Peranan spriritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam semangat pelayanan para suster OSF Sibolga - USD Repository

  

PERANAN SPRITUALITAS PERSAUDARAAN

SANTO FRANSISKUS ASISI

DALAM SEMANGAT PELAYANAN

PARA SUSTER OSF SIBOLGA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  Oleh: Masarisa Zalukhu

  NIM: 061124027

  

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

PERANAN SPRITUALITAS PERSAUDARAAN

SANTO FRANSISKUS ASISI

DALAM SEMANGAT PELAYANAN

PARA SUSTER OSF SIBOLGA

SKRIPSI

  Diajukan Untuk memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  Program Studi Ilmu Pendidikan Kekhususan Pendidikan Agama Katolik

  Oleh: Masarisa Zalukhu

  NIM: 061124027

  

PROGRAM STUDI ILMU PENDIDIKAN

KEKHUSUSAN PENDIDIKAN AGAMA KATOLIK

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

  

PERSEMBAHAN

  Skripsi ini kupersembahkan kepada Seluruh anggota para Suster-Suster Fransiskanes dari Reute (OSF Sibolga)

  Di mana pun berada yang telah memberi kesempatan kepada saya Untuk menerima ilmu dan telah mendukung saya dengan caranya masing-masing Selama kuliah di IPPAK Yogyakarta hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

  Dan semuanya demi pelayanan Kongregasi.

  PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebut dalam kutipan atau daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.

  Yogyakarta, 9 Agustus 2010 Penulis

  Masarisa Zalukhu

  

MOTTO

  “Hendaklah kamu dalam hidupmu bersama, menaruh pikiran dan perasaan yang terdapat juga dalam Kristus Yesus, yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan, melainkan telah mengosongkan diri-Nya sendiri, dan mengambil rupa seorang hamba, dan menjadi sama dengan manusia.”

  

(Filipi 2: 5-7)

  ABSTRAK

  Judul skripsi ini adalah PERANAN SPRITUALITAS

  

PERSAUDARAAN SANTO FRANSISKUS ASISI DALAM

SEMANGAT PELAYANAN PARA SUSTER OSF SIBOLGA, dipilih

  berdasarkan fakta bahwa yang terjadi saat ini adalah sebagian masyarakat kurang meminati beberapa karya pelayanan para suster OSF Sibolga. Kenyataan yang terjadi dapat diamati dari berbagi bidang pelayanan para suster OSF Sibolga misalnya mulai berkurangnya jumlah anak-anak asrama, pendampingan terhadap anak-anak gadis tidak berjalan lagi dengan baik, anak-anak panti asuhan masih kurang merasa memiliki, bahkan sebagian kurang merasa bahagia tinggal di panti asuhan, poliklinik dan sekolah taman kanak-kanak tempat para suster OSF Sibolga berkarya kurang diminati masyarakat. Bertitik tolak pada kenyataan ini, Skripsi ini dimaksudkan untuk membantu para suster OSF Sibolga untuk tetap setia menghidupi spritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam pelayanan para suster hingga dewasa ini.

  Persoalan pokok dalam skripsi ini adalah seberapa besar peranan spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam pelayanan para suster OSF Sibolga dan usaha apa yang dapat dilakukan untuk membantu para suster OSF Sibolga untuk tetap setia menghidupi spiritualitas persaudaraan Santo dalam pelayanan sehingga setiap orang yang dilayani mengalami kasih, sukacita dan damai. Untuk mengkaji masalah ini diperlukan data yang akurat. Oleh karena itu pemberian angket kepada para suster OSF Sibolga telah dilaksanakan. Di samping itu studi pustaka juga diperlukan untuk memperoleh pemikiran-pemikiran untuk direfleksikan, sehingga diperoleh gagasan-gagasan yang dapat dipergunakan sebagai sumbangan membantu para suster OSF Sibolga untuk semakin mewujudkan semangat yang dihayati Santo Fransiskus Asisi yaitu mengasihi Tuhan dengan segenap kekuatan dan mengasihi sesamanya dengan segenap hatinya. Hal ini ditunjukkan oleh Santo Fransiskus Asisi melalui pengabdian dirinya secara total yang bekerja dengan tulus hati demi sesama manusia.

  Hasil akhir menunjukkan bahwa spritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi memiliki peranan penting dalam semangat pelayanan para suster OSF Sibolga. Semangat spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi yang bersedia mengorbankan diri demi kepentingan orang–orang yang paling hina dina dan tersingkir masih sangat dibutuhkan. Semangat Santo Fransiskus Asisi ini sangat dibutuhkan dalam situasi zaman yang semakin sulit mewujudkan sikap peduli dan mangasihi di antara sesama manusia. Oleh karena itu, para suster perlu berusaha setia menghayati semangat Fransiskus yang melayani dengan kasih. Untuk keperluan itu penulis menawarkan suatu program rekoleksi, sekaligus dengan proses pelaksanaannya.

  ABSTRACT

  Sr. Laura. 2010. The Role of St. Francis Assisi’s Brotherhood Spirituality in the

  

Ministerial Spirit of OSF Nuns in Sibolga. Undergraduate Thesis. Yogyakarta:

  Guidance and Counseling Study Program, Faculty of Teacher Training and Education, Sanata Dharma University.

  This undergraduate thesis is entitled “The Role of St. Francis Assisi’s Brotherhood Spirituality in the Ministerial Spirit of OSF Nuns of Sibolga”. This title has been chosen based on the fact that some part of the community are not interested in some programs run by the OSF nuns of Sibolga. This reality is observed in the nuns’ various ministerial services, such as in the decrease of children in the nuns’ boarding house, the unsmooth companion service for young girls, the inadequate sense of belonging observed among children in the nuns’ orphanage, and the limited number of visitors for the nun’s health polyclinic and nursery school. Based on the mentioned reality, this thesis has been meant to help the OSF nuns of Sibolga to devotedly continue living up St. Francis Assisi’s brotherhood spirit in their ministerial service.

  The main problems of this undergraduate thesis are how important the role of St. Francis Assisi’s ministerial spirit in the ministerial service of OSF nuns of Sibolga is and what attempts are made to help the nuns to devotedly continue living up the brotherhood spirit so that everyone receives services with love, joy and peace. To study these two problems, accurate data were needed. Therefore, a questionnaire was distributed to the OSF nuns of Sibolga. In addition, a literature study was needed to obtain ideas for reflection in order that those ideas could be offered as positive contribution for the OSF nuns of Sibolga in realizing St. Francis Assisi’s spirit, namely to love God with all strengths and to love others wholeheartedly. The spirit was shown by St. Francis Assisi in his total dedication to sincerely work for others.

  The final results of this study shows that St. Francis Assisi’s brotherhood spirituality has an important role in the ministerial spirit of the OSF nuns of Sibolga. The spirit to sacrifice oneself for the humblest and alienated people is very much needed in this era where it is difficult to realize concerns and love for fellow human beings. Therefore, the nuns should try to devotedly live up St. Francis’s spirit to serve with love. For this purpose, the write presents a recollection program as well as its implementation process.

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIK

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Masarisa Zalukhu

  Nomor Mahasiswa : 06 1124027

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PERANAN SPRITUALITAS PERSAUDARAAN SANTO FRANSISKUS

ASISI DALAM SEMANGAT PELAYANAN PARA SUSTER OSF SIBOLGA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan

kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan

dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data,

mendistribusikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa

perlu meminta ijin ataupun memberikan royalti kepada saya selama tetap

mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 9 Agustus 2010 Yang menyatakan Masarisa Zalukhu

KATA PENGATAR

  Puji syukur kepada Allah karena kasihNya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PERANAN SPRITUALITAS

  

PERSAUDARAAN SANTO FRANSISKUS ASISI DALAM

SEMANGAT PELAYANAN PARA SUSTER OSF SIBOLGA.

  Skripsi ini memuat pembahasan mengenai spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam pelayanan para suster OSF Sibolga. Kemudian membuat suatu usulan rekoleksi bagaimana agar spiritualitas persaudaraan Santo Fransisikus Asisi tetap menjiwai semangat pelayanan para suster OSF sibolga sehingga pelayanan yang dilakukan dijiwai oleh semangat fransiskan dalam persaudaraan yakni semangat kesederhanaan, semangat kegembiraan, semangat untuk menjadi misionaris perdamaian dan keadilan.

  Penulis mengajukan skripsi ini untuk memenuhi persyaratan menempuh ujian sarjana di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma tahun ajaran 2009/2010.

  Dalam penyusunan skripsi ini, ada berbagai pihak yang terlibat membantu penulis baik berupa sumbangan pemikiran dan dukungan lainnya. Oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis dengan tulus hati mengucapkan terima kasih kepada:

  1. Drs. H. J. Suhardiyanto, S.J., selaku Kaprodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah berkenan dan sabar membimbing penulis selama kuliah di kampus IPPAK.

  2. Bapak Dapiyanta SFK, M.Pd., selaku Sekretaris Prodi IPPAK Universitas Sanata Dharma yang telah berjasa mendidik dan membimbing penulis dalam perkuliahan di kampus IPPAK sekaligus selaku dosen penguji skripsi dan yang membantu dalam melakukan penelitian selama menyelesaikan skripsi ini.

  3. Dr. C. Putranto, S.J., selaku pembimbing utama skripsi dan dosen pembimbing akademik yang telah rela meluangkan waktu dan dengan penuh kesabaran mendidik dan membimbing penulis dari awal penyusunan hingga sampai selesainya skripsi ini.

  4. Dr. A. Rukiyanto, S.J., selaku dosen penguji skripsi yang telah dengan sabar mendidik, mengajar dan membimbing penulis selama kuliah di kampus IPPAK.

  5. Segenap Staf Dosen Prodi IPPAK, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma yang telah mendidik dan membimbing penulis selama belajar hingga selesainya penulisan skripsi ini.

  6. Segenap Staf Sekretariat dan Perpustakaan Prodi IPPAK, dan seluruh karyawan bagian lainnya yang telah memberi dukungan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

  7. Sahabat-sahabat mahasiswa khususnya angkatan 2006/2007 yang turut berperan dalam menempah pribadi dan memurnikan motivasi penulis menjadi pewarta kabar gembira di zaman yang penuh tantangan ini.

  8. Suster Sesilia Lie OSF Sibolga, sebagai Propinsial Kongregasi OSF Sibolga di Indonesia yang telah mendukung dan memotivasi penulis selama belajar hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

  9. Segenap suster Kongregasi OSF Sibolga, di komunitas-komunitas Nias, Tapanuli Tengah, Medan, khusunya komunitas Yogyakarta dan di manapun berada, baik yang masih belajar maupun yang sudah berkarya, yang telah berpartisipasi memberi dukungan moral dan material kepada penulis selama belajar sampai selesai skripsi ini.

  10. Bapa, ibu dan saudara-saudariku yang memberi semangat, dukungan dan memotivasi penulis dengan cara mereka masing- masing, mulai dari awal belajar di kampus USD Prodi IPPAK Yogyakarta sampai selesai.

  11. Segenap pihak, yang tidak dapat di sebutkan satu persatu, yang selama ini dengan tulus telah memberi bantuan hingga selesainya skripsi ini.

  Semoga bantuan dan dukungan saudara-saudari yang telah terwujud hingga selesainya penulisan skripsi ini, dapat membantu dan mendorong para pembaca untuk semakin mengenal Santo Fransiskus Asisi yang telah memberi teladan pelayanan yang penuh pengorbanan demi sesamanya sekaligus menjadi pemberi semangat bagi saudara- saudari dalam menangggapi panggilan Allah untuk melayani dengan kasih.

  Penulis menyadari keterbatasan pengetahuan dan pengalaman sehingga penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna bagi para pembaca khususnya pihak yang berkepentingan.

  Yogyakarta, 9 Agustus 2010 Penulis

  Masarisa Zalukhu

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................ i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................... iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................. iv

HALAMAN MOTTO ...................................................................... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ........................................................ vi

ABSTRAK ......................................................................................vii

ABSTRACT ....................................................................................viii

KATA PENGANTAR ...................................................................... ix

DAFTAR ISI ...................................................................................xiii

DAFTAR SINGKATAN............................................................... xviii

  

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................... 1 B. Rumusan Permasalahan ...................................................... 6 C. Tujuan Penulisan ................................................................ 6 D. Manfaat Penulisan ............................................................. 7 E. Metode Penulisan .............................................................. 7 F. Sistematika Penulisan ........................................................ 8 BAB II SPIRITUALITAS PERSAUDARAAN SANTO FRANSISKUS ASISI DALAM SEMANGAT PELAYANAN PARA SUSTER OSF

SIBOLGA .......................................................................................................... 10

  A. Latar belakang Hidup Santo Fransiskus Asisi .................................. 10

  1. Tempat Lahir ................................................................................ 10

  2. Suasana Keluarga ......................................................................... 13

  B. Pengertian Spiritualitas ..................................................................... 12

  1. Pengertian Spiritualitas Secara Umum ......................................... 12

  2. Spiritualitas Persaudaraan dalam Terang Kitab Suci ................... 13

  3. Spiritualitas Santo Fransiskus Asisi ............................................. 15

  4. Kekhasan Spiritualitas Santo Fransiskus Asisi ............................. 17

  a) Perjalanan Panggilan Hidup Santo Fransiskus Asisi ............... 19

  b) Karya-karya Pelayanan Santo Fransiskus Asisi ....................... 22 1) Perjumpaan Fransiskus dengan Orang Kusta ...................... 22 2) Santo Fransiskus Sang Pembawa Damai ............................. 23 3) Santo Fransiskus Mencintai Kesederhanaan ....................... 24 4) Santo Fransiskus Mengandalkan Sang Pencipta ................. 26 5) Wafat dan Kanonisasi Santo Fransiskus Asisi .................... 29

  C. Pelayanan Para Suster OSF Sibolga ................................................ 30

  1. Sejarah Kongregasi OSF Sibolga ................................................. 30

  2. Spiritualitas Kongregasi OSF Sibolga .......................................... 33

  3. Semangat Dasar Pelayanan Para Suster OSF Sibolga .................. 36

  4. Karya-karya Pelayanan Para Suster OSF Sibolga ........................ 39

  D. Semangat Persaudaraan Sebagai warisan Santo Fransiskus Asisi ............................................................................................. … 40

  E. Pentingnya Spiritualitas Persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam Semangat Pelayanan Para Suster OSF Sibolga ................................. 43

  F. Kerangka pikir dan hipotesis............................................................ . 45

  1. Hubungan antara variabel .......................................................... . 45

  2. Hipotesis ..................................................................................... 46

  BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...................................................... 48 A. Jenis Penelitian .................................................................................. 49 B. Desain Penelitian............................................................................... 49 C. Tempat dan Waktu Penelitian ........................................................... 49 D. Populasi Penelitian dan Sampel ........................................................ 50 E. Teknik dan Instrumen Pengumpulan data ......................................... 51

  1. Jenis Data .................................................................................... 51

  2. Teknik Instrumen Pengumpulan Data ........................................ 51

  3. Pengembangan Instrumen ........................................................... 53

  a) Validitas ................................................................................ 53

  b) Reliabilitas ............................................................................ 54

  F. Teknik Analisis Data .......................................................................... 55

  1. Uji Prasyarat Analisi Data........................................................... 54

  2. Uji Hipotesis ............................................................................... 57

  

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 59

A. Data Hasil Penelitian ......................................................................... 59 B. Analisis Validitas dan Reliabilitas .................................................... 61

  1. Validitas ........................................................................................ 61

  2. Reliabilitas .................................................................................... 63

  C. Analisis Hasil Penelitian ................................................................... 64

  1. Uji Prasyarat ................................................................................. 64

  a) Uji Normalitas ........................................................................ 64

  b) Uji Linieritas ........................................................................... 65

  2. Uji Asumsi Klasik Autokorelasi ................................................... 66

  3. Analisis Deskriptif ........................................................................ 67

  a) Deskripti Spiritualitas ............................................................. 67

  b) Deskriptif Pelayanan .............................................................. 70

  4. Hasil Analisis Regresi Sederhana ................................................. 72

  D. Pembahasan ....................................................................................... 75

  E. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 76

  BAB V USULAN PROGRAM REKOLEKSI DALAM USAHA MEMPERTAHANKANSPIRITUALITAS PERSAUDARAAN SANTO FRANSISKUS ASISI DALAM PELAYANAN PARA SUSTER OSF

SIBOLGA ...................................................................................... 77

A. Pengertian Rekoleksi ........................................................ 78 B. Tujuan Rekoleksi ............................................................. 79 C. Usulan Tema Rekoleksi .................................................... 79 D. Usulan Persiapan Rekoleksi .............................................. 81

BAB VI PENUTUP ....................................................................... 105

A. Kesimpulan ...................................................................... 105 B. Saran ............................................................................... 107

  

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 108

LAMPIRAN

  Lampiran 1: Surat Permohonan Pengisian Kuisioner ......................... 110 Lampiran 2: Daftar Kuisioner .......................................................... 111 Lampiran 3: Daftar Hasil Angket ..................................................... 116 Lampiran 4: Frekuensi Statistik Spiritualitas ................................... 122 Lampiran 5: Frekuensi Statistik Pelayanan ...................................... 123 Lampiran 6: Doa Gita Sang Surya ................................................... 124 Lampiran 7: Lagu-lagu ................................................................... 125

DAFTAR SINGKATAN A.

   Daftar Singkatan Kitab Suci

  Semua singkatan Kitab Suci dalam skripsi ini mengikuti singkatan Kitab Suci sesuai dengan daftar singkatan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru dalam Alkitab Katolik Deutrokanonik cetakan tahun 2000 oleh Bimas Katolik Departemen Agama, Republik Indonesia dalam rangka PELITA IV. Ende: Arnoldus, 1984/1985, hal. 8. Kej : Kejadian Mat : Matius Mrk : Markus Luk : Lukas Yoh : Yohanes Kis : Kisah Para Rasul Flp : Filipi

  IKor : Korintus Kol : Kolose B.

   Singkatan Dokumen Resmi Gereja

  DV : Dei Verbum, Konstitusi Dogmatis Konsili Vatikan II tentang Wahyu Ilahi, 18 November 1965. GS : Gaudium Et Spes, Konstitusi Pastoral Konsili Vatikan II tentang Gereja di Dunia Dewasa ini, 7 Desember 1965.

C. Singkatan Lain

  AngOrReg : Anggaran Dasar Ordo Ketiga Reguler Santo Fransiskus AD : Anggaran Dasar AngBul : Anggaran Dasar dengan Bulla AngTBul : Anggaran Dasar Tanpa Bulla

  Art : Artikel Bdk : Bandingkan Kons : Konstitusi OSF Sibolga : Suster-Suster Fransiskanes dari Reute Was : Wasiat

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap religius dipanggil untuk senantiasa memiliki semangat

  pelayanan. Perlu disadari bahwa para religius adalah anggota gereja yang ikut serta dalam mengembangkan tugas pelayanan Gereja. Maka, pelayanan adalah merupakan kenyataan panggilan hidup religius. Oleh sebab itu setiap religius kembali kepada spiritualitasnya dalam mengembangkan karya pelayanan bagi masyarakat dan Gereja.

  Para suster OSF Sibolga adalah salah satu tarekat religius yang ikut ambil bagian dalam tugas pelayanan Gereja dengan menghayati semangat persaudaraan Santo Fransiskus Asisi. Kelima gadis sederhana dan tidak terpelajar (Para pendiri pendahulu suster-suster OSF Sibolga) yaitu Sr.Anna Maria Bloching, Sr.Maria Anna Braing, Sr.Helena Schwer, Sr.Veronika Moll dan Sr.Magdalena Moll mengambil keputusan untuk mengabdi Allah dengan melayani manusia yang menderita (Kronik

  

para Suster-suster OSF Sibolga, 1997 ). Para gadis yang sederhana dan

  bersahaja ini merasa terpanggil dan menjawab panggilan Tuhan melalui karya pelayanan sosial. Semangat para pendiri pendahulu menghidupi semangat dan cita-cita hidup persaudaraan Santo Fransiskus Asisi. Cara dan semangat Santo Fransiskus Asisi menjadi akar persaudaraan para suster OSF Sibolga dalam setiap tugas pelayanan yang dilakukan, artinya bahwa para suster OSF Sibolga dalam menjawab dan menanggapi panggilan Allah dalam hidup mereka menghidupi semangat para pendiri pendahulu dengan cara hidup Santo Fransiskus Asisi.

  Menghadapi tantangan-tantangan zaman saat ini, tidaklah mudah bagi setiap religius khususnya para suster OSF Sibolga mempertahankan kesetiaan menghidupi semangat melayani terlebih yang dijiwai oleh spiritualitas Santo Fransiskus Asisi yang penuh dengan semangat doa, persaudaraan dan kesederhanaan. Pelayanan yang mencerminkan pancaran persatuan mesra kasih persaudaraan hanya akan mungkin dapat dialami oleh sesama apabila cinta kasih persaudaraan tersebut dihayati. Semangat pelayanan yang disemangati persaudaraan akan mampu menerobos batas negara, agama, sosial-ekonomi dan suku di tengah dunia di antara sesama manusia. Artinya bahwa, memperlakukan semua makhluk ciptaan sebagai saudara dan saudari dan sebagai anugerah Allah yang mengagumkan. Kekhasan semangat persaudaraan Fransiskus dalam pelayanan yakni adanya semangat kesederhanaan, semangat kegembiraan, semangat untuk menjadi misionaris perdamaian dan keadilan. Maka, sangatlah penting dipikirkan bagaimana spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi tetap menjiwai semangat pelayanan para suster OSF Sibolga, spiritualitas persaudaraan yang dilakukan dengan semangat pelayanan akan dijiwai dengan sikap ketulusan, keramahan, kemurahan, kelemah-lembutan dan penuh dengan kasih yang mampu dialami oleh saudara yang lemah, miskin dan menderita. Konstitusi OSF Sibolga dalam tugas dan perutusan tentang hidup dalam persaudaraan dikatakan bahwa asal, gambaran serta kepenuhan setiap persaudaraan adalah Allah Tritunggal.

  Berdasarkan kalimat di atas, sangat jelas apa yang menjadi sumber dan tujuan persaudaraan para suster OSF Sibolga. Dalam konstitusi OSF Sibolga dikatakan bahwa asal atau sumber persaudaraan adalah Allah Tritunggal, demikian pun gambaran persaudaraan yang ingin diwujudkan adalah gambaran Allah Tritunggal. Maksudnya bahwa dalam persaudaraan Pribadi Bapa sebagai Pencipta nyata dalam hidup, Persaudaraan juga merupakan suatu nilai yang amat penting bagi umat Kristiani, terlebih bagi seorang Fransiskan. Secara khusus sebagai Fransiskan: persaudaraan mencakup hubungan dengan seluruh alam ciptaan. Setiap makhluk yang dekat dengan Fransiskus akan mengalami kehidupan, dan Fransiskus sangat erat relasinya dengan alam tersebut, bahkan Fransiskus menyapa segala sesuatu dengan ‘saudara/saudari’ yang menggambarkan makhluk lain itu tidak lebih rendah dari dirinya sendiri.

  Allah telah memanggil setiap pribadi para suster OSF Sibolga dalam satu persaudaraan. Setiap suster dipanggil untuk membagikan anugerah yang diberikan Allah kepadanya dan untuk menjadikan persekutuan tersebut sebagai tempat belaskasih, sukacita dan damai bagi setiap orang (Konstitusi Suster-suster OSF Sibolga).

  Kekayaan kerohanian dan kharisma para pendiri dalam melakukan pelayanan yang dijiwai oleh spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi yaitu penuh dengan kasih, sukacita dan damai bagi setiap orang yang dilayani. Adapun karya-karya pelayanan para suster OSF Sibolga adalah yaitu mengasuh anak-anak yang tidak memiliki orang tua, memdampingi dan membekali gadis-gadis desa yang tidak bersekolah, melayani kesehatan masyarakat, asrama, mengajar di sekolah-sekolah, melayani di rumah retret, dan berpastoral. Dalam setiap karya pelayan, para suster OSF Sibolga sebenarnya diharapkan mampu membawa kasih, sukacita dan damai bagi setiap orang yang dilayani; misalnya pelayanan terhadap anak-anak yang tidak memiliki orang tua, para suster OSF sibolga diharapkan dapat menjadi orang tua bagi anak-anak di mana anak-anak mengalami kasih, sukacita dan damai), tentu demikian juga para suster yang lain yang berkarya di tempat karya yang lain mampu membawa kesembuhan bagi mereka yang sakit baik secara jasmani maupun secara rohani, mampu meneguhkan sesama dalam imannya akan Kristus, mampu mengajari dan mendampingi mereka yang tidak bersekolah sehingga memiliki pengharapan masa depan hidupnya singkatnya setiap orang yang dilayani mampu mengalami kasih, sukacita dan damai. Namun kenyataan yang terjadi saat ini adalah sebagian masyarakat kurang meminati beberapa karya pelayanan para suster OSF Sibolga (Berita Regio, Persiapan Kapitel XII tentang karya : 2010,4) misalnya berkurangnya jumlah anak-anak asrama, pendampingan terhadap anak-anak gadis yang mulai berkurang bahkan tidak berjalan dengan baik, anak-anak panti asuhan masih kurang merasa bahagia tinggal di panti asuha, Poliklinik dan TK kurang diminati masyarakat.

  Menghadapi situasi aktual yang dialami oleh para suster OSF Sibolga, bangkitlah kerinduan hati penulis untuk membaktikan diri kepada terekat dengan ikut membantu menyumbangkan buah pemikiran.

  Sumbangan pikiran tersebut memiliki tujuan yaitu membantu tarekat menumbuhkan, mengembangkan dan memperdalam semangat penghayatan para anggota di dalam menjalani tugas dan perutusan. Dalam karya pelayanan yang dilakukan para suster OSF Sibolga seharusnya dijiwai oleh semangat spiritualitas Santo Fransiskus Asisi yang dijiwai dengan hidup doa, persaudaraan dan kesederhanaan bagi setiap orang yang dilayani sehingga orang yang dilayanipun mampu merasakan cinta kasih, sukacita dan damai. Namun seringkali hal tersebut tidak terwujudkan. Terkadang pelayanan yang dilakukan masih sebatas rutinitas belaka karena ditugaskan. Akibatnya, pelayanan yang dilakukan bagaikan melakukan pekerjaan tanpa jiwa, tidak menyadari dan memahami arah pelayanan tarekat yang jelas, sehingga spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi yang menjadi teladan hidup para suster OSF Sibolga masih kurang berbicara dalam pelayanan para suster.

  Penulis mengatakan ”memberi sumbangan” karena sebelumnya para suster OSF Sibolga telah menghidupi semangat persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam setiap tugas pelayanan yang dilakukan, namun bagaimana tetap setia mempertahankan semangat persaudaraan tersebut sehingga berpengaruh dalam tugas pelayanan yang mereka lakukan. Maka penulis memilih judul ”PERANAN SPIRITUALITAS

  

PERSAUDARAAN SANTO FRANSISKUS ASISI DALAM

SEMANGAT PELAYANAN PARA SUSTER OSF SIBOLGA”.

  B. RUMUSAN PERMASALAHAN

  Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa permasalahan antara lain:

  1. Apa yang dimaksud dengan spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi?

  2. Seberapa besar peranan spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam membantu para suster OSF Sibolga untuk meningkatkan semangat pelayanan untuk zaman sekarang?

  3. Usaha apa yang dapat dilakukan agar spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dapat lebih meningkatkan semangat pelayanan para suster OSF Sibolga?

  C. TUJUAN PENULISAN

  1. Menggali lebih mendalam semangat persaudaraan yang dihayati Santo Fransiskus Asisi yang menjadi semangat para suster OSF sibolga dalam melakukan karya pelayanan.

  2. Mengetahui bagaimana para suster OSF Sibolga menghayati persaudaraan Santo Fransiskus dalam karya pelayanan.

  3. Memberi sumbangan bagaimana agar para suster OSF Sibolga tetap setia mempertahankan semangat persaudaraan Santo Fransiskus Asisi sehingga senantiasa menjiwai setiap pelayanan para suster OSF Sibolga.

  D. MANFAAT PENULISAN

  Penulisan ini dapat memberi manfaat:

  1. Bagi penulis semakin memahami spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dan mampu menjadi semangat dalam meningkatkan karya pelayanan.

  2. Supaya para suster OSF Sibolga semakin memahami dan menghayati spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus dalam meningkatkan karya-karya pelayanan.

  3. Memberi sumbangan bagi para pelayan sosial yang memiliki hati dan siapa saja yang terlibat dalam pelayanan sosial agar senantiasa memiliki semangat persaudaraan dalam melakukan tugas pelayanan yang dilakukan.

  E. METODE PENULISAN

  Metode yang dipakai penulis adalah Deskriptif Analitis yaitu menggambarkan secara faktual keadaan yang terjadi dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan suster-suster OSF Sibolga melalui penghayatan spiritualitas persaudaraan St. Fransiskus Asisi.

F. SISTEMATIKA PENULISAN

  Judul yang dipilih adalah Peranan spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam semangat pelayanan para suster OSF Sibolga.

  Judul ini akan diuraikan dalam enam bab sebagai berikut:

  BAB I Pendahuluan Bab ini merupakan pendahuluan yang menguraikan: Latar belakang penulisan, rumusan permasalahan, tujuan penulisan, manfaat penulisan, metode penulisan dan sistematika penulisan.

  BAB II Spiritualitas Persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dan Pelayanan para Suster-suster OSF Sibolga. Bab kedua ini memaparkan tentang spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi yang meliputi: pengertian spiritualitas, kekhasan spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi, bagaimana spiritualitas persaudaraan yang dihayati Santo Fransiskus Asisi. Kemudian membahas tentang gambaran umum pelayanan para suster OSF Sibolga: latar belakang karya pelayanan para suster OSF Sibolga, lapisan masyarakat seperti apa yang melatarbelakangi sesama yang dilayani, bentuk-bentuk karya pelayanan para suster OSF Sibolga dan pentingnya spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam semangat pelayanan para suster OSF Sibolga.

  BAB III Meodologi Penelitian Bab ini berisi penelitian tentang penghayatan spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam pelayanan para suster OSF Sibolga, dengan pemahaman ini diharapkan para suster OSF Sibolga semakin mampu setia mempertahankan nilai-nilai persaudaraan yang diwariskan oleh Santo Fransiskus Asisi.

  BAB IV Hasil dan pembahasan penelitian Bab ini berisi hasil dan pembahasan penelitian penghayatan spiritualitas persaudaraan Santo Fransiskus Asisi dalam pelayanan para suster OSF Sibolga.

  BAB V Usulan Program Bab ini merupakan usulan program rekoleksi bagi para suster OSF Sibolga yang meliputi: pengertian rekoleksi, tujuan rekoleksi, usulan tema-tema rekoleksi, dan usulan persiapan rekoleksi. BAB VI Penutup Bab ini menyampaikan kesimpulan penulisan yang juga disertai dengan saran-saran.

BAB II SPIRITUALITAS PERSAUDARAAN SANTO FRANSISKUS ASISI DALAM SEMANGAT PELAYANAN PARA SUSTER OSF SIBOLGA Mengenal dan memahami siapa itu Santo Fransiskus Asisi merupakan hal

  penting untuk lebih memahami lebih mendalam semangat, bentuk dan nilai-nilai pelayanan yang dilakukan oleh Santo Fransiskus Asisi yang hingga dewasa ini juga menjadi teladan semangat pelayanan para suster OSF Sibolga. Oleh karena itu bab II ini, akan terlebih dahulu menguraikan latar belakang Santo Fransiskus Asisi, pengertian spiritualitas dan pelayanan Santo Fransiskus Asisi, kemudian membahas tentang gambaran umum pelayanan para suster OSF Sibolga dan bagian akhir akan menguraikan bagaimana pentingnya spiritualitas persaudaraan santo Fransiskus Asisi dalam semangat pelayanan para suster OSF Sibolga.

A. Latar belakang Hidup Santo Fransiskus Asisi 1. Tempat Lahir

  Francesco, anak Pietro Bernardone, seorang pedagang tekstil yang sukses, lahir di kota kecil Asisi, Italia, pada tahun 1181. Setelah menjadi orang ternama sebagai pengikut Kristus, ia dikenal dengan nama Santo Fransiskus dari Asisi. Ia meninggal pada sore hari tanggal 3 Oktober 1226. Dalam rentang waktu hidupnya yang hanya sekitar 45 tahun itu, ia ternyata membawa pengaruh besar bagi dunia Kristiani zaman itu, bahkan juga sampai zaman kita. Kini, sewaktu Gereja giat mencanangkan lagi perjuangan untuk keadilan dan damai, orang teringat pada sosok Fransiskus sebagai pembawa damai dan kawan setia orang- orang kecil. Fransiskus dengan semangat persaudaraannya yang mampu menerobos batas-batas Negara, agama dan sosial ekonomi, terasa hadir kembali di tengah dunia yang mendambakan persaudaraan antara semua manusia. Ia bahkan dikenang sebagai orang yang memperlakukan semua makhluk ciptaan sebagai “saudara dan saudarinya” dan sebagai anugerah Allah yang mengagumkan, sehingga Paus Yohanes Paulus II merasa pada tempatnya mengangkat dia sebagai pelindung pemeliharaan kelestarian lingkungan hidup 29 November 1979 (Ladjar, 1988: 17).

2. Suasana Keluarga Fransiskus pada awalnya diberi nama Yohanes oleh Ibunya, Dona Pika.

  Ayahnya, Pietro Bernardone adalah seorang saudagar kain. Ia sering pergi keluar Asisi untuk berdagang. Sewaktu Fransiskus lahir, Bernardone sedang berada di Perancis. Setelah kembali ke Asisi, Bernardone memberinya nama Fransiskus untuk mengingatkan kota Perancis yang sangat dikaguminya (Groenen, 2000: 27).

  Fransiskus ingin menjadi seorang ksatria. Tentu saja hal ini mendapat dukungan penuh dari ayahnya. Ksatria merupakan simbol dan status terpandang dalam masyarakat yang diperoleh berkat kemenangan di medan pertempuran. Maka ketika pecah perang antara Asisi dengan Perugia, Fransiskus bergabung ikut bertempur untuk membela kotanya. Tetapi ia ditangkap dan dipenjara di Perugia selama satu tahun. Dia ditebus oleh ayanya dan kembali ke Asisi dalam keadaan sakit dan patah semangat. Keinginannya untuk menjadi seorang ksatria tidak pernah tercapai sebab ternyata Tuhan mempunyai rencana lain terhadapnya. Tuhan memang menginginkannya menjadi ksatria, namun bukan ksatria duniawi, melainkan ksatria surgawi bagi kaum papa.

B. Pengertian Spiritualitas

1. Pengertian Spiritualitas secara umum

  Spiritualitas adalah istilah agak baru yang menandakan ’kerohanian’ atau ’hidup rohani’. Kata ini menekankan segi kebersamaan, bila dibandingkan dengan kata yang lebih tua, yaitu ’kesalehan’, yang menandakan hubungan orang perorangan dengan Allah. Selain itu spiritualitas dapat diterapkan pada aneka bentuk kehidupan rohani, misalnya ’spiritualitas modern’ atau spiritualitas kaum awam’. Spiritualitas mencakup dua segi, yakni askese atau usaha melatih–diri secara teratur supaya terbuka dan peka terhadap sapaan Allah. Segi lain adalah mistik sebagai aneka bentuk dan tahap pertemuan pribadi dengan Allah. Askese menandakan jalan dan mistik tujuan hidup keagamaan manusia. Dasar hidup rohani dan semua bentuk spiritualitas sejati adalah Roh (= Spiritus; Lat.), yaitu Roh Kristus seperti tampaknya dalam Injil. Orang yang peka akan mengalami buah kehadiran Roh dalam hatinya (Heuken, 2002:11).

  Makna ’rohani’ melebihi kesanggupan untuk berhubungan dengan Tuhan atau menyadari dari Yang-Illahi dalam lingkup hidup kita.

  Manusia terpanggil untuk benar-benar mengenal Dia Yang hadir dalam batinnya. Memang, Tuhan di mana-mana dan tiada sesuatu di luar jangkauan-Nya. Tetapi, kehadiran Tuhan ’dalam’ batin manusia bermakna khusus: kehadiran yang bersifat pribadi itu bukan masalah jarak yang dapat diukur. Kehadiran dan hubungan antar pribadi berlandaskan kodrat manusia sebagai makhluk yang berakal-budi dan berkehendak bebas, sehingga dapat mengerti dan mencinta. Berkat kodrat rohani inilah hubungan ’erat’ satu sama lain dapat dijalin antar manusia dan Tuhan Yang adalah Roh semata. Hubungan pribadi dijalin oleh kasih, dan dengan mengasihi kita baru mengerti. Maka, spiritualitas menyangkut keberadaan orang beriman sejauh dialami sebagai anugerah Roh Kudus yang meresapi seluruh dirinya (Heuken, 2002:11).

2. Spiritualitas Persaudaraan dalam terang Kitab Suci

  Berfirmanlah Allah, “Baiklah kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa kita” (Kej 1:26). Maka Allah menciptakan manusia itu menurut gambar- Nya; diciptakan-Nya dia, laki-laki dan perempuan diciptakan-Nya mereka (Kej 1:27).

  Bertitik tolak dari dari teks di atas, kita dapat melihat bahwa setiap manusia diciptakan Allah menurut gambar-Nya sendiri. Dalam keserupaan dengan Allah ini setiap manusia dalam pengertian dan cinta mengambil bagian dalam hidup Allah. Umat manusia merupakan satu kesatuan karena asal yang sama; karena Allah menjadikan semua bangsa dan umat manusia dari satu orang saja ( Kej 17:26). Kesatuan ini lebih dikuatkan lagi dengan kedatangan Kristus ke dalam dunia. Dalam Dia, semua manusia diangkat menjadi anak-anak Allah. Karenanya, manusia menjadi saudara satu sama lain. Tuhan Yesus sendiri berkata, “Kamu semua adalah saudara, Bapamu hanya satu yaitu yang ada di surga” (bdk. Mat 23:8-9).

  Kata “saudara” menunjuk kepada kesatuan yang paling dasariah dan tak terpisahkan karena berasal dari bapa yang satu dan sama. Untuk lebih memperjelas betapa eratnya kesatuan ini, Tuhan Yesus bersabda, “Akulah pokok anggur dan kamulah ranting-rantingnya” ( Yoh 15:5). Seperti ranting mengambil bagian kehidupan dari pokok anggur yang satu dan sama serta satu kesatuan mengalami hidup bersama dan mati kalau terpisahkan dari pohonnya, demikian juga hidup manusia ( bdk. Yoh 15:5-6).

  Rasul Paulus mengungkapkan relasi kesatuan seperti yang disabdakan oleh Yesus di atas dengan mengambil kesatuan tubuh manusia sebagai simbol. Ia berkata, “karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu sekalipun banyak merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus. Sebab dalam satu roh kita semua baik orang Yahudi maupun orang Yunani, baik budak maupun orang merdeka telah dibabtis dan menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh” (I Kor 12:12-13). Karena itu kita satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita. Kamu semua adalah tubuh Kristus, dan kamu masing-masing adalah anggotanya (I Kor 12:26-27).

  Teks inilah yang merupakan dasar solidaritas seluruh umat manusia kepada sesamanya khusunya bagi mereka yang hina, miskin, lemah dan tertindas.

3. Spiritualitas Santo Fransiskus Asisi

  Santo Fransiskus dari Asisi mengalami yang tidak dialami oleh pendiri mana pun juga, serbuan Roh Tuhan yang begitu hebat baik dalam hidup pribadi maupun dalam misinya sebagai pelopor bentuk hidup baru. Dari pengalaman itulah timbul keyakinannya atas jalan yang dia tempuh dan atas interpretasinya untuk mengikuti Kristus. Ia mengatakan hal ini begitu jelas waktu mendiktekan

  

Wasiatnya, “Beginilah Tuhan menganugerahkan kepadaku, Saudara Fransiskus,

  ia mengulangi perkataan serupa itu

  untuk mulai melakukan pertobatan”,

  sebanyak tujuh kali: Tuhan sendiri mengilhami aku, Tuhan mewahyukan kepadaku (Iriarte, 1995: 10).

  Fransiskus sadar sepenuhnya bahwa panggilannya datang dari Allah, Fransiskus menyebut dalam wasiat dengan istilah melakukan pertobatan.

  Rumusan melakukan pertobatan menunjuk pada perjalanan panggilan yang harus ditempuh Fransiskus, dalam terang sabda Allah. Secara bertahap dia sadar akan rencana Allah terhadap dirinya. Karena itu, dia terikat pada Allah dengan iman yang teguh. Hidup dalam pertobatan menurut Fransiskus adalah suatu perjalanan hidup menurut Injil; hidup dalam pertobatan terus-menerus mesti dipandang sebagai suatu anugerah dari Tuhan. Rahmat itu diterima dengan menghayati perubahan total secara batiniah dan lahiriah dalam hidup.

  Spiritualitas setiap santo-santa merupakan cara khususnya untuk menggambarkan Allah baginya, berbicara tentang-Nya, cara mendekati-Nya.

  Setiap santo melihat gelar Allah dalam terang apa yang paling menyentuh pikirannya, menyerap hatinya secara mendalam, yang menarik, menaklukkan dirinya. Bagi setiap santo-santa, satu keutamaan khusus dari Kristus merupakan cita-cita yang hendak diperjuangkan dalam hidupnya (Syukur, 2007:25).

  Menyangkut kekhususan spiritualitas Santo Fransiskus Asisi, seseorang Fransiskan mengatakan demikian: Jika sesuatu yang khusus dapat diamati pada diri Fransiskus, hal itu adalah keinginan yang kuat untuk tidak memiliki kekhususan. Spiritualitas Fransiskan adalah semata-mata menghayati Injil. Namun karena dia adalah seorang pribadi yang unik dan menarik, Gereja menemukan kharismanya yang khusus itu, yang disebut dengan spiritualitas Fransiskus. Pius XII lebih jauh menyatakan, ajaran Fransiskan memandang Allah adalah kudus, besar dan melampaui semua, baik sungguh baik. Allah juga dialami sebagai kasih. Dia hidup karena kasih, menciptakan karena kasih, menjadi daging, menebus, menyelamatkan dan menjadikan suci karena kasih. Fransiskus memandang Yesus dalam kasih manusiawinya (Syukur, 2007:26).