teks anekdot yang lucu

  Sopir Taksi Ibu Mita yang hendak pergi ke acara arisan temannya sedang menunggu taksi di tepi jalan. Berhubung suami dan anaknya ada acara di luar kota, maka ia memutuskan untuk pergi sendiri. setelah menunggu cukup lama, akhirnya datanglah taksi yang sedari tadi ditunggunya. Setelah taksi berhenti tepat di hadapannya, bu Mita langsung menaiki taksi tersebut. Sopir taksi : “Ibu mau saya antar ke alamat mana?” Bu Mita : “Perumahan asri jalan diponegoro nomor 4 ya pak” Setelah taksi berjalan, suasana tampak hening. Sopir taksi hanya terdiam menyetir sementara bu Mita sibuk bermain telepon genggam. Setelah taksi berjalan cukup lama bu Mita menyadari bahwa taksi berbelok ke jalan yang salah. Bu Mita yang hendak memberitahukan sopir lalu memegang pundak pak sopir sebagai isyarat agar pak sopir berhenti. Akan tetapi pak sopir justru membanting setir ke arah kiri dan kanan hingga akhirnya menabrak trotoar jalan. Keduanya mengalami luka ringan sampai akhirnya bu Mita bertanya pada sopir taksi tersebut. Bu Mita : “Mengapa bapak membanting setir hingga menabrak trotoar jalan?” Sopir taksi : “Maaf bu, saya sangat terkejut bu sebab ibu memegang pundak saya” Bu Mita : “Loh kenapa sampai terkaget saya hanya mau memberitahukan bahwa arah jalan diponegoro nomor 4 harusnya belok kanan bukan belok kiri” Sopir taksi : “Maaf bu, ini hari pertama saya bekerja sebagai sopir taksi” Bu Mita: “Memang sebelumnya bapak bekerja sebagai apa” Sopir taksi : “ Sopir mobil jenazah bu” Bu Mita akhirnya melanjutkan pingsannya.

  Jiwa sosialita Di sebuah kompleks perumahan, ada dua remaja yang bernama Vina dan Rani. Keduanya telah berteman lama dari kecil. Mereka selalu bersama sampai-sampai sekolah pun harus bersama. Akan tetapi keduanya memiliki sifat yang berbeda. Vina adalah gadis yang berkecukupan namun tidak suka memamerkan harta, sedangkan Rani sebaliknya suka memamerkan kekayaan di sosial media. Rani : “Vi, pinjam bajumu yang kamu beli kemarin dong, aku mau foto-fotoan terus aku posting di instagram aku.” Vina : “Tapi kan Ran, aku baru aja beli bajunya, sedangkan aku yang punya aja belum sempat dipakai. Masa kamu duluan yang pakai?” Rani : “Pinjam baju saja pelit sekali kamu ini Vin. Kita sudah sahabatan lama tapi meminjamkan saja tidak mau, apalagi kalau aku minta” Dengan berat hati, Vina kemudian menyerahkan baju baru yang dibelinya kemarin kepada Rani. Rani pun menggunakan baju baru Vina untuk berfoto dan mengunggahnya ke sosial media. Tak lama kemudian, seseorang mengkomentari foto Rani.

  Komentator : “Rani pinjam bajunya Vina ya? Kok di akunnya Vina ada postingan Vina lagi beli baju yang dipakai sama Rani?” Rani langsung menghapus foto yang baru saja diunggahnya.

  Hanya anak Tukang Kayu Pada suatu hari, Kaesang anak presiden Indonesia hendak menggunakan jalan tol. Sampai di gerbang tol dan hendak melakukan pembayaran, ternyata ia tidak membawa uang kecil atau uang pas untuk membayar jalan tol tersebut. Akhirnya ia mengeluarkan uang Rp. 50.000 dari dompetnya dan memberikannya kepada petugas tol. Petugas Tol : “Wah mas Kaesang maaf, bisa pakai uang pas saja? Soalnya tidak ada kembalian” Kaesang : “Sudah simpan saja mas untuk jajan” Petugas Tol : “Wah terimakasih banyak mas, silakan lanjutkan perjalanan” Dengan senang hati petugas tol tersebut kemudian menyimpan sisa kembalian uang yang diberikan oleh Kaesang. Tak lama kemudian, kakak dari Kaesang, Gibran, juga hendak melewati jalan tol yang sama. Sesampainya di gerbang dan hendak membayar jalan tol, Gibran mengeluarkan uang sebesar Rp. 100.000-,. Melihat nominal uang yang dikeluarkan, petugas tol semakin kebingungan.

  Petugas Tol : “Maaf mas Gibran, bisa pakai uang pas tidak? Soalnya tidak ada kembalian” Gibran : “Simpan saja untuk jajan anak mas” Petugas Tol : “Wah, terimakasih banyak mas Gibran, silakan lanjutkan perjalanan” Setelah kedua anak lelaki presiden republik Indonesia itu pergi melewati jalan tol, tak lama kemudian datanglah Presiden Jokowi yang juga hendak melewati jalan tol. Pak Jokowi mengeluarkan uang sebesar Rp. 20.000-, dan memberikan kepada petugas tol. Mobil Pak Jokowi masih terdiam sekitar 3 menit di gerbang tol padahal gerbang sudah di buka. Petugas tol yang bingung kemudian bertanya. Petugas Tol : “Bapak menunggu apa? Silakan pak dilanjutkan perjalanannya” Pak Jokowi : “Kan masnya belum kasih kembalian saya” Petugas Tol : “Masa kembalian Cuma Rp.10.000 bapak tunggu bapak kan presiden tentu uangnya banyak. Tadi mas Kaesang dan mas Gibran yang anak presiden saja kasih kembaliannya buat saya.” Pak Jokowi : “Mereka kan anak presiden, nah saya ini anak tukang kayu mas” Seketika Petugas Tol menambah kembalian kepada pak Jokowi

  Merugikan rakyat Malam itu, Marto hendak pulang ke rumahnya setelah seharian mengunjungi teman lamanya. Di tengah perjalanan, seorang pemuda mabuk menyerempet motornya hingga Marto terjatuh. Karena terjatuh di jalan yang cukup sepi, maka tidak ada yang menolong Marto pada saat itu. Lengan Marto mengalami luka yang cukup parah sehingga membutuhkan perban dan obat-obatan agar lukanya tidak infeksi.

  Marto hendak mencari puskesmas terdekat, namun ia tak kunjung menemukan puskesmas, yang ada hanyalah apotek. Akhirnya Marto berniat membeli sendiri perban dan obat-obatannya. Setelah meraba dompet, ia baru tersadar ternyata dompetnya tertinggal di rumah temannya yang sudah cukup jauh dilewati sementara lukanya semakin parah. Marto akhirnya memutuskan untuk mencuri perban dan obat. Sialnya petugas apotek tersebut mengetahui perbuatan Marto. Petugas apotek yang terkejut lantas berteriak dan warga pun keluar mengejar Marto. Marto yang tengah terluka tidak dapat berlari kencang dan tertangkap oleh warga. Lebih sialnya lagi, warga melaporkan Marto ke polisi. Marto kemudian di tahan dan esok paginya langsung dilakukan sidang di hadapan petugas apotek dan warga. Hakim menanyakan kronologi kejadian mengapa Marto mencuri perban dan obat-obatan. Marto menceritakan dari awal kejadian sampai ia terjatuh dan terpaksa mencuri untuk mengobati lengannya yang terluka. Sialnya karena tidak ada saksi akhirnya Marto terdesak dan divonis bersalah oleh hakim. Hakim kemudian melanjutkan bertanya kepada petugas apotek mengenai kronologi kejadian. Pak Hakim : “Petugas Apotek, coba ceritakan kronologi kejadian saat pak Marto mencuri !” Petugas Apotek : “Saya saat itu tengah shift malam pak, saya tinggal sebentar untuk buang air kecil. Sekembali saya buang air kecil ternyata saya melihat orang ini tengah mengambil perban dan obat-obatan di dalam lemari kaca. Saya terkaget dan spontan berteriak hingga warga keluar” Pak hakim : “Berapa kerugian anda dari aksi pencurian oleh bapak Marto pada malam itu?” Petugas Apotek : “Tidak banyak pak, bapak Marto hanya mencuri perban seharga Rp. 20.000 dan obat merah seharga Rp. 10.000” Pak hakim : “ Saya memutuskan bahwa Pak Marto di penjara selama 10 tahun “ Mendengar kesaksian hakim tersebut, Marto protes dan berkata Marto : “Loh pak hakim, saya hanya mencuri benda senilai Rp. 30.000 saja tapi hukuman matinya sampai 10 tahun. Bagaimana dengan koruptor yang mencuri uang rakyat Indonesia sampai Rp. 5 miliar. Mereka hanya di penjara beberapa bulan saja” Pak Hakim : “Begini pak Marto, anda telah merugikan satu orang sebesar Rp. 30.000 sedangkan koruptor kan hanya mencuri uang rakyat sebesar 5 miliar rupiah. Jika dihitung, koruptor hanya mencuri uang sebesar 5 miliar di bagi 265 juta penduduk. Jika dihitung, koruptor hanya merugikan satu orang sebesar Rp 19 rupiah saja. Tentu saja anda membuat kerugian lebih banyak” Seketika ruang sidang menjadi hening.

  Rayuan Maut Suatu hari, sepasang kekasih yang tengah di mabuk asmara sedang berkomunikasi menggunakan telepon genggam. Sang pria yang ingin membuat wanitanya tersipu malu dengan godaan dan gombalan mulai mencoba merayu kekasihnya.

  Cowok : “Sayang, aku ingin memberitahukan kepada dunia bahwa aku sangat mencintaimu” lalu sang pria membisikkan kata mesra kepada wanitanya. Cewek : “Kenapa kamu cuma bisik-bisik aja?” Cowok : “Karena kamulah dunia ku” Sang wanita yang merasa bahwa kekasihnya hanya omong kosong kemudian mencoba membalas gombalan sang kekasih. Cewek : “Sayang, bapak kamu politikus ya ?” Cowok : “Loh kok kamu tau” Cewek : “Pantas kamu sering ingkar janji dan cuma bermodalkan omong kosong” Sang pria langsung mematikan teleponnya.

  Pakaian termahal Mirna dan ibunya sedang menyaksikan acara final Miss Indonesia yang ditayangkan pada salah satu stasiun televisi. Mirna yang terpesona dengan kecantikan dan pakaian mewah yang digunakan oleh para peserta Miss Indonesia itu kemudian bertanya kepada ibunya.

  Mirna : “Wah pakaian mereka bagus dan mewah ya bu, pasti harganya sangat mahal” Ibu : “Tentu saja mahal, tapi ada pakaian yang jauh lebih mahal dati pakaian mewah yang dipakai para peserta Miss Indonesia Mir”. Mirna : “Wah, pasti pakaiannya lebih indah dari ini ya bu” Ibu : “Tidak, pakaiannya biasa saja berwarna oranye polos” Mirna : “Loh, kok bisa mahal bu? Memang pakaian apa itu” Ibu : “Pakaian napi koruptor. Mereka harus mencuri uang sebesar miliaran rupiah untuk dapat baju itu” Mirna : “Wah enak ya bu, sudah mencuri uang, eh malah dapat baju”

  Penyuluhan tentang sampah Pada hari minggu pagi di desa Sekar sari, dilakukan seminar terkait pengelolaan dan kebersihan sampai. Pemateri menyampaikan bahwa sampah plastik merupakan sampah yang sangat buruk bagi lingkungan dan bukan merupakan alternatif. Sampah plastik sebaiknya tidak dibuang sembarangan, di daur ulang dan kalau bisa digunakan kembali. Pemateri : “Ibu-ibu, bapak-bapak, nanti kalau anda sekalian melihat sampah plastik, buang di tempat sampah. Jangan di buang sembarangan karena dapat merusak lingkungan. Sampah plastik tidak bisa terurai oleh tanah dalam waktu singkat”.

  Setelah acara selesai, peserta diberikan makanan dan minuman gratis menggunakan wadah berbahan dasar plastik. Karena warga baru saja menerima penyuluhan tentang bahaya sampah plastik, akhirnya warga mengumpulkan sampah plastik bekas wadah makanan dan minumannya lalu memasukkannya ke dalam tas milik pemateri tadi. Pemateri yang kebingungan lantas bertanya. Pemateri : “Loh, ibu-ibu bapak-bapak, kenapa sampahnya dimasukkan ke dalam tas saya?” Ibu-ibu : “Tadi kan ibu bilang sampah plastik tidak boleh di buang dan harus di daur ulang, oleh karena itu, kami mengumpulkannya dan memberikannya kepada ibu agar di daur ulang” Pemateri langsung pamit pulang.

  Daur Ulang dan penanaman kembali Di dalam sebuah ruang sidang, telah dilakukan sidang kepada seorang pemulung yang mencuri ember bekas untuk dijual kembali. Pemulung tersebut mengira ember tersebut sudah tidak dipakai lagi kemudian berniat untuk mengambilnya. Pak hakim memutuskan vonis hukuman selama 1 tahun dan dikenakan denda sebesar Rp. 500.000 kepada pemulung tersebut. Para saksi yang berupa warga dimana lokasi kejadian pencurian menyaksikan persidangan tersebut terheran-heran atas vonis yang dijatuhkan oleh pak hakim terhadap pemulung. Salah satu warga yaitu pak Hadi angkat bicara. Pak Hadi : “Bagaimana hukum di Indonesia ini, masa pemulung hanya mencuri ember bekas saja dihukum satu tahun penjara dan dikenai denda.

  Padahal hukuman dan denda tersebut tidak setara dengan harga benda yang

  Pak Jayadi : “Iya benar pak, Bapak ini mencuri ember bekas untuk dijual dan di belikan beras untuk keluarganya. Lagi pula ember tersebut sudah tidak digunakan lagi. Bagaimana dengan pencuri kayu di Sumatra dan Kalimantan yang mencuri kayu sampai merusak habitat orang hutan dan macan Sumatra ?”. Pak Hakim : “Tenang dulu bapak-bapak, biar saya jelaskan dan luruskan masalah ini. Hukuman yang saya berikan kepada pemulung ini sudah sangat tepat” Pak Hadi : “Loh, tepat bagaimana pak, jelas-jelas tidak adil” Pak Hakim : “Begini, perusahaan besar mencuri kayu-kayu di hutan Sumatra dan Kalimantan tidak di hukum karena kayu yang mereka curi nantinya bisa ditanam lagi. Lagi pula tumbuhnya juga liar kan , jadi tidak perlu biaya perawatan. Nah berbeda dengan pencuri ember. Mengolah ember kan susah, belum mencari micro plastik, di lebur menggunakan mesin, kemudian di cetak menjadi ember baru bisa digunakan. Apakah penjelasan saya sudah jelas bapak-bapak?” Seluruh saksi lalu pulang tanpa permisi.

  Merokok Membunuhmu Sore harinya, Surti bertanya melihat iklan rokok yang ada di koran langganan ayahnya. Iklan rokok tersebut bertuliskan “Rokok membunuhmu”. Surti kemudian bertanya kepada ibunya Surti : “Bu, benarkah rokok bisa membunuh orang?” Ibu : “Tentu saja, dalam sebatang rokok mengandung banyak sekali racun yang mematikan. Rokok menyebabkan kanker paru-paru, kanker mulut, dan kanker leher. Orang yang meninggal karena kanker merupakan angka tertinggi ke 3 di dunia” jelas sang ibu” Surti kemudian mengangguk-angguk sambil berlalu dan menghampiri ayahnya yang sedang meminum kopi di teras belakang. melihat ayahnya sedang menghisap rokok Surti lantas berteriak. Surti : “Toloooongggg, ayah saya mau bunuh diri” Mendengar teriakan anaknya, ibu Surti lalu menghampiri dan bertanya.

  “Siapa yang bunuh diri Surti, kamu jangan beRcanda” Surti : “Itu ayah sedang bunuh diri” sambil menunjuk rokok yang di hisap oleh ayahnya.