PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN (STUDI KASUS DI PONDOK MODERN GONTOR DAN PESANTREN SALAF API TEGALREJO)

  

PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DAN

MULTIKULTURAL DI PONDOK PESANTREN

(STUDI KASUS DI PONDOK MODERN GONTOR

DAN PESANTREN SALAF API TEGALREJO)

oleh :

  

IMAMUL HUDA

NIM. M1.13.006

Tesis diajukan sebagai pelengkap persyaratan

untuk gelar Magister Pendidikan Islam

PROGRAM PASCASARJANA

  

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SALATIGA

2015

  

ABSTRAK

  Praktik Pendidikan Liberal dan Multikultural di Pondok Pesantren (Studi Kasus di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo)

  Pendidikan ibarat musafir yang sedang berada pada persimpangan jalan. Jalan mana yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan adalah pilihan. Secara umum terdapat dua ideologi yang berkembang dalam dunia pendidikan, yaitu konservatif dan liberal.

  Pondok pesantren identik dengan tradisi dan ritual seperti membaca kitab klasik, membaca wirid, al-barzanji, mujahadah, istighotsah, tartil maupun tahfidh al quran. Itu semua tidak bisa lepas dari tujuan, visi dan misi mayoritas pesantren yaitu mencetak para santrinya agar menjadi kader ulama.

  Seiring perkembangan zaman dan tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan umum, kini banyak pesantren yang menyediakan materi pendidikan umum. Bahkan terdapat pesantren yang menerapkan pendidikan berwawasan kebebasan dan multikultural.

  Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bentuk praktik pendidikan liberal dan multikultural di Pondok Pesantren. Jenis penelitian ini adalah studi lapangan (field

  

research ) dengan metode deskriptif kualitatif. Adapun Lokasi penelitian dilakukan di

  dua tempat; yaitu Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo Jawa Timur dan Pesantren Salaf API ( Asrama Perguruan Islam ) Tegalrejo Magelang Jawa Tengah.

  Hasil penelitian menunjukan bahwa pendidikan di Pondok Modern Gontor memuat sebagian karakter pendidikan liberal yang terdapat dalam visi misi, tujuan pendidikan, pembelajaran di Kulliyatul Mu‟allimin al-Islamiyyah (KMI), Organisasi Pelajar, dan rangkaian kegiatan di bawah pengasuhan santri. Adapun sebagian praktik pendidikan liberal di pesantren salaf API Tegalrejo ditemukan di sekolah formal SMK Syubbanul Wathon dan lembaga pelatihan PARTNER (Pesantren Entrepeneur).

  Hasil penelitian juga menunjukan bahwa terdapat nilai-nilai multikulturalisme dalam kurikulum KMI, agenda Organisasi Pelajar serta berbagai aktivitas Pengasuhan Santri. Adapun nilai-nilai multikulturalisme di pesantren salaf API Tegalrejo ditemukan dalam rangkaian kegiatan akhir tahun ajaran pesantren, yaitu Khataman Haflah Akhirussanah dengan acara Pawiyatan Budaya Adat (PBA) yang merangkul ratusan kesenian adat dan budaya Jawa.

  

ABSTRACT

  The Practice of Liberal and Multicultural Education in Islamic Boarding School (Case Study in Gontor and API Tegalrejo Islamic Boarding School)

  Education is like a traveler at a crossroads. Which pathway will be taked to achieve the goal is an option. Generally, there are two progressing ideologies in the education: conservative and liberal education.

  Islamic Boarding School is identic with traditions and rituals such as reading a classic book, wirid, al-barzanji, mujahadah, istighotsah, tartil and tahfidh al-qur'an. All of which are according to it purpose, vision and mission Islamic boarding schools that scored his students in order to be a cadre of ulama, kiai and religious leaders.

  As the times and the public demands on the needs of general education, now many Islamic Boarding School are provided general education materials. In fact, several of them are practiced the vision of freedom and multicultural education.

  The purpose of this study is to find the forms of the practice of liberal and multicultural education at Islamic boarding school. This type of research is a field study (field research) with descriptive qualitative method. The location of the research carried out in two places; Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo East Java and Pesantren Salaf API Tegalrejo Magelang, Central Java.

  The study showed that education in Pondok Modern Gontor are contained several of liberal education characters in the vision and mission, the purpose of education, learning in Kulliyatul Mu'allimin al-Islamiyya (KMI), Student Organization and student activities under the care of guidance and counseling departement. As for the practices of liberal education at Pesantren Salaf API Tegalrejo are founded in its formal schools Syubbanul Wathon and vocational training institutions PARTNER (Pesantren Entrepeneur).

  The results also showed that there are values of multiculturalism in the curriculum KMI, Student Organization and students activities. As for the values of multiculturalism at Pesantren Salaf API Tegalrejo are founded in activities namely Khataman haflah Akhirussanah with Pawiyatan Budaya Adat (PBA) which embraces hundreds of indigenous art and culture of Java.

  

PRAKATA

  Assalamu ‟alaikum Wr.Wb.

  Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tesis ini. Shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada suri tauladan kita Rasulullah saw., sahabat, keluarga,dan orang-orang yang senantiasa istiqomah dalam menjalankan risalah- risalah beliau.

  Tesis ini tidak mungkin selesai tanpa ada dukungan dan bantuan dari semua pihak baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan dan ketulusan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada: 1.

  Rektor Institut Agama Islam Negeri Salatiga Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd. yang telah memberi kesempatan kepada penulis dalam menempuh studi di Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga.

  2. Direktur Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga Dr.

  Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. yang telah memberikan kesempatan dan menyediakan fasilitas kepada penulis dalam menempuh studi di Program Magister Pendidikan Islam.

  3. Pembimbing tesis Dr. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag. yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran di tengah-tengah kesibukannya untuk memberikan bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan tesis ini.

  4. Seluruh dosen yang telah membekali ilmu pengetahuan dan ketrampilan selama kuliah beserta staf Program Pascasarjana Institut Agama Islam Negeri Salatiga yang melayani penulis dengan kesabaran.

  5. Para asatidz dan staf pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor yang telah memberikan kesempatan dan kelonggaran waktunya untuk memberikan informasi dan data pendukung lainnya dalam penyusunan tesis ini sehingga berjalan dengan lancar.

  6. Dr. H. Nur Hadi Ihsan, MIRKH, K.H. Muhammad Hudaya, Lc, M.Ag., Hj.

  Alfiyah Rahmawati Hidana, Lc. M.Ag., dan H. Ismail Abdullah Budi Prasetyo, S.Ag. yang telah banyak memberikan informasi dan masukan kepada penulis.

  7. K.H. Abdurrohman Yusuf Chudlori selaku pengasuh pesantren salaf API Tegalrejo dan ustadz Ali Mustofa selaku sesepuh pesantren API yang telah banyak memberikan banyak informasi kepada penulis.

  8 .

  Keluarga besar Pondok Modern Assalaam Temanggung yang telah memberikan izin studi dan keleluasaan sehingga penelitian ini menjadi lancar.

  9. Aya h k u H. Hamdi yang senantiasa memberikan doa, mencurahkan kasih sayang, perhatian, d a n motivasi yang tulus kepada peneliti. Hormat dan baktiku selalu tertuju kepada beliau.

  10. Istriku tercinta Nur Cholifah dan anak-anakku tersayang Xena Raida, Zamzam Omar Sahid dan Panji Fatahillah Mursyid yang selalu mendampingi dan mendo‟akan hingga selesainya tesis ini.

  11. Teman-teman Program Pascasarjana angkatan 2013 khususnya kelas A yang selalu kompak dan berbagi pengalaman.

  12. Semua pihak yang turut serta membantu dalam menyelesaikan skripsi dan semua pihak yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu, semoga Allah SWT membalas dengan sebaik-baik balasan.

13. Tidak lupa kepada sahabat-sahabatku Syakban Maghfur, M.Pd; Altof Sufeida,

  S.Ag; Catur Deni Firmanto, Faizin Santoso, S.Pd.I yang selalu memberi dorongan dan motivasi.

  14. Yang terakhir almarhumah ibuku tercinta Hajjah Siti Sulasih. Beliau orang paling berharga di dunia bagiku, semoga segala kebaikan dan kebajikanku adalah doa anak sholeh yang tidak pernah terp utus untukmu. Amin…. Ya robbal alamin…...

  Pada akhirnya penulis menyadari dengan sepenuh hati bahwa penulisan tesis ini belum mencapai kesempurnaan. Namun penulis berharap semoga tesis ini dapat bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya. Amin. Wassalamu ‟alaikum Wr.Wb.

  Salatiga, 31 Agustus 2015 Penulis Imamul Huda NIM. M1.13.006

  

MOTTO

           

            

        

  Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. (Q.S. al-Mujadilah/58:11)

  • LALU. ORANG YANG TERUS BELAJAR AKAN MENJADI PEMILIK MASA DEPAN

ORANG YANG BERHENTI BELAJAR AKAN MENJADI PEMILIK MASA

  • UNTUK MENCOBA, KARENA DI DALAM MENCOBA ITULAH KITA MEMBANGUN KESEMPATAN UNTUK BERHASIL

TUGAS KITA BUKANLAH UNTUK BERHASIL, TUGAS KITA ADALAH

BERUSAHALAH UNTUK MENJADI ORANG SUKSES DAN BERGUNA

  PERSEMBAHAN Untuk yang kucintai;

  Ibuku alm. Hj. Siti Sulasih (semoga Allah SWT selalu merahmatinya) Ayahku H. Hamdi Istriku Nur Cholifah

  Putra-putriku tersayang; Xena Raida Zamzam Omar Sahid

  Panji Fatahillah Mursyid Dan yang tak terlupakan

  Sahabat-sahabatku pasca sarjana angkatan ke-3 serta dewan guru Pondok Assalam

  

DAFTAR ISI

  HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. iii HALAMAN PERNYATAAN ................................................................................. iv ABSTRAK ................................................................................................................ v PRAKATA ....... ........................................................................................................ vii MOTTO .................................................................................................................... x PERSEMBAHAN ..................................................................................................... xi DAFTAR ISI ............................................................................................................. xii DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xv DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................................ xvii

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ........................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ................................................................................ 10 C. Signifikasi Penelitian ............................................................................. 12 D. Kajian Pustaka ....................................................................................... 13 E. Metode Penelitian .................................................................................. 20 F. Sistematika Penulisan ............................................................................. 26 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Liberal ................................................................................ 28

  1. Pengertian Pendidikan Liberal .......................................................... 28

  2. Dasar Pendidikan Liberal ................................................................... 29

  3. Ideologi Pendidikan Liberal ............................................................... 31

  4. Konsep Pendidikan Liberal ................................................................ 32

  5. Karakter Pendidikan Liberal .............................................................. 43

  B. Pendidikan Multikultural ....................................................................... 45

  1. Pengertian Pendidikan Multikultural ................................................. 45

  2. Tujuan Pendidikan Multikultural ....................................................... 49

  3. Kurikulum Pendidikan Multikultural ................................................. 51

  BAB III PRAKTIK PENDIDIKAN LIBERAL DI PONDOK PESANTREN A. Pendidikan Liberal di Pondok Modern Darussalam Gontor .................. 54

  1. Gambaran Umum Pondok Modern Darussalam Gontor .................... 54

  2. Praktik Pendidikan Liberal di Pondok Modern Gontor .................... 55

  a. Visi dan Misi ................................................................................. 56

  b. Tujuan Pendidikan ......................................................................... 62

  c. Sistem Pendidikan Pondok Modern Darussalam Gontor .............. 71

  3. Peran Pengasuh Pondok dalam Praktik Pendidikan Liberal di Pondok Modern Darussalam Gontor .............................................................. 90

  B. Pendidikan Liberal di Pesantren API Tegalrejo ..................................... 94

  1. Gambaran Umum Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang ........................................................................... 94

  2. Praktik Pendidikan Liberal di Pesantren Salaf Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo Magelang ................................................................ 96

  a. Sekolah Kejuruan Syubbanul Wathon Tegalrejo .......................... 97

  b. Pesantren Enterpreneur ................................................................. 106

  3. Peran K.H. Abdurrahman Yusuf Chudlori dalam Pendidikan Liberal ............................................................................................... 114

  BAB IV PRAKTIK PENDIDIKAN MULTIKULTURAL DI PESANTREN A. Pendidikan Multikultural di Pondok Modern Gontor ........................... 118 1. Visi Misi Pondok Modern Gontor dalam Perspektif Multikultural ................................................................................... 119

  2. Tujuan Pendidikan Pondok Modern Gontor dalam Perspektif Multikultural ................................................................................... 124

  3. Sistem Pendidikan Pondok Modern Gontor dalam Perspektif Multikultural ................................................................................... 128 4. Peran K.H. Dr. Abdullah Syukri, M.A. dalam Pendidikan

  Multikultural ................................................................................... 134 B. Pendidikan Multikultural di Pesantren Salaf Asrama

  Perguruan Islam (API) Tegalrejo .......................................................... 137

  1. Kegiatan Akhir Tahun Pesantren API Tegalrejo ............................... 138

  2. Peran K.H. Yusuf Chudlori dalam Pendidikan Multikultural ........... 149

  BAB V PENUTUP A. Simpulan ................................................................................................ 152 B. Saran .......................................................................................................157 C. Penutup ...................................................................................................157 DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................... 159 DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ 165 LAMPIRAN .............................................................................................................. 193 BIOGRAFI PENULIS .............................................................................................. 200

  

DAFTAR GAMBAR

1.

  Struktur Organisasi di Pondok Modern Gontor ............................................... 165 2. Denah kampus Pondok Modern Gontor ............................................................. 166 3. Keterangan denah kampus Pondok Modern Gontor .......................................... 167 4. Pimpinan pondok melepas kontingen Jambore Internasional ke Malaysia .... 168 5. Kontingen Jambore Internasional ...................................................................... 168 6. Lomba pramuka di depan masjid Gontor .......................................................... 169 7. Perkemahan Kamis-Jumat (PERKAJUM) ........................................................ 169 8. Apel Tahunan pada pekan perkenalan khutbatul arsy ..................................... 170 9. Inspeksi Pimpinan Pondok pada apel tahunan ................................................. 171 10.

  Salah satu slogan di dinding sekolah ................................................................ 171 11. Pengarahan Pimpinan pada pertanggungjawaban pengurus ............................. 172 12. Sumpah jabatan pengurus OPPM ..................................................................... 173 13. Muker OPPM .................................................................................................... 173 14. Lomba senam antar rayon/asrama .................................................................... 174 15. Pelatihan jurnalistik di Pondok Modern Gontor .............................................. 174 16. Kompetisi olah raga pada acara Gontor Olympiad .......................................... 175 17. Penyembelihan hewan qurban .......................................................................... 175 18. Pentas Panggung Gembira kelas VI Pondok Modern Gontor ........................... 176 19. Demonstrasi bahasa dan Aneka Ria Nusantara ................................................. 177

  20. Grup Sidasa Banda siswa kelas IV dan III intensif KMI .................................. 178 21.

  Marching Banda Pondok Modern Gontor ......................................................... 178 22. PORSENI di Pondok Modern Gontor ............................................................... 179 23. Gedung Olah Raga (GOR) Pondok Modern Gontor ......................................... 179 24. Kunjungan Prof. Dr. Faris Kaya dari Turki ....................................................... 180 25. Kunjungan rektor Universitas Zaituna Tunisia ................................................. 180 26. Kunjungan mufti Rusia ..................................................................................... 181 27. Kunjungan ketua Palang Merah Internasional .................................................. 181 28. Kunjungan penyair Taufiq Ismail ...................................................................... 182 29. Kunjungan Dr. Sintani Naoyuki dari Jepang .................................................... 182 30. Pentas seni tradisional di depan rumah alm. K.H. Ahmad Muhammad .......... 183 31. Para pengasuh pesantren API Tegalrejo ............................................................ 186 32. Gus Yusuf on air di FAST FM .......................................................................... 187 33. Konser musik band modern pada acara akhirussanah API ............................... 188 34. SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo Magelang ................................................ 189 35. Kegiatan Komisi Pelatihan Kuliner (KPK) Pesantren Entrepeneur ................ 191 36. Front Pelatihan Internet (FPI) Pesantren Entrepeneur ..................................... 192

  

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

  1. Jadual Kegiatan Harian Santri Pondok Modern Gontor ....................................... 193

  2. Jadual Kegiatan Ekstrakurikuler Pondok Modern Gontor ................................ 194

  3. Jadual Kegiatan Santri Pondok API Tegalrejo .................................................. 196

  4. Jadual Pentas Pawiyatan Budaya Adat ............................................................. 198

  BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan penting dalam pengembangan kemampuan seseorang. Pendidikan merupakan salah satu sarana untuk mendapatkan pengetahuan yang nantinya menjadi bekal dalam kehidupan di tengah masyarakat. Isu tentang pendidikan menarik dan senantiasa aktual sampai kapan pun. Pendidikan tidak pernah lekang oleh zaman, mulai dari zaman Adam sampai zaman sekarang bahkan juga pada zaman-zaman berikutnya. Pendidikan juga tidak bisa lepas dari berbagai macam ideologi yang berkembang di tengah masyarakat. Ideologi ini turut mewarnai pendidikan sehingga pendidikan yang dilakukan di tengah masyarakat memiliki karakteristik tertentu yang identik dengan ideologi tertentu pula. Baik itu pendidikan umum maupun pendidikan agama.

  Menurut William O'neil, pakar pendidikan dari University of Southern California dalam Ideologi-Ideologi Pendidikan bahwa pendidikan kalau boleh diibaratkan seperti seorang musafir yang sedang berada pada persimpangan jalan.

  1 Jalan mana yang akan ditempuh untuk mencapai tujuan adalah pilihan. Begitu

  juga dengan pendidikan, memilih jalan itu merupakan hal yang amat penting dan akan menentukan keberhasilan. 1 William F. O‟Neill, Ideologi-ideologi Pendidikan, terj. Omi Intan Naomi, cet. kedua, Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2008, 13.

  Terdapat dua ideologi yang berkembang dalam dunia pendidikan, yaitu

  2

  konservatif dan liberal. Perbedaan dari kedua ideologi tersebut akan berdampak pada metode dan cara pembelajaran yang diberikan oleh pendidikan dengan ideologi tertentu. Kapitalisme global berimplikasi pada pengakuan terhadap hak individu. Hal ini menimbulkan paham liberalisme yang menekankan kebebasan pada masing-masing individu dalam segala hal. Dalam menghadapi hal tersebut, pendidikan dituntut untuk mempersiapkan generasi-generasi yang mampu berinteraksi dengan keadaaan yang terjadi sekarang. Untuk itulah kemudian ideologi pendidikan liberal mulai muncul.

  Man is born to free adalah asumsi dasar para pemikir liberal. Dalam

  artikulasinya, liberalisme menjadi sebuah keyakinan, filsafat dan akhirnya menjadi dan dijadikan sebuah atribut gerakan keagamaan dan merambah kepada dunia pendidikan baik secara individual maupun kelompok. Liberalisme berangkat dari semangat pembaharuan dan keinginan membawa Islam dan dunia pendidikan agar selalu relevan dengan zaman modern yang berubah maju begitu cepat.

  Menurut paradigma liberal, muncul keyakinan bahwa tidak ada masalah dalam sistem yang berlaku di tengah masyarakat, masalahnya terletak pada mentalitas, kreativitas, motivasi, ketrampilan teknis, serta kecerdasan anak didik. Paradigma pendidikan liberal kemudian menimbulkan suatu kesadaran, yang dengan meminjam istilah Paolo Freire disebut sebagai kesadaran naif. Keadaan 2 William, Ideologi-ideologi Pendidikan

… , 99.

  yang dikategorikan dalam kesadaran ini adalah lebih melihat `aspek manusia` menjadi akar penyebab masalah masyarakat. Dalam kesadaran ini masalah etika,

  3 kreativitas, 'need for achievement' dianggap sebagai penentu perubahan sosial.

  Jadi dalam menganalisis, misalnya mengapa suatu masyarakat miskin, menurut paradigma pendidikan liberal karena „salah‟ masyarakat yang miskin itu sendiri, yakni mereka malas, tidak memiliki jiwa enterpreneursip, atau tidak memiliki budaya 'pembangunan' dan seterusnya. Oleh karena itu 'man power development ' adalah sesuatu yang diharapkan akan menjadi pemicu perubahan.

  Pendidikan dalam konteks ini tidak mempertanyakan sistem dan struktur yang berlaku, bahkan sistem dan struktur yang ada dianggap sudah baik dan benar.

  Dalam memandang tentang realitas sosial yang sedang berjalan, kaum liberal lebih berorientasi pada upaya menyesuaikan "subyek" terhadap realitas yang

  4

  melingkupinya. Dengan demikian, berdasarkan pandangan ini, yang harus berubah adalah "subyeknya", dalam hal ini peserta didik agar bisa beradaptasi dengan sistem dan struktur yang sedang berjalan.

  Mungkin terdengar seperti sebuah kontradiksi dalam pendidikan Islam ketika sebuah pesantren mempraktikkan pendidikan liberal dan multikultural, sehingga mungkin akan muncul pertanyaan; mengapa menerapkan pendidikan liberal dan multikultural? Meskipun pada kenyataannya bahwa praktik pendidikan liberal dan 3 Paulo Freire dkk. Menggugat Pendidikan. Fundamentalis, Konservatif, Liberal, Anarkis, Jogjakarta: Pustaka Pelajar, cet. IV, 2003, 110. 4 Paulo Freire dkk, Menggugat Pendidikan …,121.

  multikultural memang benar terjadi di pesantren tanpa disadari oleh pengasuh dan pengelola satuan pendidikan Islam tersebut. Dan ketidakjelasan praktiknya mungkin masih tampak di sana-sini.

  Dalam praktiknya, pendidikan liberal banyak mengakomodir seluruh potensi manusia. Nuansa kebebasan menjadi spirit pendidikan liberal. Hakekat manusia dalam perspektif yang satu ini lebih ditempatkan pada posisi sebagai subyek. Manusia menjadi pelaku aktif bagi seluruh kehidupannya. Inilah prinsip yang paling fundamental dari ajaran humanisme. Karena, lahirnya ide ideologi pendidikan liberal bermula dari filsafat rasionalisme renedescartes, segala hal yang berkenaan dengan kehidupan manusia selalu dikembalikan pada suatu prinsip

  5

  bahwa manusia adalah makhluk rasional (animal rational). Seperti pandangan Plato (427-347 SM) yang mengatakan bahwa manusia adalah hewan berakal

  (animal rational ). Prinsip inipun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan khazanah

  keilmuan Islam yang lebih memposisikan manusia sebagai hewan yang berbicara (al-hayawan al-nathiq).

  Dengan prinsip kebebasan individu (individualism), pengertian pendidikan lebih bersifat dinamisme dengan mengutamakan persaingan sehat dan rasional.

  Maka pendidikan liberal yang modernis itu bisa juga disebut pendidikan

5 Charles K.H.urzman, Liberal Islam: A Source-Book, New York: Oxford University Press, Islamic Liberal , 1988, 67.

  profesional. Sementara prinsip epistemologinya yang sepenuhnya mengutamakan

  6 pada rasionalisme dan empirisme.

  Berkaitan dengan pendidikan, kaum liberal beranggapan bahwa persoalan pendidikan terlepas dari persoalan politik dan ekonomi masyarakat. Dan pendidikan tidak memiliki tujuan yang kemudian lebih diarahkan pada penyesuaian atas sistem dan struktur sosial yang berjalan. Yang lebih diperhatikan adalah bagaimana meningkatkan kualitas dari proses belajar mengajar sendiri, fasilitas dan kelas yang baru, modernisasi peralatan sekolah dan penyeimbangan rasio guru-murid.

  Selain itu juga berbagai investasi untuk meningkatkan metodologi pengajaran dan pelatihan yang lebih efisien dan partisipatif, seperti kelompok 'learning by ', 'experimental learning', dan berbagai macam kegiatan positif

  doing

  ekstrakurikuler yang bisa menambah wawasan dan mengasah pola pikir peserta didik. Bagi kaum liberal, pendidikan yang terbaik adalah untuk melatih anak agar berfikir secara kritis dan objektif, mengikuti bentuk dasar proses ilmiah, dan melatih anak meyakini hal-hal tersebut sebagai hal-hal yang paling baik

  7 berdasarkan pengetahuan ilmiah.

  Sedangkan tawaran tentang pentingnya pendidikan multikultural yang diwacanakan para pakar pendidikan di Indonesia dalam batas tertentu mendapat 6 Muarif, Liberalisasi Pendidikan Menggadaikan Kecerdasan Kehidupan Bangsa, cet. 1, Jakarta: Pinus Book Publisher, 2008, 56. 7 Bambang Sugiharto, Humanisme dan Humaniora, Yogyakarta: Jalasutra, 2008, 344.

  respons yang positif dari pihak eksekutif dan legislatif. Hal ini terbukti dengan diundangkannya Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, yang mengakomodasi nilai-nilai hak asasi manusia

  8

  dan semangat multikultural (Bab III, pasal 4, ayat 1). Bahkan, nilai-nilai tersebut dijadikan sebagai salah satu prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional, sebagaimana yang termaktub pada Bab III pasal 4, ayat 1: ”Pendidikan diselenggarakan secara demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural dan kemajemukan bangsa.”

  Selanjutnya James Albert Banks -father of multicultural education dan telah membumikan konsep pendidikan multikultural menjadi ide persamaan pendidikan- mengatakan bahwa substansi pendidikan multikultural adalah pendidikan untuk kebebasan (as education for freedom) sekaligus sebagai penyebarluasan gerakan inklusif dalam rangka mempererat hubungan antar sesama (as inclusive and cementing movement ).

  Sejak tumbuhnya pesantren, pengajaran kitab-kitab klasik diberikan sebagai upaya untuk meneruskan tujuan utama pesantren yaitu mendidik calon-calon ulama yang setia terhadap paham Islam tradisional. Karena itu kitab-kitab Islam

8 UU no 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Penjelasannya, Yogyakarta: Media Wacana, 2003, 12.

  klasik merupakan bagian integral dari nilai dan paham pesantren yang tidak dapat

  9 dipisah-pisahkan.

  Seiring perkembangan zaman, serta tuntutan masyarakat atas kebutuhan pendidikan umum, kini banyak pesantren yang menyediakan materi pendidikan umum dalam pesantren. Kemudian muncul istila Ada juga jenis pesantren semi modern yang masih mempertahankan kesalafannya dan memasukkan kurikulum modern di pesantren tersebut. Beberapa pesantren mulai memasukkan pelajaran keterampilan sebagai salah satu materi yang diajarkan. Ada keterampilan beternak, bercocok

  10 tanam, menjahit, berdagang dan lain sebagainya .

  Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) adalah sebuah Pondok ini mengombinasikan Pondok Gontor didirikan pada taoleh tiga bersaudara yaitu K.H. Ahmad Sahal, K.H. Zainuddin Fananie, dan K.H. Imam Zarkasyi yang kemudian dikenal dengan istilah Tri Murti. Tri Murti mendirikan Pondok Gontor dengan mempertahankan sebagian tradisi pesantren salaf dan mengubah metode 9 Mastuki H.S., M. Ishom El-Saha, Intelektualisme Pesantren, Jakarta: Diva Pustaka, 2006, 25. 10 Amin Haedar, Panorama Pesantren Dalam Cakrawala Modern, Jakarta: Diva Pustaka, 2004,130.

  pengajaran pesantren yang menggunakan sistem watonan (massal) dan sorogan (individu) diganti dengan sistem klasik seperti sekolah umum. Kemudian didirikanlah lembaga Kulliyatul Mu'allimin Al-Islamiah (KMI) pada tahun 1936 yang setara dengan lulusan sekolah menengah. Pada tahunPondok Modern

  11 Gontor mendirikaSID).

  Pondok pesantren salaf Asrama Perguruan Islam (API) Tegalrejo didirikan pada tanggal 15 September 1944 oleh K.H. Chudlori, seorang ulama yang berasal dari desa Tegalrejo. Pada awalnya K.H. Chudlori tidak memberikan nama pesantrennya sebagaimana layaknya Pondok Pesantren yang lain. Kemudian pada

  12

  tahun 1947 ditetapkanlah nama Asrama Perguruan Islam (API). Pendiri (muassis) mempunyai harapan kelak para alumni API benar-benar terdorong untuk menjadi guru ngaji yang mengajarkan dan mengembangkan syariat-syariat Islam di masyarakat.

  Tujuan, visi dan misi mayoritas pesantren yaitu mencetak para santrinya agar menjadi kader ulama. Akan tetapi pada kenyataannya terdapat pesantren yang menerapkan sistem pendidikan yang berwawasan kebebasan dan multikultural sehingga mempengaruhi pola pikir dan tindakan santri. Para pendidik di lingkungan pesantren yaitu guru, ustadz, pengasuh dan kiai kadang-kadang tidak menyadari bahwa dinamika sistem pendidikan di lembaganya, mungkin tanpa 11 Tim Redaksi, Serba-serbi Singkat Tentang Pondok Modern Darussalam Gontor. Untuk Pekan Perkenalan Tingkat Dua, Ponorogo: Darussalam Press, 1997. 12 http://www.salaf.id.ai/sejarah-pondok-pesantren-salaf-tegalrejo. kesengajaan mereka ternyata telah menerapkan pendidikan yang berwawasan kebebasan (liberal) dan berwawasan multikultural.

  Misalnya pada acara khataman atau akhirussanah. Khataman adalah simbol bagi para santri yang sudah selesai dalam belajar atau kenaikan kelas/tingkat.

  Biasanya acara ini dilaksanakan setiap setahun sekali dengan acara yang meriah. Berbeda dengan acara khataman di Pesantren Salaf API Tegalrejo yang memasukkan berbagai budaya Indonesia sebagai event dari khataman tersebut.

  Acara khataman di API Tegalrejo dilaksanakan selama satu minggu. Pada hari pertama acara khataman diramaikan dengan berbagai pagelaran seni budaya di lapangan besar Tegalrejo atau biasa disebut dengan pasar malam. Di antaranya adalah pagelaran wayang, campursari, konser, dan lain-lain. Pasar malam ini berakhir sampai hari kelima. Pada hari keenam khataman pondok pesantren diisi dengan arak-arak budaya. Inilah yang menjadi keunikan dari pesantren ini. Tentu

  13 saja acara tersebut menghabiskan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah.

  Sedangkan di Pondok Modern Gontor juga terdapat berbagai macam kegiatan dalam berbagai bidang; yaitu bidang olah raga dengan terbentuknya puluhan klub semua jenis olah raga, bidang bahasa dengan terbentuknya beberapa English and

  Arabic course. Dalam bidang seni budaya terdapat puluhan grup kesenian daerah

  seluruh nusantara, pentas seni yang diselenggarakan pada setiap hari besar Islam

13 Hasil wawancara dengan Ali Mustofa kepala Asrama Perguruan Islam Tegalrejo Magelang pada Kamis 12 Februari 2015 pukul 12.00.

  14

  dan puluhan kegiatan lainnya dalam bidang-bidang tertentu. Kalau di pesantren salaf ada acara khataman/akhirussanah, sedangkan di Pondok Modern Gontor terdapat acara pekan perkenalan pada awal tahun dengan agenda pengenalan orientasi pondok, apel tahunan beserta pawai nusantara dan ditutup dengan panggung gembira yang menghabiskan dana ratusan juta hingga miliaran rupiah.

  Oleh karena itu, penulis merasa tertarik dan termotivasi untuk melakukan penelitian ini. Penulis juga merasa berkepentingan untuk meluruskan penilaian dan pandangan negatif dan minir tentang pendidikan liberal dan multikultural yang dianggap sebagai proyek imperialis, kebarat-baratan, anti agama, dan tidak islami dengan harapan alternatif-alternatif yang ditawarkan teori maupun aliran pendidikan liberal tentunya dapat diterima, atau minimal dapat didialogkan dengan sikap yang lebih dewasa. Jangan sampai gagasan-gagasan cemerlang dan sangat diperlukan untuk memberdayakan pendidikan di era yang penuh dengan problem multi komplek ini ditolak hanya karena salah persepsi yang tidak substantif.

B. Rumusan Masalah

  Berkaitan dengan praktik pendidikan liberal dan multikultural di pesantren, maka terdapat berbagai masalah yang dapat diidentifikasikan. Pertama, kurangnya pemahaman para pengelola pesantren tentang konsep pendidikan liberal dan multikultural. Kedua, orientasi pendidikan pesantren mayoritas bersifat ukhrowi 14 Tim Penyusun, Musyawarah Kerja Organisasi Pelajar Pondok Modern Darussalam Gontor Ponorogo, Sekretariat Pusat OPPM XLVIII Gontor, 2013, 74.

  

oriented. Ketiga , adanya kegiatan pendidikan di pesantren yang kontradiktif

  dengan ciri khas tradisi klasik pesantren Indonesia. Keempat, terdapat korelasi antara kegiatan pendidikan di pesantren dengan konsep pendidikan liberal dan multikultural.

  Untuk memperjelas serta memberikan arah tepat dalam pembahasan ini, maka penulis membatasi permasalahan sebagai berikut:

  1. Fokus penelitian diarahkan pada praktik pendidikan liberal di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

  2. Praktik pendidikan multikultural di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

  3. Peran pengasuh dalam praktik pendidikan liberal dan multikultural di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

  Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah di atas, maka penulis dapat mengemukakan rumusan masalah pada penelitian ini sebagai berikut:

  1. Bagaimana praktik pendidikan liberal di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo ? 2. Bagaimana praktik pendidikan multikultural di Pondok Modern Gontor dan

  Pesantren Salaf API Tegalrejo ? 3. Bagaimana peran pengasuh pondok dalam praktik pendidikan liberal dan multikultural di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo ?

C. Signifikasi Penelitian

  1. Tujuan Penelitian

  a. Untuk mengetahui bentuk praktik pendidikan liberal di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

  b. Untuk mengetahui bentuk praktik pendidikan multikultural di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

  c. Untuk mengetahui peran pengasuh dalam praktik pendidikan liberal dan multikultural di Pondok Modern Gontor dan Pesantren Salaf API Tegalrejo.

  2. Manfaat Penelitian

  a. Manfaat Teoritik Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk menambah khazanah ilmu pengetahuan tentang pendidikan liberal dan pendidikan multikultural yang bisa dipraktikkan di pesantren. Pendidikan liberal dan multikultural sangat diperlukan untuk mengubah pola pikir peseta didik/santri untuk menghadapi perubahan dan perkembangan zaman yang penuh dengan kompleksitas ini.

  b. Manfaat Praktis 1) Bagi pesantren, hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan atau masukan agar tidak salah faham dan berprasangka buruk terhadap pengertian pendidikan liberal dan multikultural, sehingga praktiknya bisa dilaksanakan demi terwujudnya generasi muslim yang berwawasan luas, inklusif dan egaliter bisa bekerja sama dengan sesama.

  2) Bagi penyelenggara pendidikan sebagai bahan masukan untuk instansi terkait dalam merencanakan, melaksanakan dan pengawasan terhadap kegiatan pendidikan di pesantren sehingga dapat memperbaiki dan menyempurnakan serta meningkatkan kualitas pendidikan agama Islam di Indonesia. 3) Bagi guru dapat untuk menambah khazanah keilmuan kependidikan terutama tentang filosofi dan teori-teori pendidikan yang bisa diterapkan pada lembaga pendidikan di Indonesia.

D. Kajian Pustaka

  Kajian atau studi terhadap isu-isu tentang sistem pendidikan pesantren mungkin sudah banyak dilakukan oleh para peneliti. Di antara hasil penelitian yang banyak dijadikan tinjauan pustaka adalah penelitian yang dilakukan oleh Mastuhu; Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Suatu Kajian tentang Unsur

  dan Nilai Sistem Pendidikan Pesantren . Buku ini merupakan disertasi doktor di Institut Pertanian Bogor (IPB) pada tahun 1989.

  Mastuhu menyatakan bahwa aliran-aliran pendidikan yang terdapat dalam sistem pendidikan umum yaitu empirisme, nativisme dan konvergensi tidak sama dengan sistem pendidikan pesantren. Dalam sistem pendidikan pesantren tidak terdapat dan menganut aliran-aliran tersebut. Seluruh pesantren berangkat dari sumber yang sama, yaitu ajaran Islam. Namun terdapat perbedaan filosofis mengenai konsep teologi dan pendidikan sehingga masing-masing pesantren yang diteliti mempunyai ciri khas sendiri-sendiri yang berbeda satu dari yang lain sesuai dengan tekanan bidang studi yang ditekuni dan gaya kepemimpinan yang

  15 dibawakan kiainya.

  Adapun tipe pesantren Indonesia dijelaskan oleh Mastuki dalam Mundzier

16 Suparta yang menyimpulkan bahwa bentuk pesantren Indonesia diklasifikasikan

  menjadi empat tipe yakni: tipe 1 pesantren yang menerapkan pendidikan formal dan mengikuti kurikulum nasional, baik yang hanya memiliki sekolah agama (MI, MTs, MA, dan PT Agama Islam) maupun yang memiliki sekolah umum (SD, SMP, SMU dan PT Umum), tipe 2 pondok pesantren yang menyelenggarakan pendidikan keagamaan dalam bentuk madrasah dan mengajarkan ilmu-ilmu umum meski tidak menerapkan kurikulum nasional, seperti pesantren Gontor Ponorogo,

  tipe 3 pesantren yang hanya mengajarkan ilmu-ilmu agama dalam bentuk

  madrasah diniah sepeti pesantren Lirboyo Kediri dan pesantren API Tegalrejo Magelang dan tipe 4 pesantren yang hanya menjadi tempat pengajian.

  Dalam menghadapi era globalisasi, Pesantren mulai beradaptasi dengan modernisasi agar keberadaannya tetap eksis di masyarakat. Hal ini dijelaskan 15 16 Mastuhu, Dinamika Sistem Pendidikan Pesantren, Jakarta: Inis, 1994.

  Mundzier Suparta dan Amin Haedari (editor), Manajemen Pondok Pesantren, Jakarta: Depag, 2003. Mohammad Muchlis Solichin dalam Modernisasi Pendidikan Pesantren yang menyimpulkan bahwa modernisasi pendidikan di pesantren adalah sebagai upaya untuk tetap bertahan dan eksis di tengah pergumulannya dengan lembaga pendidikan modern yang menawarkan sistem pendidikan sekuler melalui sistem

  17

  pendidikan sekolah. Modernisasi sebagai respon terhadap penjajah Belanda yang memperkenalkan sistem pendidikan modern. Modernisasi dilakukan dengan mengembangkan kurikulum pesantren dengan memasukkan mata pelajaran umum, yang selanjutnya berimplikasi terhadap diversifikasi lembaga pendidikan pesantren, sistem penjenjangan, kepemimpinan dan manajemen pendidikan pesantren.

  Hal senada juga menjadi perhatian Nurcholish Madjid dalam bukunya Bilik- yang menekankan 3 aspek dalam pendidikan pesantren yang perlu

  bilik Pesantren

  18

  dibenahi, yaitu: pertama, segi metodologi pengajaran pesantren yang masih sentralistik pada satu kekuasaan tertinggi kiai. Kedua, segi tujuan dari pendidikan terlalu melulu mengurus akhirat sedangkan dunia terabaikan, dan ketiga, adalah segi kurikulum, dimana materi pengajaran pesantren hanya berkutat di bidang agama dan moral. Pesantren Indonesia cocok untuk menerapkan sistem pendidikan modern karena manusia liberal yang lebih mengedepankan akal akan terimbangi dengan kuatnya segi keagamaan yang diperoleh di pesantren. 17 Mohammad Muchlis Solichin

  , ”Modernisasi Pendidikan Pesantren”, Tadrîs, Volume 6, Nomor 1 (Juni 2011), 30-44. 18 Nurcholish Madjid, Bilik-bilik Pesantren, Jakarta: Paramadina, 1997.

  Akan tetapi tidak semua pesantren menerima dan melakukan modernisasi pendidikan. Hasil penelitian Ahmad Ta‟rifin dkk. dalam Formalisasi dan

  19 Transformasi Pendidikan Pesantren menyimpulkan bahwa upaya formalisasi