NILAI - NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT AN-NUR AYAT 30 - 31 SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
NILAI - NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM
AL- QUR’AN SURAT AN-NUR AYAT 30 - 31
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh:
Novi Sumaeya
NIM: 111- – 14 – 066
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI)
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
2018
MOTTO
◼◆ ⧫⬧⧫ ⧫⬧ ⧫ ◆ ◆❑⚫ ⧫ ▪ ⧫◆ ⬧ ⬧
◆☺
“Dan adapun orang-orang yang takut kepada kebesaran Tuhannya dan menahan diri
dari keinginan hawa nafsunya, Maka Sesungguhnya syurgalah tempat tinggal (nya) ”.
(Q.S. an-Naziat: 40-41)
“Sesungguhnya berakhlak mulia bukanlah suatu beban yang berarti. Tetapi
sadarilah, dampaknya sangat besar dalam kehidupan kita. Akhlak adalah sesuatu
yang mudah, serta pekerjaan yang tidak susah. Tetapi ganjarannya adalah surga
tertinggi yaitu Firdaus”.
(Sy aikh Musy’il Abdul Aziz)
PERSEMBAHAN
Yang utama dari segalanya. Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT.taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikan kekuatan, membekali dengan ilmu, serta memperkenalkan penulis dengan cinta, atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Penulis persembahkan dengan cinta dan ketulusan hati karya ilmiah berupa skripsi ini kepada :
1. Kedua orang tua penulis Bapak Abdul Wahid dan Ibu Amiroh tercinta, yang telah mendoakan dan memberi kasih sayang serta pengorbanan selama ini.
2. Adik penulis Ahmad Sulthon Muttaqi, yang telah mendoakan agar selalu tetap semangat dalam menuntut ilmu dan menjalani kehidupan di dunia ini.
3. Keluarga Besar Bani Mukarromah dan Bani Fatimatus Zahra, yang selalu memberikan dorongan serta motivasi kepada penulis agar selalu bersabar dalam menghadapi setiap masalah.
4. Para guru sejak Sekolah Dasar hingga Perguruan Tinggi yang penulis sayangi dan hormati dalam memberikan ilmu dan membimbing dengan penuh kesabaran.
5. Almamater Tercinta Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga yang penulis banggakan.
KATA PENGANTAR
Rasa syukur yang dalam penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat-Nya Penulisan Skripsi ini dapat penulis selesaikan sesuai dengan yang diharapkan. Penulis juga bersyukur atas rizki dan kesehatan yang telah diberikan oleh-Nya sehingga penulis dapat menyusun penulisan skripsi ini.
Sholawat dan salam selalu penulis sanjungkan kepada Nabi, Kekasih, Spirit Perubahan, Rasullah Muhammad SAW beserta segenap keluarga dan para sahabat- sahabatnya, syafa’at beliau sangat penulis nantikan di hari pembalasan nanti.
Karena itulah penulis mengucapkan penghargaan yang setinggi-tingginya, ungkapan terima kasih kadang tak bisa mewakili kata-kata, namun perlu kiranya penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1.
Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd., selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku Ketua Prodi PAI FTIK IAIN Salatiga.
4. Bapak Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag., selaku Dosen Pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini. Kebaikan bapak dalam segala hal akan selalu terkenang bagi penulis. Semoga keberkahan hidup senantiasa mengiringi, dan senantiasa berada dalam lindungan-Nya.
5. Bapak Drs. Nasafi, M.Pd.I., selaku Dosen Pembimbing Akademik yang dengan penuh perhatian telah memberikan bimbingan, arahan, dan motivasi serta ilmu pengetahuan kepada penulis selama masa perkuliahan
6. Bapak dan Ibu Dosen FTIK IAIN Salatiga yang telah mendidik penulis sehingga berakhirnya penyusunan skripsi ini. Semoga ilmu yang bapak dan ibu berikan mendapat keberkahan dari Allah Swt 7. Staf dan Karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan kemudahan dalam membuat surat-surat dan telah membantu penulis dalam menyediakan serta memberikan pinjaman literatur yang penulis butuhkan.
8. Guru-guru yang memberikan pengetahuannya kepada penulis, semoga Allah SWT membalasnya dengan menempatkan kalian ditempat yang layak dan dibalas dengan penuh kasih sayang-Nya.
9. Teman-teman seperjuangan Jurusan Pendidikan Agama Islam angkatan 2014 khususnya kelas B. Spesial untuk Hima, Maun, Alfin, Fitri, Zum, Ma’e, kesuksesan menyertai kalian dan senantiasa dinaungi keberkahan dan lindungan Allah Swt. Terima kasih telah menjadi teman, sahabat, saudara, sekaligus keluarga yang selalu memberikan nasihat, canda tawa dan kebersamaan dengan kalian kelak akan dirindukan penulis.
10. Teman – teman HMJ PAI 2016 yang tidak bisa disebutkan satu persatu.
Karena kalian, penulis mendapatkan banyak pengalaman yang sangat berharga.
11. Teman – teman PPL SMP N 6 Salatiga : Wahyu, Eka, Trisna, Kiki, Afi, Diana, Sania, Sholikah, Dewangga, Husain. kerja keras kalian tidak akan penulis lupakan. Semoga kelak menjadi pendidik yang hebat dan profesional.
12. Teman – teman KKN posko 92 Brojo, Kalimati, Juwangi : Fitri, Dhini, Lala,
Surainee, Ima, Mbak Intan, Azidar, Pak Repto. Kekonyolan, kebersamaan, kekeluargaan dan kekompakan kalian yang tak akan pernah penulis lupakan.
Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.
Dalam penulisan skripsi ini apabila banyak kekeliruan, kekurangan dan kesalahan, itu semua karena keterbatasan kemampuan penulis, untuk itu pula kritik dan saran yang konstruktif akan penulis terima dengan senang hati. bagi penulis sendiri dan umumnya bagi pembaca.
Salatiga, 21 Juli 2018 Penulis Novi Sumaeya
NIM :111
- –14-066
ABSTRAK
Sumaeya, Novi. 2018 . Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam al-
Qur’an Surat an-Nur ayat 30-31. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan
Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Prof. Dr. Budihardjo, M.Ag.
Kata kunci : Nilai, Pendidikan, Akhlak, al-
Qur’an
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Bagaimana tafsir al- Qur’an dalam surat an-Nur ayat 30-31? (2) Bagaimana pendidikan akhlak dalam al- Qur’an surat an-Nur ayat 30-31 dan implementasi dalam pendidikan karakter ?
Penelitian ini merupakan penelitian literatur atau naskah dengan mengambil naskah surat an-Nur ayat 30-31. Metode yang digunakan adalah metode Tahlili (Analisis), dengan pendekatan kualitatif .
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) tafsir al- Qur’an surat an-Nur ayat
30-31 : ayat 30 menjelaskan tentang orang-orang yang beriman hendaknya menahan pandangan dari apa yang diharamkan dan memelihara kemaluan dari hal-hal yang diharamkan. Ayat 31 menjelaskan tentang menahan pandangan dan menjaga
mahram , dan jangan memukulkan kaki ketika berjalan (2) Bagaimana pendidikan
akhlak dalam al- Qur’an surat an-Nur ayat 30-31 dan implementasi dalam pendidikan karakter. Nilai-nilai pendidikan ahklak yang terkandung dalam QS. an-Nur ayat 30- 31antara lain: (a) menahan pandangan, (b) menjaga kehormatan, (c) batasan ukuran perhiasan yang boleh ditampakkan kaum perempuan kepada kaum laki-laki, (d) perintah berkerudung/berjilbab, (e) kepada siapa perempuan boleh menampakkan perhiasan, (f) menyembunyikan perhiasan yang berada di kakinya. Implementasi pendidikan ahklak yang terkandung dalam QS. an-Nur ayat 30-31 dalam pendidikan karakter antara lain : (a) menahan pandangan : memelihara sopan santun dengan menjauhkan diri dari sesuatu yang berlainan dengan etika, (b) menjaga kehormatan: Mengendalikan dan membentengi diri dari hal-hal yang justru akan merugikan diri sendiri , (c) batasan ukuran perhiasan yang boleh ditampakkan kaum perempuan kepada kaum laki-laki: Menanamkan keimanan yang kuat serta mengajak kepada hal- hal yang bersifat membangun dan bermanfaat , (d) perintah berkerudung/berjilbab : membiasakan berkerudung sejak dini agar perempuan lebih mudah dikenali , (e) kepada siapa perempuan boleh menampakkan perhiasan: Menghindarkan dari berduaan di tempat sepi, tidak bergandengan tangan, dan atau bersalaman dengan lawan jenis , (f) menyembunyikan perhiasan yang berada di kakinya: Memperhatikan kesucian diri dan menghindar dari hal-hal yang justru akan mengobarkan api syahwat dalam diri laki-laki.
DAFTAR ISI
JUDUL …………………………………………………………………………… i LEMBAR BERLOGO ………………………………………………………….. iiPERSETUJUAN PEMBIMBING ………………………...…………………… iii
PENGESAHAN KELULUSAN ……………………………………………..… iv PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN …………………………………..…. v MOTTO ……………………………………………………………………....… vi PERSEMBAHAN …………………………………………………..…………. vii KATA PENGANTAR …………………………………………...……………. viii ABSTRAK ……………………………………………………………………… xi DAFTAR ISI …………………………………………………………………… xii DAFTAR LAMPIRAN ………………………………………………………... xvBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ………………………………………………... 1 B. Rumusan Masalah …………………………………………………….... 5 C. Tujuan Penelitian ………………………………………………………. 6 D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………... 6 E. Penegasan Istilah ………………………………………………………. 7 F. Metode Penelitian ……………………………………………………… 11 G. Kajian Pustaka …………………………………………………………. 13 H. Sistematika Penulisan ………………………………………………….. 16
BAB II RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AKHLAK A. Nilai-Nilai pendidikan akhlak ……………………………………………. 18 1. Pengertian Nilai ……………………………………………………….. 18 2. Pengertian Akhlak ……………………………………………..……… 20 3. Macam-Macam Akhlak ……………………………………..………… 21 4. Kedudukan Akhlak ………………………………………..…………... 26 B. Pendidikan Akhlak ………………………………………….…………….. 27 1. Pengertian Pendidikan Akhlak ……………………….……………….. 27 2. Dasar Pendidikan Akhlak ………………………….………………….. 29 3. Tujuan Pendidikan Akhlak ……………………….…………………… 32 C. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak …….………….……………………... 33 BAB III TAFSIR SURAT AN-NUR AYAT 30-31 1. Jenis Tafsir …………………………………………………………… 42 2. Kisah Nabi Dawud AS ……………………………………………….. 44 3. Asbab An-Nuzul Surat an-Nur ………………………………………... 45 4. Tafsir Surat an-Nur ayat 30-31 ………………………………………. 49 a. Surat an-Nur ayat 30 ……………………………………………... 49 b. Surat an-Nur ayat 31 ……...……………………………………… 54 BAB IV NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL- QUR’AN SURAT AN-NUR AYAT 30-31 A. Analisis Nilai Nilai Akhlak Dalam Surat an-Nur Ayat 30-31
1. Nilai Akhlak QS. an-Nur Ayat 30 ………………………………….. 64 2.
Nilai Akhlak QS. An-Nur Ayat 31 …………………………………. 68 B. Implementasi pendidikan Akhlak dalam Surat an-Nur Ayat 30-31
Dalam Pendidikan Karakter ………………………………………….…. 77
BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ……………………………………………………………. 87 B. Saran-Saran ……………………………………………………………. 89 C. Penutup ……………………………………………………………...… 90 DAFTAR PUSTAKA RIWAYAT HIDUP PENULIS LAMPIRAN - LAMPIRAN
DAFTAR LAMPIRAN 1.
Daftar Riwayat Hidup Penulis 2. Daftar SKK 3. Nota pembimbing 4. Lembar Konsultasi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Allah menurunkan al- Qur’an kepada Nabi Muhammad SAW kurang lebih
selama 22 tahun 2 bulan dan 22 hari dalam dua fase, yaitu 13 tahun pada fase sebelum beliau hijrah ke Makkah, dan 10 tahun pada fase sesudah hijrah ke Madinah ( Tadjab dkk, 1994: 89). Ayat-ayat yang turun pada periode pertama dinamai ayat-ayat Makiyyah, dan ayat-ayat yang turun pada periode kedua dinamai ayat-ayat Madaniyyah.
Al- Qur’an membahas semua nilai-nilai akhlak tanpa terkecuali. Ayat-ayat
Setiap dimensi yang berkaitan dengan akhlak terdapat di dalamnya baik berbentuk perintah, larangan, maupun berbentuk anjuran, baik mengenai akhlak terpuji maupun mengenai akhlak tercela (Ali, 1995: 173).
Tujuan dari al- Qur’an itu sendiri adalah untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam menjalani hidup dan kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat (Ali, 2008: 93).
Nilai adalah sesuatu yang memberi makna pada hidup. Nilai merupakan sesuatu yang dijunjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai sendiri lebih dari sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut pola pikir dan tindakan. Sehingga ada hubungan yang sangat erat kaitannya nilai dengan etika. Nilai juga selalu berhubungan dengan kebaikan, kebajikan dan keluhuran budi serta akan menjadi sesuatu yang dihargai dan dijunjung tinggi serta dikejar oleh seseorang sehingga ia merasakan adanya suatu kepuasan dan ia merasa menjadi manusia yang sebenarnya (Adisusilo, 2013: 56).
Pendidikan adalah segala sesuatu dalam kehidupan yang memengaruhi pembentukan berfikir dan bertindak individu. Kurun waktu kehidupan yang panjang dan saling berkaitan dengan perubahan-perubahan cara berfikir masyarakat juga turut menjadi pembentuk seorang individu. Pendidikan merupakan proses tanpa akhir yang diupayakan oleh siapapun, terutama sebagai dan ilmu pengetahuan, pendidikan telah ada seiring dengan lahirnya peradaban manusia. Dalam hal inilah, letak pendidikan dalam masyarakat sebenarnya mengikuti perkembangan corak sejarah manusia (Soyomukti, 2010: 28).
Melihat betapa pendidikan memegang peranan yang penting dalam menentukan moral bangsa, maka tidak dapat disalahkan apabila pendidikan yang gagal merupakan penyebab terjadinya perubahan moral. Pendidik akhlak sangat penting supaya orang mewajibkan dirinya melakukan perbuatan baik bagi umum yang selalu diperhatikan olehnya dan dijadikan tujuan yang harus dikejarnya sehingga mendapatkan hasil. Sehingga setiap orang dapat memilih menurut apa yang sesuai dengan keinginannya (Amin, 1983: 66).
Islam mengajarkan kepada pemeluknya agar dapat bermuamalah dengan adab dan akhlak yang baik, akhlak yang terpuji bagi seorang muslim mempunyai kedudukan yang sangat penting. Bahkan salah satu risalah yang diemban nabi Muhammad SAW adalah menyempurnakan akhlak. Ini semua karena beliau seorang yang diakui kebaikan akhlaknya oleh Allah SWT dan manusia. Firman Allah dalam al-
Qur’an surat al-Qalam ayat 4, yang berbunyi : →⧫ ➔ ◼➔⬧ ◆
“Dan sesungguhnya kamu benar-benar memiliki budi pekerti yang agung”(Q.S.
Al-Qalam: 4).
Akhlak adalah bentuk jamak dari kata khulk yang berarti budi pekerti, perangai tingkah laku atau tabiat. Pada hakikatnya akhlak adalah suatu kondisi atau sifat yang telah meresap dalam jiwa dan menjadi kepribadian hingga dari situ timbul lah berbagai macam perbuatan dengan cara spontan tanpa dibuat-buat dan tanpa pemikiran. Akhlak sendiri dibawa manusia sejak lahir yang tertanam dalam jiwanya dan selalu ada padanya. Sifat itu dapat lahir berupa perbuatan baik, disebut akhlak yang mulia atau perbuatan buruk disebut akhlak yang tercela sesuai dengan pembinaannya (Asmaran, 2002: 3).
Akhlak sangat penting bagi manusia. Pentingnya akhlak ini tidak saja dirasakan oleh manusia dalam kehidupan perseorangan, tetapi juga dalam kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat, bahkan juga dirasakan dalam kehidupan berbangsa atau bernegara. Akhlak adalah mustika hidup yang membedakan makhluk manusia dari makhluk hewani. Manusia tanpa akhlak adalah manusia yang telah “membinatang” dan sangat berbahaya. Manusia akan lebih jahat dan lebih buas daripada binatang buas sendiri. Dengan demikian, jika akhlak telah lenyap dari diri masing-masing manusia, kehidupan ini akan kacau balau, masyarakat menjadi berantakan. Begitu banyaknya hal yang dapat menyebabkan kemerosotan akhlak (dekadensi moral) yang dapat menimbulkan akhlak buruk atau perilaku tercela (Zahruddin dan Hasanuddin, 2004: 14-15).
Oleh karena itu kita sebagai manusia harus berusaha semaksimal mungkin untuk mencapai akhlak yang baik. Salah satunya dengan mengkaji al- Qur’an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Karena sumber daripada pendidikan akhlak adalah al-
Qur’an dan Hadits. Secara garis besar, akhlak dibagi dalam dua kategori, yaitu akhlak segala macam sikap dan tingkah laku yang baik (terpuji). Sedangkan akhlak
mazmumah adalah segala macam sikap dan tingkah laku yang buruk (tercela)
(Didiek dan Sarjuni, 2012: 224).Tujuan utama pendidikan akhlak adalah agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus, jalan yang telah digariskan oleh Allah. Inilah yang akan mengantar manusia kepada kebahagiaan di dunia dan akhirat. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam al- Qur’an dan As-Sunnah.
Adapun alasan peneliti mengambil surat an-Nur ayat 30-31 bahwa di dalam surat ini diceritakan sosok Nabi Dawud yang pernah mendapatkan celaan dari Allah karena melakukan perbuatan tidak terpuji yang disebabkan memandang. Ayat ini pula diperintahkan untuk mengalihkan arah pandangan serta menatap sesuatu yang terlarang atau kurang baik. Selain itu pula larangan juga untuk melakukan sesuatu yang dapat menarik perhatian lawan jenis.
Diharapkan para pendidik mampu mengaplikasikan dalam diri mereka dan memberi contoh yang baik terhadap peserta didik. Mengingat jaman modern sekarang ini banyak sekali kasus yang merugikan kaum perempuan dikarenakan perbuatan ataupun penampilan yang mereka kenakan.
Dari paparan di atas penulis merasa tertarik membahas masalah tersebut di atas . Maka, dalam hal ini penulis ingin menyusun skripsi dengan judul “NILAI - NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT AN- ”.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas, pokok permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Bagaimana tafsir al-Qur’an dalam surat an-Nur ayat 30-31 ? 2.
Bagaimana pendidikan akhlak dalam al-Qur-an surat an-Nur ayat 30-31 dan Implementasi dalam pendidikan karakter? C.
Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah : 1.
Mengetahui bagaimana tafsir al-Qur’an dalam surat an-Nur ayat 30-31 2. Mengetahui bagaimana pendidikan akhlak yang terdapat dalam al-Qur’an surat an-Nur ayar 30-31 dan Implementasi dalam pendidikan karakter.
D. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi beberapa manfaat, baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu :
1. Manfaat Teoritis
Memberi sumbangan pemikir bagi ilmu pendidikan islam pada umumnya dan pendidikan akhlak pada khususnya terutama mengenai konsep pendidikan akhlak dalam al-
Qur’an dan pendidikan akhlak yang terkandung 2.
Manfaat Praktis Memberi masukan kepada pendidik, pemikir dimasa mendatang atau manusia seluruhnya dalam mensosialisasikan pendidikan akhlak di masyarakat sesuai dengan aturan ajaran agama islam. Sehingga tujuan pendidikan akhlak dapat tercapai yaitu akhlak-akhlak yang mulia.
E. Penegasan Istilah
Untuk menghindari adanya kemungkinan penafsiran yang salah tentang istilah-istilah yang digunakan dalam judul penelitian, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini, antara lain: 1.
Nilai Nilai berasal dari bahasa latin
Vale’re yang artinya berguna, mampu
akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat (Adisusilo, 2013: 56).
Nilai adalah konsep abstrak di dalam diri manusia atas masyarakat dan salah. Nilai mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari (Muhaimin dan Mujib, 1993: 110).
Jadi nilai dapat diartikan sebagai sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.
2. Pendidikan Akhlak
Pendidikan berasal dari bahasa Yunani paedagogy, Yang mengandung makna seorang anak yang pergi dan pulang sekolah diantar seorang pelayan. Sedangkan pelayan yang mengantar dan menjemput dinamakan paedagogos (Suwarno, 19: 2006).
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya (UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional). Sehingga akan terwujudnya perkembangan kapasitas intelekutual dan berbagai keterampilan fisik.
Kata “akhlak” (akhlaq) berasal dari bahasa arab, merupakan bentuk jamak dari khuluq yang menurut bahasa berarti budi pekerti, perangai, tingkah laku, atau tabiat. Kata tersebut mengandung segi persesuaian dengan kata “khalq” yang berarti kejadian. Ibnu ‘Athir menjelaskan bahwa khuluq itu adalah gambaran batin manusia yang sebenarnya, sedang khalq merupakan gambaran bentuk jasmaninya (Supadie, 2012: 216). oleh seorang pendidik untuk membentuk kepribadian yang baik pada seorang anak didik baik dari segi jasmani maupun rohani, sehingga terbentuk manusia yang taat kepada Allah.
.
3. Al-Qur’an
Ditinjau dari bahasa, al- Qur’an berasal dari bahasa Arab, yaitu bentuk jamak dari kata benda (masdar) dari kata
qara’a – yaqra’u – qur’anan
( انارق ـ أرقيـ أرق) yang berarti bacaan atau sesuatu yang dibaca berulang-ulang (Yunus, 2010: 335).
Sedangkan dalam pandangan yang lain , secara bahasa diambil dari
)
- ’a- yaqrau – qiraatan – wa qur’anan ( ًنَأرُق و َأرق – ًةأرق
- – kata: qara
ُأرقَي yang berarti sesuatu yang dibaca. Arti ini mempunyai makna anjuran kepada umat Islam untuk membaca al-Quran. Al-Quran juga bentuk mashdar dari ةارقلا yang berarti menghimpun dan mengumpulkan. Dikatakan demikian sebab seolah olah al-Qur
’an menghimpun beberapa huruf, kata, dan kalimat secara tertib sehingga tersusun rapi dan benar.
Sedangkan secara epistimologi, al-Qur'an adalah firman-firman Allah yang diturunkan kepada Muhammad Rasulullah, dengan perantaraan malaikat Jibril untuk dibaca, dipahami, dan diamalkan sebagai petunjuk atau pedoman hidup bagi umat manusia (Http://pengkajian al-Qur'an sebagai petunjuk dan manusia.html.13.00.12072018).
Al- Qur’an membahas segala hal yang berhubungan dengan kehidupan manusia secara global. Al-
Qur’an juga telah mengumumkan bahwa setiap orang mukmin yang melakukan amal kebaikan dan berakhlak mulia sebagaimana diajarkan al-
Qur’an akan mendapatkan pahala dari Allah. Begitu juga sebaliknya orang yang melakukan kejahatan , mengikuti setan dan berperilaku buruk maka Allah akan memberika hukuman dan siksa kepadanya (Ali, 2004:172). An-Nur adalah Surat yang terdiri atas 64 ayat, dan termasuk golongan surat Madaniyyah. Dinamai an-Nur yang berarti Cahaya, di ambil dari kata an- Nuur yang terdapat pada ayat ke 35. Dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan tentang Nuur Ilahi, yakni al-Quran yang mengandung petunjuk- petunjuk. Petunjuk-petunjuk Allah itu, merupakan cahaya yang terang benderang menerangi alam semesta. Surat ini sebagian besar isinya memuat petunjuk- petunjuk Allah yang berhubungan dengan soal kemasyarakatan dan rumah tangga.
Dalam surat an-Nur ayat 30-31 ini mengajarkan manusia agar menjaga pandangan dan menutup aurat mereka yang lebih pada penekanan pendidikan akhlak dan tauhid. Adapun Q.S. an-Nur ayat 30-31 tersebut yaitu :
❑⧫ ✓⬧☺ ➔ ❑→⧫⬧◆ ⚫ ⬧ ⬧ ➔ ☺ ➔◆ ⧫❑➔⧫ →⧫ ◆⬧☺ →⧫⬧◆ ◆ ➔ ⧫⬧ ⧫ ⧫⧫ ◼⧫ ☺➔ ⧫➢◆◆ ◆ ❑ ⬧❑➔ ⧫⧫ ⧫◆ ⧫◆ ⬧❑➔ ⬧❑➔ ⧫ ◆❑ ⧫ ◆❑ ◆❑ ☺ ⬧◼⧫ ⧫ ✓➔ ⧫
⬧ ◆❑⧫ ◼⧫ →⧫ ⧫➢ ◆ ⧫ ◼➔ ⧫ ⧫✓ ➔⬧ ◼ ❑❑➔◆ ➔⬧ ❑⬧☺ ⧫
❑⬧➔
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandanganya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang mereka perbuat". “Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka Menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedadanya, dan janganlah Menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak- budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. dan janganlah mereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, Hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung
”.
Penulis membatasi surat an-Nur beberapa ayat, dalam hal ini yang dimaksud adalah ayat 30-31 karena ayat tersebut ada kaitannya dengan pendidikan akhlak.
F. Metode Penelitian 1.
Jenis penelitian Penulisan skripsi ini penulis menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research), karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka (Sutrisno, 1981: 9). Penelitian kepustakaan adalah penelitian dengan mencari dan membandingkan naskah atau pendapat para ahli tafsir dan ahli pendidikan akhlak.
2. Sumber Data Sumber data di sini penulis golongkan menjadi dua macam yaitu : a. Sumber Data Primer
Yang dimaksud sumber data primer disini kitab-kitab tafsir, al- Qur’an yang membahas pokok permasalahan secara langsung yang dijadikan acuan penulis untuk membuat skripsi.
Sumber Data Sekunder Sumber data sekunder yang penulis maksud adalah buku-buku yang membahas pokok permasalahan secara tidak langsung. Adapun sumber data sekunder dalam penelitian ini adalah buku-buku karangan ilmiah, majalah, artikel yang berhubungan dengan pokok permasalahan.
3. Metode Analisis Data Dalam penelitian ini penulis menggunakan atau mengadakan penelitian kepustakaan (library research), maka metode yang digunakan untuk membahas sekaligus sebagai kerangka pikir pada penelitian adalah metode tafsir Tahlili (analisis) yaitu metode yang berupa menafsirkan ayat demi ayat al-
Qur’an dari setiap-setiap surat dalam al-Qur’an dengan seperangkat alat-alat penafsiran yang di antaranya ada (asbabun-
nuzul,munasabat,nasikh-mansukh dan lain-lain ) dalam al-
Qur’an (Depag RI, 2009: 68 ).
Kemudian ia menentukan ayat-ayat itu sesuai dengan masa turunnya, mengemukakan sebab turunnya sepanjang hal itu dimungkinkan (jika ayat- ayat itu turun karena sebab tertentu), mengkaji terhadap seluruh segi dan apa yang dapat diistimbatkan darinya, segi
I’rabnya, unsur-unsur balaghahnya,
segi-segi
I’jaznya (kemu’jizatannya) dan lain-lain. Namun penulis hanya
membatasi dua ayat saja dalam pembahasan ini, yaitu dalam surat an-Nur ayat 30-31. ayat-ayat tentang pendidikan akhlak cukup banyak tersebut baik ditengah- tengah surat Makiyyah maupun Madaniyyah.
Seorang Penafsir dapat mengikuti runtutan ayat yang sudah tersusun dengan mengemukakan munasabah dan asbabun nuzul dan dalil-dalil yang relevan mengenai pendidikan akhlak, lalu menjelaskannya dan menarik kesimpulan makna yang dimaksud dengan yang memperkuat ide atau pendidikan akhlak berdasarkan argumentasi yang jelas.
G. Kajian Pustaka
Fungsi kajian pustaka adalah untuk mengemukakan hasil-hasil penelitian dahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan. Adapun beberapa penelitian yang dilakukan dan sejauh ini telah penulis ketahui adalah sebagai berikut :
1. Khifdhotul Kholifah, IAIN Salatiga, jurusan PAI (2012) dengan judul skripsi
“nilai-nilai pendidikan akhlak dalam al-Qur’an Surat Ali Imron ayat 159- 160”, menyimpulkan bahwa Nabi Muhammad SAW merupakan sosok pribadi yang luhur dan berakhlak mulia. Beliau tidak bersikap dan berperilaku keras serta berhati kasar. Justru beliau adalah orang yang berhati lembut dan berperilaku baik yang diridhoi Allah. Selain itu dalam pergaulan Nabi Muhammad SAW senantiasa memberi maaf kepada orang yang telah berbuat salah. Khususnya terhadap para sahabatnya yang telah melakukan terhadap kesalahan mereka dan bermusyawarah dalam hal-hal yang perlu di musyawarahkan untuk melaksanakan tekadnya. Khususnya hasil masyarakat rasulullah selalu tawakkal kepada Allah SWT. Nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam QS. Ali Imron ayat 159-160 sebagai berikut: a) sikap lemah lembut terhadap sesama, b) memberikan maaf kepada orang lain, c) bermusyawarah, d) bertawakkal dengan sabar serta berusaha/ikhtiar.
2. Umi Rochmatul Ummah, IAIN Salatiga jurusan PAI (2012) dengan judul skripsi “nilai-nilai pendidikan akhlak dalam Surat Al-Furqon ayat 63-67”, menyimpulkan bahwa surat al-Furqon mengacu pada bagaimana penggambaran akhlak Rasululah Muhammad SAW yang selalu memajukan sifat halus, tenang, langkahnya lebar tanpa tergesa-gesa ketika berjalan dalam keadaan yang menanjak ataupun jalan yang banyak rintangan . beliau berjalan seolah-olah berjalan pada jalan yang menurun. Tidak sedikit umat yang mengikuti ajaran rasulullah karena keteladanan sifat yang ditunjukkan beliau dalam berinteraksi social dan bentuk toleransi yang baik. Nilai-nilai yang terkandung dalam surat al-Furqon ayat 63-67 adalah sebagai berikut : a) menjalankan aturan yang telah dibuat dan disepakati seperti disiplin berlalu lintas dan penghormatan terhadap rambu-rambunya, b) pengabdian seorang hamba kepada tuhanNya, c) Muhasabah (intropeksi diri), d) hidup dalam keseimbangan penafkahan harta.
3. Siti Nurismawandari, STAIN Salatiga, jurusan PAI (2012), dengan judul skripsi “pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an dalam surat Luqman ayat 12- 19”. Menceritakan kisah hidup seorang hamba Allah yang bernama Luqman terkenal dengan sebutan Al-Hakim yang merupakan seorang yang bijaksana, berilmu pengetahuan, pemahaman, perkataan, serta perbuatan, sehingga dapat mebgendalikan diri dari perbuatan jahat, dan bisa menempati sesuatu pada tempatnya. Luqman bukan seorang nabi, tetapi ia seorang hamba Allah yang banyak berbuat kebajikan , dan keyakinannya yang lurus, adapun pendidikan Luqman dalam mendidik anaknya antara lain: a) pendidikan bersyukur, b) pendidikan keimanan, c) pendidikan untuk berbakti kepada orang tua, d) pendidikan intelektual, e) pendidikan sholat, f) larangan takabur atau sombong.
4. Siti Aminah, STAIN Salatiga, Jurusan PAI (2012) dengan judul skripsi
“nilai-nilai pendidikan akhlak dalam al-Qur’an surat An-Nur ayat 58-61” menyimpulkan bahwa akhlak yang seharusnya dimiliki oleh seseorang dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari sangat jarang diperhatikan, karena budaya hidup sekarang ini sudah terperdaya oleh kecanggihan teknologi dan sangat jarang dari generasi sekarang yang memperhatikan mengenai pendidikan akhlak. Adapun nilai-nilai pendidikan akhlak yang terdapat dalam surat an-Nur ayat 58-61 sebagai berikut : a) Etika meminta izin, b) Hukum menanggalkan sebagian pakaian luarnya bagi perempuan tua, c) Kemudahan bagi orang sakit untuk makan bersama kerabatnya serta anjuran mengucapkan salam. skripsi yang membahas tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalam al- Qur’an surat an-Nur ayat 30-31 belumlah ada yang membahasnya. Dari hal inilah, penulis akan mencoba memaparkan dan menganalisis tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang ada pada al-
Qur’an Surat an-Nur ayat 30-31 , dimana di dalamnya terdapat perintah untuk menghindari syahwat, menutup aurat, serta larangan menonjolkan segala aktifitas yang dapat menimbulkan rangsangan kepada selain suami. Dan tentunya akan dikaji dengan tafsir secara Tahlili (analisis).
H. Sistematika Penelitian
Untuk mendapatkan pemahaman yang komprehensif dan menyeluruh maka diperlukan sebuah sistematika penulisan yang runtut dari satu bab ke bab yang selanjutnya. Sistematika sendiri memiliki arti suatu tata urutan yang saling berkaitan, saling berhubungan, dan saling melengkapi. Adapun sistematika penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
Bab I pendahuluan akan dipaparkan tentang latar belakang masalah,
rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, penegasan istilah, metode penelitian, kajian pustaka, dan sistematika penulisan.
Bab II akan dikemukakan tentang pendidikan akhlak dalam al-
Qur’anyang meliputi: nilai, pengertian akhlak, macam-macam akhlak, kedudukan akhlak, pengertian pendidikan akhlak, dasar pendidikan akhlak, tujuan pendidikan
Bab III dikemukakan tentang tafsir al - Q ur’an surat an-Nur ayat 30-31
yang sebelumnya juga dikemukakan jenis tafsir, asbabun nuzul surat an-Nur , baru kemudian analisis surat an-Nur ayat 30-31.
Bab IV akan dikemukakan tentang pendidikan akhlak yang terdapat dalam surat an-Nur ayat 30-31 dan implementasinya dalam pendidikan karakter. Bab V akan dikemukakan tentang penutup, berisi tentang kesimpulan, saran-saran, dan penutup.
BAB II LANDASAN TEORI RUANG LINGKUP PENDIDIKAN AKHLAK A. Nilai – Nilai Pendidikan Akhlak 1. Pengertian Nilai Nilai berasal dari bahasa latin Vale’re yang artinya berguna, mampu
akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang
Menurut Khazim, nilai diartikan sebagai kumpulan dari ukuran- ukuran, orientasi, dan teladan luhur, yang selaras dengan akidah yang diyakini seseorang dan tidak bertentangan dengan perilaku masyarakat (Murshafi: 2009: 95).
Nilai adalah konsep abstrak di dalam diri manusia atas masyarakat mengenai hal-hal yang dianggap baik, benar, dan hal-hal yang dianggap buruk dan salah. Nilai mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari (Muhaimin dan Abdul, 1993: 110).
Dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu sudut pandang yang bersifat abstrak, tentang baik buruknya suatu hal sebagai bentuk kesadaran yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian menunjukkan bahwa nilai bersifat subyektif, artinya nilai menurut masyarakat satu belum tentu dapat diterapkan untuk masyarakat lainnya.
2. Pengertian Akhlak
Secara bahasa “akhlak” berasal dari bahasa Arab yang merupakan jamak dari bentuk tunggal khuluk ( قُلُخ) yang berarti perilaku, baik itu perilaku terpuji maupun perilaku tercela. Kata akhlak jika diuraikan secara bahasa berasal dari rangkaian huruf kha-la-qa ( ) jika digabung menjadi
َق َل َخ – – َقَلَخ) yang berarti menciptakan. Ini mengingatkan manusia pada kata
khaliq ( قِلَخ) yaitu Allah SWT (Ahmadi, 2004: 13).
Al-Ghazali menyebutkan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan. Sedangkan Abdullah Darraz mengemukakan bahwa akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap yang membawa kecenderungan kepada pemilihan pada pihak yang benar (akhlak yang baik) atau pihak yang jahat (akhlak yang buruk) itu sendiri (Didiek dan Sarjuni, 2012: 216).
Pendapat Al-Jurjani mendefinisikan akhlak dalam bukunya at-
Ta’rifat