Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etilasetat ekstrak metanolik daun apel beludru (Diospyros blancoi A.DC.) - USD Repository

  UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK DAUN APEL BELUDRU (Diospyros blancoi A. DC.) SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Yulio Nur Aji Surya NIM: 098114082

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2013

  UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN RADIKAL 1,1-DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH) DAN PENETAPAN KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK METANOLIK DAUN APEL BELUDRU (Diospyros blancoi A. DC.) SKRIPSI

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)

  Program Studi Farmasi Oleh :

  Yulio Nur Aji Surya NIM: 098114082

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Apabila di kemudian hari ditemukan indikasi plagiarisme dalam naskah ini, maka saya bersedia menanggung segala sanksi sesuai peraturan perundang- undangan yang berlaku.

  Yogyakarta, 10 Juli 2013 Penulis

  Yulio Nur Aji Surya

  

LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

  Nama : Yulio Nur Aji Surya Nomor Mahasiswa : 098114082

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya berjudul:

  

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN MENGGUNAKAN RADIKAL 1,1-

DIFENIL-2-PIKRILHIDRAZIL (DPPH) DAN PENETAPAN

KANDUNGAN FENOLIK TOTAL FRAKSI ETIL ASETAT EKSTRAK

METANOLIK DAUN APEL BELUDRU (Diospyros blancoi A. DC.)

  beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pengkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama saya tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Dengan demikian peryataan ini saya buat dengan sebenarnya.

  Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal : 10 Juli 2013 Yang menyatakan (Yulio Nur Aji Surya)

  

HALAMAN PERSEMBAHAN

Hidup itu memilih..

  Bebas memilih mau bermalas-malasan atau bersemangat.. Pilihan diambil setiap hari.. Setiap hari memilih pilihan yang sama maka menjadi kebiasaan.. Kebiasaan ada yang baik dan buruk.. Setiap keputusan akan menentukan akibat.. Akibat yang terjadi adalah nasib.. Sederhana, nasib bisa dipilih dengan cara memilih kebiasaan..

  (Yulio Nur Aji Surya)

  Kupe rse m b a hka n skripsi ini untuk : Ke dua o ra ng tua ku (Ba pa k Nurha di da n Ib u De wi Surya ni) Ke dua ka ka kku (Le o Sa trio da n Yo ha nna Dya h) Sa ha b a t, te m a n da n Alm a m a te rku

  

PRAKATA

  Puji syukur kepada Tuhan karena berkat rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Aktivitas Antioksidan

  

Menggunakan Radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan Penetapan

Kandungan Fenolik Total Fraksi Etil Asetat Ekstrak Metanolik Daun Apel

Beludru (Diospyros blancoi A. DC.)” sebagai salah satu syarat guna memperoleh

gelar Sarjana Farnasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

  Dalam proses penelitian dan penyusunan skripsi ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari semua pihak sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :

  1. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan serta ilmu dalam penelitian dan penyusunan skripsi ini.

  2. Prof. Dr. C. J. Soegihardjo, Apt. sebagai Dosen Penguji atas pengarahan dan kesediaannya menguji skripsi ini.

  3. Jeffry Julianus, M.Si. sebagai Dosen Penguji atas pengarahan dan kesediaannya menguji skripsi ini.

  4. Ipang Djunarko, M.Sc., Apt. sebagai Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  5. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma.

  6. Melisa Silvia yang selalu memberikan dukungan dan semangat kepada

  7. Tim skripsi (J.B Baptista Yunio R. dan Theressia Nindyati K.) terimakasih atas kerjasama yang telah dilewati bersama dalam penelitian ini.

  8. Teman-teman Farmasi angkatan 2009 yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian skripsi.

  9. Semua pihak yang telah memberi dukungan dan bantuan yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

  Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini banyak kekurangan dan jauh dari sempurna, untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengharapkan saran dan kritik guna perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Harapan penulis semoga penelitian dan penyusunan skripsi ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya di bidang Farmasi.

  Yogyakarta, Juli 2013 Penulis

  

DAFTAR ISI

  Halaman HALAMAN JUDUL...................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING............................................ ii HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii PERYATAAN KEASLIAN PENULIS........................................................ iv LEMBAR PERYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA........... v HALAMAN PERSEMBAHAN.................................................................... vi PRAKATA.................................................................................................... vii DAFTAR ISI................................................................................................. ix DAFTAR TABEL......................................................................................... xiii DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xiv DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xv

  INTISARI...................................................................................................... xvi ABSTRACT.................................................................................................. xvii

  BAB I PENGANTAR................................................................................... 1 A. Latar Belakang........................................................................................ 1 1. Permasalahan.....................................................................................

  2

  2. Keaslian penelitian............................................................................. 3 3. Manfaat penelitian.............................................................................

  4 4. Tujuan penelitian...............................................................................

  4 BAB II PENELAAHAN PUSTAKA...........................................................

  6 A. Apel Beludru........................................................................................... 6

  2. Sinonim............................................................................................... 6

  3. Nama lain............................................................................................ 7

  4. Deskipsi tanaman apel beludru........................................................... 7

  5. Kandungan kimia apel beludru........................................................... 8

  B. Senyawa Fenolik.................................................................................... 9 C. Radikal Bebas.........................................................................................

  10 D. Antioksidan............................................................................................. 10

  E. Metode DPPH......................................................................................... 12

  F. Ekstraksi.................................................................................................. 13

  G. Spektrofotometri Visibel......................................................................... 14

  H. Landasan Teori........................................................................................ 15

  I. Hipotesis.................................................................................................. 17

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN...................................................... 18 A. Jenis dan Rancangan Penelitian............................................................... 18 B. Variabel................................................................................................... 18 C. Definisi Operasional..............................................................................

  18 D. Bahan dan Alat Penelitian....................................................................... 19

  1. Bahan penelitian.................................................................................. 19

  2. Alat penelitian..................................................................................... 20

  E. Tatacara Penelitian.................................................................................. 20

  1. Determinasi tanaman........................................................................... 20

  2. Pembuatan dan penyiapan bahan........................................................ 20

  4. Pembuatan fraksi etil asetat...............................................................

  22 5. Pembuatan larutan DPPH, pembanding dan uji................................

  23 6. Uji pendahuluan................................................................................

  25 7. Optimasi metode penetapan kandungan fenolik total........................

  25 8. Penetapan kandungan fenolik total...................................................

  26 9. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan.........................................

  27 10. Uji aktivitas antioksidan..................................................................

  28 F. Analisis Hasil.........................................................................................

  28 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN.....................................................

  30 A. Hasil Determinasi Tanaman...................................................................

  30 B. Hasil Pengumpulan Bahan....................................................................

  30 C. Hasil Preparasi Sampel..........................................................................

  32 1. Hasil ekstraksi sampel........................................................................

  33 2. Hasil fraksinasi ekstrak......................................................................

  35 D. Hasil Uji Pendahuluan............................................................................

  37

  1. Uji pendahuluan senyawaan fenolik................................................... 37

  2. Uji pendahuluan aktivitas antioksidan............................................... 39

  E. Hasil Optimasi Metode Uji Fenolik Total.............................................. 40 1. Penentuan operating time (OT)........................................................

  40

  2. Penentuan panjang gelombang serapan maksimum ( λ maks)........... 42 F. Estimasi Kandungan Fenolik Total........................................................

  43 G. Hasil Optimasi Metode Uji Aktivitas Antioksidan................................

  46

  2. Penentuan operating time (OT)........................................................

  47 H. Estimasi Aktivitas Antioksidan dengan Radikal DPPH........................ 49

  BAB V KESIMPULAN DAN SARAN....................................................... 58 A. Kesimpulan............................................................................................. 58 B. Saran....................................................................................................... 58 DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 59 LAMPIRAN................................................................................................. 63 BIOGRAFI PENULIS.................................................................................. 87

  

DAFTAR TABEL

  Halaman Tabel I. Penggolongan tingkat kekuatan antioksidan........................

  12 Tabel II. Hasil scanning panjang gelombang maksimum asam galat yang direaksikan dengan Folin-Ciocalteu...................

  42 Tabel III. Hasil penentuan jumlah fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru....................................

  45 Tabel IV. Hasil scanning panjang gelombang serapan maksimum pada berbagai konsentrasi....................................................

  47 Tabel V. Hasil aktivitas antioksidan kuersetin dengan metode DPPH....................................................................................

  51 Tabel VI. Hasil aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru dengan metode DPPH............

  53 Tabel VII. Hasil perhitungan IC 50 kuersetin dan fraksi etil asetat.........

  54 Tabel VIII. Penggolongan tingkat kekuatan antioksidan kuersetin dan fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru..........

  56

  

DAFTAR GAMBAR

  Halaman Gambar 1. Reaksi radikal Diphenylpicryl hydrazyl dengan antioksidan..........................................................................

  13 Gambar 2. Hasil uji pendahuluan fenolik (A = larutan blanko [air:metanol + Folin Ciocalteu + Na

  2 CO 3 ]; B = kontrol

  positif [asam galat + Folin Ciocalteu + Na

  2 CO 3 ];

  C = larutan uji + Folin Ciocalteu + Na CO ; D = larutan

  2

  3 asam galat; E = larutan uji).................................................

  39 Gambar 3. Hasil uji pendahuluan aktivitas antioksidan (A = larutan DPPH; B = larutan kuersetin + DPPH; C = larutan uji + DPPH; D = larutan kuersetin; E = larutan uji)....................

  40 Gambar 4. Grafik penentuan OT asam galat (Replikasi 3)...................

  41 Gambar 5. Grafik penentuan OT fraksi etil asetat................................

  42 Gambar 6. Kurva baku asam galat dalam penetapan fenolik total.......

  44 Gambar 7. Grafik penentuan OT kuersetin (Replikasi 3)......................

  48 Gambar 8. Grafik penentuan OT fraksi etil asetat (Replikasi 2)...........

  48 Gambar 9. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan kuersetin...............................................................................

  52 Gambar 10. Kurva persamaan regresi linier aktivitas antioksidan fraksi etil asetat....................................................................

  54

  

DAFTAR LAMPIRAN

  Halaman Lampiran 1. Surat pengesahan determinasi tanaman apel beludru (Diospyros blancoi A. DC.)................................................

  63 Lampiran 2. Gambar tanaman apel beludru yang diambil di kompleks Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo......................................................................

  64 Lampiran 3. Perhitungan rendemen fraksi etil asetat..............................

  65 Lampiran 4. Penimbangan uji kandungan fenolik total..........................

  66 Lampiran 5. Optimasi penentuan kandungan fenolik total......................

  67 Lampiran 6. Penentuan kandungan fenolik total.....................................

  70 Lampiran 7. Data penimbangan uji aktivitas antioksidan........................

  73 Lampiran 8. Data perhitungan konsentrasi DPPH, larutan pembanding, dan larutan uji......................................................................

  74 Lampiran 9. Optimasi metode uji aktivitas antioksidan...........................

  77 Lampiran 10. Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal DPPH........

  82 Lampiran 11. Perhitungan nilai IC

  50 kuersetin dan fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru...................................

  85 Lampiran 12. Uji statistik...........................................................................

  86

  

INTISARI

  Penyakit degeneratif salah satunya disebabkan oleh adanya radikal bebas yang dapat menyebabkan kerusakan sel. Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan alami dari tumbuhan. Tanaman apel beludru (Diospyros blancoi A. DC.) merupakan salah satu tanaman yang diketahui memiliki kandungan fenolik lebih dari 30 mg ekuivalen asam galat per g ekstrak tanaman. Penelitian ini bertujuan untuk menetapkan kandungan fenolik total dan mengetahui aktivitas antioksidan pada fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru.

  Penetapan kandungan fenolik total dilakukan dengan metode Folin- Ciocalteu yang dinyatakan dengan massa ekuivalen asam galat per massa fraksi (mg ekuivalen asam galat per g fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru). Penentuan aktivitas antioksidan dilakukan dengan metode DPPH (1,1- difenil-2-pikrilhidrazil). Prinsip metode DPPH adalah penurunan intensitas absorbansi larutan DPPH sebanding dengan kenaikan konsentrasi senyawa antioksidan yang dinyatakan dalam IC 50 .

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru mempunyai kandungan fenolik total sebesar 933,5±6,62 mg ekuivalen asam galat per g fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru dan nilai IC

  50 sebesar 13,9±0,25

  μg/mL. Aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru masuk dalam kategori sangat kuat. Kata kunci : antioksidan, daun apel beludru (Diospyros blancoi A. DC.), fraksi etil asetat, DPPH, kandungan fenolik total

  

ABSTRACT

  One of the causes of degenerative disease is due to free radicals which causes the cell abnormality. Flavonoids are polyphenolic compound which is known as pure vegetal antioxidant. Velvet apple (Diospyros blancoi A. DC.) is one of the plants which is known to contain phenolic content more than 30 mg gallic acid equivalent per g of plant extracts. This research aims to determine the total phenolic content and antioxidant activity from ethyl acetate fraction of methanolic extract of velvet apple’s leaf.

  Determination of total phenolic content performed by Folin-Ciocalteu method that is declared with gallic acid equivalent mass per mass fraction (mg gallic acid equivalent per g of ethyl acetate fraction of methanolic leaf extract of velvet apple). Determination of antioxidant activity by DPPH (1,1-diphenyl-2- picrylhydrazyl). The principle of the method is the reduction of DPPH, the intensity of the absorbance is proportional to the increase in the concentration of antioxidant compounds expressed in IC

50 .

  The results showed that the ethyl acetate fraction of methanolic extract of velvet apple’s leaf contain a total phenolic content of 933.5±6.62 mg gallic acid equivalent per g of ethyl acetate fraction of methanolic extract of velvet apple’s leaf and IC

  50 values is 13,9±0.25 mg/mL. The antioxidant activity of ethyl acetate fraction of methanolic extract of velvet apple’s leaf is in intense category.

  Keywords: Antioxidant, velvet apple’s leaf (Diospyros blancoi A. DC.), ethyl acetate fraction, DPPH, total phenolic content

BAB I PENGANTAR A. Latar Belakang Penyakit degeneratif dapat disebabkan oleh beberapa hal, salah satunya

  adalah karena adanya radikal bebas. Spesies oksigen reaktif adalah jenis radikal bebas yang merupakan sumber oksidan utama dalam tubuh manusia. Peningkatan spesies oksigen reaktif akan mengakibatkan kerusakan dari sel. Spesies oksigen reaktif dapat bersumber dari dalam tubuh akibat dari proses metabolisme sel normal manusia atau dari luar tubuh seperti asap rokok dan sumber lainnya (Danusantoso, 2003).

  Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menangkal radikal bebas. Dengan kata lain antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi oksidasi dengan mengikat radikal bebas yang mengakibatkan kerusakan sel (Kim, Lee, Lee and Lee, 2002).

  Flavonoid merupakan senyawa polifenol yang telah diketahui memiliki aktivitas sebagai antioksidan alami yang berasal dari tumbuhan (Majewska, Skrzycki, Podsiad and Czeczot, 2011). Penelitian mengenai kandungan fenolik total pada tanaman apel beludru pernah dilakukan oleh Lee, Jiang, Juan, Lin and Hou (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tanaman apel beludru memiliki kandungan fenolik lebih dari 30 mg ekuivalen asam galat per gram ekstrak tanaman. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas Howlader, Rahman, Khalipha, Ahmed and Rahman (2012) menyebutkan dalam ekstrak metanolik daun apel beludru terdapat kandungan alkaloid, tanin, gula, getah dan flavonoid. Flavonoid jenis kuersetin ditemukan pada tanaman yang masih satu genus dengan apel beludru (Diospyros blancoi A. DC.), yaitu pada

  

Diospyros virginiana L. (Duke, 2001). Menurut Muharni (2010) profil kandungan

  kimia suatu spesies tumbuhan dalam satu genus umumnya akan menunjukkan kandungan kimia yang mirip, maka dalam tanaman apel beludru dimungkinkan juga terdapat senyawa flavonoid yang mirip.

  Penentuan kandungan fenolik total pada penelitian ini menggunakan metode Folin-Ciocalteau. Menurut Aqil, Ahmad and Mehmood (2006) metode ini umum digunakan sebagai standar penentuan kandungan fenolik total setara massa ekuivalen asam galat pada uji aktivitas antioksidan sumber tumbuhan. Penentuan aktivitas antioksidan pada penelitian ini dilakukan dengan metode DPPH menggunakan spektrofotometer UV-VIS. Antioksidan memiliki kemampuan untuk mereduksi atau menstabilisasi radikal DPPH yang dapat diukur dari penurunan absorbansi DPPH pada panjang gelombang 517 nm. Aktivitas antioksidan diketahui melalui nilai IC

  50 yang merupakan konsentrasi untuk

  menurunkan aktivitas DPPH sebesar 50% yang ditunjukkan dengan pengurangan intensitas warna larutan (Molyneux, 2004).

B. Permasalahan

  1. Berapakah kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun

  2. Berapakah nilai aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru dengan menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan IC

  50 ? C.

   Keaslian Penelitian

  Penelitian tentang uji aktivitas antioksidan tanaman apel beludru pernah dilakukan oleh Das, Hamid, Bulbul, Sultana and Islam (2010) dengan judul “In

  

Vitro Antioxidant Activity of Different Parts of the Plant (Diospyros discolor)”.

  Penelitian ini menggunakan daun, buah, dan kulit batang apel beludru yang diperoleh dari Departemen Botani Universitas Dhaka. Kemudian dalam keadaan kering dimaserasi dengan metanol 97% selama tujuh hari. Uji aktivitas aktioksidan dilakukan dengan metode DPPH dan ditetapkan kandungan fenolik totalnya menggunakan spektrofotometer UV-VIS.

  Penelitian serupa juga dilakukan oleh Howlader et al. (2012) dengan judul “Antioxidant and Antidiarrhoeal Potentiality of Diospyros blancoi”.

  Penelitian ini menggunakan daun apel beludru yang diperoleh dari distrik Barisal, Bangladesh. Kemudian dalam keadaan kering diekstrak menggunakan metode

  

reflux dengan metanol selama tiga jam. Uji aktivitas aktioksidan dilakukan dengan

metode DPPH menggunakan spektrofotometer UV-VIS.

  Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah penelitian ini menggunakan daun apel beludru dari tanaman apel beludru di kompleks Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo, sinar matahari, diekstraksi dan difraksinasi untuk mendapatkan fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru. Kemudian ditetapkan kandungan fenolik total dengan pereaksi Folin-Ciocalteu dan aktivitas antioksidan dengan metode DPPH menggunakan instrumen spektrofotometer UV-VIS.

D. Manfaat penelitian

  1. Manfaat teoritis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan tentang aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru dengan menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan IC .

  50

  2. Manfaat praktis : penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang aktivitas antioksidan daun apel beludru sehingga bisa dimanfaatkan untuk pemeliharaan kesehatan manusia untuk menangkal radikal bebas.

E. Tujuan Penelitian

  1. Tujuan umum : menetapkan kandungan fenolik total menggunakan metode Folin-Ciocalteu dan menguji aktivitas antioksidan menggunakan metode DPPH pada fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru.

  2. Tujuan khusus :

  a. Mengetahui nilai kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru yang dinyatakan dalam mg ekuivalen asam galat. b. Mengetahui nilai aktivitas antioksidan fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru dengan menggunakan radikal bebas DPPH yang dinyatakan dengan IC 50 .

BAB II PENELAAHAN PUSTAKA A. Apel Beludru

  1. Klasifikasi tanaman

  Menurut United States Department of Agriculture (2013) klasifikasi tanaman apel beludru, yaitu:

  Kingdom Superdivision Class Order Genus Species :

  2. Sinonim

  Menurut United States Department of Agriculture (2013) sinonim

  aitu: a. Diospyros discolor Willd.

  3. Nama lain

  Menurut Morton (1987) nama lain yang dimiliki apel beludru, yaitu: Indonesia : Buah mentega, bisbul Inggris : Velvet apple, mabolo

  4. Deskripsi tanaman apel beludru

  Anggota dari famili Ebenaceae ini lebih dikagumi sebagai tanaman untuk hiasan daripada untuk dikonsumsi. Mabolo telah muncul dalam literatur selama bertahun-tahun dengan nama Diospyros discolor Wild. pada 1968. Dr. Richard Howard, direktur Arnold Arboretum, Universitas Harvard mengusulkan nama

  Diospyros blancoi

  A. DC., dan sekarang dijadikan sebagai nama botani yang benar untuk spesies ini. Menurut IPNI (2013), A. DC. merupakan singkatan dari nama author yang memiliki kepanjangan Alphonse Louis Pierre Pyramus de Candolle. Buah ini kadang disebut velvet apple (apel beludru), di Malaya disebut buah mentega (butter fruit), atau buah sakhlat. Mabolo adalah nama lokal buah ini di Filipina (Morton, 1987).

  Bentuk tanaman apel beludru bervariasi dari yang pendek dan tidak beraturan dengan ranting yang mengarah ke bawah, sampai bentuk yang tinggi tegak 60-100 kaki (18-33 m), dengan batang berwarna hitam, kokoh dan memiliki ketebalan sampai 50 in (80 cm). Tanaman ini tumbuh dengan lambat, daun yang berwarna hijau sepanjang tahun, letak daun saling berlawanan dalam satu ranting, meruncing pada ujung daun, meruncing atau membulat pada pangkal daun, tua, halus dan mengkilap pada permukaan daun bagian atas, berambut dan berwarna keperakan pada permukaan bagian bawah daun. Daun yang masih muda berwarna hijau pucat atau pink dan berambut halus. Buah seringkali berbuah secara berkelompok dengan jarak antar buah sangat dekat dalam sisi yang berlawanan pada ranting. Aroma buah kuat seperti keju bersumber dari kulit buah apel beludru, ketika kulit buah dikupas, warna daging keputihan, seperti apel yang terlalu matang. Dapat dimungkinkan terdapat 4-8 biji dalam buah, panjang biji 1,5 in (4 cm) dan lebar 1 in (2,5 cm), namun ada juga buah tanpa biji (Morton, 1987).

  Apel beludru berasal dari Filipina yang sekarang banyak dibudidayakan dan juga untuk ditanam pada sisi jalan raya. Tanaman ini dikenalkan di Jawa dan Malaya pada 1881, dan juga Kalkuta serta Kebun Botani di Singapura. Di India, apel beludru berbunga pada Maret dan April dan buah matang pada Juli dan Agustus, sedangkan di Florida pada bulan Juni sampai September. Namun buah juga dapat ditemukan pada tanaman sepanjang waktu dalam satu tahun (Morton, 1987).

5. Kandungan kimia apel beludru

  Penelitian mengenai kandungan fenolik total pada tanaman apel beludru pernah dilakukan oleh Lee et al. (2006). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak tanaman apel beludru memiliki kandungan fenolik lebih dari 30 mg ekuivalen asam galat per gram ekstrak tanaman.

  Dalam penelitian Howlader et al. (2012) disebutkan bahwa dalam ekstrak flavonoid. Flavonoid jenis kuersetin ditemukan dalam tanaman yang masih satu genus dengan apel beludru (Diospyros blancoi A. DC.), yaitu pada Diospyros

  

virginiana L. (Duke, 2001). Menurut Muharni (2010) profil kandungan kimia

  suatu spesies tumbuhan dalam satu genus umumnya akan menunjukkan kandungan kimia yang mirip, maka dalam tanaman apel beludru dimungkinkan juga terdapat senyawa flavonoid yang mirip.

B. Senyawa Fenolik

  Senyawa fenolik merupakan sumber antioksidan alami yang aman digunakan dan merupakan golongan mayoritas senyawa yang bertindak sebagai antioksidan. Aktivitas antioksidan dari fenolik didapatkan dengan cara mereduksi radikal bebas sehingga radikal menjadi stabil (Marxen, Vanselow, Lippemeier, Hitze, Ruser and Hansen, 2007).

  Reaksi yang terjadi pada fenol dapat melalui gugus hidroksilnya atau dengan menggantikan atom hidrogen pada cincin aromatiknya. Sifat lainnya yang menarik ialah fenol mampu mengkompleks protein sehingga beberapa enzim dapat dihambat. Sifat ini menguntungkan proses ekstraksi, karena dapat diharapkan selama ekstraksi tidak terjadi reaksi enzimatik. Tetapi, fenol peka terhadap oksidasi dan ini bisa menyebabkan perubahan fenol selama ekstraksi (Simpson, 1985).

  Salah satu yang paling sering digunakan untuk penentuan total polifenol adalah metode spektrofotometri menggunakan reagen Folin-Ciocalteu. Prinsipnya molibdenum dan tungsten fosfat untuk membentuk kompleks berwarna biru. Intensitas berwarna biru kompleks tungsten-molibdenum dengan polifenol diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 750 nm (Bajcan, Harangozo, Hrabovska and Boncikova, 2013). Hasil molar warna biru yang terbentuk sebanding dengan jumlah ion fenolik yang teroksidasi (Singleton and Rossi, 1985).

  Metode Folin-Ciocalteu memiliki kelemahan, yaitu adanya faktor interferensi dari senyawa selain senyawa fenolik yang dapat bereaksi dengan reagen Folin-Ciocalteu. Gula pereduksi, amin aromatik, sulfur dioksida, asam

  2+

  askorbat, asam organik, dan Fe dapat bereaksi dengan molibdenum dan tungsten fosfat membentuk kompleks berwarna biru (Prior, Wu and Schaich, 2005).

C. Radikal Bebas

  Radikal bebas adalah atom, ion atau molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbit terluarnya. Radikal bebas berbahaya karena untuk mencari pasangan elektronnya, radikal bebas mengambil satu elektron dari molekul stabil. Molekul stabil tersebut kemudian menjadi radikal bebas dan menghasilkan reaksi berantai. Apabila reaksi ini berlangsung dalam tubuh maka dapat merusak jaringan dan mengacaukan fungsi mereka (Sivanamdham, 2011).

D. Antioksidan

  Antioksidan dapat didefinisikan sebagai senyawa yang apabila dalam menghambat oksidasi senyawa tersebut (Halliwell, 1994). Antioksidan merupakan suatu senyawa yang berperan dalam menghambat oksidasi yang diperantarai oksigen. Senyawa antioksidan memegang peranan penting dalam pertahanan tubuh terhadap penyakit. Hal tersebut disebabkan senyawa antioksidan dapat mencegah pengaruh buruk yang disebabkan oleh radikal bebas (Percival, 1998).

  Sistem antioksidan dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok enzimatik dan bukan enzimatik. Antioksidan enzimatik terdiri dari superoxide

  

dismutase (SOD) , catalase dan glutathione peroxidase. Antioksidan bukan

  enzimatik terdiri dari vitamin E, vitamin A, provitamin A (β-karoten), dan vitamin

  C. Antioksidan enzimatik secara alamiah dihasilkan oleh tubuh sedangkan antioksidan bukan enzimatik diperoleh dari luar tubuh (Fouad, 2005).

  Pada saat ini penggunaan bahan pengawet dan antioksidan sintetis tidak direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena diduga dapat menimbulkan penyakit kanker (carcinogen agent). Seperti penggunaan tBHQ pada dosis tinggi menyebabkan kanker otak, hal ini dikarenakan terbentuknya radikal semikuinon anion dan ROS yang menyerang sel otak. Begitu pula dengan BHT dan BHA, dalam konsentrasi tinggi dapat menginduksi tumor pada perut dan liver hewan uji. Menurut Hernani (2005) perlu dicari alternatif bahan pengawet dan antioksidan alami yang bersumber dari bahan alam. Bahan pengawet dan antioksidan alami ini hampir terdapat pada semua tumbuhan dan buah yang tersebar di seluruh tanah air Indonesia.

  Menurut Ariyanto cit. Sambada (2011), kekuatan antioksidan senyawa

  

Tabel I. Penggolongan tingkat kekuatan antioksidan

Intensitas Nilai IC

  50 Sangat kuat <50 µg/mL

  Kuat 50-100 µg/mL Sedang 101-150 µg/mL

  Lemah >150 µg/mL

E. Metode DPPH

  Radikal bebas yang umumnya digunakan sebagai model dalam penelitian antioksidan atau peredam radikal bebas adalah 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) (Windono et al., 2001).

  DPPH merupakan radikal bebas yang stabil (dengan atom N di tengah) serta dapat bereaksi dengan senyawa yang dapat mendonorkan atom hidrogen, dapat berguna untuk pengujian aktivitas antioksidan komponen tertentu dalam suatu ekstrak (Dinis, Maderia and Almeida, 1994).

  Senyawa yang beraksi sebagai penangkal radikal bebas akan mereduksi DPPH yang dapat diamati dengan adanya perubahan warna DPPH dari ungu menjadi kuning. Perubahan warna terjadi ketika elektron ganjil dari radikal DPPH telah berpasangan dengan hidrogen dari senyawa penangkal radikal bebas yang akan membentuk DPPH-H tereduksi (Molyneux, 2004). Pengurangan warna merupakan stokiometri terhadap jumlah dari elektron yang ditangkap (Bondet, Brand-Williams and Berset, 1997). Menurut Dehpour, Ebrahimzadeh, Fazel and Mohammad (2009) panjang gelombang yang digunakan untuk pengukuran DPPH adalah 517 nm.

  Salah satu parameter yang telah diketahui sebagai interpretasi hasil dari

  IC

50 . Nilai ini didefinisikan sebagai konsentrasi substrat yang menyebabkan 50%

  hilangnya aktivitas DPPH. Nilai aktivitas antioksidan diketahui melalui nilai IC

  50

  yang dihasilkan, bahwa semakin tinggi aktivitas antioksidan suatu senyawa, maka semakin tinggi nilai IC

  

50 yang dihasilkan (Molyneux, 2004).

  • AH + A·

  

Gambar 1. Reaksi radikal Diphenylpicryl hydrazyl dengan antioksidan (Molyneux, 2004)

F. Ekstraksi

  Penyarian atau ekstraksi merupakan suatu peristiwa perpindahan massa zat aktif yang semula berada di dalam sel kemudian ditarik oleh cairan penyari.

  Pada umumnya penyarian akan bertambah baik jika permukaan simplisia yang bersentuhan dengan penyari semakin luas (Harbone, 1987).

  Ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan (Dirjen POM, 1995). Untuk mendapatkan senyawa yang khas (zat aktif) dalam suatu tumbuhan, diperlukan metode ekstraksi yang cepat dan teliti. Pemilihan metode ekstraksi tergantung pada sumber bahan alami dan senyawa yang akan diisolasi tersebut (Harborne, 1987).

  Dalam memilih penyari, seseorang harus mampu mempertimbangkan

  (1) Murah dan mudah diperoleh, (2) stabil secara fisika dan kimia, (3) tidak mudah menguap dan tidak mudah terbakar, (4) selektif, (5) tidak mempengaruhi zat berkhasiat, dan (6) diperbolehkan oleh peraturan yang berlaku (Depkes RI, 1986).

  Metode penyarian yang digunakan tergantung dari wujud dan kandungan zat dari bahan yang disari. Cara penyarian dapat dibedakan menjadi: infundasi, maserasi, perkolasi, dan penyarian yang berkesinambungan (Depkes RI, 1986).

  Maserasi merupakan cara penyarian yang sederhana. Maserasi dilakukan dengan cara merendam serbuk daun dalam cairan penyari. Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dan karena adanya perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan yang diluar sel, maka larutan yang terpekat didesak keluar. Peristiwa tersebut berulang sehingga terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan diluar dan di dalam sel. Maserasi dengan mesin pengaduk yang berputar terus menerus, waktu proses maserasi dapat dipersingkat menjadi 6 sampai 24 jam (Depkes RI, 1986).

G. Spekrofotometri Visibel

  Spektrofotometri visibel adalah salah satu teknik analisis fisika-kimia yang mengamati tentang interaksi atom atau molekul dengan radiasi elektromagnetik Molyneux (2004), absorbansi DPPH terjadi dengan baik pada daerah cahaya tampak (visible), oleh sebab itu digunakan spektrofotometri visibel untuk pengukuran absorbansinya.

  Interaksi antara senyawa yang mempunyai gugus kromofor dengan radiasi elektromagnetik pada daerah UV-Vis (200-800 nm) akan menghasilkan transisi elektromagnetik dan spektra absorbansi elektromagnetik. Jumlah radiasi elektromagnetik yang diserap akan sebanding dengan jumlah molekul penyerapnya, sehingga spektra absorbansi dapat digunakan untuk analisis kuantitatif (Fessenden and Fessenden, 1995).

  Bila suatu molekul senyawa organik menyerap sinar UV atau tampak maka di dalam molekul tersebut terjadi perpindahan (transisi elektron) dari berbagai jenis tingkat energi orbital dari molekul tersebut (Sastromihardjojo, 2001). Absorbsi cahaya oleh suatu molekul merupakan suatu bentuk interaksi antara gelombang cahaya (foton) dan atom atau molekul. Proses absorbsi cahaya UV-Vis berkaitan dengan promosi elektron dari satu orbital molekul dengan tingkat energi elektronik tertentu ke orbital lain dengan tingkat energi elektronik yang lebih tinggi.

H. Landasan Teori

  Radikal bebas adalah atom, ion atau molekul yang memiliki elektron yang tidak berpasangan dalam orbit terluarnya. Radikal bebas berbahaya karena untuk mencari pasangan elektronnya, radikal bebas mengambil satu elektron dari menghasilkan reaksi berantai. Apabila reaksi berlangsung di tubuh maka dapat merusak jaringan dan mengacaukan fungsi mereka. Antioksidan sintetis seperti penggunaan tBHQ, BHT dan BHA, dalam konsentrasi tinggi dapat menginduksi tumor dan kanker oleh karena itu, tidak direkomendasikan oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).

  Penelitian yang dilakukan oleh Lee et al. (2006) menunjukkan bahwa ekstrak tanaman apel beludru memiliki kandungan fenolik lebih dari 30 mg ekuivalen asam galat per gram ekstrak tanaman. Kandungan fenolik diketahui dapat menjadi antioksidan dengan cara mereduksi radikal bebas sehingga radikal menjadi stabil.

  Metode DPPH adalah suatu metode kolorimetri yang efektif dan cepat untuk memperkirakan aktivitas antiradikal dalam uji antioksidan. Molekul 1,1- difenil-2-pikrihidrazil (DPPH) merupakan suatu radikal bebas yang stabil dengan adanya delokalisasi elektron bebas pada molekul tersebut. Delokalisasi ini menyebabkan peningkatan warna violet, yang ditunjukkan dengan pita absorpsi pada panjang gelombang 517 nm. Keberadaan senyawa antioksidan dapat mengubah warna larutan DPPH dari ungu menjadi kuning.

  Metode Folin-Ciocalteu dapat mengukur senyawa fenolik dalam suatu sampel. Prinsipnya berdasarkan pada oksidasi senyawa fenolik dalam medium alkali dengan molibdenum dan tungsten fosfat untuk membentuk kompleks berwarna biru. Intensitas berwarna biru kompleks tungsten-molibdenum dengan polifenol diukur secara spektrofotometri pada panjang gelombang 750 nm. Hasil molar warna biru yang terbentuk sebanding dengan jumlah ion fenolik yang teroksidasi.

I. Hipotesis

  Hipotesis dalam penelitian ini, yaitu:

  1. Fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru mempunyai kandungan fenolik yang dinyatakan dalam mg ekuivalen asam galat.

  2. Fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru mempunyai aktivitas antioksidan yang dinyatakan dengan IC

  50 .

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksperimental rancangan acak sederhana karena subjek uji diberi perlakuan. B. Variabel

  1. Variabel bebas berupa konsentrasi fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru.

  2. Variabel tergantung berupa aktivitas antioksidan (%IC) fraksi etil asetat ekstrak metanolik daun apel beludru.

  3. Variabel pengacau terkendali berupa tempat tumbuh tanaman, waktu pemanenan, umur daun yang dipanen, cara panen, dan jumlah (g) serbuk daun yang digunakan.

  4. Variabel pengacau tak terkendali berupa cuaca atau musim, curah hujan, dan kelembaban.

C. Definisi Operasional

  1. Daun apel beludru adalah daun (folium) dari tanaman apel beludru yang dipanen dari kompleks Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta.

  2. Ekstrak metanolik adalah ekstrak daun apel beludru yang diperoleh dari hasil maserasi dengan campuran metanol:air (9:1) dan (1:1) kemudian dipekatkan sampai semua metanol dapat teruapkan.

  3. Fraksi etil asetat adalah hasil fraksinasi ekstrak metanolik dengan washbensin (1:1) kemudian fase air difraksinasi kembali dengan etil asetat (1:1). Fraksi etil asetat dikeringkan dalam oven selama 24 jam.

  4. Persen inhibition concentration (%IC) adalah persen yang menyatakan kemampuan fraksi etil asetat untuk menangkap radikal DPPH.

  5. Persen inhibition concentration 50 (IC

  50 ) adalah nilai konsentrasi fraksi etil asetat yang menghasilkan penangkapan 50% radikal DPPH.

D. Bahan dan Alat Penelitian

1. Bahan penelitian

  Bahan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: daun apel beludru (Diospyros blancoi A. DC.) yang dipanen dari tanaman apel beludru di kompleks Kampus III Universitas Sanata Dharma, Paingan, Maguwoharjo, Sleman, Yogyakarta; akuades (Laboratorium Kimia Analisis Instrumental Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma). Bahan kimia kualitas pro analitik (E.Merck) meliputi metanol. Bahan kualitas pro analitik Sigma Chem. Co., USA meliputi kuersetin, DPPH, reagen Folin-Ciocalteu, asam galat. Bahan kualitas teknis Brataco Chemica, yaitu: metanol, washbensin dan etil asetat.

2. Alat penelitian

   Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini berupa spektrofotometer

  UV-VIS (Shimadzu), vortex (junke & kunkel), corong Buchner, oven, mikropipet 10-1000 µL; 1-10 mL (Acura 825, Socorex), neraca analitik (Scaltec SBC 22, BP 160P), vacuum rotary evaporator (Junke & Kunkel), tabung reaksi bertutup dan alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis (Pyrex-Germany dan Iwaki).

E. Tatacara Penelitian

  1. Determinasi tanaman

  Determinasi tanaman apel beludru dilakukan di Laboratorium Farmakognosi-Fitokimia Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma dengan acuan dari web USDA (2013) dan Morton (1987).

  2. Pembuatan dan penyiapan bahan

  a. Pengumpulan bahan Tanaman apel beludru diperoleh dari kompleks Kampus III Universitas

Dokumen yang terkait

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli (Cassia fistula L.).

0 2 114

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etilasetat ekstrak metanolik kulit batang apel beludru (Diospyros blancoi A.DC.).

0 12 109

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak metanol kulit buah jeruk lemon (Citrus x limon (L.) Burm. f.).

0 1 96

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etik asetat sari buah apel bludru (Diospyros blancoi A. DC.).

0 4 119

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etilasetat ekstrak metanolik daun apel beludru (Diospyros blancoi A.DC.).

0 9 107

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1 Difenil 2 Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanol daun trengguli

1 2 112

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Defenil-2PikrilHidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik daun selasih (Ocimum sanctum L.) - USD Repository

0 2 130

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi etil asetat ekstrak etanolik herba seledri (Apium graveolens L.) - USD Repository

0 0 106

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-difenil-2-pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi air ekstrak metanol daun sirih (Piper betle L.) - USD Repository

0 0 163

Uji aktivitas antioksidan menggunakan radikal 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH) dan penetapan kandungan fenolik total fraksi air ekstrak metanolik buah labu siam (Sechium edule Jacq. Swartz.) - USD Repository

0 0 130