GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN TAPANULI UTARA

  GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH KABUPATEN TAPANULI UTARA

2.1 Kondisi Umum

  Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara terletak di wilayah dataran tinggi Sumatera Utara dan berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur tanah untuk kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah di dataran tinggi, maka Kabupaten Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura dan berada pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.

2.1.1 Sejarah Kabupaten Tapanuli Utara

  Pada masa Hindia Belanda, Kabupaten Tapanuli Utara termasuk Kabupaten Dairi, Toba Samosir, Samosir, dan Humbang Hasundutan yang sekarang termasuk dalam Keresidenan Tapanuli yang dipimpin seorang Residen bangsa Belanda yang berkedudukan di Sibolga. Keresidenan Tapanuli yang dulu disebut

  Residentie Tapanuli yang terdiri dari 4 Afdeling yaitu Afdeling Batak Landen, Afdeling Padang Sidempuan, Afdeling Sibolga dan Afdeling Nias. Afdeling Batak Landen dipimpin seorang Asisten Residen yang ibukotanya Tarutung yang terdiri dari 5 Onder Afdeling (Wilayah). Sesudah kemerdekaan Republik Indonesia diproklamasikan tanggal 17 Agustus 1945, pemerintah mulai membentuk struktur pemerintahan baik di pusat dan di daerah. Dengan diangkatnya Dr. Ferdinand Lumbantobing sebagai

  Residen Tapanuli, disusunlah struktur pemerintahan dalam negeri di Tapanuli khususnya di Tapanuli Utara sebagai berikut: a. Nama

  Afdeling Batak Landen diganti menjadi Luhak Tanah Batak dan sebagai Luhak pertama diangkat Cornelis Sihombing. Nama Onder Afdeling diganti menjadi Urung yang dipimpin Kepala Urung, Para Demang memimpin Onder Afdeling sebagai Kepala Urung.

  b. Onder Distrikten diganti menjadi Urung Kecil dan dipimpin Kepala Urung Kecil yang dulu disebut Asisten Demang.

  Kemudian pada tahun 2003 Kabupaten Tapanuli Utara dimekarkan kembali menjadi dua kabupaten yaitu Kabupaten Tapanuli Utara dan Kabupaten Humbang Hasundutan sesuai dengan Undang-undang No. 9 Tahun 2003 tentang pembentukan Kabupaten Nias Selatan, Kabupaten Pakpak Bharat dan Kabupaten Humbang Hasundutan.

2.1.2 Kondisi Geografi

  Secara geografis Kabupaten Tapanuli Utara terletak pada koordinat 1º20’00” -2º41’00” Lintang Utara (LU) dan 98º05

  ’-99º16’ Bujur Timur (BT). Dengan luas wilayah yang dimiliki ± 3.800,31 Km², dengan distribusi luas daratan sebesar 3.793,71 Km² dan luas perairan Danau Toba sebesar 6,60 Km². Dari 15 kecamatan yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara, Kecamatan Garoga merupakan kecamatan yang memiliki areal terbesar sekitar 567,58 Km² dan kecamatan yang memiliki luas areal terkecil adalah Kecamatan Muara sekitar 79,75 Km². Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-1 di bawah ini.

  Tabel II-1 Luas Wilayah di Kabupaten Tapanuli Utara Menurut Kecamatan Tahun 2010 Ibu Kota Luas / Area Persentase No. Kecamatan Kelurahan Desa

  2 Kecamatan (Km ) (%)

  • 1. Parmonangan Parmonangan

  14 257,35 6,78

  2. Adian Koting Adian Koting 502,90 - 14 13,26

  • 11 191,80 5,06
    • – 2032

      Ket: * Belum Termasuk Luas Danau Toba: 6,60 Km
    • 2 Secara administratif Kabupaten Tapanuli Utara berbatasan dengan lima kabupaten

    • Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Tengah dan Kabupaten Humbang Hasundutan,
    • Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhan Batu,
    • Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Toba Samosir, - Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Selatan.

      9. Simangumban Aek Nabara - 8 150,00 3,95

      tetangga. Adapun batas-batas adalah sebagai berikut:

      Jumlah 11 232 3.793,71 * 100 Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

      15. Muara Muara - 15 79,75 2,10

      14. Pagaran Sipultak - 14 138,05 3,64

      1 20 279,91 7,38

      13. Siborong-borong Siborong-borong

      12. Sipahutar Sipahutar - 23 408,22 10,76

      11. Garoga Garoga - 12 567,58 14,96

      10. Pangaribuan Pangaribuan - 22 459,25 12,10

      Angkola

      3. Sipoholon Sipoholon

      8. Purbatua Parsaoran Janji

      1 12 203,20 5,36

      7. Pahae Jae Sarulla

      1 18 165,90 4,37

      6. Pahae Julu Onan Hasang

      5. Siatas Barita Simorangkir Julu - 12 92,92 2,45

      7 24 107,68 2,84

      4. Tarutung Tarutung

      1 13 189,20 4,99

      Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 2.1 dan gambar 2.2 berikut ini.

    Gambar 2.1 Peta Orientasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

      Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032 B a b 2

      | 4

    Gambar 2.2 Peta Administrasi Wilayah Kabupaten Tapanuli Utara

      Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032 B a b 2

      | 5

      2.1.3 Kondisi Hidrologi

      Potensi Hidrologi cukup penting untuk menunjang pembangunan, baik untuk kepentingan irigasi, air minum (sanitasi), transportasi maupun untuk kepentingan lainnya. Beberapa Daerah Aliran Sungai (DAS) berada di Kabupaten Tapanuli Utara, seperti: Aek Garut, Sungai Batang Toru, Aek Rabon, dan Sungai Batugarsi.

      2.1.4 Kondisi Klimatologi

      Salah satu unsur cuaca/iklim adalah curah hujan. Kabupaten Tapanuli Utara yang berada pada rata-rata ketinggian lebih dari 900 meter di atas permukaan laut sangat berpeluang memperoleh curah hujan yang banyak. Selama tahun 2011, curah hujan tahunan terjadi paling besar di Kecamatan Pahae Jae yaitu sebesar 3.560 mm dan lama hari hujan bulanan sebanyak 14,58 hari. Dari curah hujan bulanan tahun 2011, terlihat curah hujan tertinggi terjadi pada Bulan November dengan total curah hujan 3.784 mm.

    Gambar 2.3 Rata-rata Hari Hujan Menurut Bulan Tahun 2011

      Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

      Tabel II-2 Banyaknya Curah Hujan dan Hari Hujan per Bulan Tahun 2011 Kecamatan Januari Februari Maret Curah Hujan Hari Hujan Curah HUjan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan

      11 Garoga 413 17 172 16 432

      8 Purbatua

      26 10 157 11 210

      16

      9 Simangumban

      92 9 347 14 670

      9

      10 Pangaribuan 375 25 230 19 214

      13

      19

      74 12 443

      12 Sipahutar

      64 17 183 16 300

      25

      13 Siborong-Borong 120 15 154 10 219

      22

      14 Pagaran

      35 11 302

      24

      15 Muara 246 22 212 12 383

      18

      15

      1 Parmonangan - -

      19

      82 13 364

      21

      2 AdianKoting 159 12 161 12 487

      23

      3 Sipoholon - -

      69 14 377

      22

      4 Tarutung 152

      99 14 259

      78

      26

      5 SiatasBarita 209

      24

      62 13 266

      27

      6 PahaeJulu - -

      97 12 155

      20

      7 PahaeJae

      27 Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

      Kecamatan April Mei Juni Curah Hujan Hari Hujan Curah HUjan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan

      8

      15

      97

      11

      88

      8

      9 Simangumban 104 10 132

      8

      27

      6

      10 Pangaribuan 305 21 276

      16

      34

      11 Garoga 461 22 428 17 110

      8

      6

      12 Sipahutar 255

      20

      70

      14

      14

      5

      13 Siborong-Borong 209 13 176 16 133

      7

      14 Pagaran 240 20 369 20 106

      8

      15 Muara 366 30 250 15 114

      8 Purbatua 239

      76 8 183

      1 Parmonangan 459 28 137 19 173

      13

      21

      2 AdianKoting 395 20 359 18 136

      13

      3 Sipoholon 443

      21

      83

      10

      55

      6

      4 Tarutung 137

      21

      73

      50

      21

      6

      5 SiatasBarita 278

      26

      68

      17

      29

      11

      6 PahaeJulu 216 19 134

      16

      90

      14

      7 PahaeJae 357

      9 Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

      10

      18

      9 Simangumban

      4

      3

      96 9 374

      19

      10 Pangaribuan

      38 6 202 15 212

      14

      11 Garoga

      16 3 187 10 223

      12 Sipahutar

      14

      41

      10

      49

      14

      13 Siborong-Borong

      10 3 269 24 155

      20

      14 Pagaran

      11 6 153 24 151

      19

      15 Muara

      57 4 813 22 479

      8 Purbatua

      35 2 539 15 383

      23 Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

      7

      Kecamatan Juli Agustus September Curah Hujan Hari Hujan Curah HUjan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan

      1 Parmonangan

      2 1 181 24 177

      19

      2 AdianKoting

      95 5 317 18 270

      19

      3 Sipoholon

      95

      12

      98

      4 Tarutung

      7 PahaeJae

      27 4 133 21 170

      14

      5 SiatasBarita

      6

      6

      57

      21

      56

      23

      6 PahaeJulu

      29 5 155 19 167

      17

    • 214 13 261

      Kecamatan Oktober November Desember Curah Hujan Hari Hujan Curah HUjan Hari Hujan Curah Hujan Hari Hujan

      16

      91 15 286 23 277

      23

      9 Simangumban 124 16 225 15 310

      15

      10 Pangaribuan 341 18 390 20 432

      18

      11 Garoga 116 15 221 21 373

      12 Sipahutar

      23

      99 18 285 26 292

      28

      13 Siborong-Borong 166 17 145 17 302

      20

      14 Pagaran 212 19 233 21 252

      19

      15 Muara 320 21 444 25 523

      8 Purbatua

      7 PahaeJae 149 11 378 25 461

      1 Parmonangan 330 4 325 26 244

      5 SiatasBarita

      22

      2 AdianKoting 300 23 494 22 482

      20

      3 Sipoholon 318 17 349 9 250

      14

      4 Tarutung 254 17 418 21 346

      15

      92

      17

      25

      90

      26

      49

      28

      6 PahaeJulu

      97 13 153 19 385

      29 Sumber: Tapanuli Utara Dalam Angka 2012

      2.1.5 Kondisi Topografi

      Kabupaten Tapanuli Utara yang merupakan salah satu daerah Kabupaten di Provinsi Sumatera Utara terletak diwilayah dataran tinggi Sumatera Utara berada pada ketinggian antara 300-1500 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan kondisi Topografi dan kontur tanah untuk Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Utara, bahwa Kabupaten Tapanuli Utara memiliki karakteristik wilayah bergelombang dan berbukit serta merupakan bagian dari pegunungan Bukit Barisan. Sebagai salah satu wilayah didataran tinggi, maka Kabupaten Tapanuli Utara sangat potensial untuk pengembangan tanaman holtikultura dan berada pada jalur lintas antara beberapa kabupaten/kota.

      Kondisi Topografi Kabupaten Tapanuli pada umumnya memiliki karakteristik antara lain;  Kondisi lereng yang relatif cembung dengan kemiringan lebih curam dari 20

      (40%) untuk daerah lereng bukit/perbukitan, atau lereng gunung/pegunungan, dan lereng relatif landai dengan kemiringan sekitar 10 (20%) hingga 20 (40%).  Kondisi tanah/batuan penyusun umumnya merupakan lereng yang tersusun oleh tanah lempung yang mudah mengembang apabila jenuh air.  Curah hujan mencapai 70 mm/jam atau 100 mm/hari. Curah hujan tahunan mencapai lebih dari 2500 mm, atau kawasan rawan gempa.

      Keairan lereng, sering muncul rembesan-rembesan air atau mata air pada lereng, terutama pada bidang kontak antara batuan kedap dengan lapisan tanah yang lebih permeable.

      2.1.6 Kondisi Geologi

      Secara umum kondisi geologi pada Kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh jenis batuan sedimen aluvium muda dan aluvium tua. Jenis aluvium muda terdiri dari komposisi unsur pasir kerikil, rawa bakau, fluviatil, assalaut, dan lakustrin. Sedangkan jenis aluvium tua terdiri dari batuan kerikil, pasir, dan lempung.

    2.1.7 Kondisi Demografi

      Berdasarkan data statistik di tingkat kabupaten diketahui bahwa pertumbuhan penduduk rata-rata dari tahun 2004

      Uraian mengenai profil kependudukan dan sumberdaya manusia wilayah Kabupaten Tapanuli Utara akan membahas jumlah dan laju pertumbuhan penduduk, jumlah penduduk menurut struktur umur, jenis kelamin, dan perkembangan kepadatan penduduk.

    A. Pertumbuhan Penduduk

    • – 2008 adalah sebesar 0,73% jiwa/tahun, seperti yang terlihat pada tabel II-3 dan gambar 2.4 berikut ini.

      0.73 Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

      11. Garoga 15,801 15,866 15,848 15,981 16,213 0.41 -0.11

      0.84

      0.60

      0.41

      12. Sipahutar 21,900 21,990 22,121 22,307 22,631

      0.65

      1.45

      0.84

      0.70

      0.82

      1.45

      0.84

      0.09

      0.41

      10. Pangaribuan 23,972 24,070 24,092 24,294 24,647

      0.71

      1.46

      0.84

      1.45

      13. Siborong-borong 38,670 38,829 39,186 39,515 40,088

      0.41

      0.71

      1.45

      0.84

      0.24

      0.41

      0.53 Jumlah 260,471 261,539 262,642 264,848 268,691

      1.45

      0.84

      15. Muara 12,997 13,050 12,976 13,085 13,275 0.41 -0.57

      1.45

      0.41

      0.84

      0.15

      0.41

      14. Pagaran 15,994 16,060 16,084 16,219 16,454

      0.91

      1.45

      0.84

      0.92

      0.14

      9. Simangumban 7,108 7,137 7,147 7,207 7,312

      B a b 2 | 13

      3. Sipoholon 20,121 20,203 20,409 20,580 20,879

      1.14

      0.41

      4. Tarutung 37,816 37,971 38,404 38,727 39,289

      0.93

      1.45

      0.84

      1.02

      0.41

      0.66

      1.45

      1.45

      0.84

      2. Adian Koting 12,962 13,015 13,007 13,116 13,306 0.41 -0.06

      0.60

      1.45

      0.85

      1. Parmonangan 12,499 12,550 12,514 12,620 12,803 0.41 -0.29

      

    Tabel II-3

    Tingkat Pertumbuhan Pendudukdi Kabupaten Tapanuli Utara

    Tahun 2004 – 2008 No. Kecamatan Jumlah penduduk (Jiwa) Pertumbuhan Penduduk (%) Rata-rata 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2005 2006 2006 2007 2007 2008

      0.84

      0.96

      0.66

      7. Pahae Jae 10,416 10,458 10,544 10,633 10,787

      1.45

      0.83

      8. Purbatua 6,205 6,231 6,228 6,280 6,371 0.42 -0.05

      0.88

      1.45

      0.84

      0.82

      0.40

      0.58

      5. Siatas Barita 11,883 11,932 11,950 12,050 12,225

      1.45

      0.84

      6. Pahae Julu 12,127 12,177 12,132 12,234 12,411 0.41 -0.37

      0.71

      1.45

      0.84

      0.15

      0.41

    • – 2032

    Gambar 2.4 Grafik Pertumbuhan Penduduk Rata-rata di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2004 - 2008

      1.2

      1

      0.96

      0.93

      0.90

      0.88

      0.82

      0.8

      0.71

      0.71

      0.71

      0.70

      0.66

      0.66

      0.65

      0.60

      0.6

      0.58

      0.53

      0.4

      0.2

      1

      2

      3

      4

      5

      6

      

    7

      8

      9

      10

      11

      12

      13

      14

      15 Keterangan : Pertumbuhan rata-rata Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

    • – 2032

    B. Persebaran dan Kepadatan Penduduk

      Jika melihat persebaran dan kepadatan penduduk tiap-tiap kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2008, maka Kecamatan Siborong- borong dan Kecamatan Tarutung memiliki jumlah penduduk terbesar, yaitu masing-masing sebesar 40.088 jiwa dan 39.289 jiwa, dan dengan

      2

      kepadatan penduduk masing-masing 143,22 jiwa/km dan 364,87

      2

      jiwa/km . Sedangkan untuk persebaran jumlah penduduk terendah yakni Kecamatan Purba Tua sebesar 6.371 jiwa dengan kepadatan 33,22

      2 jiwa/km .

      Pada tahun 2004 masih terlihat juga untuk persebaran jumlah penduduk terendah berada di Kecamatan Purba Tua yaitu sebesar 6.205 jiwa dan

      2

      dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 32,35 jiwa/km . Sedangkan untuk persebaran jumlah penduduk terbesar masih terdapat di Kecamatan Siborong-borong yaitu sebesar 38.670 jiwa dan dengan tingkat kepadatan

      2

      penduduk sebesar 138,15 jiwa/km . Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-4 dan Gambar 2.5 berikut ini.

      Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

      

    8. Purbatua 6.205 6.231 6.228 6.280 6.371 191,80 191,80 191,80 191,80 191,80 32,35 32,49 32,47 32,74 33,22

      

    15. Muara 12.997 13.050 12.976 13.085 13.275 79,75 79,75 79,75 79,75 79,75 162,97 163,64 162,71 164,08 166,46

    Jumlah 260.471 261.539 262.642 264.848 268.691 3.793,71 3.793,71 3.793,71 3.793,71 3.793,71 68,66 68,94 69,23 69,81 70,83

      

    14. Pagaran 15.994 16.060 16.084 16.219 16.454 138,05 138,05 138,05 138,05 138,05 115,86 116,33 116,51 117,49 119,19

      

    13. Siborong-borong 38.670 38.829 39.186 39.515 40.088 279,91 279,91 279,91 279,91 279,91 138,15 138,72 139,99 141,17 143,22

      

    12. Sipahutar 21.900 21.990 22.121 22.307 22.631 408,22 408,22 408,22 408,22 408,22 53,65 53,87 54,19 54,64 55,44

      

    11. Garoga 15.801 15.866 15.848 15.981 16.213 567,58 567,58 567,58 567,58 567,58 27,84 27,95 27,92 28,16 28,57

      

    10. Pangaribuan 23.972 24.070 24.092 24.294 24.647 459,25 459,25 459,25 459,25 459,25 52,20 52,41 52,46 52,90 53,67

      

    9. Simangumban 7.108 7.137 7.147 7.207 7.312 150 150 150 150 150 47,39 47,58 47,65 48,05 48,75

      

    7. Pahae Jae 10.416 10.458 10.544 10.633 10.787 203,20 203,20 203,20 203,20 203,20 51,26 51,47 51,89 52,33 53,09

      B a b 2 | 15

      

    6. Pahae Julu 12.127 12.177 12.132 12.234 12.411 165,90 165,90 165,90 165,90 165,90 73,10 73,40 73,13 73,74 74,81

      

    5. Siatas Barita 11.883 11.932 11.950 12.050 12.225 92,92 92,92 92,92 92,92 92,92 127,88 128,41 128,61 129,68 131,56

      

    4. Tarutung 37.816 37.971 38.404 38.727 39.289 107,68 107,68 107,68 107,68 107,68 351,19 352,63 356,65 359,65 364,87

      

    3. Sipoholon 20.121 20.203 20.409 20.580 20.879 189,2 189,2 189,2 189,2 189,2 106,35 106,78 107,87 108,77 110,35

      

    2. Adian Koting 12.962 13.015 13.007 13.116 13.306 502,9 502,9 502,9 502,9 502,9 25,77 25,88 25,86 26,08 26,46

      

    1. Parmonangan 12.499 12.550 12.514 12.620 12.803 257,35 257,35 257,35 257,35 257,35 48,57 48,77 48,63 49,04 49,75

      

    Tabel II-4

    Persebaran dan Kepadatan Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara

    Tahun 2004 – 2008 No. Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa) Luas Wilayah (Km 2 ) Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km 2 ) 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008 2004 2005 2006 2007 2008

    • – 2032

    Gambar 2.5 Peta Persebaran dan Kepadatan Penduduk Tahun 2008 Kabupaten Tapanuli Utara

      Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032 B a b 2

      | 16

    C. Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin

      Rasio komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Tapanuli Utara pada tahun 2008 menunjukkan angka dibawah 100 (seratus), ini menunjukkan bahwa jumlah penduduk perempuan lebih banyak dari pada penduduk laki-laki. Nilai rasio komposisi penduduk menurut jenis kelamin di Kabupaten Tapanuli Utara adalah sebesar 98,65. berarti bahwa secara rata-rata terdapat sekitar 98 penduduk laki-laki dalam 100 penduduk perempuan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-5 berikut ini.

       Tabel II-5 Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Sex Ratio di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2010 Kecamatan Laki laki Perempuan Jumlah Rasio Jenis

      Parmonangan 6.410 6.547 12.957 97,91 Adian Koting 7.027 6.853 13.880 102,54 Sipoholon 10.970 11.314 22.284 96,96 Tarutung 19.235 20.196 39.431 95,24 Siatas Barita 6.312 6.736 13.048 93,71 Pahae Julu 5.479 6.005 11.754 95,74 Pahae Jae 5.109 5.456 10.565 93,64 Purbatua 3.571 3.737 7.308 95,56 Simangumban 3.583 3.729 7.312 96,08 Pangaribuan 13.238 13.509 24.529 100,65 Garoga 7.768 7.718 15.486 100,65 Sipahutar 12.299 12.230 24.529 100,56 Siborong-borong 22.198 21.929 44.127 101,23 Pagaran 8.180 8.345 16.625 98,02 Muara 6.364 6.727 13.091 94,60

      Tapanuli Utara 137.912 140.985 278.897 97,82 Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

    • – 2032

    D. Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur

      Komposisi penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Tapanuli Utara secara garis besar dibagi dalam tiga kelompok yakni: kelompok umur 0-14 tahun yang berjumlah 103,936 jiwa atau 39%; kelompok umur 15-64 tahun dengan jumlah 148,698 jiwa atau 55% dari jumlah keseluruhan; kelompok umur 65 tahun ke atas dengan jumlah 16,057 jiwa atau 6% dari jumlah penduduk total. Terlihat bahwa untuk komposisi penduduk menurut kelompok umur yang terbesar adalah kelompok umur usia produktif. Secara lebih rinci diuraikan pada tabel II-6 dan gambar 2.6 berikut ini.

       Tabel II-6 Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008 No. Kelompok Umur Laki-laki Perempuan Laki-laki+ Perempuan

      1 0-4 16.626 15.735 32.361 2 5-9 17.529 16.441 33.970 3 10-14 19.501 18.104 37.605 4 15-19 16.764 15.694 32.458 5 20-24 9.196 7.392 16.588 6 25-29 7.368 6.797 14.165 7 30-34 7.331 7.517 14.848 8 35-39 7.025 7.666 14.691 9 40-44 7.279 7.993 15.272 10 45-49 6.331 7.095 13.426

      11 50-54 5.381 5.974 11.355 12 55-59 3.676 4.344 8.020 13 60-64 3.367 4.508 7.875 14 65-69 2.382 3.384 5.766 15 70-74 1.875 3.047 4.922 16 75+ 1.802 3.567 5.369

      Jumlah 133.433 135.258 268.691 Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

    • – 2032

    Gambar 2.6 Komposisi Penduduk Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin di Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008

      Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

    • – 2032

      Berdasarkan laju pertumbuhan penduduk rata-rata per Kecamatan di Kabupaten Tapanuli Utara, maka dapat dihitung proyeksi penduduk hingga akhir tahun perencanaan dengan menggunakan Metode Bunga Berganda ( Pt= Po (1+r)

      t ).

      Hasil dari proyeksi penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara (315,646 jiwa) dapat diketahui bahwa untuk jumlah penduduk tertinggi hingga akhir tahun perencanaan masih terdapat di Kecamatan Siborong-borong (47,095 jiwa) dan kemudian di Kecamatan Tarutung (46,157 jiwa). Sedangkan untuk jumlah penduduk terkecil hingga akhir tahun perencanaan masih terdapat di Kecamatan Purba Tua (7,485 jiwa). Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-7 berikut ini.

      0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 0 - 14 15 - 64 65 >

    E. Proyeksi Penduduk

      11. Garoga 15.486 15.689 15.947 `16.210 16.476

      8. Purbatua 7.165 7.144 7.118 7.091 7.065

      14. Pagaran 16.525 17.272 18.254 19.292 20.389

      13. Siborong-borong 44.127 47.747 52.693 58.152 64.175

      12. Sipahutar 24.529 26.083 28.164 30.411 32.837

      Tabel II-7 Proyeksi Penduduk di Kabupaten Tapanuli Utara 2010 – 2030 No. Kecamatan 2010 2015 2020 2025 2030

      10. Pangaribuan 26.747 27.917 29.451 30.411 32.776

      9. Simangumban 7.420 7.697 7.984 8.281 8.590

      7. Pahae Jae 10.565 10.438 10.282 10.128 9.976

      

    Jumlah 278.897 289.176 302.911 317.706 333.646

    Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

      6. Pahae Julu 11.754 11.529 11.255 10.986 10.724

      5. Siatas Barita 13.048 13.835 14.886 16.016 17.223

      4. Tarutung 39.431 40.802 42.583 44.441 46.381

      3. Sipoholon 22.284 23.157 24.296 25.492 26.746

      2. Adian Koting 13.880 14.024 14.207 14.391 14.578

      1. Parmonangan 12.957 12.947 12.934 12.921 12.908

      15. Muara 13.091 13.057 13.015 12.973 12.931

    • – 2032

    2.1.8 Penggunaan Lahan

      Dengan mengacu pada peta RBI skala 1:50.000 Bakosurtanal tahun 1981 dan hasil interpretasi Citra Satelit Aster tahun 2009 dan SPOT tahun 2007, maka dapat diidentifikasi atau diketahui bahwa jenis penggunaan lahan eksisting di Kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh jenis penggunaan lahan hutan lahan kering seluas 1.784,523 Km

      2

      atau 47,03% dari luas lahan keseluruhan disusul dengan peruntukan pertanian lahan kering sebesar 1.150,586 Km

      2

      atau setara dengan 30,32%, sedangkan luas lahan terkecil yakni pemukiman dimana jumlahnya mencapai 2,543 atau 0,06% dari total luas lahan di Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-8 serta gambar 2.7 dan gambar 2.8 berikut ini.

      Tabel II-8 Jenis Guna Lahan di Kabupaten Tapanuli Utara No. Jenis Guna Lahan Luas (Km

      2 ) %

      1. Hutan Lahan Kering 1.784,523 47,03

      2. Perkebunan 386,020 10,17

      3. Pertanian Lahan Kering 1.150,586 30,32

      4. Pemukiman 2,543 0,06

      5. Rawa 9,049 0,23

      6. Sawah 125,959 3,32

      7. Tanah Terbuka 61,819 1,62

      8. Hutan Tanaman 230,002 6,06

      9. Semak Belukar 43,205 1,13

      Jumlah 3.793,71 * 100 Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032 Interpretasi Citra Satelit Aster 2009, dan SPOT 2007 Hasil Perhitungan, 2009 Ket: * Belum Termasuk Luas Danau Toba: 6,60 Km 2

    Gambar 2.7 Peta Citra Satelit Kabupaten Tapanuli Utara

       Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

    • – 2032

      B a b 2 | 22

    Gambar 2.8 Peta Penutupan Lahan Kabupaten Tapanuli Utara

       Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

    • – 2032

      B a b 2 | 23

    2.1.9 Kondisi Ekonomi

    A. Struktur dan Pertumbuhan Ekonomi

      Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Tapanuli Utara Atas Dasar (ADHK) Harga Konstan pada tahun 2008 sebesar Rp. 1.456.881,25 milyar. Dari PDRB tersebut diketahui bahwa sektor pendukung utama perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara adalah sektor pertanian, yakni sebesar Rp.

      790.550,34 milyar. Sedangkan besaran kontribusi yang terkecil adalah sektor pertambangan yakni hanya sebesar Rp. 1.120,22 milyar. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

    Gambar 2.9 berikut ini.Gambar 2.9 Besaran PDRB Menurut Lapangan Usaha Sektor Primer, SekunderdanTersier Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2008 791.670,56 800.000,00 600.000,00 526.377,26 400.000,00

      

    138.833,43

    200.000,00 0,00

      1

      

    2

      3 Primer Sekunder Tersier Sumber: RTRW Tapanuli Utara Tahun 2012

    • – 2032

      Distribusi PDRB Kabupaten Tapanuli Utara tahu 2005

    • – 2008 setiap sektor selalu mengalami perubahan dari tahun ke tahun, terkadang mengalami penurunan namun ditahun berikutnya terjadi peningkatan yang tidak terlalu signifikan terhadap struktur ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara.
    Sektor pertanian mengalami penurunan pada tahun terakhir, dimana sektor pertanian pada tahun 2008 memberikan kontribusi sebesar 54,26%. Sedangkan pada tahun 2005 sebesar 56,72%. sedangkan di sektor pertambangan tidak mengalami peningkatan yang berarti.

      Meskipun sektor pertanian merupakan sektor pemberi kontribusi terbesar terhadap PDRB Kabupaten Tapanuli Utara, akan tetapi kontribusi yang diberikan dari tahun ke tahun semakin adanya penurunan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terjadi trend penurunan dalam sektor pertanian ini.

      Kondisi diakibatkan oleh berbagai faktor antara lain disebabkan terjadinya alih fungsi lahan pertanian dan kurangnya minat masyarakat untuk berusaha di sektor pertanian serta juga terjadinya alih profesi, dan lain-lain. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-9 berikut ini.

      Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu gambaran mengenai dampak kebijaksanaan pembangunan yang dilaksanakan, khususnya bidang ekonomi. Pertumbuhan tersebut merupakan perubahan jumlah produksi yang dibentuk dari berbagai macam sektor ekonomi yang secara tidak langsung hal ini merupakan gambaran tingkat perubahan ekonomi yang terjadi disuatu daerah. Bagi suatu daerah indikator ini penting untuk mengetahui keberhasilan pembangunan yang dicapai dan juga berguna untuk menentukan arah kebijaksanaan pembangunan dimasa yang akan datang. Laju pertumbuhan ekonomi suatu daerah juga menunjukkan tingkat pencapaian kinerja ekonomi makro, dimana perkembangan sembilan sektor ekonomi dapat diamati selama siklus ekonomi sedang berlangsung sehingga sinyalemen positif atau negatif yang mempengaruhi kinerja ekonomi makro secara umum dapat diantisipasi sedini mungkin. Laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Tapanuli Utara dari tahun 2005

    • – 2007 cenderung relatif menurun tiap tahunnya. Dari tahun 2005 laju pertumbuhan sebesar 183.89%, lalu pada tahun 2006 mengalami penurunan yang cukup
    signifikan yaitu sebesar 5.44%. Namun pada tahun 2007 terjadi sedikit peningkatan yakni sebesar 6.03%. Sektor yang memiliki laju pertumbuhan tertinggi rata-rata adalah sektor industri yakni sebesar 155.67%, disusul oleh sektor bangunan yaitu sebesar 129.437%. Sedangkan untuk laju pertumbuhan rata-rata terendah yaitu sektor pertambangan sebesar 37.01%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel II-10 berikut ini.

      B a b 2 | 27

      Tabel II-9 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2008 (Jutaan Rupiah)

    No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008

      1. Pertanian 56,72 55,83 54,96 54,26

      2. Pertambangan 0,08 0,08 0,08 0,08

      3. Industri 2,29 2,20 2,24 2,22

      4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0,73 0,73 0,76 0,76

      5. Bangunan 6,05 6,23 6,39 6,55

      6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 13,29 13,24 13,23 13,21

      7. Pengangkutan dan Komunikasi 3,85 3,87 3,85 3,79 8.

      Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

      3,83 3,73 3,62 3,48

      9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 13,17 14,09 14,88 15,65

      PDRB Tapanuli Utara 100,00 100,00 100,00 100,00 Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

      65.12 Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012

      7. Pengangkutan dan Komunikasi 168,75 5,99 5,50 4,24 60.080 8.

      5.74

      6.03

      5.44

      PDRB Tapanuli Utara 183.89

      9. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 164,39 12,81 11,98 11,25 63.060

      96.47

      283,81 2,74 2,89 1,65

      Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

      6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 190,86 5,10 5,91 5,56 67.287

      B a b 2 | 28

      5. Bangunan 371,11 8,47 8,74 8,44 129.437

      4. Listrik, Gas dan Air Bersih 313,75 5,24 9,92 5,65 109.63

      3. Industri 457,67 1,32 8,01 4,75 155.667

      28.8

      2. Pertambangan 99,81 5,81 5,41 4,39

      44.6

      1. Pertanian 165,82 3,80 4,38 4,40

      

    Tabel II-10

    Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2008 (Jutaan Rupiah) No. Lapangan Usaha Laju Pertumbuhan (%) Rata-rata Laju Pertumbuhan (%) 2005 2006 2007 2008

    • – 2032

      

    Tabel II-11

    Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2008 (Jutaan Rupiah) No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007 2008

      1. Primer 699.869,46 726.492,68 758.289,84 791.670,56

      a. Pertanian 698.907,33 725.474,63 757.216,73 790.550,34

      b. Pertambangan 962,13 1.018,05 1.073,11 1.120,22

      2. Sekunder 111.865,80 119.038,28 129.346,05 138.833,43

      a. Industri 28.221,23 28.593,81 30.885,04 32.351,41

      b. Listrik, Gas dan Air Bersih 9.043,64 9.517,68 10.461,73 11.053,19

      c. Bangunan 74.600,93 80.926,79 87.999,28 95.428,83

      3. Tersier 420.557,77 453.847,96 490.108,87 526.377,26

      a. Perdagangan, Hotel dan Restoran 163.747,86 172.100,80 182.265,22 192.402,73

      b. Pengangkutan dan Komunikasi 47.387,35 50.228,32 52.992,49 55.241,51 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan c.

      47.155,78 48.450,09 49.848,00 50.671,62 Bangunan dan Tanah, Jasa Perusahaan

      d. Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 162.266,78 183.068,75 205.003,16 228.061,40

      PDRB Tapanuli Utara 1.232.292,14 1.299.378,92 1.377.744,76 1.456.881,25 Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032

      B a b 2 | 29

    B. Sektor Basis

      Sektor basis (dominan) digunakan untuk mengetahui sektor yang memberikan sumbangan/kontribusi relatif yang cukup besar terhadap PDRB di Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk mengetahui jenis sektor basis di Kabupaten Tapanuli Utara, maka digunakan analisis

      Location Quotient (LQ). Analisis LQ digunakan untuk menentukan subsektor unggulan perekonomian daerah, yang mengacu pada formulasi Bendavid-Val (1999:74) berikut ini.

      / /

      Xr Xn Xr RVr LQLQ

      atau

      / /

      RVr RVn Xn RVn Keterangan:

      Xr = Nilai Produksi subsektor i pada daerah Kabupaten Tapanuli Utara RVr = Total PDRB Kabupaten Tapanuli Utara Xn = Nilai Produksi subsektor i pada daerah Provinsi Sumatera Utara RVn = Total PDRB Provinsi Sumatera Utara Besarnya nilai LQ dapat diinterpretasikan sebagai berikut: LQ > 1 = Wilayah perencanaan mempunyai spesialisasi dalam sektor tertentu dibandingkan wilayah yang lebih luas.

      LQ = 1 = Tingkat spesialisasi wilayah perencanaan dalam sektor tertentu sama dengan wilayah yang lebih luas.

      LQ < 1 = Dalam sektor tertentu, tingkat spesialisasi wilayah berada di bawah wilayah yang lebih luas Berdasarkan pendekatan tersebut, maka diperoleh nilai LQ dari masing-masing sektor yang ada di Kabupaten Tapanuli Utara. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II-12 berikut ini.

       Tabel II-12 Nilai Location Quotient Berdasarkan PDRB Atas Dasar Harga Konstan Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2005 – 2007 Nilai LQ No. Lapangan Usaha 2005 2006 2007

      1. Pertanian

      2.21

      2.25

      2.24

      2. Pertambangan

      0.06

      0.06

      0.06

      3. Industri

      0.09

      0.09

      0.09

      4. Listrik dan Air Bersih

      0.90

      0.96

      1.01

      5. Bangunan

      0.99

      0.98

      0.98

      6. Perdagangan, Hotel dan Restoran

      0.73

      0.72

      0.71

      7. Pengangkutan dan Komunikasi

      0.46

      0.43

      0.41 Keuangan, Persewaan dan Jasa 8.

      0.60

      0.56

      0.51 Perusahaan

      9. Jasa - jasa

      1.49

      1.56

      1.60 Sumber: RTRW Kabupaten Tapanuli Utara Tahun 2012 - 2032 Dari hasil analisis yang dilakukan dengan mengacu pada ketetapan persamaan di atas maka dapat disimpulkan bahwa sektor yang menjadi sektor basis di Kabupaten Tapanuli Utara adalah pertanian, yang merupakan satu-satunya sub sektor unggulan dan potensial untuk dikembangkan di Kabupaten Tapanuli Utara dengan nilai LQ 2,24 pada tahun 2007. kemudian disusul oleh sektor jasa-jasa yang mempunyai nilai LQ sebesar 1,60 pada tahun 2007. Selanjutnya diikuti oleh sektor listrik dan air bersih dengan nilai LQ sebesar 1,01 pada tahun 2007.

      Sektor yang mempunyai nilai LQ > 1, berarti sektor-sektor tersebut memiliki spesialisasi dibandingkan daerah lain. Oleh karena itu, sektor-sektor tersebut menjadi sektor basis di Kabupaten Tapanuli Utara. Dengan mengembangkan sektor ini akan mempengaruhi perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara. Sektor-sektor tersebut memiliki peluang yang sangat besar untuk dikembangkan dan ini terkait dengan hubungan Kabupaten Tapanuli Utara dengan wilayah sekitarnya.

    C. Sektor Unggulan

      Sektor ekonomi yang memiliki potensi sampai tahun perencanaan adalah sektor unggulan atau sektor basis wilayah yang memiliki keunggulan komparatif dan berpotensi ekspor. Sektor/komoditas potensial adalah sektor atau kegiatan ekonomi yang mempunyai potensi, kinerja dan prospek yang lebih baik dibandingkan sektor lainnya sehingga diharapkan mampu menggerakkan kegiatan usaha ekonomi turunan lainnya, sehingga dapat tercipta kemandirian pembangunan wilayah. Untuk mengetahui sektor unggulan di Kabupaten Tapanuli Utara, dapat dilakukan analisis dengan menggunakan alat analisis

      Klassen Typology (Tipologi Klassen). Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah (dalam hal ini digunakan pendekatan laju pertumbuhan ekonomi dan besaran kontribusi masing-masing sektor terhadap PDRB). Melalui analisis ini diperoleh empat karakteristik pola dan struktur pertumbuhan ekonomi yang berada, yaitu:  Kuadran I : Sektor Prima atau sektor yang cepat maju dan cepat tumbuh ( high growth and high income).

       Kuadran II : Sektor Berkembang atau sektor maju tapi tertekan (high income but low growth).  Kuadran III : Sektor Potensial atau berkembang cepat (high growth but income).  Kuadran IV : Sektor Terbelakang atau relatif tertinggal (low growth but income). Persamaan dari analisis Tipologi Klassen ini dapat dilihat pada Gambar 2.10 berikut ini:

    Gambar 2.10 Metode Analisis Tipologi Klassen

      Kontribusi Yi < Yn

      Yi ≥ Yn Sektor (y)

      Laju Pertumbuhan (r)

      Kuadran I Kuadran III ri ≥ rn Sektor potensial

      Sektor Prima ri < rn Kuadran II Kuadran IV Sektor Berkembang Sektor terbelakang

      Keterangan: ri : Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Kabupaten) rn: Laju pertumbuhan PDRB Sektor i (Provinsi) Yi: Kontribusi Sektor i (Kabupaten) Yn: Kontribusi Sektor i (Provinsi) Sebagai input terhadap analisis Tipologi Klassen, berikut ini diuraikan tentang data mengenai laju pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektor terhadap PDRB, masing-masing diuraikan atas dasar harga konstan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel II-13 dan Tabel II-14 berikut ini.

      Berdasarkan data dan analisis pada kedua tabel diatas, maka tiap sektor/lapangan usaha hanya terbagi 2 klasifikasi sesuai dengan analisis Tipologi Klassen. Hasil dari analisis Tipologi Klassen tersebut dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut.

      

    Tabel II.13

    Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto

    Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Konstan

    Tahun 2005-2007

      0.22

      8.25

      7.09

      4.36

      9. Jasa-jasa 5,52 12,82 11,98 10,11

      9.82

      2,82 2,74 2,89 2,82 7.15 9.87 12.43

      10.64 8. Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

      7,54 6,00 5,50 6,35 10.11 11.91 9.90

      6.95 7.55 6.484 7. Pengangkutan & Komunikasi

      4.95

      6. Perdagangan 5,51 5,10 5,91 5,51

      10.36

      5. Bangunan 5,49 8,48 8,74 7,57 12.96 10.33 7.78

      2.82

      3.08

      No. Lapangan Usaha/Sektor Kabupaten Tapanuli Utara Rata-Rata Laju Pertumbuhan PDRB Kab. Tapanuli Utara Provinsi Sumatera Utara Rata-Rata Laju Pertumbuhan PDRB Prov. Sumut Laju Pertumbuhan Laju Pertumbuhan 2005 2006 2007 2005 2006 2007

      6.79

      1. Pertanian 4,61 3,80 4,39 4,27 2,38 2,40 4,98 3,25 2.

      Pertambangan dan Penggalian

      5,33 5,81 5,41 5,52

      6.42