Rencana Program Investasi Jangka Menengah Kabupaten Maybrat
B B A A B B
Pendapatan Asli Daerah (PAD) adalah pendapatan daerah yang dipungut berdasarkan peraturan daerah sesuai dengan peraturan perundangan. PAD bersumber dari : a. Pajak Daerah, antara lain: Pajak Kendaraan Bermotor, Pajak Kendaraan di atas Air,
a. Dana Bagi Hasil terbagi atas Bagi Hasil Pajak (BHP) dan Bagi Hasil Bukan Pajak (BHBP) atau yang berasal dari hasil pengelolaan sumber daya alam. BHP antara lain: Pajak Bumi Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB), dan Pajak Penghasilan Badan maupun Pribadi; sedangkan BHBP atara lain : kehutanan, pertambangan umum, perikanan, penambangan minyak bumi, pertambangan gas bumi, dan pertambangan panas bumi.
Dana Perimbangan adalah dana yang bersumber dari Pendapatan APBN yang dialokasikan kepada daerah untuk mendanai kebutuhan daerah dalam rangka pelaksanaan desentralisasi. Dana Perimbangan terdiri atas:
6.2.3 Dana Perimbangan
c. Hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, antara lain hasil deviden BUMD; dan d. Lain-lain pendapatan yang sah, antara lain : hasil penjualan kekayaan daerah yang tidak dipisahkan, jasa giro, pendapatan bunga, keuntungan selisih nilai tukar, komisi, potongan, dan lain-lain yang sah.
b. Retribusi Daerah, antara lain: Retribusi Pelayanan Kesehatan, Retribusi Pelayanan Persampahan, Retribusi Biaya Cetak Kartu, Retribusi Pemakaman, Retribusi Parkir di Tepi Jalan, Retribusi pasar, Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor, Retribusi Pemadam Kebakaran, dan lain-lain. Retribusi ini diatur oleh UU No. 34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, dan Peraturan Pemerintah No. 66/2001 tentang Retribusi Daerah.
34/2000 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Peraturan Pemerintah No. 65/2001 tentang Pajak Daerah.
Pajak Balik Nama, Pajak Bahan Bakar, Pajak Pengambilan Air Tanah, Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Galian Golongan C, Pajak Parkir, dan Pajak lain-lain. Pajak-pajak Daerah ini diatur oleh UU No.
6.2.2 Pendapatan Asli Daerah
V V
Pendapatan dan gambaran umum tentang subkomponen Pendapatan di daerah pada umumnya.
Komponen Penerimaan Pendapatan merupakan penerimaan yang merupakan hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah kekayaan bersih. Penerimaan Pendapatan terdiri atas : (1) Pendapatan Asli Daerah (PAD); (2) Dana Perimbangan; dan (3) Pendapatan lainnya yang sah. Berikut akan dijelaskan satu persatu subkomponen
6.2 Komponen Keuangan
Pembahasan aspek keuangan dalam penyusunan RPIJM perlu memperhatikan hasil total atau produktivitas dan keuntungan yang diperoleh dari penggunaan sumberdaya bagi masyarakat dan keuntungan ekonomis secara menyeluruh tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber dana tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil adanya kegiatan. Pembahasan aspek ekonomi dalam penyusunan RPIJM yang diperhatikan adalah hasil total atau produktifitas atau keuntungan yang didapat dari semua sumber yang dipakai dalam proyek untuk masyarakat atau perekonomian secara keseluruhan tanpa melihat siapa yang menyediakan sumber tersebut dan siapa dalam masyarakat yang menerima hasil proyek tersebut.
6.1 Petunjuk Umum
I I N N G G K K A A T T A A N N P P E E N N D D A A P P A A T T A A N N
I I K K E E U U A A N N G G A A N N D D A A N N R R E E N N C C A A N N A A P P E E N N
6.2.1 Komponen Penerimaan Pendapatan
b. Dana Alokasi Umum (DAU) dibagikan berdasarkan “Celah Fiskal” yaitu selisih antara Keunggulan Sistem Anggaran Berbasis Kinerja ini dibandingkan dengan Sistem Anggaran Kebutuhan Fiskal dan Kapasitas Fiskal ditambah Alokasi Dasar. yang lalu adalah bahwa pemanfaatan keuangan oleh Pengguna Anggaran lebih terencana,
c. Dana Alokasi Khusus (DAK) yang diberikan untuk kegiatan khusus, misalnya: reboisasi, efektif, efisien, transparan serta akuntabel. Hal ini guna meminimalisir terjadinya penambahan sarana pendidikan dan kesehatan, dan bencana alam. penyimpangan penggunaan anggaran di luar ketentuan yang telah ditetapkan.
Sejalan dengan hal tersebut, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Maybrat khususnya
6.2.4 Komponen Pengeluaran Belanja
Eksekutif berusaha membenahi sistem penganggaran yang selama ini telah digunakan, Komponen pengeluaran belanja terdiri dari: baik berupa penyediaan perangkat keras dan perangkat lunak maupun peningkatan
Belanja Operasi kualitas sumberdaya aparatur di bidang manajemen anggaran.
Belanja Modal
Selanjutnya guna mengoptimalkan pelaksanaan APBD, maka ditempuh kebijakan Transfer ke Desa/Kelurahan
pelaksanaan anggaran sebagai berikut:
Belanja Tak Terduga
a. Pendapatan diarahkan pada pengelolaan dan penerimaan yang optimal sesuai potensi
claerah berdasarkan kewenangan yang ada. Sumber-sumber pendapatan meliputi :
6.2.5 Komponen Pembiayaan
Sisa lebih perhitungan Tahun anggaran, Bagian Pendapatan Asli Daerah, Dana Komponen Pembiayaan (Financing) merupakan komponen yang baru dalam Sistem
Perimbangan dan Bagian Lain-lain Penerimaan yang Sah. Untuk itu Pemerintah selalu Keuangan Daerah. Istilah Pembiayaan berbeda dengan Pendanaan (Funding). Pendanaan mengevaluasi dan mencermati sumber-sumber penerimaan daerah yang berasal dari diartikan sebagai dana atau uang dan digunakan sebagai kata umum, sedangkan
PAD, Dana Perimbangan, Bantuan Pemerintah Pusat dan Propinsi, Dana Otonomi Pembiayaan diartikan sebagai penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau pengeluaran
Khusus, Dana APBN dan Dana Bantuan Luar Negeri yang akan diarahkan untuk yang akan diterima kembali. Contoh konkritnya, di dalam SAP-D yang lama, apabila daerah melaksanakan kegiatan belanja daerah. memperoleh pinjaman, pinjaman tersebut diakui sebagai Penerimaan Pendapatan.
b. Belanja Daerah untuk membiayai berbagai kegiatan yang terdiri dari Belanja Aparatur,
Selanjutnya, Penerimaan Pendapatan dari Pinjaman ini tidak mempunyai konsekuensi atau Belanja Publik, Belanja Tidak Tersangka, dan pengeluaran lain yang sangat diperlukan dicatat pembayaran kembali; sedangkan di dalam SAP-D yang baru, apabila daerah dalam rangka penyelenggaraan kewenangan pemerintah daerah. memperoleh Pinjaman, maka diterima sebagai Penerimaan Pembiayaan yang perlu dibayar kembali. Demikian pula bila daerah memberi pinjaman, maka dikeluarkan sebagai
c. Belanja Tidak Langsung (Aparatur) diarahkan untuk membiayai kegiatan berdasarkan Pengeluaran Pinjaman karena akan diterima kembali.
Tugas Pokok dan Fungsi (TUPOKSI) masing-masing Unit Kerja Pengguna Anggaran dan Peningkatan Kesejahteraan Pegawai yang dilakukan secarah terarah, terukur dan efisien.
6.3 Profil Keuangan Kabupaten Maybrat
d. Belanja Langsung (Modal dan Publik) diarahkan untuk kegiatan Pemberdayaan
Sesuai dengan Keputusan Menteri Dalam Negeri RI Nornor 29 Tahun 2002 tentang Masyarakat di Bidang Pendidikan, Kesehatan, Ekonomi Kerakyatan, Pembangunan
Penyusunan, Pertanggungjawaban dan Pengawasan Keuangan Daerah serta Tata Cara Infrastruktur serta kegiatan lainnya sesuai kemampuan daerah. Usaha Keuangan Daerah dan Penyusunan APPD, maka pada Tahun 2005 ini Kabupaten Maybrat mulai menerapkan Sistem Penganggaran APBD Berbasis Kinerja, dimana
Pembiayaan Daerah yang meliputi transaksi keuangan untuk keperluan penrimaan dan pelaksanaan program tidak lagi berdasarkan Pendekatan Sektoral yang lebih banyak bersifat pengeluaran daerah. Sentralistik, namun lebih diarahkan kepada Bidang Kewenangan yang bersifat Bottom Up
Oleh sebab itu untuk mengatasi permasalahan dan perubahan paradigma pemerintahan
Planning sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi masing-masing Instansi Pengguna
maka arahan pembiayaan, balk yang digunakan untuk kegiatan belanja modal/ Anggaran.
Pendapatan APBD Kabupaten Maybrat sampai saat ini masih bergantung terhadap penerimaan dari pemerintah pusat (DAU, DAK, OTSUS, MIGAS dan Non MIGAS) dan dan subsidi Provinsi (PAD, ROYALTI dll). Adapun peran PAD terhadap pendapatan masih begitu kecil terhadap keseluruhan pendapatan APBD, walaupun setiap tahun mengalami peningkatan.
pembangunan, belanja administrasi umum dan belanja operasi dan pemeliharaan selama pelaksanaan tugas tersebut (2006 - 2010) menganut prinsip-prinsip:
1. Transparansi dan Akuntabilitas Anggaran.
2. Disiplin Anggaran
3. Keadilan Anggaran 4. Efisiensi dan Efektifitas Anggaran. Dengan kebijakan makro pengelolaan anggaran yang diarahkan untuk:
1. Meningkatkan pendapatan pajak dan restribusi tanpa menambah beban masyarakat, tetapi melalui penyederhanaan pungutan, efisiensi biaya administrasi, memperkecil jumlah tunggakan dan menegakkan sanksi hukum bagi para penghindar pajak.
2. Meningkatkan efisiensi, efektifitas dan penghematan dibidang belanja daerah sesuai dengan prioritas.
3. Memprioritaskan anggaran untuk membiayai kegiatan/proyek yang herorientasi pada upaya melayani masyarakat secara langsung. Memperhatikan hal di atas dan keadaan di Kabupaten Maybrat yang mengalami hal yang sama seperti kabupaten lain di Provinsi Papua Barat, terlihat bahwa sumber penerimaan Kabupaten Maybrat masih didominasi oleh dana perimbangan pusat, yang diikuti oleh penerimaan lain yang sah.
Perhitungan public saving di Kabupaten Maybrat pada tahun 2006 adalah sebagai berikut : Maka Public Saving Kabupaten Maybrat : Public Saving =
6.4.2.3 Proyeksi Public Saving
Kondisi pendapatan asli daerah (PAD) dari sektor pajak di Kabupaten Maybrat, dapat dilihat bahwa yang memberikan kontribusi terbesar adalah sumber penerimaan Pajak Bahan Bakar, yaitu sebesar Rp. 4.500.000.000,- pada tahun 2006, sedangkan sumber penerimaan terkecil adalah dari Pajak Hiburan yaitu sebesar Rp. 49.536.687,- pada tahun 2006. Selanjutnya penerimaan dari sektor retribusi, yang memberikan kontribusi terbesar adalah Retribusi Pasar yaitu sebesar Rp. 561.395.000,- pada tahun 2006, sedangkan retribusi terendah adalah Retribusi Pengolahan Hasil Perikanan yaitu sebesar Rp.12.850.000,-
6.4.2.2 Proyeksi PAD dan Dana Perimbangan
6.4.2 Proyeksi Kemampuan Keuangan Kabupaten Maybrat
6.4.2.1 Proyeksi Penerimaan dan Belanja
6.4 Permasalahan dan Analisa Keuangan
6.4.1 Kondisi Keuangan Pemerintahan Kabupaten Maybrat
4. Perlu dilaksanakannya APBD secara transparan, efisien, efektif dan akuntabel.
3. Belum optimalnya/upaya pihak swasta/investor untuk mendukung pembangunan di segala bidang.
2. Perlu menyusun strategi sesuai sektor agar dapat sinergi dengan Pemerintah Atas (Pusat dan Provinsi) guna mendapat kontribusi pembiayaan yang optimal (bagi hasil, perimbangan, dana tugas pembantuan, dekonsentrasi maupun Bantuan Luar Negeri).
1. Belum terealisasinya peraturan daerah yang menetapkan maupun menyusun konsep peraturan daerah yang mengarah kepada penataan keuangan dan potensi untuk kontribusi bagi penerimaan daerah (PAD) sesuai bidang kewenangnan.
1. PAD = Rp. 5.497.622906 2. PBB = Rp.
3. DBH = Rp. 74.883.967785
4. DAU = Rp. 363.532.000
5. DAK = Rp. 26.680.000
6. OTSUS = Rp. 56.481.804 7. BANTUAN PROVINSI = Rp.
= Rp. 8.779.350.895
8. BELANJA WAJIB = Rp. 80.625.351.667
PS = 81.706.219.580 – 80.625.351.667 PS = ( PAD + PBB + DBH + DAU + DAK + OTSUS + Bantuan Provinsi) – Belanja Wajib
Bebarapa permasalahan yang sering terjadi terkait dengan sumber-sumber penerimaan adalah sebagai berikut :
- = Rp. 81.706.219.580
Kabupaten Maybrat
Realisasi APBD % Per % Proyeksi Proyeksi No. Uraian Bagian dan Pos 2009 2010 2009 2010 Tahun Pertumbh 2008 2009 2010 2011 20121 Belanja Operasi
- Belanja Pegawai
49.679.697.137
- Belanja Barang
30.944.154.530
- Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Hibah - Belanja Bantuan Sosial
Jumlah ( 1)
2 Belanja Modal
- Belanja Tanah - Belanja Peralatan dan Mesin - Belanja Gedung dan Bangunan - Belanja Jalan, I rigasi dan Jaringan - Belanja Aset tetap Lainnya - Belanja Aset lainnya
Jumlah ( 2) 3 Transfer ke Desa/ Kel.
- Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi - Belanja Hasil Pendapatan Lainnya
Jumlah ( 3)
4 Belanja Tak Terduga 1.500.000
Jumlah Biaya 80.625.351.667 Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
Tabel 6.2 Proyeksi PAD dan PerimbanganRealisasi APBD % Per % Proyeksi Proyeksi No. Uraian Bagian dan Pos 2009 2010 2009 2010 Tahun Pertumbh 2008 2009 2010 2011 2012
1 Pendapatan
a. Dana Alokasi Umum 363.532.000
b. Dana Alokasi Khusus 26.680.000
c. Dana Bagi Hasil Pajak
d. Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam (Non Pajak)
2 Pendapatan Asli Daerah
a. Retribusi 909.263.976
b. Pendapatan Pajak Daerah 20.000
c. Penerimaan Bunga
d. Penerimaan Lain yang sah 8.779.350.875
3 Penerimaan Pembiayaan
a. Penggunaan SI LPA
b. Pencarian Dana Cadangan
c. Pinjaman Dalam Negeri Pemerintah Pusat
d. Pinjaman Dalam Negeri Pemda Lain
e. Pinjaman Dalam Negeri Bank
f. Pinjaman Dalam Negeri Non-Bank
g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi
h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya i. Penerimaan Kembali pinjaman kpd Pers. Negara j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya
Jumlah Pendapatan 10.078.846.851 Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
Tabel 6.3
Public Saving
Realisasi 2005 - 2010 Pertumbuhan
No. Sumber Penerimaan 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 209 - 2010 Rata- rata Proporsi
( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( % )I PENERI MAAN
1. PAD 5.497.622.906
2. DBHP 72.362.477.548
3. DBHBP 2.521.490.237
4. DAU 363.532.000
5. DAK 26.680.000
I I BELANJA WAJI B
1. PEMBI AYAAN 5.026.337
2. PEMBELANJAAN 80.623.851.667
TOTAL PUBLI C SAVI NG 161.400.680.695
Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
6.6.2 Pelaksanaan Pembiayaan RPIJM
6.5 Analisa Kemampuan Keuangan Daerah
Pelaksanaan pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya dilaksanakan oleh Pendapatan APBD Kabupaten Maybrat sampai saat ini masih bergantung terhadap masing-masing SKPD atau instansi terkait yang membidangi pembangunan prasarana penerimaan dari pemerintah pusat (DAU, DAK, OTSUS, MIGAS dan Non MIGAS) dan dan tersebut dengan sumber dana dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah dan Swasta. subsidi Provinsi (PAD, ROYALTI dll). Adapun peran PAD terhadap pendapatan masih begitu kecil terhadap keseluruhan pendapatan APBD, walaupun setiap tahun mengalami peningkatan.
Sebagi gambaran pada tahun 2009, jumlah Pajak Daerah dapat diperoleh sebesar Rp.1.232.601.215, Retribusi Daerah sebesar Rp.1.672.465.769, Laba Perusahaan Milik Dacrah sebesar Rp.2.546.245.200. Jika dibandingkan dengan penerimaan tahun 2008 yang lalu maka untuk PAD murni sebesar Rp.8.810.670.036,11 maka terjadi peningkatan sebesar 27,1 %.
Namun jika dilihat antara prosentase penerimaan target dan realisasi pada tahun 2009, dapat dirinci sebagai berikut : PAD target anggaran sebesar Rp.8.436.000000 realisasi mencapai Rp.11.196.045.826,65 maka tingkat keberhasilannya mencapai 132,72%. Untuk pajak bumi dan bangunan pada tahun 2009 yang dalam indikator penerimaan meliputi sektor pedesaan, perkotaan, perhutanan, migas, perkebunan, BPHTB dan non migas ditargetkan penerimaannya sebesar Rp.13311.810.377,00 sedangkan realisasi nya rnencapai Rp.94.795.757.247,00 apabila dibandingkan dengan tahun 2004 yang dalam penentuan target sebesar Rp.2.257.936.906,00 dan realisasinya mencapai Rp.82.132.418.242,00 maka terjadi penurunan realisasi sebesar Rp.12.663.339.005,00 atau sebesar 13,36 %. Hal ini disebabkan karena pemekaran kabupaten yang terjadi pada tahun 2009 yang lalu.
6.6 Rencana Pembiayaan Program
6.6.1 Rencana Pembiayaan
Rencana pembiayaan prasarana dan sarana bidang PU/Cipta Karya antara lain prasarana pengembangan permukiman, air bersih, persampahan, air limbah, jalan lingkungan, drainase dan penataan bangunan, sampai saat ini dibiayai dari beberapa sumber antara lain : APBD Provinsi, APBD Kabupaten, Dana DAK, Dana Migas dan Dana Otsus. Rencana pembiayaan prasarana tersebut dilakukan dengan memperhatikan dan mempertimbangkan tingkat urgensi akan kebutuhan prasarana dan sarana tersebut.
Tabel 6.4 Proyeksi DSCR (Bagian Urusan Kas Dan Perhitungan
Perhitungan DSCR dan Kumulatif Pinjaman)
Realisasi APBD % Per % Proyeksi Proyeksi No. Uraian Bagian dan Pos 2009 2010 2009 2010 Tahun Pertumbh 2008 2009 2010 2011 20121 RASI O PERHI TUNGAN DSCR
2 BAGI AN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) 5.497.622.906
3 POS DANA ALOKASI UMUM (DAU) 363.532.000
4 POS DANA OTONOMI KHUSUS 56.481.804
5 POS DANA BAGI HASI L (DBH) Pos Bagi Hasil Pajak 72.362.477.548 Pos Bagi Hasil Bukan Pajak
2.521.490.237
6 POS DANA BAGI HASI L DANA (DBHD) REBOI SASI
7 BELANJA WAJI B Belanja Pegawai 49.679.697.137 Belanja Anggota DPRD
8 ANGSURAN POKOK PI NJAMAN
9 ANGSURAN BUNGA PI NJAMAN
10 BI AYA LAI N (Biaya Komitmen+ Jasa Giro Perbankan+ Provinsi)
DSCR MI NI MAL 2,5 130.481.301.632
Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
Tabel 6.5 Perkembangan Realisasi Penerimaan Pajak Daerah
Kabupaten Maybrat
Realisasi 2005 - 2010 Pertumbuhan Proporsi No. Sumber Penerimaan 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 209 - 2010 Rata- rata ( % ) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( % )1 Pajak Kendaraan Bermotor
2 Pajak Kendaraan di atas Air
3 Pajak Balik Nama
4 Pajak Bahan Bakar
5 Pajak Pengambilan Air Tanah
6 Pajak Hotel
7 Pajak Retoran
8 Pajak Hiburan
9 Pajak Reklame
10 Pajak Penerangan Jalan
11 Pajak Galian Golongan C Pajak Parkir
12 Pajak lain-lain TOTAL
Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
TOTAL
I PENERIMAAN LABA BUMD - - - - - - -
4
3
2. Penerimaan - - - - - - -
1. Penerimaan dari pinjaman - - - - - - -
III PENERIMAAN LAIN-LAIN - - - - - - -
4
3
2
1. Dinas Pertanian - - - - - - -
II PENERIMAAN DINAS-DINA - - - - - - -
4. BUMD 2 - - - - - - -
3. BUMD 1 - - - - - - -
2. PDAM - - - - - - -
1. Penyertaan modal - - - - - - -
(ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)
Tabel 6.6 Perkembangan Realisasi Penerimaan Retribuís Daerah
Lain-lain Kabupaten Maybrat
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata-rata (%)Tabel 6.7 Perkembangan Realisasi Penerimaan Laba BUMD, Dinas-dinas,Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
10 Retribusi Pelayanan Kesehatan No. Sumber Penerimaan Realisasi 2005 - 2010 TOTAL
9 Retribusi Lain-lain
8 Retribusi Pemadaman Kebakaran
7 Retribusi Pengujian Kendaraan Bermotor
6 Retribusi Pasar
5 Retribusi Parkir di Tepi Jalan
4 Retribusi Pemakaman
3 Retribusi Biaya Cetak Kartu
2 Retribusi Pelayanan Persampahan
1 Retribui Pelayanan Kesehatan
Kabupaten Maybrat
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata- rata ( % ) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( % )- No. Sumber Penerimaan Realisasi 2005 - 2010
- = Data Tidak Tersedia
3. Sarana Pendidikan 390.212.000 No. Sumber Penerimaan Realisasi 2005 - 2010 TOTAL I + I I + I I I
4. Perikanan - - - - - - -
2. Kesehatan
1. Reboisasi
I I Dana Alokasi Khusus 26.680.000
I Dana Alokasi Umum 363.532.000
Kabupaten Maybrat
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata- rata ( % ) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( % )Tabel 6.9 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana PerimbanganNo. Sumber Penerimaan Realisasi 2005 - 2010 TOTAL I
5. Pertambangan Umum - - - - - - -
3. Pertambangan Gas Bumi - - - - - - -
Tabel 6.8 Perkembangan Realisasi Penerimaan Dana Bagi Hasil
2. Penambangan Minyak Bumi - - - - - - -
1. Kelautan - - - - - - -
II Sub Total Bagi Hasil Bukan Pajak - - - - - - -
3. Pajak Penghasilan Badan maupun - - - - - - -
Pribadi - - - - - - -
2. Bea Perolehan Hak atas Tanah dan - - - - - - -
Bangunan (BPHTB) - - - - - - -
1. Pajak Bumi Bangunan (PBB) - - - - - - -
I Sub Total Bagi Hasil Pajak - - - - - - -
Kabupaten Maybrat
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata-rata (%) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)- = Data Tidak Tersedia
Realisasi 2001 - 2006
Realisasi 2005 - 2010 Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata- rata No. Sub- Komponen Belanja( % ) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( ribuan) ( % )
1 Belanja Operasi
- Belanja Pegawai
49.679.697.137
- Belanja Barang
30.944.154.530
- Belanja Bunga - Belanja Subsidi - Belanja Hibah - Belanja Bantuan Sosial Jumlah (1)
2 Belanja Modal
- Belanja Tanah - Belanja Peralatan dan Mesin - Belanja Gedung dan Bangunan - Belanja Jalan, I rigasi dan Jaringan - Belanja Aset tetap Lainnya - Belanja Aset lainnya Jumlah (2) 3 Transfer ke Desa/ Kel.
- Belanja Hasil Pajak - Belanja Hasil Retibusi - Belanja Hasil Pendapatan Lainnya Jumlah (3)
4 Belanja Tak Terduga 1.500.000 Jumlah (4)
TOTAL I + I I + I I I + I V 80.625.351.667
Sumber : Kab. Maybrat Dalam Angka, 2009
No. Sub-Komponen Pembiayaan Realisasi 2005 - 2010
1 Penerimaan Pembiayaan
h. Pemberian Pinjaman kpd Pers. Negara - - - - - - -
i. Pemberian Pinjaman kpd. Pers. Daerah - - - - - - -
j. Pemberian Pinjaman kpd Pemda Lainnya - - - - - - -
Jumlah (2)
g. Pembayaran Pokok Pinjaman Lainnya - - - - - - -
f. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Obligasi
e. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Non Bank - - - - - - -
d. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Bank - - - - - - -
c. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pemda lain - - - - - - -
b. Pembayaran Pokok Pinjaman DN-Pem. Pusat - - - - - - -
a. Pembentukan Dana Cadangan
j. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Daerah - - - - - - -
k. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pemda lainnya - - - - - - -
Jumlah (1)
h. Pinjaman Dalam Negeri-Lainnya - - - - - - -
i. Penerimaan kembali pinjaman kpd Pers. Negara
g. Pinjaman Dalam Negeri-Obligasi - - - - - - -
f. Pinjaman Dalam Negeri-Non-bank - - - - - - -
e. Pinjaman Dalam Negeri-Bank - - - - - - -
d. Pinjaman Dalam Negeri-Pemda Lain
c. Pinjaman Dalam Negeri-Pemerintah Pusat - - - - - - -
b. Pencairan Dana Cadangan - - - - - - -
a. Penggunaan SILPA
Pertumbuhan Proporsi 2005 - 2006 2006 - 2007 2007 - 2008 2008 - 2009 2009 - 2010 Rata-rata (%) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (ribuan) (%)
Tabel 6.11 Struktur Pengeluaran2 Pengeluaran Pembiayaan - - - - - - -
- Pembiayaan Netto (1-2)
- = Data Tidak Tersedia
APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta APBN Kab/Kota Propinsi Masy Swasta
1 Air Minum - - - - - - - - - - - - - - -
2 Drainase - - - - - - - - - - - - - - -
3 Sampah - - - - - - - - - - - - - - -
4 Air Limbah - - - - - - - - - - - - - - -
5 Pengembangan - - - - - - - - - - - - - - - Permukiman
6 Tata Bangunan - - - - - - - - - - - - - - - Lingkungan Kuat Pembiayaan No
Lemah Potensial
- = Data Tidak Tersedia