NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT AN-NUR AYAT 58, 59, 60 DAN 61 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM AL- QUR’AN

  

SURAT AN-NUR AYAT 58, 59, 60 DAN 61

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

SITI AMINAH

NIM 11112113

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM AL- QUR’AN

  

SURAT AN-NUR AYAT 58, 59, 60 DAN 61

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh:

SITI AMINAH

NIM 11112113

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2017

  MOTTO

              

  

  Artinya:” Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah

  .” (Q.S. al-Ahzab 21)

  v

  

PERSEMBAHAN

  Yang utama dari segalanya. Sembah sujud serta syukur kepada Allah SWT. taburan cinta dan kasih sayang-Mu telah memberikanku kekuatan, membekaliku dengan ilmu, serta memperkenalkanku dengan cinta, atas karunia serta kemudahan yang Engkau berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan.

  Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang yang telah membantu mewujudkan mimpiku:

  1. Kedua orangtuaku, Bapak Ahmad Yani dan Ibu Mahmudah yang tiada pernah hentinya selama ini memberiku semangat, doa, dorongan, nasehat, dan kasih syang serta pengorbanan yang tak tergantikan hingga aku selalu kuat menjalani rintangan yang ada di depanku.

  2. Suamiku, Dwi Susanto yang selalu memberiku motivasi, arahan dan nasihatnya.

  3. Putraku tersayang, Muhammad Danish Akmal yang telah memberiku tawa kebahagiaan sehingga timbullah motivasi yang sangat luar biasa untuk mengarungi perjalanan hidupku dan mewujudkan mimpiku.

  4. Kedua mertuaku, Bapak Koderi dan Ibu Sariyah yang senantiasa memberikan motivasi dan doanya.

  5. Keluarga besarku yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu untuk dorongan, nasihat dan seluruh bantuannya.

  

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

  Bismillahirrahmaanirrahiim, segala puji dan syukur senantiasa penulis

  haturkan kepada Allah SWT. atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian skripsi ini dengan baik. Sholawat serta salam senantiasa tercurahkan baginda Rasulullah Muhammad SAW, keluarga, sahabat, serta para pengikut setianya.

  Selesainya penulisan skripsi ini bukanlah semata-mata jerih payah penulis sendiri, melainkan jasa baik dari orang-orang hebat yang diberikan kepada penulis. Untuk itu dengan memohon arah dan bimbingan, penulis sampaikan ucapan terimakasih, kepada:

  1. Bapak Dr. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd. selaku Ketua Jurusan PAI Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.

  4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd. selaku Dosen pembimbing yang dengan penuh kesabaran telah meluangkan waktunya untuk memberikan pengarahan dan bimbingan dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak dan Ibu Dosen FTIK IAIN Salatiga yang telah mendidik penulis sehingga berakhirnya penyusunan skripsi ini.

  Guru-guru yang memberikan pengetahuannya kepada saya, semoga Allah SWT. membalasnya dengan menempatkan kalian ditempat yang layak dan dibalas dengan penuh kasih sayang-Nya.

  7. Teman-teman PAI D yang mengajak untuk sesegera mungkin menyelesaikan program SI ini.

  8. Teman-teman seperjuangan PAI D khususnya dan IAIN Salatiga pada umumnya, Kepada mereka semua penulis tidak dapat memberikan balasan apapun. Hanya untaian kata terima kasih yang bisa penulis sampaikan, semoga Allah SWT. senantiasa melimpahkan rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu penulis.

  Dalam penulisan skripsi ini apabila banyak kekeliruan, kekuranga dan kesalahan, itu semua karena keterbatasan kemampuan penulis, untuk itu pula kritik dan saran yang konstruktif akan penulis terima dengan senang hati.

  

ABSTRAK

  Aminah, Siti. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam al-

  Qur’an Surat an-Nur

  Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Ayat 58-61. Pendidikan Agama Islam.Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. UrifatunAnis, M.Pd.I

  Kata kunci : Nilai, Pendidikan, Akhlak, al- Qur’an

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang diajarkan dalam surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61? (2) Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang diajarkan dalam surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61 dalam kehidupan sehari-hari?

  Penelitian ini merupakan penelitian literatur atau naskah dengan mengambil naskah surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61. Metode yang digunakan adalah analisis maudhu’i dan analisis deduksi, dengan pendekatan kualitatif dan juga menggunakan strategi penelitian fenomenologi.

  Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Q.S. an-Nur ayat 58 dan 59 terdapat nilai pendidikan akhlak tentang etika meminta izin memasuki kamar orang tua. Pada ayat 60 terdapat nilai pendidikan akhlak tentang hukum menanggalkan pakaian bagi perempuan tua. Pada ayat 61 terdapat nilai pendidikan akhlak tentang kemudahan bagi orang sakit; dan (2) implementasi nilai yang diajarkan dalam kehidupan sehari-hari antara lain: etika meminta izin, diberikan penjelasan mengenai tiga waktu yang tidak diperbolehkan untuk masuk kamar orang lain. Hukum berpakaian bagi perempuan tua, memberi keringanan kepada ibu, nenek, atau saudara yang masuk dalam kategori tersebut untuk tidak memakai pakaian seketat perempuan muda dikhawatirkan akan mempersulit keadaan mereka. Kemudahan makan minum bagi orang sakit, membolehkan mereka untuk makan dirumah kita para kerabatnya tanpa membeda-bedakan kondisi yang sedang dialaminya.

  

DAFTAR ISI

  SAMPUL LEMBAR BERLOGO JUDUL ...................................................................................................................... i PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................................ ii PENGESAHAN KELULUSAN .............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................... iv MOTTO .................................................................................................................... v PERSEMBAHAN .................................................................................................... vi KATA PENGANTAR ............................................................................................ vii ABSTRAK ................................................................................................................ x DAFTAR ISI ............................................................................................................ xi

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 4 D. Penegasan Istilah ........................................................................................... 4 E. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 8

  F.

  Metode Penelitian.......................................................................................... 9 G.

  Sistematika Penulisan Skripsi ...................................................................... 13

  BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Nilai ............................................................................................ 15 B. Pengertian Pendidikan Akhlak ..................................................................... 16 C. Tujuan Pendidikan Akhlak ........................................................................... 19 D. Ruang Lingkup Pendididkan Akhlak ........................................................... 20 E. Materi Pendidikan Akhlak ........................................................................... 35 BAB III DESKRIPSI SURAT DAN TAFSIR AL- QUR’AN SURAT AN-NUR AYAT 58, 59, 60 DAN 61 A. Surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61............................................................. 41 B. Pandangan Mufassir dan Penafsiran Tentang al-Qur’an Surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61 .......................................................................................... 51

  BAB IV PEMBAHASAN A. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam al-Qur’an surat an-Nur ayat 58, 59 60 dan 61 ............................................................................................. 69 B. Implementasi al-Qur’an surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61 dalam kehidupan sehari-hari ..................................................................................... 82

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................................... 87

  B.

  Saran-Saran .................................................................................................... 90 C. Penutup ........................................................................................................... 91

  DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 92 LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al- Qur’an adalah sumber agama (juga ajaran) Islam pertama dan

  utama. Menurut keyakinan umat Islam yang diakui kebenarannya oleh penelitian ilmiah, al- Qur’an adalah kitab suci yang memuat firman-firman

  (wahyu) Allah, sama benar yang disampaikan oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad sebagai Rasul Allah sedikit demi sedikit selama 22 tahun 2 bulan 22 hari, mula-mula di Mekkah kemudian di Madinah. Tujuannya, untuk menjadi pedoman atau petunjuk bagi umat manusia dalam hidup dan kehidupannya untuk mencapai kesejahteraan di dunia ini dan kebahagiaan di akhirat (Ali, 2008: 93).

  Al- Qur’an yang merupakan sumber agama ini mengandung beberapa prinsip dalam hidup untuk memeperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat, termasuk ajaran tentang kehidupan manusia. Karena itu manusia dapat mengetahui siapa dirinya, darimana ia berasal, di mana ia berada dan ke mana ia akan pergi. Dengan demikian manusia akan tahu bagaimana ia harus bertindak dalam hidupnya.

  Jika dikaji sejarah turunnya wahyu yang kini dihimpun dengan baik dalam al- Qur’an, dapatlah disimpulkan bahwa al-Qur’an yang turun sedikit demi sedikit itu isinya antara lain adalah (1) Petujuk mengenai akidah yang diyakini oleh manusia. (2) Petunjuk mengenai syari’ah yaitu jalan yang harus diikuti oleh manusia dalam berhubungan dengan Allah dan dengan sesama insan demi kebahagiaan hidup manusia di dunia dan akhirat kelak. diindahkan oleh manusia dalam kehidupan, baik kehidupan individual maupun kehuidupan sosial. (4) Kisah-kisah umat manusia di zaman lampau (Ali, 2008: 97).

  Akan tetapi dari ke empat isi al- Qur’an tersebut penulis hanya akan membahas poin yang ketiga yaitu petunjuk tentang akhlak mengenai akhlak yang baik dan yang buruk dalam kehidupan individual maupun sosial.

  Karena dalam mengembangkan akhlak pada seseorang tentunya tidak terlepas dari proses pendidikan, baik pendidikan keluarga maupun sekolah.

  Sering pendidikan akhlak dianggap remeh bagi sebagian orang tua yang akhirnaya mengakibatkan perilaku menyimpang bagi si anak, dan juga akan mengakibatkan hubungan sosial kemasyarakatan yang kurang etis. Pendidikan akhlak sangatlah penting dalam mewujudkan pribadi yang mulia. Pendidikan ini akan sangat berarti jika kita mulai dari diri sendiri dan keluarga terutama kepada anak-anak kita kelak.

  Para filsuf salaf sangat menyadari pentingnya pendidikan budi pekerti anak, karena itu mereka benar-benar serius dalam mendidik anak mereka agar anak-anak mereka dapat memiliki budi pekerti yang luhur. Perhatian yang besar terhadap pendidikan ini disebabkan karena dengannya menghasilkan hati yang terbuka dan hati yang terbuka menghasilkan kebiasaan yang baik, dan kebiasaan yang baik menghasilkan perangai yang terpuji, dan perangai yang terpuji menghasilkan amal saleh, dan amal saleh menghasilkan ridha Allah Swt., dan ridha Allah Swt. menghasilkan Islam sangat mementingkan pendidikan yang benar dan berkualitas, individu-individu yang beradab akan terbentuk yang akhirnya memunculkan kehidupan sosial yang bermoral. Akhlak menjadi sesuatu yang sangat penting dan berharga bagi kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara (Munir, 2008: 115)

  Memiliki akhlak mulia yang akan tertanam pada diri dimulai pada pendidikan dalam keluarga, karena keluarga merupakan tempat anak membuka matanya untuk yang pertama kali. Pengaruhnya dalam pendidikan ini akan memainkan peranan yang sangat besar dalam memberikan pengarahan dan membentuk pribadi anak. Sejauh mana nilai-nilai pendidikan itu diberikan oleh keluarga kepada anak sejauh itulah anak terbentuk, tumbuh, berkembang, serta menghadapi masyarakat dengan segala permasalahannya. Jika pendidikan tersebut dapat terlaksana dengan baik, maka akhlak terhadap masyarakat beserta lingkungannya juga akan terealisasi dengan baik.

  Mengingat masalah pendidikan akhlak yang sangat penting itu, khususnya pendidikan akhlak dalam keluarga, maka mendorong penulis melakukan penelitian dengan mengambil judul

  “NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-

  QUR’AN SURAT AN-NUR AYAT 58, 59, 60 DAN 61”.

B. Rumusan Masalah

  Mengacu dari uraian di atas, maka selanjutnya penulis merumuskan pokok permasalahan yang akan dibahas lebih lanjut. Hal tersebut antara lain: 1.

  Bagaimana nilai-nilai pendidikan akhlak yang diajarkan dalam surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61?

  2. Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang diajarkan dalam surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61 dalam kehidupan sehari- hari? C.

   Tujuan Penelitian

  Bertolak dari latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat ditetapkan beberapa tujuan penelitian sebagai berikut:

1. Untuk memperoleh deskripsi tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang diajarkan dalam surat an-Nur ayat 58,59, 60 dan 61.

  2. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang diajarkan dalam surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61 dalam kehidupan sehari-hari? D.

   Penegasan Istilah

  Untuk menghindari kesalahan dan kekeliruan terhadap judul penelitian ini, maka penulis perlu untuk menjelaskan istilah-istilah yang terdapat dalam judul ini antara lain:

  1. Nilai Muhammad Ibrahim Khazim berpendapat bahwa nilai (value) perilaku kita, apakah perilaku itu kita sukai atau benci. Sehingga nilai juga dapat diartikan sebagai kumpulan dari ukuran-ukuran, orientasi, dan teladan luhur, yang selaras dengan akidah yang diyakini seseorang dan tidak bertentangan dengan perilaku masyarakat, dimana ukuran- ukuran itu menjadi moral bagi seseorang yang tercermin dalam perilaku, aktivitas, usaha dan pengalaman-pengalamannya. Sebagaimana yang terlihat pada komitmen seseorang terhadap nilai- nilai itu dalam perilakunya terhadap manusia dari satu sisi dan terhadap Tuhan dari sisi lain (Murshafi, 2009: 95).

  Jadi nilai dapat diartikan sebagai sifat-sifat atau hal-hal yang penting atau berguna bagi kemanusiaan.

  2. Pendidikan Pendidikan merupakan kebutuhan manusia, kebutuhan pribadi seseorang, kebutuhan yang tidak dapat diganti dengan yang lain.

  Karena pendidikan merupakan kebutuhan setiap individu untuk mengembangkan kualitas, potensi dan bakat diri. Pendidikan membentuk manusia dari tidak mengetahui menjadi mengetahui, dari kebodohan menjadi kepintaran, dari kurang paham menjadi paham, intinya adalah pendidikan membentuk jasmani dan rohani menjadi paripurna (Rahmaniyah, 2010: 1).

  Sedangkan menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU RI Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen serta UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas, 2006: 72)

  Jadi, yang dimaksud dengan pendidikan adalah bimbingan atau pertolongan secara sadar yang diberikan oleh pendidik kepada si terdidik dalam perkembangan jasmaniah dan rohaniah kearah kedewasaan dan seterusnya kearah terbentuknya kepribadian muslim (Rahmaniyah, 2010: 53).

3. Akhlak

  Kata

  “akhlaq” (bahasa Arab) merupakan bentuk jamak dari kata “khuluq”, yang berarti tabiat, budi pekerti, kebiasaan. Persoalan

  akhlak tersebut dikaji sedemikian rupa oleh ulama, sehingga timbul ilmu akhlak, yaitu ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk, antara yang terpuji dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin (Muhaimin, 2003: 306) Akhlak merupakan fondasi dasar sebuah karakter diri. Sehingga pribadi yang berakhlak baik nantiya akan menjadi bagian dari masyarakat yang baik pula. Akhlak dalam Islam juga memiliki nilai yang dapat diterapkan pada kondisi apa pun (Syafri, 2014: 68). seharusnya berhubungan dengan Tuhan Allah (

  الله نم لبح)

  penciptanya, sekaligus bagaimana seseorang harus berhubungan dengan sesama manusia . Inti ajaran akhlak adalah niat

  (

سانلا نم لبح)

  kuat untuk berbuat atau tidak berbuat sesuatu dengan ridha Allah ta’ala.

  4. al-Qur’an surat an-Nur ayat 58, 59,60 dan 61

  Surat an-Nur (cahaya) adalah surat ke dua puluh empat setelah surat al- Mu’minun dalam susunan al-Qur’an, yang terdiri dari 64 ayat, termasuk dalam golongan surat Madaniyah. Adapun ayat 58 menjelaskan tentang akhlak dalam keluarga yakni sopan santun dalam rumah tangga. Pendidikan akhlak yang diberikan kepada anak-anak yang belum memasuki usia baligh, dan para pelayan yang berada di rumah.

  Sedang ayat 59 juga menjelaskan tentang akhlak yang diberikan kepada anak-anak khususnya mereka yang telah mencapai usia baligh dan sopan santun ketika mereka ingin menemui orang tuanya di kamar.

  Ayat 60 menjelaskan tentang wanita yang telah memasuki usia lanjut yang telah berhenti/tidak lagi haid dan juga tidak memiliki hasrat untuk menikah. Ayat ini merupakan pengecualian dari ayat 31 surah ini yakni “dan janganlah mereka menampakkan hiasan mereka

  kecuali yang nampak darinya

  ”, karena dalam surah ini mengharuskan wanita-wanita untuk tidak menampakkan aurat mereka. Maka dalam auratnya, yang penting baginya di masa sekarang ini adalah menjaga sikap hidup, sikap diri dan jiwa supaya tetap terhormat dan menjadi contoh dan teladan yang baik bagi anak cucunya dalam rumah tangga dan orang lain.

  Ayat 61 menjelaskan tentang hubungan kekeluargaan orang yang beriman dan soal makan dan minum dalam keluarga itu.

E. Manfaat Penelitian 1.

  Manfaat teoritis a.

  Memberikan sumbangan pemikiran ilmu pada umumnya dan pendidikan akhlak pada khususnya, terutama mengenai nilai-nilai pendidikan akhlak dalam al-

  Qur’an surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61.

  b.

  Penelitian ini ada relevansinya dengan Ilmu Agama Islam khususnya Program Studi Pendidikan Agama Islam, sehingga hasil pembahasannya berguna menambah literatur atau bacaan tentang nilai-nilai pendidikan akhlak dalan al-

  Qur’an surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61.

  c.

  Penelitian ini semoga dapat memberi kontribusi positif bagi kaum hawa khususnya penulis untuk mengetahui dan mendalami serta mengamalkan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam al- Qur’an surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61.

  Manfaat praktis Memberikan kontribusi positif untuk dijadikan pertimbangan berfikir dan bertindak. Secara khusus penelitian ini dapat dipergunakan sebagai berikut: a.

  Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi para orang tua atau pendidik untuk mensosialisasikan pendidikan akhlak di dalam keluarga dan juga di masyarakat sesuai dengan aturan ajaran Islam.

  b.

  Diharapkan penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan khususnya bagi para orang tua atau pendidik dalam mendidik anaknya tentang beretika dalam keluarga dan juga dengan orang lain di masyarakat serta dapat menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.

  c.

  Dengan skripsi ini mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan khususnya penulis sendiri. Amin.

F. Metode Penelitian

  Dalam penulisan skripsi ini, digunakan beberapa tehnik untuk sampai pada tujuan penelitian. Tehnik tersebut meliputi:

  1. Jenis penelitian jenis penelitian ini tergolong penelitian kepustakaan (library

  research). Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan literatur

  (kepustakaan) dari penelitian sebelumnya (Saraswati, 2011: 23). karena semua yang digali adalah bersumber dari pustaka. Dimana tulisan yang temanya sama dengan judul yang penulis angkat.

  Adapun sumber data yang digunakan penulis adalah: a.

  Sumber data primer.

  Yaitu sumber data yang langsung berkaitan dengan penelitian, yaitu al- Qur’an surat an-Nur ayat 58, 59, 60, dan 61 beserta tafsirnya menurut ulama’ diantaranya Tafsir al-Misbah karya Prof.

  Dr. Quraish Shihab, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir karya Muhammad Nasib ar-

  Rifa’i dan Tafsir Al-Maraghi karya Ahmad Mustafa Al-Maraghi.

  b.

  Sumber data sekunder.

  Yaitu sumber data yang mengandung dan melengkapi sumber- sumber data primer. Sumber data sekunder diambil dengan cara mencari, menganalisis buku-buku, internet dan informasi lainnya yang berhubungan dengan judul skripsi ini.

2. Pendekatan penelitian Dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif.

  Menurut Emzir (2010: 28), pendekatan kualitatif merupakan salah satu pendekatan yang secara primer menggunakan paradigma pengetahuan berdasarkan pandangan konstruktivist (seperti makna jamak dari pengalaman individual, yaitu makna yang secara sosial dan historis dibangun dengan maksud mengembangkan suatu teori atau pola). Pendekatan ini juga menggunakan strategi penelitian subyektif atau studi tentang kesadaran dari perspektif pokok dari seseorang. Fenomenologi kadang-kadang digunakan sebagai perspektif filosofi dan juga digunakan sebagai pendidikan penelitian kualitatif (Meleong, 2008: 15).

  Pendekatan ini penulis gunakan untuk menganalisis nilai-nilai yang ada dalam surat an-Nur ayat 58-61 yang mampu menghasilkan sebuah konsep pemikiran yang integral dengan konteks yang terjadi waktu itu.

3. Tehnik pengumpulan data

  Untuk memperoleh data dalam melakukan penelitian ini, penulis menggunakan metode dokumentasi. Metode dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen dapat berupa catatan pribadi, surat pribadi, buku harian, lapran kerja, notulen rapat, catatan kasus, rekaman kaset, rekaman video dan lain sebagainya (Sukandarrumidi, 2004: 100-101).

  Metode ini penulis gunakan untuk mencari data dengan cara membaca, menelaah dan mengkaji buku-buku tafsir al- Qur’an dan hadist serta buku-buku yang berkaitan dengan tema pembahasan.

  Kemudian hasil dari data itu dianalisis untuk mendapatkan kandungan makna al- Qur’an surat an-Nur tentang nilai-nilai 4.

  Metode analisis.

  a.

  Analisis Mawdhu’i Analisis Mawdhu

  ’i atau tafsir al-mawdhu’i menurut istilah

  adalah menafsirkan ayat-ayat al- Qur’an dengan menghimpun ayat- ayat al-

  Qur’an yang mempunyai maksud yang sama dalam arti sama-sama membicarakan satu topik dan menyusunnya berdasarkan kronologi dan sebab turunnya ayat-ayat tersebut (Budihardjo, 2012: 50).

  Metode ini penulis gunakan untuk membahas ayat al- Qur’an an-Nur ayat 58-61 dan berupaya menghimpun ayat-ayat al- Qur’an yang lain dari berbagai surat yang berkaitan dengan tema yang dibahas, sehingga menjadi satu kesatuan yang utuh.

  b.

  Analisis deduksi.

  Metode deduksi, yaitu suatu proses berfikir dari pengetahuan yang bersifat umum dan berangkat dari pengetahuan tersebut ditarik suatu pengetahuan yang khusus (Hadi, 1981: 36).

  Metode ini penulis gunakan untuk mencari fakta-fakta yang bersifat umum, kemudian akan ditarik kesimpulan agar bisa lebih memahami permasalahan yang ada.

G. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan skripsi merupakan penjabaran tentang hal-hal kerangka skripsi yang sistematis dan mudah dipahami. Sistematika yang akan ditulis oleh penulis akan dijelaskan sebagai berikut:

  Pada halaman pembuka mencakup halaman judul, halaman nota pembimbing, halaman pengesahan, halaman pernyataan keaslian tulisan, halaman motto, halaman persembahan, , kata pengantar, abstrak dan daftar isi.

  Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan dikemukakan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penegasan istilah, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.

  Bab II Landasan Teori. Pada bab ini akan dikemukakan mengenai pengertian pendidikan akhlak, tujuan pendidikan akhlak, ruang lingkup pendidikan akhlak, dan materi pendidikan akhlak.

  Bab III Deskripsi Ayat. Pada bab ini akan diuraikan tentang sebab- sebab turunnya al- Qur’an surat an-Nur ayat 58, 59, 60, dan 61 dan dilanjutkan dengan tafsir surat an-Nur ayat 5 8, 59, 60, dan 61 menurut beberapa mufassirin.

  Bab IV Analisis. Menganalisis nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam al- Qur’an surat an-Nur ayat 58, 59, 60, dan 61 dilanjutkan pembahasan mengenai implementasinya dalam kehidupan sehari-hari.

  Bab V Penutup, Simpulan dan Saran. Bab penutup yang memuat kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi ini, saran-saran dan kalimat

BAB II KAJIAN PUSTAKA Sebelum mengkaji lebih jauh tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang

  terkandung dalam al- Qur‟an surat an-Nur ayat 58, 59, 60 dan 61, penulis lebih dahulu akan menjelaskan mengenai pendidikan akhlak. Pada kajian tentang nilai- nilai pendidikan akhlak mencakup: pengertian nilai, pengertian pendidikan akhlak, tujuan pendidikan akhlak, ruang lingkup pendidikan akhlak, materi pendidikan akhlak.

A. Pengertian Nilai

  Nilai menurut Rokearch dan Bank adalah suatu tipe kepercayaan yang dalam seseorang bertindak atau menghindari suatu tindakan, atau mengenai suatu yang pantas atau tidak pantas dikerjakan (Thoha, 1996: 60). Sementara menurut Thoha (1996: 62) nilai adalah esensi yang melekat pada sesuatu yang sangat berarti bagi kehidupan manusia. Dan menurut Khazim, nilai diartikan sebagai kumpulan dari ukuran-ukuran, orientasi, dan teladan luhur, yang selaras dengan akidah yang diyakini seseorang dan tidak bertentangan dengan perilaku masyarakat (Murshafi: 2009: 95).

  Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa nilai adalah suatu sudut pandang yang bersifat abstrak, tentang baik buruknya suatu hal sebagai bentuk kesadaran yang mengarahkan tingkah laku dan kepuasan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian menunjukkan bahwa nilai bersifat subyektif, artinya nilai menurut masyarakat satu belum tentu dapat diterapkan untuk masyarakat lainnya. Sebagai contoh, segenggam garam lebih berarti bagi masyarakat Dayak di pedalaman dari pada segenggam emas. Karena segenggam emas lebih berarti bagi orang kota. Adanya perbedaan tersebut dikarenakan dari segi manfaat suatu objek/hal. Nilai sesuatu akan selalu berbeda dari masyarakat satu dengan masyarakat lainnya.

B. Pengertian Pendidikan Akhlak

  Pendidikan merupakan suatu usaha atau proses yang ditujukan untuk membina kualitas sumber daya manusia seutuhnya agar ia dapat melakukan perannya dalam kehidupan secara fungsional dan optimal. Pendidikan pada intinya menolong manusia agar dapat menunjukkan eksistensinya secara fungsional di tengah-tengah kehidupan manusia (Nata, 2013: 338). Menurut al-Ghazali pendidikan adalah suatu ibadah dan sarana untuk menyebarluaskan keutamaan, membersihkan jiwa dan sebagai media mendekatakan umat manusia kepa da Allah „Azza wa Jalla (Sulaiman, 1986: 11). Pendidikan ialah tindakan yang sadar tujuan untuk memelihara dan mengembangkan fitrah serta potensi (sumber daya insani) menuju kesempuranaan insani (insan kamil). Pendidikan adalah proses kegiatan yang dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan, seirama dengan perkembangan anak (Achmadi, 1987: 5).

  Maka pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan, tanpa pendidikan akan sangat sulit bagi manusia untuk dapat hidup maju dan berkembang. Dengan pendidikan akan terbentuk generasi bangsa yang tinggi dan berkualitas, sehingga tidak mudah dibodohi oleh negara-negara lain melalui pendidikan dan pengetahuan yang mereka miliki. yang mulia, karena akhlak merupakan kunci dari kejayaan dan kehancuran suatu bangsa.

  Dari beberapa uraian di atas dapat dikatakan bahwa pendidikan adalah suatu usaha sadar yang dilakukan untuk mencapai kesempurnaan insani/insan kamil yang selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT. dengan proses kegiatan secara bertahap dan berkesinambungan.

  Secara etimologis, kata akhlak berasal dari bahasa Arab al-Akhlaaq. Bentuk jamak dari kata aI-Khuluq yang berarti budi pekerti, tabiat atau watak (Halim, 2000: 8). Dalam buku Menghias Diri dengan Akhlak Terpuji oleh M.

  Nipan Abdul Halim (2000: 9), pengertian akhlak secara terminologis menurut beberapa tokoh diantaranya:

  1. Prof. Dr. Ahmad Amin:

  “Akhlak ialah kehendak yang dibiasakan. Artinya, apabila kehendak itu membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu disebut akh lak”.

  2. Ibnu Maskawih:

  “Akhlak ialah keadaan jiwa seseorang yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan-perbuatan tanpa melalui pertimbangan (terlebih dahulu) ”.

3. Imam al-Ghazali:

  “Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang darinya timbul akalnya terlebih dahulu ”. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa akhlak ialah perbuatan-perbuatan seseorang yang telah mempribadi, dilakukan secara berulang-ulang atas kesadaran jiwanya tanpa memerlukan berbagai pertimbangan dan tanpa adanya unsur pemaksaan dari pihak lain. Dengan demikian apabila suatu perbuatan baik dilakukan sekali atau dua kali saja maka perbuatan-perbuatan tersebut belum dapat dikategorikan sebagai akhlak, melainkan hanya sebatas perbuatan baik atau mulia. Karena bisa saja orang tersebut melakukan perbuatan baik karena ada bujukan dari orang lain atau motivasi-motivasi dari luar.

  Menurut Saltut yang dikutip oleh Syafri (2014: 65), mengatakan bahwa pendidikan akhlak merupakan sebuah proses mendidik, memelihara, membentuk, dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berfikir yang baik. Pendidikan akhlak menekankan pada sikap, tabiat dan perilaku yang menggambarkan nilai-nilai kebaikan yang harus dimiliki dan dijadikan kebiasaan anak didik dalam kehidupan sehari-hari (Munawar, 2005: 8).

  Pendidikan akhlak atau pendidikan akhlak mulia dapat diartikan sebagai proses internalisasi nilai-nilai akhlak mulia ke dalam diri peserta didik, sehingga nilai-nilai tersebut tertanam kuat dalam pola pikir, ucapan perbuatan, serta interaksinya dengan Tuhan, manusia dan lingkungan alam jagad raya (Nata, 2013: 209). yang dilakukan secara berkesinambungan dalam membina sikap manusia agar terbentuk karakter yang taat dan berakhlakul karimah. Pendidikan akhlak ini berkaitan dengan perubahan perilaku. Maka dalam pendekatannya harus dengan cara pemberian contoh, latihan dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari lingkungan terkecil yaitu keluarga hingga ke lingkungan yang lebih luas, sehingga pelaksanaan akhlak tersebut terasa ringan untuk dilakukan dan terciptalah kehidupan yang aman dan tenteram.

C. Tujuan Pendidikan Akhlak

  Pendidikan akhlak merupakan upaya untuk melahirkan manusia berkepribadian Muslim yang mudah untuk melaksanakan ketentuan hukum dan ketentuan syariat yang diperintahkan. Atau dengan kata lain tujuan pembinaan dan pendidikan akhlak yaitu untuk membentuk karakter Muslim yang taat dan berakhlakul karimah (Syafri, 2014: 104).

  Sebagaimana akhlak yang dicontohkan pada Nabi kita Muhammad SAW. yang mana dari situlah ditujukan agar kita dapat mengikuti dan mencontoh akhlak-akhlak mulia dan senantiasa berada dalam kebenaran serta berjalan di jalan yang lurus. Perintah untuk menjadikan beliau suri tauladan bagi kita adalah firman Allah SWT. QS. al-Ahzab [33]: 21:

                    “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang-orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah (al-Qur‟an dan

  Terjemahannya, 2012: 421).

  Berdasarkan penjelasan ayat di atas menunjukkan bahwa Rasulullah SAW. merupakan figur utama sebagai manusia utusan Allah SWT. yang patut dijadikan panutan dalam menjalani kehidupan di dunia dan mencapai kehidupan di akhirat. Maka dapat diketahui bahwa tujuan pendidikan akhlak adalah agar terbinanya akhlak terpuji dan mulia sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. selain itu pendidikan akhlak memiliki tujuan agar manusia berada dalam kebenaran dan senantiasa berada di jalan yang lurus. Inilah yang akan mengantarkan manusia kepada kebahagiaan dunia dan akhirat.

D. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

  Menurut Ilyas (2007: 5), di dalam bukunya Kuliah Akhlak membagi akhlak menjadi lima, yaitu: Akhlak terhadap Allah SWT, Akhlak terhadap Rasulullah SAW, Akhlak Pribadi, Akhlak dalam Keluarga, Akhlak bermasyarakat, dan Akhlak bernegara. Sementara menurut Shihab (1996: 261) di dalam bukunya Wawasan al-

  Qur’an membagi akhlak menjadi tiga,

  yaitu: Akhlak terhadap Allah SWT., Akhlak terhadap Manusia dan Akhlak terhadap Lingkungan. Adapun uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Akhlak Terhadap Allah SWT

  Titik tolak akhlak terhadap Allah SWT. adalah pengakuan dan 261). Akhlak kepada Allah SWT. (hablumminallah) dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluk kepada Tuhan sebagai Khalik.

  Hubungan hamba dengan Allah bersifat vertikal (atas-bawah) hamba berada “di bawah”, sementara Allah SWT. berada “di atas”. Atas dan bawah ini bukan pemahaman secara hakiki, akan tetapi lebih ke makna majazi. Dalam arti hamba yang menyembah dan Allah SWT. yang disembah. Hamba yang beribadah dan Allah SWT. yang diibadahi. Hamba memiliki sejumlah kewajiban kepada Tuhannya, sementara Allah SWT. tidak memiliki kewajiban apa pun kepada hamba-Nya. Allah SWT. memiliki sejumlah hak atas hamba, sementara hamba tidak punya hak apa pun atas-Nya (Salamulloh, 2008: 3). Dalam berakhlak kepada Allah SWT. manusia mempunyai banyak cara, menurut Tatapangarsa (1991: 20) beberapa akhlak yang harus dimiliki seorang hamba kepada Allah SWT. diantaranya adalah: a.

  Beriman Kepada Allah SWT.

  Artinya mengakui, mempercayai atau meyakini bahwa Allah SWT. itu ada, dan bersifat dengan segala sifat yang baik dan maha suci dari segala sifat yang buruk. b.

  Beribadah Kepada Allah SWT yang direalisasikan dengan mengamalkan segala perintah Allah SWT. dan menjauhi segala larangan-Nya, yang dikerjakan dengan tulus ikhlas, semata-mata hanya karena Allah SWT.

  c.

  Tidak Mempersekutukan Allah SWT Mempersekutukan maksudnya mempertuhan sesuatu yang bukan Tuhan, sehingga selain Tuhan yang satu (Allah) dianggap ada lagi Tuhan yang lain. Perbuatan demikian dinamakan syirik, dan orang yang melakukannya dinamakan musyrik.

  Beberapa akhlak yang dipaparkan diatas merupakan akhlak yang harus dimiliki oleh manusia kepada Tuhannya. Karena akhlak terhadap Allah SWT. merupakan sikap atau perbuatan manusia yang seharusnya dilakukan sebagai makhluk kepada Sang Khalik.

2. Akhlak Terhadap Sesama Manusia

  Akhlak terhadap sesama manusia dapat dirinci lagi sebagai berikut: a.

  Akhlak Terhadap Rasulullah SAW Rasulullah SAW. adalah Nabi dan Rasul terakhir, dan kewajiban bagi setiap manusia untuk beriman kepadanya. Iman tidak cukup dengan hanya sekedar meyakini, akan tetapi perlu dibuktikan dengan perbuatan atau amal yang sudah dijelaskan di dalam al-

  Qur‟an dan hadits tentang bagaimana bersikap terhadap Rasulullah SAW. itulah yang dinamakan akhlak terhadap Rasulullah SAW. dalam buku Akhlak Hubungan Horisontal oleh M. Alaika Salamulloh (2008: 36) adalah sebagai berikut: 1)

  Mengimani dan Menjalankan Ajaran Rasulullah SAW Sebagai umat Islam, tentu kita wajib beriman kepada

  Rasulullah SAW. beserta risalah yang dibawanya. Makna mengimani ajaran Rasulullah SAW. adalah menjalankan ajarannya, mentaati perintahnya, dan berhukum dengan ketetapannya.

  Allah SWT. berfirman dalam QS. al-Hasyr 59: 7: ....

         ...

  “Dan apa yang didatangkan (diperintahkan) Rasul (Ku) kepada kalian, maka taatilah; dan apa yang dilarang , maka jauhilah...”

  (al- Qur‟an dan Terjemahannya, 2012: 547).

  Dengan demikian, maka semua perintah Rasulullah SAW. wajib kita taati dan semua larangannya wajib kita jauhi. 2)

  Mencintai Rasulullah SAW Wajib dan harus diutamakan melebihi kecintaan kita kepada sesama makhluk. Bukti cinta kepada Rasulullah SAW. tidak cukup dengan hanya membaca shalawat, tetapi juga harus diwujudkan dengan tindakan konkret, diantaranya adalah menjalankan ajaran Rasulullah SAW., rindu untuk bertemu dengan Rasulullah SAW., serta memperbanyak shalawat dan 3)

  Meneladani Akhlak Rasulullah SAW Karena sikap dan ketaatan beliau pada ajaran yang terkandung dalam al-

  Qur‟an menjadi bagian yang tak terpisahkan pada setiap suasana kehidupannya, sehingga patutlah jika seharusnya kita sebagai umatnya meneladani akhlak beliau.

  Akhlak kepada Rasulullah SAW. merupakan wujud kecintaan dan ketaatan kita sebagai umatnya kepada sang pemimpin yaitu Rasulullah SAW. dengan mentaati, menjalankan perintahnya serta mengikuti jejak beliau, manusia akan dijamin kesejahteraannya di dunia dan di akhirat.

  b.

  Akhlak Terhadap Orang Tua Allah memerintahkan kepada kita supaya senantiasa berbuat baik kepada kedua orang tua. Mereka berdua telah banyak berjasa kepada kita. Mulai sebelum lahir hingga kita dewasa, tak pernah sedetik pun kasih sayang mereka terlewatkan dari kita. Allah SWT. berfirman dalam QS. al-

  Isra‟ 17 ayat 23:

                            

  

“Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah

selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak. Jika salah

seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berusia

lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah engkau

mengatakan kepada keduanya perkataan “ah” dan janganlah

engkau membentak keduanya, dan ucapkanlah kepada keduanya

perkataan yang baik (al-Qur‟an dan Terjemahannya, 2012: 285).

  Dalam buku Akhlak Horisontal karya M. Alaika Salamulloh (2008: 68), terdapat beberapa tuntunan akhlak yang perlu dipahami oleh setiap anak dalam berinteraksi dengan orang tuanya.

  Diantaranya adalah sebagai berikut: 1)

  Mencukupi Kebutuhan Orang Tua Dengan tegas Allah memerintahkan kepada kita bahwa setiap harta yang kita peroleh wajib dinafkahkan kepada orang- orang yang berada di bawah tanggungan kita, termasuk kepada orang tua. Bahkan orang tua menduduki peringkat pertama dalam penerimaan nafkah ini. Allah SWT. berfirman dalam QS. al- Baqarah [2] ayat 215:

  

         

         

       “Mereka bertanya kepadamu (Muhammad) tentang apa yang harus mereka infakkan. Katakanlah, ,

  “harta apa saja yang kamu infakkan. Hendaknya diperuntukkan bagi kedua orang tua, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan’. Dan kebaikan apa saja yang kamu kerjakan, maka sesungguhnya Allah Maha Mengetahui.”(al-Qur‟an dan Terjemahannya, 2012: 34). Akhlak ini berlaku pada anak yang sudah mandiri dan memiliki penghasilan sendiri. Bahkan kalau sang anak sudah putus. Hendaklah ia tetap menyisihkan sebagian penghasilannya untuk mencukupi kebutuhan sang orang tua.

  2) Patuh Menjalankan Perintah Orang Tua

Dokumen yang terkait

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

PENDIDIKAN KESABARAN DALAM ALQUR’AN SURAT AL-INSAN AYAT 24 DAN SURAT AS-SYUURA AYAT 43 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 100

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TAFSIR SURAT AT-TAUBAH AYAT 71 DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 126

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (TELAAH ATAS KITAB TAFSIR AL-MISBAH) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 93

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 DAN PENERAPANNYA DALAM PAI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 2 105

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT AL-FURQON AYAT 63-67 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)

1 0 80

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

2 5 115

KONSEP BIRRUL WAALIDAIN AL-QUR’AN SURAT AL-AHQAAF AYAT 15-16 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 132

PENDIDIKAN KARAKTER BERTANGGUNG JAWAB MENURUT AL-QUR’AN SURAH LUQMAN AYAT 16 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 84

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 0 117