SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN DALAM PENANGKAPAN IKAN DI KELURAHAN BENTENGNGE KEC.UJUNGBULU KAB.BULUKUMBA

SOLIDARITAS SOSIAL MASYARAKAT NELAYAN DALAM

  

PENANGKAPAN IKAN DI KELURAHAN BENTENGNGE

KEC.UJUNGBULU KAB.BULUKUMBA

  SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Meraih Gelar Sarjana Sosial

  Jurusan Sosiologi Agama pada Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar

  Oleh: ANUGRAH ALAM SYAH NIM.30400112072

FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK UIN ALAUDDIN MAKASSAR 2016

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

  Dengan penuh kesadaran, penulis yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini benar adalah hasil karya penulis/peneliti sendiri. Jika dikemudian hari terbukti bahwa ini merupakan duplikat, tiruan, plagiat dibuat atau dibantu secara langsung orang lain baik secara keseluruhan atau sebagian, maka skripsi dan gelar yang diperoleh karenanya, batal demi hukum.

  Samata, 30 Augustus 2016

  Penulis ANUGRAH ALAM SYAH NIM.30400112072 PERSETUJUAN PEMBIMBING Pembimbing penulisan Skripsi Saudara ANUGRAH ALAM SYAH, NIM:

  30400112072, Mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama pada Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar, setelah meneliti dan mengoreksi secara seksama Skripsi berjudul, “Solidaritas Sosial Masyarakat Nelayan dalam

  

Penangkapan Ikan di Kelurahan Bentengnge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten

Bulukumba ’’ , memandang bahwa Skripsi tersebut telah memenuhi syarat-syarat

  ilmiah dan dapat disetujui untuk diajukan ke sidang Munaqasyah.

  Demikian Persetujuan ini di berikan untuk diproses lebih lanjut.

  Samata, 2 September 2016

  

Disetujui

Pembimbing I Pembimbing II Dr. Hj.Aisyah, M.Ag. Dra. Hj. Salmah Intan, M.Pd.I

Nip. 19531231 198703 2 002 Nip. 19570803 199103 2 002

  

PENGESAHAN SKRIPSI

  Skripsi dengan judul “Solidaritas sosial masyarakat nelayan dalam

  

penangkapan Ikan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten

Bulukumba”. Anugrah Alam Syah, NIM:

  yang disusun oleh saudara

  

30400112072, mahasiswa Jurusan Sosiologi Agama pada Fakultas Ushuluddin,

  Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, telah diuji dan dipertahankan dalam sidang Munaqasyah yang diselenggarakan pada hari Rabu,

  

tanggal 7 September 2016 dan dinyatakan telah dapat diterima sebagai salah satu

  syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar

  Samata-Gowa, 5 Oktober 2016

DEWAN PENGUJI

  Ketua : Dr. Tasmin, M.Ag (...........................) Munaqisy I : Prof.Dr.Hj.Syamsuduha, M.Ag (...........................) Munaqisy II : Asrul Muslim, S.Ag, M.Pd (...........................) Pembimbing I : Dr.Hj.Aisyah, M.Ag (...........................) Pembimbing II : Dra.Hj.Salmah Intan, M.Pd.I (...........................)

  Diketahui: Dekan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik UIN Alauddin Makassar

  Prof.Dr.H. Muh.Natsir, MA NIP.19590704 198903 1 003

KATA PENGANTAR

  Assalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh

  Syukur Alhamdulillah segala puji bagi kehadirat Allah SWT atas segala limpahan dan hidayahNya. Tuhan Yang Maha Pemurah yang kepadaNya segala munajat tertuju. Tak lupa pula penulis panjatkan salam dan salawat kepada Nabi Muhammad SAW. Semoga tercurah kasih dan sayang kepada beliau beserta keluarga, sahabat-sahabat dan pengikutnya.

  Tulisan ini menandai suatu kurun waktu dalam sejarah panjang perjalanan hidup penulis yang turut serta mewarnai kehidupan penulis selama menempuh studi pada jurusan Sosiologi Agama Fakultas Ushuluddin Filsafat dan Politik.

  Melalui kesempatan ini perkenankanlah penulis menghaturkan sebuah sembah sujud kepada “Ibunda Tercinta Hasna Husain serta Ayahanda tercinta Syafiuddin” yang telah mengasuh dan mendidik dengan penuh kasih sayang, segala bantuan dan dorongan yang diberikan baik secara materil maupun moril serta doa restu yang tulus hingga penulis dapat menyelesaikan studi dengan baik.

  Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Namun keberhasilan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini tidak terlepas dari semua pihak yang senantiasa ikhlas telah membantu memberikan bimbingan, dukungan, dorongan yang tak pernah henti. Harapan dari penulis agar kiranya skripsi ini dapat bermanfaat dan memberikan andil guna pengembangan lebih lanjut.

  Dengan selesainya penulisan skripsi ini, penulis menyampaikan ucapan terima kasih dan penghormatan yang setulus-tulusnya, kepada:

  1. Prof. Dr. H. Musafir Pabbabari, M.Si. Rektor Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar serta jajarannya WR I, WR II dan WR III, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk melanjutkan studi di perguruan tinggi di Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar.

  2. Prof. Dr. H. Muh. Natsir, MA. Dekan Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik serta jajarannya WD I, WD II, dan WD III yang telah memberikan bantuan dalam pengembangan kemampuan dan keterampilan kepemimpinan kepada penulis.

  3. Wahyuni, S.Sos, M.Si. Ketua Jurusan Sosiologi Agama serta jajarannya yang senantiasa mendampingi dan membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.

  4. Dr.Tasmin, M.Ag. Selaku pimpinan sidang yang telah meluangkan waktu dan kesempatannya dalam memimpin sidang Munaqasyah sehingga dapat berjalan dengan lancar.

  5. Prof.Dr. Hj. Syamsuduha, M.Ag dan Asrul Muslim, S.Ag, M.Pd selaku dewan penguji yang senantiasa memberikan kritikan dan saran yang sifatnya membangun dalam menyempurnakan skripsi penulis.

  6. Dr. Hj. Aisyah, M.Ag. dan Dra.H.Salmah Intan, M.Pd.I. selaku pembimbing yang senantiasa memdampingi dan membimbing saya dalam penyelesaian skripsi ini.

  7. Asrul Muslim, S.Ag, M.Pd. selaku penasehat akademik (PA) yang telah membimbing saya hingga pada masa penyelesaian.

  8. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, yang telah membimbing dan mengtransfer ilmu pengetahuannya kepada penulis.

  9. Seluruh Karyawan dan Staf Akademik Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik Universitas Alauddin Makassar, yang telah memberikan pelayanan yang baik kepada penulis selama ini.

  10.Ucapan terima kasih tak henti-hentinya di curahkan kepada sahabat-sahabatku Muhammad Kurdi, Muh. Syam, Saifullah, Nurfadilah,S.Sos, Andi Risnawati, S.Sos Gusmi Warni, Nurul Fajri, dan yang tidak sempat saya sebutkan namanya yang telah memberikan dukungan selama penulis menyelesaikan skripsi ini.

  11.Pemerintah dan masyarakat Kelurahan Bentengnge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba yang telah menerima penulis untuk mengadakan penelitian dan memberikan data dan informasi yang ada hubungannya dengan materi skripsi.

  12.Terima kasih juga kepada teman-teman KKN Angkatan 51 Kecamatan Pitu Riase Kabupaten Sidrap, terkhusus teman-teman posko KKN Angkatan 51 Desa Bila Riase yang telah memberikan dukungan baik materi maupun moril sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

  Akhirnya kepada Allah swt. Kami memohon semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan semoga senantiasa memperoleh balasan dari- Nya, amin.

  Makassar, 30 Agustus 2016

  Penulis ANUGRAH ALAM SYAH NIM.30400112072

  

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. .................................................................................. i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI.................................................... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING. ............................................................ iii

PENGESAHAN SKRIPSI.......................................................................... iv

KATA PENGANTAR................................................................................. v

DAFTAR ISI................................................................................................ viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL........................................................... x

PEDOMAN TRANSLITERASI ................................................................ xi

ABSTRAK. .................................................................................................. xiii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. .................................................................................

  1 B. Fokus Penelitian dan Deskripsi Fokus. .............................................

  7 C. Rumusan Masalah. ............................................................................

  8 D. Tujuan dan Manfaat Penelitian. ........................................................

  8 E. Kajian Pustaka...................................................................................

  9 BAB II TINJAUAN TEORITIS A. Tinjauan Tentang Solidaritas Sosial .................................................

  12

  1. Pengertian Solidaritas Sosial.……………………………………

  12

  2. Bentuk-bentuk Solidaritas Sosial...................……………………

  14 3. Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim. ..................................

  15

  B. Teori Struktural Fungaional. .............................................................

  20 C. Tinjauan Tentang Masyarakat Nelayan..............................................

  21

  1. Gambaran Umum Masyarakat Nelatyan…………………………

  21

  2. Tipologi Masyarakat Nelayan........................……………………

  23 D. Pengertian Penangkapan Ikan ...........................................................

  25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian..................................................................................

  27 B. Jenis Pendekatan. ..............................................................................

  28 C. Lokasi dan waktu penelitian. ............................................................

  29 D. Metode pengumpulan data. ...............................................................

  29 E. Teknik Analisis Data ........................................................................

  31 BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian. ...................................................

  34 B. Gambaran Kelompok Nelayan Kelurahan Bentengge. ........................

  49 C. Bentuk Solidaritas Sosial Masyarakat Nelayan Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba ................. .

  53 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan. .........................................................................................

  62 B. Saran.....................................................................................................

  63 DAFTAR PUSTAKA. ....................................................................................

  64 LAMPIRAN-LAMPIRAN

  DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

  Gambar 1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kab.Bulukumba........ 34 Gambar 2 Peta Kecamatan Ujungbulu...........................……................ 35 Tabel

  1 Luas Per Rukun Warga (RW) di Kelurahan Bentengge........ 36 Gambar 3 Peta Wilayah Kelurahan Bentengge.............……................ 37 Tabel

  2 Jumlah penduduk berdasarkan Umur . …………............... 39 Tabel 3 Pendidikan Masyarakat Kelurahan Bentengge..................

  40 Tabel 4 Permasalahan dalam usaha penangkapan nelayan kelurahan bentengge............................................................ 42 Tabel 5 Jumlah Penduduk berdasarkan mata Pencaharian pokok..... 44 Tabel 6 Kelambagaan ekonomi Kelurahan Bentengge...................... 48 Tabel 7 Jumlah Fasilitas Sosial Kelurahan Bentengge....................... 48

  

PEDDOMAN TRANSLITERASI ARAB-LATIN DAN SINGKATAN

A.Transliterasi Arab-Latin

  Daftar huruf Bahasa Arab dan transliterasinya ke dalam huruf latin, dapat dilihat sebagai berikut :

  b : ǜ z : f : ƥ t : ғ s : Ɓ q : Ʃ s/ : ƅ sy : ƅ k : ƭ j : ң { s} : Ɖ l : Ƴ h} : ұ d{ : ƍ m: Ʒ kh: ҹ t} : Ɠ n : ƻ d : ə z{ : Ɨ h : ƿ z\ : ө ‘ : ƛ w : ǃ r : ر g : Ɵ y : LJ

  Hamzah (

  ء ) yang terletak di awal kata mengikuti vokalnya tanpa diberi tanda apa pun. Jika terletak di tengah atau di akhir, maka ditulis dengan tanda (‘). Vocal dan Diftong Vocal atau bunyi (a), (i) dan (u) ditulis dengan ketentuan sebagai berikut :

  Vocal Pendek Panjang Fathah A A Kasrah i i> Dammah U u>

B. Singkatan

  Beberapa singkatan yang dibakukan adalah :

  1. SWT. = Subhanahu wa ta ala

  2. Saw. = Salla Allahu alayhi wa sallam 3. a.s. = ‘Alaayh al-salam

  4. H = Hijriah

  5. M = Masehi

  6. SM = Sebelum Masehi 7. w. = Wafat

  8. Q.S...(...): 4 = Qur’an, Surah ..., ayat 4

  

ABSTRAK

Nama : Anugrah Alam Syah Nim : 30400112072

Judul Skripsi : Solidaritas Sosial Masyrakat Nelayan dalam Penangkapan

Ikan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu

  Kabupaten Bulukumba

  Penelitian ini berjudul solidaritas sosial masyarakat nelayan dalam penangkapan ikan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba, mengemukakan dua rumusan masalah yaitu bagaimana gambaran kelompok nelayan dan bentuk-bentuk solidaritas sosial masyarakat nelayan dalam penangkapan Ikan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba.

  Berdasarkan pada rumusan masalah tersebut, penelitian ini memiliki tujuan untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran kelompok nelayan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba, untuk mengetahui bentuk- bentuk solidaritas sosial masyarakat nelayan dalam penangkapan ikan di kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba.

  Jenis penelitian bersifat kualitatif deskriptif, dengan menggunakan pendekatam sosiologi dan fenomenologi, dan memilih beberapa informan untuk melakukan wawancara dan observasi. Pengumpulan data dilakukan memalui field research melalui observasi, wawancara, dan dokumentasi.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gambaran kelompok nelayan di Kelurahan Bentengge, dapat dilihat dari aktivitas keseharian nelayan dalam penangkapan ikan dengan dibentuknya kelompok-kelompok nelayan. Adanya kelompok tersebut membuat nelayan merasa terbantu melalui program-program khususnya dalam menggunakan teknologi ketika melaut sehingga pendapatan penangkapan ikan bisa lebih meningkat selain itu mereka bisa berdiskusi, bertukar pikiran dan pengalaman bersama dalam mengatasi masalah di bidang perikanan dan kelautan. Sehingga masyarakat nelayan di Kelurahan Bentengge khususnya yang tergabung dalam kelompok nelayan bisa lebih mandiri demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

  Bentuk solidaritas yang ditemukan ada 2 yaitu 1.Kerjasama, dalam aktivitas kesehariannya, masyarakat nelayan di kelurahan Bentengge selalu bekerjasama dalam penangkapan ikan, mereka pergi ke laut bersama-sama dengan teman kelompoknya, bentuk kerjasama itu bisa terlihat dari pembagian tugas yang di lakukan pada saat proses penangkapan ikan, sedangkan yang ke 2.Gotong Royong, Bentuk Solidaritas gotong royong dapat terlihat dari ativitas keseharian masyarakat nelayan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba, terutama dalam hal pekerjaan sehari-sehari misalnya saling membantu dalam memperbaiki perahu yang rusak dan memperbaiki jaring yang robek, semua di kerjakan secara bersama-sama.

BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Manusia merupakan makhluk sosial, yang secara individual membutuhkan

  orang lain. Ia dituntut hidup bersama dan berdampingan dengan orang lain dalam upaya mencari tujuan hidupnya. Tanpa bantuan orang lain, manusia tidak akan dapat mengaktualisasikan dirinya sehingga tidak dapat meneruskan keberlangsungan hidupnya.

  Manusia Sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri melainkan membutuhkan manusia yang lainnya. Dalam menjalani kehidupan antara manusia yang satu dengan yang lain pasti akan saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk terciptanya kehidupan bersama antara manusia maka sangat penting adanya interaksi sosial antara satu dengan yang lain. Interaksi sosial merupakan kunci dari semua kehidupan sosial karena tanpa interaksi sosial, tak akan

  1 mungkin ada kehidupan bersama .

  Rangkaian perjalanan hidup manusia secara alamiah tidak dapat hidup sendiri, manusia senantiasa berinteraksi dengan manusia yang lain sehingga dengan sendirinya manusia telah terlibat dalam kelompok. Di dalam kelompok inilah proses sosialisasi berlangsung dan manusia belajar untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

  Hampir seluruh aktivitas manusia dihabiskan melalui interaksi dalam kelompok misalnya belajar dalam kelompok dan sebagainya. Dengan adanya 1 Soekanto Soerjono, Pengantar Sosiologi Kelompok. Bandung: Remadja Karya Bandung,

  2010 h. 54

  2

  dalam berbagai keanggotaan dalam kelompok. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam setiap perkembangannya manusia membutuhkan kelompok.

  Masyarakat nelayan merupakan salah satu bagian masyarakat Indonesia yang hidup dengan mengelola potensi sumber daya perikanan. Sebagai suatu masyarakat yang tinggal di kawasan pesisir, masyarakat nelayan mempunyai karakteristik sosial tersendiri yang berbeda dengan masyarakat yang tinggal di wilayah daratan.

  Beberapa kawasan pesisir yang relatif berkembang pesat, struktur masyarakatnya bersifat heterogen, memiliki etos kerja yang tinggi, solidaritas sosial yang kuat, terbuka terhadap perubahan dan memiliki karakteristik interaksi sosial yang mendalam. Nelayan yang biasa hidup dengan kekerasan hempasan ombak dan tiupan angin di lautan memegang peranan strategis terutama dalam upaya

  2 melestarikan dan memberdayakan sumber daya laut .

  Sebagai suatu kesatuan sosial, masyarakat nelayan hidup, tumbuh dan berkembang di wilayah pesisir atau wilayah pantai. Dalam konstruksi sosial masyarakat di kawasan pesisir, masyarakat nelayan merupakan bagian dari konstruksi sosial tersebut, meskipun disadari bahwa tidak semua desa-desa di kawasan pesisir memiliki penduduk yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Walaupun demikian, di daerah pesisir yang sebagian besar penduduknya bermata pencaharian sebagai nelayan, petambak atau pembudidaya perairan, kebudayaan nelayan berpengaruh besar terhadap terbentuknya identitas kebudayaan masyarakat pesisir secara keseluruhan. 2 Sabian Utsman. Anatomi Konflik & Solidaritas Masyarakat Nelayan. Yogyakarta: Pustaka

  Pelajar 2007 h.xiv

  3

  kelompok-kelompok sosial yang langsung berhubungan dengan pengelolaan sumber daya pesisir dan kelautan. Konstruksi masyarakat yang kehidupan sosial budayanya dipengaruhi secara signifikan oleh eksistensi kelompok-kelompok sosial yang kelangsungan hidupnya bergantung pada usaha pemanfaatan sumber daya kelautan dan pesisir. Dengan memperhatikan struktur sumber daya ekonomi lingkungan yang menjadi basis kelangsungan hidup dan sebagai satuan sosial, masyarakat nelayan memiliki identitas kebudayaan yang berbeda dengan satuan-satuan sosial lainnya, seperti petani di dataran rendah, peladang di lahan kering dan dataran tinggi, kelompok masyarakat di sekitar hutan, dan satuan sosial lainnya yang hidup di daerah perkotaan.

  Masyarakat nelayan secara umum memiliki pola interaksi yang sangat mendalam, pola interaksi yang dimaksud dapat dilihat dari hubungan kerjasama dalam melaksanakan aktivitas, melaksanakan kontak secara bersama baik antara nelayan dengan nelayan maupun dengan masyarakat lainnya, mereka memiliki tujuan yang jelas dalam melaksanakan usahanya serta dilakukan dengan sistem yang permanen, sesuai dengan kebudayaan pada masyarakat nelayan.

  Gotong royong yang merupakan suatu bentuk saling tolong menolong yang berlaku di sebagian besar wilayah Indonesia khususnya yang ada di daerah pesisir pantai Kelurahan Bentengnge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba yang melakukan gotong royong pada sosial nelayan.

  Kerjasama antar indvidu dan kelompok membentuk status norma saling percaya untuk melakukan kerjasama dalam melakukan pekerjaan menangkap ikan di laut dan saling membantu dalam pekerjaan antara sesama nelayan yang menjadi

  4

  merupakan salah satu bentuk solidaritas sosial.

  Untuk memelihara nilai-nilai solidaritas sosial dan partisipasi masyarakat secara sukarela dalam gotong royong di masa sekarang ini, perlu ditumbuhkan interaksi sosial yang berlangsung karena ikatan kultural sehingga memunculkan kebersamaan dan unsur-unsurnya meliputi: seperasaan, sepenanggungan, dan saling membutuhkan, pada akhirnya menumbuhkan kembali solidaritas sosial.

  Karakteristik yang menjadi ciri-ciri sosial masyarakat nelayan adalah memiliki struktur etos kerja tinggi, memanfaatkan kemampuan diri dan adaptasi optimal, kompetitif dan berorientasi prestasi, apresiatif terhadap keahlian, kekayaan dan kesuksesan hidup, terbuka dan solidaritas sosial nelayan yang sangat tinggi, persoalan sosial ekonomi dan budaya yang terjadi pada masyarakat nelayan sejak dahulu sampai sekarang nelayan telah hidup dalam suatu organisasi kerja secara turun-temurun tidak mengalami perubahan sama sekali.

  Selain hal tersebut pekerjaan menangkap ikan adalah merupakan pekerjaan yang penuh resiko dan umumnya hanya dapat dikerjakan oleh laki-laki, hal ini mengandung arti anggota keluarga yang lain tidak dapat membantu secara penuh.

  kehidupan, yang selalu dihadapi oleh

  Dalam upaya memenuhi kebutuhan dasar

  

keluarga atau rumah tangga adalah bagaimana individu-individu yang ada di

dalamnya harus berusaha maksimal dan bekerjasama untuk memenuhi kebutuhan

rumah tangga sehingga kelangsungan hidupnya terpelihara bersama dengan baik.

  Pekerjaan sebagai nelayan dipilih karena sesuai dengan keterampilan masyarakat setempat, sementara sumber daya yang tersedia hanya laut beserta isinya yang mempunyai nilai ekonomi, sehingga tidak ada pilihan lain bagi masyarakat

  5 3 berhubungan dengan laut .

  Hakekat dan inti dari solidaritas sosial yang Islami adalah tolong menolong dalam kebaikan dan ketaqwaan, saling menjamin, saling berlemah lembut, saling menasehati dalam hal kebenaran dan bersabar atasnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa manusia adalah makhluk sosial, yang memerlukan orang lainnya dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Setiap individu manusia diciptakan dengan kelebihan dan kekurangan masing-masing sehingga diperlukan kerjasama untuk saling melengkapi. Islam menganjurkan umatnya untuk saling tolong- menolong dan membantu dalam kebaikan dan ketakwaan, serta melarang umatnya saling tolong-menolong dalam dosa dan kemungkaran Sebagaimana dalam Q.S Al Ma’idah (5):2 dan Al Anfal (8):1

  ِبﺎَﻘِﻌ ۡﻟٱ ُﺪﯾِﺪَﺷ َ ﱠ ٱ ﱠنِإ َۖ ﱠ ٱ ْاﻮُﻘﱠﺗٱَو ِۚن َٰو ۡﺪُﻌ ۡﻟٱَو ِﻢ ۡﺛِ ۡﻹٱ ﻰَﻠَﻋ ْاﻮُﻧَوﺎَﻌَﺗ َﻻَو ٰۖىَﻮۡﻘﱠﺘﻟٱَو ﱢﺮِﺒ ۡﻟٱ ﻰَﻠَﻋ ْاﻮُﻧَوﺎَﻌَﺗَو Terjemahnya : Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan 4 jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran . 3 َﻦﯿِﻨِﻣ ۡﺆﱡﻣ ﻢُﺘﻨُﻛ نِإ ٓۥُﮫَﻟﻮُﺳَرَو َ ﱠ ٱ ْاﻮُﻌﯿِطَأَو ۖۡﻢُﻜِﻨۡﯿَﺑ َتاَذ ْاﻮُﺤِﻠ ۡﺻَأَو َ ﱠ ٱ ْاﻮُﻘﱠﺗﭑَﻓ

  Kusnadi, Nelayan: Strategi Adaptasi dan Jaringan Sosial, Bandung: Humaniora Utama Press, 2009.h.191. 4 Departemen Agama Republik Indonesia Kitab Suci Al-Qur’an (PT. Karya Toha Putra Semarang) Qs. Al-Maidah ayat 2

  6 Bertaqwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu. dan 5 ta’atlah kepada Allah dan Rasul-Nya jika kamu adalah orang-orang yang beriman .

  Kedua ayat di atas menggambarkan bahwa Allah SWT memerintahkan manusia untuk saling tolong-menolong dalam kebaikan dan senantiasa menjaga hubungan antar sesama manusia agar tercipta kehidupan yang lebih harmonis sehingga dengan tersebut akan meningkatkan solidaritas sosial dalam masyarakat.

  Terkait dengan ayat di atas solidaritas sosial yang terjadi pada Masyarakat Nelayan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba yang mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai nelayan, dalam proses penangkapan ikan masyarakat nelayan saling tolong-menolong dengan cara menagkap ikan secara berkelompok agar mendapatkan hasil yang lebih banyak.

  Dalam aktivitas sehari-hari meraka sering berkumpul bersama terutama terkait dengan hal pekerjaan dari kegiatan penangkapan ikan tersebut kemudian timbul interaksi sosial yang mendalam antara masyarakat yang satu dengan yang lainnya yang berujung pada solidaritas sosial yang di alami oleh masyarakat nelayan kelurahan Bentengge Kecamatan Ujung Bulu Kabupaten Bulukumba. Hal ini yang kemudian menarik perhatian penulis untuk meneliti tentang “Solidaritas Sosial Masyarakat Nelayan dalam Penangkapan Ikan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba ”

5 Departemen Agama Republik Indonesia Kitab Suci Al-Quran (PT. Karya Toha Putra

  Semarang) Qs. Al-Anfal ayat 1

  7

  1. Fokus Penelitian Fokus penelitian pada skripsi ini mengembangkan pada gambaran kelompok nelayan dan bentuk-bentuk solidaritas sosial masyarakat nelayan, di Kelurahan

  Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba.

  2. Deskripsi Fokus Penelitian ini difokuskan pada bentuk-bentuk solidaritas sosial Masyarakat nelayan dalam penangkapan ikan di Kelurahan Bentengnge Kecamatan Ujungbulu

  Kabupaten Bulukumba. Hal ini terjadi dalam kehidupan Masyarakat Kelurahan Bentengnge yang dalam pemenuhan kebutuhan sehari-hari dilakukan dengan mata pencaharian nelayan. Sebagian besar nelayan yang ada di kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba menangkap ikan dengan cara berkelompok. Hal tersebut yang membuat penulis memilih solidaritas sosial masyarakat nelayan dalam penangkapan ikan yang di lakukan oleh masyarakat Kelurahan Bentengnge kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba sebagai pokok permasalahan yang akan penulis teliti.

C. Rumusan Masalah

  Berdasarkan deskripsi latar belakang di atas, maka untuk lebih menfokuskan penelitian ini, perlu merumuskan masalah penelitian. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

  8

  Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba?

  2. Bagaimana bentuk solidaritas sosial masyarakat nelayan dalam penangkapan ikan di Kelurahan Bentengnge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

  Adapun Tujuan dari Penelitian ini adalah:

  1. Untuk mendeskripsikan bagaimana gambaran kelompok nelayan di Kelurahan Bentengnge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba.

  2. Untuk mendeskripsikan bentuk-bentuk solidaritas sosial masyarakat nelayan dalam penangkapan ikan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba. Adapun manfaat yang ingin di dapatkan setelah penelitian ini adalah :

  a. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini dapat dijadikan tambahan referensi dalam pengembangan ilmu pengetahuan sosial terutama sosiologi agama dalam melihat Solidaritas Sosial

  Masyarakat Nelayan dalam penangkapan ikan dan dampak yang diberikan serta sebagai acuan untuk melakukan penelitian selanjutnya.

  b. Manfaat Praktis

  1. Manfaat Bagi Masyarakat Dapat membantu masyarakat untuk menyelesaikan masalah yang timbul dari berbagai kegiatan warga yang dilaksanakan sehingga terbentuk masyarakat yang lebih baik dan harmonis.

  2. Manfaat Bagi Pemerintah Untuk membantu pemerintah dalam membuat suatu kebijakan untuk masyarakat nelayan dengan menggunakan hasil penelitian ini sebagai salah satu acuan.

  9

  Penelitian terkait dengan topik ini tentu sudah pernah dilakukan oleh peneliti- peneliti sebelumnya. Peneliti melakukan telaah pustaka untuk membedakan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya.

  Peneliti juga akan memperjelas posisi penelitian ini dalam tinjauan pustaka ini. Penelitian-penelitian sebelumnya yang didapatkan peneliti :

  1. Skripsi yang ditulis oleh Ari Ardiansyah tahun 2010, Mahasiswa IAIN Sunan Ampel Surabaya Program Studi Ilmu Komunikasi. Judul skripsinya ialah Pengaruh Komunikasi antar Pribadi Terhadap Solidaritas Warga Rumah Susun Penjaringan Rungkut Surabaya. Dalam skripsi tersebut Ari mengkaji dua persoalan yaitu: pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap solidaritas warga rumah susun penjaringan rungkut surabaya. Dan yang kedua ialah seberapa besar tingkat pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap solidaritas

  6 warga rumah susun warga penjaringan rungkut surabaya .

2. Imran Levantri Lesmana meneliti “Studi Solidaritas Sosial kasus Lembaga

  SAR UNHAS”. Penelitian ini menggunakan dasar penelitian survei dengan tipe penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini menjelaskan tentang Solidaritas Sosial Lembaga SAR UNHAS khususnya bentuk-bentuk Solidaritas sosial Lembaga SAR Unhas dan faktor-faktor yang menjadi dasar

  7 solidaritas sosial Lembaga SAR Unhas .

  6 Ari Ardiansyah.2010.”Pengaruh Komunikasi Antar Pribadi Terhadap Solidaritas Warga Rumah Susun Penjaringan Rungkut Surabaya” .(SKRIPSI Program Studi Ilmu Komunikasi, IAIN Sunan Ampel Surabaya) 7 Imran Levantri Lesmana. 2013. “Studi Solidaritas Sosial Kasus Lembaga SAR Unhas”.

  (SKRIPSI Program Sosiologi Fakultas ilmu sosial dan ilmu politik, Universitas Hasanuddin)

  10

  Ampel Surabaya Program Studi sosiologi. Judul skripsinya ialah Konflik sosial, desa kelubuhan kecamatan Sreseh Kabupaten samapang dengan masyarakat nelayan desa sekitar. Dalam skripsi tersebut Achmad Rizal mengkaji dua persoalan yaitu: bagaimana bentuk-bentuk konflik sosial desa kelubuhan kecamatan Sreseh Kabupaten samapang dengan dengan

  8 masyarakat nelayan desa sekitar.

  4. Penelitian keempat oleh Nur Anisa Sapeni meneliti “Solidaritas Sosial Antar Etnik” (Studi Kasus di Desa Pasokan Kecamatan Walea Besar Kabupaten Tojo Una-una). Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan

  jenis penelitian kualitatif Hasil dari penelitian ini menggambarkan Solidaritas

  social antar etnikdi desa Pasokan berbentuk solidaritas social organik- mekanik. Artinya bahwa dikalangan anggota masyarakat desa Pasokan bentuk solidarita syang terbangun adalah solidaritas mekanik. solidaritas mekanik diwujudkan dalam hubungan sesama masyarakat Dan solidaritas organik adanya saling ketergantungan antara etnik yang satu dan lainnya. Dikatakan solidaritas sosial organik-mekanik karena masyarakat desa Pasokansangat beragama terutama berbeda dari agama, suku, budaya dan sebagainya. Solidaritas sosial antar etnik sebagai anggota masyarakat

  9 sangatlah terbangun dengan baik.

  8 Achmad Rizal.2008.”Konflik Sosial Desa Kelubuhan Kec.Streseh Kabupaten Saamapang dengan masyarakat nelayan desa sekitar” .(Skripsi Program Studi Sosiologi IAIN Sunan Ampel Surabaya). 9 Nur AnisaSapeni.“Solidaritas SosialAntar Etnik”(Studi kasus di Desa Pasokan Kecamatan

  

Walea Besar Kabupaten TojoUna-una) . Skripsi, Jurusan Sosiologi, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas

Negeri Gorontalo.

  11

  Masyarakat Nelayan Dusun Kapuran Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif untuk mendeskripsikan karakteristik kebudayaan masyarakat nelayan di Dusun Kapuran Kelurahan Pasar Madang Kecamatan

  

10

Kotaagung Kabupaten Tumanggus .

  Dari beberapa tinjauan pustaka di atas terlihat bahwa penelitian-penelitian tersebut di atas yaitu terfokus pada pengaruh komunikasi antar pribadi terhadap solidaritas warga rumah susun, solidaritas sosial lembaga, konflik sosial, solidaritas antar etnik, dan kehidupan msyarakat nelayan, sedangkan penelitian skripsi ini penulis lebih menfokuskan tentang solidaritas sosial masyarakat nelayan dalam penangkapan ikan di Kelurahan Bentengge Kecamatan Ujungbulu Kabupaten Bulukumba.

10 Raisya Ayuningtyas . “Kehidupan Masyarakat Nelayan Dusun Kapuran Kelurahan Pasar

  Madang Kelurahan Pasar Madang Kecamatan Kotaagung Kabupaten Tanggamus” . FKIP Universitas Lampung

TINJAUAN TEORITIS

  A.Tinjauan Tentang Solidaritas Sosial

  Solidaritas adalah sesuatu yang sangat dibutuhkan oleh sebuah kelompok sosial karena pada dasarnya setiap masyarakat membutuhkan solidaritas. Kelompok- kelompok sosial sebagai tempat berlangsungnya kehidupan bersama masyarakat akan tetap ada dan bertahan ketika dalam kelompok sosial tersebut terdapat rasa solidaritas diantara anggota-anggotanya.

1. Pengertian Solidaritas Sosial

  Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia pengertian kata solidaritas adalah, sifat (perasaan) solider, sifat satu rasa (senasib), perasaan setia kawan yang pada

  11

  suatu kelompok anggota wajib memilikinya . Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia arti kata sosial adalah berkenaan dengan masyarakat, perlu adanya komunikasi dalam usaha menunjang pembangunan, suka memperhatikan

  12 kepentingan umum.

  Solidaritas sosial menunjuk satu keadaan hubungan antar individu atau kelompok yang didasarkan pada perasaan moral dan kepercayaan yang dianut

  13 bersama yang diperkuat oleh pengalaman emosional bersama.

  Solidaritas juga merupakan kesetiakawanan antar anggota kelompok sosial. Terdapatnya solidaritas yang tinggi dalam kelompok tergantung pada kepercayaan 11 12 Kamus Besar Bahasa Indonesia , Depdiknas, 2007 h.1082 13 Kamus Besar Bahasa Indonesia , Depdiknas, 2007 h. 1085 Doyle Paul Johnson, Teori Sosiologi Klasik & Modern Jilid II. Jakarta: Gramedia.

  h.181.1986

  13

  Pembagian tugas dalam kelompok sesuai dengan kecakapan masing-masing anggota dengan keadaan tertentu akan memberikan hasil kerja yang baik. Dengan demikian, akan makin tinggi pula solidaritas kelompok dan makin tinggi pula senseof

  14

belonging . Solidaritas sosial melahirkan persamaan, saling ketergantungan, dan

  pengalaman yang sama merupakan unsur pengikat dalam unit-unit kolektif seperti keluarga, kelompok, dan komunitas.

  Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa solidaritas sosial adalah adanya rasa saling percaya, cita-cita bersama, kesetiakawanan, dan rasa sepenanggungan diantara individu sebagai anggota kelompok karena adanya perasaan emosional dan moral yang dianut bersama. Solidaritas sosial sesungguhnya mengarah pada keakraban atau kekompakan (kohesi) dalam kelompok. Dalam perspektif sosiologi, keakraban hubungan antara kelompok masyarakat itu tidak hanya merupakan alat dalam rangka usaha mencapai atau mewujudkan cita- citanya, akan tetapi justru keakraban hubungan sosial tersebut sekaligus merupakan salah satu tujuan utama dari kehidupan kelompok masyarakat. Keadaan kelompok yang semakin kokoh selanjutnya akan menimbulkan sense of belongingness diantara anggotanya.

  Konsep solidaritas sosial dikenal sebagai konsep sentral Emile Durkheim, dimana solidaritas menekankan pada keadaan hubungan antar individu dan kelompok dan mendasari keterikatan bersama dalam kehidupan dengan didukung nilai-nilai moral dan kepercayaan yang hidup dalam masyarakat. Wujud nyata dalam

14 Huraerah, Abudan Purwanto. Dinamika Kelompok Konsep dan Aplikasi. Jakarta: 2006 h.7

  14

  hubungan antar mereka.

2. Bentuk-Bentuk Solidaritas Sosial

  a. Gotong-Royong Bentuk solidaritas yang banyak kita temui di masyarakat misalnya adalah`gotong-royong. Menurut Hasan Shadily gotong-royong adalah rasa dan pertalian kesosialan yang sangat teguh dan terpelihara. Gotong-royong lebih banyak

  15 dilakukan di desa dari pada di kota diantara anggota-anggota golongan itu sendiri .

  Kolektivitas terlihat dalam ikatan gotong-royong yang menjadi adat masyarakat desa. Gotong-royong menjadi bentuk solidaritas yang sangat umum dan eksistensinya dimasyarakat juga masih sangat terlihat hingga sekarang, bahkan Negara Indonesia ini dikenal sebagai bangsa yang mempunyai jiwa gotong-royong yang tinggi. Gotong- royong masih sangat dirasakan manfaatnya, walaupun kita telah mengalami perkembangan jaman, yang memaksa mengubah pola pikir manusia menjadi pola pikir yang lebih egois, namun pada kenyataanya manusia memang tidak akan pernah bisa untuk hidup sendiri dan selalu membutuhkan bantuan dari orang lain untuk kelangsungan hidupnya di masyarakat.

  b. Kerjasama Selain gotong-royong yang merupakan bentuk dari solidaritas sosial adalah kerjasama. Menurut Hasan Shadily, kerjasama adalah proses terakhir dalam penggabungan. Proses ini menunjukan suatu golongan kelompok dalam hidup dan geraknya sebagai suatu badan dengan golongan kelompok yang lain yang

15 Hasan Shadily. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta. 1993 h.205

  15

  16

  individu lain, atau kelompok dengan kelompok lain sehingga bisa mewujudkan suatu hasil yang dapat dinikmati bersama. Setelah tercapainya penggabungan itu barulah kelompok itu dapat bergerak sebagai suatu badan sosial. Sehingga kerjasama itu diharapkan memberikan suatu manfaat bagi anggota kelompok yang mengikutinya dan tujuan utama dari bekerjasama bisa dirasakan oleh anggota kelompok yang mengikutinya. Kerjasama timbul karena adanya orientasi orang-perseorangan terhadap kelompoknya (yaitu in-group-nya) dan kelompok lainnya (yang merupakan out-group -nya).

3. Teori Solidaritas Sosial Emile Durkheim

  Pembagian kerja memiliki implikasi yang sangat besar terhadap struktur masyarakat. Durkheim sangat tertarik dengan perubahan cara dimana solidaritas sosial terbentuk, dengan kata lain perubahan cara-cara masyarakat bertahan dan bagaimana anggotanya melihat diri mereka sebagai bagian yang utuh.Untuk menyimpulkan perbedaan ini, Durkheim membagi dua tipe solidaritas mekanis dan organis. Masyarakat yang ditandai oleh solidaritas mekanis menjadi satu dan padu karena seluruh orang adalah generalis. Ikatan dalam masyarakat ini terjadi karena mereka terlibat aktivitas dan juga tipe pekerjaan yang sama dan memiliki tanggung jawab yang sama. Sebaliknya, masyarakat yang ditandai oleh solidaritas organis bertahan bersama justru karena adanya perbedaan yang ada didalamnya, dengan fakta bahwa semua orang memiliki pekerjaan dan tanggung jawab yang berbeda-

  17

  beda 16 17 Hasan Shadily. Sosiologi Untuk Masyarakat Indonesia. h.143-145 George Ritzer & Douglas J.Goodman. Teori Sosiologi Modern Jakarta:Kencana Prenada Media

  Group. 2008 h. 90-91

  16

  kolektif yang lebih kuat yaitu pemahaman norma dan kepercayaan bersama. Peningkatan pembagian kerja menyebabkan menyusutnya kesadaran kolektif. Kesadaran kolektif lebih terlihat dalam masyarakat yang ditopang oleh solidaritas mekanik dari pada masyarakat yang ditopang oleh solidaritas organik. Masyarakat modern lebih mungkin bertahan dengan pembagian kerja dan membutuhkan fungsi- fungsi yang dimiliki orang lain dari pada bertahan pada kesadaran kolektif. Oleh karena itu meskipun masyarakat organik memiliki kesadaran kolektif, namun dia

  18 adalah bentuk lemah yang tidak memungkinkan terjadinya perubahan individual.

  Masyarakat yang dibentuk oleh solidaritas mekanik, kesadaran kolektif melingkupi seluruh masyarakat dan seluruh anggotanya, dia sangat diyakini, sangat mendarah daging, dan isinya sangat bersifat religious. Sementara dalam masyarakat yang memiliki solidaritas organik, kesadaran kolektif dibatasi pada sebagian kelompok, tidak dirasakan terlalu mengikat, kurang mendarah daging, dan

  19 isinya hanya kepentingan individu yang lebih tinggi dari pedoman moral.

  Masyarakat yang menganut solidaritas mekanik, yang diutamakan adalah perilaku dan sikap. Perbedaan tidak dibenarkan. Menurut Durkheim, seluruh anggota masyarakat diikat oleh kesadaran kolektif, hati nurani kolektif yaitu suatu kesadaran bersama yang mencakup keseluruhan kepercayaan dan perasaan kelompok, dan

  20 bersifat ekstrim serta memaksa .

  Solidaritas organik merupakan bentuk solidaritas yang mengikat masyarakat kompleks, yaitu masyarakat yang mengenal pembagian kerja yang rinci dan 18 19 George Ritzer & Douglas J.Goodman Teori Sosiologi Modern, h.90-91 20 George Ritzer & Douglas J.Goodman Teori Sosiologi Modern, h.91-92.

  

Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi (edisi Revisi) Jakarta: Lembaga Penerbit Faklutas

Ekonomi Universitas Indonesia. 2004. h.128.

  17

  peran yang berbeda, dan saling ketergantungan seperti pada hubungan antara organisme biologis. Bisa dikatakan bahwa pada solidaritas organik ini menyebabkan masyarakat yang ketergantungan antara yang satu dengan yang lainnya, karena adanya saling ketergantungan ini maka ketidakhadiran pemegang peran tertentu akan mengakibatkan gangguan pada sistem kerja dan kelangsungan hidup masyarakat. Keadaan masyarakat dengan solidaritas organik ini, ikatan utama yang mempersatukan masyarakat bukan lagi kesadaran kolektif melainkan kesepakatan

  21

  yang terjalin diantara berbagai kelompok profesi Berkaitan dengan perkembangan masyarakat, Durkheim melihat bahwa masyarakat berkembang dari masyarakat sederhana menuju masyarakat modern.

  Salah satu komponen utama masyarakat yang menjadi perhatian Durkheim dalam memperhatikan perkembangan masyarakat adalah bentuk solidaritas sosialnya. Masyarakat sederhana memiliki bentuk solidaritas sosial yang berbeda dengan bentuk solidaritas sosial pada masyarakat modern. Pembedaan antara solidaritas mekanik dan organik merupakan salah satu sumbangan Durkheim yang paling terkenal. Jadi berdasarkan bentuknya, solidaritas sosial masyarakat di bedakan menjadi solidaritas sosial mekanik dan solidaritas sosial organik.

  a. Solidaritas Mekanik Dalam masyarakat, manusia hidup bersama dan berinteraksi, sehingga timbul rasa kebersamaan diantara mereka. Rasa kebersamaan yang timbul dalam masyarakat selanjutnya akan menimbulkan perasaan kolektif. Kondisi seperti ini biasanya dijumpai pada masyarakat yang masih sederhana. Belum ada pembagian 21 Kamanto Sunarto. Pengantar Sosiologi (edisi Revisi) h.128. 2004

  18