun tugas kuliah lainnya.

  5. Br. Yohanes Sudaryono, M.Pd, FIC., selaku kepala sekolah SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta atas izin yang diberikan kepada peneliti untuk melaksanakan penelitian di SMA SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta.

  6. Bapak Agustinus Budi Santosa, S.Pd selaku guru fisika SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta yang telah merelakan jam mengajarnya untuk digunakan penelitian dan telah memberikan banyak masukan bagi pelaksanaan penelitian ini.

  7. Susilo Budi Novianto, S.Si (Mas Sus) yang telah membantu perijinan dan pembuatan surat keterangan telah melakukan penelitian di SMA PL St. Yosef Surakarta.

  8. Bapak dan Ibu guru serta segenap karyawan dan karyawati SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta yang selalu mendukung dan memberikan petunjuk kepada peneliti selama melakukan penelitian.

  9. Adik - adik SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta, khususnya kelas XI IA dan kelas

  1 XI IA , yang telah membantu kelancaran praktik mengajar dengan segala perhatian dan

  2 kerjasamanya.

  10. Kedua orang tua penulis tercinta yang telah memberi cinta, semangat, arahan, dan bersusah payah memberikan dukungan moril dan materiil selama penyusunan skripsi

  DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. ii SUSUNAN PENGUJI ......................................................................................... iii MOTTO ............................................................................................................... iv HALAMAN PERSEMBAHAN ......................................................................... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA .............................................................. vi HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ vii ABSTRAK .......................................................................................................... viii ABSTRACT ......................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ......................................................................................... x DAFTAR ISI ........................................................................................................ xii DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiv DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xix

  BAB I PENDAHULUAN .................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah .......................................................................... 1 B. Rumusan Masalah .................................................................................... 8 C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 9 D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 9 BAB II LANDASAN TEORI .............................................................................. 10 A. Pergeseran Paradigma Dan Pandangan Kuno Mengenai Proses Pembelajaran ............................................................... 10 B. Hakikat Belajar, Pembelajaran, Mengajar, Siswa,Minat, Dan Hasil Belajar ............................................. 13

  1. Hakikat Belajar ................................................................................. 13

  2. Hakikat Pembelajaran ........................................................................ 15

  3. Hakikat Mengajar............................................................................... 16

  4. Hakikat Siswa .................................................................................... 17

  5. Minat Belajar ..................................................................................... 19

  6. Hasil Belajar Siswa ........................................................................... 22

  a. Hasil Belajar .......................................................................... 22

  b. Faktor Yang Mempengaruhi

  C. Model Pembelajaran Kooperatif .............................................................. 26

  1. Definisi Model Pembelajaran Kooperatif .......................................... 26

  2. Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif ........................................... 28

  3. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad ...................................... 29

  D. Materi Ajar Terkait .................................................................................. 32

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ............................................................ 41 A. Jenis Penelitian ........................................................................................ 42 B. Subjek Penelitian ...................................................................................... 42 C. Tempat Dan Waktu Penelitian ................................................................. 42 D. Treatment ................................................................................................. 42 E. Instrumen Penelitian................................................................................. 43 F. Validitas Tes............................................................................................. 61 G. Analisis Data ............................................................................................ 61 BAB IV DATA DAN ANALISIS ....................................................................... 67 A. Pembahasan Hasil Observasi Selama Proses Pengambilan Data ............. 67 B. Minat Belajar Siswa Terhadap Pembelajaran ......................................... 82 C. Analisa Data Pre

  • – Test Dan Post – Test Untuk Mengetahui Peningkatan Hasil Belajar Siswa .............................. 87

  D. Pengolahan Data Kuesioner Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Yang Diberikan...................................... 94

  BAB V PENUTUP ............................................................................................. 98 A. Kesimpulan ............................................................................................. 98 B. Saran ........................................................................................................ 99 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 100

  DAFTAR TABEL

  Tabel 1. Kuesioner Minat ARCS Menurut John Keller ...................................................... 44 Tabel 2. Kuesioner Minat Siswa Terhadap

  Pembelajaran Modifikasi Pertama ........................................................................ 46 Tabel 3. Kuesioner Minat Siswa Terhadap

  Pembelajaran Modifikasi Kedua/ Akhir ............................................................... 48 Tabel 4. Kisi

  • – Kisi Pre Test ............................................................................................... 50 Tabel 5. Kisi – Kisi Post Test ............................................................................................. 53

  Tabel 6. Pemberian Skor Kuesioner Pernyataan Positif ..................................................... 61 Tabel 7. Pemberian Skor Kuesioner Pernyataan Negatif .................................................... 62 Tabel 8. Pemberian Kategori Kuesioner Minat Siswa ........................................................ 62 Tabel 9. Penggolongan Pernyataan

  Dalam Angket Minat Berdasarkan Kriteria dan Kondisi ..................................... 62 Tabel 10. Tabel Input Skor Kuesioner ................................................................................ 63 Tabel 11. Tabel Kategori Minat .......................................................................................... 63 Tabel 12. Tabel Perbandingan Minat Kedua Kelas

  Dengan Pembelajaran Yang Berbeda ................................................................. 64 Tabel 13. Skor Individual Pre-Test Siswa Untuk Setiap Soal ............................................ 65 Tabel 14. Skor Individual Post-Test Siswa Untuk Setiap Soal ........................................... 65 Tabel 15. Tabel Tanggapan Siswa Terhadap Proses Pembelajaran .................................... 66 Tabel 16. Data Minat Kelas Eksperimen ............................................................................ 82 Tabel 17. Tabel Interpretasi Minat Siswa Pada

  Kelas Eksperimen Berdasarkan Kondisi ............................................................ 83 Tabel 18. Data Kuesioner Minat Kelas Kontrol ................................................................. 83 Tabel 19. Interpretasi Minat Kelas Kontrol Berdasarkan Kondisi ..................................... 84 Tabel 20. Tabel Perbandingan Minat Kedua Model Pembelajaran. ................................... 85 Tabel 21. Perbandingan Nilai Pre

  • – Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ................ 87 Tabel 22. Tabel Mean Perbandingan Nilai Pre – Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol........................................................................... 88

  Tabel 24. Perbandingan Nilai Pre

  • – Test dan Post - Test Kelas Eksperimen ..................... 89 Tabel 25. Mean Perbandingan Nilai Pre – Test dan Post - Test Kelas Eksperimen ........... 89

  Tabel 26. Uji T Dependent Group Kelas Eksperimen ........................................................ 90 Tabel 27. Perbandingan Nilai Pre

  • – Test dan Post – Test Kelas Kontrol ........................... 90 Tabel 28. Mean Perbandingan Nilai Pre – Test dan Post - Test Kelas Eksperimen ........... 91

  Tabel 29. Uji T Dependent Group Pre Post

  • – Test dan – Test Kelas Kontrol. ................. 91 Tabel 30. Perbandingan Nilai Post – Test Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol. ............. 91

  Tabel 31. Uji T Independent Group Dari Post Test Kedua Kelas ...................................... 92 Tabel 32. Uji T Independent Group Post Test Kedua Kelas .............................................. 92 Tabel 33. Tabel Perbandingan Nilai Rataan Pre

  • – test dan Post – Test

  Dari Masing

  • – Kelas Eksperimen Untuk Masing - Masing Kelompok. ............ 94 Tabel 34. Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD. .................................................... 94

  Tabel 35. Hasil Tanggapan Siswa Terhadap Model Pembelajaran Ceramah ..................... 96 Tabel 36. Data individual Pre

  1

  • – Test Kelas XI IPA

  Kelas Dengan Treatment Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD ............ 139 Tabel 37. Data Individual Post Test Kelas XI IPA /

  1 Kelas Dengan Treatment Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD............ 140

  Tabel 38. Data Individual Pre

  • – Test Kelas XI IPA

  2 Kelas Kontrol Dengan Model Pembelajaran Ceramah ...................................... 141

  Tabel 39. Data Individual Post /

  • – Test Kelas XI IPA

  2 Kelas Kontrol Dengan Model Pembelajaran Ceramah ...................................... 142

  Tabel 41. DataTotal Minat Kelas Eksperimen .................................................................... 145

  

DAFTAR GAMBAR

  Gambar 1. Diagram Proses Isobarik ................................................................................... 32 Gambar 2. Diagram Proses Isokhorik ................................................................................. 33 Gambar 3. Diagram Proses isotermal ................................................................................. 33 Gambar 4. Diagram proses Adiabatik ................................................................................. 34 Gambar 5. Ilustrasi Usaha Piston ........................................................................................ 34 Gambar 6. Mesin Carnot ..................................................................................................... 37 Gambar 7. Siklus Carnot .................................................................................................... 37 Gambar 8. Siklus Kebalikan Mesin Carnot ....................................................................... 38 Gambar 9. Ilustrasi Siklus Carnot dan Kebalikannya ......................................................... 40 Gambar 10. Kelas Eksperimen menggunakan ruangan belajar yang berbeda dan nyaman ..................................................... 70 Gambar 11. Siswa Saling bekerjasama di dalam kelompoknya untuk mencapai suatu tujuan belajar ........................................................ 72 Gambar 12. Pembelajaran Ceramah Kurang Terasa Hidup .

  Ada beberapa kursi yang kosong dikarenakan ada anak yang kabur ke kantin dan ruang drama. Gambar diambil dari print screen video. ............ 78 Gambar 13. Memberi apresiasi merupakan cara untuk menumbuhkan minat dari aspek satisfaction menurut John Keller .................................... 80 Gambar 14. Pelaksanaan Model Pembelajaran Ceramah di kelas kontrol ......................... 176 Gambar 15. Pembelajaran Searah di kelas kontrol membuat tegang. ................................. 176 Gambar 16. Peneliti meminimalisir penggunaan media di kelas kontrol. .......................... 177 Gambar 17. Bebarapa anak yang mulai bosan menjadi tidak konsentrasi. ......................... 177 Gambar 18. Saat kebosanan menyerang, bebarapa anak

  semakin menjadi

  • – jadi dalam membuat keributan. ........................................... 178 Gambar 19. Penjelasan searah dari peneliti dan suasana kelas kontrol yang tegang membuat suasana belajar tidak hidup. ........................................... 178

  Gambar 20. Pelaksanaan individual post

  • – test kelas kontrol

  dengan posisi duduk berbaris. ............................................................................ 179 Gambar 21. Pelaksanaan individual pre

  • – test di kelas eksperimen ................................... 179

  Gambar 22. Para siswa

  • – siswi kelas eksperimen melakukan diskusi dengan baik ........... 180 Gambar 23. Kelas eksperimen mengerjakan post
  • – test. .................................................... 180

  Gambar 24. Foto Bersama Kelas Eksperimen. ................................................................... 181 Gambar 25. Penyerahan kenang

  • – kenangan kelas kontrol ................................................ 181 Gambar 26. Penyerahan kenang
  • – kenangan kelas eksperimen ........................................ 182 Gambar 27. Penyerahan kenang
  • – kenangan kepada guru fisika ....................................... 182

  DAFTAR LAMPIRAN

  Surat Izin Penelitian ................................................................................. 104 Surat Keteragan Telah Melaksanakan Penelitian...................................... 105 RPP............................................................................................................ 106 PPT ............................................................................................................ 114 Kunci Jawaban Individual Pre

  • – Test

  dan Individual Post Test ............................................................................ 119 Mekanisme Penilaian ................................................................................ 127 Kronologi Pelaksanaan Penelitian ............................................................ 137 Data Utuh Pengolahan Skor Test .............................................................. 139 Analisis Minat Dari Cuplikan Transkripsi video ...................................... 146 Sampel Kuesioner Minat Kelas Eksperimen ............................................ 153 Sampel Kuesioner minar Kelas Kontrol ................................................... 157 Sampel Hasil Pre - Test Kelas Eksperimen ............................................. 161 Sampel Hasil Pre - Test Kelas Kontrol ..................................................... 163 Sampel Hasil Post - Test Kelas Eksperimen ............................................. 165 Sampel Hasil Post

  • – Test Kelas Kontrol ................................................... 167

  Sampel Kuesioner Tanggapan Siswa ........................................................ 169 Sampel Hasil Pengerjaan LKS .................................................................. 170 Dokumentasi Penelitian ............................................................................ 176

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Dalam melakukan praktik pembelajaran fisika seorang guru haruslah

  • – menggunakan metode mengajar yang membuat peserta didiknya menjadi benar benar terdidik. Masalah yang sering timbul akhir
  • – akhir ini di sekolah – sekolah adalah kurangnya kemauan guru untuk mengupayakan metode mengajar yang bervariasi. Hal ini sangat ironis mengingat semakin berkembangnya inovasi di dalam dunia pendidikan. Inovasi model pembelajaran juga sudah mulai berkembang di abad ini, namun metode mengajar ceramah sering dianggap metode mengajar yang paling aman. Metode ini sering digunakan karena guru merasa harus mengejar Kompetensi Dasar (KD) yang telah ditentukan oleh pemerintah sebagai standar pembuatan Satuan Ancangan Pengajaran (SAP) atau yang dahulu dikenal sebagai Rancangan Persiapan Pengajaran (RPP). Guru sering kali terfokus pada kemauan pemerintah sehingga dalam menyusun RPP / SAP, seorang guru mengambil titik aman, terutama apabila sudah berurusan dengan alokasi waktu dan kalender akademik sekolah. Guru harus benar – benar merancang pengajaran agar tidak terjadi salah perkiraan.

  Fenomena ini menyebabkan disparitas pencapaian academic standard dan

  performance standard , dengan kata lain banyak dari peserta didik mampu menyajikan

  tingkat hafalan cukup baik terhadap materi ajar atau pokok bahasan yang diterimanya, namun kebanyakan dari mereka ternyata kurang memahami aplikasi nyata pokok bahasan tersebut dalam kehidupan sehari

  • – hari. Padahal ilmu yang diperoleh di sekolah sudah seharusnya bukan menjadi wacana belaka bagi para peserta didik, namun hendaknya sudah layak dipergunakan sebagai bekal bagi peserta
berkembangnya filsafat pendidikan konstruktivis di masa kini, sudah layak dan sepantasnya guru mengubah model mengajarnya yang kuno dan tersentralisasi dengan mencoba model mengajar yang menyenangkan dan mendaya gunakan potensi diri peserta didik.

  Melihat UU No. 20 / 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, tercantum pengertian pendidikan sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, menjadikan peserta didik manusia yang beriman, bertaqwa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

  Di dalam praktik, sering kita jumpai kemajemukan karakteristik peserta didik. Karakteristik yang dimiliki oleh masing

  • – masing peserta didik ini akan mempengaruhi potensi apa yang dimiliki oleh dirinya. Sering kita jumpai siswa yang kemampuan visualnya sangat bagus, sehingga mudah untuk menyerap informasi berupa bentuk gambar, tulisan, dan grafik. Terdapat pula siswa yang kemampuan auditifnya sangat baik, sehingga mudah untuk menangkap informasi pembelajaran melalui presentasi, ceramah, diskusi, bahkan debat. Sering dijumpai pula beberapa peserta didik yang sangat aktif secara fisik atau memiliki kemampuan kinestetik yang lebih daripada yang lain. Anak dengan kemampuan kinestetik terbiasa dengan pekerjaan aktif seperti menulis, membuat ringkasan, menggambarkan informasi, membuat kerajinan, dan mengerjakan proyek penelitian.

  Masalah yang kita jumpai adalah bagaimana memilih model pembelajaran dimilikinya dapat tereksplorasi dan teraktualisasi dengan baik. Kembali lagi pada masalah umum pendidikan sekolah

  • – sekolah di Indonesia, bahwa belum semua guru menyadari kemampuan peserta didiknya. Guru sering sekali masih menggunakan model pembelajaran yang klasik seperti ceramah searah. Model pembelajaran ini adalah model yang memang efektif mengendalikan alokasi waktu, namun tidak efektif dalam mengoptimalkan potensi dari peserta didik, karena peserta didik cenderung pasif dalam membangun pengertian ilmunya. Bahkan karena terlalu sering menggunakan model pembelajaran ceramah klasik, banyak guru merasa kesulitan dalam mengambil nilai afektif dan psikomotorik dari para siswanya. Banyak anggapan yang menilai bahwa nil ai afektif dan psikomotorik adalah nilai “subyektif” dari pihak guru yang bersangkutan. Padahal dengan melakukan variasi model pembelajaran yang tepat, guru dapat mengambil celah untuk menilai afektif siswa dan psikomotorik siswanya secara obyektif.

  Menurut Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto (2011 : 6) pembelajaran adalah suatu kegiatan yang bertujuan. Tujuan ini harus searah dengan tujuan belajar siswa dan kurikulum. Tujuan belajar pada siswa ialah mencapai perkembangan optimal, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dengan demikian tujuan pembelajaran ialah agar siswa mencapai perkembangan optimal dalam tiga aspek tersebut. Untuk mencapai tujuan pembelajaran tersebut, siswa melakukan kegiatan belajar, sedangkan guru melakukan pembelajaran.

  Mata pelajaran fisika adalah salah satu mata pelajaran eksakta yang selalu ada di setiap jenjang pendidikan tingkat menengah ( SMP/ MTs dan SMA/ MA). Untuk pokok bahasan fisika yang cukup sulit memang diperlukan waktu ekstra dalam penyampaiannya. Guru di Indonesia cenderung mengajarkan peserta didiknya untuk terampil mengulas dan membahas soal

  • – soal. Dengan lancarnya guru mengajarkan
menjawab persoalan pokok bahasan fisika secara lancar, seolah

  • – olah peserta didik sudah diberikan segala
  • – galanya untuk mencapai kemahiran mempelajari fisika, namun pada kenyataanya peserta didik hanyalah dijejali oleh
  • – soal fisika yang kebanyakan berbau matematis daripada bernafaskan konsep fisikanya sendiri. Peserta didik akan mengejar kemampuan dirinya sendiri, dan hal ini hanya terbatas pada kemampuan kognitif semata. Hal ini tentu sangat bertentangan dengan hakikat pendidikan. Metode mengajar seperti ceramah juga dilihat penulis sebagai metode yang kurang membuat peserta didik menjadi peserta didik yang aktif di dalam proses pembelajaran. Metode – metode mengajar berbasis ceramah searah membuat peserta didik kurang berinteraksi dengan teman sebayanya dan kurang membuat peserta didik menjadi aktif dalam menggali dan mencari serta mengembangkan pengetahuannya sendiri. Dalam mengajar fisika diperlukan suatu model pembelajaran yang mendekati pedoman PAIKEM (Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Menyenangkan). Model pembelajaran ceramah haruslah dikemas dan dikombinasikan dengan metode
  • – metode lain untuk menyempurnakan proses pembelajaran itu sendiri.

  Mengingat mata pelajaran fisika masih sering dianggap momok yang mengerikan bagi para peserta didik, sering dijumpai peserta didik mengeluh akan sulitnya menerima pokok bahasan yang dibahas pada pelajaran fisika. Terlihat kesan seolah

  • – olah banyak peserta didik tidak memiliki “minat” yang antusias terhadap pelajaran fisika. Padahal apabila guru berhasil memunculkan minat muridnya terhadap mata pelajaran fisika, peserta didik akan terdorong untuk belajar lebih baik.

  Memunculkan minat tidaklah mudah. Minat timbul apabila murid tertarik akan sesuatu disebabkan kesesuaian dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu

  Ini menjadi sebuah tugas besar bagi para guru dalam memilih model mengajar yang menarik minat peserta didik. Sering dijumpai di beberapa sekolah yang pernah dikunjungi penulis, bahwa kebanyakan guru fisika sering menggunakan model pembelajaran ceramah dalam melaksanakan pembelajaran dan sangat jauh dari pedoman PAIKEM.

  Dengan model pembelajaran seperti itu, anak yang berkemampuan di atas rata

  • – rata akan diam saja dan tidak dapat berkesempatan berbagi pengetahuan dan menemukan pengetahuan yang lebih dalam melalui interaksi sosial di kelas. Dampak parahnya, anak yang kemampuannya kurang akan semakin bodoh dan tertinggal karena tidak adanya kesempatan dan fasilitas untuk memperoleh informasi melalui diskusi dengan teman sebayanya. Metode seperti ini lambat laun akan membentuk kepribadian anak menjadi individual dalam menyelesaikan berbagai masalah, bahkan bisa menyebabkan peserta didik mengalami gangguan bersosialisasi (sosiopat).

  Padahal tujuan utama pendidikan nasional adalah mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Guru memegang peranan utama dalam membina kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.

  Pada saat peneliti melakukan observasi pendahuluan dan wawancara dengan beberapa peserta didik di SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta dalam rangka menyusun BAB I skipsi ini, peneliti sekaligus sebagai alumnus sekolah tersebut yang sudah sangat mengenal karakter guru

  • – guru fisikanya menyimpulkan bahwa kecenderungan menggunakan model pembelajaran ceramah masih sangat terpampang nyata di instansi pendidikan ini. Metode mengajar seperti ceramah cenderung hanya sebatas metode “mengajar” saja, dan belum tentu menjadi metode “mendidik”.

  Dalam tulisan ilmiah ini, penulis yang sekaligus peneliti ingin mengujicobakan sebuah model mengajar fisika yang tidak hanya sebatas mengajar saja tetapi juga mendidik peserta didik di suatu satuan pendidikan, yaitu model pembelajaran kooperatif tipe STAD. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD cukup relevan apabila diterapkan di kelas fisika sekolah ini, mengingat memadahinya fasilitas belajar yang tersedia di SMA Pangudiluhur St. Yosef Surakarta, dan juga didukung oleh guru

  • – guru yang kompeten dalam bidangnya. Model pembelajaran ini mengutamakan sinergi kelompok antara siswa dengan siswa dalam rangka membangun suatu pengetahuan dan menguasai suatu pengetahuan. Dalam model pembelajaran ini siswa dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Satu kelompok terdiri dari 4
  • – 5 orang yang berbeda – beda tingkat kemampuan, jenis kelamin, dan latar belakang etniknya. Guru menyampaikan pelajaran, lalu diadakan kerjasama di dalam kelompok untuk memastikan bahwa semua anggota tim telah menguasai pelajaran.

  Dalam proses sinergi ini, ada banyak keuntungan yang didapat guru dan siswa. Dalam proses kerjasama di dalam pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, guru dapat menggunakan kesempatan ini untuk menilai aspek afektif siswanya melalui kontrol kelompok secara bergantian. Hasil diskusi kelompok yang nantinya dipresentasikan di depan kelas dan kesempatan tanya

  • – jawab, juga dapat membantu guru dalam mengambil nilai psikomotorik para siswa – siswinya.

  Keuntungan lain yang didapatkan guru melalui penggunaan model pembelajaran ini adalah guru terbantu dalam menanamkan nilai

  • – nilai moral (value) seperti solidaritas, tenggang rasa, kesetaraan, tanggung jawab, dan percaya diri kepada para peserta didik. Dengan dilaksanakannya model pembelajaran ini, maka terpenuhilah tanggung jawab guru dalam melaksanakan Kurikulum Berbasis Karakter
yang beberapa tahun terakhir digembar

  • – gemborkan oleh pemerintah. Melalui model pembelajaran kooperatif tipe STAD, secara otomatis guru juga telah membekali peserta didik dengan soft- skill yaitu soft- skill

  “ berkomunikasi “. Soft- skill berkomunikasi para siswa

  • – siswi tersebut akan terasah melalui kebiasaan diskusi, presentasi, debat, dan tanya - jawab selama proses pembelajaran menggunakan model pembelajaran ini. Dengan memfasilitasi siswa untuk terbiasa memverbalisasi gagasan
  • – gagasannya, secara tidak langsung guru telah membuat pemikiran siswa menjadi kritis, bermental tahan banting, dan siap bersaing secara positif di ranah dunia pendidikan yang semakin dinamis dan kompleks. Pembentukan siswa berkarakter ini tentu akan membawa dampak positif baik bagi siswa dan bagi guru, dan tentunya iklim belajar yang nyaman sudah pasti akan tercipta di dalam proses pembelajaran. Iklim belajar yang menyenangkan pada kelas fisika akan memberikan pengaruh pada minat belajar fisika para siswa. Apabila siswa memiliki ketertarikan akan suatu ilmu, siswa akan senang dalam mempelajari ilmu tersebut. Apabila siswa senang mempelajari ilmu tersebut, siswa akan secara sadar menggali pengetahuannya sendiri akan ilmu tersebut, dan nantinya apabila diberikan evaluasi mengenai ilmu tersebut akan diperoleh prestasi hasil belajar tertentu sesuai dengan usaha dan kerja keras siswa tersebut dalam membangun pengetahuannya.

  Peserta didik adalah subjek dan fokus utama pendidikan. Dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe STAD, juga memberikan keuntungan kepada siswa untuk mendapatkan informasi ilmu yang lebih dari yang mereka dapatkan melalui penjelasan gurunya. Menurut beberapa studi ilmiah mengenai kependidikan, ketika para siswa belajar kelompok, siswa yang menerima penjelasan temannya akan belajar lebih banyak daripada belajar sendiri ( Slavin , 1995 : 19). Beberapa siswa, terutama siswa yang masih dalam masa

  • – masa remaja masih memiliki tingkat
kelabilan psikologis yang tinggi. Tingkat kelabilan psikologis ini membuat beberapa dari mereka terkadang menutup diri (bersikap eksklusif) dengan gurunya sendiri dan tidak berani bertanya pada gurunya saat mereka menemukan kesulitan dalam membangun pengetahuannya. Model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) merupakan model pembelajaran jitu untuk menanggulangi masalah tersebut.

  Berdasarkan latar belakang yang sudah dijelaskan di atas, peneliti melakukan penelitian tentang PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD (STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS) UNTUK MENARIK MINAT SISWA DAN MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA POKOK BAHASAN TERMODINAMIKA DI KELAS XI IPA

  1 SMA PANGUDI LUHUR SANTO YOSEF SURAKARTA.

B. RUMUSAN MASALAH

  1. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat menarik minat siswa SMA Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta dalam pembelajaran fisika pada pokok bahasan Termodinamika?

  2. Apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Termodinamika?

  3. Bagaimana tanggapan siswa selama mengikuti pembelajaran fisika saat guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD?

C. TUJUAN PENELITIAN

  Tujuan dari penelitian ini adalah untuk: 1. mengetahui pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD terhadap minat belajar fisika siswa pada pokok bahasan Termodinamika di SMA

  Pangudi Luhur St. Yosef Surakarta, 2. mengetahui apakah penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan Termodinamika, 3. mengetahui tanggapan dan reaksi siswa selama mengikuti pembelajaran fisika saat guru menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD.

  D. MANFAAT PENELITIAN Manfaat yang dapat kita ambil dari penelitian ini, yaitu: 1. guru akan mendapatkan banyak manfaat, yaitu dari segi pengajaran, pengamatan karakter siswa, pembentukan karakter siswa, dan pengambilan nilai; 2. sekolah akan mendapatkan generasi muda yang dinamis, aktif, kreatif dan berkarakter; 3. soft – skills peserta didik akan terbentuk dan terlatih.

BAB II LANDASAN TEORI A. PERGESERAN PARADIGMA DAN PANDANGAN KUNO MENGENAI PROSES PEMBELAJARAN Dalam dunia pendidikan, paradigma lama mengenai proses belajar mengajar

  ber sumber pada teori “tabula rasa” dari John Locke. Locke mengatakan bahwa pikiran seorang anak seperti kertas yang kosong dan putih bersih dan siap menunggu coretan

  • – coretan gurunya (Anita Lie, 2010:2). Dengan kata lain, otak anak ibarat sebuah botol kosong yang siap diisi dengan segala ilmu pengetahuan dan kebijaksanaan sang mahaguru.

  Lambat laun tuntutan dalam dunia pendidikan sudah banyak mengalami perubahan. Paradigma lama tidaklah bisa kita pertahankan dikarenakan semakin dinamisnya ilmu pengetahuan yang berkembang. Paradigma lama tentang pembelajaran hanya akan membuat penyampaian informasi dan pengetahuan akan terhambat dan tidak berkembang. Seiring dengan berkembanganya Filsafat Konstruktivisme, pendidik perlu menyusun dan melaksanakan kegiatan belajar mengajar berdasarkan beberapa pokok pemikiran. Pokok pikiran tersebut antara lain (Anita Lie , 2010 : 2

  • – 4):

  a. Pengetahuan ditemukan, dibentuk, dan dikembangkan siswa;

  b. Siswa membangun pengetahuan secara aktif;

  c. Pengajar perlu berusaha mengembangkan kompetensi dan kemampuan siswa;

  d. Pendidikan adalah interaksi pribadi di antara para siswa dan interaksi antara; guru dan siswa.

  Dalam proses pembelajaran di masa kini, gaya penyampaian materi pelajaran demokratis. Perkembangan model pembelajaran yang ada di masa kini dipengaruhi oleh berkembangnya filsafat kontruktivisme.

  Filsafat kontruktivisme sendiri adalah filsafat yang mempelajari hakikat pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Menurut pendapat filsafat kontruktivisme, pengetahuan itu adalah bentukan (konstruksi) kita sendiri yang sedang menekuninya (Von Glasersfeld dalam Bettencourt, 1989). Bila yang sedang menekuninya adalah siswa, maka pengetahuan itu adalah bentukan siswa sendiri. Maka pengetahuan bukanlah sesuatu yang sudah jadi, yang ada di luar kita, tetapi sesuatu yang harus kita bentuk sendiri di dalam pikiran kita. Jadi, pengetahuan itu selalu merupakan akibat atau dampak dari konstruksi kognitif melalui kegiatan berpikir seseorang (Bettencourt, 1989). Pengetahuan bukanlah suatu yang lepas dari subyek, tetapi merupakan ciptaan manusia yang dikonstruksikan dari pengalaman ataupun dunia sejauh dialaminya. Proses pembentukan ini berjalan terus

  • – menerus dengan setiap kali mengadakan reorganisasi karena adanya suatu pemahaman baru (Piaget, 1971 dalam Suparno, 2007).

  Pada intinya, perkembangan model pembelajaran yang semakin berkembang saat ini dipengaruhi oleh filsafat konstruktivisme. Pembelajaran yang bersifat konstruktivis dianggap lebih banyak memiliki keunggulan dibandingkan dengan pembelajaran yang bersifat konvesional/kuno. Pada model pembelajaran konvensional, guru dianggap sebagai satu

  • – satunya sumber belajar yang benar dan harus dijadikan patokan bagi para muridnya. Pada model pembelajaran konvensional, murid dianggap bagaikan “gelas kosong” yang siap diisi dengan “air”. Air yang dimaksud di sini adalah lambang dari ilmu
  • – ilmu dan informasi – informasi yang berasal dari guru. Pada model pembelajaran yang bersifat kontruktivis, murid tidaklah dianggap sebagai “ gelas kosong”, tetapi murid dianggap sudah memiliki bekal
pengetahuan dengan batas tertentu di dalam pikirannya dan siap diproses lagi oleh para pendidik yaitu guru, agar pengetahuan tersebut semakin berkembang di dalam pikiran siswa. Sangatlah jelas bahwa kualitas output dari model pembelajaran konvensional dan model pembelajaran konstruktivis sangatlah berbeda. Pada model pembelajaran konvensional, siswa seakan

  • – akan menjadi robot yang hanya diprogram oleh gurunya. Siswa hanya menerima informasi tanpa adanya pengolahan, tanpa adanya pemrosesan di dalam pikirannya. Tentu saja penerimaan informasi searah ini akan menyebabkan siswa merasa terjejali materi – materi pelajaran.

  Siswa akan cepat mudah lupa karena tidak ada sesuatu yang berkesan di dalam pikiran dan hatinya. Siswa menjadi cenderung kurang kreatif dan kurang ekspresif di dalam proses kegiatan belajarnya di kelas. Padahal sebagai guru yang kompeten dan sebagai pedagog, guru tidak hanya dituntut untuk mengajar mata pelajaran saja, tetapi juga dituntut untuk mendidik siswanya agar semakin menjadi siswa yang berkarakter dan berbudi luhur agar menjadi manusia yang berguna di masa depan. Segala hal yang dilakukan guru pasti akan berdampak pada perkembangan kepribadian siswanya. Hal ini tentu akan sangat mempengaruhi mutu/ kualitas siswa, dan mutu siswa pastilah akan mempengaruhi kualitas dari sekolah.

  Pada model pembelajaran konstruktivis, guru diharapkan mengajak siswa untuk kreatif membangun persepsinya sendiri akan suatu pengetahuan. Guru mengajak siswanya untuk secara aktif belajar dan terus belajar, dengan demikian siswa akan tergerak secara sendirinya untuk maju dan semakin mencari apapun yang ingin diketahuinya. Peran guru di sini adalah sebagai mediator dan fasilitator belajar yang memberikan, menyediakan, dan mengarahkan pengalaman belajar siswa.

  Membangun Pembelajaran yang aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan haruslah diutamakan oleh guru. Dalam hal ini kata inovatif dimaknai sebagai beberapa gagasan dan teknik yang baru. Adapun kata inovasi, berarti pembaharuan (Suyatno : 6). Jadi, dapat diartikan bahwa pembelajaran yang inovatif adalah pembelajaran yang muncul atas gagasan

  • – gagasan baru dalam rangka mengubah metode mengajar lama menjadi metode baru untuk memperoleh kemajuan hasil belajar.

  

B. HAKIKAT BELAJAR, PEMBELAJARAN, MENGAJAR, SISWA, MINAT,

DAN HASIL BELAJAR

1. Hakikat Belajar

  Hal esensial dari tugas seorang guru adalah mengajarkan bagaimana cara “belajar” yang baik dan benar kepada para siwa / siswinya. Menurut Morgan

  ,”learning is any relatively permanent change in behaviour that is a result of past experience”(Morgan dalam Agus Suprijono, 2009 :3). Jika diterjemahkan ke dalam

Dokumen yang terkait

Upaya meningkatkan hasil belajar siswa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Stad (Student Teams Achievement Division) pada pembelajaran IPS kelas IV MI Miftahul Khair Tangerang

0 13 0

Peningkatan hasil belajar PKN siswa kelas IV MI Attaqwa Bekasi Utara melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions)

0 5 152

Rancangan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Team Achievement Division) untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan prestasi belajar siswa.

0 1 103

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Make A Match dalam meningkatkan minat dan hasil belajar siswa kelas X 3 SMA Pangudi Luhur pada materi Protista.

1 2 245

Pendekatan Pakem menggunakan LKS terbimbing pada pokok bahasan turunan fungsi aljabar untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas XI IPS 2 SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta tahun ajaran 2015/2016.

0 0 197

Keterlibatan siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dengan memanfaatkan program GeoGebra untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan teorema pythagoras di kelas VIII A SMP BOPKRI 1

1 3 274

Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Divisions) untuk menarik minat siswa dan meningkatkan hasil belajar siswa pada pokok bahasan termodinamika di kelas XI IPA 1 SMA Pangudi Luhur Santo Yosef Surakarta.

1 2 205

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan model pembelajaran konvensional pada pokok bahasan persamaan garis lurus untuk meningkatkan sikap dan hasil belajar siswa kelas VIII B SMP Pangudi Luhur Giriwoyo -

0 0 207

Tingkat minat, keaktifan, dan prestasi belajar matematika pada pokok bahasan statistika dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Division (STAD) untuk siswa kelas XI IPA 1 SMA BOPKRI 2 Yogyakarta - USD Repository

0 0 246

Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada pokok bahasan rumus-rumus trigonometri untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas XI IPA SMA Pangudi Luhur Sedayu - USD Repository

0 1 300