NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

  

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK

DALAM AL- QUR’AN SURAT AL- AN’AM AYAT 151-153

  

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

  

Oleh

ANA ZUHROTUN NISAK

NIM 11113059

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

SALATIGA

2017

  NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL- QUR’AN SURAT AL- AN’AM AYAT 151-153 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh ANA ZUHROTUN NISAK NIM 11113059 FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA 2017

KEMENTERIAN AGAMA REPUBLIK INDONESIA

  Jl. Lingkar Salatiga Km. 02 Sidorejo Telepon: (0298) 6031364 Salatiga 50716 Website

  SKRIPSI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL- QUR’AN SURAT AL- AN’AM AYAT 151-153

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

  Saya yang bertanda tangan di bawah ini: Nama : Ana Zuhrotun Nisak NIM : 111 13 059 Jurusan : S1

  • – Pendidikan Agama Islam (PAI) Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Menyatakan bahwa sripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini boleh di upload di perpustakaan IAIN Salatiga.

  Salatiga, 13 September 2017

  

MOTTO

                 

  “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang

baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan

(kedatangan) hari kiamat dan d ia banyak menyebut Allah” (QS. Al-Ahzab,

33:21).

  

اــــــــــَــــــقُلُخ ْمُهُـنَسْحَأ اــــــــــــــًناَْيِْإ َْيِْنِمْؤُمْلا ُلَمْكَا

  “Orang mukmin yang sempurna imannya adalah yang paling baik akhlaknya” (HR. Imam Tirmidzi, No. 1187).

  

PERSEMBAHAN

  Yang utama dari segalanya, ucap syukur kepada Allah Swt. atas taburan cinta dan kasih sayang-Nya yang telah memberikan kekuatan,membekali dengan ilmu, serta memperkenalkan dengan cinta, atas karuniaserta kemudahan yang Allah berikan akhirnya skripsi ini dapat terselesaikan. Skripsi ini penulis persembahkan kepada:

  1. Terkhusus kepada ayahanda dan ibunda tercinta, terimakasih yang tak terhingga karena selama ini telah mendidik dan merawatku dengan kasih sayang serta pengorbanan yang tak tergantikan.

  2. Saudara-saudaraku yang telah mewarnai hari-hari indah dalam kebersamaan serta memberi semangat, do‟a, nasihat dan seluruh bantuannya.

  3. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I selaku dosen pembimbing skripsi yang telah memberikan motivasi serta pengarahan sampai selesainya skripsi ini.

  4. Sahabat-sahabat PAI 2013 terimakasih telah memberikan banyak kenangan yang indah dan teman-teman seperjuangan yang telah memberikan dukungan semangat dan do‟a sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

  5. Teman-teman PPL 2016, KKN 2017 yang telah memberikan banyak pelajaran tentang artinya kebersamaan dan kekeluargaan.

  6. Dan tidak lupa kepada pembaca yang budiman sekalian.

KATA PENGANTAR

  Assalamu‟alaikum wa rahmatullahi wa barakatuh

  Dengan mengucap puji syukur kepada Allah Swt. atas segala limpahan rahmat, taufiq, dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat serta salam semoga tetap dilimpahkan kepada Nabi Muhammad Saw. yang telah menuntun umatnya ke jalan kebenaran dan keadilan.

  Skripsi yang berjudul “Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-Qur‟an Surat Al-

  An‟am Ayat 151-153” disusun untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar sarjana strata satu (S1) jurusan Pendidikan Agama Islam di

  IAIN Salatiga.

  Penulisan skripsi ini dapat selesai tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril maupun materiil. Dengan kerendahan hati, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1.

  Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga 2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

  IAIN Salatiga yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian.

  3. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag. selaku ketua jurusan Tarbiyah yang telah memberikan kesempatan yang luas untuk menyelesaikan studi.

  4. Ibu Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I. selaku pembimbing yang telah dengan ikhlas dan sabar mencurahkan pikiran dan tenaganya serta pengorbanan waktunya dalam membimbing penyelesaian dalam penulisan skripsi ini.

  5. Bapak Drs. Abdul Syukur, M.SI. selaku pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan dan motivasi.

  6. Bapak dan Ibu Dosen yang telah menyampaikan banyak ilmu pengetahuan dan pengalaman dengan penuh kesabaran, serta karyawan IAIN Saltiga yang telah memberikan bekal ilmu dan pelayanan hingga studi ini selesai.

  7. Para guru yang menyampaikan pengetahuannya, semoga Allah memberikan balasannya.

  8. Ayah dan ibu yang selalu memberi semangat dan mendo‟akan.

9. Saudara-saudara dan sahabat-sahabat semua yang telah membantu memberikan dukungan dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

  Semoga amal mereka diterima sebagai amal ibadah oleh Allah Swt. serta mendapatkan balasan yang berlipat ganda. Amin. Penulis menyadari dan mengakui bahwa penulisan skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, semua ini dikarenakan keterbatasan kemampuan serta pengetahuan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dalam kesempurnaan skripsi ini.

  Akhirnya penulis berharap semoga skripsi ini memberikan sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan khususnya pendididikan agama Islam.

  Amin-amin ya rabbal ‟alamin

  Salatiga, 13 September 2017 Penulis Ana Zuhrotun Nisak NIM: 111-13-059

  

ABSTRAKSI

  Nisak, Ana Zuhrotun. 2017. Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam Al-

  Qur‟an Surat Al- An‟am Ayat 151-153. Skripsi. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu

  Keguruan. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Dra. Urifatun Anis, M.Pd.I. Kata Kunci: Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak

  Penelitian ini tentang nilai-nilai akhlak dalam Al- Qur‟an surat al-

  An‟am ayat 151-153, bahwa akhlak Islam adalah nilai-nilai yang terdapat dalam Al- Qur‟an dan as-Sunnah. Akhlak menjadi bagian yang penting dalam substansi pendidikan Islam sehingga Al-

  Qur‟an menganggapnya sebagai rujukan penting bagi kaum muslim. Melihat realitas kehidupan saat ini, terlihat banyak manusia yang mulai jauh dari nilai-nilai Al- Qur‟an, untuk itu pendidikan akhlak menjadi alternatif utama untuk mengatasi permasalahan tersebut. Dengan begitu, upaya menanamkan kembali nilai-nilai akhlak mulia menjadi sangat urgen, dengan berpedoman pada Al-

  Qur‟an dan sunnah Rasul Saw. Seperti sepuluh wasiat Allah dalam surat al- An‟am ayat 151-153 yang memiliki kandungan nilai-nilai akhlak yang patut untuk dikaji lebih lanjut seiring dengan perkembangan zaman, karena itu penelitian ini diharapkan dapat menggali nilai-nilai akhlak di dalamnya.

  Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) Bagaimanakah nilai- nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Al- Qur‟an surat al-

  An‟am ayat 151-153? (2) Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Al- Qur‟an surat al-An‟am ayat 151-153 dalam kehidupan sehari-hari?

  Untuk menjawab penelitian tersebut, penulis menggunakan penelitian library research dengan mengambil naskah surat al- An‟am ayat 151-153. Metode yang digunakan adalah metode analisis isi yaitu teks yang dianalisis sesuai dengan isi atau pesan yang terkandung dalam teks tersebut.

  Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak dalam surat al- An‟am ayat 151-153 terdapat akhlak yang baik dan buruk, diantaranya: tidak berbuat buruk terhadap Allah, berbuat baik kepada orang tua, tidak membunuh anak karena takut miskin, tidak membunuh tanpa sebab yang benar, menjauhi perbuatan keji, tidak mendekati harta anak yatim, menyempurnakan timbangan, berkata dengan adil, memenuhi janji Allah, dan mengikuti jalan yang lurus.

  Implementasi atau penerapannya adalah membiasakan akhlak-akhlak baik tersebut ke dalam kehidupan dan selalu menyadari perbuatan yang dilakukan akan dimintai pertanggungjawaban sehingga perbuatan buruk dapat dihindari.

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN SAMPUL LEMBAR BERLOGO JUDUL .................................................................................................................... i HALAMAN NOTA PEMBIMBING .................................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ iv MOTTO ................................................................................................................ v PERSEMBAHAN ................................................................................................. vi KATA PENGANTAR ....................................................................................... vii ABSTRAKSI ........................................................................................................ ix DAFTAR ISI ........................................................................................................ x

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1 B. Rumusan Masalah ............................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 6 D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 6 E. Kajian Pustaka ..................................................................................... 7 F. Metodologi Penelitian ......................................................................... 9 G. Definisi Operasioanal ........................................................................ 10 H. Sistematika Penulisan ........................................................................ 13 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Pendidikan Akhlak........................................................... 15 B. Dasar Pendidikan Akhlak .................................................................. 18 C. Tujuan Pendidikan Akhlak ................................................................ 20 D. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak .................................................. 21

  E.

  Kalsifikasi Pendidikan Akhlak .......................................................... 33

  BAB III DESKRIPSI SURAT AL- AN‟AM AYAT 151-153 A. Redaksi Ayat dan Terjemahan QS. Al-An‟am Ayat 151-153 .......... 36 B. Tafsir QS. Al-An‟am Ayat 151-153 .................................................. 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PPEMBAHASAN A. Analisis Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak dalam QS. Al-An‟am Ayat 151-153 .............................................................................................. 64 B. Implementasi dalam Kehidupan Sehari-hari ..................................... 83

  BAB V PENUTUP A. Kesimpulan ........................................................................................ 92 B. Saran-saran ....................................................................................... 93 C. Penutup .............................................................................................. 95 DAFTAR PUSTAKA........................................................................................... 96 DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia tidak akan bisa berkembang dan mengembangkan

  kebudayaannya secara sempurna bila tidak ada pendidikan. Pendidikan menjadi suatu keharusan bagi manusia karena pada hakikatnya manusia lahir dalam keadaan tidak berdaya, dan tidak langsung dapat berdiri sendiri atau dapat memelihara dirinya sendiri. Oleh karena itu, tidak berlebihan jika eksistensi pendidikan merupakan salah satu syarat yang mendasar untuk meneruskan dan mengekalkan kebudayaan manusia (Sadulloh, 2014:10).

  Islam memandang ilmu pengetahuan dengan mengembalikan kepada fitrah manusia tentang mencari ilmu pengetahuan, dapat diketahui di dalam Al-

  Qur‟an banyak ditemukan ayat yang menjelaskan tentang sains serta mengajak umat Islam untuk mempelajarinya. Di dalamnya terkandung ajaran- ajaran pokok menyangkut segala aspek kehidupan manusia yang kemudian dapat dikembangkan sesuai dengan nalar masing-masing bangsa dan kapanpun masanya akan hadir secara fungsional memecahkan persoalan kemanusiaan, salah satunya adalah permasalahan pendidikan yang selalu ramai diperbincangkan umat. Tidak diragukan lagi bahwa Al-

  Qur‟an adalah sumber ilmu pengetahuan yang diturunkan bagi manusia sebagai pedoman dan petunjuk dalam menganalisis setiap kejadian di alam ini, sekaligus menjadi inspirasi terhadap pengembangan ilmu pengetahuan (Nizar, 2002:227). Al- Qur‟an merupakan bacaan yang sempurna dan mulia, tidak ada satu bacaan pun selain Al-

  Qur‟an yang dipelajari dan diketahui sejarahnya bukan sekedar secara umum, tetapi ayat demi ayat, baik dari segi tahun, bulan, masa, dan musim turunnya, malam atau siang, dalam perjalanan atau di tempat berdomisili penerimanya (Nabi Muhammad Saw.), bahkan sebab-sebab serta saat turunnya ayat, demikianlah kemukjizatan Al-

  Qur‟an dengan segala kesempurnaannya (Shihab, 2014:21).

  Ajaran yang terkandung dalam Al- Qur‟an diklasifikasikan menjadi tiga;

  

pertama, aspek akidah yang memuat ajaran tentang keimanan akan keesaan

  Tuhan serta kepercayaan pada hari akhir, kedua , aspek syari‟ah memuat ajaran tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan sesamanya, ketiga, aspek akhlak memuat ajaran tentang norma-norma keagamaan dan sosial yang harus diikuti oleh manusia dalam kehidupannya secara individual atau kolektif (Shihab, 1994:40). Salah satu konsep dasar bahwa Islam adalah sumber akhlak telah dikemukakan sendiri oleh Nabi Muhammad Saw. yang berkaitan dengan tugas beliau sebagai seorang utusan Allah, yaitu:

   ِق َلَْخَْلِا َمِراَكَم َمِّمَتُِلِ ُتْثِعُب اَمَّنِا “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak” (HR.

  Ahmad dan Baihaqi) (Imam Ahmad Ibn Hanbal, 1991:504).

  Al- Qur‟an mengajak manusia untuk menyandang akhlak yang mulia, dan sebaliknya, Al-

  Qur‟an mengingatkan manusia untuk berusaha keras menghindari bermacam-macam jenis moral yang tidak terpuji, dinyatakan dalam firman Allah Surat Al-Hajj ayat 77:

               “Hai orang-orang yang beriman, rukuklah kamu, sujudlah kamu,

  sembahlah Tuhanmu, dan berbuatlah kebajikan, supaya kamu mendapatkan kemenangan.”(Q.S. Al-Hajj, 22:77).

  Akhlak mulia berguna dalam mengarahkan dan mewarnai berbagai aktivitas kehidupan manusia di segala bidang. Seseorang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern yang disertai dengan akhlak mulia akan dapat memanfaatkan sebaik-baiknya untuk kebaikan manusia. Sebaliknya, orang yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi modern, memiliki kekuasaan, dan sebagainya namun tidak disertai dengan akhlak yang mulia, maka semuanya dapat disalahgunakan yang berakibat bencana di muka bumi.

  Secara ringkas dapat dikatakan bahwa pendidikan akhlak bertujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan baik berusaha dilakukan, dan terhadap perbuatan yang buruk berusaha dihindari (Nata, 2002:15).

  Melihat realitas kehidupan saat ini, terlihat banyak manusia mulai jauh dari nilai-nilai Al- Qur‟an yang dapat dilihat di dalam kehidupan sehari-hari, lemahnya pemahaman terhadap Al-

  Qur‟an membuat berbagai macam penyimpangan dalam kehidupan marak terjadi. Masih terlihat jelas fenomena kemerosotan akhlak di negara yang mayoritas penduduknya muslim ini, indikator-indikator tersebut dapat diamati dalam kehidupan sehari-hari seperti pergaulan bebas, tindak kriminal, kekerasan, korupsi, penipuan, dan perilaku- perilaku tercela lainnya, sehingga sifat-sifat terpuji seperti toleransi, kejujuran, kepedulian, saling bantu, kepekaan sosial, yang merupakan jati diri bangsa sejak berabad-abad lamanya seolah menjadi barang mahal (Juwariyah, 2010:21), padahal dalam surat al-

  An‟am ayat 151-153 ditekankan adanya keharusan manusia untuk menghindari keburukan akhlak, baik terhadap Allah maupun pada sesama manusia.

  Peran keluarga dan sekolah memiliki peran penting dalam membentuk akhlak, keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang menjadi dasar pengembangan bagi watak anak dalam mengikuti perkembangan pendidikan selanjutnya. Saat ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi begitu kompleks, di mana keluarga tidak mampu untuk menyampaikan secara lengkap dan utuh kepada anak-anaknya, maka dibutuhkan lingkungan sekolah yang lebih mampu menyampaikan ilmu pengetahuan teknologi tersebut (Sadulloh, 2014:196).

  Namun, persoalan pendidikan abad ini memang sangat kompleks dan heterogen, ditambah lagi dengan lahirnya berbagai macam lembaga pendidikan yang terkadang kurang memperhatikan atau bahkan mengesampingkan faktor nilai dan agama dalam proses pendidikannya.

  Sehubungan dengan hal itu, sudah menjadi tugas para pendidik dan para pengelola di dunia pendidikan bukan hanya sekedar mentransfer ilmu pengetahuan ke kepala anak, akan tetapi juga harus sanggup menempatkan dirinya sebagai uswatun hasanah dalam setiap tutur kata dan perbuatan, karena keberadaannya merupakan cermin anak didik.

  Melihat persoalan tersebut, maka upaya menanamkan kembali nilai- nilai yang terkandung dalam Al- Qur‟an menjadi sangat urgen, salah satu cara menuju akhlak mulia tentu harus mencontoh pribadi Rasulullah Saw. yang memiliki sifat-sifat terpuji dan menjadi pedoman bagi umatnya, karena akhlak beliau adalah akhlak Al-

  Qur‟an (Ya‟qub, 2005:257). Tak terelakkan lagi bahwa dengan akhlak mulia, keteguhan iman, dan budi pekerti luhur Rasulullah dapat merubah peradaban bangsa Arab Jahiliyah pada saat itu, bangsa tersebut dapat dikatakan sebagai masyarakat yang uncivilized dalam hampir segala aspek, terutama aspek moralitas. Agar kebiasaan Jahiliyah tersebut tidak terulang masa kini, maka harus berpedoman pada ajaran Al- Qur‟an dan sunnah Rasulullah Saw. yang menjadi cermin Al-Qur‟an. Seperti sepuluh wasiat Allah dalam surat al-

  An‟am ayat 151-153 terkandung nilai- nilai akhlak yang layak untuk dikaji seiring dengan perkembangan zaman.

  Berangkat dari hal tersebut, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam tentang materi ini dalam bentuk skripsi dengan judul “Nilai-Nilai

  Pendidikan Akhlak Dalam Al- Qur‟an Surat Al-An‟am Ayat 151-153”.

  B. Rumusan Masalah

  Dari judul penelitian di atas, penulis berusaha untuk mengetahui pendidikan akhlak maka dalam penelitian ini ada beberapa permasalahan diantaranya: 1.

  Bagaimanakah nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Al- Qur‟an surat al-An‟am ayat 151-153? 2. Bagaimana implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Al-

  Qur‟an surat al-An‟am ayat 151-153 dalam kehidupan sehari- hari?

  C. Tujuan Penelitian

  Berdasarkan pokok masalah yang dirumuskan, berkembang menjadi beberapa poin yang akan menjadi tujuan penelitian, tujuan itu adalah:

1. Untuk mengetahui nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam

  Al- Qur‟an al-An‟am ayat 151-153.

  2. Untuk mengetahui implementasi nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Al- Qur‟an surat al-An‟am ayat 151-153 dalam kehidupan sehari-hari.

D. Kegunaan Penelitian

  Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis, yaitu:

1. Manfaat Teoritis

  Memberikan sumbangan pemikiran bagi ilmu pendidikan Islam pada umumnya dan pendidikan akhlak pada khususnya, terutama mengenai nilai pendidikan akhlak dalam Al- Qur‟an dan nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat al-

  An‟am ayat 151-153.

2. Manfaat Praktis

  Dapat memberi manfaat bagi para pendidik dan pemikir di masa mendatang tentang akhlak dengan dimensi akhlak terpuji dan akhlak tercela, serta dapat mensosialisakikan pendidikan akhlak di masyarakat yang sejalur dengan ajaran Islam.

E. Kajian Pustaka

  Kajian pustaka adalah suatu istilah untuk mengkaji bahan atau literatur kepustakaan (literature review). Bentuk kegiatan ini memaparkan dan mendeskripsikan pengetahuan, argumen, dalil, konsep, atau ketentuan- ketentuan yang pernah diungkapkan dan diketemukan oleh peneliti sebelumnya yang terkait dengan objek masalah yang hendak dibahas. Adapun karya-karya yang mendukung dan dijadikan kajian pustaka sebagai berikut:

  1. Penelitian yang ditulis oleh Fatkhul Manan Jazuli dengan judul skripsi “Konsep Pendidikan Akhlak Anak Terhadap Orang Tua dalam Al-Qur‟an Surat Al-

  Isra‟ 23-25”. Menyimpulkan bahwa nilai-nilai pendidikan akhlak berdasarkan QS. Al- Isra‟ ayat 23-25 dalam dunia pendidikan Islam yaitu: pendidikan akidah di sekolah hendaknya mengajarkan tauhid yang dilakukan dengan pendekatan yang lebih komprehensif dan pendidikan birru al-walidain (berbuat baik kepada kedua orang tua).

  2. Penelitian yang ditulis oleh Siti Khoerotunnisa, IAIN Salatiga, jurusan PAI (2016) dengan judul skripsi “Nilai-nilai Akhlak dalam Perspektif

  Pendidikan Islam (Kajian Tafsir Surat Al-Hujurat Ayat 11- 13)”. Menyimpulkan bahwa Al-

  Qur‟an mengandung nilai-nilai yang universal dan menjadi penyempurna dari kitab-kitab sebelumnya, pada ayat 11 dijelakan larangan saling mengolok satu sama lain, ayat ke 12 dijelaskan tentang ghibah atau pergunjingan, serta taubat. dan ayat 13 menjelaskan tentang ta‟aruf atau saling mengenal.

  3. Penelitian yang ditulis oleh Muhammad Khoirul Anwar, IAIN Salatiga, jurusan PAI (2017) dengan judul skripsi “Peran Keluarga dalam Membentuk Karakter Anak (Telaah Surat An- Nahl Ayat 78)”. Menyimpulkan bahwa keluarga mempunyai peran penting dalam membentuk karakter/akhlak anak dengan mengoptimalkan potensi pada anak (pendengaran, peglihatan, dan hati), berinteraksi sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan anak, serta keluarga harus memberikan

  uswah atau teladan yang baik bagi anak. Upaya yang dapat dilakukan

  dalam membentuk karakter anak dalam surat an-Nahl ayat 78 yaitu dengan cara menanamkan nilai akidah, nilai dan ajaran ibadah, jiwa sosial, memberikan pengawasan dan perhatian, serta menjaga jasmani dan kesehatannya.

  Dari beberapa skripsi yang sudah disebutkan di atas berbeda dengan skripsi yang penulis buat, persamaannya yaitu sama-sama membahas tentang akhlak akan tetapi pengambilan ayat berbeda, penulis mengambil surat al- An‟am ayat 151-153.

F. Metodologi Penelitian

  Dalam penulisan skripsi ini, digunakan beberapa teknik yang relevan untuk sampai pada tujuan penelitian, yang meliputi:

  1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu library

  research, penelitian dengan mengumpulkan data-data yang berhubungan

  dengan objek penelitian, bahwa jenis penelitian yang dilakukan menggunakan metode library research. Dengan mengumpulkan data-data yang diperlukan, baik yang primer maupun skunder, dicari dari sumber- sumber kepustakaan seperti buku, majalah, artikel, dan jurnal (Kuswaya, 2009:11).

  2. Sumber Data Data penelitian ini diperoleh dari Al-

  Qur‟an surat al-An‟am ayat 151-153, selain itu, sumber data penulis juga diambil dari buku-buku yang relevan dengan pembahasan dalam skripsi ini. Sumber data di sini yaitu sumber data primer dan sumber data skunder.

  a.

  Sumber Data Primer Sumber data primer merupakan sumber data yang berkaitan langsung dengan penelitian yaitu Al-

  Qur‟an surat Al-An‟am ayat 151- 153 beserta tafsirannya menurut para ulama, diantaranya kitab tafsir Al-Misbah karya Quraisy Syihab, kitab tafsir Al-Maraghi, kitab tafsir An-Nur, dan kitab-kitab lain yang relevan. b.

  Sumber Data Skunder Sumber data skunder adalah pengumpulan data yang dicari di dalam dokumen atau sumber pustaka, data tersebut adalah data skunder yang telah tertulis atau diolah oleh orang lain (Wiratama, 2006:36). Data skunder merupakan sumber data yang mengandung dan melengkapi sumber-sumber data primer, yang diambil dengan cara mencari, menganalisis buku-buku, internet, dan informasi lainnya yang berkaitan dengan judul skripsi.

3. Metode Analisis Data

  Metode yang digunakan adalah metode analisis isi (content

  analysis ). Menurut Sumadi Suryabrata (2010:85), metode analisis isi

  adalah data deskriptif atau textular yang sering dianalisis menurut isinya atau pesan yang terkandung dalam teks tersebut.

  Metode ini digunakan penulis untuk mendeskripsikan isi atau kandungan yang ada dalam Al- Qur‟an surat al-An‟am ayat 151-153 mengenai nilai-nilai akhlak apa saja yang terkandung dalam ayat tersebut.

G. Definisi Operasional

  Untuk memperjelas makna judul serta menghindari penafsiran dan penjelasan juga sebagai batasan penulisan. Maka penulis akan menjelaskan istilah-istilah yang penting di dalam judul. Adapun istilah-istilah itu: 1.

  Nilai Pendidikan Akhlak Nilai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sifat-sifat yang penting atau berguna bagi kemanusiaan (Tim Redaksi KBBI,

  2007:789). Nilai adalah sesuatu yang memberikan makna pada hidup yang memberi acuan, titik tolak, dan tujuan hidup. Nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi, yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari sekedar keyakinan, selalu menyangkut pola pikir dan tindakan sehingga ada hubungan yang amat erat antara nilai dan etika (Adisusilo, 2012:56). Dalam pembahasan ini, nilai yang dimaksud adalah nilai pendidikan akhlak dalam Q.S. Al-

  An‟am ayat 151-153. Secara terminologi, pendidikan merupakan terjemahan dari istilah

  

pedagogi yang berasal dari bahasa Yunani Kuno paidos (budak) dan agoo

  (membimbing). Jadi, pedagogi diartikan sebagai „budak yang mengantarkan anak majikan untuk belajar (Jumali dkk, 2004:19).

  Dinamakan pendidikan jika kegiatan mencakup dimensi pengetahuan sekaligus kepribadian, dengan demikian hakikat pendidikan adalah kegiatan formal yang melibatkan guru, murid, kurikulum, evaluasi, administrasi yang secara simultan memproses peserta didik bertambah pengetahuan, skill, dan nilai kepribadian dalam suatu kalender akademik.

  Akhlak secara etimologi, akhlak merupakan bentuk jamak dari

  

khuluq ( ) yang berarti budi pekerti, tingkah laku, perangai atau tabiat

قُلُخ

  (Munawir, 1984:364). Akhlak dalam perspektif pendidikan Islam yaitu untuk membentuk manusia yang memiliki karakter baik, keras kemauan, sopan dalam bertutur kata dan perbuatan, tingkah laku mulia, bersifat bijaksana, sopan dan beradab, ikhlas, jujur, dan suci.

  Dengan kata lain, pendidikan akhlak memiliki tujuan untuk memberikan pedoman atau penerangan bagi manusia dalam mengetahui perbuatan yang baik atau yang buruk. Terhadap perbuatan baik berusaha dilakukan, dan terhadap perbuatan yang buruk berusaha dihindari supaya melahirkan manusia yang memiliki keutamaan (al-fadhilah), serta berprinsip untuk mencapai kebahagiaan dalam berhubungan dengan Allah Swt. (hablun minallah) disamping berhubungan dengan manusia (hablun

  minannas ) dan alam sekitar, agar tercipta manusia yang memiliki kesempurnaan dibanding makhluk lainnya (Nata, 2002:16).

  Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa nilai pendidikan akhlak adalah sesuatu yang dijunjung tinggi oleh masyarakat maupun bangsa yang dilakukan untuk mengetahui, mengembangkan, menciptakan sifat atau tingkah laku pada seseorang untuk berlaku sesuai dengan nilai dan norma yang ada.

2. Al-Qur‟an Surat Al-An‟am Ayat 151-153

  Surat ini terdapat pada juz 7-8 dan merupakan urutan surat yang ke-enam, terdiri atas 165 ayat, dan termasuk golongan surat Makkiyah, secara harfiah al-

  An‟am bermakna ternak, dinamai demikian karena sekian ayatnya berbicara soal ternak dalam konteks kehalalan dan keharamannya.

  Menurut sejumlah riwayat, keseluruhan ayatnya turun sekaligus, tidak ada surat panjang lain yang turun sekaligus, kecuali surat ini (Shihab, 2012:3).

  Telaah ini penulis fokuskan pada ayat 151-153 yang berisi nilai- nilai pendidikan akhlak, menurut Quraish Shihab (2012:3), ayat ini dapat dinilai sebagai sepuluh wasiat Allah yang dianugerahkan-Nya pada umat al- Qur‟an. Dalam realita kita temui banyak akhlak tercela yang masih sering dianggap remeh dalam prakteknya, namun sebenarnya banyak akibat berbahaya yang ditimbulkan. Penelitian ini juga ditujukan agar lebih memahami nilai beretika dalam hidup berdampingan dan lebih berhati-hati dalam menyikapi kondisi tertentu dalam menjalani kehidupan.

H. Sistematika Penulisan Skripsi

  Sistematika penulisan skripsi yang disusun terbagi dalam tiga bagian awal, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman perstujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan orisinalitas, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, dan halaman daftar lampiran.

  Bagian isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam 5 bab yang rinciannya adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan. Pada bab ini akan dibahas latar belakang penelitian, rumusan dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, metodologi penelitian, definisi operasional, dan diteruskan sistematika pembahasan yang digunakan dalam membuat penelitian ini agar lebih terstruktur dan sistematis.

  Bab II Landasan Teori. Pada bab II akan dibahas tentang pengertian pendidikan akhlak, dasar pendidikan akhlak, tujuan pendidikan akhlak, ruang lingkup, dan klasifikasi pendidikan akhlak.

  Bab III Nilai-Nilai Pendidikan Akhlak Dalam Al- Qur‟an Al-An‟am Ayat 151-153. Berisi redaksi Al- Qur‟an surat al-An‟am ayat 151-153 dan terjemahya, asbab an-nuzul surat al- An‟am, munasabah ayat, dan dilanjutkan penafsiran Q.S. Al-

  An‟am ayat 151-153.

  Bab IV Analisis. Pada bab ini dibahas tentang nilai-nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam Al- Qur‟an surat al-An‟am ayat 151-153, dilanjutkan pembahasan mengenai implementasinya dalam kehidupan sehari- hari.

  Bab V Penutup. Bab ini merupakan akhir dari pembahasan yang berisi kesimpulan penulis dari pembahasan skripsi ini, saran-saran, serta kalimat penutup.

BAB II LANDASAN TEORI NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK A. Pengertian Pendidikan Akhlak Pendidikan akhlak terbentuk dari dua kata yaitu, pendidikan dan

  akhlak. Pengertian pendidikan dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia) adalah suatu proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan yang berupa proses, cara, dan perbuatan mendidik (KBBI, 1990:263). Sedangkan pengertian pendidikan dalam Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 yaitu:

  “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya sehingga memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, dan keterampilan yang diperlukan oleh dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara.

  ” Menurut Ki Hajar Dewantara dalam buku Materi Umum Untuk Guru

  Sekolah (2007:3), pendidikan adalah daya-upaya untuk memajukan bertumbuhnya budi pekerti, pikiran, dan tubuh anak dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya.

  Dari beberapa pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menumbuhkan potensi peserta didik dalam rangka kesempurnaan hidup dan keselarasan dengan dunianya, salah satu hal yang perlu dikembangkan adalah persoalan tentang akhlak.

  Pengertian akhlak dari segi bahasa (lughatan ), term “akhlak” berasal dari bahasa Arab dari kata artinya menjadikan, membuat,

  • – – قا ْخ َخ ْل ُل ُق َق َخ َل

  

َي

  menciptakan (Munawir, 1984:120). Kata akhlak seakar dengan kata Khaliq (Pencipta), makhluq (yang diciptakan) dan khalq (penciptaan). Kata khuluq tercantum dalam QS. Al-Qalam ayat 4, ayat yang dinilai sebagai konsiderans pengangkatan Nabi Muhammad Saw. sebagai Rasul

  :

      

  “Sesungguhnya engkau (Muhammad) berada di atas budi pekerti yang agung”(QS. Al-Qalam 68:4).

  Pengertian akhlak secara istilah (isthilahan) dapat merujuk pada beberapa pendapat pakar di bidang ini. Ibn Miskawaih yang dikenal sebagai pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Nata, 2002:3).

  Sementara itu, Imam al-Ghazali yang dikenal sebagai Hujjatul Islam (Pembela Islam) menjelaskan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa, yang menimbulkan perbuatan-perbuatan dengan gampang dan mudah, tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan (Ilyas, 2007:2).

  Menurut Ahmad Amin, akhlak didefinisikan sebagai kehendak yang dibiasakan, sedangkan Abdullah Darraz mengemukakan bahwa akhlak adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, yang membawa kecenderungan kepada pemilihan pada pihak yang benar (akhlaq al-mahmudah) atau pihak yang jahat (akhlaq al-madzmumah) (Supadie, dkk, 2012:216-217).

  Kesimpulannya, akhlak adalah suatu perbuatan yang dimiliki manusia sejak lahir dan menjadi kebiasaan yang tertanam dalam jiwa, sehingga akan muncul secara spontan ketika diperlukan tanpa memerlukan pemikiran atau pertimbangan serta dorongan dari luar.

  Term akhlak dalam pendidikan, akhlak menunjukkan bahwa pendidikan sangat menekankan pada perilaku. Dalam ajaran Islam, akhlak sangat penting bagi kehidupan manusia karena hakekatnya pendidikan akhlak selalu bersumber pada Al-

  Qur‟an dan hadis, dengan kedua pedoman tersebut diharapkan memperoleh gambaran tentang pendidikan akhlak.

  Berdasarkan uraian di atas, pendidikan akhlak dapat diartikan sebagai usaha sadar yang dilakukan secara berkesinambungan dalam membina sikap manusia agar terbentuk sifat-sifat yang terpuji dan menghindari sifat-sifat yang tercela. Pendidikan akhlak ini berkaitan dengan perubahan perilaku, maka dalam pendekatannya menggunakan cara keteladanan, latihan, dan pembiasaan dalam kehidupan sehari-hari.

  Dalam buku Pendidikan Islam karya Haidar Putra Daulay (2007:228) pendidikan akhlak diistilahkan dengan budi pekerti, yaitu bagian integral yang tidak dapat dipisahkan dari pembentukan manusia seutuhnya, karena pendidikan budi pekerti tersebut memiliki kedudukan strategis yang selama ini diterapkan melalui pendidikan agama.

  Menurut Ilyas dalam buku kuliah akhlak (2007:11), kedudukan akhlak adalah sebagai berikut: a.

  f.

                 

  Islam yang memberikan petunjuk di jalan kebenaran dan mengantarkan pada pencapaian kebahagiaan di dunia dan akhirat. Dasar pendidikan akhlak terdapat dalam surat Ali Imran ayat 14:

  (Ahmad dan Salimi, 1994:199). Al- Qur‟an merupakan dasar utama dalam

  Dasar pendidikan akhlak dalam Islam bersumber pada Al- Qur‟an dan hadis karena akhlak merupakan sistem moral yang bertitik pada ajaran Islam

  Banyak ayat Al-Qur‟an yang berhubungan dengan akhlak.

  g.

  Nabi Muhammad selalu berdo‟a agar Allah membaikkan akhlak beliau.

  Iman menjadikan akhlak terpuji sebagai bukti dari ibadah kepada Allah.

  Rasulullah menempatkan penyempurnaaan akhlak mulia sebagai misi pokok risalah Islam.

  e.

  Rasulullah menjadikan baik buruknya akhlak seseorang sebagai kualitas seseorang di hari kiamat.

  d.

  Akhlak yang baik (mahmudah) akan memberatkan timbangan kebaikan seseorang pada hari kiamat.

  c.

  Akhlak merupakan salah satu pokok ajaran Islam.

  b.

B. Dasar Pendidikan Akhlak

  “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru

  kepada kebajikan, menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah orang-orang yang beruntung

  .” (QS. Ali Imran, 3:104). Ayat tersebut menjelaskan bahwa Allah menganjurkan hambanya untuk dapat menasehati, mengajar, membimbing, dan mendidik sesamanya dalam hal melakukan kebajikan dan meninggalkan keburukan. Dengan demikian, Allah telah memberikan dasar yang jelas mengenai pendidikan akhlak yang merupakan suatu usaha untuk membimbing dan mengarahkan manusia supaya berakhlak mulia.

  Dasar pendidikan akhlak dalam hadis dijelaskan Rasulullah dalam sabda beliau:

   ِق َلَْخَْلِا َمِراَكَم َمِّمَتُِلِ ُتْثِعُب اَمَّنِا “Sesungguhnya aku hanya diutus untuk menyempurnakan akhlak”.

  (HR. Ahmad dan Baihaqi) (Imam Ahmad Ibn Hanbal, 1991:504).

  Dari ayat Al- Qur‟an dan hadis di atas menunjukkan bahwa dasar pendidikan akhlak adalah Al-

  Qur‟an dan hadis, dari dasar tersebut dapat diketahui bahwa kriteria suatu perbuatan itu bersifat baik atau buruk.

C. Tujuan Pendidikan Akkhlak

  Pendidikan akhlak merupakan upaya untuk melahirkan manusia berkepribadian muslim yang mudah untuk melaksanakan ketentuan hukum dan ketetapan syari‟at yang diperintahkan, atau dengan kata lain tujuan pendidikan akhlak yaitu untuk membentuk karakter muslim yang taat dan mempunyai akhlaq al-karimah (Syafri, 2014:104).

  Sebagaimana akhlak mulia yang terdapat pada Nabi Muhammad Saw. yang mana dari situlah akhlak mulia dapat dicontoh dan senantiasa berada dalam kebenaran serta berjalan di jalan yang lurus. Perintah untuk menjadikan Nabi Muhammad sebagai teladan terdapat pada firman Allah Surat al-Ahzab ayat 21:

                    Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri

teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah

dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.”(QS. Al-

Ahzab, 33:21).

  Ayat tersebut menjelaskan bahwa Rasulullah Saw. merupakan figur utama sebagai utusan Allah Swt. yang patut dijadikan panutan dalam menjalani kehidupan di dunia dan mencapai kehidupan di akhirat. Maka, dapat diketahui bahwa tujuan utama pendidikan akhlak yaitu agar manusia berada dalam kebenaran dan selalu berada di jalan yang lurus, jalan yang digariskan oleh Allah Swt. Inilah yang akan mengantarkan manusia pada kebahagiaan dunia dan akhirat. Akhlak seseorang akan dianggap mulia jika perbuatannya mencerminkan nilai-nilai yang terkandung dalam Al-

  Qur‟an. Tujuan lain pendidikan akhlak yaitu: a. Mempersiapkan manusia beriman yang senantiasa beramal shalih.

  b.

  Mempersiapkan insan beriman dan shaleh yang dapat berinteraksi dengan baik dengan muslim maupun non muslim. c.

  Mempersiapkan insan beriman dan shaleh yang mampu dan mau berbuat

  amar ma‟ruf nahi munkar, serta berjuang di jalan Allah demi tegaknya Islam (Mahmud, 2004:159).

D. Ruang Lingkup Pendidikan Akhlak

  Ruang lingkup pendidikan akhlak sangat luas, mencakup seluruh aspek dalam kehidupan, baik secara vertikal dengan Allah Swt. maupun secara horizontal sesama makhluk-Nya (manusia, binatang, tumbuh- tumbuhan, dan benda-benda yang tak bernyawa). Ruang lingkup akhlak tersebut dapat dipaparkan sebagai berikut: 1.

   Akhlak Terhadap Allah

  Akhlak terhadap Allah dapat diartikan sebagai sikap atau perbuatan yang seharusnya dilakukan oleh manusia sebagai makhluq dan kepada Tuhan sebagai Khaliq. Sekurang-kurangnya ada 4 alasan mengapa manusia perlu berakhlak kepada Allah, yaitu: a.

  Karena Allah yang telah menciptakan manusia.

  b.

  Karena Allah yang telah memberikan perlengkapan panca indera, berupa pendengaran, penglihatan, akal pikiran dan hati sanubari, disamping anggota badan yang kokoh dan sempurna kepada manusia.

  c.

  Karena Allah yang telah menyediakan berbagai bahan dan sarana yang diperlukan bagi kelangsungan hidup manusia, seperti bahan makanan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan, air, udara, binatang ternak dan sebagainya. d.

  Allah yang telah memuliakan manusia dengan diberikannya kemampuan menguasai daratan dan lautan.

  Namun demikian, meskipun Allah telah memberikan berbagai kenikmatan terhadap manusia, bukan menjadi alasan Allah perlu dihormati. Bagi Allah, dihormati atau tidak, tidak akan mengurangi kemuliaan-Nya, akan tetapi sebagai manusia sudah sewajarnya menunjukkan akhlak yang pas kepada Allah (Nata, 2002:147-148).

Dokumen yang terkait

ANALISIS NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QURAN SURAT AN NAHL AYAT 90-91 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

0 0 83

PENDIDIKAN KESABARAN DALAM ALQUR’AN SURAT AL-INSAN AYAT 24 DAN SURAT AS-SYUURA AYAT 43 SKRIPSI Diajukan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 100

NILAI-NILAI SOSIAL DALAM TAFSIR SURAT AT-TAUBAH AYAT 71 DAN RELEVANSINYA TERHADAP PENDIDIKAN ISLAM SKRIPSI Diajukan Guna Memenuhi Kewajiban dan Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 1 126

KONSEP PENDIDIKAN KARAKTER DALAM AL-QUR’AN SURAT LUQMAN AYAT 12-19 (TELAAH ATAS KITAB TAFSIR AL-MISBAH) SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam

0 0 93

NILAI-NILAI PENDIDIKAN KARAKTER SURAT AL-AN’AM AYAT 151-153 DAN PENERAPANNYA DALAM PAI SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

1 2 105

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM SURAT AL-FURQON AYAT 63-67 SKRIPSI Disusun Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (SI)

1 0 80

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM KITAB KHULASHAH NURUL YAQIN KARYA MUHAMMAD KHUDHARI BEK SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

2 5 115

KONSEP BIRRUL WAALIDAIN AL-QUR’AN SURAT AL-AHQAAF AYAT 15-16 DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PENDIDIKAN KELUARGA SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

0 0 132

PENDIDIKAN KARAKTER BERTANGGUNG JAWAB MENURUT AL-QUR’AN SURAH LUQMAN AYAT 16 SKRIPSI Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

0 1 84

NILAI-NILAI PENDIDIKAN AKHLAK DALAM AL-QUR’AN SURAT ALI IMRON AYAT 159-160

0 0 107