KESIAPAN GURU KELAS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 MI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 20162017 SKRIPSI
KESIAPAN GURU KELAS DALAM MELAKSANAKAN PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 MI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017 SKRIPSI Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh SERA KANIA SARI
NIM 11513007
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUANINSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2017
KESIAPAN GURU KELAS DALAM MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013
MI KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan
Oleh
SERA KANIA SARI
NIM 11513007
JURUSAN PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
MOTTO
Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain (Al-Insyiroh:7)
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan
(ArRahman : 13)
Skripsi ini penulis persembahkan kepada :
PERSEMBAHAN
- Ayahanda tercinta (Hasan Han) dan Ibunda (Umi Kholifah), serta adikku (Adhi Wahyu Handika, Ainan Salsabila, Dina Rifiyana Aslah), dan semua keluarga (Mas Puguh, Mbak Erni, Nurma, Dyah, Bu Ning, Pak Udin).
- Teman-teman konsentrasi IPS angkatan 2013
- Teman-teman seperjuangan PGMI angkatan 2013
- Sahabat terbaik : Silvia , Risky, Citra, Nanik
Keluarga besar KKN Desa Pregolan
KATA PENGANTAR
Dengan nama Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang. Hanya puji dan syukur yang senantiasa penulis hanturkan kepada Allah SWT. Segala limpahan taufik dan hidayah serta inayahNya, sehingga penulis dapat diberi kemudahan dan kelapangan hati dalam menyelesaikan skripsi ini, shalawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada Rasullullah SAW. Keluarga, sahabat dan para pengikut setianya.
Penyusunan skripsi ini bertujuan guna memenuhi persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana dalam ilmu Tarbiyah Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Terselesainya skripsi ini tidaklah semata-mata dari jerih payah penulis sendiri melainkan banyak pihak terkait yang telah membantu baik moril maupun spiritual, oleh karena itu, penulis tidak lupa mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr.Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku rektor IAIN Salatiga, beserta staf-stafnya, yang telah menyediakan tempat serta fasilitas gedung kuliah yang nyaman dan kondusif.
2. Ibu Peni Susapti M.Si selaku kaprogdi jurusan PGMI IAIN Salatiga.
3. Bapak Suwardi M.Pd selaku dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Salatiga.
4. Bapak dosen pembimbing skripsi Suwardi M.Pd yang tulus, ikhlas dan senantiasa berkenan memberikan sumbangsih pikiran, serta waktunya
5. Seluruh dosen dan civitas akademika yang telah membantu terselesainya skripsi ini.
6. Ayahanda tercinta (Hasan Han), Ibunda (Umi Kholifah) yang selalu tulus dan ikhlas mencurahkan segalanya demi penulis, serta semua pihak yang telah membantu.
7. Kepala MI Se-Kota Salatiga beserta guru dan karyawan yang telah berkenan membantu dan memberikan data kepada penulis.
8. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu penulisan skripsi ini.
Semoga amal serta kebaikan yang telah dicurahkan pada penulis diterima Allah SWT sebagai amal ibadah yang mendapat amalan balasan yang berlipat ganda. Demikian kiranya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menjadi wacana keilmuan baru bagi para pembaca. Dan sebagai manusia penulis menyadari banyaknya kekurangan, maka kritik dan saran dari para pembaca sangat penulis harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini.
Salatiga, 31 Juli 2017 Penulis
Sera Kania Sari
ABSTRAK
Kania Sari, Sera. 2017. Kesiapan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik Menurut Kurikulum 2013 MI Kota Salatiga Tahun 2017.
Skripsi. Fakultas Tarbiyah. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga.
Pembimbing : Suwardi, M.Pd
Kata kunci : Kesiapan; Pembelajaran Tematik; Kurikulum 2013
Penelitian ini membahas tentang kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik menurut kurikulum 2013 MI Kota Salatiga Tahun 2017. Kajian ini dilatar belakangi oleh banyaknya sekolah yang belum melaksanakan dan belum siap melaksanakan pembelajaran tematik kurikulum 20133. Rumusan masalah yang ingin dijawab dalam penelitian ini adalah: Bagaimanakah kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran tematik menurut kurikulum 2013 MI Kota Salatiga?
Untuk menjawab pertanyaan tersebut maka peniliti menggunakan pendekatan kuantitatif. Permasalahan tersebut dibahas melalui studi lapangan yang dilaksanakan di MI Kota Salatiga. Sampel yang penulis gunakan adalah guru yang berjumlah 50 guru. Data-data dalam penelitian ini penulis dapatkan dengan metode angket. Semua data dianalisis dengan analisis pendahuluan, uji hipotesis dan analisis lanjut.
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, maka diperoleh jawaban bahwa: (1) Guru yang siap melaksanakan kurikulum 2013 MI Se-kota Salatiga tergolong sangat baik (A), dengan prosentase 48% pada interval (46-60) dengan jumlah frekuensi 24 dari 50 reponden (2) Guru yang siap melaksanakan kurikulum 2013 MI Se-kota Salatiga tergolong baik(B), dengan prosentase 52% pada interval (31-45) dengan jumlah frekuensi 26 dari 50 reponden (3) Guru yang siap melaksanakan kurikulum 2013 MI Se-kota Salatiga tergolong cukup (C), dengan prosentase 0% pada interval (16-30) dengan jumlah frekuensi 0 dari 50 reponden (4) Guru yang belum siap melaksanakan kurikulum 2013 tergolong kurang (D), dengan prosentase 0% pada interval (0-15) dengan jumlah frekuensi 0 dari 50 responden.
DAFTAR ISI
SAMPUL JUDUL... ................................................................................................... i LEMBAR BERLOGO... ............................................................................................ ii JUDUL ....................................................................................................................... iii PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................................. iv PENGESAHAN KELULUSAN ................................................................................ v PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN.................................................................. vi MOTTO...................................................................................................................... vii PERSEMBAHAN ...................................................................................................... ix KATA PENGANTAR ............................................................................................... x ABSTRAK ................................................................................................................. xi DAFTAR ISI .............................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ...................................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................................... xiv A. Latar Belakang Masalah ................................................................................. 1 B. Rumusan Masalah .......................................................................................... 6 C. Tujuan Penelitian............................................................................................ 6 D. Hipotesis ......................................................................................................... 6 E. Manfaat Penelitian.......................................................................................... 6 F. Definisi Operasional ....................................................................................... 7
1. Pendekatan dan Rancangan Penelitian ..................................................... 10 2.
Lokasi dan Waktu Penelitian.................................................................... 10 3. Populasi dan Sampel ................................................................................ 11 4. Metode Pengumpulan Data ...................................................................... 12 5. Instrumen Penelitian ................................................................................. 13 6. Metode analisis data ................................................................................. 19 H. Sistematika Penulisan..................................................................................... 20
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kesiapan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Kesiapan ........................................................................... 21 2. Pengertian Pembelajaran Tematik...................................................... 21 3. Landasan Pembelajaran Tematik ....................................................... 23 4. Karakteristik Pembelajaran Tematik .................................................. 25 5. Prinsip-prinsip Pembelajaran Tematik ............................................... 26 6. Kesiapan Guru Merencanakan Pembelajaran Tematik ...................... 27 7. Kesiapan Guru Melaksanakan Pembelajaran Tematik ...................... 29 8. Kesiapan Guru Mengevaluasi Pembelajaran Tematik ....................... 32 B. Kurikulum 2013 1. Pengertian Kurikulum 2013 ............................................................... 32 2. Pendekatan Kurikulum 2013 .............................................................. 35
BAB III HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi 1. Lokasi Penelitian ...................................................................................... 39 2. Data Guru dan Siswa ................................................................................ 41 3. Daftar Responden ..................................................................................... 42 4. Kurikulum Sekolah .................................................................................. 46 B. Penyajian Data ............................................................................................... 47 BAB IV ANALISIS DATA A. Data tentang kesiapan guru ...................................................................... 52 B. Analisis lanjut........................................................................................... 56 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan.............................................................................................. 62 B. Saran ........................................................................................................ 63 DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 64 LAMPIRAN-LAMPIRAN ......................................................................................... 65
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Variabel Dan Instrumen .......................................................... 11Tabel 2.1 Perbedaaan KTSP dan Kurikulum 2013 .......................................... 34Tabel 3.1 Daftar Guru Yang Diberi Angket..................................................... 43Tabel 3.2 Jawaban Angket Variabel Kesiapan Guru ....................................... 48Tabel 3.3 Skor Jawaban Variabel Kesiapan Guru ........................................... 50Tabel 4.1 Hasil Skor Variabel Kesiapan Guru ................................................. 53Tabel 4.2 Interval Kesiapan Guru .................................................................... 57Tabel 4.3 Nilai Nominasi Kesiapan Guru ........................................................ 57Tabel 4.4 Nilai Prosentase Kesiapan Guru ...................................................... 61
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Angket .................................................................................... 67 Lampiran 2 Lembar konsultasi skripsi ....................................................... 74 Lampiran 3 Surat Tugas Pembimbing ........................................................ 75 Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Penelitian ........................................... 76 Lampiran 6 Surat Keterangan dari Obyek Penelitian ................................ 82 Lampiran 7 Satuan Kredit Kerja (SKK) ..................................................... 88 Lampiran 8 Daftar Riwayat Hidup ............................................................. 89
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam pasal 31 Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945 menyebutkan bahwa setiap warga Negara berhak mendapat
pendidikan. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003, terdapat tiga jalur pendidikan yang dapat diterapkan, yaitu pendidikan formal, informal, dan non-formal. Pendidikan formal merupakan pendidikan yang bertingkat dan sistematis dari Sekolah Dasar, Sekolah Menengah, dan Perguruan Tinggi.
Sedangkan pendidikan informal adalah proses yang berlangsung sepanjang usia sehingga setiap orang memperoleh nilai, sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang bersumber dari pengalaman hidup sehari-hari di lingkungan sosialnya. Pendidikan nonformal sendiri merupakan pendidikan diluar pendidikan formal yang teroganisasi, sistematis, dan berjenjang.
Pendidikan merupakan tolak ukur dalam status sosial. Hal ini terjadi karena pendidikan dapat mempengaruhi, merubah, bahkan mengembangkan pandangan, sikap, dan keterampilan hidup seseorang, pendidikan juga dapat menentukan kemajuan sebuah negara. Pendidikan juga menentukan masa depan bangsa Indonesia. Masa depan bangsa Indonesia terletak pada tangan generasi muda. Mutu bangsa ini kemudian hari akan bergantung pada pendidikan yang mereka dapat terutama melalui pendidikan formal yang mereka terima di sekolah. Apa yang akan dicapai di sekolah ditentukan oleh kurikulum adalah alat pendidikan yang sangat penting bagi perkembangan pendidikan negara. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat, akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang dicita-citakan oleh sebuah lembaga pendidikan, baik formal, informal maupun non formal(Nasution, 1984 : 5).
Kurikulum sebagai salah satu komponen sangat diperlukan sebagi pedoman pengajaran. Kurikulum berkaitan erat dengan mutu pendidikan, walaupun kurikulum bukanlah satu-satunya faktor yang mempengaruhi mutu pendidikan (Kwartolo, 2002: 107). Kurikulum sudah semestinya dirancang sesuai dengan kebutuhan saat ini. Setiap lima tahun sekali, Indonesia mengganti kurikulum untu menjawab permasalahan kurikulum dan menyempurnakan kurikulum sebelumnya. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dinilai masih terdapat permasalahan dalam pelaksanaannya. KTSP dinilai belum tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global (Kemendikbud : 2012).
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang saat ini digencarkan sebagai pengganti Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum 2013 adalah suatu pembelajaran yang didesain untuk mengembangkan potensi peserta didik, yang bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi warga negara negara yang demokratis, dan
Permendikbud No. 160 tahun 2014 menyatakan pemberlakuan kurikulum tahun 2006 dan 2013 bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah yang melaksanakan kurikulum 2013 sejak semester pertama 2014/2015 dan kembali melaksanakan kurikulum satuan pendidikan mulai semester kedua. Bagi sekolah yang sudah melaksanakan kurikulum 2013 selama tiga semester diharapkan tetap melanjutkan sebagai sekolah percontohan dan pengembangan kurikulum 2013.
Pada saat kurikulum 2013 diberhentikan karena adanya beberapa alasan dari pemerintah yang meliputi kurangnya perencanaan, persiapan, dan penerapan pada kegiatan belajar mengajar kurikulum 2013. Penyelengaraan kurikulum 2013 dianggap kurang maksimal karena dipengaruhi oleh persiapan dan perencanaan yang kurang dan tergesa-gesa. Selain itu distributor buku kurikulum 2013 yang sangat lambat menyebar keseluruh wilayah di Indonesia.
Tidak hanya itu saja, sistem pembelajaran pada kurikulum 2013 terlalu menonjolkan pendidikan moral seperti pelajaran Agama, Bahasa Indonesia, dan Sejarah serta sedikit menyampingkan pelajaran yang berbau sains.
Meskipun saat ini kurikulum 2013 diberhentikan dan sedang dievaluasi oleh pemerintah dan nantinya juga akan kembali menerapkan kurikulum 2013 setelah evaluasi selesai. Kemendikbud menargetkan ada tahun 2018 semua sekolah serentak melaksanakan kurikulum 2013. Kesiapan sekolah dalam menerapkan kurikulum 2013 akan dilihat dari segi guru, peserta didik, sarana prasarana, dan tentunya kepala sekolah. Sangat penting sekali mengetahui menggunakan kurikulum 2013, dengan tujuan agar pada saat proses pembelajaran kurikulum 2013, sekolah sudah benar-benar siap dan mampu menggunakan kurikulum 2013 dengan baik.
Madrasah Ibtidaiyah merupakan jenjang pendidikan dasar pada sekolah formal di Indonesia setelah lulus sekolah taman kanak-kanak. Madrasah ibtidaiyah ini layaknya seperti sekolah dasar. Namun, pada madrasah ibtidaiyah ditambahi dengan penjabaran mata pelajaran pendidikan agama islam. Sekolah dasar ditempuh dalam waktu 6 tahun, mulai dari kelas 1 sampai kelas 6. Madrasah Ibtidaiyah di Salatiga yang saya observasi terletak dibeberapa tempat yaitu Noborejo, Kumpulrejo, Gamol, Pulutan dan Kutowinangun Kota Salatiga Jawa Tengah.
Berdasarkan hasil observasi, Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Salatiga sudah banyak yang menggunakan kurikulum 2013, walaupun masih ada yang belum menggunakan kurikulum 2013 dan masih menggunakan kurikulum ktsp. Walaupun sudah banyak yang menggunakan kurikulum 2013, ada beberapa sekolah yang belum siap mengingat kurikulum 2013 masih dalam masa percobaan akan tetapi pada tahun 2018 semua sekolah harus menggunakan kurikulum tersebut. Madrasah Ibtidaiyah di Salatiga yang baru menerapkan kurikulum 2013 masih kelas 1 dan kelas 4, namun juga sudah banyak sekolah yang menerapkan kurikulum 2013 untuk semua kelas.
Kurikulum yang terbilang baru ini diterapkan dalam semua mata pelajaran. Ketika pendidik sudah siap dengan adanya perubahan kurikulum namun mengajar dengan pendekatan kurikulum 2013. Oleh karena itu pendidik maupun peserta didik harus sama-sama siap dalam implementasi kurikulum 2013.
Kurikulum 2013 mengharuskan guru berperan optimal dalam pembelajaran. Untuk menyiapkan guru ideal dalam pembelajaran kurikulum 2013 diperlukan pelatihan khusus untuk guru. Oleh karena itu guru diwajibkan mengikuti pelatihan guru agar dengan mudah memahami pembelajaran kurikulum 2013. Dalam implementasi kurikulum 2013, guru menjadi perhatian yang sangat penting. Guru adalah seseorang yang berhadapan dengan peserta didik secara langsung sehingga memberikan pengaruh keberhasilan dalam pembelajaran. Tidak hanya berhenti di pelatihan, setelah selesai pelatihan guru tetap harus didampingi, dibina serta tetap dalam pengawasan agar pemahaman mereka terhadap kurikulum terus berlanjut bahkan bisa berbagi dengan guru-guru lain.
Peneliti mempunyai suatu gagasan untuk melakukan penelitian yang tujuannya untuk melihat atau memahami sejauh mana kesiapan guru dalam melaksanakan kurikulum 2013 melalui penelitian yang berjudul
“ KESIAPAN GURU KELAS DALAM MELAKSANAKAN
PEMBELAJARAN TEMATIK MENURUT KURIKULUM 2013 MI
KOTA SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2016/2017” B.
Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah dalam penelitian
Bagaimana kesiapan guru kelas dalam melaksanakan pembelajaran tematik menurut kurikulum 2013 MI Kota Salatiga Tahun 2016/2017?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas dapat diambil tujuan dari penelitian ini sebagai berikut : Untuk mengetahui kesiapan guru dalam pembelajaran tematik menurut kurikulum 2013 MI Kota Salatiga.
D. Hipotesis
Kesiapan guru dalam pembelajaran tematik sangat diperlukan karena guru berhadapan langsung dengan peserta didik sehingga memberikan pengaruh keberhasilan dalam pembelajaran.
E. Manfaat 1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk menambah wawasan mengenai kurikulum 2013 pada proses pembelajaran yang dilakukan oleh seluruh komponen yang ada disekolah dalam menggunakan kurikulum 2013.
2. Manfaat Praktis a.
Bagi Peserta Didik Hasil penelitian ini sebagai pengukur kesiapan belajar peserta didik dalam berlakunya kurikulum 2013. b.
Bagi Guru Sebagai strategi untuk meningkatkan kesiapan guru dalam pembelajaran menggunakan kurikulum 2013.
c.
Bagi Sekolah Hasil penelitian ini akan memberikan masukan dan bahan pertimbangan dalam rangka meningkatkan kesiapan sekolah dalam melaksanakan kurikulum 2013.
F. Definisi Operasional 1.
Kesiapan Kesiapan menurut kamus psikologi adalah tingkat perkembangan dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu (Chaplin, 2006:419).
Menurut Dalyono (2005:52) kesiapan merupakan kemampuan yang cukup baik fisik maupun mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan.
Menurut Slameto (2010:113) kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi dan kondisi yang dihadapi. Jadi, kesiapan guru adalah keseluruhan kondisi psikologis untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar
2. Implementasi Kurikulum 2013
Kurikulum merupakan suatu progam pendidikan yang berisikan berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang diprogamkan, direncanakan dan dirancangkan secara sistematik atas dasar norma- norma yang berlaku yang dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran bagi tenaga kependidikan dan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Bab 1 pasal 1 disebutkan bahwa: “ Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan perngaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan Pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu ” (Dakir, 2004:3).
Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan, dan dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik pengembangan intelektual, emosional serta fisiknya (Malik, 2008:237).
Kurikulum 2013 adalah rancang bangun pembelajaran yang di desain untuk mengembangkan potensi peserta didik, yang bertujuan untuk mewujudkan generasi bangsa Indonesia yang bermartabat, beradab, berbudaya, berkarakter, beriman serta bertaqwa kepada dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam dan diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan serta menjadi pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Pelaksanaan implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa agar peserta didik secara aktif mengonstruk konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan dalam pembelajaran kurikulum 2013(Hosnan, 2014: 34).
Penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran melibatkan keterampilan proses, seperti mengamati, mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan melaksanaan. Dalam melaksanakan proses-proses tersebut, bantuan guru sangat diperlukan. Akan tetapi, bantuan guru saat ini harus semakin berkurang karena semakin bertambah dewasanya siswa atau semakin tingginya kelas siswa (Hosnan 2014 : 35).
G. Metodelogi Penelitian 1.
Pendekatan dan Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan kuantitatif dikarenakan peneliti hanya mengumpulkan data sebanyak-banyaknya mengenai faktor-faktor pendukung antara variabel, kemudian dianalisis untuk menanamkan peranan antar variabel penelitian. Rancangan pengaruh antar variabel X yaitu kesiapan guru dalam melaksanakan
1
2
pembelajaran, pembelajaran tematik yaitu Y dan variabel Y yaitu kurikulum 2013.
Dalam penelitian ini, peneliti bermaksud meneliti kesiapan guru dalam pembelajaran tematik menurut kurikulum 2013. Penelitian ini meliputi 3 variabel, yaitu kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran (X),
1
2
pembelajaran tematik (Y ) dan kurikulum 2013 (Y ). Asumsi dari penelitian ini adalah variabel X yaitu kesiapan guru dalam melaksanakan pembelajaran terhadap Y
1 pembelajaran tematik dan variabel Y 2 yaitu kurikulum 2013.
2. Lokasi dan waktu penelitian a.
Lokasi penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Kota Salatiga.
b.
Waktu penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan mulai tanggal 11 Juni 2017 sampai selesai.
3. Populasi dan Sampel a.
Populasi Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2012 : 117).
Menurut Sukmadinata (2005: 250) kelompok besar dan wilayah yang menjadi lingkup penelitian disebut populasi. Kelompok besar tersebut bisa terdiri atas orang seperti guru, siswa, kepala sekolah atau lembaga seperti sekolah, jurusan, fakultas, kantor, dinas, direktorat, dsb, atau organisasi seperti komite sekolah, dewan sekolah, organisasi guru, asosiasi profesi, dsb, atau bisa juga benda-benda seperti bangunan sekolah, fasilitas belajar, buku-buku dan lain-lain.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan populasi adalah seluruh obyek dalam suatu batas tertentu yang akan diteliti.
Populasi dalam penelitian adalah seluruh Madrasah Ibtidaiyah Ma’arif Se-Kota Salatiga yang berjumlah 8 sekolahan.
b.
Sampel Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2012 : 118). Menurut
Sukmadinata (2005:252) pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penetuan jenis sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek penelitian. Dari pengetian di atas dapat diambil kesimpulan sampel adalah sebagian dari populasi yang nilai/karakteristiknya dapat diukur dan yang nantinya dipakai untuk menduga karakteristik dari populasi.
Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil sampel sebanyak 6 sekolah yang diambil adalah guru kelas yang korelasinal dipilih dengan menggunakan metode sampling yang dapat diterima dan 30 subjek dipandang sebagai ukuran sampel minimal yang dapat diterima.
4. Metode Pengumpulan Data
Instrumen penelitian ini menggunakan teknik sebagai berikut: a.
Observasi Sutrisno Hadi mengemukakan, observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang tersusun dari proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar (Sugiyono, 2005:203).
b.
Angket atau Kuisoner Angket atau kuisoner merupakan satu teknik pengumpulan data secara tidak langsung (peneliti tidak langsung bertanya jawab dengan responden). Instrumen dan alat pengumpulan datanya berisi sejumlah pertanyaan yang harus direspon oleh responden (Sukmadinata, 2005:218).
Kuisoner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2012:199). Berdasarkan pernyataan di atas dapat diambil kesimpula bahwa kuisioner atau angket adalah pengumpulan data dengan penyerahan pertanyaan atau pernyataan secara tertulis kepada responden untuk diisi atau dijawab.
5. Instrumen Penelitian
Emory, menyatakan pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap fenomena sosial maupun alam.
Meneliti dengan data yang sudah ada lebih tepat dinamakan membuat laporan daripada melakukan penelitian. Namun demikian dalam skala yang paling rendah laporan juga dapat dinyatakan sebagai bentuk penelitian (Sugiyono, 2012:148)
Tabel I.I
Instrumen Penelitian
SKORVARIABEL
INDIKATOR
INSTRUMEN 3 2 1 0 1.
1. Kesiapan guru Apakah Bapak/Ibu dalam Guru menyusun RPP merencanakan sesuai dengan kaidah pembelajaran kurikulum 2013?
2. kurikulum 2013 Apakah Bapak/Ibu
Guru membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran?
3. Bapak/Ibu Apakah
Guru merumuskan Kesiapan tujuan pembelajaran
Guru sesuai dengan tata cara penyusunan RPP kurikulum 2013? 4.
Bapak/Ibu Apakah
Guru dalam mengalokasikan waktu pembelajaran sesuai dengan tata cara penyusunan RPP kurikulum 2013?
5. Apakah Bapak/Ibu Guru dalam merumuskan materi sesuai dengan kurikulum 2013?
6. Bapak/Ibu Apakah
Guru dalam menentukan langkah- langkah pembelajaran sesuai dengan tata cara penyusunan RPP kurikulum 2013?
7. Bapak/Ibu Apakah
Guru dalam menentukan evaluasi pembelajaran sesuai dengan tata cara penyusunan RPP kurikulum 2013?
8. Bapak/Ibu Apakah
Guru membuat/menyiapkan media pembelajaran sebelum melaksanakan pembelajaran?
9. Bapak/Ibu Apakah pembelajaran sesuai dengan materi kurikulum 2013? 10.
Bapak/Ibu Apakah
Guru dalam menentukan metode pembelajaran sesuai dengan materi dalam RPP kurikulum 2013? 2.
11. Kesiapan guru Apakah Bapak/Ibu dalam Guru dalam melaksanakan melaksanakan pembelajaran pembelajaran kurikulum 2013 menggunakan metode pembelajaran yang sesuai dengan materi? 12. Apakah Bapak/Ibu
Guru memperoleh sumber belajar yang sesuai dengan kurikulum 2013?
13. Apakah Bapak/Ibu Guru dalam menggunakan sumber belajar sudah sesuai dengan prosedur?
3.
14. Apakah Bapak/Ibu Kesiapan guru dalam Guru dalam mengevaluasi melaksanakan pembelajaran evaluasi pembelajaran kurikulum 2013 dengan menggunakan metode tertulis?
15. Apakah Bapak/Ibu Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan metode lisan? 16.
Apakah Bapak/Ibu Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan
17. Apakah Bapak/Ibu Guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran dengan menggunakan metode evaluasi penilaian sikap?
18. Apakah Bapak/Ibu dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran menggunakan metode evaluasi penilaian keterampilan?
19. Apakah Bapak/Ibu Guru setelah melaksanakan evaluasi pembelajaran langsung mengolah hasil evaluasi pembelajaran?
20. Apakah Bapak/Ibu Guru setelah evaluasi melaporkan hasil evaluasi kepada orang tua? 6. Metode Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik data kuantitatif deskriptif. Analisis data deskriptif dapat digunakan bila peneliti hanya ingin membuat kesimpulan yang berlaku untuk populasi dimana sampel diambil, mengenai data deskriptif peneliti perlu memperhatikan terlebih dahulu jenis datanya . jika peneliti mempunyai data diskrit, penyajian data yang dapat dilakukan adalah mencari ukuran frekuensi mutlak, frekuensi relatif (prosentase) atau mencari mean, median dan modus (Arikunto 1993:363).
X 100%
= N
Keterangan: P : Presentase F : Jumlah Skor yang kurang N : jumlah keseluruhan skor
H. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi, meliputi :
Bab I Pendahuluan, meliputi: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis tindakan, manfaat penelitian, definisi operasional, metode penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
Bab II Kajian Pustaka berisi tentang kesiapan guru kelas 1 dalam melaksanakan pembelajaran tematik menurut kurikulum 2013 yang terdiri dari empat subbab. Subbab pertama berisi tentang manajemen berbasis sekolah. Subbab kedua berisi tentang kurikulum 2013. Subbab ketiga berisi pendekatan saintifik. Subbab keempat berisi tentang hubungan kurikulum 2013 dengan pendekatan saintifik.
Bab III Hasil Penelitian, meliputi: Gambaran umum lokasi dan subjek penelitian, penyajian data. Bab IV Analisis Data, meliputi: Analisis deskriptif (tiap-tiap variabel) Bab V Penutup, meliputi : kesimpulan dan saran.
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kesiapan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik 1. Pengertian Kesiapan Kesiapan menurut kamus psikologi adalah tingkat perkembangan
dari kematangan atau kedewasaan yang menguntungkan untuk mempraktekkan sesuatu (Chaplin, 2006: 419).
Menurut Dalyono (2005:52) kesiapan merupakan kemampuan yang cukup baik fisik maupun mental. Kesiapan fisik berarti tenaga yang cukup dan kesehatan yang baik, sementara kesiapan mental berarti memiliki minat dan motivasi yang cukup untuk melakukan suatu kegiatan.
Menurut Slameto (2003:113) kesiapan adalah keseluruhan kondisi seseorang atau individu untuk memberi respon atau jawaban didalam cara tertentu terhadap suatu situasi dan kondisi yang dihadapi.
Jadi, kesiapan guru adalah keseluruhan kondisi psikologis untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses belajar mengajar.
2. Pengertian Pembelajaran Tematik
Pembelajaran tematik adalah salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan siswa baik secara individu maupun keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik (Abdul Majid, 2014:80).
Pembelajaran tematik lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung dan terlatih untuk menemukan sendiri berbagai pengetahuan yang dipelajarinya. Melalui pengalaman langsung, siswa akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari dan menghubungkannya dengan konsep lain yang dipahaminya. Oleh karena itu, pembelajaran tematik lebih menekankan pada penerapan konsep belajar dengan melakukan sesuatu. Guru perlu mengemas atau merancang penalaman belajar yang akan mempegaruhi kebermaknaan belajar siswa. Pengalaman belajar yang menunjukkan kaitan unsur- unsur konseptual menjadikan proses pembelajaran lebih efektif.
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran terpadu yang menggunakan tema untuk mengaitkan beberapa mata pelajaran sehingga dapat memberikan pengalaman yang bermakna serta memberikan keuntungan bagi siswa. (Munasik 2014 Vol. 15: 2)
Pembelajaran tematik adalah pembelajaran yang memadukan berbagai mata pelajaran atau bidang studi dengan menggunakan tema tema tersebut diulas dan di elabolarasi dari berbagai sudut pandang baik dari pandangan ilmu pengetahuan sosial, ilmu pengetahuan alam, humaniora maupun agama, sehingga memberikan pengalaman
3. Landasan Pembelajaran Tematik
Menurut Abdul Majid (2014:87) landasan pembelajaran tematik mencakup: a.
Landasan Filosofis Dalam pembelajaran tematik sangat dipengaruhi oleh tiga aliran filsafat yaitu: progresivme, kontruktivisme, dan humanisme.
Aliran progresivme memandang proses pembelajaran perlu ditekankan padapembentukan kreativitas, pemberian sejumlah kegiatan, suasana yang alamiah (natural), dan memperhatikan pengalaman siswa (direct experiences) sebgai kunci dalam pembelajaran. Menurut aliran ini, pengetahuan adalah konstruksi atau pembentukan manusia. Manusia mengkonstruksi pengetahuannya melalui interaksi dengan objek, fenomena, pengalaman, dan lingkungannya. Pengetahuan tidak dapat ditransfer begitu saja dari seorang guru kepada anak, tetapi harus diinterpretasikan sendiri oleh masing-masing siswa. Pengetahuan bukan sesuatu yang sudah jadi, melainkan suatu proses yang berkembang secara terus-menerus. Keaktifan siswa yang diwujudkan oleh rasa ingin tahunya sangat berperan dalam perkembangan pengetahuannya. Aliran humanisme melihat siswa dari segi keunikan/kekhasannya, potensinya, dan motivasi yang dimilikinya. b.
Landasan psikologis Pembelajaran tematik terutama berkaitan dengan psikologi perkembangan peserta didik dan psikologi belajar. Psikologi perkembangan diperlukan terutama dalam menentukan isi/materi pembelajaran tematik yang diberikan kepada siswa agar tingkat keluasan dan kedalamannya sesuai dengan tahap perkembangan peserta didik. Psikologi belajar memberikan kontribusi dalam hal bagaimana isi/materi pembelajaran tematik tersebut disampaikan kepada siswa dan bagaimana pula siswa tersebut mempelajarinya.
c.
Landasan Yuridis Dalam pembelajaran tematik berkaitan dengan berbagai kebijakan atau peraturan yang mendukung pelaksanaan pembelajaran tematik di sekolah dasar. Landasan yuridis tersebut adalah UU No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa setiap anak berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran dalam rangka pengembangan pribadinya dan tingkat kecerdasannya sesuai dengan minat dan bakatnya (pasal 9). UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa setiap peserta didik dan setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (Bab V Pasal 1-b).
4. Karakteristik Pembelajaran Tematik
Menurut Hosnan (2014: 366) sebagai suatu model pembelajaran disekolah dasar, pembelajaran tematik memiliki karakteristik-karakteristik sebagai berikut: a.
Berpusat pada siswa Pembelajaran tematik berpusat pada siswa (student centered), hal ini sesuai dengan pendekatan belajar modern yang lebih banyak menempatkan siswa sebagai subjek belajar, sedangkan guru lebih banyak berperan sebagai fasilitator, yaitu memberi kemudahan- kemudahan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar.
b.
Memberikan pengalaman langsung Pembelajaran tematik bisa memberikan pengalaman langsung kepada siswa. Dengan pengalaman langsung ini, siswa dihadapkan pada sesuatu yang nyata (konkret) sebagai dasar untuk memahami hal-hal yang lebih abstrak.
c.
Pemisahan mata pelajaran Dalam pembelajaran tematik, pemisahan pembelajaran tidak begitu jelas karena fokus pembelajaran diarahkan kepada pembahasan tema-tema yang paling dekat berkaitan dengan kehidupan siswa sesuai dengan kurikulum. d.
Menyajikan konsep dari berbagai mata pelajaran Pembelajaran tematik menyajikan konsep-konsep dari berbagai mata pelajaran dalam suatu proses pembelajaran. Dengan demikian siswa mampu memahami konsep-konsep tersebut secara utuh.
e.
Bersifat fleksibel Pembelajaran tematik bersifat luwes (fleksibel) dimana guru dapat mengaitkan bahan ajar dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran yang lainnya, bahkan mengaitkannya dengan kehidupan siswa dan keadaan limgkungan dimana sekolah dan siswa berada.
f.
Menggunakan prinsip belajar sambil bermain dan menyenangkan.
5. Prinsip Pembelajaran Tematik
Menurut Abdul Majid (2014:89) prinsip yang berkenaan dengan pembelajaran tematik integatif sebagai berikut: a.
Pembelajaran tematik integratif memiliki satu tema yang aktual, dekat dengan dunia siswa dan ada dalam kehidupan sehari-hari. Tema ini menjadi alat pemersatu materi yang beragam dari beberapa mata pelajaran.
b.
Pembelajaran tematik integratif perlu memilih materi beberapa mata pelajaran yang mungkin saling terkait. Dengan demikian, materi-materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna. c.
Pembelajaran tematik tidak boleh bertentangan dengan tujuan kurikulum yang berlaku tapi sebaliknya pembelajaran tematik harus mendukung pencapaian tujuan utuh kegiatan pembelajaran yang ada dalam kurikulum.
d.
Materi pembelajaran yang dapat dipadukan dalam satu tema selalu mempertimbangkan karakteristik siswa sepeti minat, kemampuan, kebutuhan, dan pengetahuan awal.
e.
Materi pelajaran yang dipadukan tidak terlalu dipaksakan.
Artinya, materi yang tidak mungkin dipadukan tidak usah dipadukan.
6. Kesiapan Guru Dalam Melaksanakan Pembelajaran Tematik a. Kesiapan dalam merencanakan
Persiapan guru ini harus dirancang dalam RPP (Rancangan Pelaksanaan Pembelajaran) yang sesuai dengan kaidah penulisan RPP Kurikulum 2013 yang didalamnya berisi:
1) Identitas Sekolah:
a) Nama Madrasah
b) Kelas/Semester
c) Tema
d) Subtema
e) Pembelajaran
f) Fokus Pembelajaran
2) KI (Kompetensi Inti)
3) KD (Kompetensi Dasar)
4) Indikator
5) Tujuan Pembelajaran
6) Materi Pokok
7) Materi Pembelajaran
8) Metode Pembelajaran
9) Media Pembelajaran
10) Langkah-langkah kegiatan pembelajaran:
a) Kegiatan Pendahuluan
b) Kegiatan Inti
c) Kegiatan Penutup
11) Penilaian Hasil Pembelajaran:
a) Penilaian Keterampilan
b) Penilaian Kognitif
c) Penilaian Sikap
Kesiapan guru dalam merencanakan pembelajaran tematik yaitu: 1)
Menyusun RPP sesuai dengan kaidah kurikulum 2013 2)
Membuat RPP sebelum melaksanakan pembelajaran 3)
Merumuskan tujuan pembelajaran 4)
Mengalokasikan waktu pelajaran 5)
Menentukan evaluasi pembelajaran
7) Menentukan metode pembelajaran b.
Kesiapan dalam melaksanakan pembelajaran tematik
Pada pelaksanaan belajar mengajar harus sesuai dengan RPP yang ditulis dari kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan juga kegiatan penutup: 1)
Kegiatan Pendahuluan Tujuan dari kegiatan membuka pelajaran adalah yang pertama, untuk menarik perhatian peserta didik yang dapat dilakukan dengan cara seperti meyakinkan peserta didik bahwa materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan berguna untuk dirinya; melakukan hal-hal yang dianggap aneh bagi peserta didik; dan melakukan interaksi yang menyenangkan. Kedua, menumbuhkan motivasi belajar peserta didik, yang dapat dilakukan dengan cara membangun suasana akrab sehingga peserta didik merasa dekat; menimbulkan rasa ingin tahu; mengaitkan materi atau pengalaman belajar yang akan dilakukan dengan kebutuhan peserta didik. Ketiga, memberikan acuan atau rambu-rambu tentang pembelajaran yang akan dilakukan, yang dapat dilakukan dengan cara seperti mengemukakan tujuan yang akan dicapai serta tugas-tugas yang harus dilakukan dalam hubungannya dengan pencapaian tujuan (Majid, 2014:129).
2) Kegiatan inti
Dalam kegiatan inti dilakukan pembahasan terhadap tema dan subtema melalui berbagai kegiatan belajar dengan menggunakan multimetode dan media sehingga peserta didik mendapatkan pengalaman belajar yang bermakna. Selain multimetode dan media, guru mulai menyajikan tema pembelajaran kepada peserta didik dengan menggunakan berbagai strategi atau metode yang bervariasi. Bahkan, dalam penyajian tema pembelajaran, guru juga bisa melakukan secara kelompok kecil, individual, atau klasikal (Hajar, 2013:91). 3)
Kegiatan Penutup Kegiatan penutup dapat diartikan sebagai kegiatan yang dilakukan oleh guru untuk mengakhiri pelajaran dengan maksud untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari peserta didik serta keterkaitannya dengan pengalaman sebelumnya, mengetahui tingkat keberhasilan peserta didik serta keberhasilan guru dalam pelaksanaan proses pembelajaran (Majid, 2014:130)
Hajar (2013:92-93) menyebutkan hal pokok yang harus dilakukan guru dalam kegiatan penutup diantaranya: a)