Semangat pelayanan Pastor Damian SS.CC memberi inspirasi bagi pelayanan para anggota SS.CC di Molokai, India, dan kaum awam di Alor dalam memperhatikan kaum penderita kusta - USD Repository

  

SEMANGAT PELAYANAN PASTOR DAMIAN SS.CC

MEMBERI INSPIRASI BAGI PELAYANAN PARA ANGGOTA SS.CC

DI MOLOKAI, INDIA DAN KAUM AWAM DI ALOR

DALAM MEMPERHATIKAN PARA PENDERITA KUSTA

  

SKRIPSI

  Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik Oleh:

  Morta Sihite NIM: 051124024

  

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2009

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada seluruh anggota Kongregasi Hati Kudus Yesus Dan Hati Suci Maria (SS.CC), di mana pun berada yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menimba ilmu dan telah mendukung saya dengan caranya masing- masing selama kuliah di IPPAK Yogyakarta hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

  Dan semuanya demi pelayanan Kongregasi di seluruh dunia.

  

MOTTO

  “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap di dalam Dia. Hendaklah kamu berakar di dalam Dia, hendaklah kamu bertambah teguh dalam iman yang telah diajarkan kepadamu dan hendaklah hatimu melimpah dengan syukur.”

  (Kolose 2:6-7)

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

  Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan atau daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 09 Juni 2009 Penulis,

  Morta Sihite

  

ABSTRAK

  Skripsi berjudul SEMANGAT PELAYANAN PASTOR DAMIAN

  

SS.CC MEMBERI INSPIRASI BAGI PELAYANAN PARA ANGGOTA

SS.CC DI MOLOKAI, INDIA DAN KAUM AWAM DI ALOR DALAM

MEMPERHATIKAN PARA PENDERITA KUSTA.

  Judul ini dipilih berdasarkan fakta bahwa semangat pelayanan pastor Damian terhadap orang- orang kusta memberi inspirasi bagi pelayanan para anggota SS.CC di Molokai, India dan kaum awam di Alor hingga dewasa ini.

  Kongregasi SS.CC menghayati dan menghidupi semangat Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria. Dengan kata lain semangat yang menjiwai para anggota SS.CC bersumber pada Cinta dan sembah sujud kepada Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria dalam menghidupi, mengkontemplasikan dan mewartakan cinta kasih Allah kepada dunia. Semangat itu diwujudkan oleh anggota SS.CC dalam bentuk empat masa hid up Yesus yaitu: Masa kanak-kanak dalam pendidikan anak-anak terlantar, masa tersembunyi dalam adorasi, masa karya dalam kerasulan, dan masa sengsara Yesus dalam pantang dan matiraga. Semangat ini pula yang membakar hati pastor Damian untuk rela mengabdikan dirinya melayani orang-orang kusta di Molokai.

  Pastor Damian mengasihi Tuhannya dengan segenap kekuatan dan mengashi sesamanya dengan segenap hatinya. Hal ini ditunjukkan oleh pastor Damian melalui pengabdian dirinya secara total yang bekerja siang dan malam tanpa kenal lelah demi orang-orang yang menderita kusta di Molokai sampai ia wafat sebagai penderita kusta.

  Situasi zaman sekarang ini semakin sulit. Banyak orang yang sakit kusta di sekitar kita. Mereka yang hidup miskin, menderita dan yang tidak mendapat tempat di masyarakat. Maka dewasa ini, masih sangat dibutuhkan semangat pelayanan seperti semangat pelayanan pastor Damian yang mengorbankan hidupnya dan rela menderita demi kepentingan orang-orang yang paling hina dan tersingkir. Untuk menanggapi situasi zaman yang semakin hari semakin sulit ini, maka sangat dibutuhkan orang-orang yang sungguh-sungguh mempunyai hati untuk melayani mereka yang hina dan menderita dengan kasih Allah.

  

ABSTRACT

  The title is THE MINISTRY’S SPIRIT OF PATER DAMIEN SS.CC

WHICH IS INSPIRING FOR THE MINISTRY OF SS.CC FOLLOWERS

  

IN MOLOKAI, INDIA AND THE LAITY IN THE CITY OF ALOR FOR

GIVING ATTENTION TO LEPROSY . The title is chosen based on the fact of

  Pater Damien’s spirit in his ministry to the leprosy which is inspiring for the ministry of SS.CC followers in Molokai, India and the Laity in the city of Alor.

  Sacred Hearts Congregation experience and live the spirit of the Sacred Hearts of Yesus and Mary, which is a source for all the ministry of the SS.CC followers through to contemplate, to live and to announce God’s love to the world. The spirit was formed by SS.CC followers into four period of Yesus’life, which is; His childhood through education, contemplate and adoration period, the ministry period and the suffering in fasting, and prohibitation period. This is the spirit which mortified Pater Damien until he sacrifice his life became a servant of leprosy in Molokai.

  Pater Damien showed his great love to God through his love for leprosy by hard worked day and nigth without any complaining, worked and served leprosy until he died as leprosy.

  Situation of now days is getting difficult. There is much leprosy around us; they live in poverty, suffering and unaccepted in society. Considering this kind of situasion, the world need people with Pater Damien spirit, which is giving ourself totally and wiling down to the earth with all marginalize, to serve them with the love of God.

KATA PENGANTAR

  Segala puji dan syukur kepada Allah yang Maha Pengasih dan Pemurah atas berkat dan bimbingan-Nya yang melimpah, sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul SEMANGAT PELAYANAN PASTOR

  

DAMIAN SS.CC MEMBERI INSPIRASI BAGI PELAYANAN PARA

ANGGOTA SS.CC DI MOLOKAI, INDIA DAN KAUM AWAM DI ALOR

DALAM MEMPERHATIKAN PARA PENDERITA KUSTA ini dengan baik.

  Penulis mengajukan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan menempuh ujian sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2008/2009.

  Dalam penyusunan skripsi ini, ada berbagai pihak yang terlibat membantu penulis baik berupa sumbangan pemikiran dan dukungan lainnya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini, dari lubuk hati yang paling dalam, penulis me ngucapkan terima kasih yang sebanyak-banyaknya kepada:

  1. Drs. H. J. Suhardiyanto, S.J., selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan dan sabar membimbing penulis selama kuliah di kampus IPPAK tercinta ini.

  2. Bapak Dapiyanta SFK,M.Pd., selaku Sekretaris Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah berjasa mendidik dan membimbing penulis dalam perkuliahan di kampus IPPAK.

  3. Dr. J. Darminta, S.J., selaku pembimbing utama skripsi yang telah rela meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran mendidik dan membimbing penulis dari awal penyusunan hingga sampai selesainya skripsi ini.

  4. Bapak P. Banyu Dewa HS,S.Ag.,M.Si. selaku dosen pembimbing akademik yang telah berjasa dalam mendidik, mengajar, membimbing dan menjadi teman seperjalanan penulis dari awal perkuliahan hingga selesainya studi di kampus IPPAK ini.

  5. Ibu Dra. J. Sri Murtini, M.Si., selaku Dosen penguji skripsi yang telah dengan sabar mendidik, mengajar dan membimbing penulis selama kuliah di kampus IPPAK.

  6. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK-JIP, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  7. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan bagian la innya yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  8. Sahabat-sahabat mahasiswa khususnya angkatan 2005/2006 yang turut berperan dalam menempa pribadi dan memurnikan motivasi penulis menjadi pewarta kabar gembira di zaman yang penuh tantangan ini.

  9. Suster Aurora Laguarda SS.CC, sebagai Propinsial Kongregasi SS.CC, se- Asia yang telah mendukung dan memotivasi penulis selama belajar hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

  10. Suster Maria Nieves SS.CC, sebagai pembimbing para suster junior Kongregasi SS.CC di Indonesia dan sekaligus sebagai pemimpin komunitas di Bandung yang telah memberi usul, saran dan menyemangati penulis untuk menuliskan skripsi tentang semangat pelayanan pastor Damian SS.CC.

  11. Segenap suster Kongregasi SS.CC di Komunitas Bandung, khususnya Komunitas Yogyakarta dan dimanapun berada, baik yang masih belajar maupun yang sudah berkarya, yang telah berpartisipasi memberi dukungan moral dan material kepada penulis selama belajar sampai selesai skripsi ini.

  12. Segenap pastor, bruder dan frater Kongregasi SS.CC di komunitas Bandung, khususnya komunitas Yogyakarta yang turut mendukung dan membantu penulis selama belajar di Kampus Universitas Sanata Dharma Prodi IPPAK sampai selesainya penyusunan skripsi ini.

  13. Segenap saudara-saudari se-Kongregasi dimanapun berada, yang telah menolong dan mendukung penulis dalam penulisan skripsi ini.

  14. Bapak, ibu dan adik-adikku yang memberi semangat, dukungan dan memotivasi penulis dengan cara mereka masing- masing, mulai dari awal belajar di Kampus USD Prodi IPPAK Yogyakarta sampai selesai.

  DAFTAR ISI Halaman

  Halaman Judul............................................................................................................... i Halaman Persetujuan Pembimbing .............................................................................. ii Halaman Pengesahan ................................................................................................... iii Halaman Persembahan ................................................................................................. iv Motto ............................................................................................................................ v Pernyataan Keaslian Karya .......................................................................................... vi Pernyataan Publikasi .................................................................................................... vii ABSTRAK ................................................................................................................... viii

  ABSTRACT

  .................................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ................................................................................................. x DAFTAR ISI ................................................................................................................ xiv DAFTAR SINGKATAN .............................................................................................. xviii BAB I. PENDAHULUAN ...........................................................................................

  1 A. Latar Belakang ...............................................................................................

  1 B. Rumusan Masalah ..........................................................................................

  6 C. Tujuan Penulisan ............................................................................................

  7 D. Manfaat Penulisan ..........................................................................................

  7 E. Metode Penulisan ...........................................................................................

  7 F. Sistematika Penulisan .....................................................................................

  8 BAB II. SIAPA PASTOR DAMIAN SS.CC ...............................................................

  9 A. Latar Belakang Hidup Pastor Damian SS.CC ................................................

  9 1. Tempat Lahir .............................................................................................

  9 2. Suasa Keluarga ..........................................................................................

  9 B. Awal Panggilan Pastor Damian SS.CC ..........................................................

  11 1. Peristiwa- peristiwa Hidup Masa Kecil Pastor Damian SS.CC ...............

  13 2. Motivasi Damian Pastor Damian SS.CC .................................................

  15 3. Tokoh orang Kud us yang dikagumi oleh Pastor Damian SS.CC .............

  16 C. Perjalanan Panggilan Pastor Damian SS.CC ..................................................

  16 1. Formasi ......................................................................................................

  16

  

xiv

  2. Karya secara singkat .................................................................................

  18 3. Wilayah Pelayanan Pastor Damian SS.CC ...............................................

  22 D. Pastor Damian SS.CC Seorang Religius ........................................................

  23 1. Sejarah Kongregasi SS.CC secara singkat ................................................

  26 2. Spiritualitas Kongregasi SS.CC ................................................................

  27 3. Semangat Dasar Pelayanan SS.CC ...........................................................

  29 E. Pastor Damian SS.CC bukan hanya sekedar Misionaris ................................

  30 1. Abdi Allah .................................................................................................

  30 2. Sahabat Orang Kusta .................................................................................

  31 3. Pahlawan orang Kusta ...............................................................................

  33 F. Beatifikasi dan Kanonisasi Pastor Damian SS.CC .........................................

  34 1. Pengertian Beatifikasi ...............................................................................

  34 2. Pengertian Kanonisasi ...............................................................................

  36 BAB III. GAMBARAN PELAYANAN PASTOR DAMIAN SS.CC KEPADA PARA PENDERITA KUSTA ........................................................................................

  37 A. Defenisi Kusta ................................................................................................

  37 1. Pengertian Kusta .......................................................................................

  37 2. Beberapa Pendapat yang salah tentang kusta.............................................

  38 3. Fakta yang benar .......................................................................................

  38 4. Pengobatan Penyakit Kusta .......................................................................

  39 5. Masalah yang dihadapi oleh Penderita Kusta ...........................................

  40 B. Eksistensi Penderita Kusta .............................................................................

  41 1. Masa Pastor Damian SS.CC ......................................................................

  41 2. Masa Sekarang ..........................................................................................

  49 C. Pelayanan Pastor Damian SS.CC ...................................................................

  51 1. Solider dengan penderita kusta .................................................................

  54 a. Pelayanan konkrit Pastor Damian dalam bentuk jasmani ...................

  54 b. Pelayanan Pastor Damian dalam bentuk rohani ..................................

  54 2. Model pelayanan Pastor Damian SS.CC ..................................................

  55 D. Semangat Pelayanan Pastor Damian SS.CC ...................................................

  55

  

xv

  BAB IV. RELEVANSI PELAYANAN PASTOR DAMIAN SS.CC BAGI ANGGOTA SS.CC DAN KAUM AWAM DEWASA INI ....................................................

  58 A. Api kasih Allah Mengobarkan Hati Pastor Damian SS.CC............................

  58 1. Semangat Pastor Damian SS.CC ...............................................................

  58 2. Semangat Zaman Sekarang .......................................................................

  59 B. Kesulitan Hambatan, dan Tantangan ..............................................................

  60 1. Dalam Diri Pastor Damian SS.CC ............................................................

  61 2. Luar Diri Pastor Damian SS.CC ...............................................................

  61 C. Iman dan Harapan Pastor Damian SS.CC ......................................................

  62 1. Iman yang Hidup dalam Sejarah Manusia ................................................

  62 2. Iman yang terlibat dalam persoalan hidup dunia ......................................

  65 D. Karakter Pelayanan Pastor Damian SS.CC ....................................................

  65 E. Pengaruh Semangat Pastor Damian SS.CC ....................................................

  68 1. Pelayanan anggota SS.CC di India ...........................................................

  68 2. Pengikut Jejak Pastor Damian SS.CC ......................................................

  71 a. Yosef Dutton .......................................................................................

  71 b. Gisela Borowka....................................................................................

  83 c. Isabella ................................................................................................

  89 F. Untuk Zaman Sekarang ..................................................................................

  91 BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................................

  94 A. Kesimpulan ....................................................................................................

  94 B. Saran ...............................................................................................................

  99 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 100 Lampiran 1 : Angka kesembuhan kusta di Sinjai ........................................................ (1) Lampiran 2 : Beato Damian de Veuster, Imam ........................................................... (3) Lampiran 3 : Keterangan dari Dokumentasi (DVD) .................................................... (4) Lampiran 4 : What is essential in our charism ............................................................. (6) Lampiran 5 : Alasan Mengapa orang disebut orang kudus .......................................... (7) Lampiran 6 : Sahabat Damian ...................................................................................... (10) Lampiran 7 : Komunitas Damian di India ................................................................... (13) Lampiran 8 : B. Damianus de Veuster ......................................................................... (15)

  

xvi

  Lampiran 9 : Pelayanan Pastor Damian SS.CC di tengah penderita kusta .................. (17) Lampiran 10 : Pater Damian SS.CC ............................................................................ (20 Lampiran 11 : Father Damien on Doorstep to Sainthood ............................................ (23) Lampiran 12 : Tambahan tentang pastor Damian ........................................................ (25) Lampiran 13 : Penyakit Kusta ...................................................................................... (26) Lampiran 14 : Blessed Damien de Veuster, ss.cc ........................................................ (41)

  

xvii

  DAFTAR SINGKATAN

  A. Daftar Singkatan Kitab Suci Semua singkatan Kitab Suci dalam skripsi, penulis menggunakan singkatan Kitab Suci sesuai dengan daftar singkatan Perjanjian Lama dan

  Perjanjian Baru dalam Alkitab Katolik Deuterokanonika cetakan tahun 2000 oleh Bimas Katolik Departemena Agama, Republik Indonesia dalam rangka PELITA percetakan Arnoldus Ende pada hal. 8.

  Luk. : Lukas Mat. : Matius Mrk. : Markus Yoh. : Yohanes

  B. Singkatan lain- lain AIDS : Acquired Immune Deficiency Syndrome Art. : Artikel Bdk. : Bandingkan Cth. : Contoh DDS : Diethyl-Diephenyl-Sulphone HIV : Human Immunodeficiency Virus

  IPPAK : Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik KBBI : Kamus Besar Bahasa Indonesia Kons. : Konstitusi KSPB : Kitab Suci Perjanjian Baru

  MDT : Multiple Drug Therapy SS.CC : Congregacion de los Sagrados Corazones de Jesu y de Maria

  (Congregation of the Sacred Hearts of Jesus and Mary)

  TT : Tanpa Tahun WHO : World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad ke-18, di Amerika Serikat muncullah beberapa penyakit yang sangat

  berbahaya dan dapat menular kepada siapa saja. Salah satu di antaranya adalah penyakit kusta. Pada waktu itu, penyakit kusta menjadi penyakit yang paling ditakuti, karena sangat berbahaya dan tidak dapat disembuhkan. Situasi ini menimbulkan kekawatiran dan kecemasan bagi pihak Pemerintah dan Raja Hawai. Oleh karena itu, Pemerintah dan Raja Hawai berunding dan memutuskan untuk mengasingkan mereka yang pernah dan sedang menderita kusta ke suatu pulau yaitu Molokai. Pulau Molokai adalah sebuah pulau terpencil di kepulauan Hawai yang sepi dan menyeramkan karena tidak ada penghuninya. Para penderita kusta dikumpulkan dan dibuang ke sana. Kalau sudah tiba di Molokai, tidak ada yang dapat keluar dari sana dengan alasan dan cara apapun juga. Pegawai pemerintah ingin memusnahkan penderita kusta dengan jalan kekerasan maka penderita kusta dikejar-kejar oleh pegawai pemerintah (Van Kessel, 1992: 19).

  Di antara penderita kusta yang diasingkan itu, banyak juga yang beragama katolik, mereka berkalung rosario menurut ajaran missionaris di tempatnya. (Van Kessel, 1994: 41). Mereka tentunya membutuhkan kehadiran seorang imam untuk merawat, menggembalakan dan terlebih untuk melayani penerimaan sakramen- sakramen Gerejani. Oleh karena itu, Uskup Maigret membicarakan hal itu dan menawarkannya kepada para misionaris dari Kongregasi Hati Kudus Yesus dan Hati Suci Maria (SS.CC), supaya mereka pergi untuk melayani dan merawat para

  2 penderita kusta di pulau Molokai. Tawaran itu diterima oleh para misionaris SS.CC.

  Awalnya mereka diutus secara bergantian. Satu orang diutus untuk tiga bulan, dan diganti oleh misionaris berikutnya. Salah satu di antara mereka adalah Pastor Damian yang sekarang ini disebut sebagai martir cinta kasih dan pahlawan kemanusiaan. Pastor Damian merawat dan melayani penderita kusta selama 16 tahun dan ia wafat sebagai penderita kusta (Van Kessel, 1992: 108)

  Hidup manusia selalu saja penuh dengan kejutan. Itulah kedinamisan hidup manusia. Setiap abad, orang selalu menemukan peristiwa dan tantangan yang baru dan harus ditanggapi dengan penuh rasa tanggungjawab, baik secara pribadi maupun bersama-sama. Penyakit kusta yang menyebar di Amerika Serikat pada waktu itu adalah salah satu kejutan dari sekian banyak kejutan. Pemerintah dan Raja Hawai telah memberikan tanggapannya dengan mengasingkan para penderita kusta ke pulau Molokai. Pastor Damian yang disebut “pahlawan” bukan karena gila hormat, tetapi karena pemberian diri seutuhnya untuk melayani penderita kusta juga memberikan tanggapannya (Van Kessel 1992: 108). Akan tetapi tanggapan yang diberikan oleh pastor Damian sangat berbeda dengan tanggapan pemerintah dan raja Hawai. Pastor Damian tidak bermaksud untuk mengasingkan dan menolak penderita kusta tetapi untuk merangkul, mengasihi, mencintai dan melayani mereka. Pastor Damian rela mengorbankan hidupnya bagi mereka yang tidak lagi diperhitungkan di dalam kehidupan bersama (Van Kessel, 1992: 16)

  Dewasa ini, penyakit kusta tidak lagi dianggap sebagai penyakit yang sangat berbahaya. Penyakit kusta tidak lagi terlalu ditakuti, karena berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, para ilmuwan dalam dunia medis telah menemukan obat yang dapat menyembuhkan penyakit kusta. Kendatipun demikian, di berbagai tempat

  3 kusta tidak dapat disembuhkan lagi, tetapi karena takut akan akibat yang ditanggung setelah penyakit itu disembuhkan. Orang takut akan ketidaksempurnaan fisik yang dapat menyebabkan pengasingan dan keterasingan mereka dari kehidupan bermasyarakat. Di samping itu, masih ada banyak orang yang mempunyai pandangan yang salah tentang penyakit kusta dan memiliki pengetahuan yang sangat minim (http://pelangikasihministry.blogspot. com/search/label/lain- lain).

  Zaman sekarang, kita memang tidak dapat menfokuskan diri hanya pada satu macam penyakit, persoalan, masalah, kesulitan dan penderitaan. Media Massa menunjukkan kepada kita suatu wawasan yang lebih luas tentang penderitaan manusia dalam dunia. Di beberapa kota, wilayah, desa, masih ada banyak orang yang tidak bisa hidup sebagaimana layaknya manusia yang mempunyai martabat. Begitu juga dengan penderita kusta. Di banyak tempat, mereka masih disingkirkan dan diasingkan dari kehidupan bermasyarakat. Berhadapan dengan kenyataan ini, muncul pertanyaan, bagaimanakah tanggapan kita terhadap mereka yang menderita? Dan apa yang dapat kita lakukan untuk me ringankan keterasingan mereka?

  Sebagai orang kris tiani, yang menamakan diri pengikut Kristus, dipanggil untuk mewartakan karya keselamatan (Luk 12:31) di dalam kehidupan kita kini dan di sini.

  Allah di dalam dan melalui Kristus telah menunjukkan betapa besar cinta kasih-Nya kepada kita. Cinta dan kasih Allah yang besar itu, hendaknya menggerakkan hati kita untuk memperhatikan dan melayani mereka yang tersingkir, miskin, lemah, dan menderita, karena kita dipanggil untuk menolong sesama yang menderita dan mengangkat martabatnya yang direndahkan.

  Karya keselamatan Allah yang dikerjakan oleh Yesus adalah karya keselamatan yang juga nyata di dalam sejarah. Mujizat- mujizat penyembuhan yang dikerjakan

  4 dunia. Penyembuhan yang dilakukan oleh Yesus adalah kesembuhan yang utuh, total dalam arti menyeluruh secara jasmani dan rohani, fisik dan jiwa (bdk. Mat. 10:8ª). Karya penyembuhan Yesus merupakan warta pembebasan, kebahagiaan, sukacita, kegembiraan dan kesejahteraan bagi semua orang tanpa kecuali, seperti tertulis dalam Injil Lukas 4:18-19. Orang-orang mengatakan bahwa Yesus mempunyai kuasa untuk menyembuhkan, akan tetapi bagaimanakah tanggapan manusia akan karya penyembuhan itu? Apa yang dapat dilakukan oleh manusia?

  Dalam Gereja Katolik, banyak orang yang disebut Kudus, bukan karena mereka mau menjadi orang Kudus, tetapi karena mereka mempunyai hati yang terbuka untuk sesama, seperti yang telah dilakukan oleh pastor Damian, SS.CC. Ia mengabdikan seluruh hidupnya demi memperhatikan mereka yang paling hina dan tersingkirkan secara khusus sesuai pada zamannya, yakni para penderita kusta. Di Molokai pastor Damian menyerahkan seluruh hidupnya demi Kerajaan Allah melalui pelayanannya kepada penderita kusta. Sesudah bertahun-tahun pastor Damian tinggal dan hidup bersama para penderita kusta serta melayani mereka di Molokai, akhirnya, pastor Damian meninggal sebagai penderita kusta, pada tanggal 15 April 1889. Ada kesaksian bahwa sebelum pastor Damian meninggal, penyakit kusta lenyap dari wajahnya. Di sana tampak sekali perubahan bahwa hilangnya luka- luka yang semula memenuhi wajahnya (Farrow, 1994: 296).

  Penderitaan Yesus secara fisik, di satu pihak sangat mengerikan. Penderitaan mengungkapkan kekejaman dosa dan kejahatan manusia. Namun di lain pihak mau mengungkapkan penyerahan diri Tuhan yang rela terluka (Martasudjita, 2004: 33). Kematian pastor Damian sebagai orang kusta menjadi bukti nyata, bahwa cinta memang tidak jauh dari penderitaan, karena hakikat dari cinta adalah pengorbanan,

  5 tidak mementingkan diri sendiri, membawanya ma suk ke dalam semangat pelayanan Yesus Kristus yang datang ke dalam dunia bukan untuk dilayani tetapi untuk melayani. “Anak Manusia datang bukan untuk dilayani me lainkan untuk melayani dan memberikan nyawanya menjadi tebusan bagi banyak orang” (Mat.20:28).

  Kemajuan zaman dan perkembangan teknologi serta ilmu pengetahuan terkadang mengaburkan hakikat cinta yang adalah pengorbanan. Pola dan semangat hidup individualistik mengubah hakikat cinta yang adalah “pengorbanan diri” menjadi “mengorbankan orang lain” demi diri sendiri atau sekelompok orang. Perkembangan dunia; ilmu pengetahuan dan teknologi yang seharusnya semakin mengajak orang untuk berbagi hidup dan saling meringankan penderitaan sesama, malah sebaliknya membawa perpecahan, persaingan dan membawa korban bagi yang lain. Dalam situasi seperti ini, masih adakah orang yang tergerak hatinya untuk membantu orang lain yang menderita? Sebagaimana Yesus mempunyai semangat pelayanan yang berpihak pada orang miskin dan menderita? (Bdk. Sabda Yesus yang tertulis di dalam Injil Mat. 9:36). “Melihat orang banyak itu, tergeraklah hati Yesus oleh belas kasihan, karena mereka lelah dan terlantar seperti domba yang tidak bergembala”. Masih adakah orang yang mau menghayati dan menghidupi cinta yang adalah pengorbanan diri dan tindakan yang tidak mementingkan diri sendiri dengan mengabdikan diri bagi mereka yang menderita, disingkirkan dan diasingkan?

  Pastor Damian yang mengambil bagian dalam cinta kasih Kristus dengan mengabdikan hidupnya bagi para penderita kusta di Molokai, telah memberi inspirasi bagi banyak orang dalam melaksanakan karya pelayanan mereka. Di belahan dunia, ada banyak orang yang meneladani, menghayati, dan menghidupi semangat pastor Damian dalam memperhatikan dan melayani penderita kusta sebagai ungkapan dan

  6 Di Indonesia, khususnya di Alor-Kupang, ada seorang gadis awam berasal dari Jerman yang tertarik dan terinspirasi untuk meneladani, menghayati dan menghidupi semangat pastor Damian, SS.CC. Ia bernama: Gisela. Orang-orang di sekitarnya lebih sering memanggil dia dengan sebutan “mama putih”, karena warna kulitnya yang putih. Gisela lahir pada tanggal 25 Agustus 1934 di Neisse Jerman. Hingga sekarang, gadis Jerman itu, masih melayani penderita kusta yang masih tersisa dan lebih- lebih anak-anak yatim piatu. Gisela sudah 46 tahun, mengabdikan hidupnya bagi penderita kusta dan anak-anak yatim piatu di Alor-Kupang sampai sekarang (Borowka, TT: sampul depan).

  Ibu Theresa, dan perawat serta teman sekerjanya di India, Yemen, Ethiopia dan Tanzania telah mengabdikan diri dalam pelayanan terhadap orang kusta dan berbagai penyakit lainnya. Bertolak dari pengalaman pelayanan mereka, mereka memahami bagaimana beratnya perjuangan dan pengorbanan pastor Damian dalam melayani para penderita kusta waktu itu. Oleh karena itu, pada tanggal 7 Mei 1984, ibu Theresa menulis sepucuk surat kepada Paus Yohanes Paulus II dan meminta Bapa Suci untuk mengangkat pastor Damian menjadi orang Kudus.

  Beberapa tokoh atau sekelompok orang yang mengikuti Kristus dengan bercermin pada semangat pastor Damian menjadi tanda bahwa semangat pelayanannya masih sangat relevan hingga dewasa ini.

B. Rumusan Masalah

  Berdasarkan latar belakang penulisan yang telah dipaparkan di atas, maka dapat dirumuskan tiga hal yang akan menjadi pokok uraian di dalam tulisan ini.

  1. Siapakah pastor Damian SS.CC?

  7

  3. Bagaimana semangat pelayanan pastor Damian SS.CC memberi inspirasi bagi anggota Kongregasi SS.CC dan kaum awam dewasa ini?

  C. Tujuan Penulisan

  Berdasarkan pokok persoalan yang dirumuskan di atas, maka tujuan dari tulisan ini adalah:

  1. Memperkenalkan kepada pembaca siapa itu pastor Damian SS.CC 2. Memperkenalkan dan mendalami semangat pelayanan pastor Damian SS.CC.

  3. Melihat semangat pelayanan pastor Damian SS.CC sebagai inspirasi dalam pelayanan kaum awam bagi mereka yang menderita dan tersingkirkan.

  4. Memenuhi salah satu persyaratan untuk menyelesaikan stud i IPPAK dalam memperoleh gelar sarjana S1 Program Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik.

  D. Manfaat Penulisan

  Adapun manfaat penulisan skripsi adalah sebagai berikut:

  1. Supaya orang mengenal pastor Damian dan semangat pelayanannya sehingga dapat mendalami semangat pelayanannya,

  2. Menambah wawasan penulis tentang pastor Damian SS.CC yang disebut sebagai pahlawan dan sahabat orang kusta.

  3. Untuk memberi semangat baru bagi para anggota SS.CC dan kaum awam dalam meningkatkan karya dan pelayanannya dewasa ini.

  E. Metode Penulisan

  Dalam menulis skripsi ini, penulis menggunakan metode deskriptif analisis yang didukung dengan tehnik pengumpulan data tentang pelayanan pastor Damian di

  8 Molokai dan studi pustaka. Penulis juga mengadakan wawancara sederhana dengan rekan-rekan se-Kongregasi SS.CC guna untuk semakin mendalami tema ini.

F. Sistematika Penulisan

  Untuk sampai pada apa yang diharapkan, maka tulisan ini akan ditata sebagai berik ut:

  Bagian pertama merupakan bagian pendahuluan yang memuat latar belakang,

  rumusan masalah, tujuan, manfaat, dan metode penulisan. Sebelum mengenal apa dan bagaimana karya pastor Damian, pada Bagian kedua, akan ditelusuri secara singkat riwayat hidup pastor Damian.

  Bagian ketiga , merupakan bagian inti dari tulisan ini, yang akan mengurai tentang

  bentuk pelayanan Damian kepada orang kusta, pengertian kusta dan keberadaannya dalam masa hidup Damian dan sekarang ini. Bentuk pelayanan Damian tentunya lahir dari spirit atau semangat yang menjiwai dan menggerakkannya. Semangat atau spirit inilah yang akan dipaparkan dalam Bagian keempat. Bagian terakhir dari tulisan ini merupakan bagian kesimpulan dan saran.

BAB II PASTOR DAMIAN SS.CC Melihat dan mengenal siapa itu pastor Damian merupakan suatu hal penting untuk mengantar masuk kepada pemahaman tentang semangat dan bentuk pelayanannya. Oleh karena itu, di dalam sub-sub Bab di bawah ini akan dilihat riwayat hidup singkat pastor Damian. A. Latar Belakang Hidup Pastor Damian SS.CC

  1. Tempat Lahir

  Pastor Damian dengan nama kecil Yosef De Veuster. Yosef De Veuster lahir pada tanggal 3 Januari 1840 di Tremelo, sebuah desa kecil di daerah berpasir Kempen-Belgia. Ayahnnya bernama Frans De Veuster dan ibunya bernama Katarina Wouters. Orangtua Yosef bekerja sebagai petani. Yosef De Veuster adalah anak ketujuh dari delapan bersaudara (Van Kessel, 1994: 5). Keluarga Frans De Veuster adalah keluarga petani yang sederhana, namun bahagia, harmonis dan saleh. Di dalam situasi dan suasana keluarga yang demikian, Yosef bertumbuh menjadi anak yang sehat, kuat dan pemberani. Yosef adalah seorang yang cekatan di dalam mengerjakan sesuatu dengan cepat dan tegas dalam mengambil keputusan.

  2. Suasana Keluarga Keluarga Frans De Veuster merupakan pemeluk agama katolik yang saleh.

  Suasana kekatolikan dalam keluarga membawa pengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangan iman anak-anak mereka (Van Kessel: 1994: 5). Setiap malam

  10 sebelum pergi ke tempat tidur, Yosef dan saudara-saudarinya duduk di dekat kaki ibunya, untuk mendengarkan ibu yang sedang membaca dan menceritakan kisah dan riwayat hidup para orang kudus. Dengan serius dan penuh rasa kagum mereka mendengarkan kisah orang-orang kudus yang dengan berani, rela dan gembira hati mengabdikan hidupnya demi mempertahankan iman mereka akan Kristus. Cerita dan riwayat hidup para santo-santa ini, ternyata sangat mempengaruhi sikap dan hidup anak-anak keluarga De Veuster.

  Keluarga De Veuster mempunyai kebiasaan berdoa bersama pada malam hari sebelum tidur. Kebiasaan yang baik ini, membawa dampak pelan-pelan membentuk sikap anak-anak, sehingga tumbuh menjadi anak-anak yang saleh. Kesalehan yang tumbuh ini menjadi cikal-bakal tumbuhnya benih-benih panggilan hidup membiara di dalam keluarga De Veuster. Yosef dan ketiga saudaranya memilih hidup membiara. Dua orang dari saudarinya menjadi suster di dalam tarekat Ursulin dan dua orang lagi, termaksud Yosef, menjadi imam Kongregasi SS.CC. Empat anak yang membaktikan diri mereka kepada Kristus dengan pilihan hidup membiara ini tentu merupakan berkat dan kebahagiaan bagi keluarga De Veuster (Farrow, 1992: 21-24).

  Pada usia 13 tahun, Yosef dianjurkan oleh ayahnya supaya melanjutkan sekolahnya dalam bidang perdagangan, di Gravenbrakel, supaya dapat meneruskan usaha dan karya orangtuannya kelak. Pada awalnya, Yosef mengikuti kehendak ayahnya dengan taat. Akan tetapi, rencana dan keinginan orangtuannya tidak dapat terpenuhi, karena Yosef berubah pikiran dan ingin menjadi seorang biarawan setelah mengunjungi kakaknya yang menjadi anggota Biara SS.CC, di Leuven.

  11 B.

   Awal Panggilan Pastor Damian SS.CC

  Pada bagian ini, akan diuraikan awal panggilan pastor Damian yang dimulai dari peristiwa hidup, motivasi yang ada di dalam diri Damian dan diakhiri dengan tokoh orang Kudus yang dikaguminya.

  Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) dituliskan bahwa pengertian panggilan adalah himbauan, ajakan, dan undangan. Panggilan hidup adalah kecenderungan hati untuk melakukan suatu pekerjaan (KBBI, 2003:822). Pada dasarnya semua panggilan itu baik, sejauh panggilan tersebut tidak bertentangan dengan kehendak Allah. Panggilan hidup manusia dihayati sebagai perutusan Allah, maka segala sesuatu yang berasal dari Allah pada hakikatnya adalah baik.

  Panggilan adalah suatu pilihan untuk menentukan dan memutuskan sesuatu termasuk pilihan hidup. Dalam hidup sehari-hari, kita sering dihadapkan pada suatu pilihan. Sebelum menentukan pilihan dan mengambil keputusan, kita perlu memikirkan dengan matang supaya jangan sampai jatuh pada pilihan yang salah.

  Ketika seseorang menentukan sebuah pilihan, diandaikan sudah siap menanggung segala resiko yang akan terjadi sebagai konsekuensi dari pilihan tersebut.

  Kitab Suci Perjanjian Baru berbicara tentang panggilan hidup. Panggilan hidup yang tertulis di dalam Kitab Suci Perjanjian Baru sebagai berikut ; “ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya, dan ada dijadikan demikian oleh orang lain, dan ada orang yang membuat dirinya demikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Sorga ” (Mat.19:12). Artinya ada orang yang memilih hidup sendiri karena ingin mengabdikan hidupnya demi Kerajaan Allah. Ada juga orang yang hidup tanpa menikah karena memang lahir demikian dan banyak orang yang memilih hidup menikah atau berkeluarga untuk memperbanyak

  12 masing- masing. Mereka yang menikah atau berkeluarga adalah rekan kerja Allah dalam hal penciptaan. Panggilan hidup yang dijalani oleh pastor Damian adalah hidup sendiri karena ingin mengabdikan hidupnya demi Kerajaan Allah.

  Sejak awal, di dalam Gereja telah muncul komunitas pria dan wanita yang hidup bebas tanpa terikat dengan sebuah perkawinan. Mereka hidup bersama dalam sebuah komunitas yang masing- masing ingin mengabdikan hidupnya bagi Tuhan dan sesama secara total. Mereka hidup dengan mengamalkan nasehat- nasehat Injili yaitu kemurnian, kemiskinan, dan ketaatan, dengan tujuan untuk mengikuti jejak Kristus secara lebih bebas dan meneladani-Nya dengan lebih setia. Mereka hidup menyendiri atas dorongan Roh Kudus dan mendirikan keluarga-keluarga religius (Dekrit tentang pembaharuan dan penyesuaian hidup religius bagian pendahuluan, 247).

  Panggilan adalah misteri Ilahi, dengan kata lain, Allah berkarya dalam setiap peristiwa hidup. Panggilan manusia bisa terjadi kapan, dimana, dan kepada siapa saja.

  Panggilan hidup adalah anugerah yang terjadi pada setiap manusia. Panggilan selalu mengejutkan manusia karena terjadi di luar dugaan dan tidak pernah dibayangkan sebelumnya. Sebagai contoh, dalam hidup membiara, seorang biarawati ingin menjadi seorang yang ahli dalam bidang tertentu tetapi yang terjadi jauh dari apa yang diinginkannya. Artinya bahwa apa yang tidak terpikirkan oleh manusia, bisa terjadi dalam hidup yang sesungguhnya ataupun sebaliknya, apa yang dipikirkan oleh manusia justru tidak terjadi dalam hidupnya. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa hidup ini surprise, penuh dengan misteri Allah yang sering tidak dapat dimengerti sepenuhnya oleh manusia dengan akal budinya.

  Yosef memilih panggilan hidup membiara dan panggilan ini tidak terjadi begitu saja. Panggilan hidup dapat bertumbuh oleh karena situasi dan keadaan yang baik dan

  13 hidup religius. Gejala panggilan hidup membiara dalam diri Yosef sudah muncul sejak kecil, akan tetapi hal ini belum terpikirkan oleh kedua orangtua nya, karena Yosef masih kecil.

1. Peristiwa-peristiwa Hidup Masa Kecil Pastor Damian SS.CC

  Jika diperhatikan dan diamati, sejak kecil hidup Yosef sudah mempunyai fenomena yang mengarah pada panggilan hidup membiara, karena terlihat Yosef kecil senang pergi ke tempat sunyi, suka akan keheningan dan senang bermain laku tapa.

  Yosef adalah anak kesayangan seluruh anggota keluarga (Van Kessel, 1994: 6). Suatu malam Yosef tidak ikut berkumpul untuk makan malam bersama keluarga di rumah. Sampai selesai makan malam, Yosef belum juga pulang. Ayah dan ibunya mulai cemas dan pergi mencarinya ke berbagai tempat, tetapi tidak menemukannya. Akhirnya, bapak permandiannya menemukan Yosef di dalam Gereja sedang berlutut di bangku paling depan dan berdoa dengan khusuk. Yosef ingat bagaimana para penjahat pada zaman dulu, terlindungi dengan aman dan bebas dari hukuman bila berada di dekat altar. Yosef merasa bersalah karena tidak pulang ke rumah untuk makan malam bersama. Oleh karena itu, ketika orangtuanya mengajak Yosef pulang ke rumah, dia tidak mau karena takut dihukum (Van Kessel, 1994: 7).

  Ibunya membujuk Yosef dengan lembut supaya pulang ke rumah, tetapi ia tetap tidak mau. Orangtuanya menyadari bahwa Gereja adalah tempat suci, sehingga mereka tidak menggunakan kekerasan. Oleh karena itu, mereka berlutut, si ibu merayu dan si ayah mengancam dengan suara yang tertahan mengajak Yosef supaya pulang tetapi dia tidak mau sampai ayahnya yang sangat marah itu berjanji tidak akan

  14 1992: 28). Kelihatannya kakeknya lebih mengenal Yosef, maka ketika ia tidak ada di rumah, kakeknya menyuruh ayah dan ibunya mencari Yosef ke Gereja. Benar, Yosef ditemukan di dalam Gereja sedang duduk dengan tenang dan berdoa di depan Tabernakel. Peristiwa itu terjadi pada hari Pentekosta dan Yosef baru berumur empat tahun (Van Kessel, 1994: 7).

  Sejak kecil, Yosef senang menyendiri, mengambil tempat yang tenang dan hening. Dia sering mengajak teman-temannya bermain laku tapa di hutan. Mereka masuk ke tengah-tengah hutan dan duduk dengan diam di antara rerumputan. Selain di hutan, Yosef juga sering berlaku tapa di kamarnya sendiri. Ia duduk dengan tenang di atas sehelai papan (Van Kessel, 1994: 7-8).

  Pada masa kanak-kanaknya, Yosef yang sehat dan bermata jernih ini, sering memunculkan angan-angan yang mengherankan. Ia pun dikenal sebagai anak yang pintar bermain namun ada kalanya dia ceroboh dan tidak hati- hati, sehingga mengakibatkan banyak kecelakaan. Yosef adalah anak yang setia berdoa kepada malaikat pelindungnya yang sering melindungi dia dari bahaya (Van Kessel, 1994: 6).

  Yosep bertumbuh seperti anak-anak yang lainnya dengan segala kegembiraan, kesusahan dan kekecewaan yang datang silih berganti. Akan tetapi, Yosef mempunyai keistimewaan yaitu ia cenderung menyendiri dan mencari tempat yang sunyi untuk berdoa (Farrow, 1992: 29).

  Masih ada cerita yang lain. Yosef pernah mendengar kotbah tentang keutamaan cinta kepada sesama. Setelah mendengar itu, Yosef bertemu dengan seorang pengemis di jalan. Pengemis itu berkata kepada Yosef, aku sudah tiga hari tidak makan. Yosef menyuruh pengemis itu menunggu sebentar dan ia lari masuk ke rumah langsung menuju ke dapur. Pada waktu itu Yosef sendirian di rumah, sehingga tanpa

  15 untuk makan siang mereka dan diberikan kepada pengemis itu. Ia tidak hanya memberi pengemis itu makanan, tetapi juga dengan wadahnya (Farrow, 1992: 29). Sejak kecil Yosef sudah mempraktekkan kepeduliannya terhadap orang miskin. Peristiwa-peristiwa hidup pada masa kecil Yosef, ternyata pelan-pelan menggiringnya untuk mengarah pada panggilan hidup membiara.

2. Motivasi Pastor Damian SS.CC

  Yosef mempunyai daya juang yang tinggi, tekun dan setia. Ia juga pekerja keras dan tidak mudah menyerah dengan situasi. Hal ini dapat dibuktikan, pada masa remajanya, Yosef sudah banyak membantu ibunya menjual gandum ketika Yosef tinggal bersama orangtuanya.

  Yosef memiliki motivasi yang kuat untuk menjadi seorang imam. Hal ini dapat diketahui, pada masa formasinya. Ketika Yosef masuk Kongregasi SS.CC dan diterima sebagai novis pada tanggal 2 Februari 1859 di Leuven Belgia dengan nama biara “Damianus”, ia diterima sebagai bruder pekerja karena tidak menguasai bahasa Latin. Akan tetapi Damian tidak menyerah. Ia belajar keras untuk mengetahui bahasa Latin. Damian dengan semangat yang tinggi ia menempuh berbagaimacam cara untuk belajar. Ia tidak berhenti belajar. Damian selalu menggunakan kesempatan yang ada untuk belajar bahasa Latin dengan banyak bertanya kepada kakaknya, pater Pamfilius yang sudah menjadi imam dalam Kongregasi SS.CC. Setiap malam pada saat bacaan rohani di kapel biara, Damian mendengarkan beraneka pepatah dalam bahasa Latin dan ia berusaha menghafalkannya.

  Oleh karena ketekunannya dalam belajar, maka dalam waktu yang singkat, Yosef dapat menyalin beberapa pepatah bahasa Latin dan mampu mengerti bentuk-bentuk