LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN “ATLANTIC FARM”

  

LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA

PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN

“ATLANTIC FARM”

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

  

Disusun oleh :

Merry Chrisna Junitawati

06 2214 075

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

  

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  

LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA

PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN

“ATLANTIC FARM”

  

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

  

Disusun oleh :

Merry Chrisna Junitawati

06 2214 075

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

  

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

  LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN “ATLANTIC FARM” Dosen Pembimbing,

(A. Yudi Yuniarto, SE., MBA) Tanggal 31 Mei 2010

  LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN “ATLANTIC FARM”

  Yogyakarta, 31 Juli 2010 Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Dekan, Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt, QIA

  MOTTO Saya selalu percaya apa yang disebut PROSES.

  Cintailah hidup dan hiduplah untuk mencintai dan dicintai.

  I’m not a good man, i’m just ordinary person who’s trying to be good.

  Janganlah pernah merasa paling hebat karna di atas kita masih banyak manusia yang lebih hebat.

  

Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow.

  PERSEMBAHAN Karya tulis ini penulis persembahkan kepada: Pemilik “ATLANTIC FARM”, sekaligus adalah ayah dan ibu tercinta, Adikku satu-satunya, Dan seluruh keluarga.

  Terima kasih, Tuhan memberkati kalian semua.

  

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

FAKULTAS EKONOMI

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa LAPORAN PENGEMBANGAN USAHA “ATLANTIC FARM” yang diajukan untuk diuji pada tanggal 30 Juli 2010 adalah benar-benar karya saya.

  Dengan ini saya juga menyatakan bahwa di laporan Pengembangan Usaha ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/ pendapatan/ pemikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang menunjukkan gagasan/ pendapat/ pemikiran dari penulis lain itu seolah-olah sebagai gagasan/ pendapat/ pemikiran saya sendiri, dan atau tidak terdapat keseluruhan atau sebagian gagasan/ pendapat/ pemikiran orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin atau meniru atau mengambil dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan saya di atas tidak benar, dengan ini saya menyatakan menarik Laporan Pengembangan Usaha yang saya ajukan sebagai hasil tulisan saya sendiri, dan gelar serta ijazah yang telah diberikan oleh Universitas Sanata Dharma batal saya terima.

  Yogyakarta, Yang membuat pernyataan,

  

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

  Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama : Merry Chrisna Junitawati Nomor Mahasiswa : 06 2214 075

  Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: ANALISIS PENGEMBANGAN USAHA PETERNAKAN BABI KHUSUS PEMBIBITAN “ATLANTIC FARM” beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

  Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal 31 Juli 2010 Yang menyatakan, Merry Chrisna Junitawati

KATA PENGANTAR

  Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir ini. Penulis menyusun Tugas Akhir dengan judul “Pengembangan Usaha Peternakan Babi Khusus Pembibitan ATLANTIC FARM” dan penelitian dilakukan di Palihan, Temon, Kulon Progro, Yogyakarta. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen.

  Penulisan Tugas Akhir ini juga tidak lepas dari campur tangan berbagai pihak yang telah dengan tulus ikhlas membantu penulis sampai Tugas Akhir ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Kedua orang tua yang senantiasa memberikan dorongan, doa, dan sarana prasarana pendukung untuk kelancaran Tugas Akhir ini.

  2. Dr. Ir. P. Wiryono P., S.J., selaku rektor Universitas Sanata Dharma.

  3. Drs. YP. Supardiyono, M.Si., Akt., QIA, selaku dekan Fakultas Ekonomi.

  4. V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku ketua Program Studi Manajemen.

  5. Drs. G. Hendra Poerwanto, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik.

  6. Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku dosen pembimbing Tugas Akhir.

7. Segenap dosen Program Studi Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

  8. Semua rekan-rekan yang sedia membantu dalam proses penyusunan proposal pengembangan usaha, proses pelaksanaan pengembangan usaha, dan penyusunan laporan pengembangan usaha ini baik material maupun non material.

  Penulis menyadari sepenuhnya bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari sempurna karena keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca untuk menyempurnakan Tugas Akhir ini.

  Akhir kata penulis berharap semoga Tugas Akhir ini bermanfaat dan menjadi bahan masukan bagi rekan-rekan yang sedang menyusun Tugas Akhir.

  Yogyakarta, 31 Juli 2010 Penulis, Merry Chrisna Junitawati

  

DAFTAR ISI

  Halaman Judul ................................................................................................. i Halaman Persetujuan Pembimbing ................................................................. ii Halaman Pengesahan ...................................................................................... iii Halaman Motto dan Persembahan .................................................................. iv Halaman Pernyataan Keaslian Karya Tulis ..................................................... v Halaman Pernyataan Persetujuan Publikasi .................................................... vi Halaman Kata Pengantar ................................................................................. vii Daftar Isi........................................................................................................... ix Daftar Tabel. .................................................................................................... xiii Daftar Lampiran .............................................................................................. xv Executive Summary ........................................................................................ xvi BAB I PENDAHULUAN ...............................................................................

  1 BAB II RENCANA USAHA ...........................................................................

  4 A. Deskripsi Usaha ...................................................................................

  4 1. Tujuan Usaha ...................................................................................

  4 2. Sejarah Usaha ...................................................................................

  4 3. Profil Usaha ......................................................................................

  7 4. Profil Pengelola ................................................................................

  7 5. Bentuk Kepemilikan Usaha..............................................................

  8 6. Keunggulan Usaha ...........................................................................

  8 7. Ketrampilan Sumber Daya Manusia ................................................

  10

  B. Analisis Pasar ........................................................................................

  11 1. Kondisi Pasar ...................................................................................

  11 2. Perilaku Pasar ...................................................................................

  13 C. Analisis Industri Dan Persaingan ..........................................................

  14 D. Rencana Produk dan Program Pemasaran .............................................

  16 1. Ide Produk yang akan Dikembangkan .............................................

  16 2. Siklus Hidup Produk ........................................................................

  16 3. Rencana Distribusi dan Promosi ......................................................

  17 4. Kekayaan Intelektual ........................................................................

  17 E. Rencana Operasi dan Sumber Daya Manusia ........................................

  17 1. Proses Produksi ................................................................................

  17 2. Peralatan dan Sumber Daya Manusia yang Diperlukan ...................

  23 F. Rencana Keuangan.................................................................................

  25 1. Posisi Keuangan yang Lalu ..............................................................

  25 2. Proyeksi Posisi Keuangan (satu tahun mendatang) .........................

  26 BAB III RENCANA IMPLEMENTASI .........................................................

  29 A. Rencana Keuangan ...............................................................................

  29 B. Rencana Operasi ...................................................................................

  29 C. Rencana Sumber Daya Manusia ...........................................................

  29 BAB IV PROSES DAN HASIL PENGEMBANGAN ...................................

  32 A. Kondisi Aktual Beberapa Indikator Utama Pengembangan Usaha: Januari-April 2010 ..............................................................................

  32

  1. Pasar Potensial, Aktual, dan Sasaran ..............................................

  37 1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010 .........................................

  48 BAB V EVALUASI PENGEMBANGAN USAHA ......................................

  47 3. Program Sumber Daya Manusia .....................................................

  47 2. Program Operasi ..............................................................................

  47 1. Program Keuangan ..........................................................................

  38 C. Proses dan Hasil Implementasi Program Pengembangan: Januari-April 2010 ..............................................................................

  37 2. Laporan Neraca Januari-April 2010 ................................................

  37 B. Perkembangan Kinerja Keuangan Aktual: Januari-April 2010 ..........

  32 2. Pola Perilaku Pasar Sasaran ............................................................

  36 8. Penjualan, Biaya, dan Laba .............................................................

  35 7. Ketrampilan Sumber Daya Manusia ...............................................

  34 6. Proses Penjualan .............................................................................

  34 5. Proses Produksi ...............................................................................

  33 4. Produk yang Ditawarkan ke Pasar ..................................................

  33 3. Analisis Industri dan Persaingan .....................................................

  49 A. Evaluasi Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari-April 2010:

  B.

  52 Evaluasi Kinerja Keuangan Januari-April 2010: Rencana vs Aktual ..

  1. Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010 .........................................

  52 2. Laporan Neraca Januari-April 2010 ................................................

  54 C.

  55 Evaluasi Implementasi Progam Pengembangan Januari-April 2010 ..

  D.

  56 Hambatan Dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya .....

  E.

  57 Refleksi ...............................................................................................

  BAB VI PENUTUP ........................................................................................

  60 A.

  60 Kesimpulan .........................................................................................

  B.

  60 Saran .................................................................................................... Daftar Pustaka .................................................................................................

  62 Lampiran .........................................................................................................

  63 Ucapan Terima Kasih dari Pemilik Usaha ......................................................

  68

  

DAFTAR TABEL

Tabel I.1 Data Populasi Babi di Propinsi DIY .........................................

  31 Tabel IV.1 Pengeluaran bulan Januari 2010 ...............................................

  43 Tabel IV.8 Laporan R/L per 31 Maret 2010 ...............................................

  42 Tabel IV.7 Pengeluaran bulan Maret 2010 .................................................

  41 Tabel IV.6 Laporan Neraca per 28 Februari 2010 .....................................

  41 Tabel IV.5 Laporan R/L per 28 Februari 2010 ..........................................

  40 Tabel IV.4 Pengeluaran bulan Februari 2010 .............................................

  39 Tabel IV.3 Laporan Neraca per 31 Januari 2010 .......................................

  39 Tabel IV.2 Laporan R/L per 31 Januari 2010 .............................................

  28 Tabel III.1 Rekap Rencana Implementasi Program Bulan Januari-Desember 2010 . ................................................

  2 Tabel I.2 Data Populasi Babi di Kabupaten Kulon Progo ........................

  27 Tabel II.7 Laporan R/L per Semester tahun 2010......................................

  27 Tabel II.6 Rencana Pengeluaran Tahun 2010 per Semester . ....................

  27 Tabel II.5 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan (Minggu Kedua Bulan Januari 2010) .......................................

  26 Tabel II.4 Rencana Pengeluaran Tahap Persiapan Pengembangan (Juli-Desember 2009) . ..............................................................

  26 Tabel II.3 Laporan R/L per Tahun (2007-2009 Stabil)..............................

  25 Tabel II.2 Pengeluaran per Tahun Selama Tahun 2007-2009 (stabil) . .....

  2 Tabel II.1 Pengeluaran Tahun 2002-2006 (nilai asset). .............................

  43

  Tabel IV.9 Laporan Neraca per 31 Maret 2010 .........................................

  44 Tabel IV.10 Pengeluaran bulan April 2010 ..................................................

  45 Tabel IV.11 Laporan R/L per 30 April 2010 ................................................

  45 Tabel IV.12 Laporan Neraca per 30 April 2010 ...........................................

  46 Tabel V.1 Indikator Utama Pengembangan Usaha Januari-April 2010: Rencana vs Aktual ....................................................................

  49 Tabel V.2 Laporan Rugi/ Laba Januari-April 2010: Rencana vs Aktual ...

  53 Tabel V.3 Laporan Neraca Januari-April 2010: Aktual ............................

  54 Tabel V.4 Implementasi Program Pengembangan Januari-April 2010: Rencana vs Aktual ....................................................................

  55 Tabel V.5 Hambatan dalam Pengembangan Usaha dan Cara Mengatasinya

  56

  DAFTAR LAMPIRAN Gambar L.1 Kandang tampak samping barat ...............................................

  63 Gambar L.2 Kandang tampak depan ...........................................................

  63 Gambar L.3 Ruang kandang tampak tengah ..............................................

  64 Gambar L.4 Skat-skat kandang ..................................................................

  64 Gambar L.5 Babi pejantan ..........................................................................

  65 Gambar L.6 Calon babi dara (usia 7 bulan) ...............................................

  65 Gambar L.7 Babi dara ................................................................................

  66 Gambar L.8 Babi induk hamil ....................................................................

  66 Gambar L.9 Induk menyusui ......................................................................

  67 Gambar L.10 Anak babi (babi sapih) ...........................................................

  67

EXECUTIVE SUMMARY

  Pengembangan usaha peternakan babi khusus pembibitan ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan konsumen akan babi sapih yang siap dibesarkan menjadi babi pedaging siap konsumsi. ATLANTIC FARM sudah memiliki konsumen aktual yaitu seorang distributor di daerah Jalan Godean km 5, Bantul, Yogyakarta yang menyalurkan babi sapih kepada sekitar 27 peternak babi pedaging di daerah tersebut.

  Rencana pengembangan usaha antara lain program keuangan, program operasi, dan program sumber daya manusia. Rencana program keuangan yaitu melakukan kerjasama dengan distributor dalam hal pendanaan. Rencana program operasi yaitu membeli induk dan pejantan baru. Rencana program sumber daya manusia adalah merekrut seorang tenaga kerja. Ketiga program pengembangan usaha tersebut merupakan upaya untuk peningkatan kinerja produksi perusahaan, peningkatan pendapatan, dan pemenuhan kebutuhan konsumen.

  Ketiga program pengembangan usaha tersebut dilaksanakan pada bulan Januari-April 2010. Hasil dari pelaksanaan pengembangan usaha tersebut yaitu: 1) Program keuangan dapat berjalan dengan baik, meskipun pemanfaatan dana yang diperoleh tidak sesuai dengan program sebelumnya. 2) Program operasi tidak sepenuhnya dapat terlaksana karena masih terdapat proyek kandang yang belum terselesaikan, sehingga dana dari program keuangan dialihkan untuk menyelesaikan proyek kandang. Penambahan ternak dilakukan dengan proses pembibitan sendiri. 3) Program sumber daya manusia tidak dapat terlaksana karena kurang mendapat persetujuan dari pengelola.

  Kata kunci: Pengembangan usaha, rencana operasi, rencana sumber daya manusia, rencana keuangan.

EXECUTIVE SUMMARY

  The business development program of swine farm especially for

proliferating program has objective to fulfill consumer’s need of piglet which is

ready to be maintained to be porker ready to consume. ATLANTIC FARM has

actual consumer as the distributor in Jalan Godean km 5, Bantul, Yogyakarta

who distribute piglet to around 27 breeders of pig in those areas.

  The plan of business development programs are financial program,

operational program, and program of human resource. The plan of financial

program is corporation with distributor related to the fund. The plan of

operational program is buying new sow and boar. The plan of human resource

program is recruiting one worker.

  Those three kinds of business development programs were implemented in

January-April 2010. The result of the implementation of business development

programs are: 1) The financial program can be done well, although the fund

obtained is not organized appropriately with the previous program. 2) The

operational program can not be done completely because there is pigsty

unfinished project therefore the fund from finance program is diverted for

finishing pigsty project. The number of livestocks are added by doing self

proliferating 3) The program of human resource can not be done because there is

nothing approval from the organizer.

Keywords: Business development, operation plan, human resources plan,

financial plan.

BAB I PENDAHULUAN Seiring dengan perkembangan jaman dewasa ini banyak bisnis berskala

  besar, kecil, dan menengah berkembang dalam rangka pergerakan roda perekonomian suatu negara dan peningkatan taraf hidup masyarakat. Bidang usaha tersebut antara lain: bidang manufaktur, jasa, perdagangan, dan industri, baik industri peternakan maupun pertanian. Salah satu bisnis yang digeluti oleh para pengusaha dengan padat modal adalah industri peternakan pengembangbiakan anak babi.

  Di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta populasi babi pedaging siap konsumsi per semester menurut data terakhir dari Dinas Pertanian dan Kelautan propinsi DIY bulan Nopember 2009 yaitu sebanyak ± 12.000 ekor dengan spesifikasi usia 6 (enam) bulan dan berat badan ± 90 kg. Sedangkan jumlah bibit atau babi sapih yang ada hanya sekitar 50% dari total kebutuhan pasar. Hal ini disebabkan banyak peternak babi penggemukan tidak memproduksi sendiri babi sapih, sehingga mereka sangat membutuhkan babi sapih yang siap dikembangkan kembali dari para peternak babi khusus pembibitan. Total kebutuhan konsumen per semester 6.000 ekor, jadi setiap bulan peternak membutuhkan 1.000 ekor babi sapih. Dari total kebutuhan konsumen tersebut, peternakan ATLANTIC FARM hanya dapat men-supply 50 ekor saja atau sekitar 5% dari total kebutuhan pasar setiap bulan di DIY.

  Mengacu pada kebutuhan pasar di atas, maka bisnis peternakan babi khusus pengembangbiakan anak babi layak dikembangkan karena prospek bisnis ini cukup baik dilihat dari kebutuhan peternak babi penggemukan dan konsumen akhir produk ini.

  Di bawah ini disajikan data populasi babi di propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta dan kabupaten Kulon Progo pada bulan Nopember 2009.

  Tabel I.1 Data Populasi Babi di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

  No. Kabupaten Populasi Ternak

Jumlah

  Peternak Lokasi (ekor) (orang) (kecamatan)

1 Kotamadya 366 28 Umbulharjo, Tegalrejo.

  2 Bantul 5.047 213 Srandakan, Bambanglipuro, Pundong, Sedayu, Kasihan, Kretek, Sanden.

  3 Kulon Progo 1.154

  53 Samigaluh, Sentolo, Kalibawang, Temon, Wates, Nanggulan.

  4 Gunung Kidul 329

  4 Playen, Ngemplak.

  5 Sleman 5.964 258 Gamping, Sleman, Minggir, Mlati, Godean, Seyegan, Pakem.

  Total 12.860 556 24 kecamatan Tabel I.2 Data Populasi Babi di Kabupaten Kulon Progo

  No. Kecamatan Jumlah Desa Jumlah Dusun Jumlah Peternak Populasi Ternak (orang) (ekor)

  3

  14

  12 Total

  2

  2

  2

  6 Nanggulan

  2

  1

  1

  1

  5 Sentolo

  8 39 1.140

  4 Kalibawang

  1 Wates

  24

  1

  1

  1

  3 Samigaluh

  5 9 413

  5

  2 Temon

  56

  2

  2

  2

  19 53 1.154 Sumber: Dinas Pertanian dan Kelautan kabupaten Kulon Progo tahun 2009.

BAB II RENCANA USAHA A. Deskripsi Usaha 1. Tujuan Usaha Tujuan dari bisnis peternakan babi khusus pembibitan ini adalah

  untuk pemenuhan kebutuhan konsumen akan anak babi yang siap dibesarkan menjadi babi pedaging siap konsumsi. Konsumen dalam hal ini adalah seorang distributor di Yogyakarta tepatnya di Jalan Godean km 5, Bantul yang menyalurkan babi sapih kepada sekitar 27 petani atau peternak babi pedaging. Jumlah demand dari distributor dalam 1 (satu) bulan sekitar 100 ekor babi sapih. Namun saat ini pengelola hanya mampu memenuhi permintaan ± 50% saja, sisanya distributor mengambil dari para peternak lain. Hal ini disebabkan jumlah induk baru sekitar 40 ekor, sehingga untuk memenuhi permintaan konsumen masih diperlukan induk sekitar 40 ekor lagi.

2. Sejarah Usaha

  Bisnis peternakan ini mulai dirintis oleh pengelola sekitar bulan Mei tahun 2002. Mulanya pengelola hanya memiliki 2 (dua) ekor induk dengan sistem pemeliharaan bagi hasil dengan orang lain. Namun karena merasa tidak puas dengan hasil kerja orang tersebut, maka pengelola mengambil alih semua pekerjaan dan tanggung jawab untuk memelihara sendiri.

  Setelah beroperasi beberapa tahun, pengelola peternakan ini merasa tertarik dan ingin terus mendalami bisnis peternakan babi, khususnya pengembangbiakan anak babi atau pembibitan. Didukung lahan seluas 1500 m² milik sendiri, pengelola mulai mengembangkan peternakan ini. Selain menambah induk dan pejantan, pengelola juga memperluas dan membangun kandang yang permanen dan standar, sehingga mampu menampung 20 ekor induk dan 2 ekor pejantan dengan menghabiskan modal sendiri sebesar Rp 30.000.000,-.

  Pada awal tahun 2003 dengan jumlah induk 20 ekor dan pejantan 2 ekor, pengelola mulai fokus menekuni bidang peternakan dan 6 (enam) bulan kemudian peternakan ini mampu menghasilkan ± 25 ekor babi sapih per bulan. Mengingat pada saat itu pengelola belum melakukan kontrak kerjasama dengan pihak manapun, maka babi sapih tersebut masih dibeli oleh tengkulak. Hal ini berakibat pada harga babi sapih yang tidak stabil atau di bawah harga yang telah ditetapkan pengelola.

  Pada awal tahun 2007, pengelola dikenalkan oleh seorang peternak babi dari Godean kepada bapak Asmono yang beralamat di Jl. Godean km 5, Yogyakarta. Beliau adalah salah satu peternak yang sering di-supply babi sapih oleh tengkulak. Karena mengetahui kualitas babi sapih dari peternakan ini lebih unggul maka beliau mengajak bekerjasama, sehingga untuk mendapatkan babi sapih beliau tidak lagi menggunakan jasa tengkulak. Dari kesepakatan tersebut, pak Asmono bersedia sebagai distributor tunggal sekaligus sebagai orang tua asuh untuk mengembangkan peternakan babi yang dijalankan oleh pengelola. Kesepakatan tersebut disetujui oleh kedua belah pihak dengan asas kekeluargaan tanpa surat perjanjian tertulis. Apabila terjadi permasalahan selama masa kontrak kerjasama akan diselesaikan secara kekeluargaan atau musyawarah.

  Hasil kesepakatan antara kedua belah pihak antara lain: a. Babi sapih usia 2 (dua) bulan dengan berat badan 10-12 kg dihargai Rp 225.000,-.

  b.

  25% dari total omset penjualan dalam 2 tahun dibayar di muka sebagai jaminan selama 2 tahun.

  c.

  Setiap mengeluarkan babi sapih, 25% dari total penjualan dipotong sebagai uang angsuran jaminan tersebut.

  d.

  Apabila pengelola mempunyai rencana pengembangan lebih lanjut, pihak distributor bersedia memberikan pinjaman jangka panjang tanpa bunga.

  e.

  Pihak pengelola tidak dibenarkan menjual babi sapih kepada pihak lain selain distributor.

  Pada tahap awal, distributor memberikan pinjaman senilai Rp 30.000.000,-. Dana ini digunakan untuk pembuatan kandang dan menambah jumlah induk, sehingga pada awal tahun 2009 jumlah induk mencapai 40 ekor dan pejantan 4 ekor.

  Apabila sejarah peternakan ini disimpulkan dari tahun 2002-2006, pengelola masih mengalami kesulitan dalam hal pendanaan pengembangan usaha karena sistem usaha ini belum dapat berjalan sebagaimana mestinya, terutama sistem pemasaran. Mulai awal tahun 2007 semua sistem dalam usaha ini dapat berjalan dengan baik.

  Sistem yang dimaksud di atas antara lain: a. Sistem manajemen keuangan.

  b.

  Sistem pemeliharaan atau perawatan.

  c.

  Sistem supply pakan.

  d.

  Sistem pemasaran.

3. Profil Usaha

  Nama usaha : ATLANTIC FARM Alamat : Kawasan peternakan desa Palihan

  Palihan, Temon, Kulon Progo, Yogyakarta Bidang usaha : Industri peternakan Jenis produk : Babi sapih 4. Profil Pengelola

  Nama pengelola : Marjuni Alamat : Palihan II, Palihan, Temon Status pernikahan : Sudah menikah Pekerjaan terakhir : Wiraswasta

  5. Bentuk Kepemilikan Usaha Peternakan ini masih milik perseorangan atau peternakan rakyat, sehingga tidak memiliki struktur organisasi seperti perusahaan pada umumnya karena semua bidang pekerjaan ditangani sendiri oleh pengelola.

  6. Keunggulan Usaha Kelebihan peternakan ini dibandingkan dengan peternakan lain yang sejenis di kabupaten Kulon Progo khususnya di wilayah bagian selatan (12 peternak) dan utara (42 peternak), yaitu: a.

  Tempat/lokasi Lokasi peternakan ini berada di kawasan peternakan resmi dengan struktur tanah berpasir yang jauh dari pemukiman penduduk sehingga tidak mengganggu lingkungan sekitar. Peraturan ini berdasarkan Perdes. No. 7, Palihan, tahun 2000. Selain itu, tersedianya air yang cukup untuk kegiatan peternakan seperti membersihkan kandang ternak.

  b.

  Konstruksi kandang Kandang peternakan dibangun sesuai dengan ketentuan

  AMDAL yang berlaku. Syarat-syaratnya antara lain:

  1) Kandang peternakan harus dibeteng. 2) Terdapat lahan pengolahan limbah. 3)

  Menerapkan sistem biosecurity (kesehatan dan keamanan lingkungan).

  4) Menjaga kebersihan kandang.

  c.

  Ras ternak Di dalam peternakan ini, pengelola mengembangkan beberapa jenis ras ternak mengingat selera konsumen berbeda-beda. Namun ras ternak yang paling banyak diminati (± 75%) adalah jenis landrace (Amerika). Ciri fisik dari landrace ini pada umumnya moncong tidak begitu pendek, tubuh tinggi besar, pantat besar, serta punggung yang datar. Jumlah anak yang dilahirkan antara 12-16 ekor dengan berat badan anatara 10-12 kg setelah disapih.

  d.

  Sistem budidaya Sistem budi daya peternakan babi yang diterapkan oleh pengelola sudah mendekati pada peternakan modern. Sistem pemasaran produk (babi sapih) sudah pasti, artinya sudah memiliki distributor tunggal. Pengelola juga sudah memiliki penyedia pakan yang dapat memenuhi kebutuhan pakan ternak setiap minggunya. Pengelola melakukan kemitraan dengan pengusaha tahu dan minyak kelapa untuk memanfaatkan limbah produksi tersebut, yaitu: ampas tahu dan ampas kelapa.

7. Ketrampilan Sumber Daya Manusia

  Dalam menjalankan bisnis peternakan babi khusus pembibitan memerlukan sumber daya manusia yang tangguh dan mau bekerja keras, serta memiliki pengetahuan yang luas dan mendalam mengenai bidang yang digeluti. Ketrampilan-ketrampilan tersebut dapat dirinci dalam beberapa hal, antara lain: a.

  Pemilihan induk dan pejantan berkualitas. Babi dara dan pejantan siap kawin usia 8 bulan dengan berat badan 1 kwintal.

  b.

  Pemberian pakan pada masa kehamilan induk (115 hari) harus banyak mengandung protein dan vitamin (tepung jagung, rumput, dan sejenisnya).

  c.

  Perhatian khusus pada saat induk melahirkan. Selama proses melahirkan induk harus selalu dijaga agar proses melahirkan lancar.

  Selain itu pengawasan dilakukan untuk meminimalkan angka kematian bayi akibat tertindih induknya. Tali puser bayi yang telah lahir dipotong kemudian lendir yang menempel dibersihkan.

  d.

  Penyuntikan zat besi (1,5 cc/ekor) untuk anak babi usia 3-5 hari.

  Setelah usia 1 (satu) bulan anak babi diberi pakan tambahan berupa konsentrat khusus, selain air susu dari induknya. Pada usia 2 (dua) bulan anak babi harus segera disapih supaya induk tidak terlalu kurus akibat menyusui.

  e.

  Perawatan kandang khusus induk melahirkan, lantai diberi alas jerami sebagai alas menyusui agar anak babi tidak kedinginan. f.

  Kebersihan merupakan hal penting. Oleh karena itu, kandang dan babi harus dibersihkan minimal 1 (satu) kali sehari menggunakan air mengalir dari diesel, kecuali kandang induk dan anak babi diusahakan tetap kering.

  g.

  Pemberian pakan 2 (dua) kali sehari, antara lain tepung jagung, ampas kelapa, ampas tahu, dan sisa makanan dari rumah makan.

  h.

  Peka terhadap penyakit-penyakit ternak, seperti diare (kolera), influenza, dan penyakit kulit. Pengobatan yang tepat dapat membantu meminimalkan angka kematian babi akibat penyakit berbahaya.

B. Analisis Pasar 1.

  Kondisi Pasar a.

  Konsumen Potensial Produk Konsumen potensial adalah orang-orang yang memiliki keinginan serta kebutuhan akan suatu produk dan memiliki daya beli namun belum memiliki akses langsung ke produk tersebut. Dalam usaha peternakan ini yang termasuk ke dalam konsumen potensial adalah para peternak babi pedaging atau penggemukan di Daerah Istimewa Yogyakarta.

  b.

  Konsumen Aktual Produk Konsumen aktual adalah orang-orang yang sudah pernah menikmati produk dari perusahaan. Mereka memiliki kebutuhan, keinginaan, akses, serta daya beli dan sudah membeli. Dalam usaha peternakan ini yang termasuk dalam konsumen aktual adalah seorang distributor tunggal.

  c.

  Pasar Sasaran Usaha ini merupakan jenis usaha peternakan yang menghasilkan babi sapih, jadi pasar sasaran dari produk peternakan ini adalah para peternak penggemukan babi. Namun peternakan ini sudah memiliki seorang distributor tunggal yang membina beberapa peternak babi pedaging. Petani-petani binaan distributor ini merupakan masyarakat dari kalangan ekonomi prasejahtera namun memiliki kemauan dan kemampuan di bidang beternak babi. Tujuan dari distributor tersebut adalah menciptakan lapangan pekerjaan sehingga dapat mengentaskan kemiskinan secara nyata di daerah Jl. Godean, Bantul, Yogyakarta.

  Profil pasar sasaran (konsumen aktual) yaitu: 1) : Asmono

  Nama 2) : ± 60 tahun

  Usia 3) : Jl. Godean km 5, Bantul, Yogyakarta

  Alamat 4) : Anggota DPRD Sleman dari fraksi ABRI. Jabatan terakhir

  5) : ± Rp 21.000.000,- Pendapatan (per bulan)

  Dirinci sebagai berikut:

  a) Santunan pensiunan TNI : ± Rp 5.000.000,-

  b) Hasil dari bisnis kos-kosan : ± Rp 6.000.000,-

  Sedangkan konsumen akhir dari daging babi adalah orang- orang yang menikmati daging babi dalam beberapa macam olahan yang siap dinikmati. Segmentasi pasar dilihat dari demografinya (usia, pendidikan, pendapatan, status, pekerjaan, dan lain-lain) tidak terlalu berpengaruh. Namun dari sisi agama, keyakinan, atau kepercayaan sangat berpengaruh karena tidak semua penganut agama dapat menikmat daging babi ini terutama untuk orang-orang Muslim.

2. Perilaku Pasar a.

  Pola Perilaku Pembelian Dalam peternakan babi ini, pembelian sekaligus pengambilan babi sapih dilakukan 1 (satu) bulan sekali dengan sistem pembayaran

  cash atau tunai.

  b.

  Pihak-pihak yang Terlibat Pihak-pihak yang terlibat dalam mempengaruhi pasar sasaran dalam pengambilan keputusan pembelian produk usaha yang akan dikembangkan adalah:

  1) Pencetus (Initiator) adalah mereka yang meminta untuk membeli sesuatu.

  Para peternak yang membutuhkan babi sapih untuk dibesarkan menjadi babi pedaging siap konsumsi.

  2) Pemakai (User) adalah mereka yang akan memakai barang tertentu.

  Para peternak babi penggemukan yang dibina oleh distributor tersebut.

  3) Pemberi pengaruh (Influences) adalah orang-orang yang mempengaruhi keputusan pembelian.

  Para peternak babi penggemukan yang pernah memelihara babi sapih dari ATLANTIC FARM, namun pada saat itu masih melalui tengkulak. Jadi peternakan ini belum melakukan kontrak kerjasama dengan distributor yang membina peternak-peternak tersebut.

  4) Pengambilan keputusan (Deciders) adalah orang yang memutuskan persyaratan produk dan pemasok.

  Pihak pengelola dan distributor adalah pengambil keputusan dalam hal penetapan harga dan standar kualitas produk.

  5) Pembeli (Buyers) adalah orang yang memiliki wewenang formal untuk memilih pemasok dan menyusun syarat pembelian.

  Pembeli adalah distributor yang menginginkan babi sapih menurut banyaknya dan juga jenis ras ternak yang diinginkan.

C. Analisis Industri dan Persaingan

  Pada usaha peternakan ini, pengelola merasa tidak ada persaingan antar peternak babi yang sejenis dalam hal pemasaran produk. Hal ini dikarenakan

  (distributor) dengan sistem kontrak sehingga pengelola tidak berpendapat bahwa peternakan lain merupakan pesaing bisnis bagi usahanya.

  Namun apabila dilihat dari sudut persaingan jangka panjang, artinya bahwa peternakan ini sudah tidak lagi melakukan kontrak bisnis dengan pihak distributor, maka persaingan antar peternak babi sejenis akan terjadi. Hal ini mungkin saja dapat terjadi karena dengan begitu peternakan ini akan masuk pada pasar bebas sehingga para peternak akan bersaing dalam segi kualitas dan harga produk.

  Pihak yang berpotensi menjadi pesaing usaha, yaitu: Nama pemilik : Felix Lokasi peternakan : Wates, Kulon Progo, Yogyakarta Keunggulannya : Babi sapih usia 45 hari berat badan sudah mencapai 12 kg Kelemahannya : Lokasi peternakan dekat dengan pemukiman penduduk.

  Pengadaan air sulit, sehingga terpaksa menggunakan PAM. Meskipun persaingan dalam bisnis peternakan dapat terjadi, peternakan ini tetap sebagai market leader di wilayah kabupaten Kulon Progo karena peternakan ini lebih unggul dalam segi kualitas produknya. Jadi persaingan yang terjadi tidak begitu ketat mengingat konsumen pasti akan mencari produk-produk yang berkualitas untuk dikembangkan kembali.

D. Rencana Produk dan Program Pemasaran 1.

  Ide Produk yang akan Dikembangkan Kebutuhan pasar menuntut sebuah bisnis untuk berkembang, demikian pula dengan bisnis peternakan babi khusus pembibitan ini.

  Seperti yang telah dijelaskan pada bagian Latar Belakang dan Tujuan Usaha, kebutuhan konsumen akan babi sapih saat ini masih belum dapat dipenuhi 100% oleh ATLANTIC FARM.

  Oleh karena itu, pengelola memiliki program jangka pendek (satu tahun) untuk pengembangan bisnis agar dapat memenuhi permintaan konsumen seluruhnya. Pada tahun 2010 pengelola berencana menambah induk menjadi 80 ekor dengan target produksi babi sapih 100 ekor per bulan. Untuk mencapai target tersebut harus didukung dengan kandang yang memadai, maka dari itu perluasan kandang juga perlu dilakukan untuk menampung induk yang dibutuhkan.

2. Siklus Hidup Produk

  Selama masih ada konsumen yang menikmati olahan daging babi, maka peternak babi penggemukan akan tetap bertahan karena permintaan daging babi dari tempat pemotongan daging, restaurant, rumah makan berada pada angka stabil bahkan dapat meningkat. Hal ini secara otomatis berdampak pada permintaan babi sapih dari para peternak babi penggemukan tersebut untuk dikembangkan menjadi babi pedaging siap konsumsi. Jadi dapat disimpulkan bahwa siklus hidup produk ini

  3. Rencana Distribusi dan Promosi Dalam petenakan ini tidak ada program pemasaran khusus untuk meningkatkan penjualan produk. Distributor menjalin kerjasama dengan peternakan ini karena pengalaman peternak babi penggemukan yang pernah memelihara babi sapih dari ATLANTIC FARM. Mereka menilai kualitas babi sapih dari peternakan ini sangat baik untuk dikembangkan kembali, sehingga distributor tersebut berani membeli babi sapih dalam jumlah banyak dan menjalin kontrak kerjasama.

  4. Kekayaan Intelektual Peternakan ini masih merupakan peternakan rakyat atau perseorangan, seperti yang telah dijelaskan pada bagian Bentuk

  Kepemilikan Usaha. Jadi, sampai saat ini belum memiliki kekayaan intelektual, seperti: patent, secrets, copyrights, trademarks, dan lain-lain.

  Nama perusahaan “ATLANTIC FARM” cukup mewakili identitas dari bisnis peternakan babi khusus pembibitan.

E. Rencana Operasi dan Sumber Daya Manusia 1.

  Proses Produksi Proses produksi dalam menghasilkan babi sapih berkualitas adalah sebagai berikut: a.

  Langkah pertama pada proses produksi yaitu pemilihan induk dan pejantan berkualitas dengan kriteria babi dara dan pejantan siap kawin usia 8 bulan dengan berat badan 1 kwintal. Pejantan seharusnya dibeli minimal 60 hari sebelum ia digunakan. Waktu 60 hari sudah cukup panjang untuk memilih pejantan yang superior, mengecek kesehatannya, membiasakannya ke kondisi peternakan dan mencoba mengawinkan untuk pengujian performans.

  b.

  Mengawinkan babi dara dan pejantan dengan sistem kawin bantu.

  Kawin bantu yaitu mengawinkan seekor betina pada suatu waktu dengan seekor pejantan di bawah pengawasan, menghasilkan laju kosepsi yang lebih tinggi serta jumlah anak per kelahiran lebih banyak dibandingkan dengan kawin kelompok atau kawin bebas, yakni seekor pejantan suatu waktu dilepas bersama sekelompok betina. Pada sistem kawin kelompok seekor pejantan kemungkinan mengemban tugas terlalu penat pada suatu jangka waktu, sedang di lain waktu pejantan menganggur, yakni tidak kawin. Pejantan mungkin terlalu sering mengawini seekor betina dalam satu masa berahi dan tidak memperdulikan betina-betina yang lain yang juga dalam keadaan berahi. Tambahan pula, perkawinan lepas dari pengamatan, pejantan mungkin memasukkan penisnya ke dalam anus betina dan bukannya ke dalam pukas (vulva). Penis adalah organ pejantan untuk kawin, sedangkan vulva adalah pintu luar saluran reproduksi yang lokasinya tepat di bawah anus.

  Ada beberapa manfaat dari sistem kawin individual atau kawin bantu, yaitu:

  1) Mengurangi tingkat kesetresan yang dialami pejantan melayani sejumlah besar betina.

2) Lebih sedikit tenaga pejantan yang dipakai.

  3) Mudah mengetahui tanggal kawin yang tepat dan peternak dapat menjamin bahwa setiap babi dara atau induk kawin dua kali.

  Babi dara maupun induk hendaknya dikawinkan dua kali dalam satu periode berahi, yakni pada akhir hari pertama berahi dan 24 jam kemudian. Namun, kawin dobel janganlah dilakukan dengan mengorbankan beban tugas pejantan yang terlampau berat, sebab hal ini dapat berakibat hilangnya keuntungan yang tadinya diharapkan.

  c.

  Masa kehamilan induk.

  Induk babi bunting/ hamil selama 115 hari. Pada masa ini induk diusahakan jangan sampai stress agar anak tetap dalam keadaan sehat dan proses melahirkan lancar. Salah satu penyebab seekor induk mengalami stress yaitu keadaan kandang yang tidak nyaman. Induk mudah terganggu dengan suara-suara bising atau berisik dari benda- benda asing. Sehingga diusahakan ketika induk sedang hamil, jangan melakukan kegiatan pertukangan seperti membangun atau merenovasi kandang, karena suara-suara yang timbul dari alat atau mesin-mesin tersebut dapat membuat induk merasa tidak nyaman. Hal lain yang perlu diperhatikan yaitu induk dalam kondisi hamil jangan terlalu sering dipindah-pindah antar kandang karena akan membuat induk menjadi cepat lelah dan mengganggu kesehatannya. Selain itu, pakan yang mengandung protein dan vitamin dapat meningkatkan kualitas anak babi yang dilahirkan.

  d.

  Masa prakelahiran.

  Induk harus ditempatkan di dalam kandang yang kering dan hangat beberapa hari sebelum saat kelahiran tiba. Lantai yang kering mungkin penting daripada lantai yang sebelumnya disikat dan dibersihkan tetapi basah. Lantai yang seluruh atau sebagian berbilah harus kering benar dan diperiksa permukaan yang rusak atau ada penonjolan yang dapat melukai induk atau anak babi. Perbaikan ulang harus dilakukan sebelum kandang diisi kembali. Kelompok induk yang akan melahirkan harus serentak dipindahkan ke kandang khusus untuk melahirkan 7 (tujuh) hari sebelum melahirkan.

  e.

  Masa melahirkan.