Pengembangan semangat pelayanan kemanusiaan pada kaum muda berinspirasikan semangat pelayanan Ibu Teresa - USD Repository

  

PENGEMBANGAN SEMANGAT PELAYANAN KEMANUSIAAN

PADA KAUM MUDA BERINSPIRASIKAN SEMANGAT

PELAYANAN IBU TERESA

S K R I P S I

  Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Disusun oleh:

  Yasinta NIM: 031124015

  PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK JURUSAN ILMU PENDIDIKAN FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2010

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada Ayah, Bunda dan Adikku Firmus tercinta. Semoga tulisan ini memberi arti dalam hidup kami sekeluarga, karena dari mereka saya belajar untuk hidup mandiri, saling membantu dan saling menghormati serta toleransi.

  

MOTTO

  Tetapi aku, kepadaMu aku percaya, Ya Tuhan, aku berkata: “Engkaulah Allahku”

  (Mzm, 31:15)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 16 November 2009 Penulis,

  Yasinta

  

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Yogyakarta: Nama : Yasinta NIM : 031124015 Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENGEMBANGAN SEMANGAT PELAYANAN KEMANUSIAAN PADA KAUM MUDA BERINSPIRASIKAN SEMANGAT PELAYANAN IBU TERESA

  Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal, 16 Nonember 2009 Yang menyatakan Yasinta

  

ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah “PENGEMBANGAN SEMANGAT PELAYANAN KEMANUSIAAN PADA KAUM MUDA BERINSPIRASIKAN SEMANGAT PELAYANAN IBU TERESA”. Penulis memilih judul ini karena terkesan oleh semangat pelayanan dalam bidang kemanusiaan yang berinspirasikan semangat pelayanan Ibu Teresa seperti yang dihayati kelompok Kerabat Kerja Ibu Teresa. Penulis merasa bahwa baik bila kaum muda mengetahui keberadaan kelompok Kerabat kerja Ibu Teresa yang luar biasa dalam bidang pelayanan kemanusiaan. Alasan lain karena atas dasar skripsi ini nantinya penulis juga ingin mengembangkan kaum muda di daerah penulis di Kalimantan Barat, khususnya di paroki Gembala Baik Kuala Dua, Keuskupan Sanggau Kapuas untuk melaksanakan pelayanan kemanusiaan bagi kaum miskin seperti yang dilakukan oleh kelompok Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT). Pengembangan semangat pelayanan yang akan dilaksanakan di Yogyakarta ini dimaksudkan agar para anggota Kerabat Kerja Ibu Teresa terutama kaum mudanya bisa lebih baik lagi dalam pelayanan dan berusaha melayani dengan segenap hati. Dengan demikian diharapkan mereka juga bisa mempengaruhi orang lain di luar Kerabat Kerja Ibu Teresa untuk ikut melakukan pelayanan bagi kaum miskin, lemah, cacat dan tersingkir.

  Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah bagaimana mengupayakan agar karya pelayanan Ibu Teresa dapat semakin memberi inspirasi terhadap karya pelayanan kelompok KKIT, dalam hal ini semangat yang perlu dihayati oleh kaum muda kelompok ini dalam pelayanan adalah semangat melayani yang berarti rela memberikan diri, tenaga, waktu dan pikiran untuk membantu orang miskin yang dilayani, dengan demikian berarti juga melayani Yesus Kristus melalui kaum miskin sesuai semangat Ibu Teresa. Dalam pengkajian ini penulis memanfaatkan studi pustaka dan penelitian lapangan dengan menyebarkan kuesioner, kemudian mengolah hasil kuesioner tersebut.

  Sebagai sebuah pelayanan bagi kaum miskin yang berispirasikan semangat pelayanan Ibu Teresa, karya pelayanan ini juga tidak lepas dari semangat pelayanan Yesus Kristus sebagai Gembala sejati. Yang menjadi pokok bahasan dalam tulisan ini yaitu pengembangan karya pelayanan kelompok Kerabat Kerja Ibu Teresa agar lebih berispirasikan karya pelayanan Ibu Teresa. Pengembangan karya pelayanan kaum muda KKIT agar lebih berinspirasikan karya pelayanan Ibu Teresa penulis wujudkan lewat pertemuan-pertemuan katekese, dalam hal ini penulis menggunakan katekese model

  Shared Christian Praxis (SCP).

  

ABSTRACT

  The title of this work is “THE DEVELOPMENT OF THE SPIRIT OF HUMAN SERVICE TO THE YOUTH BY THE INSPIRATION OF THE SERVING SPIRIT OF MOTHER TERESA”. The writer chooses this theme because of the impression to the spirit of service to the humanity which is insipred by the serving spirit of Mother Teresa such as performed by the group of Mother Teresa co-workers. The writer feels that the youth needs to know the extraordinary work of the co-workers of Mother Teresa in the service of humanity. Another reason is that the writer aims to promote human service to the poor, such as done by Mother Teresa's co-workers (KKIT/Kerabat Kerja Ibu Theresa), to the youth in West Kalimantan, especially in the parish of Gembala Baik Kuala Dua, which is part to the diocese of Sanggau Kapuas. The development of the spirit of service which is going to be realized in Yogyakarta is intended to motivate the members of the Mother Teresa co-workers, especially the young members, that they are able to perform a better service with sincerity. Hopefully they are able as well to influence the others which are not part of the Mother Teresa co-workers to do the same way, that is in involving themselves into the service of the poor, the weak, the difable dan the outcast.

  The main focus of this work is to find the way of making the serving spirit of Mother Teresa inspires more the group of Mother Teresa co-workers. The spirit of service which must be adopted by the young members is performed by dedicating themselves fully, their energy, their time dan their attention to help the poor. By this way they are serving Jesus Christ Himself through the service to the the poor, following the serving spirit of Mother Teresa. In this study the writer uses the literatures research and the field research by distributing questionnaires and examining the results.

  As a service to the poor inspired by the serving spirit of Mother Teresa, this service of humanity cannot be separated from the service of Jesus Christ as the Good Shepherd. The main study of this work is the development of service done by the Mother Teresa co-workers in order that they may be more inspired by the serving spirit of Mother Teresa. The development of the service of the young members of the Mother Teresa co-workers by the intention of making them more inspired by the service of Mother Teresa is realized through the catechetic meetings which use the catechetic model Shared Christian Praxis (SCP).

KATA PENGANTAR

  Dalam segala kelemahan dan keterbatasan penulis menghaturkan puji dan syukur kehadirat Tuhan, Sang Pemberi Hidup dan Sang Penyayang Sejati, karena berkat limpahan dan kasih sayang-Nya penulis bisa menyelesaikan skripsi yang berjudul PENGEMBANGAN SEMANGAT PELAYANAN KEMANUSIAAN PADA KAUM MUDA BERINSPIRASIKAN SEMANGAT PELAYANAN IBU TERESA.

  Penulis menyadari banyak sekali kendala penulis, namun karena ketertarikan dan kekaguman penulis kepada sosok Ibu Teresa dan karya-karyanya serta bantuan dan dampingan dari dosen pembimbing, kendala tersebut dapat teratasi dan terselesaikan. Selain itu penulis juga menyadari bahwa pendidikan kateketik yang penulis jalani sungguh banyak mempengaruhi kehidupan penulis. Pendidikan kateketik ini menjadi dasar yang kokoh bagi penulis untuk mengembangkan pelayanan dengan semangat persaudaraan sejati di tengah masyarakat kelak.

  Kegiatan pelayanan kemanusiaan mulai terasa menarik bagi penulis semenjak penulis mengikuti kegiatan pelayanan kaum muda di Perkampungan Sosial Pingit (PSP) yang dilakukan oleh komunitas Ignatian Kota Baru. Dengan berbekal pengalaman melakukan pelayanan di Perkampungan Sosial Pingit, penulis berusaha agar pengalaman dalam karya pelayanan ini berguna bagi kelompok Kerabat Kerja Ibu Teresa sendiri dan kaum muda yang lainnya. Langkah yang pertama penulis tempuh adalah berusaha menulis skripsi ini. Kelompok Kerabat Kerja Ibu Teresa telah mulai pelayanan kemanusiaan bagi kaum miskin dan melibatkan kaum muda sebagai pelayan orang miskin yang tentunya bersemangatkan pelayanan Ibu teresa.

  Selama penulis berjuang dan bergulat di kampus IPPAK, penulis merasa ditantang untuk menjadi pribadi yang tangguh dan pantang menyerah meskipun dengan banyak kekecewaan dan rasa sakit yang kadang-kadang masih terasa, namun semua pengalaman yang menyenangkan dan kurang menyenangkan penulis jalani demi orang- orang yang sudah banyak membantu dan mengeluarkan tenaga dan biaya yang tak terbilang jumlahnya bagi penulis. Dari segi pengetahuan, tak terbilang pula banyaknya yang penulis peroleh. Sebagai ungkapan rasa terima kasih, maka dengan rasa cinta pula penulis menghaturkan rasa terima kasih kepada pihak-pihak yang telah menaburi penulis dengan begitu banyak cinta dan kasih sayang.

  1. Romo Drs. H.J. Suhardiyanto, S.J. selaku dosen pembimbing utama yang senantiasa memberikan perhatian, semangat, menyediakan waktu khusus, mengusulkan ide-ide dan saran-saran serta membimbing penulis selama proses pengerjaan skripsi ini dan selaku Kaprodi IPPAK yang selalu memberi dukungan kepada penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini. Namun lebih daripada itu, terima kasih karena telah menjadi sosok yang begitu berarti, layaknya orang tua bagi penulis. Terima kasih untuk semua kesempatan, bimbingan, perhatian, serta kepercayaan yang Romo berikan sehingga penulis dapat menjadi seperti sekarang ini.

  2. Romo Dr. CB. Putranta, SJ selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan begitu banyak perhatian dan pendampingan bagi penulis selama skripsi maupun proses studi yang penulis jalani di kampus ini. Lepas dari itu, beliau juga penulis alami. Terima kasih untuk segala waktu dan pikiran yang telah Romo berikan dan terlebih lagi mampu menjadi sosok orang tua yang baik bagi penulis.

  3. Bapak P. Banyu Dewa HS., S.Ag., M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan banyak perhatian dan pendampingan bagi penulis selama proses studi yang penulis jalani di kampus ini dan terima kasih untuk kesediaannya mendampingi proses skripsi bagian Bab III dan kesediaannya membaca skripsi ini.

  4. Kepada Br. Stefanus, MTB, seluruh keluarga besar MTB Kuala Dua, Pontianak, komunitas MTB Kota baru Yogyakarta dan Novisiat MTB Bangun Tapan yang telah memberikan semangat dan cintanya yang begitu besar kepada penulis dan selalu menjadi pelabuhan terakhir pada saat penulis kekurangan dana. Terima kasih yang sebesar-besarnya.

  5. Romo Antonius Hari Kustono, Pr yang telah begitu banyak melimpahi penulis dengan cinta dan kasih sayang, terima kasih telah menjadi sosok orang tua yang mengayomi dan penuh kesabaran dalam membimbing penulis. Tidak ada kata yang mampu penulis ucapkan selain ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya.

6. Segenap staf dosen, sekretariat dan perpustakaan, karyawan piket dan parkir Prodi

  IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah begitu melimpahi penulis dengan ilmu, perhatian, dukungan, bimbingan serta senyuman yang selalu menguatkan penulis menjalani proses studi di kampus ini.

  7. Sahabat-sahabat mahasiswa, terkhusus angkatan 2003 yang berjuang bersama-sama penulis dari awal kuliah di kapus IPPAK dan kepada angkatan 2004 yang berjuang yang telah terjalin akan menjadi kenangan terindah dalam hidup penulis dan penulis tidak akan pernah lupa bahwa mereka semua pernah ada dalam perjalanan hidup penulis.

  8. Kelompok Kerabat Kerja Ibu Teresa, terkhusus kepada Mbak Ratna dan Eka yang selalu bersedia membantu penulis dalam memperoleh data-data serta bantuan yang penulis butuhkan. Terima kasih banyak untuk semua pengorbanan kalian semua.

  9. Teman-teman kos Bu Yayuk hususnya Mbak Titin, Sri Rahayu, Mbak Sri Wonosari, Sofhi, Wiwik, Mbak Oik, Mbak Silvi, Eka Gloria, Sr. Silvina PRR, Sr. Xaverin PRR dan Iin yang pernah penulis kenal. Terima kasih untuk kebersamaan dan cinta yang telah diberikan, penulis tidak akan mampu menjalani semuanya tanpa bantuan dan dukungan kalian. Semoga hidup mempertemukan kita lagi dalam satu kesempatan lain.

  10. John Ariyo yang selalu memberi dorongan serta cinta dan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini secepatnya dan tanpa dukungan semangatnya, penulis akan bermalas-malasan. Penulis mengakui peranannya sangat besar dalam proses penulisan skripsi ini, dorongan dan teladannya membuat penulis bisa lebih berkembang.

  11. Bapak Rakiman dan Ibu Adriana Iyu, Eriya Putri, Wiro dan Ade Yuro yang penulis sayangi, terima kasih atas cinta dan perhatian yang kalian semua berikan kepada penulis sehingga penulis mampu melewati semua cobaan ini dengan tegar dan semangat.

  12. Keluarga penulis yang sangat penulis cintai, khususnya kedua orang tua dan adik dalam hidup penulis, karena dari mereka semuanya berawal dan kepada mereka penulis akan kembali.

  13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang selama ini telah menjadi bagian berarti dalam hidup penulis serta memampukan penulis menyelesaikan studi ini.

  Penulis menyadari bahwa banyak sekali kekurangan dan keterbatasan dalam penulisan skripsi ini, yang menyebabkan penulisan skripsi ini jauh dari sempurna. Maka dari itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

  Yogyakarta, 16 November 2009 Penulis

  Yasinta

  DAFTAR ISI

  JUDUL …………………………………………………………………… i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………. ii HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………. iii HALAMAN PERSEMBAHAN …………………………………………. iv MOTTO ………………………………………………………………...... v PERNYATAAN KEASLIAN KARYA …………………………………. vi PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI………………………… vii ABSTRAK ……………………………………………………………….. viii ABSTRACT ……………………………………………………………… ix KATA PENGANTAR …………………………………………………… x DAFTAR ISI …………………………………………………………....... xv DAFTAR SINGKATAN ………………………………………………… xix BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………………...

  1 A. Latar Belakang ………………………….....................................

  1 B. Rumusan Masalah ………………………………………………

  5 C. Tujuan Penulisan ………………………………………………..

  5 D. Manfaat Penulisan………………………………………….........

  6 E. Metode Penulisan ………………………………………….........

  6 F. Sistematika Penulisan ………………………………………......

  7 BAB II. TANGGAPAN UMAT KRISTIANI TERHADAP ORANG MISKIN YANG TERLANTAR .................................................

  8 A. Tanggapan Ibu Teresa Terhadap Orang Miskin yang Terlantar ……………………………………………..........

  8 1. Awal karya Ibu Teresa ……………………………………..

  8 2. Ordo Misionaris Cinta Kasih ……………………………….

  11 3. Karya Ordo Misionaris Cinta Kasih di luar India …………..

  15 B. Ajaran Kristiani Menanggapi Manusia Terlantar ………………

  19

  a. Relevansi Mat 25:31-46 terhadap pelayanan KKIT ……

  20

  b. Interpretasi Mat 25: 31-46 dan hubungannya dengan pelayanan KKIT ………………………………………...

  23 2. Gaudium et Spes …………………………………………….

  25 BAB III. KELOMPOK KERABAT KERJA IBU TERESA DI YOGYAKARTA ……………………………………………….

  29 A. Apa dan Siapa Kerabat Kerja Ibu Teresa ………………………

  29 B. Keprihatinan di Yogyakarta Berkaitan Dengan Orang Miskin yang Terlantar …………………………………………………..

  33 C. Keterlibatan Kerabat Kerja Ibu Teresa dalam Melayani Orang Miskin yang Terlantar, Termasuk Kaum Mudanya …………….

  35 D. Kaum Muda Warga Kerabat Kerja Ibu Teresa sebagai Orang Kristiani Membangun Semangat Kaum Muda dalam Melayani Kaum Miskin yang Terlantar .......................................................

  37 1. Tujuan penelitian …………………………............................

  37 2. Tempat dan waktu penelitian ……………………………….

  38 3. Instrumen pengumpulan data ………………………….........

  38 4. Responden penelitian ……………………………………….

  39 5. Variabel Penelitian dan pengolahan Hasil Penelitian ............

  39 6. Kisi-kisi kuesioner .................................................................

  40 E. Pembahasan Hasil Penelitian …………………………………...

  42 1. Analisis deskriptif …………………………………………..

  42 a. Frekuensi tantangan yang dihadapi dalam pelayanan …...

  44

  b. Frekuensi keterlibatan kaum muda dalam bidang

  44 pelayanan ………………………………………………..

  c. Frekuensi semangat pelayanan Ibu Teresa menjadi

  45 inspirasi bagi kelompok KKIT d. Frekuensi tanggapan dan harapan umat kristiani terhadap

  45 kaum miskin yang terlantar e. Frekuensi pendampingan yang dibutuhkan

  46 2. Pembahasan Hasil Penelitian …………..…………………...

  46 a. Tantangan yang dihadapi dalam pelayanan ……………..

  46 b. Keterlibatan kaum muda dalam bidang pelayanan ……...

  47

  c. Semangat pelayanan Ibu Teresa menjadi inspirasi bagi kelompok KKIT …………………………………………

  60

  BAB V. PENUTUP ……………………………………………………… 118 A. Kesimpulan …………………………………………………….. 118 B. Saran ……………………………………………………………. 120

  91 F. Contoh Katekese III ……………………………………………. 104

  79 E. Contoh Katekese II ……………………………………………...

  70 D. Contoh Katekese I ………………………………………………

  68 5. Penjabaran Program ………………………………………...

  67 4. Usulan Tema ………………………………………………..

  66 3. Pemikiran Dasar Penyusunan Program ……………………..

  66 2. Tujuan Program ……………………………………………..

  1. Pengertian Program …………………………………………

  65

  61 C. Program Katekese untuk Mengembangkan Semangat Kemanusiaan Berdasarkan Semangat Pelayanan Ibu Teresa …...

  3. Model-model Katekese Umat ………………………………

  59 2. Tujuan Katekese …………………………………………….

  48

  59 1. Arti Katekese ………………………………………………..

  57 B. Arti, Tujuan dan Model-model Katekese .....................................

  55 3. Aspirasi ……………………………………………………..

  54 2. Ciri-ciri Kaum Muda ………………………………………..

  1. Kaum Muda …………………………………………………

  54

  53 A. Kaum Muda, Ciri-ciri, Aspirasi dan Keprihatinannya …………

  50 BAB IV . PENGEMBANGAN SEMANGAT KEMANUSIAAN KAUM MUDA BERDASARKAN SEMANGAT PELAYANAN IBU TERESA MELALUI KATEKESE ……………………………..

  3. Kesimpulan …………………………………………………

  50

  49 e. Pendampingan yang dibutuhkan ………………………...

  d. Tantangan dan harapan umat kristiani terhadap orang miskin yang terlantar …………………………………….

  1. Catatan ……………………………………………………... 121

  3. Bagi Para Pembina/ Pendamping Kaum Muda Pada Umumnya …………………………………………………... 124

  DAFTAR PUSTAKA …………………………………………………..... 126 LAMPIRAN Lampiran : Soal Kuesioner ....................................................... (1)

DAFTAR SINGKATAN A.

  Singkatan Kitab Suci Seluruh singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti Kitab Suci

  Perjanjian Baru: dengan Pengantar dan Catatan Singkat (Dipersembahkan kepada

  Umat Katolik Indonesia oleh Ditjen Bimas Katolik Departemen Agama Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV). Ende: Arnoldus, 1984/ 1985, hal. 8.

  B.

  Singkatan Dokumen Resmi Gereja CT :

  Catechesi Tradendae

  , Anjuran Apostolik Paus Yohanes Paulus II kepada para uskup, klerus, dan segenap umat beriman tentang katekese masa kini, 16 Oktober 1979. GS : Gaudium et Spes, Konstitusi Pastoral tentang Gereja Dalam Dunia Modern, 7 Desember 1965.

  RN :

  Rerum Novarum,

  Ensiklik Paus Leo XIII mengenai kondisi kelas kerja, Mei 1891.

  C.

  Singkatan Lain ASG : Ajaran Sosial Gereja Baksos : Bakti sosial Bdk : Bandingkan Br : Bruder Cergam : Cerita bergambar

  Com : Commercial DokPen : Dokumentasi dan Penerangan Dr : Doktor Drs : Doktorandus Kab : Kabupaten Komkat : Komisi Kateketik Komkep : Komisi Kepemudaan Komsos : Komunikasi Sosial KKIT : Kerabat Kerja Ibu Teresa KLMT : Kecil Lemah Miskin Tersingkir KWI : Konferensi Waligereja Indonesia MAWI : Majelis Wali Gereja Indonesia MC : Missionary Of Charity (Misionaris Cinta Kasih) MM : Master of Management PB : Perjanjian Baru PBB : Perserikatan Bangsa-Bangsa PHK : Pemutusan Hubungan Kerja PKPKM : Pedoman Karya Patoral Kaum Muda RS : Rumah Sakit SCP :

  Shared Christian Praxis

  SD : Sekolah Dasar SMA : Sekolah Menengah Atas

  SMK : Sekolah Menengah Kejuruan St : Santo/ Santa USA : United States of America WIB : Waktu Indonesia bagian Barat WSB : Wisma Sahabat Baru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan jaman yang cepat dalam berbagai bidang banyak menimbulkan

  dampak positif dan negatif bagi penduduk atau masyarakat dalam suatu negara. Yang paling jelas sekarang adalah kesenjangan sosial dalam masyarakat yaitu antara si kaya dan si miskin. Yang paling merasakan akibat negatif arus globalisasi yang begitu cepat adalah golongan menengah ke bawah, sebut saja orang miskin. Mereka bukan hanya kekurangan materi tetapi juga tertinggal dalam bidang pendidikan. Karena keduanya ini memang memerlukan banyak biaya yang besar, sedangkan mereka tidak mempunyai biaya cukup untuk itu.

  Pelayanan terhadap kaum miskin antara lain telah dilakukan oleh Ibu Teresa dari Calcutta dengan gemilang. Perubahan zaman ini membuat kebutuhan juga semakin banyak, dengan akibat makin banyak juga orang-orang yang semula hidupnya pas-pasan menjadi semakin tertekan oleh kebutuhan ekonomi yang semakin sulit dipenuhi.

  Syukurlah bahwa dalam kemelut dunia yang semakin hari semakin memprihatinkan ini, masih ada orang-orang yang peduli dengan penderitaan orang- orang miskin. Mereka adalah Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT) yang bersedia melayani para pemulung, gelandangan, pengemis, orang-orang cacat dan sakit.

  Mereka melayani dengan sungguh-sungguh, menyediakan diri dan waktu untuk membantu kaum miskin yang mereka jumpai. Sikap rela berkorban sejauh dijumpai oleh penulis, banyak mendapat kekuatan dari semangat pelayanan ibu Teresa yang

  Kerabat Kerja Ibu Teresa yang dimaksudkan adalah orang dewasa yang sebagian besar belum menikah, namun memiliki pekerjaan masing-masing menurut latar belakang pendidikan mereka. Setiap harinya mereka disibukkan dengan pekerjaan pribadi tersebut, namun karena panggilan untuk melayani kaum miskin yang terlantar mereka rela menyediakan waktu untuk memberikan pelayanan kemanusiaan. Komisi Kepemudaan KWI (1999) menyebutkan bahwa setiap yang orang telah menerima baptisan menerima juga tiga fungsi Kristus sebagai Imam, Nabi dan Raja; serta tanggungjawab Gereja dalam Koinonia, Diakonia, Liturgia, Kerygma, Martyria (bdk. Komkep KWI, 1999: 31-33). Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT) beranggotakan orang dewasa, namun sebagian besar dari mereka adalah kaum muda, meskipun tiga orang diantara mereka ada yang cacat, namun kekurangan itu tidak menjadi penghalang bagi mereka untuk berbuat sesuatu bagi orang miskin yang terlantar. Disebutkan sebagai semangat muda karena kaum muda mau menggambarkan seorang pribadi yang memiliki semangat hidup, ciri khas dan keunikan, kualitas, bakat dan minat. Mereka mempunyai perasaan dan pola pikir serta masalah yang perlu dipahami (Komkep KWI, 1999: 4).

  Keterlibatan kaum muda dalam bidang kemanusiaan dapat memupuk rasa solidaritas bagi kaum muda. Keterlibatan kaum muda dalam karya pelayanan terhadap sesama yang menderita akan membawa dampak yang positif terhadap perkembangan kaum muda sebagai generasi penerus masa depan, baik dari segi sosial maupun spiritualnya. Keterlibatan kaum muda dalam kelompok KKIT memberi inspirasi bagi penulis, juga sebagai orang muda untuk terlibat dalam karya pelayanan bagi orang miskin yang terlantar dan menyemangati kaum muda yang lain untuk ikut terlibat di dalamnya.

  Ibu Teresa adalah salah seorang yang sangat terkenal karena kesedehanaannya dan kepeduliannya terhadap kaum miskin. Pribadinya begitu mulia dan berhati besar untuk melayani orang-orang yang kurang mampu atau kurang beruntung. Kerendahan hati yang dimiliki bukan hanya terbatas di bibir saja tetapi diwujudkan dengan tindakan yang konkrit. Seperti dikatakan dalam buku Ibu Teresa,

  

Karya dan Orang-orangnya (Bosko Beding, 1989: 15), “Ibu Teresa adalah seorang

  yang paling memikat hati. Salah seorang yang kata-katanya dengan suka didengar orang”. Karena kerendahan hatinya itulah makanya dia dikenal banyak orang. Bukan hanya di negaranya saja tetapi juga di seluruh dunia.

  Kerabat Kerja Ibu Teresa (KKIT) memang sudah memiliki semangat melayani dengan rela berkorban, dengan semangat itu komunitas KKIT dengan berbagai macam latar belakang pekerjaan dan status tidak menghalangi mereka untuk melayani secara lebih nyata kepada orang-orang miskin. Kerabat Kerja Ibu Teresa ini perlu lebih banyak belajar dari ibu Teresa bagaimana menjadi pelayan yang handal. Pelayanan ibu Teresa dapat menjadi semangat yang menguatkan dan memampukan Kerabat Kerja Ibu Teresa dalam meningkatkan pelayanannya. Antara lain bagaimana kepedulian seorang pelayan peduli terhadap kaum yang lemah, terutama kaum miskin yang sangat membutuhkan perhatian dan uluran tangan kasih ini. Pelayanan kepada kaum miskin pada jaman sekarang perlu dilakukan dengan lebih bersungguh-sungguh seperti yang dilakukan oleh Ibu Teresa dengan semangat pelayanan dan pengorbanannya.

  Perkembangan dan pembangunan desa menjadi kota memaksa warga yang tadinya bisa hidup cukup baik menjadi tidak mendapat perlindungan, sehingga mereka tergusur dari tempat mereka sendiri. Karena tidak cukup memiliki mereka mau tidak mau menjadi gelandangan dan pengemis dan mereka hanya bisa tinggal di emper-emperan, di pinggir jalan.

  Situasi seperti ini memancing kepedulian dari orang-orang di sekitarnya antara lain Kerabat Kerja Ibu Teresa yang merelakan diri menjadi pelayan orang- orang miskin ini, mereka perlu siap menjadi tempat curhat dan tempat berlindung orang-orang yang kurang beruntung ini, terutama kaum miskin yang notabene sangat membutuhkan bantuan. Semangat pelayanan dari ibu Teresa ternyata membuka mata banyak orang terhadap penderitaan sesamanya, sehingga mereka tidak lagi mementingkan kepentingan pribadinya saja, tetapi mulai berpikir bagaimana dari kelebihan yang dia miliki bisa berbagi dengan orang lain yang lebih membutuhkan.

  Atas dasar situasi di atas, maka penulis mencoba menggali dan menimba semangat pelayanan kemanusiaan Ibu Teresa bagi kaum miskin guna mendorong Kerabat Kerja Ibu Teresa untuk lebih meningkatkan pelayanannya terutama terhadap kaum miskin yang terlantar, dengan ikut ambil bagian dalam kegiatan sehari-hari mereka, mendampingi kaum terlantar, para narapidana yang jarang sekali bahkan hampir tidak pernah dikunjungi kaum kerabatnya, dan pergi keperkampungan tempat mereka biasa mengobati orang-orang miskin. Selain itu penulis sebagai kaum muda, dan berniat mendampingi kaum muda dikemudian hari, juga ingin belajar bersama Kerabat Kerja Ibu Teresa ini dalam pengembangan semangat pelayanan kemanusiaan kaum muda dengan inspirasi pelayanan Ibu Teresa bagi orang-orang lemah terutama kaum miskin. Maka penulis mengambil judul dalam skripsi ini “PENGEMBANGAN SEMANGAT PELAYANAN KEMANUSIAAN PADA KAUM MUDA BERINSPIRASIKAN SEMANGAT PELAYANAN IBU TERESA”.

B. Rumusan Masalah

  Atas dasar latar belakang yang diuraikan di atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan diungkapkan dalam skripsi ini sebagai berikut:

1. Siapa Kerabat Kerja Ibu Teresa dan apa saja kegiatan mereka? 2.

  Apa yang memotivasi Kaum Muda warga KKIT dalam pelayanan kemanusiaannya bagi kaum miskin yang terlantar di Yogyakarta?

  3. Siapa ibu Teresa dan apa yang memotivasi Ibu Teresa sehingga pelayanannya bagi kaum miskin luar biasa?

  4. Apa yang kiranya dibutuhkan oleh kaum muda warga Kerabat Kerja Ibu Teresa untuk meningkatkan pelayanan mereka terhadap kaum miskin?

C. Tujuan Penulisan

  Berdasarkan rumusan permasalahan di atas, maka skripsi ini memiliki tujuan sebagai berikut:

  1. Menjelaskan siapa Kerabat Kerja Ibu Teresa dan kegiatan-kegiatan mereka.

  2. Menjelaskan motivasi kaum muda warga KKIT dalam pelayanan kemanusiaan melayani kaum miskin yang terlantar.

  3. Menjelaskan tentang ibu Teresa, kegiatan karya yang ia lakukan, menjelaskan hal-hal yang memotivasi ibu Teresa sehingga pelayanannya bagi kaum miskin luar biasa.

  4. Memaparkan apa yang kiranya dibutuhkan oleh kaum muda warga KKIT untuk meningkatkan pelayanan mereka terhadap kaum miskin.

  D. Manfaat Penulisan 1.

  Bagi penulis, agar semakin peduli terhadap penderitaan kaum miskin dan sebagai pelayan umat agar semakin sadar akan tugas pelayanan dimasa kini dan masa yang datang.

  2. Bagi Kerabat Kerja Ibu Teresa: sebagai refleksi atas pelayanan mereka dalam melayani kaum miskin berdasarkan semangat pelayanan ibu Teresa, sehingga mereka: a.

  Semakin mampu meningkatkan mutu pelayanannya bagi kaum miskin sesuai semangat pelayanan Ibu Teresa.

  b.

  Semakin mampu memaknai pengalaman hidup bersama orang miskin demi perkembangan diri dan semangat cinta kasih dalam diri mereka.

  E. Metode Penulisan

  Penulis dalam menulis skripsi ini akan menggunakan metode deskrptif analitis, dengan memanfaatkan pengumpulan data dari studi pustaka dan penelitian sederhana di lapangan. Penulis akan mengumpulkan data dengan mempelajari buku- buku tentang pelayanan dan hidup Ibu Teresa, serta kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh Kerabat Kerja Ibu Teresa kemudian menguraikan pokok-pokok pikiran tersebut. Agar mengalami secara langsung penulis menggunakan kuesioner yang disebarkan langsung oleh penulis sendiri.

F. Sistematika Penulisan

  Bab I adalah bagian pendahuluan yang menguraikan latar belakang penulisan, rumusan masalah, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  Bab II memaparkan karya Ibu Teresa yaitu awal karya Ibu Teresa, Ordo Misionaris Cinta Kasih, Ordo Misionaris berkarya di luar India dan tanggapan umat Kristiani terhadap orang miskin yang terlantar yaitu: Gaudium Et Spes dan Alkitab (Mat 25: 31-46). Bab III berisikan tentang apa dan siapa Kerabat Kerja Ibu Teresa, keprihatinan di Yogyakarta berkaitan dengan orang miskin yang terlantar, dan keterlibatan Kerabat Kerja Ibu Teresa dalam melayani orang miskin yang terlantar di Yogyakarta.

  Bab IV memaparkan banyak hal diantaranya adalah pertama: kaum muda, ciri-ciri, aspirasi dan keprihatinannya; kedua: arti, tujuan dan model-model katekese (arti katekese, tujuan katekese dan model-model katekese); ketiga: program katekese demi pengembangan semangat kemanusiaan berdasarkan semangat pelayanan Ibu Teresa; dan keempat: contoh katekese demi pengembangan semangat kemanusiaan kaum muda berdasarkan semangat pelayanan Ibu Teresa.

  Bab V adalah bagian akhir dari tulisan ini, berisikan penutup dan di dalamnya terdapat kesimpulan serta saran yang bergunan bagi pengembangan selanjutnya.

BAB II TANGGAPAN UMAT KRISTIANI TERHADAP ORANG MISKIN YANG TERLANTAR A. Tanggapan Ibu Teresa Terhadap Orang Miskin yang Terlantar 1. Awal Karya Ibu Teresa Karya Ibu Teresa di tengah orang-orang melarat sudah bukan sesuatu

  yang asing lagi di telinga masyarakat dunia, karena hidupnya yang diabdikannya untuk melayani orang-orang kecil terutama kaum miskin bukan hanya untuk mencari nama besar atau agar menjadi tenar tetapi sungguh-sungguh karena ia memiliki jiwa rela berkorban dan rendah hati yang tidak dimiliki kebanyakan orang. Bukan hanya sampai pada kata-kata belaka tetapi ditampakkan melalui perbuatannya, seperti dikatakan dalam buku Ibu Teresa, Karya dan Orang-orangnya (Bosko Beding, 1989: 7) “Ia mau meninggalkan biara untuk mengabdikan dirinya kepada orang-orang melarat. Pelayanan memang membutuhkan pengorbanan, bukan hanya waktu, tetapi tenaga, pikiran, diri bahkan uang sekalipun dikorbankan. Itulah ibu Teresa yang selalu ingin membantu orang-orang susah yang ditemuinya. Meskipum pribadi yang dimiliki ibu Teresa banyak yang mengagumi namun banyak pula yang mengkritiknya. Seperti dikatakan dalam buku Jalan Kemiskinan Ibu Teresa sebagai berikut:

  Ia melakukan banyak hal untuk orang miskin tetapi dipertanyakan karena karya karitatifnya tidak begitu berarti dalam menggugat struktur masyarakat yang tidak adil. Dia menjual kemiskinan untuk mendapatkan sumbangan, simpati dan bantuan. Ia menjadi teladan kesucian bagi umat beriman, terutama umat katolik. Namun ia juga dikeluhkan karena begitu teguhnya membela ajaran Gereja mengenai aborsi, keluarga berencana

  Ketika ia masih hidup orang sudah menyebutnya sebagai seorang suci, seorang santa. Namun demikian, tidak sedikit orang yang bertanya apakah jalan kesucian harus berarti penyangkalan diri atas barang-barang duniawi dan kesempatan menikmati hidup dan harus menjalani mati raga berat? (Cahyadi, 1989: 2-3). Semua pertanyaan itu mengiringi langkah hidup Ibu Teresa, namun ia tetap tegas dengan pendiriannya dan prinsip hidup yang jelas. Tidak mudah menjadi seorang pelayan yang sungguh-sungguh melayani dengan hati, harus memiliki jiwa besar dan semangat hidup yang tinggi, tidak mudah menyerah dan putus asa. Sikap yang lembut dan penuh cinta kasih itulah yang membuat ibu Teresa dengan mudah masuk dalam kehidupan orang-orang yang kurang beruntung. Hidup yang singkat tidak disia-siakan untuk hal yang tidak bermanfaat.

  Pelayanan menjadi pekerjaan yang menarik ketika seluruh tenaga, pikiran, waktu dan uang diberikan untuk membantu orang-orang yang kurang beruntung.

  Bagi manusia modern dewasa ini kehidupan Ibu Teresa kiranya merupakan hal yang tidak masuk akal karena meskipun kehidupan sehari-harinya erat dengan penderitaan manusia masih begitu yakin dan percaya akan penyelenggaraan Allah, percaya akan cinta kasih Tuhan terhadap semua manusia. Kepercayaan itulah yang merupakan kekuatan luar biasa yang ada dalam diri Ibu Teresa dan membuat ia mampu untuk melayani setiap orang miskin yang ia jumpai. Dalam buku Ibu Teresa Karya dan

  Orang-orangnya

  dikatakan sebagai berikut: Menurut Ibu Teresa, tanpa penderitaan, hampir tak mungkin kita mencintai Tuhan dan sesama manusia secara sungguh-sungguh. Penderitaan mamberikan kita kesempatan itu. Ia sering berkata bahwa orang-orang miskin sebenarnya merupakan suatu rahmat, suatu kesempatan bagi kita untuk mencintai Tuhan. Dengan merawat mereka, kita merawat Tuhan. Dengan memberikan mereka, kita memberi makan Tuhan (Bosko Beding, 1989: 50-51). Sikap Ibu Teresa ini bukan hanya merambat dengan suburnya di antara para suster sekomunitasnya saja tetapi di antara para pasien yang ia rawat. Dengan kata lain bukannya senang melihat penderitaan orang lain, tetapi bahwa penderitaan mereka memberi kita kesempatan untuk berbuat baik. Pengalaman Ibu Teresa dalam melayani banyak kaum miskin, bisa menjadi pelajaran yang sangat berarti bagaimana melihat penderitaan bukan sebagai sesuatu yang biasa-biasa saja, namun menjadi kekuatan yang menggerakan hati nurani untuk berbuat sesuatu yang bisa meringankan penderitaan dan membantu mereka dalam kesulitan yang mereka hadapi. Manusia harus berani mengambil tindakan yang tepat sebagai wujud kepedulian terhadap penderitaan sesama. Pelayanan yang dilakukan dengan sungguh- sungguh oleh Ibu Teresa menjadi pelajaran juga bagi manusia dalam melayani Allah melalui pelayanan terhadap sesama. Dalam penderitaan itulah tangan Tuhan berkarya dan menyemangati karya manusia di dunia.

  Tangan kasih Allah yang menuntun dan membimbing manusia untuk melayani sesama terlihat dari apa yang dilakukan oleh Ibu Teresa bagi kaum miskin yang ia layani. Situasi masyarakat di Kalkuta dipakai juga oleh Allah untuk membentuk pribadi Ibu Teresa menjadi orang yang penuh cinta kasih dan rela berkorban. Konflik sosial, perang, perpecahan, benturan-benturan kepentingan politik dan kerusuhan sosial menyebabkan penderitaan, kemiskinan dan kematian. Namun dalam situasi seperti ini Tuhan mampu bekerja di tengah situasi terjelek sekalipun. Bagi Ibu Teresa dalam buku Jalan Kemiskinan Ibu Teresa dikatakan sebagai berikut:

  Situasi terjelek sekalipun selalu bisa menjadi sarana untuk belajar dan bertumbuh. Pengalaman memberikan pelajaran bila mata mau melihat, telinga mau mendengar, mulut mau berbicara, tangan dan kaki mau bergerak, dan hati mau mencerna segala peristiwa, perjumpaan, bahkan juga benturan-benturan pahit yang dihadapi (Cahyadi, 2003: 33).

  Situasi kemiskinan dan penderitaan membuka mata umat manusia seluruhnya untuk lebih giat lagi dalam mewartakan kabar kasih Kerajaan Allah.

  Demikian juga ketika Ibu Teresa hidup di Kalkuta, situasi sosial masyarakat yang sangat memprihatinkan menjadi sapaan dan undangan dari Tuhan kepadanya. Di tengah situasi sosial masyarakat yang memprihatinkan itulah suara Tuhan bergema, yaitu panggilan Tuhan untuk melayani mereka yang termiskin. Dalam perjalanan waktu Ibu Teresa melihat dengan jelas rencana Allah dalam dirinya, yaitu melayani mereka yang termiskin.

2. Ordo Misionaris Cinta Kasih

  Ordo Misionaris Cinta Kasih adalah tarekat yang didirikan oleh Ibu Teresa. Berdirinya tarekat ini tidak lepas dari orang-orang yang mendukung kegiatan Ibu Teresa. Tarekat misionaris bukan hanya terdiri dari para suster saja tetapi juga para bruder, bahkan ada juga Imam. Sejumlah orang-orang katolik juga bergabung untuk bekerjasama dengan Ordo Misionaris Cinta Kasih, bahkan orang-orang non- katolikpun juga ada yang ikut bergabung. Tarekat ini merupakan satu-satunya komunitas yang disahkan dan didirikan dengan berkat Bapa Suci, Paus Paulus VI. Namun tidak boleh juga dilupakan kehadiran para relawan yang ikut ambil bagian dalam pelayanan Misionaris Cinta Kasih. Orang pertama dan yang paling banyak membantu Ibu Teresa adalah Keluarga Gomes. Mereka membantu menyediakan rumah tumpangan, membantu mencarikan bahan makanan, dan membantu mencarikan ruang untuk ruang kelas sementara, bahkan dalam pelayanan kepada orang-orang miskin juga keluarga Gomes ikut membantu.

  Sebelum berbicara jauh tentang Ordo Misionaris Cinta Kasih, perlu juga berdiri. Ibu Theresa lahir pada tanggal 27 Agustus 1910 di kota Skopje (Yugoslavia) dengan nama Agnes Gonxha Bojaxhiu. Orang tuanya berasal dari Albania. Pada usia 18 tahun Agnes masuk Ordo Suster van Loreta di kota Dublin, Irlandia, yang aktif dengan pengiriman misi ke India. Setahun kemudian Agnes dikirim oleh ordonya ke Calcutta di India dan sejak itu Agnes menggunakan nama Suster Teresa. Sejak tahun 1946 pada usia ke-36, Suster Teresa menjadi guru di Sekolah Menengah St. Mary’s di Calcutta. Suster Teresa banyak menolong orang sakit, orang miskin dan terlantar, terutama anak-anak. Oleh sebab itu anak-anak di Calcutta sangat menyayangi Suster Teresa dan memanggil beliau dengan sebutan akrab, Mother Theresa.